Anda di halaman 1dari 47

Seminar Peran Bidan dan Tenaga Kesehatan

dalam Menurunkan AKI


POGI – Sabtu, 13 Oktober 2018

“Peran Bidan
dalam
Menurunkan AKI“
Oleh :
Nunik Endang S, SST., SH., M.Sc
Ketua PD IBI DIY
S
U Peran Bidan dalam
M
B
A
Menurunkan AKI
T
P
E
O
R
K Gambaran Kesehatan
I
O
Ibu di Indonesia
K
1. Peran Bidan dalam
Menurunkan AKI
 Care Provider (penyedia layanan kesehatan) →
B memiliki peran yang sangat strategis dan unik
terhadap ibu anak sebagai satu kesatuan.
 Bidan → memposisikan dirinya sebagai MITRA
I PEREMPUAN & MASYARAKAT → Terutama dalam
memenuhi kebutuhan perempuan dalam menjalani
D kehidupan reproduksinya melalui asuhan holistic dan
berkesinambungan fokus pada “childbearing and

A
childrearing “
 Bidan → SEORANG AGEN PEMBAHARU → sangat
dekat dengan masyarakat → hidup ditengah-tengah
N masyarakat → berperan dalam memberdayakan
perempuan dan masyarakat
Pelayanan Kebidanan

1. Bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan yg


diberikan oleh bidan
2. Ditujukan untuk kesehatan reproduksi perempuan
sepanjang siklus kehidupannya, termasuk bayi dan anak
balita
(Lanjut) Pelayanan Kebidanan

3. Dilakukan secara mandiri, kolaborasi, konsultasi,


pendelegasian dan rujuan
4. Semakin tinggi tingkat fasilitas pelayanan kesehatanya
maka semakin kompleks pelayanan yang diberikan oleh
Nakes dan dilaksanakan dalam bentuk kerjasama tim
antar profesi kesehatan
Pelayanan Kebidanan Harus Memperhatikan

 Evidence Based Medicine (EBM)


 Keterpaduan antara:
Bukti ilmiah yang berasal dari studi
yang dipercaya (best research
evidence)
 Keahlian klinik (clinical expertise)
Pre
TUGAS BIDAN Menopause
Sepanjang Siklus Hidup
Perempuan
Rumah Sakit
Tempat Pelayanan
Kebidanan
Puskesmas

WHERE ?? Klinik

Masyarakat

Rumah
Peran Bidan di Pelayanan Kesehatan
KEPMENKES No 369/Menkes/SK/III/2007
tentang Standar Profesi Bidan (9 kompetensi)

Kompetensi 3
Bidan memberikan asuhan antenatal bermutu tinggi utk
mengoptimalkan kesehatan slm kehamilan yg meliputi : deteksi dini,
pengobatan atau rujukan dr komplikasi tertentu

Kompetensi 4
Bidan memberikan asuhan yg bermutu tinggi, tanggap thd kebudayaan
setempat slm persalinan, memimpin slm persalinan yg bersih & aman,
menangani situsi kegawatdaruratan tertentu utk mengoptimalkan
kesehatan wanita & bayinya yg baru lahir.

Kompetensi 5
Bidan memberikan asuhan pd ibu nifas & menyusui yg bermutu tinggi
dan tanggap thd budaya setempat
LINGKUP KEWENANGAN BIDAN
Permenkes No 28 tahun 2017 tentang Izin dan Penyelenggaraan
Praktek Bidan

Pasal 18
Dalam penyelenggaraan Praktik Kebidanan,
bidan memiliki kewenangan untuk
memberikan:
a. Pelayanan kesehatan ibu
b. Pelayanan kesehatan anak
c. Pelayanan kesehatan reproduksi
perempuan dan KB
Pasal 19

1. Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana


dimaksud dalam pasal 18 huruf a diberikan
pada masa sebelum hamil, masa hamil, masa
persalinan, masa nifas, masa menyusui, dan
masa antara dua kehamilan
(Lanjut) Pasal 19

2. Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) meliputi pelayanan :
a. Konseling pada masa sebelum hamil
b. Antenatal pada kehamilan normal
c. Persalinan normal
d. Ibu nifas normal
e. Ibu menyusui
f. Konseling pada masa antara dua kehamilan
Ayat 3
Dalam memberikan pelayanan kesehatan ibu sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), bidan berwenang melakukan :
a. Episiotomi
b. Pertolongan persalinan normal
c. Penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II
d. Penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan
perujukan
e. Pemberian tablet Fe pada ibu hamil
f. Pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas
g. Fasilitas/bimbingan inisiasi menyusui dini dan
promosi air susu ibu eksklusif
h. Pemberian uterotonika pada manajemen aktif
kala tiga dan postpartum
i. Penyuluhan dan konseling
j. Bimbingan pada kelompok ibu hamil
k. Pemberian surat keterangan kematian, dan
kelahiran
Pasal 20

1. Pelayanan kesehatan anak sebagaimana dimaksud dalam pasal 18


huruf b diberikan pada BBL, bayi, anak balita, dan anak prasekolah
2. Dalam memberikan pelayanan kesehatan anak sebagaimaan
dimaksud pada ayat (1), Bidan berwenang melakukan :
a. Pelayanan neonatal esensial
b. Penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan perujukan
c. Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, dan anak
prasekolah;
d. Konseling dan penyuluhan
(Lanjut) Pasal 20

3. Pelayanan neonatal esensial sebagaimana dimaksud pada ayat (2)


huruf a meliputi IMD, pemotongan dan perawatan tali pusat,
pemberian suntikan Vit K1, pemberian imunisasi B0, pemeriksaan
fisik BBL, pemantauan tanda bahaya, pemberian tanda identitas
diri, dan merujuk kasus yang tidak dapat ditangani dalam kondisi
stabil dan tepat waktu ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang
lebih mampu
(Lanjut) Pasal 20

4. Penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan perujukan


sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b meliput :
a. Penanganan awal asfiksia BBL melalui pembersihan jalan nafas,
ventilasi tekanan positif, dan/atau kompresi jantung
b. Penanganan awal hipotermia pada BBL dengan BBLR melalui
penggunaan selimut atau fasilitasi dg cara menghangatkan
tubuh bayi dg metode kangguru
c. Penanganan awal infeksi tali pusat dg mengoleskan alkohol
atay povidon iodine serta menjaga luka tali pusat tetap bersih
dan kering
d. Membersihkan dan pemberian salep mata pada BBL dengan
infeksi gonore (GO)
(Lanjut) Pasal 20

5. Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita dan anak


prasekolah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c
meliputi kegiatan penimbangan BB, pengukuran LK,
pengukuran TB, stimulasi deteksi dini dan intervensi dini
penyimpangan tumbuh kembang balita dengan
menggunakan Kiesioner Pra Skrining Perkembangan
(KPSP)
(Lanjut) Pasal 20

6. Konseling dan penyuluhan sebagaimana dimaksud pada


ayat (2) huruf d meliputi pemberian komunikasi,
informasi, edukasi (KIE) kepada ibu dan keluarga tentang
perawatan BBL, ASI Ekslusif, tanda bahaya pada BBL,
pelayanan kesehatan, imunisasi, gizi seimbang, PHBS,
dan tumbuh kembang
Pasal 21

Dalam memberikan pelayanan kesehatan reproduksi


perempuan adalah keluarga berencana sebagaimana
dimaksud dalam pasal 18 huruf c, bidan berwenang
memberikan :

a. Penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi


perempuan dan keluarga berencana; dan
b. Pelayanan kontrasepsi oral, kondom, dan suntikan
Pasal 23

1. Kewenangan memberikan pelayanan berdasarkan


penugasan dari pemerintah sesuai kebutuhan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 22 huruf a, terdiri
atas :
a. Kewenangan berdasarkan program pemerintah,
dan
b. Kewenangan karena tidak adanya tenaga
kesehatan lain di suatu wilayah tempat bidan
bertugas
(Lanjut) Pasal 23

2. Kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


diperoleh Bidan setelah mendapatkan pelatihan
3. Pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
diselenggarakan oleh Pemerintah Pusat atau Pemerintah
daerah bersama organisasi profesi terkait berdasarkan
modul dan kurikulum yang terstandarisasi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan
(Lanjut) Pasal 23

4. Bidan yang telah mengikuti pelatihan


sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berhak
memperoleh sertifikat pelatihan
5. Bidan yang diberikan kewenangan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) harus mendapatkan
penetapan dari kepala dinas kesehatan
kabupaten/kota
Pasal 25

1) Kewenangan berdasarkan program pemerintah


sebagaimana dimaksud dalam pasal 23 ayat (1) huruf a,
meliputi:

Pemberian pelayanan alat kontrasepsi dalam rahim dan


alat kontrasepsi bawah kulit
Area Prioritas Program Kesehatan
3 Penyebab utama:
KEMATIAN Medis/
1. Perdarahan pasca
persalinan,
IBU Klinis 2. pre-eklamsia/eklamsia,
3. infeksi nifas
Tiga terlambat :
Disebabkan
1. Mengambil keputusan
Oleh Beberapa
2. Merujuk ( transportasi)
Faktor
3. Mendapat penanganan di
fasilitas rujukan

1. Keadaan sosial
2. Ekonomi
Non-Klinis 3. Diskriminasi gender
4. Pendidikan
5. Geografis dan,
6. Sosial budaya

Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari beragam suku,


budaya serta agama hal ini sangat berkontribusi terhadap Kematian
Perempuan di Indonesia
Empat Terlalu Tiga Terlambat

Ekonomi Budaya

4 TERLALU :
Gender Pendidikan
1. Terlalu tua
B 1. Terlambat
2. Terlalu merujuk
U muda saat
hamil 2. Terlambat MENING
M kompli
3. Terlalu sampai faskes GAL
dekat jarak kasi
I kehamilan
3. Terlambat
4. Terlalu
L Tenaga pertolongan Manajerial
banyak
anak
Sarana Obat
Upaya Prioritas dalam Penurunan AKI 2015 - 2019
Peran Bidan dalam Penurunan AKI & AKB

1. Jaminan Mutu ANC


2. Terlibat dalam meningkatkan
jumlah Rumah Tunggu Kelahiran
3. Meningkatkan persalinan di
fasilitas kesehatan
4. Jaminan mutu persalinan normal
5. Menyelenggarakan konseling IMD
dan KB
6. KIE perawatan BBL, imunisasi, gizi
seimbang dan PHBS
Penguatan Bidan untuk Peningkatan Mutu Pelayanan
Kesehatan

Bidan harus mematuhi ketentuan


Harus matang dalam:
kode etik, standar profesi, hak
1. Intelektualitas
pengguna pelayanan kesehatan,
2. Emosionalitas
standar pelayanan dan standar
3. spiritualitas
prosedur operasional

MEMILIKI PENGUASAAN SOFT SKILL


Peningkatan Kesehatan Maternal Neonatal oleh Bidan
2. Gambaran Kesehatan
Ibu di Indonesia
Presentase Tempat Pemberi Pelayanan ANC
Presentase Tenaga Pemberi Layanan ANC
Tren Tempat Persalinan
Persalinan oleh NaKes di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan
Angka Kematian Ibu di Indonesia
Rekapitulasi Jumlah Bidan Dan Anggota IBI DIY
tahun 2017

Cabang IBI JML Ranting JML Bidan JML Anggota


IBI
1 Kota 10 608 608
2 Bantul 3 494 494
3 KP 3 324 324
4 GK 3 283 283
5 Sleman 6 750 738
Total DIY 25 2459 2447
Data Seluruh Bidan Delima Provinsi DIY
Tahun 2017

Kabupaten BD I BD 2 BD 3 BD 4 BD 5 Jumlah BD
Sleman 32 15 18 16 6 87
GK 36 8 17 16 6 83
KP 35 8 8 5 7 63
Bantul 36 17 20 11 12 96
Kota 15 3 0 4 0 22
Jml BD 154 51 63 52 31 351
PENUTUP

1. “Bidan sebagai salah satu tenaga kesehatan memiliki peran yang


strategis dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
terutama kesehatan ibu dan anak.”
2. “Kontribusi bidan dalam meningkatkan kualitas pelayanan maternal
secara global memperjelas bahwa kualitas pelayanan bidan
mempunyai peran vital dalam mengurangi kematian ibu”
3. Untuk mempertahankan kualitas pelayanan di perlukan pentingnya
kepatuhan bidan terhadap standar pelayanan kesehatan khususnya
kesehatan maternal
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai