Anda di halaman 1dari 30

MONITORING EVALUASI

(PEMAPARAN HASIL LAPORAN


CAPAIAN KINERJA GIZKIA PER TIYUH
TAHUN 2020)
PWS
(PEMANTAUAN WILAYAH SETEMPAT)
LATAR BELAKANG
• PWS dilaksanakan di Indonesia sejak tahun
1985
• PWS dimulai dengan program imunisasi
kemudian berkembang menjadi PWS lain
seperti PWS KIA dan PWS GIZI
• PWS KIA tidak secara cepat dapat menurunkan
AKI walaupun pelayanan KIA meningkat
disebabkan banyak faktor lain sebagai
penyebab kematian ibu
PWS KIA
PENGERTIAN
“Alat manajemen untuk melakukan
pemantauan program KIA di suatu wilayah
kerja secara terus menerus agar dapat
dilakukan tindak lanjut yang cepat dan
tepat.”(buku pedoman PWS KIA tahun 2009)
TUJUAN PWS KIA
A. TUJUAN UMUM
Terpantaunya cakupan dan mutu pelayanan KIA secara
terus menerus di setiap wilayah kerja.

B. TUJUAN KHUSUS
1. Memantau Pelayanan KIA secara individu melalui
kohort
2. Memantau kemajuan pelayanan KIA dan cakupan
indikator KIA secara teratur (bulanan) dan terus
menerus
3. Menilai kesenjangan pelayanan KIA terhadap standar
pelayanan KIA
4. Menilai kesenjangan pencapaian cakupan indikator KIA
terhadap target yang ditetapkan
Lanjutan tujuan Khusus...

5. Menentukan sasaran individu dan wilayah


prioritas yang akan ditangani secara intensif
berdasarkan besarnya kesenjangan.
6. Merencanakan tindak lanjut dengan
menggunakan sumber daya yang tersedia dan
yang potensial untuk digunakan.
7. Meningkatkan peran aparat setempat dalam
penggerakan sasaran dan mobilisasi sumber
daya.
8. Meningkatkan peran serta dan kesadaran
masyarakat untuk memanfaatkan pelayanan KIA.
PRINSIP PENGELOLAAN PROGRAM KIA

• Memantapkan dan meningkatkan jangkauan


TUJUAN serta mutu pelayanan KIA secara efektif dan
efisien.

Kegiatan
• Peningkatan pelayanan antenatal sesuai
standar bagi seluruh ibu hamil di faskes.
• Peningkatan pertolongan persalinan oleh
pokok tenaga kesehatan kompeten diarahkan ke
fasilitas kesehatan.
Batasan Pemantauan
• Pelayanan kesehatan oleh nakes untuk ibu selama kehamilannya yang
dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang
Pelayanan ditetapkan
Antenatal

• Kegiatan ini bertujuan menemukan bumil beresiko/komplikasi oleh


Penjaringan/de
teksi dini kader, dukun bayi dan tenaga kesehatan
kehamilan
beresiko

• Kontak ibu hamil dengan nakes untuk mendapatkan pelayanan


Kunjungan antenatal sesuai dengan standar yang ditetapkan.
Ibu hamil
• Kunjungan ibu hamil yang mendapatkan pelayanan
antenatal sesuai standar yang pertama kali pada masa
Kunjungan baru kehamilan, tidak tergantung usia semester kehamilan
Bumil (K1)

• Kontak bumil dengan nakes yang keempat atau


lebih untuk mendapatkan pelayanan antenatal
K4 sesuai standar

• Kontak neonatal dengan nakes minimal 2 kali


untuk mendapatkan pelayanan dan pemeriksaan
Kunjungan kesehatan neonatal baik dalam/luar gedung
Neonatal (KN)
• Kontak ibu nifas dengan nakes minimal 3 kali untuk
mendapatkan pelayanan dan pemeriksaan kesehatan
Kunjungan ibu nifas baik dalam gedung/luar gedung
ibu nifas

• Jumlah semua ibu hamil di suatu wilayah dalam kurun


Sasaran ibu
waktu 1 tahun
hamil

• Ibu hamil yang memiliki faktor resiko dan resiko


Ibu hamil
tinggi
beresiko
PENGUMPULAN DATA PWS KIA
Pengumpulan dan pengelolaan data
merupakan kegiatan pokok dari PWS KIA.
Data yang dicatat per desa/kelurahan dan
kemudian dikumpulkan di tingkat puskesmas
akan dilaporkan sesuai jenjang administrasi.
Data yang diperlukan dalam PWS KIA adalah
Data Sasaran dan Data Pelayanan.
Jenis data Data yang diperlukan untuk
mendukung pelaksanaan PWS KIA adalah:

1. Data sasaran :
• Jumlah seluruh ibu hamil
• Jumlah seluruh ibu bersalin
• Jumlah ibu nifas
• Jumlah seluruh bayi
• Jumlah seluruh anak balita
• Jumlah seluruh PUS
 Data sasaran diperoleh sejak saat Bidan
memulai pekerjaan di desa/kelurahan.
 Seorang Bidan di desa/kelurahan dibantu
para kader dan dukun bersalin/bayi,
membuat peta wilayah kerjanya yang
mencakup denah jalan, rumah.
 Setiap waktu data tersebut diperbarui baik
ibu yang hamil, Bayi, dan anak balita.
Pengolahan Data
 Setiap bulan Bidan mengolah data yang
tercantum dalam buku kohort dan dijadikan
sebagai bahan laporan bulanan KIA.
 Bidan Koordinator di Puskesmas menerima

laporan bulanan tersebut dari semua bidan desa


dan mengolahnya menjadi laporan dan informasi
kemajuan pelayanan KIA bulanan yang disebut
PWS KIA.
 Informasi per desa/kelurahan dan per kecamatan

tersebut disajikan dalam bentuk grafik PWS KIA


yang harus dibuat oleh tiap Bidan Koordinator.
Langkah pengolahan data adalah :
Pembersihan data,Validasi dan,Pengelompokan
data
1. Pembersihan data : melihat kelengkapan dan
kebenaran pengisian formulir yang tersedia.
2. Validasi data : melihat kebenaran dan ketepatan
data.
3. Pengelompokan : sesuai dengan kebutuhan data
yang harus dilaporkan.
Pembuatan Grafik PWS KIA
 PWS KIA disajikan dalam bentuk grafik dari
tiap indikator yang dipakai, yang juga
menggambarkan pencapaian tiap
desa/kelurahan dalam tiap bulan.
 Dengan demikian tiap bulannya dibuat 10

grafik, yaitu :
Pembuatan Grafik PWS KIA:

1. Grafik cakupan kunjungan antenatal ke-1 (K1).


2. Grafik cakupan kunjungan antenatal ke-4 (K4).
3. Grafik cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan (Pn).
4. Grafik cakupan kunjungan nifas (KF).
5. Grafik deteksi faktor risiko/komplikasi oleh
masyarakat.
6. Grafik penanganan komplikasi neonatal (NK).
7. Grafik cakupan kunjungan bayi baru lahir (KBbl).
8. Grafik cakupan pelayanan anak balita (KBal).
9. Grafik cakupan pelayanan usia lanjut.
10. Grafik cakupan pelayanan KB (CPR).
PROGRAM KIA SESUAI INDIKATOR
250 234 235
224
210 212
210 206
198 202
200 175

150
99 92
100 85 89 87
74
42 Capaian
50 31
Sasaran
0
Persentase
Grafik kunjungan K1
120
96
100 9086 88
77
80
60 59 57
60 52 54

40 30 28 2728 Capaian
24
18 16
20 13 Sasaran
0 Presentase
GRAFIK K4
100 90 89
87 88
82
80 74

59
60 52
46
40 30
26 28 2528 capaian
2426
20 13 sasaran
8

0 persentase
GRAFIK PERSALINAN
120
100
100 95
86 89 85
76
80 70
65
60 5356

40 2929 capaian
23 2427 2327
16 sasaran
20
0 persentase
GRAFIK BUMIL RISTI
140
117 117
120
100
80
56
60
40 33 33 capaian
18 20
20 10 12 sasaran
7 6 7 6
4 1 5 2 6
0 presentase
GRAFIK BAYI BARU LAHIR
120
96 96 96
100 92
8278
80 73
64
60 5254

40 2728
capaian
22 2425 2325
20 16 sasaran

0 presentase
GRAFIK KUNJUNGAN BAYI
100
88
82 83
79 76
80 73
62
60 51
54
45

40
28 25 25 capaian
22 22 22
19
20 16
sasaran

0 presentase
GRAFIK ANAK BALITA
419
400

300 275
223
200
142 129 130 130
111 capaian
100 55
39 53 47 sasaran
24 22 27 21 19 15
0 presentase
GRAFIK PELAYANAN PENJARINGAN
SISWA SD
1000 895

800
587
600

400 303
238
277 278 capaian
200 sasaran
79 49
31 10 9 8 33 14 25 9 20 7
0 presentase
Masalah yang timbul pada program gizkia

1.Di tiyuh Dwi Kora Jaya antara kunjungan K1 dan K4


tidak sinkron?
2.Terdapat ibu hamil resti tertinggi di tiyuh Dwikora
Jaya, yang ke 2 terdapat di tiyuh Sumber Jaya dan
Tunas jaya.
3.Terdapat data bayi meninggal 4 di 3 desa yaitu:
• Desa dwi kora jaya 2 bayi meninggal: 1 bayi

meninggal pr (IUFD), dan 1 bayi meninggal laki2


(IUFD)
• Desa Tunas Jaya meninggal 1 bayi pr (IUFD)

• Desa Jaya Murni meninggal 1bayi pr (IUFD)


Rencana tindak lanjut
 Memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya
pemeriksaan awal kehamilan.
 Melakukan upaya untuk mencegah ibu hamil beresiko tinggi
dengan 4 Terlalu:
• Terlalu muda, usia ibu <20 tahun
• Terlalu tua, usia ibu >35 tahun
• Terlalu dekat jarak kehamilan, persalinan < dari 2 tahun
• Terlalu banyak anak (grande multi) anak lebih dari 4
 Melakukan pendataan secara efektif terhadap ibu hamil
ditiap tiyuh
 Melaksanakan kelas ibu hamil
 Melakukan Kunjungan rumah ibu hamil ke tiap tiyuh.
 Melakukan kegiatan pertemuan audit maternal perinatal.
 Memberikan edukasi terhadap ibu hamil tentang bahaya
ibu hamil untuk mencegah terjadinya BBLR dan IUFD pada
bayi baru lahir.
 Meningkatkan pelayanan KB berkualitas pasca
persalinan, pasca keguguran.
 Peningkatan pertisipasi perempuan keluarga dan
masyarakat antara lain dalam bentuk
meningkatkan pengetahuan tentang tanda
bahaya pencegahan 3 terlambat yaitu:
1. Terlambat dalam mencapai fasilitas transportasi
ke rumah sakit/puskesmas karena jauh
2. Terlambat dalam mendapatkan pertolongan yang
cepat dan tepat di fasilitas pelayanan (kurang
lengkap atau tenaga medis kurang)
3. Terlambat dalam mengenali tanda bahaya
kehamilan dan persalinan
kesimpulan
Menekankan terhadap pemeriksaa ibu hamil agar lebih efektif lagi sesuai dengan
standar pemeriksaan antenatal care(10T)
1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
2. Periksa Tekanan darah
3. Periksa Tinggi fundus uteri
4. Skrining status imunisasi Tetanus dan pemberian imunisasi tetanus toksoid
(TT)
5. Minum Tablet zat besi
6. Tetapkan status gizi
7. Tes laboratorium
8. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung
9. Tatalaksana kasus
10. Temu wicara persiapan rujukan
 Memberikan edukasi kepada ibu hamil
terhadap pentingnya gizi ibu hamil, dan
tanda bahaya apa saja yang harus sudah ibu
hamil ketahui sejak kehamilan dini.

Anda mungkin juga menyukai