Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

SOSIO ANTROPOLOGI DALAM PRAKTEK KEBIDANAN


“Keragaman budaya multikultural dalam praktik kebidanan”

Dosen Pengampu :
Megawati, S.Si.T, M.Keb

Disusun Oleh :

Desy Komala P07124220016


Septi Rizhadiani P07124220963
Ainah P07124220001
Suci Rahma Damayanti P07124220067
Anita Puspita Wulandari P07124220005
Husnul Khotimah P07124220028

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANJARMASIN
SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
SEMESTER IA
2020
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan atas berkat rahmat dan karunia-Nya, kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan lancar. Terima kasih kepada ibu
Megawati, S.Si.T, M.Keb

Selaku dosen bidang studi Sosio Antropologi dalam praktik kebidanan , serta rekan-
rekan yang terlibat dalam pembuatan makalah ini. Karena berkat bantuan rekan-rekan
sekalian makalah ini dapat terselesaikan.

Dalam makalah ini membahas tentang ” Keragaman budaya multikultural dalam


praktik kebidanan” Yang kami buat berdasarkan  refrensi yang kami ambil dari berbagai
sumber, diantaranya buku dan internet. Makalah ini diharapkan bisa menambah wawasan dan
pengetahuan yang selama ini kita cari. Kami berharap bisa dimafaatkan semaksimal dan
sebaik mugkin.

Demikian pula dengan makalah ini yang masih jauh dari sempurna, kami mohon
maaf jika terdapat kesalahan dalam makalah ini, karena keterbatasan penulis sabagai manusia
biasa yang tak luput dari kesalahan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat 
membangun tetap kami nantikan dan kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Banjarmasin, 08 Oktober 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang....................................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................................1
1.3 Tujuan.................................................................................................................................1

BAB II ISI................................................................................................................................2

2.1 Pengertian Multikurturalisme.............................................................................................2


2.2 Pengetian Keragaman.........................................................................................................2
2.3 Peran Bidan........................................................................................................................3

BAB III PENUTUP................................................................................................................6

3.1 Kesimpulan........................................................................................................................6
3.2 Saran..................................................................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................7

ii
BAB II
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan multikultur dalam pendidikan kebidanan cukup penting bahkan bagi dunia
kesehatan 5 sampai 10 tahun ke depan bisa menjadi isu sentral, karena salah satu
permasalahan utama dalam dunia kesehatan adalah cara berkomunikasi dengan pasien yang
berbeda budaya. Organisasi Muhammadiyah menjadi salah satu organisasi terbesar yang
menyediakan lembaga pendidikan di Indonesia yang memiliki Perguruan Tinggi
Muhammadiyah (PTM) dan Perguruan Tinggi Aisyiyah (PTA) khususnya yang mempunyai
pendidikan kesehatan dan pendidikan kebidanan di dalamnya penting untuk memperhatikan
pendidikan multikultur. Tujuan penelitian: untuk mengetahui implementasi Pendidikan
multikultur dalam Pendidikan tinggi ilmu kebidanan di PTM/PTA se DIY-Jateng.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada makalah ini yakni sebagai berikut :


1. Apa yang dimaksud dengan pendidikan multikultural.

2.Apa saja peran bidan terhadap prilaku sosial budaya selama kehamilan, persalinan, nifas
dan hayi baru lahir.

1.3 Tujuan

Tujuan dalam makalah ini agar seluruh pembaca maupun penulis lebih mengerti dan
paham akan Keragaman budaya multikultural dalam praktik kebidanan

1
BAB II
ISI

2.1 Pengertian Multikurturalisme


Multikurturalisme secara etimologis terbentuk dari 3 kata yitu: Multi (banyak), Kultur
(budaya), Isme (aliran/paham). Yang berarti multikulturalisme adalah aliran atau paham
tentang banyak budaya yang berarti mengarah pada keberagaman budaya.
Dalam (H.A.R Tilaar, 2004: 82) multikulturalisme mengandung pengertian yang sangat
kompleks yaitu “ multi” yang berarti plural, “kulturalisme” berisi pengertian kultur
ataubudaya. Istilah prulal mengandung arti yang berjenis-jenis, karena pluralism bukan
sekedar pengakuan akan adanya hal-hal yang berjenisjenis tetapi pengkuan-pengakuan itu
juga mempunyai implikasi-implikasi politis, sosial, ekonomi.
(H.A.R Tilaar, 2004: 387) mendefinisikan lebih lanjut istilah multikulturalisme yang
berarti institusionalisasi dari keanekaragaman kebudayaan yang dimiliki oleh kelompok-
kelompok etnis di dalam suatu nation-state melalui bidang-bidang atau sistem
hukum,pendidikan, kebijakan pemerintah dalam kesehatan dan perumahan, bahasa, praktik-
praktik keagamaan dan bidang lainnya.
Sementara itu menurut Parekh dalam Farida Hanum dan Setya Raharja (2011 115)
mengemukakan pengertian multikulturalisme meliputi tiga hal. Pertama, multikulturalisme
berkenaan dengan budaya; kedua, merujuk pada keragaman yang ada; ketiga, berkenaan
dengan tindakan spesifik pada respon terhadap keragaman tersebut. Akhiran “isme”
menunjukkan suatu doktrin normatif yang diharapkan bekerja pada setiap orang dengan
konteks masyarakat dengan beragam budaya.
Sedangkan Musa Asy’arie dalam Choirul Mahfud (2008: 103) berpendapat bahwa
multikulturalisme adalah kearifan untuk melihat keanekaragaman budaya sebagai realitas
fundamental dalam kehidupan bermasyarakat.

2.2 Pengertian Keragaman

Keragaman-keragaman yang ada, sering disebutkan dengan istilah yang berbeda-beda,


Muhammad Yusri FM (2008: 1) mengungkapkan bahwa ada tiga istilah yang sering
digunakan untuk menggambarkan masyarakat yang terdiri dari agama, ras, bahasa, dan
budaya yang berbeda, yakni pluralitas (plurality), keragaman (diversity), dan multikultural

2
(multicultural). Ketiga-tiganya sama-sama merepresentasikan hal sama yaitu keadaan lebih
dari satu atau jamak.

ii
Lebih lanjut Farida Hanum dan Setya Raharja (2011: 114) menjelaskan bahwa keragaman
itu berpengaruh terhadap tingkah laku, sikap, dan pola pikir manusia, sehingga manusia
memiliki cara-cara (usage), kebiasaan (folk ways), aturan-aturan (mores) bahkan adat istiadat
(customs) yang berbeda satu sama lain. Bilamana keadaan di atas tidak dapat dipahami
dengan baik oleh pihak satu dan lainnya, maka akan sangat rawan terjadi persinggungan-
persinggungan yang kemudian berbuah pada adanya konflik. Disinilah perlu kiranya nilai-
nilai multikultural mengambil perannya.
Nilai-nilai multikultural yang dalam Farida Hanum dan Setya Raharja (2011: 116)
dikatakan dalam bahasa visi-misi pendidikan multikultural dengan selalu menegakkan dan
menghargai pluralisme, demokrasi, dan humanisme, kemudian dengan ketiga hal tersebut
siswa diharapkan menjadi generasi yang selalu menjunjung tinggi moralitas, kedisiplinan,
kepedulian humanistik, dan kejujuran dalam berperilaku sehari-hari.

2.3 Peran Bidan


Peran bidan terhadap prilaku sosial budaya selama kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru
lahir.

1. Pada masa kehamilan ini masih banyak masyarakat kita yang menggunakan beragam
budaya yang jika ditinjau secara kedokteran tidak memiliki manfaat bagi kehamilan,
bahkan terkadang budaya yang turun temurun dilakukan terbilang memiliki resiko yang
bisa membahayakan bagi ibu hamil. Berikut beberapa peran bidan yang bisa dilakukan
dalam menangani beragam budaya ataupun prilaku sosial yang ada dalam masyarakat.
a. KIE tentang menjaga kehamilan dengan ANC teratur, komsumsi makanan bergizi,
batasiaktifitas fisik, tidak perlu pantang makan karena pada keadaan hamil, justru lebih
dibutuhkan pola makan yang sehat dan bergizi untuk mensuplai makanan bagi ibu dan
bayi.
b. KIE tentang segala sesuatu telah diatur oleh Tuhan yang Maha Esa, mitos yang tidak
benar harus ditinggalkan karena tidak memilki nilai manfaat bahkan
terkadangmembahayakan.
c. Pendekatan terhadap tokoh masyarakt untuk mengubah tradisi negatif atau yang
berpengaruh terhadap kehamilan.
2. Selama masa persalinan Berikut adalah beberapa peran bidan di komunitas terhadap
prilaku selama persalinan yangsering muncul dalam masyarakat:
a. Memberikan pendidikan kepada penolong persalinan mengenai tempat
persalinan,proses persalinan, perawatan selama persalinan serta pasca persalinan

3
b. Memberikan pendidikan mengenai konsep kebersihan baik dari segi tempat maupun
peralatan
c. Bekerja sama dengan penolong persalinan(dukun) dan tenaga kesehatan setempat)
3. Memberikan edukasi tentang kepercayaan yang mengatakan minum rendaman airrumput
Fatimah akan merangsang mulas. Berikut beberpa peran bidan di komunitas terhadap
prilaku selama masa nifas dan bayi baru lahir:
a. Memberikan penyuluhan tentang pantangan makanan selama nifas dan
menyusuisebenarnya tidak menguntungkan ibu dan bayi karena justru ibu
membutuhkan makananyang kaya akan nutrisi dan sehat.
b. Memberikan pendidikan tentang perwatan bayi baru lahir yang benar dan tepat meliputi
pemotongan tali pusat, memandikan/ membersihkan, menyusukan dan menjaga
kehangatan.
c. Memberikan penyuluhan pentingnya pemenuhan gizi selama masa pasca persalinan,
bayidan balita dan keuntungan serta kerugian dari beragam pantangan makan yang
diadopsimasyarakat.
d. Memberikan pengertian dengan menggunakan pendekatan logis bahwa budaya-
budayayang dilakukan semata-mata tidak ada hubungannya dengan yang berbau mistik.

Akan tetapi memiliki alasan lain yang lebih logis untuk dijadikan dasar yang kuat masyarakat
luas yang di dalamnya terdapat begitu banyak keragaman. Bidan harus bisa memahami
bahwa keragaman masyarakat tersebut adalah kekayaan sosial serta budayaIndonesia. Karena
hal itulah dalam memeberikan pelayanan bidan harus memperhatikanunsur keragaman
masyarakat yang dihadapinya. Sehingga dapat menjalin suatu hubunganyang baik antara
bidan dan masyarakat yang menjadi pasiennya. Selain itu bidan akan mudah diterima oleh
masyarakat serta memudahkannya dalam melakukan sosialisasi kesehatan.

Berikut ini beberapa contoh keragaman dalam lingkup kebidanan:

1) Jawa Tengah :
Bahwa ibu hamil pantang makan telur karena akan mempersulit persalinan dan
pantangmakan daging karena akan menyebabkan perdarahan yang banyak.
2) Jawa Barat
Ibu yang kehamilannya memasuki 8-9 bulan sengaja harus mengurangi makannya agar
bayiyang dikandungnya kecil dan mudah dilahirkan.
3) Masyarakat Betawi

4
Berlaku pantangan makan ikan asin, ikan laut, udang dan kepiting karena dapat
menyebabkanASI menjadi asin.
4) Daerah Subang
Ibu hamil pantang makan dengan menggunakan piring yang besar karena khawatir
bayinyaakan besar sehingga akan mempersulit persalinan. Dan memang, selain ibunya
kurang gizi, berat badan bayi yang dilahirkan juga rendah.Tentunya hal ini sangat
mempengaruhi daya tahan dan kesehatan si bayi. Selain itu, larangan untuk memakan
buah-buahan seperti pisang,nanas, ketimun dan lain-lain bagi wanita hamil juga masih
dianut oleh beberapa kalangan masyarakat terutama masyarakat di daerah pedesaan.
5) Memasukan minyak kedalam vagina supaya persalinan lancar.
6) Minum air akar rumput Fatimah dapat membuat persalinan lancar.
7) Minum madu dan telur dapat menambah tenaga untuk persalinan.
8) Makan daun kemangi membuat ari-ari lengket, hingga mempersulit persalinan.
9) Pada hari ke 3 setelah melahirkan ibu diurut oleh dukun. Selama 3 hari berturut- turut
sejak awal nifas ibu ”Disembur” dengan kunyahan kunyit, bawang putih, merica hitam,
merica putih, dan jariangau pada bagian keningnya.
10) Selama nifas ibu harus memakai stagen panjang untuk dililitkan diperutnya. Kira-kira
berukuran 4 m (dimulai setelah hari ke 3 ).
11) Jika duduk ibu harus dengan posisi bersimpuh. Dilarang keras untuk mengangkang,karna
akan mengakibatkan perut jatuh atau lepas.

5
BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Multikulturalisme adalah aliran atau paham tentang banyak budaya yang berarti
mengarah pada keberagaman budaya. Dalam (H.A.R Tilaar, 2004: 82) multikulturalisme
mengandung pengertian yang sangat kompleks yaitu “ multi” yang berarti plural,
“kulturalisme” berisi pengertian kultur ataubudaya. Istilah prulal mengandung arti yang
berjenis-jenis, karena pluralism bukan sekedar pengakuan akan adanya hal-hal yang
berjenisjenis tetapi pengkuan-pengakuan itu juga mempunyai implikasi-implikasi politis,
sosial, ekonomi.

Nilai-nilai multikultural yang dalam Farida Hanum dan Setya Raharja (2011: 116)
dikatakan dalam bahasa visi-misi pendidikan multikultural dengan selalu menegakkan dan
menghargai pluralisme, demokrasi, dan humanisme, kemudian dengan ketiga hal tersebut
siswa diharapkan menjadi generasi yang selalu menjunjung tinggi moralitas, kedisiplinan,
kepedulian humanistik, dan kejujuran dalam berperilaku sehari-hari.

3.2 Saran
Sebagai penyusun kami merasa masih ada kekurangan dalam pembuatan makalah ini.
Oleh karena itu, kami mohon kritik dan saran dari pembaca.

6
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/8383243/Ertian_budaya

https://eprints.uny.ac.id/9747/2/BAB2-%2008108241086.pdf

Anda mungkin juga menyukai