Anda di halaman 1dari 44

KONTRASEPSI BARIER

Disusun Oleh :
1. Umayroh nurul fitriana ( 110119002 )
2. Abellia Apriantini ( 110119004 )
3. 0lfiliyanti ( 110119006 )
PENGERTIAN METODE BARIER
Metode barier adalah metode kontrasepsi dengan cara menghalangi pertemuan sperma dengan
sel telur yang sifatnya sementara. Yakni menghalangi masuknya sperma dari vagina sampai
kanalis servikalis.
kondom
Penggunaan kondom untuk tujuan perlindungan terhadap penyakit kelamin telah dikenal sejak
zaman Mesir kuno. Pada tahun 1553 Gabriele Fallopi melukiskan tentang penggunaan kantong
sutera yang diolesi dengan minyak, dan yang dipasang menyelubungi penis sebelum koitus.
Penggunaannya ialah untuk tujuan melindungi laki-laki terhadap penyakit kelamin.
Pemakaian kondom untuk tujuan kontrasepsi baru dimulai kira-kira pada abad ke-18 di Inggris.
Kodom yang klasik terbuat dari karet (lateks) dan usus biri-biri. Yang kini paling umum dipakai
ialah kondom dari karet , kondom ini tebalnya kira-kira 0,05 mm. kini telah tersedia berbagai
ukuran dengan bermacam-macam warna.
Prinsip kerja kondom ialah sebagai perisai dari penis sewaktu melakukan koitus, dan mencegah
pengumpulan sperma dalam vagina. Bentuk kondom adalah silindris dengan pinggir yang tebal
pada ujung yang terbuka, sedang ujung yang buntu berfungsi sebagai penampung sperma.
Biasanya diameternya kira-kira 31-36,5 mm dan panjangnya lebih kurang 19 cm.
Kondom ada dua macam yaitu untuk pria dan wanita.Kondom pria biasanya dibuat dari latex
(karet) yang sangat tipis, polyurethane (plastik), sedangkam kondom wanita terbuat dari
polyurethane.Efektifitas kondom pria antara 85-95%, sedangkan kondom wanita sebesar 75-
95%.
Macam - macam kondom :
1. kulit
• Dibuat dari membrane usus biri-biri (caecum)
• Tidak meregang atau mengkerut
• Menjalarkan panas tubuh, sehingga dianggap tidak mengurangi sensivitas selama senggama.
• Lebih mahal
• Jumlahnya <1% dari semua jenis kondom
2. Lateks
• Lebih banyak dipakai
• Murah
• Elastis
3 . Plastik
• Sangat tipis (0.025-0.035 mm)
• Juga menghantarkan panas tubuh
• Lebih mahal dari kondom lateks
Cara kerja
1. Mencegah sperma masuk ke saluran reproduksi wanita.
2. Sebagai alat kontrasepsi
3. Sebagai pelindung terhadap infeksi atau transmisi mikroorganisme penyebab PMS.
Efek samping
Pada penggunaan alat kontrasepsi kondom biasanya mempunyai efek samping iritasi kulit
genetalia karena bahan kondom terbat dari lateks atau plastik yang dimana setiap individu bisa
saja menjadi irtasi. Karena kulit pada bagian sekitar genetalia bisa dibilsng cukup sensitif,
sehingga tidak menutup kemungkinan terjadi iritasi seperti kemerhana atau gatal pada genetalia
setelah pemakaian kondom
a. cara penggunaan kondom pria
 Keluarkan kondom dari wadah hati-hati (jangan sampai tergores atau robek )
 Pasangkan kondom diujung penis pada saat penis sudah berereksi dengan ujung kondom
dijepit dengan 2 jari lalu putar biar tidak ada udara yang masuk.
 Gulung kondom kearah pangkal penis dan sisakan sedikit ruang kosong diujung penis untuk
menampung sperma.
b. cara pelepasan kondom pria
 Lepaskan kondom saat penis masih ereksi. Tahan bagian pangkalnya agar tidak tumpah saat
dilepas. Setelah lepas pastikan penis tidak bersentuhan lagi dengan vagina.
 Bungkus dengan tissue saat membawa kondom agar tidak tumpah. Buang kondom bekas di
tempat sampah.
 Buang sampah ke dalam kloset, cuci kondom sampai bersih lalu bungkus dengan tissue atau
kresek dan buang ke tempat sampah
Manfaat:
1. Mencegah Kehamilan yang Tidak Diinginkan.
2. Mencegah Penularan HIV.
3. Memperpanjang Durasi Berhubungan Intim.
4. Menjaga Ereksi.
5. Mencegah Cedera.
6. Higienis.
7. Harganya Terjangkau dan Mudah Didapatkan.
a. Wanita
a. Cara pemasangan kondom wanita
 Pastikan kemasan masih dalam keadaan baik, buka kemasan kondom wanita.
 Posisi dalam pemasangan kondom wanita sebaiknya dengan cara jongkok yaitu kaki
diletakkan diatas kursi atau berdiri.
 Masukkan kondom wanita dalam alat genitalia wanita (vagina) dengan menekuk sedilkit
kondom dan didorong masuk kedalam vagina
b. Cara pelepasan kondom wanita
 Setelah berhubungan seksual, pastikan kondom masih ada didalam dengan cara meraba
kondom menggunakan jari yang di masukkan ke dalam vagina.
 Setelah dipastikan adanya kondom, tarik secara perlahan kondom dalam vagina.
 Bungkus kondom yang sudah dipakai dengan menggunakan kertas atau plastik, kemudian
masukkan kedalam tempat sampah.
Kelebihan
a. Mencegah kehamilan.
b. Memberi perlindungan terhadap penyakit menular seksual c Dapat diandalkan, relatif murah.
c. Sederhana, ringan ,
d. Tidak perlu memerlukan pemeriksaan medis, supervisis, atau follow up. f Tidak mengganggu
produksi ASI
e. Tidak mengganggu kesehatan klien.
f. Bila digunakan secara tepat maka kondom dapat digunakan untuk mencegah kehamailan dan
penularan penyakit menular seksual.
g. Kondom tidak mempengaruhi kesuburan jika digunakan dalam jangka panjang.
h. Kondom mudah didapat dan tersedia dengan harga yang terjangkau.
Kekurangan
1. Hanya sekali pakai
2. Karena sangat tipis makan kondom mudah robek bila digunakan atau disimpan tidak sesuai aturan
3.Hanya efektif jika dipasang dengan tepat
4. Dapat lepas saat berhubungan seks
5. Kondom yang terbuat dari lateks dapat menimbulkan alergi pada beberapa orang.
Kontra indikasi
1. Pria dengan ereksi yang tidak baik .
2. Riwayat syok septik
3. Tidak bertanggung jawab secara seksual.
4. Alergi terhadap karet
Kondom baik digunakan :
1) Pasien yang ingin menjarangkan anak
2) Pasien yang merasa cemas atau takut tertular PMS seperti HIV/AIDS
BARIER INTRA VAGINAL
Metode ini merupakan metode meghalangi masuknya spermatozoa ke dalam traktus genitalia
interna wanita dan immbobilisasi /mematikan spermatozoa dan spermasidnya.
Keuntungan :
a. Mencegah kehamilan
b. Mengurangi Hpisioto penyakit akibat hubungan seks.
Kekurangan :
a. Angka kegagalan Hpisioto tinggi.
b. Aktifitas hubungan seks harus dihentikan sementara untuk memasang alatnya.
c. Perlu dipakai secara konsisten, hati-hati, selalu pada setiap senggama.
Macam- macam barier intra vaginal
1. diafragma
2. Kap serviks
3. Spons
Untuk mendapatkan efektifitas yang lebih tinggi, metode barier intra vaginal harus dipakai
bersama dengan spermamisid.
Faktor yang dapat mempengaruhi efektifitas metode ini, antara lain :
a. Paritas
b. Frekuensi senggama
c. Kemampuan memakainya dengan benar.
d. Kebiasaan dan motivasi akseptor dalam pencegahan kehamilan.
Ada satu hal yang sangat penting yang harus mendapat perhatian akseptor yang menggunakan
barrier intra vaginal yaitu kemungkinan timbulnya SINDROM SYOK TOKSIK (TSS) bila
terjadi kelalaian dalam pemakainnya.
Calon akseptor metode barier intra vaginal harus diberi instruksi-instruksi untuk mengurangi/
mencegah risiko timbulnya TSS:
a. Cuci tangan dengan sabun sebelum memasang atau mengeluarkan alatnya.
b. Jagan menggunakan barrier intra vaginal lebih lama dari 24 jam
c. Jangan menggunakan barier intra vaginal pada saat haid, artau bila ada perdarahan
pervaginam.
d. Setelah melahirkan bayi aterm, tunggu 6-12 minggu sebelum menggunakam metode barrier
intra vaginal.
e. Wanita harus diajari tanda-tanda bahaya TSS
• Demam , muntah
• Diarrhoe
• Nyeri otot tubuh , rash (sunburn/seperti tersengat sinar matahari)
f. Bila mendunga, TSS keluarkah alat kontrasepsinya dan hubungi petugas medis.
g. Bila pernah mengalami TSS pilih metode kontrasepsi lainnya.
DIAFRAGMA
Diafragma adalah kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari lateks, yang diisersikan kedalam
vagina sebelum berhubungan seksual dan menutup serbiks. Diafrgama atau cerical cap berguna
untuk menutupi uterus sehingga mencegah sperma membuahi sel telur. Metode ini bisa tidak
biasa diindonesi karena pemasanganya mhal, pemasangannya harus dengan tenaga medis.Angka
kegagalan sangat tinggi, peningkatan resiko infeksi, membutuhkan evaluasi dari tenaga
kesehtan dan kenyamanan.
Jenis diafragma
A. flat spring (flat metal band)
Pinggir alas dfragma mempunyai lempengan logam yang pipih, diafrgma ini dapat dipakai wanita dengan :
otot-otot vagina yang kuat, ukuran kontur vagina normal, arcus pubis yaang dangkal dibelakang simpisis
pubis, multigravida, uterus antiflexi, serviks yang panjang mengarah kebelakang.
B. coil spring
Pinggir alas diafragma mempunyai kawat logam dengan pegas/per spiral yang bundardan dilapisi karet,
diafragma ini terutama berhguna untuk waita dengan : otototot vagina kuat, arcus pubis yang dalam
dibelakang os pubid, tidak ada perubahan posisi uterus,ukuran dan kontur vaginal normal.
C. Arching spring (kombinasi metal spring)
Pinggir alas diafragma mempunyao pegas logam rangkap, diafragma ini cocok dengan wanita dengan : tonus
otot-otot vagina yang jelek, sistokel/rektokel sedang, prolapsus uteri ringan, serviks yang panjang mengaraha
kedepan.
Memilih ukuran diafragma
a. Ajari telunjuk dan jari tengah dimasukan kedalam vagina sampai ujung jari tengahmenyentuh dinding
posterior vagina. Ibu jari digerakkan sampai titik pertemuan jari telunjuk dengan os pubis.
b. Jarak antara ujung jari tengah dan bagian depan ibu jari adalah diaframa yang diperlukan.
Manfaat kontrasepsi diafragma
a. efektif bila digunakan dengan benar
b. Tidak mengganggu produksi ASI
c. Tidak mengganggu hubungan seksual karena telah terpasang sampai 6 jam sebelumnya.
d. Tidak menggangu kesehatan klien.
e. Tidak mempunyai efek sistemik
f. Salah satu perlindungan terhadap IMS/HIV/AIDS g Bila digunakan saat haid menampung
darah haid.
Kekurangan
a,. Efektifitas sedang (bila digunakan dengan spermisida angka kegaalan 6-16kehamilan per 100
perempuan per tahun pertama)
b. Keberhasilan sebagai kontrasepsi bergantung pada kepatuhan mengikuti cara penggunaan.
c. Motivasi diperlukan berkesinambungan dengan penggunaanya setiapberhubungan seksual
d. Pemeriksaan Hpisio oleh petugas kesehatan terlatih diperlukan untuk memastikan
pemasangan yang tepat.
e. Pada beberapa penggunaan menjadi penyebab infeksi saluran uretra
f. Pada 6 jam pasca hubungan seksual, alat masih harus berada diposisinya
Kontraindikasi
a. Kelainan anatomis dari vagina, serviks., dan uterus. Prolapsus uteri, cystole/revtole, yang
besar, retrovensi atau anteflexi uterus yang berlebihan, septum vagina.
b. Infeksi traktus urinarius yang berulang-ulang. c Alergi terhadap latex atau spermasid.
d. Riwayat TSS
e. Nyeri pelvis/nyeri introitus yang sementara yang disebabkan oleh apapun (PID, herpes, baru
mengalami Hpisiotomy, introitus yang sangat sempit/ketat)
f. Postpartum 6-12 minggu
g. Ketidak mampuan calon akseptor KB atau pasangan untuk mempelajari dan melaksanakan
teknik insersi yang benar.
Efek samping dan komplikasi
Efek samping yang serius umunya tidak ada, bilamana diafragma dipakai sebagaimana
mestinya. Kadang-kadang reaksi alergi dan iritasi vagina , infeksi.
Sebab kegagalan:
a. Ketidaktauan cara pemakaian yang benar.
b. Ukuran diafragma tidak tepat
c. Terjadinya perubahan letak diafragma selama senggama.
d. Adanya cacat/kerusakan pada diafragma
Perlu diperhatikan :
Jika ada kemungkinan terjadi TSS rujuk segera pasien ke fasilitas pelayaanan kesehatan yang
lebih lengkap.Apabila ada panas lebih dari 38 derajat celcius maka berikan rehidrasi peroral dan
analgesi.
Cara penggunaan/instruksi bagi klien :
a. Gunakan diafragma setiap kali berhubungan seksual
b. Pertama kosongkan kandung kemih dan cuci tangan
c. Pastikan diafragma tidak berlubang (tes dengan mengisi diafragma dengan air atau melihat
menembus cahaya
d. Oleskan sedikit spermisida krim atau jelly pada cap diafragma (untuk
memudahkanpemasangan tambahkan krim atau jelli, remas bersamaan dengan pinggirannya)
e. Posisi saat memasang diafragma :
 Satu kaki diangkat ke atas kursi atau dudukan toilet
 Sambil berbaring
 Sambil jongkok
f. Lebarkan kedua bibir vagina
g. Masukkan diafragma ke dalam vagina jauh kebelakang, dorong bagian depan pinggiran ke
atas dibalik tulang pubis
h. Masukkan jari kedalam vagina sampai menyentuh serviks, sarungkan karetnya danperiksa
serviks telah terlindungi.
i. Diafragma dipasang di vagina sampai 6 jam sebelum berhubungan seksual. Jika hubungan
seksual berlangsung diatas 6 jam setelah pemasangan, tambahkan spermisida didalam vagina.
Diafragma berada dalam vagina paling tidak 6 jam setelah terlaksananya . Jangan tinggalkan
diafragma lebihdari 24 jam sebelum diangkat.
j. Mengangkat dan mencabut diafragma dengan menggunakan jari telunjuk dan tengah.
k. Cuci dengan sabun dan air, keringkan sebelum disimpan kembali di tempatnya.
KAP SERVIKS
Suatu alat kontrasepsi yang hanya menutupi serviks saja. Dibandingkan dengan diafragma, kap
serviks lebih dalam/tinggi kubahnya tetapi diameternya lebih kecil, umunya lebih kaku,
memutupi serviks karena hisapan (suction), bukan karena pegas. Zaman dahulu kap serviks
terbuat dari logam/plastik, sekarang yang banyak dari karet.
Tingkat kegagalan :
Pada 100 wanita yang menggunakan metode ini selama satu tahun, terdapat sebanyak 7 orang
wanita yang hamil.
Cara kerja
Cervical kaps akan menutupi pembukaan serviks sehingga menahan sperma agar tidak
mendapatkan akses mencapai saluran alat reproduksi bagian atas (uterus dan tuba fallopi) dan
sebagai alata tempat spermisida senjata sperma tambahan untuk membunuh sperma-sperma
yang tidak tertahan pada kaps serviks.

Syarat pemakaian kap serviks


a. Serviks harus dapat dicapai
b. Serviks cukup panjang untuk menahan kaps
c. Serviks tidak luka
Macam-macam kap serviks :
a. Preventif cavity rim cap
• Paling sering dipakai
• Tersedia dalam 4 ukuran, diameter dalam 22, 25, 28 dan 31 mm.
b. Dumas atau vault cap
• Relatif dangkal, berbentuk mangkuk dengan pinggir alas yang tebal dan bagian tengah yang
tipis.
• Tersedia dalam 5 ukuran, 50-75mm.
• Cocok untuk wanita yang tidak dapat memakai diafragma oleh karena otot vagina yang kurang
baik atau wanita dengan serviks yang terlalu pendek
c. Vimule cap
• Berbentuk lonceng panjang dengan pinggir yang menonjol (flanged) untuk memperkuat
hubungan dengan sekitarnya.
• Cocok untuk wanita dengan :
- Tonus otot vagina kurang baik
- Cystocele
- Serviks yang lebih panjang dari rata-rata.
• Tersedia dalam ukuran 42-55 mm.
Keuntungan
a. Digunakan selama menyusui
b. Efektif, ,meskipun tanpa spermisid, bila dibiarkan di serviks untuk waktu > 24 jam,
pemberian spermaside sebelum bersenggama menambah efektifitasnya.
c. Tidak terasa oleh suami pada saat bersenggama.
d. Dapat dipakai wanita sekalipun ada kelainan anatomi/fungsional dari vagina misalnya
sistokel, rektokel, prolapsus uteri, tonus otot vagina yang kurang baik.
e. Jarang terlepas selama senggama.
Kerugian
a. Angka kegagalan tinggi
b. Peningkatan resiko tinggi
c. Membutuhkan evaluasi dari tenaga kesehatan
d. Ketidaknyaman ketika pemakaian, penggunaanya cukup sulit.
e. Ukuran cervikal caps yang digunakan sewaktu-waktu harus diubah tergantung pada kehanilan,
abortus/keguguran, operasi pelvic atau perubahan berat badan
f. Tidak boleh digunakan pada wanita yang sedang menstruasi.
g. Beberapa wanita merasa nyeri dan pasangannya merasa tidak nyaman.
h. Tidak dapat mencegah penyebaran IMS, HIV/AIDS.
Kontraindikasi
a. Bentuk serviks yang abnormal (ukuran, posisi) pap smear abnormal.
b. Postpartum 6-12 minggu.
c. Randang serviks (servicitis) yang kronis, infeksi adneksa atau neoplasma serviks.
d. Otot vagina yang sensitif, erosi atau laserasi serviks.
e. Perdarahan pada vagina, termasuk ketika sedang menstruasi
f. Riwayat TSS,PID, atau alergi dengan karet atau spermiside.
Efek samping dan komplikasi
a. Timbulnya sekret yang sangat berbau bila kap serviks dibiarkan terlalu lama dalam vagina.
b. Menyebabkan iritasi pada vagina , serviks karena kontak yang terlalu lama dengan karet (kap)
dan spermisidnya.
c. Menyebabkan infeksi pada saluran kemih
d. Beresiko terjadi TSS. Hal ini terjadi jika pemakaian servical caps dilakukan pada saat
menstruasi
e.. Bertambahnya abnormalitas serviks yang berhubungan dengan HPV.
Beberapa tips untuk memasukkan kap serviks
a. Tahap pertma untuk memasukkan atau mengeluarkan kap serviks adalah dengan mencuci
tangan. Pemakai memasukkan kap serviks saat seksualitasnya bangkit dan sebelum melakukan
hubungan seksual.
b. Sebelum memasukkan, isis sepertiga kubah kap serviks dengan spermiside. Pisahkan labia
dengan kedua tangan . tangan yang lain menjangkay sekeliling pinggiran kap diantara ibu jari
dengan telunjuk.
c. Masukkan kap kedalam vagina dan dorong kap sepanjang dinding vagina sejauh kap itu bisa
masuk. Cara ini bisa dilalkukan dengan cara berdiri, mengngkat satu kaki ke atas, posisi
jongkok, berbaring.
d. Gunakan jari untuk menempatkan kap serviks, tekan pinggiran kap disekitar serviks sampai
serviks sudah tertutup dengan kap tersebut. Periksa posisi kap dengan cara mendorong kubah
kap untuk memastikan bahwa serviks sudah tertutupi.
e. Usap dengan jari mengelilingi pinggiran kap
f. Pemakai harus mempertahankan kap serviks selama 6 jam setelah ejakulasi intravagina
terakhir untuk memastikan bahwa sperma yang tertinggal di dalam vagina tidak memasuki ke
dalam rongga uterus.
g. Namun, untuk mengeluarkan kap serviks harus dilakukan dalam kurun waktu 48 jam. Setelah
itu kap serviks dilepaskan, lalu bersihkan kap dengan sabun dan air hangat dan angin-anginkan,
setelah itu disimpan dengan benar agar dapat digunakan kembali.
h. Dengan perawatan yang tepat, kap dapat bertahan selama 2 tahun, tapi harus diperiksa secara
teratur untuk memastikan apakah ada lubang, atau bocor. Bila terjadi kerusakan pada kap, maka
pemakai diinstruksikan untuk segera menggantinya.
SPONS
Spons kontrasepsi adalah bentuk modifikasi dari agen spermisidal. Macamnya seperti sponge
kecil berbentuk bantal. Satu sisi dari sponge berbentuk cekung yang dimasukkan untuk
menutupi serviks dan mengurangi kemungkinan perubahan letak spon selama senggama. Spons
ini mengandung cakram poliuretan nonoxynol-9 yang dipasang selama 24 jam sebelum
senggama. Setelah dibasahi, spons ditempatkan di serviks.
Spons ini dapat digunakan dalam beberapa kali senggama tanpa harus diganti. Spons ini
sebaiknya baru dilepas 6 jam setelah senggamaa. Walaupun lebih nyaman dibandingkan
diafragma atau kondom, namun efektifitas spon untuk kontrasepsi lebih rendah. Tidak
dianjurkan melakukan pembilasan.
Syarat:
Sesuai untuk perempuan yang: Tidak sesuai untuk perempuan yang:
• Tidak menyukai metode kontrasepsi hormonal, seperti perokok atau diatas 35 tahun.
• Tidak menyukai penggunaan AKDR.
• Menyusui dan perlu kontrasepsi.
• Memerlukan proteksi terhadap IMS.
• Memerlukan metode sederhana sambil menunggu metode yang lain.
• Berdasarkan umur dan paritas serta masalah kesehatan menyebabkan kehamilan dengan resiko
tinggi.
• Terinfeksi saluran uretra.
• Tidak stabil secara psikis atau tidak suka menyentuh alat kelaminnya(vulva dan vagina).
• Mempunyai riwayat sindrokkarena keracunan.
• Ingin metode KB efektif.
Cara kerja
a. Melepas spermiside yang terkandung didalamnya.
b.Merupakan barrier antara spermatozoa dan spermiside
c. Menjebak/meangka spermatozoa dalam spons.

Efektifitas
Secara teori 5-8 kehamilan/100 wanita pertahun. Namun, dalam praktiknya 9-27/100 wanita
pertahun.
Insersi spons
a. Mula-mula spons dibasahi dengan air ledeng sebanyak kira-kira 2 sendok makan, lalu diperas
secukupnya untuk menghilangkan air yang berlebihan.
b. Sponge kemudian dimasukkan kedalam vagina sampai mencapai serviks.
Kontraindikasi
a. Riwayat TSS atau alergi terhadap polyurethane atau spermisidenya.
b. Ketidakmampuan wanita untuk melakukan insersi dengan benar.
c. Kelainan anatomis dari vagina seperti prolapsus uteri, sistokel, rektokel, retrofleks yang
ekstrim, septum vagina.
Efek samping dan komplikasi
Iritasi atau reaksi alergi yang umunya disebabkan oleh spermisida.
KESIMPULAN
Metode kontrasepsi dengan cara menghalangi pertemuan sperma dengan sel telur yang sifatnya
sementara, yakni menghalangi masuknya sperma sejak vagina sampai kanalis servikalis. Yang
termasuk kedalam kontrasepsi metode barier adalah: Kondom, Spermisida, Diafragma. Masing-
masing alat KB tersebut menmunyai keuntungan dan kerugian. Dan alat-alat kontrasepsi
tersebut efektif bila digunakan dengan baik dan benar.

Anda mungkin juga menyukai