Dosen Pengampu :
Megawati, S.Si.T, M.Keb
Disusun Oleh :
Segala puji dan syukur kami panjatkan atas berkat rahmat dan karunia-Nya, kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan lancar. Terima kasih kepada ibu
Megawati, S.Si.T, M.Keb
Selaku dosen bidang studi Sosio Antropologi dalam praktik kebidanan , serta rekan-
rekan yang terlibat dalam pembuatan makalah ini. Karena berkat bantuan rekan-rekan
sekalian makalah ini dapat terselesaikan.
Demikian pula dengan makalah ini yang masih jauh dari sempurna, kami mohon
maaf jika terdapat kesalahan dalam makalah ini, karena keterbatasan penulis sabagai manusia
biasa yang tak luput dari kesalahan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat
membangun tetap kami nantikan dan kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................1
BAB II ISI................................................................................................................................2
3.1 Kesimpulan........................................................................................................................6
3.2 Saran..................................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................7
ii
BAB II
PENDAHULUAN
Pendidikan multikultur dalam pendidikan kebidanan cukup penting bahkan bagi dunia
kesehatan 5 sampai 10 tahun ke depan bisa menjadi isu sentral, karena salah satu
permasalahan utama dalam dunia kesehatan adalah cara berkomunikasi dengan pasien yang
berbeda budaya. Organisasi Muhammadiyah menjadi salah satu organisasi terbesar yang
menyediakan lembaga pendidikan di Indonesia yang memiliki Perguruan Tinggi
Muhammadiyah (PTM) dan Perguruan Tinggi Aisyiyah (PTA) khususnya yang mempunyai
pendidikan kesehatan dan pendidikan kebidanan di dalamnya penting untuk memperhatikan
pendidikan multikultur. Tujuan penelitian: untuk mengetahui implementasi Pendidikan
multikultur dalam Pendidikan tinggi ilmu kebidanan di PTM/PTA se DIY-Jateng.
2.Apa saja peran bidan terhadap prilaku sosial budaya selama kehamilan, persalinan, nifas
dan hayi baru lahir.
1.3 Tujuan
Tujuan dalam makalah ini agar seluruh pembaca maupun penulis lebih mengerti dan
paham akan Keragaman budaya multikultural dalam praktik kebidanan
1
BAB II
ISI
2
(multicultural). Ketiga-tiganya sama-sama merepresentasikan hal sama yaitu keadaan lebih
dari satu atau jamak.
ii
Lebih lanjut Farida Hanum dan Setya Raharja (2011: 114) menjelaskan bahwa keragaman
itu berpengaruh terhadap tingkah laku, sikap, dan pola pikir manusia, sehingga manusia
memiliki cara-cara (usage), kebiasaan (folk ways), aturan-aturan (mores) bahkan adat istiadat
(customs) yang berbeda satu sama lain. Bilamana keadaan di atas tidak dapat dipahami
dengan baik oleh pihak satu dan lainnya, maka akan sangat rawan terjadi persinggungan-
persinggungan yang kemudian berbuah pada adanya konflik. Disinilah perlu kiranya nilai-
nilai multikultural mengambil perannya.
Nilai-nilai multikultural yang dalam Farida Hanum dan Setya Raharja (2011: 116)
dikatakan dalam bahasa visi-misi pendidikan multikultural dengan selalu menegakkan dan
menghargai pluralisme, demokrasi, dan humanisme, kemudian dengan ketiga hal tersebut
siswa diharapkan menjadi generasi yang selalu menjunjung tinggi moralitas, kedisiplinan,
kepedulian humanistik, dan kejujuran dalam berperilaku sehari-hari.
1. Pada masa kehamilan ini masih banyak masyarakat kita yang menggunakan beragam
budaya yang jika ditinjau secara kedokteran tidak memiliki manfaat bagi kehamilan,
bahkan terkadang budaya yang turun temurun dilakukan terbilang memiliki resiko yang
bisa membahayakan bagi ibu hamil. Berikut beberapa peran bidan yang bisa dilakukan
dalam menangani beragam budaya ataupun prilaku sosial yang ada dalam masyarakat.
a. KIE tentang menjaga kehamilan dengan ANC teratur, komsumsi makanan bergizi,
batasiaktifitas fisik, tidak perlu pantang makan karena pada keadaan hamil, justru lebih
dibutuhkan pola makan yang sehat dan bergizi untuk mensuplai makanan bagi ibu dan
bayi.
b. KIE tentang segala sesuatu telah diatur oleh Tuhan yang Maha Esa, mitos yang tidak
benar harus ditinggalkan karena tidak memilki nilai manfaat bahkan
terkadangmembahayakan.
c. Pendekatan terhadap tokoh masyarakt untuk mengubah tradisi negatif atau yang
berpengaruh terhadap kehamilan.
2. Selama masa persalinan Berikut adalah beberapa peran bidan di komunitas terhadap
prilaku selama persalinan yangsering muncul dalam masyarakat:
a. Memberikan pendidikan kepada penolong persalinan mengenai tempat
persalinan,proses persalinan, perawatan selama persalinan serta pasca persalinan
3
b. Memberikan pendidikan mengenai konsep kebersihan baik dari segi tempat maupun
peralatan
c. Bekerja sama dengan penolong persalinan(dukun) dan tenaga kesehatan setempat)
3. Memberikan edukasi tentang kepercayaan yang mengatakan minum rendaman airrumput
Fatimah akan merangsang mulas. Berikut beberpa peran bidan di komunitas terhadap
prilaku selama masa nifas dan bayi baru lahir:
a. Memberikan penyuluhan tentang pantangan makanan selama nifas dan
menyusuisebenarnya tidak menguntungkan ibu dan bayi karena justru ibu
membutuhkan makananyang kaya akan nutrisi dan sehat.
b. Memberikan pendidikan tentang perwatan bayi baru lahir yang benar dan tepat meliputi
pemotongan tali pusat, memandikan/ membersihkan, menyusukan dan menjaga
kehangatan.
c. Memberikan penyuluhan pentingnya pemenuhan gizi selama masa pasca persalinan,
bayidan balita dan keuntungan serta kerugian dari beragam pantangan makan yang
diadopsimasyarakat.
d. Memberikan pengertian dengan menggunakan pendekatan logis bahwa budaya-
budayayang dilakukan semata-mata tidak ada hubungannya dengan yang berbau mistik.
Akan tetapi memiliki alasan lain yang lebih logis untuk dijadikan dasar yang kuat masyarakat
luas yang di dalamnya terdapat begitu banyak keragaman. Bidan harus bisa memahami
bahwa keragaman masyarakat tersebut adalah kekayaan sosial serta budayaIndonesia. Karena
hal itulah dalam memeberikan pelayanan bidan harus memperhatikanunsur keragaman
masyarakat yang dihadapinya. Sehingga dapat menjalin suatu hubunganyang baik antara
bidan dan masyarakat yang menjadi pasiennya. Selain itu bidan akan mudah diterima oleh
masyarakat serta memudahkannya dalam melakukan sosialisasi kesehatan.
1) Jawa Tengah :
Bahwa ibu hamil pantang makan telur karena akan mempersulit persalinan dan
pantangmakan daging karena akan menyebabkan perdarahan yang banyak.
2) Jawa Barat
Ibu yang kehamilannya memasuki 8-9 bulan sengaja harus mengurangi makannya agar
bayiyang dikandungnya kecil dan mudah dilahirkan.
3) Masyarakat Betawi
4
Berlaku pantangan makan ikan asin, ikan laut, udang dan kepiting karena dapat
menyebabkanASI menjadi asin.
4) Daerah Subang
Ibu hamil pantang makan dengan menggunakan piring yang besar karena khawatir
bayinyaakan besar sehingga akan mempersulit persalinan. Dan memang, selain ibunya
kurang gizi, berat badan bayi yang dilahirkan juga rendah.Tentunya hal ini sangat
mempengaruhi daya tahan dan kesehatan si bayi. Selain itu, larangan untuk memakan
buah-buahan seperti pisang,nanas, ketimun dan lain-lain bagi wanita hamil juga masih
dianut oleh beberapa kalangan masyarakat terutama masyarakat di daerah pedesaan.
5) Memasukan minyak kedalam vagina supaya persalinan lancar.
6) Minum air akar rumput Fatimah dapat membuat persalinan lancar.
7) Minum madu dan telur dapat menambah tenaga untuk persalinan.
8) Makan daun kemangi membuat ari-ari lengket, hingga mempersulit persalinan.
9) Pada hari ke 3 setelah melahirkan ibu diurut oleh dukun. Selama 3 hari berturut- turut
sejak awal nifas ibu ”Disembur” dengan kunyahan kunyit, bawang putih, merica hitam,
merica putih, dan jariangau pada bagian keningnya.
10) Selama nifas ibu harus memakai stagen panjang untuk dililitkan diperutnya. Kira-kira
berukuran 4 m (dimulai setelah hari ke 3 ).
11) Jika duduk ibu harus dengan posisi bersimpuh. Dilarang keras untuk mengangkang,karna
akan mengakibatkan perut jatuh atau lepas.
5
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Multikulturalisme adalah aliran atau paham tentang banyak budaya yang berarti
mengarah pada keberagaman budaya. Dalam (H.A.R Tilaar, 2004: 82) multikulturalisme
mengandung pengertian yang sangat kompleks yaitu “ multi” yang berarti plural,
“kulturalisme” berisi pengertian kultur ataubudaya. Istilah prulal mengandung arti yang
berjenis-jenis, karena pluralism bukan sekedar pengakuan akan adanya hal-hal yang
berjenisjenis tetapi pengkuan-pengakuan itu juga mempunyai implikasi-implikasi politis,
sosial, ekonomi.
Nilai-nilai multikultural yang dalam Farida Hanum dan Setya Raharja (2011: 116)
dikatakan dalam bahasa visi-misi pendidikan multikultural dengan selalu menegakkan dan
menghargai pluralisme, demokrasi, dan humanisme, kemudian dengan ketiga hal tersebut
siswa diharapkan menjadi generasi yang selalu menjunjung tinggi moralitas, kedisiplinan,
kepedulian humanistik, dan kejujuran dalam berperilaku sehari-hari.
3.2 Saran
Sebagai penyusun kami merasa masih ada kekurangan dalam pembuatan makalah ini.
Oleh karena itu, kami mohon kritik dan saran dari pembaca.
6
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/8383243/Ertian_budaya
https://eprints.uny.ac.id/9747/2/BAB2-%2008108241086.pdf