Anda di halaman 1dari 11

TEORI KEBIDANAN DAN MODEL KONSEPTUAL ASUHAN KEBIDANAN YANG MEMPENGARUHI ASUHAN KEBIDANAN TEORI KEBIDANAN DAN MODEL

KONSEPTUAL ASUHAN KEBIDANAN YANG MEMPENGARUHI ASUHAN KEBIDANAN A. Pengertian Teori dan Konsep Teori atau Theory adalah penjelasan dari suatu kejadian atau fenomena. Proses penjelasan ini memerlikan pemikiran yang dalam hal ini membutuhkan pengetahuan (Dickoff dan James, 1992). Beberapa pengertian tentang konsep dan teori menurut Simpson dan Weiner (1989) adalah sebagai berikut: 1. Konsep adalah ide yang direncanakan dalam pikiran kemudian dituangkan dalam sebuah karya nyata. 2. Konsep atau teori adalah gambaran tentang objek dari suatu kejadian atau objek yang digunakan oleh peneliti untuk menggambarkan fenomena sosial yang menarik perhatiannya Fungsi konsep adalah sebagai alat untuk mengidentifikasi fenomena yang diobservasinya, sedangkan teori adalah jalur logika atau penalaran yang digunakan peneliti untuk menerangkannya. B. Konseptual Model Kebidanan Konseptual model merupakan gambaran abstrak suatu ide yang menjadi gambaran suatu disiplin ilmu. Konseptual model berkembang dari wawasan inisiatif keilmuan kemudian disimpulkan dalam kerangka acuan ilmu sehingga konseptual model dapat memberikan gambaran abstrak atau ide yang dapat mendasari disiplin ilmu dan kemudian ditetapkan sesuai dengan bidang ilmu masingmasing. Model memberikan kerangka dan kemudahan untuk memahami dan mengembangkan praktik serta untuk membimbing dalam melaksanakan tindakan nyata. Jenis model meliputi: mental model, fisik model dan simbolik model (Lancaster and Lavcaster, 1992). Ketiga jenis model tersebut mempunyai tujuan sebagai berikut: 1. Untuk menggambarkan beberapa aspek (konkret maupun abstrak) dengan mengartikan persamaannya seperti diagram, struktur, gambar dan rumus. 2. Merupakan gagasan model sebagai bagian teori yang memberikan bantuan ilmuilmu sosial dalam mengkonsep dan menyamakan aspek-aspek dalam proses sosial (Galt and Smith, 1976) 3. Menggambarkan sebuah kenyataan, gambaran abstrak. Ada dua jenis model yang dikenal dalam praktik kebidanan, yaitu: 1. Model medical (medical model) Model medical adalah sebuah model yang disusun untuk membantu masyarakat dalam memahamikonsep sehat dan sakit. Ada tiga elemen yang merupakan kesimpulan dari model medical, yaitu: a. Pengendalian cara hidup yang alami

b. Mekansme kehidupan manusia c. Pemahaman bahwa penyakit merupakan hal yang tidakterpisahkan dari lingkungan fisik dan lingkungan sosial seseorang Model medical biasanya digunakan dalam penyembuhan atau terapi secara spesifik krpada seseorang baik masalah fisik maupun psikologis. 2. Kesehatan untuk semua (health for all/HFA) Model Kesehatan Untuk Semua (KESUMA) dikemukakan oleh WHO sejak tahun 1978 kemudian tahun 1981 secara perlahan juga diperuntukkan dalam pelayanan kebidanan yang berfokus kepada perawatan wanita, keluarga dan masyarakat. Deklarasi model KESUMA adalah focus dan titik berat dalam pencapaian tujuan adalah dengan menggunakan Primary Health Care/PHC. Terdapat lima konsep PHC dalam model KESUMA, yaitu: a. Pemerataan upaya kesehatan sesuai kebutuhan masyarakat b. Pelayanan kesehatan berupa promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative. c. Pelayanan kesehatan dengan memanfaatkan teknelogi tepat guna d. Optimalisasi peran serta masyarakat e. Kolaborasi lintas sektoral Konsep dasar diatas diaplikasikan kedalam 8 elemen PHC, sebagai berikut: a. Pendidikan kesehatan tentang masalah-masalah kesehatan termasuk metode pencegahan dan penanganannya. b. Ketersediaan makanan bergizi c. Ketersediaan air dan lingkungan yang bersih d. Kesehatan ibu dan anak termasuk didalamnya keluarga berencana (KB) e. Program imunisasi f. Pencegahan dan penanganan penyakit endemic g. Penanganan penyakit dan kecacatan h. Penggunaan obat-obatan esensial C. Teori yang Mempengaruhi Model Kebidanan 1. Teori Reva Rubin Rubin merupakan perawat kebidanan yang penelitiannya telah digunaka secara luas di Amerika Serikat. Tujuan penelitian : mengidentifikasi bagaimana seorang wanita melaksanakan perannya sebagai ibu dan hal apa sajakah yang mempengaruhinya,baik yang bersifat positif maupun negative. Metode penelitian : Data dikumpulkan oleh siswa bidan yang merawat wanita di klinik antenatal dan post natal melalui wawancara secara langsung atau via telepon yang berlangsung selama 1-4 jam pada sekitar 6000 wanita (yang terus dikembangkan selama 20 tahun). Hasil penelitian : Proses pelaksanaan peran ibu terjadi saat kehamilan sampai 6 bulan saat melahirkan.

Teori Reva Rubin menekan pada pencapaian peran sebagai ibu, untuk mencapai peran ini seorang wanita memerlukan proses belajar melalui serangkaian aktivitas atau latihan. Dengan demikian, seorang wanita terutama calon ibu dapat mempelajari peran yang akan di alaminya kelak sehingga ia mampu beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang terjadi khususnya perubahan psikologis dalam kehamilan dan setelah persalinan. Menurut Reva Rubin, seorang wanita sejak hamil sudah memiliki harapan-harapan antara lain: a. kesejahteraan ibu dan bayi b. penerimaan dari masyarakat c. penentuan identitas diri d. mengetahui tentang arti memberi dan menerima Perubahan umum pada perempuan hamil: a. ketergantungan dan butuh perhatian b. membutuhkan sosialisasi Rubin menyimpulkan usaha-usaha yang dilakukan wanita hamil bertujuan untuk: a. memastikan keselamatan, kesejahteraan diri dan bayinya b. memastikan penerimaan masyarakat c. penentuan gambaran dan identitas diri d. mengerti tentang arti member dan menerima. Tujuan perawatan selama kehamilan dan setelah persalinan dijelaskan ;ebih lanjut oleh JOSTEN (1981), sebagai berikut: a. memastikan kesehatan dan keselamatan fisik diri dan bayinya b. penerimaan masyarakat terutama orang-orang yang sangat berarti bagi keduanya c. kedekatan dengan bayi d. pemahaman tentang banyak hal bagaimana menjadi ibu. Tahap_tahap psikologis yang biasa dilalui oleh calon ibu dalam mencapai peran nya: a. Anticipatory Stage Seorang ibu mulai melakukan latihan peran dan memerlukan interaksi dengan anak yang lain. b. Honeymoon Stage ibu mulai memahami sepenuhnya peran dasar yang dijalaninya. Pada tahap ini ibu memerlukan bantuan dari anggota keluarga yang lain. c. Plateu stage Ibu akan mencoba apakah ia mampu berperan sebagai seorang ibu. Pada tahap ini ibu memerlukan waktu beberapa minggu sampai ibu kemudian melanjutkan sendiri. d. Disengagement Merupakan tahap penyelesain latihan peran sudah berakhir.

Terdapat 3 elemen penting dalam proses pelaksanaan peran ibu, yaitu: 1. Ideal image, sebuah gambaran ideal/positif mengenai wanita yang berhasil melaksanakan perannya sebagai ibu dengan baik. 2. Self image, gambaran mengenai dirinya sendiri yang dihasilkan melalui pengalamannya. 3. Body image, perubahan yang terjadi pada tubuh wanita selam proses kehamilan. Proses pelaksanaan peran seorang ibu, melalui tahap: 1. Mimicry (peniruan). Weanita meniru perilaku wanita lain (yang pernah hamil)dengan melihat, mendengar, dan merasakan pengalaman menjadi seorang ibu. Misalnya, apa yang dilakukan saat persalinan, bagaiman pertumbuhan bayi pada hari-hari pertama, dan sebaginya. 2. Role play (mencoba bermain peran). Menciptakan kondisi di masayang akan dating dengan sengaja. Misalnya, berlatih merawat bayi dengan menjadi babysitter (pengasuh anak) untuk teman anaknya, mencoba menyuapi anak kecil, dan sebagainya. 3. Fantacy (mengkhayal). Wanita mengkhayalkan dirinya dimasa yang akan datang. Misalnya, akan seperti apa proses persalinannya nanti,baju apa yang akan dikenakan bayinya nanti, dan sebagainya. 4. Introjection-projection-rejection (pengolahan pesan). Wanita mencoba mengolah pesan dan mencoba membandingkan gambaran ideal tentang seorang ibu dengan keadaan dirinya. Dalam fase ini dapat terjadi proses penerimaan dan penolakan. Misalnya, saat ibu memandikan bayinya dirumah berdasarkan apa yang dipelajarinya di rumah sakit atau di tempat lainnya. 5. Grief-work (evaluasi). Wanita tersebut mengevaluasi hasil tindakannya di masa lalu dan menghilangkan tindakan yang ia anggap sudah tidak tepat lagi. Beberapa tahapan aktifitas penting sebelum seseorang menjadi seorang ibu. a. Taking on (tahapan meniru) Seorang wanita dalam pencapaiaan sebagai ibu akan memulainya dengan meniru dan melakukan peran seorang ibu. b. Taking in Seorang wanita sedang membayangkan peran yang dilakukannya . introjektion, projection dan rejection merupakan tahap di mana wanita membedakan modelmodel yang sesuai dengan keinginannya. c. Letting go Wanita mengingat kembali proses dan aktifitas yang sudah di lakukannya. Pada tahap ini seorang akan meninggalkan perannya di masa lalu. Keberhasilan masa transisi menjadi orang tua pada masa post partum di pengaruhi oleh: respon dan dukungan dari keluarga

hubungan antara melahirkan dengan harapan-harapan pengalaman melahirkan dam membesarkan anak yang lalu budaya Reva rubin mengklasifikasikan tahapan ini menjadi tiga tahap yaitu: a. periode taking in (hari pertama hingga kedua setelah melahirkan) ibu masih pasif dan tergantung pada orang lain perhatian ibu tertuju pada ke khawatiran pada perubahan tubuhnya ibu akan mengulangi pengalaman-pengalaman ketika melahirakan memerlikan ketenangan dalam tidur untuk mengembalikan keadaan tubuh kekondisi normal nafsu makan ibu biasanya bertambah sehingga membutuhkan peningkatan nutrisi. Kurangnya nafsu makan menandakan proses pengembalian kondisi tubuh tidak berlangsung normal. b. periode taking hold (hari kedua hingga ke empat setelah melahirkan) ibu memperhatikan kemampuan menjadi orang tua dan meningkatkan tanggung jawab akan bayinya ibu memfokuskan perhatian pada pengontrolan fungsi tubuh, BAK, BAB dan daya tahan tubuh ibu cenderung terbuka menerima nasihat bidan dan kritikan pribadi ibu berusaha untuk menguasai keterampilan merawat bayi seperti menggendong, menyusui, memandikan dan mengganti popok kemungkinan ibu mengalami depresi postpartum karena merasa tidak mampu membesarkan bayinya c. periode letting go terjadi setelah ibu pulang ke rumah dan di pengaruhi oleh dukungan serta perhatian keluarga ibu sudah mengambil tanggung jawab dalam merawat bayi dan memahami kebutuhan bayi sehingga akan mengurangi hak ibu dalam kebebasan dan hubungan social 2. Teori Ramona T Mercer Mercer merupakan salah satu murid Reva Rubin yang telah menghasilkan banyak karya ilmiah. Sepanjang kariernya Mercer melakukan dua penelitian yaitu efek stress antepartum pada keluarga dan pelaksanaan peran ibu Mercer seperti ditulis Chalmers et al (1981) juga menjelaskan bahwa dukungan selama hamil akan memberi pengaruh baik pada keadaan berikut: Keterbatasan sosial seseorang Kurangnya dukungan sosial Minimnya self esteem diantara para ibu.

a. Penelitian I Stress Anterpartum adalah komplikasi dari resiko kehamilan dan pengalaman negative dari hidup seorang wanita, tuuan asuhan yang di berikan adalah : memberikan dukungan selama hamil untuk mengurangi ketidak percayaan ibu. Tujuan penelitian : mengetahui hubungan antara stress antepartum dengan hubungan/fungsi dalam keluarga. Metode penelitian : Sampel penelitian adalah ibu hamil dengan risiko tinggi yang masuk rumah sakit dibandingkan dengan ibu hamil dengan risiko rendah. Usia kehamilan antara 24-34 minggu. Pengumpulan data dilakukan dengan mewawancarai ibu tersebut bersama pasangannya. Hasil penelitian : Terdapat enam variable yang terkait dengan fungsi keluarga yaitu: 1) Steress antepartum yang disebabkan kombinasi dari peristiwa masa lalu yang tiak menyenangkan dan risikokehamilan 2) Dukungan sosial 3) Harga diri 4) Kontrol diri 5) Kegelisahan 6) Depresi Hubungan antara keenam variable itu adalah sebagai berikut: 1) Stress antepartum yang diakibatkan peristiwa masa lalu yang tidak menyenangkan dan risiko kehamilan diperkirakan memiliki efek negatif terhadap harga diri dan status kesehatan. 2) Harga diri, status kesehatan dan dukungan sosial diperkirakan memiliki efek yang positif terhadap kontrol diri. 3) Kontrol diri diperkirakan memiliki efek negatif terhadap kegelisahan dan depresi yang pada akhirnya member efek negatif terhadap fungsi keluarga. Maternal role menurut mercer adalah bagai mana seorang ibu mendapatkan identitas baru yang membutuhkan pemikiran dan penjabaran yang lengkap dengan dirinya sendiri. b. Penelitian II Tujuan penelitian : mengetahui fakto-faktor yang mempengaruhi proses pelaksanaan peran ibu. Hasil penelitian : Proses ini terjadi 3-10 bulan setelah bayi lahir, dalam proses tersebut terdapat sebelas variable yang mempengaruhi proses pelaksanaan peran sebagai seorang ibu. Pencapaian Peran Ibu Peran ibu dapat di capai bila ibu menjadi dekat dengan bayinya termasuk mengekspresikan kepuasan dan penghargaan peran, lebih lanjut mercer menyebutkan tentang stress anterpartum terhadap fungsi keluarga, baik yang

positif ataupun yang negative. Bila fungsi keluarganya positif maka ibu hamil dapat mengatasi stress anterpartum, stress anterpartum karena resiko kehamilan dapat mempengaruhi persepsi terhadap status kesehatan, dengan dukungan keluarga dan bidan maka ibu dapat mengurangi atau mengatasi stress anterpartum. Perubahan yang terjadi pada ibu hamil selama masa kehamilan (Trisemester I, II dan III) merupakan hal yang fisiologis sesuai dengan filosofi asuhan kebidanan bahwa menarche, kehamilan, nifas, dan monopouse merupakan hal yang fisiologis. Perubahan yang di alami oleh ibu, selama kehamilan terkadang dapat menimbulkan stress anterpartum, sehingga bidan harus memberikan asuhan kepada ibu hamil agar ibu dapat menjalani kehamilannya secara fisiologis (normal), perubahan yang di alami oleh ibu hamil antara lain adalah: Ibu cenderung lebih tergantung dan lebih memerlukan perhatian sehingga dapat berperan sebagai calon ibu dan dapat memperhatikan perkembangan bayinya. ibu memerlukan sosialisasi ibu cenderung merasa khawatir terhadap perubahan yang terjadi pada tubuhnya Ibu memasuki masa transisi yaitu dari masa menerima kehamilan kehamilan ke masa menyiapkan kelahiran dan menerima bayinya. Empat tahapan dalam melaksanakan peran ibu menurut Mercer: 1. Anticipatory Saat sebelum wanita menjadi ibu, di mana wanita mulai melakukan penyesuaian social dan psikologis dengan mempelajri segala sesuatuyang di butuhkan untuk menjadi seorang ibu. 2. Formal Wanita memasuki peran ibu yang sebenarnya, bimbingan peran di butuhkan sesuai dengan kondisi system social 3. Informal Di mana wanita telam mampu menemukan jalan yang unik dalam melaksanakan perannya 4. Personal Merupakan peran terakhir, di mana wanita telah mahir melakukan perannya sebagai ibu Sebagai bahan perbandingan, Reva Rubin menyebutkan peran ibu telah di mulai sejak ibu menginjak kehamilan pada masa 6 bulan setelah melahirkan, tetapi menurut Mercer mulainya peran ibu adalah setelah bayi bayi lahir 3-7 bulan setelah dilahirkan. Wanita dalam menjalankan peran ibu di pengaruhi oleh faktor faktor sebagai berikut:

1. Faktor ibu Umur ibu pada saat melahirkan Persepsi ibu pada saat melahirkan pertama kali Stress social Memisahkan ibu pada anaknya secepatnya Dukungan social Konsep diri Sifat pribadi Sikap terhadap membesarkan anak Status kesehatan ibu. 2. Faktor bayi Temperament Kesehatan bayi Faktor-faktor lainnya 3. Latar belakang etnik 4. Status pekawinan 5. Status ekonomi Dari faktor social support, mercer mengidentifikasikan adanya empat factor pendukung: 1) Emotional support Yaitu perasaan mencintai, penuh perhatian, percaya dan mengerti. 2) Informational support Memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan ibu sehingga dapat membantu ibu untuk menolong dirinya sendiri 3) Physical support Misalnya dengan membantu merawat bayi dan memberikan tambahan dana 4) Appraisal support Ini memungkinkan indifidu mampu mengevaluasi dirinya sendiri dan pencapaiaan peran ibu Mercer menegaskan bahwa umur, tingkat pendidikan, ras, status perkawinan, status ekonomi dan konsep diri adalah faktor-faktor yang sangat berpengaruh dalam pencapaiaan peran ibu. Peran bidan yang di harapkanoleh mercer dalam teorinya adalah membantu wanita dalam melaksanakan tugas dan adaptsi peran dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaiaan peran ini dan kontribusi dari stress antepartum. 3. Teori Jean ball Teori kursi goyang , keseimbangan emosional ibu. Tujuan asuhan maternitas agar ibu mampu melaksanakan tugasnya sebagai ibu bauk fisik maupun psikologis. Ada dua teori Jean ball yaitu: a. Teori stress b. Teori dasar

Hipotesa Ball, respon emotional wanita terhadap perubahan yang terjadi bersamaan dengan kelahiran anak yang mempengaruhi personality seseorang dan dengan dukungan yang berarti mereka mendapatkan sistem keluarga dan sosial. Persipan yang telah di lakukan bidan pada masa postnatal akan mempengaruhi respon emotional wanita terhadap perubahan akibatproses kelahiran tersebut. Kesejahteraan wanita setelah melahirkan tergantung pada personality dan kepribadian, sistem dukungan pribadi dan dukungan dari pelayanan maternitas. Ball menemukan teori kursi goyang terdiri dari tiga elemen, yaitu: 1. Pelayanan maternitas 2. Pandangan masyarakat terhadap keluarga 3. Sisi penyangga atau support terhadap kepribadian keluarga 4. Teori Ernestine Wiedenbach Ernestine adalah seorang perawat kebidanan yang sangat tertarik pada masalah seputar keperawatan maternitas yang terfokus pada keluarga (Family-Centered Maternity Nursing). Konsep yang dihasilkan oleh Ernestine bukan hasil penelitian, melainkan hasil pemikirannya yang dituangkan dalam bukunya. Konsep yang luas menurut Wiedenbach (1967) yang nyata ditemukan dalam keperawatan yaitu: a. The Agent (bidan, perawat dan sebagainya). Ernestine mengutarakan empat konsep yang mempengaruhi praktik keperawan, yaitu: filosofi, tujuan, praktik dan seni. (Releigh, 1989 dan Wiedenbach, 1964). Selain itu juga dikemukakan tiga poin dasar dalam filosofi keperawatan/kebidanan yaitu: 1) Menghargai atas kehidupan yang telah diberikan 2) Menghargai sebuah kehormatan, suatu yang berharga, otonomi dan individualisme pada setiap orang 3) Resolusi dalam menerapkan dinamisasi terhadap orang lain. (Raleigh, 1989) Filosofi yang dikemukakan adalah tentang kebutuhan ibu dan bayi yang segera, untuk mengembangkan kebutuhan yang lebih luas yaitu kebutuhan untuk menjadi orang tua. b. The Recipient (penerima; wanita, keluarga masyarakat). Individu penerima harus dipandang sebagai seseorang yang kompeten dan mampu melakukan segalanya sendiri. c. The Goal / purpose. Di sesuaikan dengan kebutuhan masing-masing individu dengan memperhatikan tingkah laku fisik, emosional atau fisiologikal d. The Means Metode untuk mencapai tujuan asuhan kebidanan ada empat tahapan yaitu: 1) Identifikasi kebutuhan klient, memerlukan keterampilan dan ide 2) Memberikan dukungan dalam mencapai pertolongan yang di butuhkan (ministration) 3) Memberikan bantuan sesuai kebutuhan (validation)

4) Mengkoordinasi tenaga yang ada untuk memberikan bantuan (coordination) e. Framework (kerangka kerja); lingkungan sosial, organisasi dan professional.

5. Teori Ela Joy Lehrman Latar belakang yang dilakukan Lehrman ada;ah ia melihat semakinluasnya cakupan tugas yang diberikan kepada bidan, sehingga iamemiliki keinginan agar bidan dapat melihat semua aspek praktik dalam memberikan asuhan pada wanita hamil dan memberikan pertolongan pada persalinan. Lehrman ingin menjelaskan bahwa interaksi antara bidan dan wanita ada perbedaan antara apa yang dialami/dirasakan wanita dengan kenmampuan bidan dalam mengaplikasikan konsep kebidanan. Tujuan penelitian : Mrngidentifikasi komponen-komponen yang saling mempengaruhi dalam praktik kebidanan. Hasil penelitian : Terdapat delapan komponen yang termasuk dalam praktik kebidanan yaitu : a. Perawatan berkelanjutan b. Perawatan yang terpusat pada keluarga c. Pendidikan dan konseling menjadi bagian yang tak terpisahkan dari perawatan d. Perawatan tanpa intervensi e. Fleksibilitas dalam perawatan f. Perawatan yang bersifat partisipatif g. Advokasi pada klien h. Waktu Delapan komponen yang dibuat oleh Lehrman inikemudian di uji coba oleh Morten (1991) pada pasien postpartum. Dari hasil penelitian tersebut Morten menambahkan tiga komponen lagi kedalam 8 komponen yang telah dibuat oleh Lehrman, yaitu : a. Tehnik teraputik Proses komunikasi sangat bermanfaat dalam proses perkembangan dan penyembuhan. Tehnik teraputik dapat dilakukan dengan menunjukan sikap : mendengar yang aktif, mengkaji dan mengklarifikasi masalah, humor (tidak bersikap kaku), tidak menuduh-nuduh, jujur, mengakui kesxalahan, memfasilitasi klien, dan menghargai hak klien. b. Pemberdayaan (empowerment) Suatu proses member kekuasaan dan kekuatan. Bidan melalui penampilan dan pendekatannya akan meningkatkan kemampuanpasien dalam mengoreksi, memvalidasi, menilai dan member dukungan. c. Hubungan sesama (lateral relationship) Menjalin hubungna yang baik terhadap klien, bersikap terbuka, sejalan dengang

klien sehingga antara bidan dank lien terbina hubungan saling percaya yang harmonis. Misalnya dengan bersikap empati atau berbagi pengalaman.

Anda mungkin juga menyukai