Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

SEJARAH PERKEMBANGAN PENDIDIKAN BIDAN DI ASIA


Dosen Pengampu : Lily Yulaikhah, M.Keb

Disusun Oleh:

Yohana Nona Ika_212207062 Edna Sabetrik_202207013

Yolanda_212207063 Iswatun_202207021

Yusnina Nayoan_212207064 Sunaria_202207045

Zesika Erya Pruistin_212207065

PROGRAM STUDI KEBIDANAN S1

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA

2022/2023

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat -Nya
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu.

1
Makalah ini berjudul “Sejarah Perkembangan Pendidikan Bidan Di Asia”. Penyusunan makalah
ini bertujuan untuk memenuhi tugas perkuliahan dari dosen pengampu. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk memberikan wawasan tambahan bagi kami serta bagi para pembaca.

Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Ibu selaku dosen pengampu yang
membimbing kami dalam pengerjaan tugas makalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih
kepada teman-teman kami yang selalu setia membantu dalam hal mengumpulkan data-data
dalam pembuatan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan
jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan, agar
dalam penyusunan makalah yang akan datang, penulis dapat membuat makalah yang lebih baik
lagi. Kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi pembaca.

Yogyakarta, 12 Desember 2022

Penyusun

DAFTAR ISI

2
KATA PENGANTAR................................................................................................................. 2
DAFTAR ISI............................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................. 4
A. LATAR BELAKANG ..............................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH..........................................................................................................4
C. TUJUAN................................................................................................................................4
BAB II ISI ..................
……………………........................................................................................... 5
A. Sejarah Perkembangan Pendidikan Bidan di Luar Negri .................................................5
B. Sejarah Perkembangan Pendidikan Bidan di
Asia ...............................................................................6
C. Sejarah Perkembangan Pelayanan Kebidanan di Asia ........................................................10
BAB III PENUTUP ...................................................................................................................13
A. KESIMPULAN ....................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................14

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perkembangan pelayanan dan pendidikan kebidanan nasional maupun


internasional terjadi begitu cepat. Hal ini menunjukan bahwa perkembangan pelayanan
dan pendidikan kebidanan merupakan hal yang penting untuk dipelajari dan dipahami
oleh petugas kesehatan khususnya bidan yang bertugas sebagai bidan pendidik maupun
bidan pelayan.Salah satu faktor yag menyebabkan terus berkembangnya pelayanan

3
dan pendidikan kebidanan adalah masih tinggi moralitas dan morbiditas pada wanita
hamil dan bersalin, khususnya di negara berkembang dan dinegara miskin yaitu sekitar
25-50% .

Mengingatkan hal diatas,maka penting bagi bidan untuk mengetahui


sejarah perkembangan pelayanan dan pendidikan kebidanan karena bidan sebagai tenaga
terdepan dan utama dalam pelayanan kesehatan ibu dan bayi diberbagai
catatan pelayanan wajib mengikuti perkembangan IPTEK dan menambah ilmu
pengetahuanmelalui pendidik formal atau non formal dan bidan berhak ata kesempatan
untuk meningkatkan diri baik melalui pendidikan maupun pelatihan serta
meningkatkan jenjang karir dan jabatan yang sesuai.

B. RUMUSAN MASALAH
1) Bagaimana sejarah perkembangan pendidikan Bidan di luar negeri?
2) Bagaimana sejarah perkembangan pendidikan Bidan di Asia?
3) Bagaimana pelayanan Bidan di Asia?

C. TUJUAN
1) Mengetahui sejarah perkembangan pendidikan Bidan di luar negri
2) Mengetahui sejarah perkembangan pendidikan Bidan di Asia
3) Mengetahui pelayanan Bidan di Asia

BAB II

ISI

A. Sejarah Perkembangan Pendidikan Bidan di Luar Negri


Pada pertengahan abad ke-17 bidan adalah profesi penting dan dihormati
dikomunitas colonial Belanda. Kebidanan hanya salah satu bentuk pelayanan yang
diberikan para bidan kepada komunitas kolonial. Pada saat itu, kadang kala bidna
juga berperan sebagai perawat yang merawat orang sakit dan sekarat, mengurus
jenazah, seabagai herbalis serta dokter hewan selain gaji sebagai imbalan, bidan juga
memperoleh rumah, tanah, dna makanan sebagi bentuk penghormatan atas jasa
mereka.
Akan tetapi, terdapat berbagai faktor yang menurunkan derajat bidan
dimasyarakat. Faktor-faktor tersebut mencakup perilaku religious, kebutuhan
ekonomi, pengambil alihan tugas dan tanggung jawab oleh dokter, pendidikan yang

4
tidak mendukung dan tidak adanya organisasi kebidanan, pengingkatan jumlah
imigran, serta status wanita yang direndahkan.
Secara umum perkembangan pelayanan bidan dapat di bagi menjadi 2 masa,
yaitu sebelum abad 20 dan sesudah abad 20.

a) Sebelum abad 20 (1700-1900)


William Smellie dari Scotlandia (1677-1673) mengembangkan forceps
dengan kurva pelvik seperti kurva shepalik. Dia memperkenalkan cara
pengukuran konjungata diagonalis dalam pelvi metri. Menggambarkan metodnya
tentang persalinan lahirnya kepala pada presentasi bokong dan penganangan
resusitasi bayi aspiksi dengan pemompaan paru-paru melalui sebuah metal
kateler.
Ignoz Phillip semmelweis, seorang dokter dari Hungaria (1818 – 1865)
pengenalan Semmelweiss tentang cuci tangan yang bersih mengacu pada
pengendalian sepsis puerperium.
James Young simpson dair Edenburgh, scotlandia (1811-1870)
memperkenalkan dan menggunakan arastesi umum, tahun 1807, Ergot sejenis
cendawan yang tumbuh pada sejenis gandung hitam, diketahui efektif dalam
mengatasi pendarahan postpartum. Hal ini merupakan permulaan pengguguran.
Tahun 1824 Jamess Blundell dari Inggris yang menjadi orang pertama
yang berhasil menangani perdarahan postpartum dengan menggunakan transfusi
darah. Jean lubumean dari Perancis (orang kepercayaan Rene Laenec, penemu
Stetoskop pada tahun 1819) pertama kali mendengar bunyi jantung janin dengan
stetoskop pada tahun 1920. Jhon Charles Weaven dari Inggris (1811 – 1859)
adalah. Pada tahun 1843, pertama yang yang melakukan test urine pada wanita
hamil untuk pemeriksaan dan menghubungkan kehadirannya dengan eklamsia.

Adolf Pinard dari Prancis (1844-1934) pada tahun 1878, mengumumkan


kerjanya pada palpasi abdominal Carl Crede dari Jerman (1819 – 1892)
menggambarkan metodanya stimulasi urine yang lembut dan lentur untuk
mengeluarkan placenta Juduig Badl, dokter obstetri dari Jerman (1842-1992),
pada tahun 1875, menggambarkan lingkaran retraksi yang pasti muncul pada
pertemuan segment atas rahim dan segmen bawah rahim dalam persalinan
macet/sulit. Daunce dari Bordeauz. Pada tahun 1857, memperkenalkan pengguran
inkubator dalam perawatan bayi prematur.
b) Abad 20
Postnatal care sejak munculnya hospitalisasi untuk persalinan telah
berubah dari perpanjangan masa rawatan sampai 10 hari, ke trend “Modern”
ambulasi diri. Yang pada kenyataannya, suatu pengembalian pada “cara yang
lebih alami”.
Selama beberapa tahun, pemisahan ibu dan bayi merupakan praktek yang
dapat diterima di banyak rumah sakit, dan alat menyusui bayi buatan menjadi

5
dapat diterima, dan bahkan oleh norma. Bagaimanapun, alami sekali lagi
“membuktikan dirinya “rooing-in” dipraktekan dan menyusui dipromosikan
menyusui disemua rumah sakit yang sudah mendapat penerangan.
Perkembangan teknologi yang cepat telah monitoring anthepartum dan
intrapartum yang tepat menjadi mungkin dengan pengguraan ultrasonografi dan
cardiotocografi, dan telah merubah prognosis bagi bayi prematur secara dramatis
ketika dirawat di neonatal intersive acara urits, hal ini juga memungkinkan
perkembangan yang menakjubkan dengan keperawatan maka pola pendidikan
khusus bidan pun dikembangkan di dunia. Di mulai dari tingkat pendidikan bidan
yang setara dengan diploma sampai pasca sarjana. Setiap negara sangat berharap
bahwa dengan berkembangnya pendidikan bidan sampai jenjang master, maka
profesionalisme dalam menjalankan praktik kebidanan juga meningkat.

B. SEJARAH PERKEMBANGAN PENDIDIKAN BIDAN DI ASIA


1) Sejarah Perkembangan Pendidikan Bidan di Malaysia
Perkembangan kebidanan di Malaysia bertujuan untuk menurunkan
angka kematian ibu dan bayi dengan menempatkan bidan desa. Bidan desa
Malaysia memiliki dasar pendidikan SMP ditambah sekolah juru rawat dan
satu tahun sekolah bidan. Bidan di Malaysia selama berabad-abad dituntut
untuk memberikan pelayanan kesehatan pada ibu dan anak.
Bidan mempunyai penghargaan dan wibawa yang cukup tinggi di
komunitasnya. Di wilayah utara Malaysia, profesi bidan mempunyai
organisasi yang diberi nama dengan Kesatuan Bidan di Wilayah Utara. Peran
bidan di Malaysia dalam pelayanan kebidanan yaitu membantu
persalinan,melayani konseling,ahli gizi,dan terakhir sebagai ahli pijat
perempuan. Peran bidan sangat penting, sehingga harus memiliki banyak
pengalaman. Bidan berpengalaman dapat juga disebut sebagai bidan terlatih.
Saat ini profesi bidan Malaysia sudah diakui , baik di masyarakat dan
di pemerintah. Bidan tidak lagi menjadi orang pertama yang disalahkan dan
diberi tekanan jika terdapat suatu masalah. Selain itu, bidan di Malaysia
sedang menggalang program persalinan di rumah. Mereka merujuk pada
negara-negara Eropa dan USA. Alasan mereka merujuk negara maju tersebut
karena persalinan di rumah dianggap memberikan rasa aman dan nyaman bila
dibandingkan di rumah sakit.

2) Sejarah Perkembangan Pendidikan Bidan di Jepang

Sekolah bidan di Jepang dimulai pada tahun 1912 Pendidikan bidan di


sini dengan basic sekolah perawat selama 3 tahun + 6 bulan Pendidikan bidan.
Tujuan pelaksanaan pendidikan ini adalah untuk meningkatkan pelayanan

6
kebidanan dan neonatus tapi pada masa itu timbul masalah karena masih
kurangnya tenaga bidan dan bidan hanya mampu melakukan pertolongan
persalinan yang normal saja, tidak siap jika terdapat kegawatdaruratan
sehingga dapat disimpulkan bahwa kualitas bidan masih kurang memuaskan.
Pada tahun 1987 ada upaya untuk meningkatkan pelayanan dan Pendidikan
bidan menata dan mulai merubah situasi.

Pendidikan kebidanan di Jepanbg diawali dengan terbentuknya


sekolah bidan pada tahun 1912 didirikan oleh Obgyn, dan baru mendapatkan
lisensi pada tahun 1974. Kemudian pada tahun 1899 lisensi dan peraturan-
peraturan untuk seleksi baru terbentuk.

Tahun 1987, pendidikan bidan mulai berkembang dan berada dibawah


pengawasan obstretikian. Kurikulum yang digunakan dalam pendidikan bidan
terdiri dari ilmu fisika, biologi, ilmu sosial, dan psikologi. Ternyata hasil yang
diharapkan dari pendidikan bidan tidak sesuai dengan harapan. Bidn-bidan
tersebut banyak yang bersifat tidak ramah dan tidak banyak menolong
persalinan dan pelayanan kebidanan.

Yang mengikuti pendidikan bidan yaitu para perawat yang masuk


pendidikan saat umur 20 tahun. Pendidikan berlangsung selama 3 tahun.
Tingkat Degree di universitas terdiri dari 8-16 kredit, yaitu 15 jam teori, 30
jam lab, dan 45 jam praktik. Pendidikan kebidanan tersebut bertujuan untuk
meningkatkan pelayanan obstetri dan neonatal, serta meningkatkan
kebutuhan masyarakat karena masih tingginya angka aborsi di Jepang.
Masalah-masalah yang masih terdapat di Jepang antara klain masih kurangnya
tenaga bidan dan kualitas bidan yang masih belum memuaskan.

3) Sejarah Perkembangan Pendidikan Bidan di Bangladesh


Di India, bidan dikategorikan dari pengalamannya.
 Penolong persalinan kelas atas (5-10 persalinan/tahun).
 Penolong persalinan pendidikannya tidak tinggi, tetapi banyak
pengalamannya (10-20 persalinan/bulan).
 Penolong persalinan professional (nurse midwifery).
Pendidikandi Bangladeh dimulai dari 3 tahun perawat ditambah 1
tahun bidan, dan 4 tahun bidan dari SMP.

Tahap pendidikan orientasi belajar mandiri yang dianut di Bangladesh


adalah sebagai berikut:
 Tahun 1 : Fungsi manusia sehat dan social budaya

7
 Tahun 2 : Pencegahan penyakit dan kesehatan keluarga.
 Tahun 3 : Rehabilitasi
 Tahun 4 : Ilmu kebidanan

4) Sejarah Perkembangan Pendidikan Bidan di Thailand


Pendidikan bidan di Thailand dilakukan selama 3 tahun dibawah
pengawasan ahli kandungan. Perkuliahan termasuk anatomi fisiologi dan
patologi dari kehamilan dan sebagainya. Pendidikan bidan lebih difokuskan
pada aspek ilmu fisik dan biologis daripana ilmu sosial dan psikologis.

5) Sejarah Perkembangan Pendidikan Bidan di Singapura


Bidan juga mampu memberikan kontrol yang membantu kelahiran.
Program pertama diciptakan untuk berurusan dengan kebutuhan ibu dan anak
didirikan oleh Marian Young. Dia adalah bagian dari program percontohan
John B. Grant ‘untuk mempromosikan kesehatan masyarakat untuk Peking
Union Medical College. Saat itu, survei dilakukan untuk menguji tingkat
kematian dari kedua ibu dan anak-anak mereka. Angka kematian Ibu lebih
tinggi di Singapura yaitu 17,6 dari 1000 ibu meninggal, terutama dari infeksi
nifas. Angka ini rendah dibandingkan dengan kematian anak-anak, yang
diklaim 275 dari 1000 bayi, biasanya dari neonatourm tetanus. Young percaya
angka ini yang tinggi karena kurangnya pendidikan bidan. Pada tahun 1929,
hanya ada sekitar 500 bidan terlatih di seluruh wilayah Singapura, memaksa
mayoritas warga negara untuk percaya dalam perawatan dari 200.000 tanpa
pelatihan formal. Dengan bidan terlatih, akan ada ada standar penanganan
kelahiran yang benar termasuk standar prosedur sanitasi dan sterilisasi.
Layanan kebidanan termasuk keluarga berencanan termasuk meyakinkan
remaja untuk menikah di kemudian hari, dan untuk fokus awalnya pada karier
mereka. Ketika mereka menikah dan menginginkan sebuah keluarga,
disarankan untuk memiliki 1-2 anak. Undang-undang kebidanan di Singapura
dijadikan satu dengan keperawatan yaitu Nurses and Midwives Act Revised
2012 (Chapter 209).

6) Sejarah Perkembangan Pendidikan Bidan di Filipina


Praktek kebidanan dimulai sudah sejak lama di Filipina. Sejarah
menunjukkan bahwa terdapat regulasi untuk praktik kebidanan yang
bersamaan dengan praktek kedokteran. Regulasi praktek kebidanan paralel
dengan regulasi kedokteran. Pada tanggal 4 Desember 1901, ratifikasi

8
UNDANG-UNDANG Umum Nomor 310 membentuk Dewan Penguji yang
berfungsi sebagai badan regulator bagi kedokteran dan kebidanan.
Pada tahun 1901-an terdapat organisasi yang bekerja untuk perawatan
bayi di Manila bernama the Liga Nacional Para La Protection de la Primera
Infancia and Circula Femenil. Organisasi serupa juga didirikan di provinsi-
provinsi untuk membantu mengurangi angka kematian bayi yang tinggi.
Terdapat juga Gatas de Leche di provinsi-provinsi yang didirikan dalam
rangka untuk menyediakan susu gratis bagi bayi yang membutuhkan. Terdapat
juga kampanye nasional untuk mengurangi angka kematian bayi yang
mengkoordinasikan semua kegiatan dari seluruh lembaga kesejahteraan sosial
yang berbeda. Dr. Jose F. Fabella, yang kemudian dikenal sebagai “Bapak
Kebidanan” di Filipina.
Dr.Fabella mendirikan Rumah Sakit Memorial Dr. Jose Fabella pada
tanggal 9 November 1920. Rumah sakit ini pada awalnya bernama Rumah
Bersalin yang kemudian disebut Rumah Sakit Ibu dan Anak. Dr. Fabella juga
membuka Sekolah Kebidanan di RS Memorial Hospital Dr Jose Fabella pada
tahun 1922 di Manila, dengan tiga tujuan: pertama,untuk melatih wanita muda
dalam hal asuhan kebidanan untuk secara bertahap menggantikan bidan yang
tidak berlisensi;kedua, untuk melatih dokter dan perawat bekerja provinsi dan
ketiga, untuk memberikan pelayanan kesehatan provinsi pendidikan dengan
memberikan penekanan pada perawatan ibu dan anak. Kemudian pada tahun
yang sama dibuka juga sekolah kebidanan di Cebu. Tahun berikutnya,
Sekolah Kebidanan di Bacolod, Negros Occidental juga dibuka. Tujuan dari
Sekolah Kebidanan Rumah Sakit Fabella setelah memproduksi sepuluh
lulusan pertama kebidanan yaitu: untuk melatih siswa membantu persalinan
normal dengan menggunakan teknik modern; dan untuk memberikan
pelatihan bagi ibu yang melakukan persalinan modern termasuk perawatan pra
dan paska kelahiran bayi.

C. SEJARAH PERKEMBANGAN PELAYANAN BIDAN DI ASIA


a. Sejarah Pelayanan Bidan di Jepang
Sebelum perang, hampir semua bayi-bayi di Jepang dilahirkan di
rumah sebagai ganti pada rumah sakit. Menurut sejarah, orang-orang Jepang
menganggap kelahiran bayi adalah suatu hal yang kotor dan sebagai peristiwa
yang tidak diinginkan. Oleh karena itu, sudah menjadi kebiasaan yang sudah
berjalan lama untuk mengasingkan wanita-wanita yang akan melahirkan.
Kelahiran bayi seringkali terjadi di tempat kotor, gelap, dan tempat-tempat

9
dingin seperti suatu danau atau gudang di pekarangan. Oleh karena itu,
demam dan penyakit menular pada bayi yang baru dilahirkan menjadi
permasalahan umum pada waktu itu.
Dokumentasi relevan pertama tentang praktek kebidanan adalah
tentang pembantu-pembantu kelahiran (asisten-asisten) pada Periode Heian
tahun (794-1185). Pada periode tokugawa tahun (1603-1868) dokumentasi
lebih formal tentang kebidanan diterbitkan ketika banyak yang sekolah-
sekolah kebidanan muncul. Meskipun selama beberapa tahun yang lalu
kebidanan dipandang sebagai pekerjaan yang tidak terhormat namun
sumbangan-sumbangan bidan pada kesehatan publik dan keluarga di dalam
masyarakat luar biasa lebih lagi jika dibandingkan dengan dokter-dokter. Pada
saat ini, kebidanan telah memperoleh penghargaan di bidang kesehatan.
Dokumentasi hukum pertama tentang praktek kebidanan diterbitkan
pada tahun 1868. Dokumen resmi ini menjadi dasar untuk peraturan-peraturan
hukum utama untuk profesi medis Jepang. Pada tahun 1899 izin kerja
kebidanan dikeluarkan untuk memastikan profesional kualifikasi. Hasil dari
pengenalan hukum ini yaitu bidang secara berangsur-angsur mencapai status
sosial.
Proyek reformasi dalam pelayanan kesehatan selama rehabilitasi
sesudah perang adalah perlembagaan jasa pelayanan kesehatan ibu. Seperti
sebelumnya menyebutkan, hampir semua bayi-bayi dikirimkan oleh bidan
bidan ke rumah pada saat sekarang. GHQ memandang situasi ini sebagai isu
medis yang penting dan harus diperbaiki. Sebagai hasilnya, mampu
melahirkan dengan cepat bergeser dari rumah ke rumah sakit. Hanya 46% dari
anak-anak lahir pada tahun 1950 yang dilahirkan di rumah sakit. Pada tahun
1999 anak-anak yang lahir di rumah sakit bertambah sampai 99,8%.
Lingkungan kerja bidan sudah berubah sebanding dengan keadaan
sekarang ini. Pada tahun 1998, ada 24.000 wanita-wanita yang
mempraktekkan Kebidanan di Jepang dan lebih dari 80% dari mereka bekerja
pada rumah sakit atau klinik dengan para dokter. Hanya sekitar 2000 wanita,
sekitar 9% dari bidan yang aktif berpraktek sebagai bidan yang mandiri.
Pada sekarang ini, kehamilan seorang wanita mendapat perhatian besar
dari pemerintahnya setelah ada konfirmasi adanya kehamilan untuk dokter
yang bersangkutan diminta untuk mendaftarkan diri di bagian kesejahteraan
sosial pemerintah kota atau kecamatan tempat mereka berdomisili. Dari
lembaga pemerintah tersebut mereka diberikan mother and child health kit
yang berisikan buku kesehatan ibu dan anak serta kartu untuk pemeriksaan
cuma-cuma selama kehamilannya. Di samping itu, sistem asuransi kesehatan
nasionalnya yang baik dan langsung ditangani oleh pemerintah di masing-
masing kota secara otonomi juga sangat membantu meringankan beban biaya
kesehatan. Bagi keluarga yang kekurangan dana untuk penanganan, akan

10
diberikan bantuan oleh pemerintah setempat pada waktu melahirkan.
Perhatian ini pun juga diberikan pada warga asing yang terdaftar dalam
kependudukan Jepang dan ikut asuransi nasional.

Seperti kita ketahui bersama, kehamilan seorang wanita adalah suatu


proses alami dalam pelestarian keturunannya. Sejak positif diketahui
kehamilannya, seorang wanita harus lebih hati-hati dalam menjaga kesehatan
embrionya dan juga kesehatan dirinya. Bila tes kehamilan pribadi
menunjukkan hasil positif biasanya dianjurkan segera memeriksakannya ke
dokter ahli kandungan di rumah sakit atau klinik terdekat.
Sebagaimana. Hal ini sebagai akibat perubahan pada organ pencernaan
yang meliputi perubahan orientasi rasa, nafsu makan berkurang sering
meludah, pusing dan mual. Ketidakstabilan emosi juga terjadi pada awal usia
kehamilan. Ini semua disebabkan oleh perubahan hormonal yang drastis pada
awal kehamilan. Karena perubahan ini adalah proses alami, maka sudah
sewajarnya bila diperlakukan juga secara wajar tanpa adanya intervensi atau
manipulasi dari luar. Oleh karenanya para dokter ahli kandungan di Jepang
tidak khawatir membiarkan para ibu hamil dalam kondisi alami.
Pasien ibu hamil yang sama sekali tidak bisa memakan pun tidak akan
diberi tambahan vitamin apalagi obat penangkal mual dan penambah nafsu
makan. Dokter akan lebih baik memberikan suntik infus glukosa bagi pasien
ibu hamil yang kekurangan tenaga karena tidak dapat makan daripada
memberikan obat penangkal mual atau penambah nafsu makan. Para ibu
hamil dianjurkan untuk makan makanan yang masih bisa dimakan dan jangan
sampai kurang minum.
Pada pada pemeriksaan bulanan pemeriksaan janin meliputi
perkembangan besar janin letak janin, detak jantung janin. Sedangkan ibunya
yang diperiksa adalah perkembangan besar kandungan atau rahim, lingkar
perut, tekanan darah, tes urine protein, gula dan berat badan. Semua hasil
pemeriksaan ini selain dicatat dalam file rumah sakit atau klinik juga disalin
dalam file buku anak dan ibu yang dikeluarkan oleh bagian kesejahteraan
sosial kantor kota atau kecamatan setempat. Dengan memiliki buku ini
beberapa pemeriksaan gratis selama hamil maupun setelah melahirkan dapat
dilakukan di rumah sakit atau klinik. Pemeriksaan dan konsultasi kehamilan
secara cuma-cuma juga dapat dilakukan di balik kesehatan kecamatan atau
kota.

b. Sejarah Perkembangan Pelayanan Bidan di Malaysia

11
Bidan di Malaysia selama berabad-abad dituntut untuk memberikan
pelayanan kesehatan ibu dan anak-anaknya. Bidan mempunyai penghargaan
dan wibawa yang cukup tinggi di komunitasnya. Peran bidan di Malaysia
dalam pelayanan kebidanan yaitu membantu persalinan, melayani konseling,
ahli gizi dan terakhir sebagai ahli pijat perempuan. Dilihat dari segi politiknya
peran bidan sangat penting dengan demikian bidan harus banyak pengalaman
dan dikatakan berpengalaman adalah bidan terlatih. Bidan tidak lagi menjadi
orang pertama yang disalahkan dan diberi tekanan jika terdapat suatu masalah
dan Bidan di Malaysia sedang menggalang program persalinan di rumah alas
an mereka karena persalinan di rumah dianggap memberikan rasa aman dan
nyaman bila dibandingkan persalinan dirumah sakit. Malaysia sudah
mempunyai undang-undang Kebidanan yaitu Midwive Act 1966.

c. Sejarah Perkembangan Pelayanan Bidan di Bangladesh


Selama 50 tahun masalah kebidanan hanya terpaku pada medicalisasi
kelahiran bayi yang progresif. Wanita tukang sihir telah dikenal sebagai
bagian dari maternal sejak tahun 1904. Tindakan keperawatan mulai dari
tahun 1971 mulai diterapkan pada setiap ibu hamil, hal ini menjadikan bidan
sebagai perawat spesialis kandungan.
Pada tahun 1970 Dubai/india telah menerapkan medicalisasi kehamilan. Ini
didasarkan pada pendekatan mehasiswa pasca sarjana ilmu kebidanan dari
universitas Aukland untuk terjun ke rumah sakit pemerintah khusus wanita.
Salah satu konsekuensi dari pendekatan ini dalah regional jasa. Inia dalah efek
dari sentralisasi yang mengakibatkan penutupan runah sakit pedesaan dan
wilayah kota.
Dengan adanya dukungan yang kuat terhadap gerakan feminis, banyak
wanita yang berjuang untuk meningkatkan medicalisasi dan memilih
persalinan di rumah. Dengan adanya dukungan yang kuat terhadap gerakan
feminis, banyak wanita yang berjuang untuk meningkatkan medicalisasi dan
memilih persalinan di rumah. Kumpulan Homebirth di Aukland dibentuk
tahun 1978. Dimulai dengan keanggotaan 150 orang dan menjadi organisasi
nasional selama 2 tahun yaitu NZNA ( New Zaeland Nurses Association).
Perkumpulan ini didukung oleh para langganan, donator dan tenaga kerja suka
rela atau fakultatif yang bertanggung jawab atas banyaknya perubahan positif
dalan system RS. Tahun 1986 homebirth sangat berpengatruh dalam kemajuan
melawan penetapan yang dibuat oleh medis, akhirnya menteri pelayanan
kesehatan secara resmi mengakui homebirth tanuh 1986.
Pada tahun 1980 NZNA membuat garis besar mengenai statemen
kebijakan atas pembatasan rumah hal ini disampaikan olah penasehat panitia
meternal jasa kepada jawatan kesehatan. Panitia meternal jasa adalah suatu

12
panitia dimana dokter kandungan menyatakan peraturan mengenai survey
maternal terutama dalam hal memperdulikan rumah
Sekarang NZNA telah membuat kemajuan yang patut dipertimbangkan
dalam menetapkan konsep general perawat kesehatan keluarga secara
berkesinambungan menyediakan pelayanan mulai dari kelahiran sampai
meninggal. Sejak tahun 1904 RS St. Hellen mengadakan pelatihan kebidanan
selama 6 bulan dan ditutup tahun 1979. Sebagi penggantinya sejak tahun 1978
beberapa politeknik keperawatan berdiri, selain itu ada yangmelanjutkan
pendidikan di Australia untuk memperoleh keahlian kebidanan. Tercatat 177
(86 %) bidan telah memperolah pendidikan kebidanan di luar negeri pada
tahun 1986 dari 206 bidan yang ada, dan hanya 29 orang lulusan kebidanan
Selandia Baru tahun 1987.
Tahun 1981 sebagian besar RS memasukkan bidan keperkumpulan
perawat, para bidan mengalami krisis untuk membentuk organisasi dan
pemimpin dari mereka. Kemudian muncul perkumpulan bidan yang
menentang NZNA untuk mendapatkan rekomendasi lebih lanjut langsung di
bawah RS atau dibawah dokter kandungan.

d. Sejarah Perkembangan Pelayanan Bidan di Thailand

Pada awalnya, pelayanan antenatal di Thailand dilakukan oleh dokter


dengan beberapa perawat atau bidan yang melakukan tugas rutin yang cukup
berat, pemeriksaan urine dan sebagai asisten dokter. Di beberapa area
pedesaan bidan lebih terlihat dalam pelayanan antenatal. Angka kematian ibu
bervariasi, tetapi biasanya lebih tinggi di area pedesaan dimana akses untuk
mendapatkan pelayanan sulit.difokuskan pada aspek ilmu fisik dan biologis
daripada ilmu sosial dan psikologis. Ibu mengunjungi klinik secara rutin
setiap bulan pada umur kehamilan 12-20 minggu pada kehamilan 32-40
minggu. Pemeriksaan urine rutin, tekanan darah dan berat badan dilakukan
pada setiap kunjungan.

Di Thailand, beberapa persalinan terjadi di rumah, namun menurut


laporan rumah sakit ada sekitar 51 bayi yang lahir di rumah sebelum ambulan
datang. Pada saat masuk ke rumah sakit, seorang ibu yang akan bersalin tidak
dianamnesa lagi tentang statusnya dan apa yang terjadi pada dirinya. Suami
tidak diperkenankan untuk menemani isterinya sampai 7 hari setelah kelahiran
bayi. Di beberapa daerah hal ini tidak dilakukan, di daerah ini justru
beranggapan bahwa ibu harus di support selama persalinan oleh suami.
Banyak dokter yang tidak yakin akan hal ini, namun sebagian lagi sudah mau
mendiskusikannya dan perubahan pola asuhan kebidanan lainnya.

13
Bidan adalah asisten pertama dokter dan bertanggung jawab untuk
melakukan observasi rutin. Bidan lebih banyak kerja pada rumah sakit yang
menitikberatkan pada asuhan dan persalinan normal.

e. Sejarah Perkembangan Pelayanan Bidan di Singapura


Para peneliti di Singapura menemukan bahwa wanita hamil menerima
sejumlah besar perhatian dari supervisor mereka, masyarakat, dan pekerja
kesehatan setempat. Mereka yang bekerja di ladang tidak diizinkan untuk
bekerja setelah minggu ke-28 mereka hamil. Setelah anak itu lahir, ibu bisa
meninggalkan anak mereka di sebuah pusat penitipan anak, meskipun mereka
biasanya ditinggal di rumah untuk diurus oleh neneknya. Mereka yang bekerja
di pabrik-pabrik menerima cek up di tempat kerja, diizinkan jam kerja lebih
sedikit, dan ketika anak mereka lahir, penitipan diberikan dengan jam untuk
menyusui. Menyusui adalah praktek umum dengan buruh pabrik, dan petani
mampu untuk mengambil setiap beberapa jam off untuk memberi makan anak
mereka. Banyak perempuan selama bulan pertama kehamilan mengunjungi
bidan setempat, untuk memastikan semuanya baik-baik saja dan membangun
hubungan yang nyaman. Setiap bulan setelah, bidan akan mengambil tekanan
darah untuk memeriksa toksemia. Bagi mereka yang bekerja di pabrik-pabrik,
di rumah pekerja kesehatan adalah orang yang diberikan tes kehamilan
biologis. Hal ini karena setiap pekerja perempuan harus mengisi kartu
menstruasi dan itu adalah tanggung jawab pekerja kesehatan untuk
diperhatikan.

f. Sejarah Perkembangan Pelayanan Bidan di Filipina


Bidan ditempatkan di rumah sakit dan pusat kesehatan masyarakat
sama seperti perawat. Dibeberapa rumah sakit bidan berfungsi sebagai asisten
perawat, sementara beberapa menempati posisi sebagai bidan itu sendiri
dengan berfokus pada kesehatan ibu dan anak. Di masyarakat, fungsi utama
bidan pada tingkat akar rumput yaitu memberikan pelayanan kepada ibu dan
anak. Perkembangan terbaru bagi bidan di Filipina ini adalah perkembangan
untuk 4-tahun gelar sarjana muda dari 2 tahun gelar diploma. Perawat-bidan
adalah bidan yang telah memperluas praktek mereka untuk menjadi perawat.
Mereka menyelesaikan 2 tahun gelar diploma kebidanan kemudian
dilanjutkan dengan menyelesaikan gelar sarjana untuk menjadi perawat; atau
perawat yang telah mengambil ujian lisensi kebidanan selain memiliki lisensi
perawat. Perawat yang tertarik untuk mengambil lisensi kebidanan harus dapat

14
melakukan pelayanan setidaknya 20 kelahiran sesuai amanat dari Hukum
Kebidanan.
Bidan memulai pendidikannya dengan 2 tahun diplomaberfokus pada
pelayanan kesehatan ibu dan anak. Dalam beberapa tahun terakhir, program
gelar sarjana telah mulai dikembangkan. Konsep yang diajarkan selama
rentang waktu ini termasuk prinsip obstetric dan kebidanan, perawatan bayi
dan menyusui, nutrisi, keluarga perencanaan, dan perawatan kesehatan primer.

15
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari uraian diatas dapat penulis simpulkan bahwa pelayanan bidan disetiap negara
berbeda. Dengan demikian uraian tersebut kita dapat jadikan pembading dan kita pilih
mengenai hal positif dan hal negatifnya dari perbedaan tersebut. Perkembangan
kebidanan telah mengalami kemajuan dan mendapatkan pengakuan di setiap negara serta
didukung oleh masyarakat. Dengan adanya kemajuan tersebut, seorang bidan dituntut
untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang ditindaklanjuti dengan mendirikan jejang
pendidikan yang lebih tinggi

16
DAFTAR PUSTAKA

https://www.carinfomu.com/2015/01/makalah-sejarah-perkembangan-kebidanan.html?m=1

http://hany96.mahasiswa.unimus.ac.id/kebidanan/perkembangan/sejarah/

https://www.slideshare.net/septianraha/sejarah-pelayanan-kebidanan-diluar-negri

https://elinurani.wordpress.com/2013/11/07/sejarah-kebidanan/

https://www.dpr.go.id/dokakd/dokumen/RJ1-20171109-024117-1121.pdf

http://rssofwah.mahasiswa.unimus.ac.id/2015/11/29/perkembangan-pelayanan-kebidanan-di-
luar-negeri/

http://hasyimalansyariy.blogspot.com/2018/09/sejarah-perkembangan-kebidanan_1.html?m=1

17

Anda mungkin juga menyukai