Anda di halaman 1dari 27

KB PASCA PERSALINAN

MAL KONDOM AKDR TUBEKTOMI

VASEKTOMI PIL INJEKSI IMPLAN


KB PASCA PERSALINAN
KB pasca persalinan adalah pengunaan alat atau obat kontrasepsi segera setelah
melahirkan sampai dengan 42 hari atau 6 minggu setelah melahirkan.
KB pasca persalinan merupakan salah satu program utama yang harus tersedia di
seluruh provinsi.

Tujuan dari program KB Pasca Persalinan


1. Untuk meningkatkan tingkat kesehatan ibu dan anak disamping
2. Untuk meningkatkan angka penggunaan kontrasepsi
3. Untuk mengatur jarak kehamilan/kelahiran
4. Untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan sehingga setiap
keluarga dapat merencanakan kehamilan dengan aman dan sehat.
KB PASCA PERSALINAN
Semua metoda kontrasepsi bisa diberikan pada ibu pada masa pascapersalinan.
Waktu untuk memulai suatu kontrasepsi tergantung dari status menyusui ibu.
Klien Pasca persalinan dianjurkan :
 Memberi ASI eksklusif kepada bayi sejak lahir sampai berusia 6 bulan
 Tidak menghentikan ASI untuk memulai suatu metode kontrasepsi
 Metode kontrasepsi pada klien menyusui dipilih agar tidak mempengaruhi
ASI atau kesehatan bayi
JENIS METODE KB PASCA PERSALINAN

NON HORMONAL HORMONAL


1. Metode Amenore Laktasi 1. Progestin: pil, injeksi dan
(MAL) implan
2. Kondom 2. Kombinasi: pil dan
3. Alat Kontrasepsi Dalam injeksi
Rahim (AKDR)
4. Kontrasepsi Mantap
(Tubektomi dan
Vasektomi)
Sumber:
Pedoman Pelayanan Keluarga Berencana Pasca
Persalinan
Sumber: Pedoman di Fasilitas
Pelayanan Keluarga Kesehatan
Berencana (BKKBN
Pasca Persalinan dan Kemenkes
di Fasilitas Kesehatan (BKKBN dan
Kemenkes R.I., 2012)
R.I., 2012)
Metode Amenore Laktasi (MAL)
 Metode Amenorea Laktasi (MAL) adalah kontrasepsi
yang mengandalkan pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara
eksklusif, artinya hanya diberikan ASI tanpa tambahan
makanan ataupun minuman apa pun lainnya.
 Syarat untuk dapat menggunakan: Menyusui secara
penuh (full breast feeding), lebih efektif bila
pemberian lebih dari 8 kali sehari
 Cara kerja: Penundaan/ penekanan ovulasi
 Efek samping: Tidak ada

Sumber: Pedoman Pelayanan Keluarga Berencana Pasca Persalinan di Fasilitas Kesehatan (BKKBN dan
Kemenkes R.I., 2012)
KEUNTUNGAN
METODE AMENORE LAKTASI (MAL)
KEUNTUNGAN
KONTRASEPSI KEUNTUNGAN NONKONTRASEPSI
 Efektivitas tinggi  Untuk Bayi:
(keberhasilan 98%  Mendapatkan kekebalan pasif (mendapatkan
pada enam bulan antibodi perlindungan lewat ASI)
pascapersalinan).  Sumber asupan gizi yang terbaik dan sempurna
untuk tumbuh kembang bayi yang optimal
 Segera efektif.  Terhindar dari keterpaparan terhadap kontaminasi
dari air, susu lain atau formula, atau alat minum
 Tidak mengganggu yang dipakai
senggama.

 Tidak ada efek  Untuk Ibu:


samping secara  Mengurangi pendarahan pascapersalinan
sistemik.  Mengurangi risiko anemia
 Meningkatkan hubungan psikologik ibu
 Tidak perlu dan bayi
pengawasan medis.

 Tidak perlu obat atau


alat.
 Tidak biaya.
Sumber: Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, Edisi Ketiga 2011
KETERBATASAN
METODE AMENORE LAKTASI (MAL)

 Perlu persiapan sejak perawatan kehamilan agar segera menyusui


dalam 30 menit pasca persalinan.
 Mungkin sulit dilaksanakan karena kondisi sosial.
 Efektifitas tinggi hanya sampai kembalinya haid atau sampai dengan 6
bulan.
 Tidak melindungi terhadap IMS termasuk virus hepatitis B/HBV dan
HIV/AIDS

Sumber: Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, Edisi Ketiga 2011


KONDOM
Kondom merupakan selubung/sarung karet sebagai salah satu
metode kontrasepsi atau alat untuk mencegah kehamilan dan
atau penularan penyakit kelamin pada saat bersenggama
Cara kerja:
 Menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan sel telur
dengan cara mengemas sperma di ujung selubung karet yang
dipasang pada penis sehingga sperma tersebut tidak tercurah
ke dalam saluran reproduksi perempuan.
 Mencegah penularan mikroorganisme (IMS termasuk HBV dan
HIV/AIDS) dari satu pasangan kepada pasangan yang lain
(khusus kondom yang terbuat dari lateks dan vinil).

Sumber: Pedoman Pelayanan Keluarga Berencana Pasca Persalinan di Fasilitas Kesehatan


(BKKBN dan Kemenkes R.I., 2012)
MANFAAT KONDOM
MANFAAT KONTRASEPSI MANFAAT NONKONTRASEPSI

 Efektif mencegah  Membantu mencegah terjadinya


kehamilan kanker serviks (mengurangi iritasi
bila digunakan dengan benar bahan karsinogenik eksogen pada
 Tidak mengganggu produksi ASI serviks)
 Tidak mengganggu  Mencegah penularan IMS, HIV
kesehatan klien
 Tidak mempunyai  Memberi dorongan kepada suami
pengaruh untuk ikit ber-KB
sistemik  Mencegah ejakulasi dini
 Murah dan dapat dibeli secara  Saling berinteraksi
umum
sesama
 Tidak perlu resep dokter atau
pasangan
pemeriksaan kesehatan khusus
 Mencegah imuno infertilitas
 Metode kontrasepsi sementara bila
metode kontrasepsi lainnya harus
ditunda
Sumber: Pedoman Pelayanan Keluarga Berencana Pasca Persalinan di Fasilitas Kesehatan
(BKKBN dan Kemenkes R.I., 2012)
KETERBATASAN KONDOM

 Cara penggunaan sangat mempengaruhi keberhasilan


kontrasepsi

 Agak mengganggu hubungan seksual (mengurangi sentuhan


langsung)

 Harus selalu tersedia setiap kali berhubungan seksual

 Malu membeli kondom di tempat umum

 Pembuangan kondom bekas mungkin menimbulkan masalah dalam hal


limbah

Sumber: Pedoman Pelayanan Keluarga Berencana Pasca Persalinan di Fasilitas Kesehatan


(BKKBN dan Kemenkes R.I., 2012)
ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR)

AKDR

Alat kontrasepsi yang dipasang dalam rahim dengan menjepit


kedua saluran yang menghasilkan indung telur sehingga tidak
terjadi pembuahan, terdiri dari bahan plastik polietilena, ada yang
dililit oleh tembaga dan ada yang tidak
Cara kerja:
Mencegah terjadinya fertilisasi, tembaga pada AKDR
menyebabkan reaksi inflamasi steril, toksik buat sperma sehingga
tidak mampu untuk fertilisasi

Sumber: Pedoman Pelayanan Keluarga Berencana Pasca Persalinan di Fasilitas Kesehatan


(BKKBN dan Kemenkes R.I., 2012)
ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR)
KEUNTUNGAN
 Efektivitas tinggi, 99,2-99,4% ( 0,6 – 0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1
tahun pertama)
 Dapat efektif segera setelah pemasangan
 Metode jangka panjang
 Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat
 Tidak mempengaruhi hubungan sosial
 Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk hamil
 Tidak ada efek samping hormonal
 Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI
 Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus (apabila tidak
terjadi infeksi)
 Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun atau lebih setelah haid terakhir)
 Tidak ada interaksi dengan obat-obat
 Membantu mencegah kehamilan ektopik

Sumber: Pedoman Pelayanan Keluarga Berencana Pasca Persalinan di Fasilitas Kesehatan


(BKKBN dan Kemenkes R.I., 2012)
ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR)

KETERBATASAN
 Tidak mencegah Infeksi Menular Seksual (IMS)
 Tidak baik digunakan pada perempuan dengan
IMS atau perempuan yang sering berganti pasangan
 Diperlukan prosedur medis termasuk pemeriksaan pelvis
 Klien tidak dapat melepas AKDR sendiri
 Klien harus memeriksa posisi benang AKDR dari waktu ke
waktu. Untuk melakukan ini perempuan harus memasukkan
jarinya ke dalam vagina, sebagian perempuan tidak mau
melakukan ini.

Sumber: Pedoman Pelayanan Keluarga Berencana Pasca Persalinan di Fasilitas Kesehatan


(BKKBN dan Kemenkes R.I., 2012)
KONTRASEPSI MANTAP (TUBEKTOMI
&VASEKTOMI)
 TUBEKTOMI
Tubektomi (Metode Operasi Wanita/ MOW) adalah metode kontrasepsi
mantap yang bersifat sukarela bagi seorang wanita bila tidak ingin hamil
lagi dengan cara mengoklusi tuba falupii (mengikat dan memotong atau
memasang cincin), sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan ovum

 WAKTU PENGGUNAAN
1. Idealnya dilakukan dalam 48 jam pasca persalinan
2. Dapat dilakukan segera setelah persalinan atau setelah operasi sesar
3. Jika tidak dapat dikerjakan dalam 1 minggu
setelah
persalinan, ditunda 4-6 minggu.

Sumber: Pedoman Pelayanan Keluarga Berencana Pasca Persalinan di Fasilitas Kesehatan


(BKKBN dan Kemenkes R.I., 2012)
MANFAAT DAN KETERBATASAN TUBEKTOMI

MANFAAT KETERBATASAN
 Kontrasepsi
 Efektivitasnya tinggi 99,5% (0,5  Harus dipertimbangkan sifat
kehamilan per 100 perempuan selama
tahun pertama penggunaan) permanen kontrasepsi ini (tidak
 Tidak mempengaruhi proses menyusui
 Tidak bergantung pada faktor sanggama dapat dipulihkan kembali,
 Baik bagi klien apabila kehamilan akan kecuali dengan operasi
menjadi risiko kesehatan yang serius.
 Tidak ada efek samping dalam jangka rekanalisasi)
panjang
 Tidak ada perubahan dalam fungsi  Dilakukan oleh dokter yang
seksual
 Non Kontrasepsi terlatih
 Berkurangnya risiko kanker ovarium

Sumber: Pedoman Pelayanan Keluarga Berencana Pasca Persalinan di Fasilitas Kesehatan


(BKKBN dan Kemenkes R.I., 2012)
KONTRASEPSI MANTAP
(TUBEKTOMI & VASEKTOMI)
 VASEKTOMI
Vasektomi (Metode Operasi Pria/MOP) adalah prosedur klinik
untuk menghentikan kapasitas reproduksi pria dengan cara
mengoklusi vasa deferensia sehingga alur transportasi sperma
terhambat dan proses fertilisasi (penyatuan dengan ovum) tidak
terjadi

 JENIS
1) Insisi
2) Vasektomi Tanpa Pisau (VTP)

 WAKTU
Bisa dilakukan kapan saja
Sumber: Pedoman Pelayanan Keluarga Berencana Pasca Persalinan di Fasilitas Kesehatan
(BKKBN dan Kemenkes R.I., 2012)
KEUNTUNGAN DAN KETERBATASAN VASEKTOMI

KEUNTUNGAN KETERBATASAN

 Efektivitas tinggi 99,6-99,8%  Tidak efektif segera, WHO


 Sangat aman, tidak menyarankan kontrasepsi
ditemukan efek samping tambahan selama 3 bulan
jangka panjang
 Morbiditas dan mortalitas setelah prosedur (kurang lebih 20
jarang kali ejakulasi)
 Hanya sekali aplikasi dan  Teknik tanpa pisau merupakan
efektif dalam jangka pilihan mengurangi perdarahan
panjang dan nyeri dibandingkan teknik
 Tinggi tingkat rasio insisi
efisiensi biaya dan
lamanya penggunaan
kontrasepsi Sumber: Pedoman Pelayanan Keluarga Berencana Pasca
Persalinan di Fasilitas Kesehatan
(BKKBN dan Kemenkes R.I., 2012)
HORMONAL
HORMON PROGESTIN HORMON KOMBINASI

Hormon Progestin adalah Hormon Kombinasi adalah


metode kontrasepsi dengan metode kontrasepsi dengan
menggunakan progestin, yaitu menggunakan kombinasi
bahan tiruan dari hormon mengandung hormon
progesteron. esterogen dan progesteron
• PIL • PIL
• INJEKSI/SUNTIKAN • INJEKSI/SUNTIKAN
• IMPLAN

Sumber: Pedoman Pelayanan Keluarga Berencana Pasca Persalinan di Fasilitas Kesehatan


(BKKBN dan Kemenkes R.I., 2012)
HORMON PROGESTIN

PIL PROGESTIN INJEKSI/SUNTIKAN IMPLAN

Pil Progestin (Mini Pil) Suntik dilakukan dengan Implan adalah alat
merupakan pil yang ada menyuntikkan hormon kontrasepsi bawah kulit
kandungan hormone progestogen buatan ke yang mengandung
progesteron. lengan atau bokong setiap progestin yang
Cara kerja pil ini adalah 12 minggu sekali. dibungkus dalam kapsul
dengan cara silastik silikon polidimetri
menembalkan lender di
sekitar leher Rahim
sehingga sperma tidak
bisa masuk ke dalam
PIL PROGESTIN
KEUNTUNGAN KETERBATASAN

 Efektif jika diminum setiap hari di  Harus digunakan setiap hari dan
waktu yang sama (0,05-5 pada waktu yang sama
kehamilan / 100 perempuan
dalam 1 tahun pertama)  Bila lupa satu pil saja, kegagalan
 Tidak diperlukan pemeriksaan menjadi lebih besar
panggul  Risiko kehamilan ektopik, tetapi
 Tidak mempengaruhi ASI risiko ini lebih rendah jika
 Tidak mengganggu hubungan dibandingkan dengan perempuan
seksual yang tidak menggunakan minipil
 Kembalinya fertilitas segera jika  Efektifitas menjadi rendah bila
digunakan bersamaan dengan obat
pemakaian dihentikan tuberkulosis atau obat epilepsi
 Mudah digunakan dan nyaman  Tidak mencegah IMS
 Efek samping kecil

Sumber: Pedoman Pelayanan Keluarga Berencana Pasca Persalinan di Fasilitas Kesehatan


(BKKBN dan Kemenkes R.I., 2012)
INJEKSI/SUNTIKAN PROGESTIN
KEUNTUNGAN KETERBATASAN
 Sangat efektif (0,3 kehamilan per 100 perempuan  Klien sangat tergantung
dalam 1 tahun pertama pada tempat sarana
 Pencegahan kehamilan jangka panjang pelayanan kesehatan
 Tidak berpengaruh pada hubungan suami isteri (harus kembali sesuai
 Tidak mengandung estrogen sehingga tidak jadwal suntikan)
berdampak serius terhadap penyakit jantung dan
gangguan pembekuan darah  Tidak dapat dihentikan
 Tidak mempengaruhi ASI sewaktu-waktu sebelum
 Sedikit efek samping suntikan berikut
 Dapat digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun
sampai perimenopause  Tidak mencegah IMS
 Membantu mencegah kanker endometrium dan  Terlambatnya
kehamilan ektopik kembalinya kesuburan
 Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara setelah penghentian
 Mencegah beberapa penyebab penyakit radang pemakaian
panggul
 Menurunkan krisis anemia bulan sabit (sicle cell)

Sumber: Pedoman Pelayanan Keluarga Berencana Pasca Persalinan di Fasilitas Kesehatan


(BKKBN dan Kemenkes R.I., 2012)
IMPLAN
Implan adalah alat kontrasepsi bawah kulit yang mengandung progestin yang
dibungkus dalam kapsul silastik silikon polidimetri

KEUNTUNGAN KONTRASEPSI KEUNTUNGAN


NONKONTRASEPSI
 Sangat efektif (kegagalan 0,2 -1,0  Menguranginyeri haid.
kehamilan per 100 perempuan)  Mengurangi jumlah darah haid.
 Daya guna tinggi.  Mengurangi/memperbaiki anemia.
 Perlindungan jangka panjang  Melindungi terjadinya kanker
(sampai 5 tahun). endometrium.
 Pengembalian tingkat kesuburan  Menurunkan angka kejadian
yang cepat setelah pencabutan. kelainan jinak payudara.
 Tidak memerlukan pemeriksaan  Melindungi diri dari beberapa
dalam. penyebab penyakit radang panggul.
 Bebas dari pengaryh estrogen.  Menurunkan angka kejadian
 Tidak mengganggu kegiatan endometriosis.
sanggama.
 Tidak mengganggu ASI. Sumber: Pedoman Pelayanan Keluarga Berencana Pasca
Persalinan di Fasilitas Kesehatan
(BKKBN dan Kemenkes R.I., 2012)
KETERBATASAN KONTRASEPSI IMPLAN

 Membutuhkan tindak pembedahan minor untuk


insersi dan pencabutan.
 Tidak mencegah infeksi menular seksual
 Klien tidak dapat menghentikan sendiri pemakaian
kontrasepsi, akan tetapi harus pergi ke klinik untuk
pencabutan
 Efektivitas menurun bila menggunakan obat
tuberkulosis atau obat epilepsi

Sumber: Pedoman Pelayanan Keluarga Berencana Pasca Persalinan di Fasilitas Kesehatan


(BKKBN dan Kemenkes R.I., 2012)
PIL KOMBINASI
KEUNTUNGAN KETERBATASAN
 Efektivitas yang tinggi (1 kehamilan per 100 • Membosankan
perempuan dalam tahun pertama penggunaan)
 Risiko terhadap kesehatan sangat kecil karena harus
 Tidak mengganggu hubungan seksual menggunakan
 Mudah dihentikan setiap saat nya setiap hari
 Kesuburan segera kembali setelah penggunaan pil • Tidak boleh
dihentikan diberikan
 Dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat
 Dpat digunakan sejak usia remaja hingga kepada
menopause perempuan
 Membantu mencegah kehamilan ektopik, kanker menyusui
ovarium, kanker endometrium, kista ovarium, • Tidak mencegah
penyakit radang panggul, kelainan jinak pada
payudara, dismenore atau akne IMS
Sumber: Pedoman Pelayanan Keluarga
Berencana Pasca Persalinan di Fasilitas
Kesehatan
(BKKBN dan Kemenkes R.I., 2012)
SUNTIKAN KOMBINASI
KEUNTUNGAN KONTRASEPSI KEUNTUNGAN
NONKONTRASEPSI
 Sangat efektif (0,1 -0,4  Mengurangi jumlah perdarahan.
kehamilan per 100  Mengurangi nyeri saat haid.
perempuan selama tahun  Mencegah anemia.
pertama penggunaan)
 Khasiat pencegahan terhadap kanker
 Risiko terhadap
kesehatan kecil. ovarium dan kanker endometrium.
 Tidak berpengaruh  Mengurangi penyakit payudara jinak
pada dan kista ovarium.
hubungan suami istri.  Mencegah kehamilan ektopik.
 Tidak diperlukan  Melindungi klien dari jenis-jenis
pemeriksaan dalam. tertentu penyakit radang panggul.
 Efek samping sangat  Pada keadaan tertentu dapat
kecil. diberikan pada perempuan usia
perimenopause.

Sumber: Pedoman Pelayanan Keluarga Berencana Pasca Persalinan di Fasilitas Kesehatan


(BKKBN dan Kemenkes R.I., 2012)
KERUGIAN SUNTIKAN KOMBINASI
 Pola haid tidak teratur, perdarahan bercak atau perdarahan sela
sampai 10 hari.
 Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan, dan keluhan seperti
ini
akan hilang setelah suntikan kedua atau ketiga.
 Ketergantungan klien terhadap pelayanan kesehatan. Klien harus
kembali setiap 30 hari untuk mendapatkan suntikan.
 Efektivitasnya berkurang bila digunakan bersamaan dengan obat-
obat epilepsi (Fenitoin dan Barbiturat) atau obat tuberculosis
(Rifampisin).
 Penambahan barat badan.
 Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular
seksual, hepatitis B virus, atau infeksi virus HIV.
 Kemungkinan terlambatnya pemulihan kesuburan setelah
penghentian pemakaian.

Sumber: Pedoman Pelayanan Keluarga Berencana Pasca Persalinan di Fasilitas Kesehatan


(BKKBN dan Kemenkes R.I., 2012)

Anda mungkin juga menyukai