PENDAHULUAN
Kelompok remaja, yaitu penduduk dalam rentang usia 1019 tahun, di Indonesia
memiliki proporsi kurang lebih 1/5 dari jumlah seluruh penduduk. Ini sesuai dengan remaja
di dunia dimana jumlah remaja diperkirakan 1,2 milliar atau sekitar 1/5 dari jumlah
penduduk di dunia ( WHO, 2003 ).
Masa remaja merupakan periode terjadinya pertumbuhan dan perkembngan pesat baik fisik,
psikologis maupun intelektual. Pola karakteristik pesatnya tumbuh kembang ini
menyebabkan remaja dimanapun menetap, mempunyai sifat khas yang sama yaitu mempunyai
rasa keingintahuan yang besar, menyukai petualangan dan tantangan serta cenderung berani
menanggung risiko atas perbuatannya tanpa didahului oleh pertimbangan yang matang. Sifat
tersebut dihadapkan pada ketersediaan sarana disekitarnya yang dapat memenuhi
keingintahuan tersebut. Keadaan ini sering mendatangkan konflik batin dalam dirinya.
Apabila keputusan yang diambil dalam menghadapi konflik tidak tepat, mereka akan jatuh
kedalam perilaku berisiko dan mungkin harus menanggung mungkin harus akibat lanjutnya
dalam bentuk berbagai masalah kesehatan fisik dan psikososial, yang bahkan mungkin harus
ditanggung seumur hidupnya.
Pada awal dekade yang lalu penyalahgunaan Napza ( Narkotika, Psikotropik dan Zat
Adiktif lainnya ) pada remaja belum semarak seperti saat ini dan infeksi HIV-AIDS masih
amat langka. Demikian pula perilaku seksual berisiko dikalangan remaja belum terungkap
dalam angka yang menghawatirkan. Dapat dimengerti bahwa kesehatan remaja pada waktu
itu belumlah menjadi prioritas. Tetapi keadaan tersebut berangsur berubah, dan terdapat
peningkatan perilaku tidak sehat pada remaja.
Data tentang perilaku hubungan seks pranikah pada pelajar terutama di kota besar
beberapa tahun terakhir ini cukup signifikan. Survei kecil yang dilakukn Yayasan Pelita Ilmu
di Plaza dan Mall Jakarta menunjukkan bahwa 42 % dari 117 remaja 13 -20 tahun pernah
berhubungan seks dan lebih dari separuh diantaranya masih aktif berhubungan seks dalam
1-3 bulan terakhir (Conrad, 2000). Sebuah survei terhadap pelajar SMA di Manado
mendapatkan persentase 20 % pada remaja laki-laki melakukan seks pranikah dan 6 % pada
remaja perempuan (Utomo dkk, 1998).
Tingginya infeksi HIV/AIDS dikalangan remaja dapat dilihat pada angka kejadian
HIV/AIDS sampai dengan bulan September 2004 dilaporkan sebanyak 5701 kasus dimana
persentase tertinggi kasus AIDS 51,7 % diderita oleh sekelompok umur 20-29 tahun
(laporan triwulan Subdit. AIDS dan PMS Depkes, Oktober 2004). Sementara itu dari hasil
beberapa survei dapat disimpulkan bahwa pengetahuan remaja tentang kesehatan
reproduksi masih rendah. Salah satu contoh : 46,2 % remaja masih menganggap bahwa
perempuan tidak akan hamil hanya dengan sekali melakukan hubungan seks. Kesalahan
persepsi ini sebagian besar diyakini oleh remaja laki-laiki (49,7 %) dibandingkan dengan
remaja putri (42.3 %) (LDUI & BKKBN, 1999). Dari survei yang sama juga terungkap bahwa
hanya 19,2 % remaja yang menyadari peningkatan risiko untuk tertular Infeksi Menular
Seksual (IMS) bila memiliki pasangan lebih dari satu, 51 % mengira bahwa mereka akan
berisiko terutular HIV hanya bila berhubungan seks dengan pekerja seks komersial.
Data Kalimantan Barat tahun 2005 kasus HIV 135 kasus, AIDS 287 kasus dengan
proporsi kelompok umur 20 29 tahun ( 57,77 % ), 30 39 tahun ( 29,63 % ), 40 49 tahun
( 6,6 % ).
Perilaku berisiko yang mereka lakukan dapat mengkibatkan terjadinya kehamilan tak
diinginkan, terinfeksinya penyakit menular seksual, terpaparnya tindak kekerasan, serta
timbulnya komplikasi akibat penyalah gunaan Napza.
TUJUAN
Kegiatan dilaksanakan sebanyak 1 (satu) kali yaitu pada bulan April 2013 di Kelurahan
wilayah kerja Puskesmas Singkawang Selatan.
DANA
Dana yang tersedia untuk pelaksanaan SMD sebesar Rp.1.440.000,- (Satu Juta Empat
Ratus Empat Puluh Ribu Rupiah) , untuk pelaksanaan MMD sebesar Rp.2.700.000,- ( Dua
Juta Tujuh Ratus ribu Rupiah) yang akan digunakan untuk biaya transport petugas
pelaksana dan konsumsi peserta pertemuan
PENUTUP
Demikian TOR pelaksanaan SMD dan MMD untuk kegiatan pengembangan Kelurahan Siaga
Aktif ini disusun sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan. Biaya bersumber dari Bantuan
Operasional Kesehatan (BOK) Puskesmas Kecamtan Singkawang Selatan Tahun 2013.
PEMERINTAH KOTA
SINGKAWANG
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS SINGKAWANG SELATAN
Jalan Raya Pasir Panjang Lirang Singkawang Selatan
upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan
masyarakatnya.
jumlah rumah tangga yang belum maupun yang telah ber-PHBS, maka kami
Demikian, atas perhatian dan kerjasama dari Bpk /Ibu Lurah kami