BUPATI KETAPANG
PROVINSI KALIMANTAN BARAT
TENTANG
BUPATI KETAPANG,
MEMUTUSKAN:
-4-
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
32. Jasa Keperawatan adalah imbalan yang diterima oleh kelompok tenaga
keperawatan atas pelayanan yang diberikan kepada pasien dalam rangka
pemberian asuhan keperawatan;
33. Jasa Pelayanan Administrasi adalah imbalan yang diterima oleh kelompok
tenaga administrasi atas pelayanan yang diberikan kepada pasien yang
merupakan bagian dari jasa pelayanan yang tercantum dalam komponen
tarif;
34. Tarif adalah imbalan atas barang dan atau jasa yang diberikan oleh BLUD
termasuk imbalan hasil yang wajar dari investasi dana, dapat bertujuan
untuk menutup seluruh atau sebagian dari biaya perunit layanan;
35. Pelayanan Kesehatan adalah segala kegiatan pelayanan kesehatan yang
diberikan kepada seseorang dalam rangka observasi, diagnosis,
pengobatan dan atau rehabilitasi medis;
36. Pelayanan Rawat Jalan adalah pelayanan kepada pasien untuk observasi,
prevensi, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi medis dan pelayanan
kesehatan lainnya tanpa dirawat inap;
37. Pelayanan Rawat Inap adalah pelayanan kepada pasien untuk observasi,
prevensi, perawatan, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi medis, dan atau
pelayanan kesehatan lainnya dengan menempati tempat tidur;
38. Pelayanan Rawat Darurat adalah pelayanan kesehatan yang harus
diberikan secepatnya untuk mencegah/menanggulangi risiko kematian
atau kecacatan;
39. Pelayanan Ambulance (ambulance service) adalah pelayanan transportasi
terhadap penderita gawat-darurat, evakuasi medis, jenazah dan atau
pelayanan rujukan pasien dari tempat tinggal/tempat kejadian pasien ke
rumah sakit atau sebaliknya dan atau pelayanan rujukan pasien dari
RSUD dr Agoesdjam Kabupaten Ketapang ke rumah sakit lain atau
sebaliknya;
40. Tindakan Medis adalah manuver/perasat/tindakan berupa pembedahan
atau non pembedahan dengan menggunakan pembiusan atau tanpa
pembiusan;
41. Pelayanan Medico-Legal adalah pelayanan kesehatan yang diberikan yang
berkaitan dengan kepentingan hukum;
42. Pelayanan Penunjang Diagnostik adalah pelayanan untuk penegakan
diagnosis yang antara lain dapat berupa pelayanan patologi klinik, patologi
anatomi, mikrobiologi, radiologi diagnostik, elektromedis diagnostik,
endoskopi, dan tindakan/pemeriksaan penunjang diagnostik lainnya;
-8-
54. PPI (Pencegahan dan Pengendalian Infeksi) adalah kelompok petugas yang
bertugas mengupayakan untuk mencegah dan meminimalkan terjadinya
infeksi pada pasien petugas, pengunjung dan masyarakat sekitar fasilitas
pelayanan kesehatan;
55. PKRS (Promosi Kesehatan Rumah Sakit) adalah kelompok tugas yang
mengupayakan rumah sakit untuk meningkatkan kemampuan pasien,
klien dan kelompok masyarakat agar pasien dapat mandiri dan
mempercepat kesembuhannya;
56. K3RS (Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit) kelompok petugas
yang mengupayakan peningkatan mutu pelayanan rumah sakit
khususnya dalam hal kesehatan dan keselamatan bagi SDM rumah sakit,
pasien, pengunjung/pengantar pasien, masyarakat sekitar rumah sakit.
BAB II
AZAS, HAK DAN KEWAJIBAN
Bagian Kesatu
AZAS
Pasal 2
Bagian Kedua
HAK DAN KEWAJIBAN
Pasal 3
BAB III
PENERIMA JASA PELAYANAN
Pasal 4
Yang berhak menerima jasa pelayanan sebagaimana maksud pasal 3 ayat (2)
terdiri dari:
a. Pejabat Struktural;
b. Pejabat Fungsional;
c. Kelompok Tenaga Medis;
d. Kelompok Tenaga Keperawatan dan Setara;
e. Kelompok Tenaga Administrasi Fungsional; dan
f. Kelompok Tenaga Administrasi Perkantoran.
Pasal 5
BAB IV
KOMPONEN DAN PROPORSI JASA PELAYANAN UNTUK RSUD
Bagian Kesatu
KOMPONEN JASA PELAYANAN DALAM TARIF RSUD
Pasal 6
(1) Komponen jasa yang tercantum dalam Tarif RSUD terdiri dari Jasa
Sarana Prasarana rumah sakit dan Jasa Pelayanan.
(2) Jasa Pelayanan yang tercantum di dalam komponen Tarif tidak
termasuk Jasa pelayanan.
(3) Jasa Medis, Jasa Keperawatan, dan Jasa Pelayanan Administrasi yang
tercantum dalam Tarif RSUD, disebut sebagai Jasa pelayanan setelah
diatur distribusinya dalam Sistem Jasa Pelayanan.
(4) Besaran Jasa Pelayanan adalah 40 % (Empat Puluh Persen) dari
seluruh total atas imbalan pelayanan pasien BPJS, umum dan
Penjamin lainnya yang didapatkan RSUD.
Bagian Kedua
DISTRIBUSI BESARAN JASA PELAYANAN LANGSUNG
DAN TIDAK LANGSUNG
Pasal 7
dalam sistem jasa pelayanan, sebesar 60% (Enam Puluh Persen) dari
proporsi jasa yang diterima.
(4) Pendistribusian Jasa Tidak Langsung 40% (Empat Puluh Persen), yang
mana besarannya diatur sebagai berikut:
a. Pejabat Struktural sebesar 10.5% (Sepuluh Koma Lima Persen);
b. Pejabat Fungsional sebesar 1.5% ( Satu Koma Lima Persen);
c. Pos Kebersamaan sebesar 25% (Dua Puluh Delapan Persen);
d. Kelompok Tenaga Administrasi Perkantoran sebesar 3% (tiga
persen);
(5) Pos Kebersamaan diberikan kepada seluruh Pegawai berdasarkan
indexing.
Bagian Ketiga
DISTRIBUSI JASA PELAYANAN LANGSUNG
Pasal 8
d. Instalasi Penunjang :
1. Instalasi Radiologi, proporsi jasa pelayanan radiologi sebesar 40%
dengan komposisi pembagian: jasa medis sebesar 30% (Tiga
Puluh Persen) , jasa Radiografer sebesar 60% (Enam Puluh
Persen) dan Jasa Tenaga Administrasi Fungsional sebesar 10%
(Sepuluh Persen);
Jika dokter radiologi lebih dari satu orang maka kelompok dokter
radiologi menjadi 45% (Empat Puluh Lima Persen), jasa
radiografer 45% (Empat Puluh Lima Persen) dan kelompok
administrasi 10% (Sepuluh Persen);
2. Instalasi Laboratorium Patologi Klinik, proporsi jasa pelayanan
sebesar 20% (Dua Puluh Persen) dengan komposisi pembagian:
Jasa medis sebesar 30% (Tiga Puluh Lima Persen), Jasa
keperawatan dan setara sebesar 60% (Enam Puluh Persen) dan
jasa pelayanan administrasi 10% (Sepuluh Persen);
3. Instalasi Rehabilitasi Medik, proporsi jasa pelayanan sebesar 40%
(Empat Puluh Persen) dengan komposisi pembagian: Jasa medis
sebesar 45% (Empat Puluh Lima Persen), jasa fisioterapis sebesar
45% (Empat Puluh Lima Persen) dan jasa pelayanan administrasi
10% (Sepuluh Persen);
4. Instalasi Gizi, proporsi jasa pelayanan sebesar 40% (Empat Puluh
Persen), dengan komponen pembagian: proporsi Jasa Pelayanan
konsultasi dokter spesialis gizi sebesar 45% (Empat Puluh Lima
Persen), 45% (Empat Puluh Lima Persen) adalah jasa pelayanan
nutrisionis dan pelayanan adminstrasi 10% (Sepuluh Persen);
5. Instalasi Patologi Anatomi, proporsi jasa pelayanan sebesar 40%
(Empat Puluh Persen) dengan komponen pembagian: Jasa medis
sebesar 70% (Tujuh Puluh Persen), jasa analis sebesar 20% (Dua
Puluh Persen) dan jasa tenaga administrasi sebesar 10%
(Sepuluh Persen);
6. Instalasi Farmasi, proporsi jasa pelayanan farmasi sebesar 5%
(Lima Persen) dari omzet penjualan dengan komponen
pembagian: jasa apoteker sebesar 60% (Enam Puluh Persen), jasa
asisten apoteker sebesar 30% (tiga Puluh Lima Persen) dan jasa
pelayanan administrasi sebesar 10% (Sepuluh Persen);
- 15 -
Bagian Keempat
DISTRIBUSI JASA PELAYANAN TIDAK LANGSUNG
Pasal 9
- 16 -
Bagian Kelima
DISTRIBUSI POS KEBERSAMAAN
Pasal 10
(1) Skor individu dinilai oleh atasan yang bersangkutan dan perhitungan
seluruh skor individu yang menjadi skor RSUD ditetapkan oleh
Direktur RSUD.
- 17 -
Bagian Keenam
INDEXING
Pasal 12
PELATIHAN INDEX
TIM INDEX
Bagian Kesatu
KOMPONEN JASA PELAYANAN PUSKESMAS
Pasal 13
Pasal 14
Bagian Kedua
INDEXING PUSKESMAS
Pasal 15
(2) Skor adalah nilai individu yang merupakan pengkalian dari index.
(3) Skor individu adalah penjumlahan dari skor index dasar, Training
index, keterlibatan dalam tim, emergency, sifat pelayanan, tugas
administrasi, penanggung jawab program, dan penanggung jawab
medis.
(4) Skor individu seluruh pegawai dijumlahkan menjadi keseluruhan
skor Puskesmas.
- 22 -
PENUTUP
Pasal 16
(1) Sistem jasa pelayanan merupakan acuan sah secara hukum yang
ditetapkan berdasarkan keputusan pemilik rumah sakit.
(2) Sistem pembagian jasa pelayanan ini dapat dievaluasi kembali setiap
tahun.
Ditetapkan di : Ketapang
Pada Tanggal : Oktober 2021
BUPATI KETAPANG,
MARTIN RANTAN
Diundangkan di : Ketapang
Pada Tanggal : Oktober 2021
SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN KETAPANG,
ALEXANDER WILYO