Anda di halaman 1dari 61

Mirza Heltomi

Listiani Fauzia
Ratia Resti
Intan Oktarina
Arif Fajar Maulana
 Kontrasepsi ialah usaha-usaha untuk
mencegah terjadinya kehamilan.
 Usaha –usaha itu dapat bersifat sementara,
dapat juga bersifat permanen.
 Indonesia, pada tahun 2012 tercatat jumlah
peserta KB aktif dari 64.133.347 jiwa.
MOP (0,2%).
MOW (1,04%)
implant (4,99%)
kondom (5,34%)
IUD (5,44%)
pil (28,65%)

suntik (54,35%)
 dapat dipercaya,
 tidak menimbukan efek yang mengganggu
kesehatan,
 daya kerjanya diatur menurut kebutuhan,
tidak menimbulkan gangguan sewaktu
melakukan koitus,
 tidak memerlukan motivasi terus-menerus,
 mudah pelaksanaannya,
 murah harganya sehingga dapat dijangkau
oleh seluruh lapisan masyarakat,
 dapat diterima penggunaanya oleh pasangan
yang bersangkutan.
Kontrasepsi Non- Hormonal Kontrasepsi Hormonal

◦ Non-Operatif ◦ Pil
 Koitus interuptus ◦ Suntik
 Pembilasan pascasenggama
(postcoital douche) ◦ Implant
 Perpanjangan masa menyusui anak
(Prolonged lactation)
 Pantang berkala (rhythm method)
 Kondom
 Kondom Pria
 Kondom Wanita (pessairum)
 Diapragma vaginal
 Cervical cap
 Spermatisida
 IUD
◦ Operatif
 Tubektomi
 Vasektomi
1. Kontrasepsi tanpa menggunakan alat-
alat/obat-obatan
2. Kontrasepsi secara mekanis baik untuk pria
maupun wanita
3. Kontrasepsi dengan obat-obat spermatisida
4. Kontrasepsi Hormonal (oral, suntik, implant)
5. Kontrasepsi dengan AKDR
6. Kontrasepsi Mantap (tubektomi dan
vasektomi)
a. Senggama Terputus.
 Senggama terputus ialah penarikan penis dari
vagina sebelum terjadi ejakulasi. Hal ini
berdasarkan kenyataan, bahwa akan terjadinya
ejakulasi disadari sebelumnya oleh sebagian
besar pria, dan setelah itu masih ada waktu
kira-kira 1 detik sebelum ejakulasi terjadi.
 Angka kegagalan 4-18 kehamilan per 100
perempuan per tahun
KEUNTUNGAN KERUGIAN
tidak membutuhkan biaya, alat- dibutuhkan pengendalian diri yang
alat maupun persiapan besar dari pihak pria dan bisa
mengurangi kenikmatan/kepuasan
dalam berhubungan seksual
b. Pembilasan Pascasenggama (postcoital
douche)

 Pembilasan vagina dengan air biasa dengan atau


tanpa tambahan larutan obat
 Maksudnya ialah untuk mengeluarkan sperma
secara mekanik dari vagina. Penambahan cuka
ialah untuk memperoleh efek spermasida serta
menjaga asiditas vagina.
 Cara ini mengurangi kemampuan terjadinya
konsepsi hanya dalam batas-batas tertentu
karena sebelum pembilasan dapat dilakukan,
spermatozoa dalam jumlah besar telah
memasuki servik uteri.
c. Perpanjangan Menyusui Anak
(Prolanged Lactation)

 Menyusui secara eksklusif merupakan suatu


metode kontrasepsi sementara yang cukup
efektif, selama ibu belum mendapat haid, dan
waktunya kurang dari 6 bulan
pascapersalinan.
 Hal ini dapat efektif bila ibu menyusui lebih
dari 8 kali sehari dan bayi mendapat cukup
asupan per laktasi; ibu belum mendapat haid,
dan atau dalam 6 bulan pasca persalinan.
 Efektivitasnya dapat mencapai 98 %
d. Pantang Berkala (Rhythm Method)
 Cara ini sering juga disebut cara Ogino-Knaus.
“seorang wanita hanya dapat hamil selama
beberapa hari saja dalam tiap daur haidnya”.
 Masa subur yang disebut ”Fase Ovulasi” mulai 48
jam sebelum ovulasi dan berakhir 24 jam setelah
ovulasi. Sebelum dan sesudah masa itu, wanita
tersebut berada dalam masa tidak subur.
 Kesulitan cara ini ialah bahwa waktu yang tepat
dari ovulasi sulit untuk ditentukan;
 Ada 2 cara sistem pantang berkala :
◦ Sistem kalender
◦ Sistem suhu basal badan
 Hari pertama mulai subur
= Siklus haid terpendek – 18
 Hari subur terakhir
= Siklus haid terpanjang – 11

Sistem suhu basal badan


 Suhu badan diukur memakai termometer
sewaktu bangun pagi hari dalam keadaan
istirahat penuh setiap hari. Hasil pengukuran
harus dicatat pada kartu pencatatan suhu
badan
 Seorang wanita memiliki siklus haid teratur 28
hari,
 Hari pertama mulai subur
= 28 – 18 = 10
 Hari subur terakhir
= 28 – 11 = 17
Minggu 7 14 21 28
Senin 1 8 15 22 29
Selasa 2 9 16 23 30
Rabu 3 10 17 24 31
Kamis 4 11 18 25
Jumat 5 12 19 26
sabtu 6 13 20 27
 Obat spermatisida yang dipakai untuk
kontrasepsi terdiri atas 2 komponen, yaitu zat
kimiawi yang mampu mematikan sperma, dan
venikulum yang nonaktif dan yang dipergunakan
untuk membuat tablet atau cream/jelly.
 Cara kontrasepsi dengan obat spermatisida
umumnya digunakan bersama-sama dengan
cara lain (diafragma vaginal), atau apabila ada
kontraindikasi terhadap cara lain.
 Efek samping jarang terjadi dan umumnya
berupa reaksi alergi.
Obat-obat spermatisida, antara lain dalam bentuk :
 suppositorium : Lorofin suppositoria, Rendel pessaries. Suppositorium
dimasukkan sejauh mungkin ke dalam vagina sebelum koitus. Obat ini
baru mulai aktif setelah 5 menit. Lama kerjanya kurang lebih 20 menit
sampai 1 jam.

 jelly atau cream. 1) Perseptin vaginal jelly, Orthogynol vaginal jelly, 2)


Delfen vaginal cream. Jelly lebih encer daripada cream. Obat ini
disemprotkan ke dalam vagina dengan menggunakan suatu alat. Lama
kerjanya kurang lebih 20 menit sampai 1 jam.

 tablet busa : Sampoon, Volpar, Syn-A-Gen. Sebelum digunakan, tablet


terlebih dahulu dicelupkan ke dalam air, kemudian dimasukkan ke
dalam vagina sejauh mungkin. Lama kerjanya 30-60 menit.

 C-film, yang merupakan benda yang tipis, dapat dilipat, dan larut dalam
air. Dalam vagina obat ini merupakan gel dengan tingkat dispersi yang
tinggi dan menyebar pada porsio uteri dan vagina. Obat mulai efektif
setelah 30 menit.

 Efektivitas KB spermatisid ini kurang (3 – 21 kehamilan per 100


perempuan per tahun pertama)1.
 Prinsip kerja kondom ialah sebagai perisai dari
penis sewaktu melakukan koitus, dan mencegah
tumpahnya sperma dalam vagina. Bentuk
kondom adalah silindris dengan pinggir yang
tebal pada ujung yang terbuka, sedang ujung
yang buntu berfungsi sebagai penampung
sperma.
 Diameternya biasanya kira-kira 31-36,5 mm dan
panjang lebih kurang 19 cm. Kondom dilapisi
dengan pelicin yang mempunyai sifat
spermatisid.
 Efektivitas kondom ini tergantung dari mutu
kondom dan dari ketelitian dalam
penggunaannya.
KEUNTUNGAN KERUGIAN

selain untuk tujuan kontrasepsi Berkurangnya Kenikmatan sewaktu


juga dapat memberi perlindungan melakukan koitus.
terhadap penyakit kelamin5. Terjadi kebocoran selama koitus.
Efek sampingan kondom tidak ada,
kecuali jika ada alergi terhadap
bahan untuk membuat karet.
Pemakaian kondom perlu diperhatikan hal-
hal berikut :
 Jangan melakukan koitus sebelum kondom terpasang dengan
baik.
 Pasanglah kondom sepanjang penis yang sedang dalam
ereksi. Pada pria yang tidak bersunat, prepusium harus
ditarik terlebih dahulu.
 Tinggalkan sebagian kecil dari ujung kondom untuk
menampung sperma. Pada kondom yang mempunyai
kantong kecil di ujungnya, keluarkanlah udara terlebih
dahulu sebelum kondom dipasang.
 Pergunakanlah bahan pelicin secukupnya pada permukaan
kondom untuk mencegah terjadinya robekan.
 Keluarkanlah penis dari vagina sewaktu masih dalam keadaan
ereksi dan tahanlah kondom pada tempatnya ketika penis
dikeluarkan dari vagina, supaya sperma tidak tumpah.
Diafragma vaginal
 Pada tahun 1881 Mensinga dan Flensburg
(Belanda) telah menciptakan untuk pertama
kalinya diafragma vaginal guna mencegah
kehamilan.
 Diafragma vaginal terdiri atas kantong karet yang
berbentuk mangkuk dengan per elastis pada
pinggirnya. Per ini ada yang terbuat dari logam
tipis yang tidak dapat berkarat, ada pula yang
dari kawat halus yang tergulung sebagai spiral
dan mempunyai sifat seperti per.
 Diafragma dimasukkan ke dalam vagina
sebelum koitus untuk menjaga jangan sampai
sperma masuk ke dalam uterus. Untuk
memperkuat khasiat diafragma, obat
spermatisida dimasukkan ke dalam mangkuk
dan dioleskan pada pinggirnya.
Diafragma vaginal sering dianjurkan pemakaiannya
dalam hal-hal seperti :

 keadaan dimana tidak tersedia cara yang lebih baik.


 jika frekuensi koitus tidak seberapa tinggi, sehingga
tidak dibutuhkan perlindungan yang terus-menerus.
 jika pemakaian pil, AKDR, atau cara lain harus
dihentikan untuk sementara waktu oleh karena
sesuatu sebab.
 Diafragma paling cocok untuk dipakai pada wanita
dengan dasar panggul yang tidak longgar dan
dengan tonus dinding vagina yang baik.
 Pada keadaan-keadaan tertentu pemakaian
diafragma tidak dapat dibenarkan, misalnya pada 1)
sistokel yang berat; 2) prolapsus uteri; 3) fistula
vagina; 4) hiperantefleksio atau hiperretrofleksio
uterus.
 Umumnya diafragma vaginal tidak menimbulkan banyak
efek sampingan. Efek sampingan mungkin disebabkan
oleh reaksi alergi terhadap obat-obat spermatisida yang
dipergunakan, atau oleh karena terjadi perkembangbiakan
bakteri yang berlebihan dalam vagina jika diafragma
dibiarkan terlalu lama terpasang di situ.
 Efektivitas nya sedang (bila digunakan dengan spermasida
angka kegagalan 6-18 kehamilan per 100 perempuan per
tahun pertama)1.
 Kekurangan khasiat diafragma vaginal ialah : 1) diperlukan
motivasi yang cukup kuat; 2) umumnya hanya cocok untuk
wanita yang terpelajar dan tidak untuk dipergunakan
secara massal; 3) pemakaian yang tidak teratur dapat
menimbulkan kegagalan; 4) tingkat kegagalan lebih tinggi
daripada pil atau AKDR.
 Keuntungan cara ini ialah : 1) hampir tidak ada efek
sampingan; 2) dengan motivasi yang baik dan pemakaian
yang betul, hasilnya cukup memuaskan; 3) dapat dipakai
sebagai pengganti pil atau AKDR pada wanita-wanita yang
tidak boleh mempergunakan pil atau AKDR oleh karena
suatu sebab.
 Cervical cap dibuat dari
karet / plastik, bentuk
mangkuk dmna
pinggirnya terbuat dari
karet yang tebal. Ukuran
: d = 22 mm - 33 mm.

 Cap ini dipasang pada


porsio servisis uteri
seperti memasang topi.
 Dewasa ini alat ini jarang
dipakai.
 Memasukkan benda-benda atau alat ke dalam uterus untuk
tujuan mencegah kehamilan.
 Efektifitasnya tinggi dapat mencapai 0.6 – 0.8 kehamilan/100
perempuan dalam 1 tahun pertama (1 kegagalan dalam 125 –
170 kehamilan).

Mekanisme kerja

 adanya AKDR dalam kavum uteri menimbulkan reaksi peradangan


endometrium yang disertai dengan sebukan leukosit yang dapat
menghancurkan blastokista dan sperma.
 Pada pemeriksaan cairan uterus pada pemakai AKDR sering kali
dijumpai sel-sel makrofag (fagosit) yang mengandung
spermatozoa.
 Disamping itu ditemukan juga sering timbulnya kontraksi uterus
pada pemakai AKDR, yang dapat menghalangi nidasi. Diduga ini
disebabkan karena meningkatnya prostaglandin dalam uterus
pada wanita tersebut.
 paling banyak digunakan dalam program KB di Indonesia
ialah AKDR jenis copper T dan spiral (Lippes loop).
 Bentuk yang beredar dipasaran adalah spiral (Lippes
loop), huruf T (Tcu380A, Tcu200C, dan NovaT), tulang
ikan (MLCu350 dan 375), dan batang (Gynefix). Unsur
tambahan adalah tembaga (cuprum), atau hormon
(Levonorgestrel).
Komplikasi AKDR :
 Infeksi
 Perforasi, translokasi, ekspulsi, embaded,

Keuntungan Efek Samping


 Umumnya hanya memerlukan satu Perdarahan
kali pemasangan dan dengan Masa haid dapat menjadi
demikian satu kali motivasi,
 Tidak menimbulkan efek sistemik,
lebih panjang dan banyak,
 Alat itu ekonomis dan cocok untuk terutama pada bulan-
penggunaan secara massal, bulan pertama pemakaian
 Efektivitas cukup tinggi, Rasa nyeri dan kejang di
 Reversibel, perut
 Tidak ada pengaruh terhadap ASI
Gangguan pada suami
 Kontraindikasi pemasangan AKDR
kontraindikasi relatif ialah:
 Mioma uteri dengan adanya perubahan bentuk rongga
uterus
 Insufisiensi serviks uteri
 Uterus dengan parut pada dindingnya, seperti pada bekas
SC, enukleasi mioma, dsb.
 Kelainan jinak serviks uteri, seperti erosio porsiones uteri

kontraindikasi mutlak ialah :


 Kehamilan
 Adanya infeksi yang aktif pada traktus genitalis (Penyakit
Menular Seksual)3
 Adanya tumor ganas pada traktus genitalis
 Adanya metrorhagia yang belum disembuhkan
 Pasangan yang tidak lestari/harmonis
Tehnik pemasangan AKDR

 kandung kencing dikosongkan, (posisi litotomi).


 Bersihkan daerah vulva dan vagina secara
antisepsis dengan betadine
 Lakukan pemeriksaan bimanual untuk mengetahui
letak, bentuk, dan besar uterus
 Spekulum dimasukkan ke dalam vagina, dan
serviks uteri dibersihkan dengan larutan antiseptik.
Lalu dengan tenakulum dijepit bibir depan porsio
uteri, dan dimasukkan sonde ke dalam uterus
untuk menentukan arah dan panjangnya kanalis
servikalis serta kavum uteri.
 AKDR dimasukkan ke dalam uterus dengan tehnik
tanpa sentuh, lalu dorong ke dalam kavum uteri
hingga mencapai uterus.
 Tahan pendorong (plunger) dan tarik selubung
(inserter) ke bawah sehingga AKDR bebas.
 Setelah selubung keluar dari uterus, pendorong
juga dikeluarkan, dan tenakulum juga dilepaskan,
benang AKDR digunting sehingga 2½ - 3 cm keluar
dari ostium uteri, dan akhirnya spekulum diangkat.
 Pemeriksaan setelah pemasangan AKDR dilakukan 1
minggu sesudahnya; pemeriksaan kedua 3 bulan kemudian,
dan selanjutnya tiap 6 bulan.
 Cooper T-380A perlu dilepas setelah 10 tahun
pemasangan, tetapi dapat dilepaskan lebih awal apabila
diinginkan.

Cara mengeluarkan AKDR:

 Mengeluarkan AKDR biasanya dilakukan dengan cara


menarik benang AKDR yang keluar dari ostium uteri
eksternum dengan dua jari, dengan pinset, atau dengan
cunam. Kadang-kadang benang tidak tampak dari ostium
uteri eksternum.
 Tidak terlihatnya benang oleh karena :
 Akseptor menjadi hamil
 Perforasi usus
 Ekspulsi yang tidak disadari oleh akseptor
 Perubahan letak AKDR sehingga benang tertarik ke dalam
rongga uterus, seperti adanya mioma uterus.
Tubektomi

 adalah suatu tindakan oklusi/ pengambilan sebagian


saluran telur wanita untuk mencegah proses fertilisasi.3
 Tindakan tersebut dapat dilakukan setelah persalinan
atau pada masa interval.
 Waktu yang terbaik untuk melakukan tubektomi
pascapersalinan ialah tidak lebih dari 48 jam sesudah
melahirkan karena posisi tuba mudah dicapai dari
subumbilikus dan rendahnya resiko infeksi.
 Bila masa 48 jam pascapersalinan telah terlampaui
maka pilihan untuk tetap memilih tubektomi, dilakukan
6-8 minggu persalinan atau pada masa interval.
 Keuntungan tubektomi ialah :
 Motivasi hanya satu kali saja, tidak diperlukan
motivasi yang berulang-ulang
 Efektivitas hampir 100%
 Tidak mempengaruhi libido seksualis
 Kegagalan dari pihak pasien tidak ada.

 Kerugiannya :
tindakan ini dapat dianggap tidak reversibel,
walaupun ada kemungkinan untuk membuka
tuba kembali pada mereka yang masih
menginginkan anak lagi dengan operasi
Rekanalisasi.
 Indikasi:

• Penghentian fertilitas atas indikasi medik


• Kontrasepsi permanen
• Syarat-syarat tubektomi :
• Syarat sukarela
• Syarat bahagia
• Syarat medik

 Tindakan yang dilakukan sebagai tindakan pendahuluan


untuk mencapai tuba falopii terdiri atas :
 pembedahan transabdominal seperti laparotomi, mini
laparotomi, laparoskopi;
 pembedahan transvaginal seperti kolpotomi posterior,
kuldoskopi; dan pembedahan transservikal (transuterin)
seperti penutupan lumen tuba histeroskopik.
1. Cara Madlener

Bagian tengah tuba


diangkat dengan cunam
pean, sehingga
terbentuk suatu lipatan
terbuka. Kemudian,
dasar dari lipatan
tersebut dijepit dengan
cunam kuat-kuat dan
selanjutnya dasar itu
diikat dengan benang
yang tidak diserap.
Tidak dilakukan
pemotongan tuba.
2. Cara Pomeroy

paling banyak dilakukan. Dilakukan dengan mengangkat


bagian tengah dari tuba sehingga membentuk suatu lipatan
terbuka, kemudian dasarnya diikat dengan benang yang
dapat diserap, tuba diatas dasar itu dipotong. Setelah
benang pengikat diserap, maka ujung- ujung tuba akhirnya
terpisah satu dengan yang lain.
3. Cara Irving

Pada cara ini tuba dipotong antara dua ikatan benang


yang dapat diserap, ujung proksimal dari tuba
ditanamkan kedalam miometrium, sedangkan ujung
distal ditanamkan ke dalam ligamentum latum
4. Cara Uchida
 Tuba ditarik ke luar abdomen melalui suatu insisi kecil (mini
laparotomi) di atas simfisis pubis.
 Kemudian di daerah ampula tuba dilakukan suntikan
dengan larutan Adrenalin dalam air garam dibawah serosa
tuba. Akibatnya, mesosalping di daerah tersebut
menggembung.
 lalu dibuat sayatan kecil di daerah yang kembung tersebut.
 Serosa dibebaskan dari tuba sepanjang kira-kira 4-5 cm;
tuba dicari dan setelah ditemukan dijepit, diikat, lalu
digunting.
 Ujung tuba yang proksimal akan tertanam dengan
sendirinya dibawah serosa, sedangkan ujung tuba yang
distal dibiarkan berada diluar serosa. Luka sayatan dijahit
dengan kantong tembakau.
 Angka kegagalan cara ini adalah 0.
5. Cara Kroener
 Bagian fimbria dari tuba
dikeluarkan dari lubang
operasi. Suatu ikatan dengan
benang sutera dibuat melalui
bagian mesosalping dibawah
fimbria. Jahitan ini diikat 2x,
satu mengelilingi tuba dan
yang lain mengelilingi tuba
sebelah proksimal dari jahitan
sebelumnya. Seluruh fimbria
dipotong.
 Tehnik ini banyak digunakan.
Keuntungan cara ini antara lain
sangat kecil kemungkinan
kesalahan mengikat
ligamentum rotundum. Angka
kegagalan 0,19%.
6. Cara Aldridge

 Peritoneum dari ligamentum latum dibuka


dan kemudian tuba bagian distal bersama-
sama dengan fimbria ditanam ke dalam
ligamentum latum.
Vasektomi

 vasektomi makin banyak dilakukan dibeberapa


negara seperti India, Pakistan, Korea, AS, dll,
 Di Indonesia, vasektomi tidak termasuk dalam
program keluarga berencana nasional2 .
 Dan masih banyak pria di Indonesia menganggap
vasektomi tersebut identik dengan dikebiri dan
dapat menimbulkan impotensi5. ”
 Vasektomi, selain aman dari kegagalan dengan
tingkat keberhasilan 79 persen.
 Indikasi vasektomi ialah :

bahwa pasangan suami isteri tidak menghendaki


kehamilan lagi dan pihak suami bersedia bahwa
tindakan kontrasepsi dilakukan pada dirinya.

 Kontraindikasi :
sebenarnya tidak ada, kecuali bila ada kelainan
lokal yang dapat mengganggu sembuhnya luka
operasi, jadi sebaiknya harus disembuhkan
dahulu.
Teknik operasi :
 Mula-mula kulit skrotum di daerah operasi
dilakukan antiseptik, kemudian dilakukan
anestesi lokal dengan xilokain. Anestesi dilakukan
di kulit skrotum dan jaringan sekitarnya di bagian
atas, dan pada jaringan disekitar vas deferens.
 Vas deferens dicari dan setelah ditentukan
lokasinya, dipegang sedekat mungkin dibawah
kulit skrotum.
 Dilakukan sayatan pada kulit skrotum sepanjang
0,5-1 cm di diekat tempat vas deferens. Setelah
terlihat, dijepit dan dikeluarkan dari sayatan
(harus yakin itu benar vas deferens), vas dipotong
sepanjang 1-2 cm dan kedua ujungnya diikat
 Setelah kulit dijahit, tindakan diulang pada bagian
sebelahnya.
 Sehabis operasi, peserta vasektomi baru boleh
melakukan hubungan intim dengan pasangannya
setelah enam hari. Itupun harus wajib
menggunakan kondom selama 12 kali hubungan
demi pengamanan5.
 Keuntungan vasektomi5 :
- Tidak menimbulkan kelainan fisik maupun mental
- Tidak mengganggu libido seksualitas
- Operasinya hanya berlangsung sebentar sekitar 10
- 15 menit

 Komplikasi vasektomi : infeksi pada sayatan, rasa


nyeri/sakit, terjadinya hematom oleh karena
perdarahan kapiler, epididimitis, terbentuknya
granuloma.

 Kegagalan dapat terjadi karena: terjadi rekanalisasi


spontan, gagal mengenal dan memotong vas
deferens, tidak diketahi adanya anomali vas deferens,
koitus dilakukan sebelum kantong seminalnya betul-
betul kosong.
Adalah Kontrasepsi yang dapat mencegah
kehamilan bila digunakan segera setelah
berhubungan seksual
 Pil
terdiri dari : estrogen dan progestin

 IUD
 bekerja bila dimasukkan dalam waktu 6
hari setelah berhubungan seksual
cara merk dosis waktu
1. Mekanik
AKDR-Cu Copper T 1 kali Dalam 6 hari
Multiload pemasangan pasca
Nova T sanggama

2.Medik
pil kombinasi Mycrogynon 50 2x2 tablet Dalam 3 hari
Ovral pasca
Neogynon sanggama ,
dosis kedua 12
Nordiol jam kemudian
Eugynon
cara Merk dosis waktu
Mycrogynon 2 x 4 tab Dalam waktu 3
Mikrodiol hari pasca
nordette sanggama dosis
kedua 12 jam
kemudian
progestin postinor 2x1 tab Dalam waktu 3
hari pasca
sanggama dosis
kedua 12 jam
kemudian

estrogen Lynoral 2,5 mg/dosis Dalam waktu 3


Premarin 10 mg/dosis hari pasca
prognova 10 mg / dosis sanggama, 2x1
dosis selama 5
hari
cara Merk dosis waktu
mifepristone RU 486 1X600 mg Dalam waktu 3
hari pasca
sanggama
danazol Danocrine 2x4 tab Dalam waktu 3
Azol hari pasca
sanggama dosis
kedua 12 jam
kemudian
 Mencegah implantasi hasil konsepsi ke
dinding uterus
 Mencegah ovulasi  jika coitus terjadi pada
akhir siklus menstruasi, sebelum ovulasi
 Digunakan pada :
◦ Ingin metode kontrasepsi darurat terbaik
◦ Kontraindikasi progesteron
◦ Ingin menggunakan IUD sebagai kontrasepsi
lanjut
 bila tidak, bisa dilepas pada periode
menstruasi berikutnya
Bekerja sebagai :
- mencegah atau menunda ovulasi
- mencegah pembuahan
- mencegah implantasi hasil nidasi
- Menganggu motilitas tuba
Yang mempengaruhi :

1. Jarak antara coitus tanpa perlindungan dengan


waktu minum obat pertama kali

2. Waktu coitus dan periode menstruasi perempuan

 Efektifitas berkurang bila jarak minum pil


semakin jauh dari waktu coitus
95 %  24 jam pertama
85 %25-48 jam
 58 % > 49 jam
 Abdominal pain / cramps
 Mual minum antiemetik sebelum minum pil
 Muntah bila muntah setelah 2 jam minum
pilulang lagi minum pil
 nyeri payudara
 Pusing
 lemah
 Umumnya menstruasi terjadi 21 hari setelah
penggunaan pil
 Tidak dianjurkan penggunaan pada wanita
dengan riwayat dan riwayat keluarga
menderita idiopatic trombotic disease
kadar estrogen tinggi gunakan progestin
 Saifuddin A B. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.
Edisi Pertama cetakan Keempat. Jakarta , Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo. 2003
 Wiknjosastro H. Ilmu Kandungan. Edisi kedua cetakan ketiga.
Jakarta, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2002
 Cunningham F G, Gant NF. Williams Obstetri. Edisi ke-
21.Volume 2. Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2006
 Saifuddin A B. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Edisi pertama cetakan kedua. Jakarta, Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo. 2001
 www.pikas.bkkbn.go.id/article_detail.php?aid=498
 www.gizi.net/cgi-
bin/berita/fullnews.cgi?newsid1007347677,29897

Anda mungkin juga menyukai