Anda di halaman 1dari 15

Materi booklet

Judul : KB Pasca Persalinan (KBPP)


Oleh : Resti Refiani Anwar
Poltekkes Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur
Prodi Sarjana Terapan Kebidanan

Daftar isi
Pengertian KB
Tujuan dan manfaat KB
Macam-macam metode KB
1. MAL
2. Kondom
3. AKDR/Spiral/IUD
4. Coitus interuptus
5. Tubektomi
6. Pil
7. Suntik
8. Implan

Daftar pustaka

Pengertian KB

Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 87 Tahun 2014, keluarga berencana atau
KB adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur
kelahiran, melalui promosi, perlindungan, dan bantuan sesuai hak reproduksi untuk mewujudkan
keluarga berkualitas.
Pengertian KBPP

KB Pasca Persalinan (KBPP) adalah upaya pencegahan kehamilan dengan menggunakan


metode/alat/obat kontrasepsi segera setelah melahirkan sampai dengan 42 hari/6 minggu setelah
melahirkan (Kementerian Kesehatan RI, 2021).
Penerapan KB pasca persalinan ini sangat penting karena kembalinya kesuburan pada seorang
ibu setelah melahirkan tidak dapat diprediksi dan dapat terjadi sebelum datangnya siklus haid,
bahkan pada wanita menyusui. Ovulasi pertama pada wanita tidak menyusui terjadi pada 34 hari
pasca persalinan, bahkan dapat terjadi lebih awal. Hal ini menyebabkan pada masa menyusui,
sering kali wanita mengalami kehamilan yang tidak diinginkan pada interval yang dekat dengan
kehamilan sebelumnya.
Tujuan KB

Tujuan dilaksanakan program KB yaitu untuk membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan
sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan kelahiran anak agar diperoleh suatu
keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
Jenis dan Metode KB Pasca Persalinan

Pada dasarnya, metode KB pasca Persalinan adalah metode KB yang aman digunakan untuk ibu
menyusui. KB pasca persalinan terbagi menjadi dua jenis yaitu Hormonal dan Non Hormonal.
KB metode non hormonal terdiri dari: Metode Amenore Laktasi (MAL), Kondom, Koitus
Interuptus, Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR), dan Kontrasepsi mantap (tubektomi).
Sedangkan KB metode hormonal yaitu: pil KB, suntik, dan implant (Pusdiknakes, 2015).
1) Non Hormonal
a) Metode Amenore Laktasi (MAL)

(1) Definisi
Metode Amenore Laktasi (MAL) adalah metode kontrasepsi sementara yang mengandalkan
pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif, artinya bayi hanya diberikan ASI saja tanpa
tambahan makanan dan minuman lainnya. MAL dapat dikatakan sebagai metode KB
alamiah (KBA) atau natural family planning, apabila tidak dikombinasikan dengan metode
kontraspeksi lain (Kementerian Kesehatan RI, 2014).
(2) Syarat dan Cara kerja
Cara kerja: Peningkatan hormon prolaktin (hormon pembentukan ASI) usai persalinan
menyebabkan penurunan hormon lain seperti LH dan estrogen yang yang diperlulan untuk
pemeliharan siklus menstruasi sehingga ovulasi (pematangan sel telur) tidak terjadi.
Sayarat:
 Ibu harus menyusui bayi secara ekslusif. Eksklusif berarti penuh atau hampir penuh
selama 24 jam dalam sehari termasuk malam hari. Ibu harus menyusui bayi selama 8x
sehari atau lebih, biasanya sebanyak 10-12x dalam sehari. Hindari jarak antar menyusui
lebih dari 4 jam. Bayi harus menghisap payudara ibu secara langsung.  
 Bayi berusia kurang dari 6 bulan. Jika bayi sudah berusia lebih dari 6 bulan maka
kebutuhan akan MPASI meningkat dan frekuensi  pemberian asi akan berkurang.
 Ibu harus dalam masa belum mengalami menstruasi. Jika ibu sudah mengalami
menstruasi maka metode ini tidak dapat digunakan lagi karena ovulasi dapat terjadi
setelah menstruasi. Pendarahan sebelum 56 hari paska salin belum dianggap sebagai
haid. Pada ibu yang menyusui secara eksklusif ovulasi tidak akan terjadi sampai 10
minggu paska persalinan (Skata, 2017)

(3) Keuntungan
 Efektivitas tinggi
 Segera efektif
 Tidak mengganggu senggama
 Tidak ada efek samping
 Tidak perlu pengawasan medis
 Tidak perlu obat atau alat
 Tanpa biaya
(4) Keterbatasan
 Perlu persiapan sejak kehamilan, agar dapat segera menyusui dalam 30 menit pasca
persalinan
 Memiliki risiko kehamilan yang tinggi bila ibu tidak menyusui bayinya secara benar
 Tidak akan efektif lagi ketika bayi berusia 6 bulan, atau jika ibu telah haid kembali
(5) Efek Samping
Tidak ada (Anggraini et al., 2021).
b) Kondom

(1) Definisi
Kondom merupakan salah satu jenis alat kontrasepsi berupa kantong karet tipis yang dipakai
untuk membungkus penis selama hubungan seksual. Kondom berfungsi sebagai penghambat
fisik dari sperma, mencegah sperma masuk ke dalam vagina. Kondom efektif jika digunakan
dengan tepat dan benar.
(2) Syarat dan Cara kerja

Pemakaian kondom yang baik yaitu digunakan sewaktu penis ereksi dan dilepaskan ketika
ejakulasi terjadi, sehingga kondom tidak robek.
(3) Keuntungan
 Tidak mengganggu produksi ASI
 Tidak mengganggu kesehatan
 Segera efektif
 Tidak perlu pengawasan medis
 Dapat melindungi dari IMS an HIV/AIDS
(4) Keterbatasan
 Cara penggunaan mempengaruhi keberhasilan kontrasepsi
 Sebagian orang merasa tidak nyaman saat berhubungan seksual (mengganggu seksualitas)
 Harus selalu tersedia setiap kali berhubungan seksual
 Menyebabkan limbah
(5) Efek Samping
Jika klien memiliki alergi terhadap karet kondom dan rasa kurang nyaman dalam hubungan
seksual. (M.T. Indiarti, 2017)

c) AKDR/IUD atau Spiral

(1) Definisi
IUD (intrauterine device) atau Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) yang popular
disebut spiral adalah alat kontrasepsi yang ditempatkan di rahim wanita. Alat kontrasepsi
dalam rahim disarankan untuk dipasang segera setelah plasenta keluar hingga 48 jam setelah
persalinan. Jika tidak, baru bisa dilakukan 4 minggu setelahnya.
(2) Syarat dan cara kerja
Cara kerja AKDR adalah mempengaruhi Gerakan dan kelangsungan hidup sperma dalam
rahim sehingga tidak dapat mencapai sel telur untuk membuahi. AKDR juga mengubah
lapisan rahim menjadi tidak cocok untuk kehamilan dan perkembangan embrio janin.
(3) Kelebihan

Keunggulan AKDR adalah berjangka Panjang (minimal lima tahun), tidak repot digunakan,
lebih murah untuk jangka panjang dan jika ingin hamil tinggal dilepaskan
(4) Efek samping/ Kelemahan
 Gangguan menstruasi terutama 3-6 bulan pertama pemakaian
 Ada risiko infeksi
 Menstruasi yang tidak teratur, lebih panjang dan lebih sering
 Dan efek samping seperti vagina kering, sakit kepala, mual dan jerawat (Sirait & Siantar,
2021).
d) Coitus Interuptus

(1) Definisi
Metode Coitus Interuptus disebut juga metode senggama terputus
(2) Syarat dan cara kerja
Teknis ini mencegah kehamilan dengan cara sebelum terjadi ejakulasi, seorang pria harus
menarik penisnya dengan segera dari vagina sehingga tidak setetes pun sperma masuk ke
dalam rahim wanita.
(3) Kelebihan
Metode ini memiliki kelebihan antara lain tidak mempengaruhi produksi asi, tidak
memerlukan biaya dan dapat dilakukan siapapun, kapanpun dan dimanapun.
(4) Kekurangannya
Terkadang sulit melakukannya dengan benar setiap saat dan tidak melindungi dari Penyakit
menular seksual (Indiarti, 2017)
e) Kontrasepsi mantap/Sterilisasi (Tubektomi)

(1) Definisi
Tubektomi mencegah pertemuan sperma dengan sel telur dengan jalan menutup kedua
saluran telur. Hal ini mengakibatkan sel telur tidak dapat dibuahi sperma sehingga tidak
terjadi kehamilan. Tubektomi adalah kontrasepsi permanen untuk mencegah kehamilan,
maka dari itu disebut juga kontrasepsi mantap.
(2) Syarat dan cara kerja

Jika memilih metode KB ini, idealnya dilakukan dalam 48 jam pasca persalinan dan jika
tidak dapat dikerjakan dalam 1 minggu setelah persalinan ditunda 4-6 minggu setelahnya.
(3) Keuntungan sterilisasi
 Metode ini sangat efektif mencapai 99,5%
 Metode ini cocok bagi pasangan yang memutuskan sudah tidak ingin menambah jumlah
anak
 Tidak mempengaruhi proses kualitas dan volume ASI
 Tidak mengganggu hubungan seksual
 Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual
 Rahim tidak diangkat sehingga ibu masih mendapat haid
 Secara psikologis akan merasa nyaman dalam kehidupan seksualnya karena tidak
khawatir akan terjadi kehamilan
 Dapat efektif dalam jangka waktu lama
 Dapat dilakukan segera setelah persalinan ataupun setelah keguguran

(4) Kerugian atau efek samping


 Sifatnya permanen (tidak bisa dibatalkan)
 Tidak memberikan perlindungan terhadap PMS, dan memerlukan operasi mayor (Sudarto,
2018).
 Resiko trauma internal
 Jika ada kegagalan, maka resiko terjadi kehamilan ektopik
 Peradangan dalam rongga panggul dan liang senggama
 Ada bekas laparatomi (Purwoastuti & Walyani, 2017)

2) Hormonal
a) Pil
(1) Definisi
Pil KB adalah alat kontrasepsi pencegah kehamilan atau pencegah konsepsi yang digunakan
dengan cara per-oral/kontrasepsi oral. Hormon yang umumnya terkandung dalam pil KB
adalah hormon estrogen dan progestin atau hanya terdiri dari hormon progesteron saja. Jenis
pil KB ada dua yakni pertama pil KB Kombinasi, hormon estrogen dan progresteron dan
yang kedua pil KB Laktasi khusus untuk ibu menyusui.
(2) Syarat dan Cara kerja

Cara kerja pil KB adalah menstabilkan level kedua hormon di dalam tubuh yang akan
mencegah kehamilan.
Cara pemakaian pil KB cukup mudah yaitu dengan meminum pil secara teratur satu tablet
setiap hari Keuntungan
(3) Keuntungan
 Efektivitas tinggi
 Tidak mengganggu seksualitas
 Tidak mengganggu produksi ASI
 Pil KB mudah dihentikan setiap saat, dan kesuburan dapat kembali dengan cepat
 siklus haid teratur
 dapat menghilangkan keluhan nyeri menstruasi
(4) Keterbatasan/Efek Samping
 Kekurangan pil KB yakni harganya cukup mahal dan dapat menyebabkan efek samping
berupa pusing, nyeri payudara, mual, timbulnya jerawat, dan bahkan dapat merangsang
kenaikan berat badan.
 Resiko lupa lebih besar karena harus diminum tiap hari
 Perdarahan atau spotting terutama 3 bulan pertama
 Tidak mencegah IMS dan HIV/AIDS
 Tidak di anjurkan bagi wanita dengan penyakit jantung, perdarahan, hepatitis, diabetes,
risiko darah tinggi, stroke dan depresi (Purba et al., 2021).
b) Suntik

(1) Definisi
Suntik KB merupakan metode pencegahan kehamilan yang paling banyak digunakan di
Indonesia. Suntik progestin atau suntik 3 bulanan adalah metode kontrasepsi yang
mengandung hormon progestin yang disuntikkan setiap 3 bulan. Kontrasepsi suntikan yang
beredar di Indonesia ada 2 (dua) macam yaitu DMPA (Depo Medroxy Progesteron Acetat)
yang lazim disebut Depo Provera dan Net Oen (Noretisteron Oenathate) yang lazim disebut
Noristerat. Secara umum, cara kerja Suntik KB adalah dengan mengentalkan lendir Rahim
sehingga sulit ditenbus oleh sperma (Sirait & Siantar, 2021).
(2) Syarat dan Cara kerja
Cara kerja suntik adalah dengan menghentikan keluarnya sel telur dari indung telur serta
mengentalkan lendir serviks, sehingga sperma sulit memasuki rahim.
KB suntik untuk menyusui biasanya diberikan setelah 6 minggu pasca melahirkan, namun
efek suntikan baru bekerja setelah 7 hari. Jadi selama 7 hari kedepan, perlu tambahan alat
kontrasepsi seperti kondom.
(3) Keuntungan
 Efektivitas tinggi
 Tidak mengganggu seksualitas
 Tidak mengganggu produksi ASI
 kemungkinan salah atau lupa memakainya tidak ada karena diberikannya tiap 12 minggu
(4) Efek Samping
Menyebabkan efek samping seperti gangguan haid berupa amenorea, menoragia, metroragia,
dan spotting. Sedangkan gangguan bukan haid berupa pusing, sakit kepala, mual, muntah,
rambut rontok, jerawat, kenaikan berat badan, kenaikan tekanan darah, penurunan libido,
alergi, dan hiperpigmentasi (Purba et al., 2021).

c) Implan atau Susuk

(1) Definisi
Implant atau susuk adalah alat kontrasepsi bawah kulit yang biasa disebut orang awam
sebagai susuk KB. Jenis implant sendiri terbagi menjadi 1 batang, 2 batang dan 6 batang.
Implant 1 batang dan 2 batang sangat efektif untuk masa 3 tahun, dan 6 batang untuk masa 5
tahun.
(2) Cara kerja
Dengan mengalirkan secara perlahan hormon yang dibawanya dan selanjutnya mengalir ke
dalam tubuh lewat pembuluh darah.
(3) Kelebihan

 Jangka pemasangan lama. Termasuk dalam kriteria MKJP.


 Dapat dilepas kapan pun dan klien akan kembali subur setelah satu bulan
 Harganya murah dan pemakaiannya tidak merepotkan.
 Tidak mengganggu seksualitas
(4) Efek samping
Dapat mengakibatkan sakit kepala dan jerawat, serta haid terkadang menjadi tidak teratur
(Sirait & Siantar, 2021).
Daftar Pustaka

anggraini, dina dewi, hapsari, wanodya, hutabarat, julietta, nardina, evita aurilia, sinaga, lia rosa
veronika, & sitorus, samsider. (2021). pelayanan kontrasepsi ( abdul karim & janner simarmata,
Eds.; 1st ed.). Yayasan Kita Menulis.
Lenny Irmawaty Sirait, & Rupdi Lumban Siantar. (2021). Buku Ajar Asuhan Keluarga Berencana
Pelayanan Alat Kontrasepsi. Insan Cendekia Mandiri.
M.T. Indiarti. (2017). Meraih Kehamilan : Teknik Menunda, Menghindari dan Mendapatkan
Kehamilan dengan Metode Sehat Alami (1st ed., Vol. 1). Penerbit Elmatera.
Purba, D. H., Sari, M. H. N., Syamdarniati, & Purba, A. M. V. (2021). Pelayanan Keluarga
Berencana (KB) (Watrianthos Ronal, Ed.). Yayasan Kita Menulis.
https://skata.info/kontrasepsiku/informasi/

Anda mungkin juga menyukai