Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN

KONTRASEPSI/ KB

Untuk Memenuhi Tugas Pendidikan Profesi Ners


Departemen Keperawatan Maternitas
di Puskesmas Dau Kota Malang

Disusun oleh:

AGUS TRIONO
NIM. 175070209111073

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2019
LAPORAN PENDAHULUAN
KONTRASEPSI/ KB

A. Definisi
Keluarga berencana merupakan usaha untuk mengukur jumlah anak dan jarak
kelahiran anak yang diinginkan. Maka dari itu, Pemerintah mencanangkan program
atau cara untuk mencegah dan menunda kehamilan (Sulistyawati, 2013).
Dalam Imbarwati (2009) juga dijelaskan bahwa kontrasepsi berasal dari kata
kontra berarti mencegah atau melawan.Sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara
sel telur (sel wanita) yang matang dan sel sperma (sel pria) yang mengakibatkan
kehamilan.Jadi kontrasepsi adalah menghindari/mencegah terjadinya kehamilan
sebagai akibat pertemuan sel telur yang matang dengan sel sperma tersebut.

B. Manfaat KB
1. Jumlah anak yang sedikit berarti lebih banyak makanan bagi setiap anak.
2. Ibu dan anak akan lebih sehat, karena kehamilan yang penuh resiko akan
dihindari.
3. Jumlah anak yang sedikit berarti lebih banyak waktu bagi keluarga.
4. Menunggu kehamilan bisa memberi kesempatan kepada wanita muda dan pria
untuk menuelesaikan pendidikan.
5. Membantu menikmati hubungan suami istri, dan mencegah kehamilan yang tidak
direncanakan.

C. Memilih cara KB
1. Cara hambatan yang menghambat kehamilan dengan cara menghambat
bertemunya sel terlur wanita dengan sperma pria.
2. Cara hormonal yang menunda kehamilan dengan cara mencegah indung telur
untuk melepaskan sel telur, membuat sel sperma sukar untuk bertemu sel telur,
dan menjaga agar dinding rahim tidak bisa menjadi lahan kehamilan
3. IUD yaitu alat dalam rahim yang menghambat pembuahan sel sperma dengan sel
telur.
4. Cara alami yang membantu wanita untuk mengetahui kapan waktu yang subur,
sehingga dia tidak melakukan hubungan intim pada waktu tersebut.

2
5. Cara permanen ini merupakan tidakan operasi yang menghentikan kesempatan
bagi pria dan wanita bisa mempunyai anak.

D. Syarat Keluarga Berencana (KB) atau Kontrasepsi


Syarat Keluarga Berencana (KB)/Kontrasepsi yang boleh digunakan oleh
pasangan suami istri adalah sebagai berikut:
a. Aman untuk digunakan
b. 100% efektif
c. Bebas efek samping, dimana individu yang menggunakan KB akan beradaptasi
dengan efek samping kontrasepsi yang digunakan tersebut
d. Mudah diperoleh
e. Biaya terjangkau
f. Mudah cara penggunaannya dan diterima oleh user serta patner
g. Dapat diterima orang banyak
h. Pemakaian jangka panjang
i. Tidak ada efek pada kehamilan selanjutnya

E. Jenis-jenis KB:
a) Kontrasepsi dengan tanpa alat
1) Metode Kalender / Pantang Berkala
Mekanisme
Menghitung masa subur dan masa tidak subur
kerjanya
Tidak cocok untuk wanita dengan siklus menstruasi tidak teratur
Kelemahannya
dan butuh kerjasama suami dan istri
Keunggulannya Tanpa efek samping (kecuali kadang stress)dan tanpa biaya
Kegagalan + 14%
Keterangan:
• Siklus teratur : Ovulasi terjadi 14 hari sebelum menstruasi berikutnya
• Siklus tidak teratur : 6 siklus menstruasi
- Siklus terpendek dikurangi 18 (sehingga hari pertama masa subur)
- Siklus terpanjang dikurangi 11 (sehingga hari terakhir masa subur)
(Puspitasari, 2008)

3
2) Metode Suhu Basal (Basal Body Temperature/BBT)
Mekanisme
Menentukan saat ovulasi dengan mengukur suhu tubuh
kerjanya
Butuh kecermatan dan bila sakit dan aktivitas sehari-hari karena
Kelemahannya
dapat meningkatkan suhu tubuh, serta butuh kerjasama suami istri
Keunggulannya Tanpa efek samping (kecuali kadang stress)
Kegagalan + 1%
Pengukuran dilakukan beberpa bulan sebelumnya agar diketahui
ada tidaknya perubahan pada suhu basal. Berikut ini adalah beberapa hal
yang harus diketahui jika menggunakan metode suhu basal
– Menjelang ovulasi BBT turun 0.5 F
– Saat ovulasi BBT naik sampai masa menstruasi
– Suhu naik-turun antara masa subur
Sementara itu, pengukuran BBT dilakukan pada :
– Urine pagi hari sebelum melakukan aktifitas
– Jika shift malam, tidur jam 9 pagi bangun jam 12 siang. Maka
pengukuruan BBT dilakukan pada waktu urine jam 12 siang
– Dilakukan setiap bulan saat menstruasi bersih (Puspitasari, 2008).

3) Metode Pengamatan Lendir Serviks (Metode Billing)


Mekanisme Menentukan masa subur dengan mengukur tingkat keenceran lendir
kerjanya serviks
Kelemahannya Keterbatasan mata
Keunggulannya Tanpa efek samping
Kegagalan Tidak diketahui
Adapun beberapa hal yang harus diketahui jika menggunakan
metode lendir mukus, yaitu sebagai berikut:
a. Sebelum ovulasi mucus kental, tidak meregang jika dipegang antara ibu
jari & jari telunjuk
b. Mendekati ovulasi sekresi mucus akan meningkat
c. Pada saat ovulasi (the peak day) mucus meningkat, tipis, berair dan
transparan. Pada saat ini hindari sexual intercourse tiga hari sebelum
dan setelah the peak day, dengan demikian ini akan berfugnsi sebagai
kontrasepsi. Alasan mengapa tiga hari sebelum dan sesudah karena
tidak diketahui secara pasti kapan terjadinya ovulasi, sel sperma dapat
bertahan hidup selama 3 hari setelah masuk ke reproduksi wanita dan
sel ovum dapat bertahan hidup selama 4 hari setelah lepas dari ovarium
(Puspitasari, 2008).

4
4) Sanggama Terputus (Coitus Iinteruptus)
Mekanisme
Mengeluarkan penis dari vagina sebelum ejakulasi
kerjanya
Butuh kerjasama suami istri, stress, tidak dijamin tidak ada
Kelemahannya
spermatozoa yg sudah masuk dalam uterus
Dapat dilakukan kapan saja tanpa menghitung masa subur dan tidak
Keunggulannya
subur
Kegagalan Tidak diketahui

5) Menyusui (Laktasi)
Mekanisme - Interval menyusui < 4 jam, atau minimal bayi menyusu 6 kali
kerjanya sehari masing-masing payudara kanan dan kiri secara
bergantian.
- Bayi hanya mendapat ASI atau sebagian besar ASI.
- Tidak diperkenankan ada jeda waktu berhenti menyusui sejak
bayi lahir sampai enam bulan berikutnya.
- Tidak ada perdarahan pervaginal sejak selesainya masa nifas.
Kelemahannya Bayi malas menyusu, ibu malas menyusui, ibu bekerja, ASI tidak
keluar
Keunggulannya Dapat dilakukan kapan saja, tanpa biaya
Kegagalan + 1%

6) Abstinence
Metode ini adalah metode dengan tidak melakukan sexual
intercourse. Namun, metode ini tidak efektif untuk mencegah kehamilan
(failure rate 85% pada orang yang tidak menggunakan kontrasepsi) tetapi
paling efektif untuk mencegah STIs (Sexually Transmitted Infection)
(Puspitasari, 2008).

7) Natural Family Planing


Natural Family Paling merupakan metode yang tidak ada
penggunaan bahan kimia dan alat yang dimasukkan ke tubuh. Efektifitas
tergantung bagaimana kemampuan pasangan untuk menghindari sexual
intercourse pada masa subur (tidak berhubungan sexual pada saat istri
masa subur). Failure rate metode ini sebesar 25% (Puspitasari, 2008).

b) Kontrasepsi dengan alat


1. Kondom

5
a. Kondom Pria
Kondom adalah sarung karet yang dipakai pada alat kemaluan pria selama
melakukan hubungan seksual.
Cara menggunakan kondom:
1) Bila seorang pria tidak disunat tarik selaput kulit kepala penis ke belakang.
Kemudian masukan ujung penis kedalam mulut kondom dan masukan
sampai ke ujung akhir penis yang keras.
2) Dengan terus memencet ujung penis, buka gulungan kondom sampai semua
kondom bisa meliputi semua permukaan penis. Bagian ujung kondom yang
agak longgar akan menampung cairan sperma. Bila ujung penis tidak
berongga, kondom bisa pecah.
3) Setelah pria ejakulasi, maka dia sebaiknya memegang ujung dan pinggiran
kondom dan mengeluarkannya dari vagina sewaktu penis masih dalam
keadaan tegang.
4) Tarik keluar kondom. Jangan sampai bocor sehingga cairan sperma keluar.
5) Bentuk ikatan pada pangkal kondom kemudian dibuang dengan cara dibakar
atau dikubur sehingga jauh dari kemungkinan permainan ank-anak atau
binatang.
b. Kondom Wanita
Kondom wanita yang bisa pas divagina dan menutupi bibir luar bisa dimasukan
ke dalam vagina sebelum melakukan hubungan seksual. Kondom hanya
digunakan sekali pakai, karena akan mudah robek bila dicuci dan digunakan
kembali. Kondom wanita merupakan cara KB yang efektif bisa melindungi
dari penularan PMS dan kehamilan serta berada dibawah kendali wanita.
Cara memakai kondom wanita:
1) Buka bungkusan kondom cari cincin dalam yang berupa cincin yang
bertutup.
2) Pencet cincin dalam tersebut dan pegang oleh jari-jari tangan.
3) Masukan cincin ke dalam lubang vagina
4) Dorong cincin sampai betul-betul masuk vagina. Sedangkan cincin luar
tetap berada diluar vagina.

6
5) Bila melakukan hubungan seksual masukan penis sampai masuk ke dalam
cincin luar tersebut.
6) Lepaskan segera kondom wanita setelah selesai berhubungan sebelum kita
berdiri. Plintir cincin luar kondom supaya cairan sperma masih tetap berada
di dalam kondom.

2. Pil kombinasi (cara KB yang mengandung estrogen dan progestin)


Cara yang paling meyakinkan dalam mencegah kehamilan adalah pasangan
wanitanya menggunakan pil kontrasepsi. Terdapat beberapa jenis pil ini, tetapi
masing-masing mengandung hormone esterogen dan progesterone yang
menghambat ovulasi. Agar benar-benar efektif maka pil tersebut harus di minum
dengan tepat sesuai petunjuk yang tercantum.

Ada beberapa jenis pil kontrasepsi, antara lain :


a. Kontrasepsi Oral Kombinasi
Pil ini mengandung 30-50 µg estrogen dan antara 0,5-2 mg progesterone
(noretisteron). Kombinasi estrogen menekan ovulasi dan progesterone di
tambahkan untuk mengendalikan siklus menstruasi. Maksud pemberian pil ini
adalah untuk mencegah pematangan folikel de Graaf dan pembentukkan
korpus luteum. Kombinasi-kombinasi kontrasepsi ini juga:
1) Menyebabkan mucus serviks tidak dapat di tembus oleh sperma dan
meningkatkan kekentalannya (viskositasnya).
2) Mengurangi gerakan atau motilitas tuba falopi dengan cara mengurangi
kerja peristaltik sehingga sperma yang tetap hidup akan sangat mengalami
kesulitan bergerak sepanjang tuba falopi untuk sampai uterus.
Siklus menstruasi di tekan, tetapi withdrawal bleeding yang siklis tetap
terjadi apabila pil harian tersebut di ganti dengan placebo. Metode ini dapat di
terima karena mengurangi gangguan siklis dan secara estetik dapat di terima,
karena metode ini tidak berhubungan dengan masalah hubungan seksual.

Efek Samping

7
Walaupun demikian, metode ini mempunyai kerugian, mempunyai efek
samping seperti :
 Efek karena kelebihan estrogen
Ada rasa mual, kadang di sertai muntah, diare dan rasa perut kembung.
Selain itu menyebabkan retensi cairan karena kurangnya pengeluaran air
dan natrium. Retensi cairan ini dapat menyebabkan bertambahnya berat
badan. Oleh karena itu, pada akseptor di anjurkan untuk kurangi konsumsi
garam. Efek samping lainnya berupa sakit kepala, nyeri pada mamae.
Konsumsi pil yang cukup lama dengan dosis estrogen yang tinggi dapat
menyebabkan pembesaran mioma uteri, akan tetapi biasanya pembesaran itu
berhenti jika pemakaian pil di hentikan.
Rendahnya dosis estrogen dalam pil dapat mengakibatkan spotting dan
withdrawal bleeding dalam masa intermenstruum.
 Efek karena kelebihan progesterone
Karena hal ini dapat menyebabkan nafsu makan meningkat disertai
bertambahnya berat badan. Dapat menimbulkan jerawat dan alopesia karena
efek androgenic dari jenis progesterone yang di pakai dalam pil.
 Efek samping yang berat
Dapat terjadi trombo-emboli, trombo-emboli ini dapat terjadi apabila di
dukung oleh faktor-faktor predisposisi seperti merokok, hipertensi, diabetes
mellitus dan obesitas.
 Menstruasi tidak teratur atau bercak-bercak. Pil kombinasi sering membuat
datang bulan lebih pendek dan lebih ringan.

Kontraindikasi

Tidak semua wanita dapat menggunakan pil kombinasi untuk kontrasepsi.


Kontraindikasinya antara lain :
 Kontraindikasi mutlak
- Tumor-tumor yang dipengaruhi estrogen
- Penyakit-penyakit hati yang aktif, baik akut maupun menahun
- Pernah mengalami trombo phlebitis, trombo-emboli, kelainan
serebrovaskular

8
- Diabetes mellitus
- Kehamilan
 Kontraindikasi relatif
- Depresi
- Migraine
- Mioma uteri
- Hipertensi
- Oligomenorea dan amenorea

Kelebihan dan Kekurangan pil kombinasi


 Kelebihan
- Efektivitasnya dapat di percaya
- Frekuensi koitus tidak perlu di atur
- Siklus haid tidak teratur
- Keluhan dismenorea yang primer menjadi berkurang atau hilang sama
sekali
 Kekurangan
- Pil harus di minum setiap hari
- Motivasi harus kuat
- Adanya efek samping walaupun efeknya sementara
- Kadang-kadang setelah berhenti minum pil dapat timbul amenorea yang
persisten
- Harganya relative mahal

 Cara pemakaian pil kombinasi:


Pil tersedia dalam paket berisi 21 atau 28 tablet. Bila memakai paket 28
tablet, minumlah pil setiap hari selama sebulan. Segera setelah selesai 1
paket, mulailah dengan paket yang baru dan seterusnya. Bila memakai paket
21 pil, minumlah pil setiap hari selama 21 hari, kemudian tunggu 7 hari
sebelum mulai dengan paket yang baru. Datang bulan akan terjadi pada
hari-hari dimana kita sedang berhenti minum pil. Tetapi mulai dengan paket
baru meskipun datang bulan belum datang. Pada kedua paket tersebut baik
yang berisi 21 atau 28 pil, minumlah pil pertama pada hari pertama datang

9
bulan. Dengan cara ini kita akan terlindungi dengan segera. Bila diminum
setelah hari pertama, kita bisa mulai pada tanggal-tanggal selama 7 hari
pertama datang bulan. Tetapi kita tidak akan terlindungi dengan segera,
sehingga pada dua minggu pertama kita minum pil, sebaiknya kita juga
memakai cara KB yang lain atau tidak melakukan hubungan seksual. Kita
harus minum pil setiap hari, meskipun kita tidak melakukan hubungan intim
setiap hari. Cobalah memakai pil pada waktu yang sama setiap hari
mungkin akan membantu bila kita selalu mulai minum pil dari paket terbaru
pada hari yang sama.

Bila kita lupa minum pil kita bisa hamil


Bila kita lupa minum satu pil begitu ingat, minumlah segera satu pil.
Kemudian minumlah pil selanjutnya secara teratur seperti semula. Ini berarti
bahwa kita harus minum dua pil dalam satu hari.
Bila kita lupa minum dua pil secara berturut-turut, mulailah segera
minum pil berikutnya. Minumlah dua pil selama dua hari dan kemudian
teruskan minum satu pil setiap hari sampai habis. Gunakan kodom sampai kita
telah minum pil selama tujuh hari selama berturut-turut. Bila kita lupa minum
tiga pil atau lebih, berhentilah minum pil dan kemudian tunggu sampai datang
bulan berikutnya. Gunakan kondom selama sisa siklus bulanan. Kemudian
mulai dengan paket yang baru.

Pil yang terlambat diminum atau lupa akan menyebabkan perdarahan


sedikit, seperti datang bulan yang ringan.

a) Pil Progesteron
Karena jenis pil ini tidak mengandung estrogen maka pil ini lebih aman
bagi wanita yang tidak cocok pil kombinasi dan bagi wanita timbul efek
samping pada pemakaian pil kombinasi. Pil ini juga lebih baik bagi ibu
menyusui karena tidak mengandung zat yang menyebabkan pengurangan
produksi ASI. Penggunaan pil ini sangat efektif bagi ibu-ibu menyusui.
Pada beberapa wanita pil ini menekan ovulasi secara sempurna. Pada
beberapa wanita yang lain folikel mengalaman pematangan secara normal,
tetapi terjadi fase luteal yang dipersingkat dan tidak terjadi produksi

10
progesterone. Kerja kontrasepsi pil progesterone saja terletak pada kerjanya
pada mucus serviks dengan membuat mukus ini lebih kental dan sulit
dilewati sperma, dan dengan mengurangi kerja peristaltik tuba falopi
sehingga sperma yang tetap hidup sangat sulit atau tidak mungkin mencapai
uterus.

Efek samping yang umum terjadi:


 Perdarahan tidak teratur atau bercak-bercak
 Datang bulan terlambat
 Sering pusing

b) Pil sekuensial
Pil ini hanya mengandung estrogen di minum selama setengah
pertama siklus mentruasi dan kemudian selama setengah siklus yang kedua
diberikan pil yang mengandung baik estrogen maupun progesterone. Efek
keseimbangan hormone ini ialah penekanan ovulasi, dan karena kadar
estrogen tinggi, maka juga akan menekan laktasi apabila diberikan kepada
pasien post natal. Sekuensial memberikan banyak efek samping, yang
meliputi bertambahnya berat badan, perubahan payudara, mual, sakit kepala
dan penurunan libido.

Secara umum ada beberapa komplikasi yang terjadi pada kontrasepsi


oral, yaitu mencakup sebagai berikut :
A – Abdominal pain, mengindikasikan masalah pada hepar atau kandung
empedu.
C – Chest pain atau sesak napas, mengindikasikan adanya sumbatan
pembuluh darah pada paru atau jantung.
H – Headaches, disebabkan oleh gangguan kardiovaskular atau hipertensi.
E – Eye problem, mengindikasikan gangguan vascular atau hipertensi.
S – Severe leg pain, mengidikasikan proses trombo-emboli.

3. Implant

11
Implant terdiri dari 6 tabung kecil dan lunak yang ditempatkan dibawah kulit
lengan. Tabung ini mengandung hormon progestin dan bekerja seperti mini-pi.
Mereka bisa mencegah kehamilan selama 5 tahun. Merk dagang yang tersedia
adalah Norplant.

Cara pemakaian implant


Seorang petugas kesehatan yang terlatih membuat sayatan kecil di kulit lengan
untuk memasukan dan mengeluarkan implant. Ini biasanya dilakukan di klinik
atau di puskesmas.

4. KB Suntikan
Terdapat 2 jenis yaitu:
a. Depo-Provera (medroxyprogesteron acetate) tiap 12 minggu
- Merupakan progesteron tersintesis
- Boleh unutk ibu menyusui
b. Cyclofem (sintetis estrogen-progesteron) tiap 30 hari
Mekanisme kerja keduanya adalah dengan menekan ovulasi, mengubah
endometrium, dan cervical mucus. Efektifitas metode ini yaitu 100% dengan
efek samping siklus mens tidak teratur, sakit kepala, peningkatan BB, dan
depresi
Adapun kelemahan :dari metode ini yaitu:
- Mempengaruhi toleransi glukosa sehinnga tidakdiperuntukkan bagi diabetes
- Resiko osteoporosis → Diet calcium > 1,200mg/hr dan latihan beban
- Mengharuskan ke health provider untuk mendapatkan suntik berikutnya
- Fertility kembali 6-12 bulan

5. Alat dalam rahim IUD (IUCD, COPPER-T, SPIRAL)


IUD adalah sebuah alat yang kecil yang dimasukan ke dalam rahim oleh
dokter atau petugas kesehatan yang terlatih atau bidan. Setelah di rahim, IUD
akan mencegah sel sperma pria untuk bertemu dengan sel terlur wanita. IUD
bisa tinggal di dalam rahim sampai 10 tahun (tergantung pada jenis IUD)
sebelum di lepas dan diganti. Sebuah IUD dapat digunakan tanpa sepengatuhan
pria (meskipun kadang-kadang pria dapat merasakan benangnya).

Kontraindikasi:

12
- Hamil atau mungkin hamil.
- Dalam bahaya penularan PMS.
- Pernah menderita infeksi tuba atau rahim, atau infeksi setelah melahirkan
atau setelah keguguran.
- Pernah hamil diluar kandungan.
- Pernah mengalami perdarahan hebat dan rasa sakit selama datang bulan.
- Sangat anemik.
- Belum pernah hamil.

Efek samping:
Mengalami perdarahan ringan selama minggu pertama setelah memakai IUD.
Beberapa wanita bisa mengalami datang bulan yang lebih lama lebih banyak dan
lebih sakit tetapi ini akan menghilang setelah tiga bulan pertama pemakaian
IUD.

Cara menggunakan IUD:


Sebuah IUD dimasukan oleh seorang petugas kesehatan yang telah dilatih
khusus setelah dilakukan pemeriksaan. Waktu yang terbaik pemasangan IUD
adalah selama datang bulan. Setelah melahirkan, lebih baik menunggu enam
bulan untuk memberi kesempatan rahim pulih kembali baik ukuran dan
bentuknya sebelum memasukan IUD.

Kadang-kadang IUD bisa terlepas dari tempatnya. Bila ini terjadi, maka tidak
akan efektif lagi untuk mencegah kehamilan, karena itu sangat penting untuk
bisa memeriksa sendiri letak IUD untuk memastikan letak masih baik. Sebagian
besar IUD mempunyai dua benang yang terjurai kadang-kadang sampai di mulut
vagina. Kita bisa memeriksa benang tersebut setiap setelah datang bulan untuk
memastikan letak IUD masih baik.

Cara memeriksa letak IUD:


1. Cuci tangan.

13
2. Berjongkoklah dan dengan dua jari masukkan ke dalam vagina dan jangkau
sedalam-dalamnya. Rasakan adanya benang tetapi jangan mencoba untuk
menarik keluar.
3. Keluarkan jari-jari dan cucilah tangan dengan baik.

Penghentian pemakaian IUD:


Bila kita ingin menghentikan pemakaian IUD, kita harus pergi ke petugas
kesehatan yang akan mengeluarkan IUD, jangan mencoba mengeluarkannya
sendiri. Kita bisa segera menjadi hamil setelah IUD dikeluarkan.

6. Sterilisasi
Terdapat beberapa cara operasi yang bisa membuat pria atau wanita
hampir tidak mungkin bisa mempunyai anak lagi. Karena hasil operasi ini
bersifat permanen, maka tindakan ini hanya tepat bagi ibu atau bapa yang betul-
betul telah yakin tidak ingin mempunyai anak lagi.
Untuk mendapatkan pelayanan tindakan operasi ini, ibu atau bapa harus pergi ke
RS yang mampu melayani operasi tersebut. Operasi ini cukup cepat dan aman
yang jarang menimbulkan efek samping.
a. Vasektomi (operasi pria)
Adalah suatu tindakan bedah yang sangat sederhana dimana dilakukan
pemotongan saluran yang membawa sperma dari buah pelir ke penis. Buah
pelirnya sendiri masih tetap utuh, tidak dipotong sama sekali. Operasi ini
dilakukan di Puskesmas, dimana petugas kesehatan telah dilatih untuk
melakukannya. Tindakan operasi ini hanya berlangsung beberapa menit.
Operasi ini tidak mengubah kemampuan untuk melakukan hubungan seksual
ataupun untuk merasakan kenikmatan hubungan seksual. Pria masih mampu
untuk ejakulasi cairan sperma atau semen tetapi cairan tersebut tidak
mengandung benih sperma. Setelah operasi, pria tersebut harus terlebih
dahulu ejakulasi sampai 20 kali sebelum benih sperma betul-betul telah
bersih. Selama menunggu pakailah cara-cara kb yang telah biasa dipakai.

b. Tubektomi (operasi wanita)

14
Pemutusan saluran telur wanita sedikit lebih rumit dari pada vasektomi, tetapi
tetap merupakan tindakan bedah yang aman hanya berlangsung sekitar 30
menit.
Petugas kesehatan membuat sayatan kecil di kulit perut ibu, kemudian
memotong atau mengikat saluran yang membawa sel telur dari indung telur
kerahim. Tindakan ini tidak akan mengubah kemampuan wanita untuk
melakukan hubungan seksual ataupun menikmati hubungan seksual. Penting:
sterilisasi tidak melindungi terhadap PMS, termasuk AIDS. Kita harus tetap
memikirkan cara untuk perlindungan untuk penyakit-penyakit tersebut.

7. MAL (Metode Aminorea Laktasi)


Metode Aminorea Laktasi (MAL) adalah metode kontrasepsi sementara
yang mengandalkan pemberian ASI secara eksklusif artinya, diberikan ASI saja
tanpa tambahan makanan dan minuman lainnya.

Cara kerja
Cara kerja dari metode MAL adalah menunda atau menekan terjadinya ovulasi.
Pada saat laktasi atau menyusui hormon yan berperan adalah oksitosin dan
prolaktin.semakin sering menyusui maka kadar prolaktin meningkat dan hormon
gonadotropin melepaskan hormon penghambat (inhibitor). Hormon penghambat
akan mengurangi kadar estrogen sehingga tidak terjadi ovulasi.

Manfaat
Metode MAL memberikan manfaat kontrasepsi dan non kontrasepsi. Manfaat non
kontrasepsi:

Untuk bayi:
- Mendapatkan kekebalan pasif.
- Peningkatan gizi.
- Mengurangi resiko penyakit menular.
- Terhidar dari keterpaparan terhadap kontaminasi air, susu formula, atau alat
minum yang dipakai.

Untuk ibu:
- Mengurangi perdarahan post partum.

15
- Membantu proses involusi uteri.
- Mengurangi resiko anemia.
- Meningkatkan hubungan psikologi antara ibu dan bayi.

Kelemahan:
- Memerlukan persiapan dimulai sejak kehamilan.
- Metode ini hanya efektif digunakan selama 6 bulan setelah melahirkan,
belum mendapat haid dan menyusui secara eksklusif.
- Tidak melindungi dari penyakit menular.
- Bukan merupakan pilihan bagi wanita yang tidak menyusui.
- Kesulitan dalam mempertahankan pola menyusui secara eksklusif.

Menyusui bisa efektif mencegah kehamilan bila terdapat keadaan seperti berikut
ini:
1. Bayi berumur kurang dari 6 bulan.
2. Datang bulan belum dimulai sejak melahirkan.
3. Ibu hanya memberikan ASI saja bagi bayi dan memberikannya setiap bayi
merasa lapar dengan jarak antara waktu makan kurang dari 6 jam baik siang
maupun malam. Bayi sering minum ASI di malam hari.

F. Metode Kontrasepsi Kimiawi (Spermatizide)


Bahan terdiri dari spermaticide dan bahan tempat mengandung spematicide
tersebut, biasanya gelatine atau minyak. Khasiat kontrasepsinya disebabkan oleh sifat
kimiawinya, tetapi juga karena sifat fisiknya menyulitkan pergerakan sperma karena
kental.
Zat yang paling dulu dipergunakan sebagai spermaticide adalah kinin, tetapi
kemudian dipakai juga acidum boricum, ac lacticum, chinosol, hexyl resorcinol, ac
ricinoleicum dan formaldehyde.
Kontrasepsi kimiawi dapat berbentuk suppositoria, jelly, cream, tissue atau busa.
Sekarang diusahakan supaya mengandung juga germaticide untuk mencegah infeksi.
Jelly, cream dan pasta sering dipergunakan bersama dengan diafragma atau kondom.
Metode kimiawi mempunyai toleransi yang baik, jarang menyebabkan iritasi pada
vagina, tetapi banyak wanita tidak menyukainya karena terlalu basah.

16
a. Tissue kb
Tissue KB adalah alat kontrasepsi kimiawi yang berbentuk seperti lembaran
kertas tissue, namun akan larut bila bercampur dengan cairan vagina atau lendir
serviks.
Cara pemakaiannya adalah dengan meelipat-lipat tissue tersebut hingga berbentuk
bulatan kecil kemudian dimasukkan ke dalam liang sanggama dan ditunggu beberapa
menit hingga melarut baru kemudian melakukan hubungan seksual.
Cara kerja tissue KB adalah mengentalkan lendir serviks sehingga menghambat
gerakan spermatozoa, serta membunuh spermatozoa.

b. Jelly
Wahananya adalah gelatin yang larut air dan mencair dengan mudah dalam
badan. Baik dipakai oleh wanita yang kering vaginanya.
c. Tablet Berbusa
Tablet ini dimasukkan ke dalam vagina, akan berbusa dan busa ini akan masuk
ke celah-celah yang kecil yang mungkin mengandung spermatozoa. Namun angka
kegagalannya tinggi yaitu sekitas 22,5 kehamilan / 100 wanita / tahun. Walaupun
tingkat kegagalannya cukup tinggi, namun karena alat kontrasepsi ini mudah
diterima, aman dan sederhana, oleh sebabitu masih ditawarkan dinegara-negara yang
sedang berkembang, karena bagaimana pun juga lebih baik mempergunakan salah
satu cara kontrasepsi yang sederhana daripada tidak menggunakan sama sekali.
d. Suppositoria Kimiawi
Mudah dipakai tetapi kurang dapat dipercaya efektifitasnya untuk mencegah
kehamilan. Bila melakukan coitus beberapa kali maka suppositoria harus
dimasukkan ke vagina beberapa kali pula.
Terdiri dari gelatin atau mentega cacao yang mencair dngan cepat pada suhu badan.
Yang diragukan adalah apakah cairan ini akan menyebar merata pada seluruh vagina.

G. Efek Samping Penggunaan Keluarga Berencana (KB) atau Kontrasepsi


Penggunaan KB atau kontrasepsi memiliki dampak bagi para penggunanya. Dampak
ini dapat dilihat dari komponen KB atau kontrasepsi yang digunakan. Berikut adalah
komponen beserta dampak yang ditimbulkan:
Komponen Esterogen

17
- Berat badan bertambah
- Nyeri kepala
- Perdarahan banyak saat menstruasi
- Peningkatan pengeluaran leukorhea
- Perlunakan servik
- Retensi air dan garam
- Mudah tersinggung dan tegang
Komponen Progesteron
- Kulit dan rambut kering
- Menstruasi berkurang
- Kaki dan tangan sering keram
- Liang senggama menjadi kering
- Acne
- Payudara tegang
H. Asuhan Keperawatan Kontrasepsi
a. Pengkajian
Identitas klien dan suami, keluhan utama, Riwayat penyakit sekarang, Riwayat
mestruasi, Riwayat KB, Riwayat psikologi, Pemeriksaan fisik dan Riwayat
obstetri
b. DiagnosaKeperawatan yang mungkin muncul:
♦ Kontrasepsi 1. Nyeriakut
suntik 2. Deficit volume cairan
3. Perubahan body image
4. Ansietas
♦ Kontrasepsi pil 1. Nyeri akut
2. Perubahan body image
♦ IUD 1. Nyeri akut
2. Perubahan suhu tubuh
3. Ansietas
4. Kurang pengetahuan

c. Intervensi Keperawatan
1) Nyeri akut
Tujuan :
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x24 jam klien tidak
mengalam inyeri

18
Kriteria hasil :
- Klien melaporkan nyeri berkurang
- Klien mengatakan mampu mengontrol nyeri
- Klien mampu mengenali nyeri
No Intervensi
1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi nyeri, durasi,
frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
3 Kontrol tekanan darah klien
4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan,
pencahayaan, dank ebisingan
5 Kurangi faktor presipitasi nyeri
6 Bantu klien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan
7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi: napas dada, relaksasi, distraksi,
kompres hangat atau dingin
8 Tingkatkan istirahat
9 Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri,

2) Ansietas
Tujuan:
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x24 jam kecemasan
klien teratasi
Kriteria hasil:
- TTV klien dalam batas normal
- Posturtubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas
menunjukkan berkurangnya kecemasan
- Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas
- Klien mampu mengungkapkan dan menunjukkan teknik untuk
mengontrol cemas
No Intervensi
1 Identifikasi tingkat kecemasan

2 Bantu klien mengenali situasi yang menimbulkan kecemasan

3 Dorong klien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, dan persepsi

19
4 Dengarkan dengan penuh perhatian

5 Temani klien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut

6 Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur

7 Libatkan keluarga untuk mendampingi klien

8 Instruksikan pada klien untuk menggunakan teknik relaksasi

9 Berikanobat anti cemas

3) Kurang Pengetahuan
Tujuan:
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama1x24 jam klien
menunjukkan pengetahuan tentang kontrasepsi
Kriteria hasil:
- Klien menyatakan kepahaman tentang kondisi kontrasepsi, jenis
kontrasepsi, kelebihan & kekurangan, serta cara menggunakannya
- Klien mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskansecara benar
- Klien mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat/tim
kesehatan lainnya

No Intervensi
1 Kaji tingkat pengetahuan klien
2 Jelaskan tentang kontrasepsi, jenis-jenis kontrasepsi, kekurangan &
kelebihan masing-masing kontrasepsi dan cara penggunaannya
3 Jelaskan cara mengatasi masalah yang mungkin muncul setelah pemakaian
kontrasepsi
4 Diskusikan pemilihan kontrasepsi
5 Dukung klien untuk mengeksplorasi atau mendapatkan second opinion
dengan cara yang tepat
6 Kaji tingkat pengetahuan klien
8 Jelaskan cara mengatasi masalah yang mungkin muncul setelah pemakaian
kontrasepsi
9 Diskusikan pemilihan kontrasepsi

20
DAFTAR PUSTAKA

Bulecheck, Gloria. 2013. Nursing Intervention Classification (NIC) Edisi Bahasa


Indonesia. Yogyakarta: Mocomedia.
Depkes RI, 2011, Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak
(PWS-KIA), Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, Direktorat
Kesehatan Keluarga, Jakarta.
Dutton,L.A., Densmore,J.E., & Turner,M.B. 2011. Rujukan Cepat Kebidanan.
Jakarta: EGC.
Green,C. J and J. M. Wilkinson. 2012. Rencana Asuhan Keperawatan Maternal & Bayi
Baru Lahir. Jakarta : EGC
Herdman, T. H., Kamitsuru, S. 2018. NANDA-I Diagnosis Keperawatan Definisi dan
Klasifikasi 2018-2020. Jakarta: EGC
Imbarwati.2009. Beberapa Faktor yang Berkaitan dengan Penggunaan KB IUD pada
Peserta KB non IUD di Kecamatan Pedurungan Kota
Semarang.http://eprints.undip.ac.id/17781/1/IMBARWATI.pdf.
Manuaba,C., Manuaba, F., & Manuaba. 2007. Pengantar Kuliah Obstretri. Jakarta:EGC
Manuaba,C., Manuaba, F.,& Manuaba. 2008.Gawat Darurat Obstretri Ginekologi &
Obstretri Ginekologi Sosial untuk Profesi Bidan.Jakarta:EGC
Mitayani. 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Salemba Medika Jakarta.
Moorhead, Sue. 2013. Nursing Outcomes Classification (NOC) Pengukuran Outcomes
Kesehatan: Edisi Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Mcomedia
Morgan, Geri. 2009. Obstretri & Ginekologi Panduan Praktik (Practice Guidelines For
Obstretri& Gynecology). Jakarta: EGC
Nugroho, Taufan. 2011. Buku Ajar Obstretri. Yogjakarta: Nuha Medika
Nunik Puspitasari. 2008. Metode Kontrasepsi.Departemen Biostatistika dan
Kependudukan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Surabaya.
Oxorn, Harry dan Forte W.R. 2010. Ilmu Kebidanan.Jakarta. Yayasan Essentia Medica
Potter, P.A & Perry, A.G. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep,
Proses, dan Praktik Volume 1. Alih bahasa: Yasmin Asih et al. Edisi 4. Jakarta:
EGC.
PPNI.2017. Standar Diagnosis Keperawatan indonesia:Definisi dan indikator
diagnostik.Jakarta: PPNI
Prawirohardjo, Sarwono. 2009 . Ilmu Kebidanan .Jakarta . PT.Bina Pustaka.
Saleha, Sitti. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika
Walyani, Elisabeth Siwi. 2015. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Yogyakarta: Pustaka
Baru Press

21

Anda mungkin juga menyukai