DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS ONEKORE
JL. Udayana-Ende No. Telepon 082 236 810 175
Email: pkm.onekore01@gmail.com
KERANGKA ACUAN
PENYULUHAN EDUKASI PENCEGAHAN KEKERASAN TERHADAP
PEREMPUAN DAN ANAK
TAHUN 2022
A. Pendahuluan
Negara terutama pemerintah bertanggung jawab untuk menghormati, melindungi,
dan menjamin hak-hak asasi manusia dari setiap warga negara termasuk perempuan
dan anak tanpa diskriminasi, karena perempuan dan anak merupakan bagian dari
warga negara Indonesia memiliki hak yang sama dengan orang lain, dan hak
perempuan dan anak merupakan hak asasi manusia yang harus dijamin, dilindungi
oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Perempuan dan anak merupakan
kelompok rentan terhadap kekerasan baik fisik maupun psikis maka Negara telah
mengeluarkan beberapa peraturan untuk melindung Perempuan dan anak yang
mengalami kekerasan. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1984 tentang Ratifikasi
CEDAW, Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 sebagai perubahan Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, UndangUndang Nomor
23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga,
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Penghapusan Tindak Pidana
Perdagangan Orang, Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi dan
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak ,
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang dimaksudkan untuk melindungi
perempuan dan anak mempunyai hak untuk mendapatkan layanan rehabilitasi sosial,
kesehatan, bantuan hukum, pemulangan, dan reintegrasi sosial yang harus dipenuhi
oleh Pemerintah Pusat , Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota.
Perempuan dan anak korban kekerasan sering merasa ragu atau takut dalam
melaporkan kekerasan yang dialaminya atau ada kendala lainnya seperti sulitnya
akses dalam mencapai layanan dan kurangnya informasi tentang hak-hak yang
dimiliki karena sebagian besar perempuan dan anak korban berasal dari keluarga
miskin dan kurang mampu sehingga perlu dilakukan pendampingan, biaya
pendampingan, dan konsultasi hukum mahal. Di sisi lain lembaga yang menangani
perlindungan perempuan dan anak masih kurang terutama di daerah yang jauh dari
pusat kota.
Disinilah pentingnya kehadiran Unit Pelayanan Teknis Daerah Perlindungan
Perempuan dan Anak (UPTD PPA) sebagai pusat layanan khusus dan rujukan, yang
bermitra dengan pelayanan lainya baik yang tersedia pada Instansi pemerintah
maupun Masyarakat.
Latar Belakang
Kekerasan terhadap perempuan dan anak merupakan pelanggaran hak asasi manusia,
pelanggaran norma sosial dan kemanusiaan. Perempuan dan anak sampai dengan
sekarang masih sering mengalami berbagai bentuk kekerasan dan diskriminasi dalam
lingkup sosial dan budaya, baik yang terjadi di lingkungan rumah tangga muapun di
luar rumah tangga, dan hal ini telah berlangsung sepanjang sejarah kehidupan
manusia. Kekerasan terhadap perempuan dan anak sudah menjadi isu nasional dan di
dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2005 – 2025, penurunan
angka kekerasan terhadap perempuan dan anak merupakan prioritas utama di di dalam
program pembangunan pemberdayaan perempuan. Upaya penanggulangan sudah
dimulai secara sistematis dan insentif sejak tahun 2000, dimana ada pada tahun itu
pemerintah bersama masyarakat membuat Deklarasi Penghapuasan Tindak Kekerasan
Terhadap Perempuan. Upaya ini perlu terus ditingkatkan karena masalah kekerasan
terhadap perempuan dan anak sangat serius, sebagaimana ditetapkan dalam Undang –
Undang Dasar 1945 (amandemen), setiap warganegara berhak mendapat perlindungan
dari tindak kekerasan.
B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Untuk menumbuhkan dan meningkatkan pengetahunan , kemauan dan kemampuan
anak sekolah untuk berperilaku hidup bersih dan sehat dalam meningkatkan
kesehatannya.
b. Tujuan Khusus :
Agar semua sasaran penyuluhan mengetahui 8 indikator perilaku hidup bersih
dan sehat yang perlu dilakukan disekolah.
Agar Agar semua sasaran penyuluhan dapat mengaplikasikan indikator di
sekolah masing-masing.
E. Sasaran
Siswa Kelas 4 SD
F. Tata cara pelaksanaan kegiatan pada masa covid