Oleh:
Kelompok U3 dan U6
Jenis Kontrasepsi
Kontrasepsi
Kontrasepsi
Metode
Non Hormonal
Barrier
Kontrasepsi Kontrasepsi
Hormonal Mantap
Kontrasepsi
Darurat
TERAPI/TEKNIK NON-
HORMONAL
Coitus Lactationa
interruptu Penarikan penis dari vagina
amenorrhe
l Metode ini mengandalkan
pemberianASI secara eksklusif.
s sblm ejakulasi a Pe↑ level prolaktin & pe↓
Fertilisasi dicegah melalui tidak gonadotropin-releasing hormone
kontaknya antara spermatozoa dari hipotalamus selama laktasi
dgn ovum menekan ovulasi
Efikasi: tergantung pd
kemampuan pria utk menarik Metode ini dapat digunakan bila
penis sblm ejakulasi menyusui secara eksklusif dan
sering, ibu belum mengalami
haid lagi, umur bayi <6bulan,
Keuntungan: efektif bila dilakukan
dengan benar, tdk perlu alat, tdk Keuntungan: menstruasi
perlu biaya, tdk menggunakan ditekan, stlh melahirkan dpt
bhn kimia digunakan langsung,
Kerugian: kemungkinan hamil memfasilitasi pe↓ BB
>> jika cara tdk tepat postpartum, tidak ada efek
Keterbatasan: mengganggu samping, efektivitas tinggi
hubungan seksual, tidak Kerugian: kembalinya fertilitas
dipakai pada suami dengan tdk pasti, menyusui yg berkali-
riwayat ejakulasi dini kali tdk nyaman, metode ini
tdk bisa dipakai utk ibu dgn
HIV
TERAPI/TEKNIK NON-
HORMONAL
• METODE KALENDER berdasarkan 3 asumsi: 1) Ovum mampu dibuahi hanya ± 24 jam stlh ovulasi; 2)
Spermatozoa masih memiliki kemampuan membuahi hanya ±48 jam stlh coitus; 3) Ovulasi biasanya
tjd 12-16 hari sblm onset menstruasi berikutnya
• Menstruasi dicatat selama 6 siklus utk memperkirakan periode kesuburan
• Hari paling awal dari periode kesuburan ditentukan oleh total jumlah hari dlm siklus
menstruasi terpendek dikurang18
• Hari paling akhir dari periode kesuburan ditentukan oleh total jumlah hari dlm siklus
menstruasi terpanjang dikurangi 11
TERAPI/TEKNIK NON-
HORMONAL
Contoh Perhitungan Metode Kalender
CATAT
6 siklus menstruasi
28 25 2 2 2
21 2 6 6
Perhitungan masa
subur: 21 – 18 = 3
28 – 11 = 16
Kesimpulan:
Masa SUBUR yaitu 3 s.d 16 hari yang dihitung dari hari pertama menstruasi
JANGAN intercourse pd periode tsb jika ingin menunda kehamilan
TERAPI/TEKNIK NON-
HORMONAL
Kerugian: hanya sesuai bagi ♀ dgn siklus menstruasi yg teratur & mdh
diprediksi; metode ini diperlukan selama periode kesuburan (apabila
tdk dpt dilakukan, maka harus digunakan kontrasepsi); metode ini
memerlukan disiplin; metode mjd tdk efektif jika tdk dilakukan dgn tepat;
tingkat kegagalan cukup tinggi; metode ini tdk dpt melindungi dari PMS
METODE BARRIER
• Kondom tdd lapisan tipis yg diletakkan di atas glans & sepanjang batang penis
sblm diaplikasikan & sblm dimasukkan ke dlm vagina
• Barrier mekanik yg paling popular dipakai
• Diantara seluruh metode barrier, kondom pria mrpkn pelindung paling efektif utk
melindungi saluran genital dari STD
• Pemakaiannya telah me↑ dari 13.2-18.9% diantara seluruh ♀ usia reproduktif yg perhatian
thd bahaya infeksi HIV & STD
• Mampu mencegah kehamilan dgn menghalangi masuknya semen ke dlm vagina
Keuntungan: kondom mdh didpt & harga terjangkau, kondom cukup efektif baik utk
mencegah kehamilan maupun mencegah transmisi STD
Kerugian: kemungkinan kondom dpt me↓ rasa kepuasan seksual, bbrp pemakai dpt alergi thd
bhn lateks, bhn kondom yg mdh sobek & licin dpt me↓ efektivitasnya, lubrikan berbasis minyak
dpt merusak kondom
METODE BARRIER
• Terbuat dari sarung poliuretan ditujukan utk sekali pakai, seperti pd kondom pria
• Tdd 2 cincin fleksibel dgn ukuran diameter 7,8 cm & panjang 17 cm
• Kondom wanita mencegah kehamilan dgn berperan sbg penghalang utk masuknya semen
ke vagina
• Pemakaian kondom pria & wanita secara bersamaan tdk direkomendasikan krn keduanya
dpt melekat satu sama lain
Keuntungan: kondom wanita mampu memberi perlindungan thd labia & pangkal penis selama
intercourse, dpt dipasang selama 8 jam sblm intercourse
Kerugian: lubrikan tdk mengandung spermicide, kondom wanita sulit dipasang di vagina, cincin
bagian dlm dpt menyebabkan rasa tidak nyaman, bbrp pemakai mengeluhkan bahwa
kondom wanita tdk praktis, kondom wanita jg dpt menyebabkan infeksi pd sal.kencing jika
kondom ini dipakai di vagina dlm jangka panjang
METODE BARRIER
3. DIAFRAGMA KONTRASEPSI
• Diafragma merupakan kap bulat cembung yang terbuat dari lateks, dimasukan ke
dalam vagina sebelum berhubungan seksual dan menutup serviks
• Diafragma diproduksi dlm berbagai diameter
• Pemeriksaan pelvic & pengukuran panjang kanal vaginal digunakan utk
menentukan ukuran diafragma yg sesuai
• Alat ini dimasukkan sblm intercourse
• Krim atau jelly spermicidal dioleskan di bagian dlm kubah diafragma
menutupi cervix
• Alat ini dpt mencegah kehamilan dgn menghalangi masuknya semen ke
cervix
• Sekali dipakai, alat ini dpt efektif sbg kontrasepsi selama 6 jam
Kerugian: pemakaian jangka panjang dpt me↑ risiko UTI, pemakaian >24 jam tdk direkomendasikan krn
berisiko menyebabkan TSS (toxic shock syndrome), pemasangan tdk tepat dpt mengakibatkan erosi
METODE BARRIER
4. CERVICAL CAP
• Cervival cap adalah alat lateks berbentuk cangkir yang dipasang di pangkal
serviks
• Cap harus diisi spermisida (bahan kimia u/bunuh sperma) (1/3 bagian cap) sblm
insersi
• Ini dimasukkan selama 8 jam sebelum senggama & dapat dibiarkan selama 48
jam
• Cervical cap berperan baik sbg penghalang mekanik (mencegah migrasi sperma
menuju kanal cervical) & sbg agen kimia (bersama penggunaan spermicide)
Efikasi:
• Tingkat kegagalan sebesar 9% (wanita blm pernah melahirkan), sebesar 20%
(wanita pernah melahirkan)
Kerugian: erosi cervical dpt menyebabkan noda pd vagina, berisiko tjd TSS (toxIic shock syndro
m) jika digunakan dlm jangka panjang, memerlukan latihan khusus dlm penggunaan, obesitas
berat menyulitkan pemakaian alat ini,
METODE BARRIER
5. AGEN SPERMICIDAL
• Spermisida vagina tdd kombinasi basa dgn nonoxynol-9 atau octoxynol
• Agen spermicidal mrpkn surfaktan yg dpt menghancurkan membran sel sperma
• Basa yg digunakan meliputi: vaginal foams, suppositories, jellies, tablets, & creams, aerosol
• Agen ini harus dimasukkan ke vagina sblm intercourse
• Pemakaian agen ini dpt me↓ risiko infeksi baik oleh virus atau bakteri penyebab PMS namun
demikian, data klinik pendukung efikasi agen ini dlm mencegah transmisi HIV masih terbatas
• Nonoxynol-9 bersifat toksik thd lactobacilli (bagian dari flora normal vagina)
• Spermisida mencegah sperma masuk ke tulang cervical dgn menyerang flagella & tubuh sperma, me↓
mobilitas sperma, & merusak aktivitas fruktolitik menghambat nutrisi sperma
Kerugian:
• Memerlukan prosedur pembedahan minor utk pemasangan implant
• Pelepasan implant yg cukup sulit
• Sering tjd ketidakteraturan menstruasi disertai ES seperti sakit kepala, perubahan mood, hirsutisme,
galactorrhea, & jerawat
Kontraindikasi absolut meliputi: tromboflebitis aktif atau penyakit tromboemboli, undiagnosed
genital bleeding, penyakit liver akut, tumor liver ganas maupun jinak, kanker payudara (terdeteksi
maupun dugaan), & riwayat hipertensi intrakranial idiopatik
Kontraindikasi relatif meliputi: perokok berat, riwayat kehamilan ektopi, DM, hiperkolesterol, jerawat
berat, hipertensi, riwayat penyakit kardiovaskular, sakit kepala migrain atau vaskular berat, serta
depresi berat
Pengguna yg sesuai: wanita postpartum atau menyusui, wanita yg sulit patuh dgn
penggunaan kontrasepsi, wanita yg dikontraindikasikan utk hamil krn kondisi medis, serta
wanita yg dikontraindikasikan memakai estrogen
KONTRASEPSI HORMONAL
2. INJEKSI DMPA (Depomedroxyprogesterone Acetate)
• DMPA adalah suspensi mikrokristal dari progestin sintetik yg disuntikkan secara i.m
• Level farmakologi aktif tercapai dlm waktu 24 jam stlh diinjeksi & kadar dlm serum sebesar 1
ng/mL dpt dipertahankan selama 3 bulan
• Mekanisme aksi: DMPA menghambat ovulasi dgn menekan level FSH & LH serta mengeliminasi lonjakan
LH
• Dosis tunggal sebesar 150 mg dpt menekan ovulasi pd sebagian besar wanita selama 14 minggu
• Regimen kontrasepsi tdd 1 dosis tiap 3 bulan
Efikasi: pilihan kontrasepsi yg sangat efektif, variasi BB maupun pengobatan obat lain dpt mengubah
efikasi DMPA, tingkat kegagalan dlm 1 thn pertama sebesar 0,3%
Keuntungan: DMPA tidak menyebabkan ES estrogen yg serius seperti tromboemboli, anemia <<,
dysmenorrhea <<, risiko kanker endometrial & ovarian <<, tdk mengandung estrogen shg cocok utk
wanita yg dikontraindikasikan thd estrogen, aman digunakan utk ibu yg sedang menyusui
KONTRASEPSI HORMONAL
2. INJEKSI DMPA (Depomedroxyprogesterone Acetate)
Kerugian:
• Mengganggu siklus menstruasi hingga tjd amenorrhea pd 50% wanita dlm 1 thn pertama
• Persistent irregular bleeding dpt diterapi dgn pemberian dosis lanjutan mjd lebih
awal atau pemberian terapi estrogen dosis rendah secara temporer
• Karena DMPA tetap berada dlm tubuh selama bbrp bulan, wanita yg menggunakan
DMPA jangka panjang dpt mengalami penundaan fertilitas stlh berhenti
memakai
• ES DMPA meliputi: pe↑ BB, depresi, menstruasi yg tdk teratur dpt berlanjut selama
1 thn stlh penyuntikan terakhir
KONTRASEPSI HORMONAL
3. Progestin-Only Oral Contraceptives
Efikasi: level progestin dlm serum mencapai puncak ±2 jam stlh pemberian, efikasi >>
dpt tercapai jika pemberiannya konsisten
Keuntungan: risiko tromboemboli minimal krn tdk ada estrogen, me↓ dysmenorrhea,
me↓ menstrual blood loss, me↓ PMS (premenstrual syndrome symptoms)
• Tdk seperti DMPA, fertilitas dpt segera kembali seperti semula stlh kontrasepsi ini
dihentikan
KONTRASEPSI HORMONAL
3. Progestin-Only Oral Contraceptives
Kerugian: kepatuhan dlm penggunaan yg harus terus-menerus, pengguna harus diedukasi terkait
tambahan metode kontrasepsi jika lupa atau terlambat minum pil
• Dikatakan terlambat minum pil apabila pil baru diminum 3 jam stlh waktu yg telah
ditetapkan
• Jika pil lupa diminum sebaiknya segera minum pil begitu teringat pil berikutnya diminum
pd waktu yg telah ditetapkan kontrasepsi tambahan sebaiknya diberikan utk 48 jam
berikutnya
• ES meliputi: perdarahan tdk terjadwal & bercak-bercak darah, mual, breast tenderness, sakit
kepala, & amenorrhea
KONTRASEPSI HORMONAL
4. COC (Combination Oral Contraceptives)
• Saat ini, etinil estradiol digunakan pd semua preparat yg mengandung estrogen 35 mcg
• Komponen progestin tdd norethindrone, levonorgestrel, norgestrel, norethindrone
acetate, ethynodiol diacetate, norgestimate, & desogestrel
• Jenis pil kombinasi: monofasik, bifasik, trifasik
• Pemakaian sebaiknya dimulai baik pd hari pertama menstruasi atau hari minggu pertama
stlh siklus menstruasi dimulai
• Sebagian besar formula COC tdd 21 pil hormonal aktif diikuti 7 pil plasebo memfasilitasi
pemakaian pil yg konsisten
Mekanisme aksi: mencegah ovulasi mekanisme dominan
• Baik estrogen maupun progesteron mampu menghambat FSH & LH secara adekuat utk
mencegah tjd nya ovulasi
• Kombinasi 2 steroid mampu menghasilkan efek sinergis mampu me↑ efek
antigonadotropik & efek penghambatan ovulasi
• Mampu merubah konsistensi mukus cervical mempengaruhi lapisan endometrial &
transport
tubal
Keuntungan:
• Kontrasepsi oral dpt digunakan sbg terapi utk menstruasi yg tdk teratur
• Pencegahan ovulasi
• Wanita dgn anemia sekunder akibat menorrhagia utk me↑ cadangan besi
• Wanita dpt memanipulasi siklus utk menghindari menstruasi selama saat2 tertentu, ex: liburan
dgn memperpanjang jumlah minum pil aktif atau melepas pil plasebo
• Kontrasepsi oral dpt mencegah benign conditions seperti penyakit kanker jinak, PID
(pelvic inflammatory disease), functional cysts
• Functional cysts dpt di↓ dgn menekan stimulasi ovary oleh FSH & LH
• Kehamilan ektopik dicegah melalui penghentian ovulasi
• Dpt mencegah epithelial ovarian & endometrial carcinoma
KERUGIAN:
• Mual, breast tendernesss, breakthrough bleeding, amenorrhea (tdk mengalami menstruasi), &
sakit
kepala
• Kontrasepsi oral tdk mencegah dari STD
• Diperlukan pemakaian setiap hari yg konsisten, sementara pemakaian yg tdk konsisten dpt
me↑ tingkat kegagalan
• Penundaan siklus ovulatory selama bbrp bulan dpt tjd stlh penghentian kontrasepsi oral
• Wanita dgn amenorrhea yg tetap berlangsung hingga 6 bulan stlh kontrasepsi oral dihentikan
KONTRASEPSI HORMONAL
Combination Patch Contraceptives
Estrogen Lynoral, premarin, 2,5 mg/dosis 3 hari post coitus, 2x1 dosis
progynova 10 mg/dosis selama 5 hari