Anda di halaman 1dari 20

Program Pemberdayaan Perempuan

dalam Multidimensional dan Lintas


Sektoral
Tentang?
• Pembangunan nasional berprespektif gender dan peduli anak
• Pengembangan kemitrasejajaran yang harmonis antara perempuan
dan laki-laki
• Pengembangan kemitraan dan jaringan kerja
• Pengembangan indicator
• Pengembangan system penghargaan
• Perluasan Pendidikan bagi anak perempuan
• Pengembangan system informasi manajemen
Komitmen pemerintah terhadap upaya pemberdayaan
peremuan telah dimulai sejak tahun 1978 yang dimulai dengan
konsep Women In Development atau Perempuan dalam
Pembangunan.

Pembangunan dengan pendekatan Women in Development belum mampu


membawa kemajuan yang berarti bagi perempuan sehingga hasil yang diperoleh
belum optimal bagi pengembangan dan kemajuan pemberdayaan perempuan
dalam segala bidang
FAKTA
Indonesia pada tahun 2006 sekitar 5,39 juta
orang yang tidak bisa baca tulis (buta huruf)
yang terdiri dari 2,80 juta orang usia 10 – 44
tahun dan 2,59 juta orang usia 44 tahun ke
atas. Penyandang buta aksara tertinggi 65%
adalah kaum perempuan karena
keterbatasan perempuan dan rendahnya
tingkat pendidikan, sehingga kurangnya
pemahaman dan pengetahuan
mengakibatkan banyak masalah (Depdiknas,
2006).
Undeks Pembangunan Gender (IPG)
• Indeks Pembangunan Gender • IPG yang mengukur partisipasi
(IPG) yang diukur dengan perempuan dalam kegiatan
melihat kesenjangan gender politik dan ekonomi termasuk
antara perempuan dan laki-laki dalam bidang pengambilan
di bidang pendidikan, kesehatan keputusan masih rendah dan
dan ekonomi, menempatkan menempatkan Indonesia dalam
negara Indonesia pada urutan ranking 71 Dunia
ke-92 dunia dan tertinggal jauh
dari beberapa negara ASEAN.
Permasalahan?
• korban trafficking (perdagangan orang), narkoba, tindak kekerasan
rumah tangga
• bidang ketenagakerjaan masih terjadi kesenjangan pada tingkat
partisipasi angkatan kerja, tingkat upah yang diterima, kekerasan
terhadap tenaga kerja perempuan yang bekerja di luar negeri atau
predikat negara pengirim tenaga kerja wanita tertinggi dengan
perlindungan minim, pekerja tak dibayar dan pekerja informal.
• pemahaman terhadap kesehatan perempuan Indonesia masih
rendah: indikator antara Angka Kematian Ibu (AKI) saat itu masih
tertinggi dibanding negara-negara lain di ASEAN
Kesehatan Perempuan • Permasalahan tersebut disebabkan oleh
faktor status kesehatan reproduksi, status
Rendah? gizi ibu sebelum dan selama kehamilan,
ekonomi keluarga yang rendah, serta
status dan kedudukan perempuan yang
rendah dalam masyarakat.
• Isu lain yang tidak kalah menariknya
adalah rentannya perempuan terhadap
penyakit menular (HIV/AIDS) terutama
daerah padat penduduk, perbatasan dan
daerah wisata karena kurangnya
pengetahuan HIV/ AIDS
• Terbatasnya
pengetahuan
• perbedaan antara laki-
laki dengan perempuan
yang semakin
membuat parah kaum
perempuan di
Indonesia
Contoh Perlakuan Adat di Indonesia
• Adat yang berlaku di masyarakat adat: patrilineal,
matrilineal, dan bilateral.
• Masyarakat patrilineal, seperti suku Batak, Lampung, dan
Flores, anak laki-laki akan menjadi pewaris serta kepala
keluarga pengganti ayah. Padahal, yang biasa mengerjakan
mencari nafkah lebih banyak yang perempuan mengurus
ladang, rumah serta pekerja lainnya. Namun dalam
pengambilan keputusan, perempuan tidak punya hak dalam
memberikan saran maupun pendapat. Demikian manakala
(paman laki-laki) yang memiliki kekuasaan pengaturannya.
Seringkali paman juga ikut mengambil bagian dari warisan
tersebut, dan bahkan menguasainya.
• Adapun dalam masyarakat bilateral, seperti di Jawa lebih
pada menerima siapa yang ragil atau paling kecil yang
biasanya menemani kedua orang tuanya
• Acara rapat RT/RW selalu diwakili kepala keluarga atau kaum
laki-laki. Hanya sebagian kecil perempuan yang dilibatkan
dalam pengambilan keputusan dalam lingkup masyarakat
Kondisi Kesehatan perempuan
• Hasil Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI)
2012 menunjukkan angka kematian ibu meningkat
pada tahun 2012 menjadi 359/100.000 KH
dibandingkan pada tahun 2007 yaitu 208/100.000
KH. Selain itu, terjadi juga peningkatan fertilitas di
Indonesia, dari 2,41 menjadi2,6.
• Target 2.1 pada tahun 2014 yang dirumuskan
sebagai bagian dari Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) sulit tercapai.
• Meningkatnya fertilitas mengindikasikan adanya
kegagalan program KB juga, dari hasil survey
terlihat angka kesertaan ber-KB (Contraception
Prevalence Rate) metode modern hanya meningkat
sedikit dari 57,4% menjadi 57,9%
• SDGs
Pembangunan nasional berprespektif gender
dan peduli anak
• Permasalahan paling mendasar dalam upaya peningkatan kualitas hidup
perempuan dan anak:
• Pendekatan pembangunan yang belum mengakomodir tentang pentingnya kesetaraan
antara perempuan dan laki-laki
• anak perempuan dan anak laki-laki dalam mendapatkan akses,
• partisipasi,
• kontrol, dan
• manfaat pembangunan.
• Maka: pengarusutamaan gender diperlukan sebagai salah satu strategi untuk
mewujudkan pembangunan yang dapat dinikmati secara adil, efektif, dan
akuntabel oleh seluruh penduduk, baik perempuan, laki-laki, anak
perempuan, dan anak laki-laki.
Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan
Gender dalam Pembangunan Nasional  
• bahwa dalam rangka meningkatkan kedudukan,
peran dan kualitas perempuan, serta upaya
mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender dalam
kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara, perlu melakukan strategi
pengarusutamaan gender ke dalam seluruh proses
pembangunan nasional.
• Pengarusutamaan gender ini merupakan bagian yang
tak terpisahkan dari kegiatan fungsional utama
semua instansi dan lembaga pemerintah di tingkat
pusat dan daerah.
Strategi Pengarusutamaan Gender (PUG)
• memastikan semua lapisan masyarakat, baik laki-laki maupun perempuan,
dari semua kelompok usia, wilayah, dan yang kebutuhan khusus, dapat
terlibat dalam proses pembangunan
• sehingga diharapkan pembangunan yang dilaksanakan bisa bermanfaat untuk
semua; dan semua penduduk dapat ikut serta dalam pengambilan
keputusan/kebijakan.
• Strategi PUG dilaksanakan dengan cara memastikan adanya:
• akses,
• partisipasi,
• kontrol, dan
• manfaat yang adil dan setara bagi laki-laki maupun perempuan dalam pembangunan.
Pengembangan
kemitrasejajaran yang • Agenda Pembangunan
harmonis antara
perempuan dan laki-laki Berkelanjutan 2030 (SDGs),
kesetaraan gender menjadi salah
satu tujuan yang ingin dicapai
secara global, yang dikenal dengan
istilah Planet 50:50,
PELIBATAN LAKI-LAKI • di mana perempuan dan laki-laki
UNTUK PEREMPUAN bersama-sama setara berperan
(HE FOR SHE) dan terlibat dalam pembangunan
• HeForShe Champion, Presiden Joko
Widodo menyatakan
• “Perempuan mewakili separuh dari
penggerak pembangunan negara. Sebagai
Presiden, saya telah mengarusutamakan
isu kesetaraan gender karena itu sangat
penting untuk mencabut akar penyebab
diskriminasi dan kekerasan.”
• Terkait hal tersebut, maka isu-isu
tentang pengarusutamaan gender
menjadi fokus utama di dalam
pemerintahan
HeForShe

 adalah kampanye solidaritas untuk kesetaraan gender yang bertujuan


untuk melibatkan laki-laki dan anak laki-laki sebagai agen perubahan
untuk mencapai kesetaraan gender dan hak-hak perempuan, dan
mendorong mereka untuk terlibat dalam upaya mengakhiri isu-isu
terhadap ketidaksetaraan yang dihadapi oleh perempuan dan anak
perempuan.
“HeforShe” misinya untuk meningkatkan partisipasi dan keterwakilan
perempuan dalam politik dan pembangunan serta melindungi perempuan, anak-anak,
dan kelompok marjinal melalui 3 (tiga) fokus area, yaitu :
• Peningkatan partisipasi perempuan dalam politik dan pengambilan
keputusan;
• Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) Melahirkan; dan
• Penghapusan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan dan anak
perempuan.
Pengembangan kemitraan dan jaringan kerja
• luasnya dan besarnya cakupan kesetaraan gender dalam berbagai
bidang pembangunan, sinergitas menjadi kata kunci untuk
mempercepat perwujudannya.
• pusat-daerah, dan antar daerah juga berperan besar untuk
meningkatkan daya ungkit pembangunan untuk mewujudkan tujuan
pembangunan nasional, termasuk SDGs, secara merata dan adil.
• Masyarakat, termasuk akademisi, juga memiliki peran penting.
Akademisi mentransmisikan pengetahuan, nilai, norma, dan ideologi
serta pembentukan karakter bangsa, tidak terkecuali kesetaraan dan
keadilan gender yang terkait erat dengan nilai hakiki kemanusiaan.
Tugas
• Refleksi pokok bahasan hari ini tentang:
• Mahasiswa melihat daerah disekeliling tempat tinggal anda, lalu
buatlah kajian pengarus utamaan gender yang terkait dengan memilih
salah satu topik dibawah ini:
• Pengembangan system penghargaan
• Perluasan Pendidikan bagi anak perempuan
• Tuliskanlah kajian tersebut maksimal 1 halaman
• Kirimkan refleksi sesuai dengan aturan yang tertulis di eling
• Selamat belajar
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai