Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PROGRAM KIA 13 INDIKATOR

Di Susun
Oleh :
KELOMPOK II

MARWAH ( 042020149 )

MEGAWATI SAINAM ( 042020150 )

MILA KARMILA ( 042020152 )

MUSDALIPA ( 042020153 )

NUR HIKMAH ( 042020155 )

NURSIAH ( 042020156 )

NURSIDA ( 042020157 )

ROSMALA ( 042020158 )

STIKES KURNIA JAYA PERSADA PALOPO


TAHUN AJARAN 2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan karuni yang diberikan-Nya kepada kami sehingga makalah ini dapat
terselesaikan dengan baik serta tepat pada waktunya.
Kami sebagai kelompok 2 juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu kami dalam menyusun makalah ini, terutama kepada
teman-teman kelompok dan dosen mata kuliah kebijakan pemerintah dalam
pelayanan kebidanan demi terselesaikannya makalah ini.
Makalah ini berjudul “Program KIA 13 Indikator”pelayanan kebidanan suatu
bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari system pelayanan
kesehatan yang diberikan oleh bidan secara mandiri dan kolaborasi.
Harapan kami mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat serta menjadi
tambahan referensi bagi kita semua yang membaca, serta agar kita dapat lebih
mengenal lebih luas lagi tentang program KIA 13 indikator.
Kami juga menyadari bahwa makalah ini belum sepenuhnya sempurna. Oleh
karena itu saran dan kritik yang membangun dari para pembaca serta dosen mata
kuliah kebijakan pemerintah dalam pelayanan kebidanan sangat kami harapkan demi
kesempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata kami mengucapkan selamat
membaca.

Selayar, 21 maret 2021

penyusun kelompok 2
BAB 1
Pendahuluan
1. latar belakang

Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS KIA) adalah
alat manajemen untuk melakukan pemantauan program KIA disuatu wilayah kerja
secara terus menerus, agar dapat dilakukan tindak lanjut yang cepat dan tepat. Program
KIA yang dimaksud meliputi pelayanan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu dengan
komplikasi kebidanan, keluarga berencana, bayi baru lahir, bayi baru lahir dengan
komplikasi, bayi, danbalita.

Dengan manajemen PWS KIA diharapkan cakupan pelayanan dapat


menjangkau seluruh sasaran di suatu wilayah kerja sehingga kasus dengan
risiko/komplikasi kebidanan dapat ditemukan sedini mungkin untuk dapat memperoleh
penangananyang memadai.

Penyajian PWS KIA juga dapat dipakai sebagai alat motivasi, informasi dan
komunikasi kepada sektor terkait, khususnya aparat setempat yang berperan dalam
pendataan dan penggerakan sasaran maupun membantu dalam memecahkan masalah
non teknis misalnya: bumil KEK, rujukan kasus dengan risiko. Pelaksanaan PWS KIA
baru berarti bila dilengkapi dengan tindak lanjut berupa perbaikan dalam pelaksanaan
pelayanan KIA. PWS KIA dikembangkan untuk intensifikasi manajemen program.
Walaupun demikian, hasil rekapitulasinya di tingkat puskesmas dan kabupaten dapat
dipakai untuk menentukan puskesmas dan desa/kelurahan yang rawan. Demikian pula
rekapitulasi PWS KIA di tingkat propinsi dapat dipakai untuk menentukan kabupaten
yang rawan.

2. TUJUAN
a. Umum
Meningkatkan jangkauan dan mutu pelayanan KIA di wilayah kerja
puskesmas, melalui pemantauan cakupan pelayanan KIA di tiap desa secara terus
menerus.
b. Khusus

1. Memantau cakupan pelayanan KIA yang dipilih sebagai indikator secara teratur
(bulanan) dan terusmenerus.
2. Menilai kesenjangan antara target denganpencapaian.
3. Menentukan urutan daerah prioritas yang akan ditangani secaraintensif.
4. Merencanakan tindak lanjut dengan menggunakan sumber daya yangtersedia.
5. Membangkitkan peran pamong dalam menggerakkan sasaran dan mobilisasi
sumber daya.

Program PWS KIA 13 Indikator:


1. K1
2. K4
3. Pn
4. KF3
5. KN1
6. KN Lengkap
7. Deteksi resti & Komp oleh Masyarakat

8. PK Cakupan Penanganan Komplikasi Obstetri


9. Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatus
10. Cak. Pely.Kesh Bayi 29hr- 12Bl ( Kunjungan Bayi)
11. Cakupan Pelay. Anak Balita ( 12-59 Bl)
12. MTBS
13. Cakupan Peserta KB Aktif
BAB 11
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PWS-KIA
Pemantauan Wilayah Setempat KIA (PWS-KIA) adalah alat manajemen
programKIA untuk memantau cakupan pelayanan KIA di suatu wilayah
(Puskesmas/Kecamatan) secara terus menerus, agar dapat dilakukan tindak lanjut
yang cepat dan tepat terhadap desa yang cakupan KIA-nya rendah

B. PRINSIP PENGELOLAAN PROGRAM KIA


1. Peningkatan pelayanan ANC disemua fasilitas yankes (mutu danjangkauan)
2. Peningkatan pertolongan Bulin oleh nakes profesional
3. Peningkatan DDRT Bumil baik oleh nakes, kader maupun dukunbayi
4. Peningkatan pelayanan neonatal (mutu dan
5. jangkauan PELAYANAN ANC

C. Program PWS KIA ada 13 indikator :


1. pelayanan ibu hamil (cakupan K1 dan K4 adalah cakupan ibu hamil yg telah
memperoleh pelayanan antenatal sesuai standard, paling sedikit 6 kali dengan
distribusi waktu
~ 2 kali trimester 1
~1 kali trimester 2
~ 3 kali trimester 3
di wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu
Pelayanan ANC sesuai standard: 10 T
a. timbang BB & ukur tinggi badan
b. tensi
c. nilai status gizi ( ukur lila)
d. TFU
e. Tentukan presentasi janin & DJJ
f. Skrining imunisasi TT & berikan imunisasi TT bila perlu
g. tablet tambah darah
h. tes LAB (rutin & khusus)
i. tatalaksana kasus
j. temu wicara (konseling) termasuk perencanaan persalinan dan pencegahan
komplikasi (P4K) serta KB pasca salin.

2. Pertolongan persalinan
1. Oleh tenaga profesional: Dokter spesialis kebidanan, dokter umum,bidan
2. Memenuhi standart minimal 3 bersih: bersih tangan penolong,
bersih alat pemotongtali pusat, bersih tempat ibuberbaring
3. Prinsip persalinan: steril, sesuai SOP, merujuk kasus yang tidak mampuditangani

D. STRATEGI MAKING PREGNANCY SAFER ( MPS )


1. Setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatanterlatih
2. Setiap komplikasi obstetri dan neonatal mendapat pelayanan yangadekuat
3. Setiap wanita usia subur ( WUS ) mempunyai akses terhadap pencegahan
kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan komplikasikeguguran

E. MENANGANI KEMATIAN AKIBAT TERLAMBAT


1. Terlambat mengenali bahaya resiko tinggi
2. Terlambat mengambil keputusan dalamk eluarga
3. Terlambat memperoleh transportasi /rujukan
4. Terlambat memperoleh penanganan GDON (Gawat Darurat
Obstetri Neonatal) secara memadai

F. DDRT BUMIL (deteksi Dini Risiko Tinggi Ibu Hamil)


1. Primigravida < 20 tahun atau > 35tahun
2. Anak >4
3. Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang < 2 tahun Tinggi badan < 145
cm Berat badan < 38 kg atau Lila < 23,5 cm. Riwayat keluarga: DM, HT, cacat
kongenital Kelainan bentuk tubuh, misalnya kelainan tulang belakang atau
panggul RISTI BUMIL Hb kurang dari 8 gr. % Tekanan darah tinggi (sistole >
140 mmHg, diastole > 90mmHg).
4. Oedema yang nyata
5. Eklampsia
6. Perdarahan pervaginam
7. Ketuban pecahdini
8. Letak lintang pada usia kehamilan lebih dari 32minggu
9. Letak sungsang pada primigravida
10. Infeksi berat / sepsis
11. Persalinanprematur
12. Kehamilan ganda
13. Janin yangbesar
14. Penyakit kronis ibu : jantung, paru, ginjal,dll.
15. Riwayat obstetri buruk, riwayat bedah sesar dan komplikasi kehamilan

G. Cakupan pelayanan nifas oleh tenaga kesehatan (KF3)


Adalah cakupan pelayanan kepada ibu pada masa 6 jam sampai dengan
42 hari pasca bersalin sesuai standar paling sedikit 3 kali dengan distribusi waktu
6 jam – 3 hari, 8 – 14 hari dan 36 – 42 hari setelah bersalin di suatu wilayah kerja
pada kurun waktu tertentu. Dengan indikator ini dapat diketahui cakupan
pelayanan nifas secara lengkap (memenuhi standar pelayanan dan menepati
waktu yang ditetapkan), yang menggambarkan jangkauan dan kualitas
pelayanan kesehatan ibu nifas, di samping menggambarkan kemampuan
manajemen ataupun kelangsungan program KIA.

H. Cakupan pelayanan neonatus pertama (KN 1)


Adalah cakupan neonatus yang mendapatkan pelayanan sesuai standar
pada 6 - 48 jam setelah lahir di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Dengan indikator ini dapat diketahui akses/jangkauan pelayanan kesehatan
neonatal.

I. DDR NEONATAL
1. PBBLR ( berat lahir kurang dari 2500 gram)
2. Bayi dengan tetanus neonaturum
3. Bayi baru lahir denganasfiksia
4. Bayi dengan ikterus neonaturum (ikterus > 10 hari setelah lahir)
5. Bayi baru lahir dengansepsis
6. Bayi lahir dengan berat > 4000 gram
7. Bayi preterm dan postterm
8. Bayi lahir dengan cacat bawaansedang
9. Bayi lahir dengan persalinan dengantindakan

J. Cakupan pelayanan neonatus Lengkap (KN Lengkap).


Adalah cakupan neonatus yang mendapatkan pelayanan sesuai standar
sedikitnya tiga kali yaitu 1 kali pada 6 – 48 jam, 1 kali pada hari ke 3 – hari ke 7
dan 1 kali pada hari ke 8 – hari ke 28 setelah lahir disuatu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu. Dengan indikator ini dapat diketahui efektifitas dan
kualita

K. Deteksi faktor risiko dan komplikasi oleh Masyarakat


Adalah cakupan ibu hamil dengan faktor risiko atau komplikasi yang
ditemukan oleh kader atau dukun bayi atau masyarakat serta dirujuk ke tenaga
kesehatan di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Masyarakat disini,
bisa keluarga ataupun ibu hamil, bersalin, nifas itu sendiri. Indikator ini
menggambarkan peran serta dan keterlibatan masyarakat dalam
mendukung upaya peningkatan kesehatan ibu hamil, bersalin dan nifas.

L. Cakupan Penanganan komplikasi Obstetri (PK)


Adalah cakupan Ibu dengan komplikasi kebidanan di suatu wilayah
kerja pada kurun waktu tertentu yang ditangani secara definitif sesuai dengan
standar oleh tenaga Kesehatan kompeten pada tingkat pelayanan dasar dan
rujukan. Penanganan definitif adalah penanganan/pemberian tindakan
terakhir untuk menyelesaikan permasalahan setiap kasus komplikasi
kebidanan.

M. Neonatus dengan komplikasi yang ditangani


Adalah cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani secara
definitif oleh tenaga kesehatan kompeten pada tingkat pelayanan dasar dan
rujukan di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Penanganan definitif
adalah pemberian tindakan akhir pada setiap kasus komplikasi neonatus yang
pelaporannya dihitung 1 kali pada masa neonatal. Kasus komplikasi yang
ditangani adalah seluruh kasus yang ditangani tanpa melihat hasilnya hidup atau
mati. Indikator ini menunjukkan kemampuan sarana pelayanan kesehatan dalam
menangani kasus – kasus kegawatdaruratan neonatal, yang kemudian
ditindaklanjuti sesuai dengan kewenangannya, atau dapat dirujuk ke tingkat
pelayanan yang lebih tinggi.

N. Cakupan kunjungan bayi (29 hari – 11 bulan)


Adalah cakupan bayi yang mendapatkan pelayanan paripurna minimal 4
kali yaitu 1 kali pada umur 29 hari – 2 bulan, 1 kali pada umur 3 – 5 bulan, dan
satu kali pada umur 6 – 8 bulan dan 1 kali pada umur 9 – 11 bulan sesuai
standar di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

O. Cakupan pelayanan anak balita (12 – 59 bulan).


Adalah cakupan anak balita (12 – 59 bulan) yang memperoleh
pelayanan sesuai standar, meliputi pemantauan pertumbuhan minimal 8x
setahun, pemantauan perkembangan minimal 2 x setahun, pemberian vitamin A 2
x setahun

P. Cakupan Pelayanan kesehatan anak balita sakit yang dilayani dengan MTBS
Adalah cakupan anak balita (umur 12 – 59 bulan) yang berobat ke
Puskesmas dan mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar (MTBS) di
suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. pelayanan standar diperoleh dari
format pencatatan dan pelaporan MTBS

Q. Cakupan Peserta KB aktif (Contraceptive Prevalence Rate)


Adalah cakupan dari peserta KB yang baru dan lama yang masih aktif
menggunakan alat dan obat kontrasepsi (alokon) dibandingkan dengan jumlah
pasangan usia subur di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Indikator ini menunjukkan jumlah peserta KB baru dan lama yang masih
aktif memakai alokon terus-menerus hingga saat ini untuk menunda,
menjarangkan kehamilan atau yang mengakhiri kesuburan.

Anda mungkin juga menyukai