OLEH
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT karena atas karunia Nya lah kami
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ETIKA HUKUM DALAM KEBIDANAN”.
Ada pun tujuan pembuatan tugas ini untuk melengkapi tugas mata kuliah ETIKA
KEBIDANAN. Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih terdapat kekurangan-
kekurangan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang mendukung
dalam pembuatan makalah ini lebih baik selanjutnya. Kami berharap dengan adanya makalah
ini dapat menjadi bahan pembelajaran bagi kita semua.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI........................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... ii
A. Latar Belakang.......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................................... 1
C. Tujuan ....................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................ 2
A. Pengertian hukum......................................................................................... 3
B. disiplis hukum.............................................................................................. 3
C. macam-macam hukum ................................................................................. 3
D.Aspek etika hukum praktik kebidanan............................................................ 6
E. Hukum dusiplis dan hukum peristilahan hukum........................................... 8
BAB III PENUTUP................................................................................................. 12
A. Kesimpulan........................................................................................... 12
B. Saran..................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1 Latar Belakang
Banyak permasalahan yang terjadi dalam praktik kebidanan yang sering kita jumpai.
Permasalahan yang terjadi semakin kompleks karena kurang diterapkannya hukum, etika dan
moral yang berlaku dalam ruang lingkup kebidanan, masyarakat, bangsa dan Negara.
Hukum yang berkaitan erat dengan ketentuan-ketentuan peraturan yang berlaku dan
harus ditaati, jika melanggar akan mendapatkan sanksi sesuai dengan berat dan ringannya
perilaku hukum yang dilanggar. Hukum bersifat mengikat, maka dari itu keterikatan tersebut
membuat tingkat kesadaran untuk menaati aturan sangatlah tinggi.
Etika merupakan ilmu tentang baik dan buruk serta tentang hak dan kewajiban moral
(akhlak). Dengan etika lebih mengajarkan bidan untuk berbuat yang mengarah pada hukum
dan norma yang berlaku untuk ditaati dan diterapkan dalam memberikan pelayanan
kebidanan kepada masyarakat.
Moral tidak jauh berbeda dengan etika namun moral mengajarkan nilai yang sudah
diakui secara umum. Hal ini berkaitan dengan tindakan susila, budi pekerti sikap, kewajiban
dan lain-lain.
Dengan keterkatan antara hukum, etika dan moral, diharapkan permasalahan yang
terjadi dalam praktik kebidanan dapat diseleaikan dengan baik dengan tetap memperhatikan
sisi kenyamanan dan keamanan masyarakat.
2 Rumusan Masalah
Bagaimana Aspek Hukum
Bagaimana disiplin hukum dan keterkatannya dengan moral dan etika?
Apa saja peristilahan dalam hukum
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah agar mahasiswa mampu memahami
tentang aspek hukum dalam praktek kebidanan dan hukum, disiplin hukum serta peristilahan
hukum.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hukum
Pengertian hukum menuru para ahli hukum di antaranya: Definisi Hukum dari Kamus
Besar Bahasa Indonesiaa (1997) Peraturan atau adat, yang secara resmi dianggap mengikat
dan dikukuhkan oleh penguasa, pemerintah atau otoritas. Undang-undang, peraturan dan
sebagainya untuk mengatur kehidupan masyarakat. Patokan (kaidah,
ketentuan). Keputusan (pertimbangan) yang ditentukan oleh hakim dalam pengadilan, vonis.
Menurut Plato , Hukum adalah sistem peraturan-peraturan yang teratur dan tersusun
baik yang mengikat masyarakat.
Menurut Aristoteles Hukum yaitu kumpulan peraturan yang tidak hanya mengikat
masyarakat tetapi juga hakim
Menurut Austin Hukum adalah sebagai peraturan yang diadakan untuk memberi
bimbingan kepada makhluk berakal oleh makhluk berakal yang berkuasa atasnya
(Friedmann, 1993: 149).
Jadi, hukum adalah himpunan peraturan-peraturan yang dibuat oleh penguasa negara
atau pemerintah secara resmi melalui lembaga atau intuisi hukum untuk mengatur tingkah
laku manusia dalam bermasyarakat, bersifat memaksa, dan memiliki sanksi yang harus
dipenuhi oleh masyarakat.
B. Disiplin Hukum
Disiplin hukum adalah Suatu sistem ajaran tentang hukum diantaranya terdapat Ilmu
hukum yang merupakan satu bagian dari disiplin hukum. Bagian Disiplin Hukum antara lain :
· Ilmu Hukum
· kaidah hukum (validitas sebuah hukum)
· kenyataan hukum (sejarah, antropologi, sosiologi, psikologi,
· pengertian hokum
· Filsafat hukum sistem ajaran yang pada hakikatnya menjadi kerangka utama dari segala
ilmu hukum dan hukum itu sendiri beserta segala unsur penerapan dan pelaksanaan
· Politik Hukum adalah dasar kebijakan yang menjadi landasan pelaksanaan dan penerapan
hukum yang bersangkutan. Disiplin Hukum merupakan suatu sistem ajaran tentang kenyataan
atau realita hukum.
Hukum mencakup tiga bidang, yakni ilmu-ilmu hukum, politik hukum dan
filsafat hukum. Dalam hal ini dapat dikatakan, bahwa filsafat hukum mencakup kegiatan
perenungan nilai-nilai, perumusan nilai-nilai dan penyerasian nilai-nilai yang berpasangan,
akan tetapi yangtidak jarang bersitegang.
C. Macam-macam Hukum
Hukum itu dapat dibagi menurut bentuk, sifat, sumber, tempat berlaku, isi dan cara
mempertahankannya.
Menurut bentuknya, hukum itu dibagi menjadi :
1. Hukum Tertulis
Adalah hukum yang dituliskan atau dicantumkan dalam perundang undangan. Contoh :
hukum pidana dituliskan pada KUHP.
Hukum tertulis sendiri masih dibagi menjadi dua, yakni hukum tertulis yang
dikodifikasikan danyang tidak dikodifikasikan. Dikodifikasikan artinya hukum tersebut
dibukukan dalam lembarannegara dan diundangkan atau diumumkan. Indonesia menganut
hukum tertulis yang dikodifikasi.
Kelebihannya adalah adanya kepastian hukum dan penyederhanaan hukum serta
kesatuanhukum. Kekurangannya adalah hukum tersebut bila dikonotasikan bergeraknya
lambat atau tidak dapat mengikuti hal-hal yang terus bergerak maju.
2. Hukum Tidak Tertulis
Adalah hukum yang tidak dituliskan atau tidak dicantumkan dalam perundang-
undangan.
Contoh: hukum adat tidak dituliskan atau tidak dicantumkan pada perundang-undangan
tetapi dipatuhioleh daerah tertentu.
Menurut sifatnya, hukum itu dibagi menjadi :
a. Hukum yang mengatur
Hukum yang dapat diabaikan bila pihak-pihak yang bersangkutan telah membuat
peraturan sendiri.
b. Hukum yang memaksa
Hukum yang dalam keadaan apapun memiliki paksaan yang tegas.
Menurut sumbernya, hukum itu dibagi menjadi :
c. Hukum Undang-Undang
Hukum yang tercantum dalam per aturan perundang-undangan.
d. Hukum Kebiasaan (adat),
Hukum yang ada di dalam peraturan-peraturan adat.
e. Hukum Jurisprudensi
Hukum yangterbentuk karena keputusan hakim di masa yang lampau dalam
perkara yang sama.
f. Hukum Traktat
Hukum yang terbentuk karena adanya perjanjian antara negara yang terlibat di
dalamnya.
Menurut tempat berlakunyanya, hukum itu dibagi menjadi :
a. Hukum Nasional
Hukum yang berlaku dalam suatu negara.
b. Hukum Internasional
Hukum yang mengatur hubungan antar negara.
c. Hukum Asing
Hukum yang berlaku di negara asing.
Menurut isinya, hukum itu dibagi menjadi :
a. Hukum Privat (Hukum Sipil)
Hukum yang mengatur hubungan antara perseorangan dan orang yang lain. Dapat
dikatakanhukum yang mengatur hubungan antara warganegara dengan
warganegara.
Contoh: HukumPerdata dan Hukum Dagang. Tetap dalam arti sempit hukum
sipil disebut juga hukum perdata
b. Hukum Negara (Hukum Publik)
Dibedakan menjadi hukum pidana, tata negara dan administrasi negara.
1) Hukum Pidana
Hukum yang mengatur hubungan antara warganegara dengan Negara
2) Hukum Tata Negara
Hukum yang mengatur hubungan antara warganegara dengan alat
perlengkapan negara.
3) Hukum Administrasi Negara
Hukum yang mengatur hubungan antar alat perlengkapan negara, hubungan
pemerintah pusatdengan daerah.
D. Aspek Hukum Dalam Praktik Kebidanan
Akuntabilitas bidan dalam praktik kebidanan merupakan suatu hal yang penting dan
dituntut dari suatu profesi, terutama profesi yang berhubungan dengan keselamatan jiwa
manusia, adalah pertanggung jawaban dan tanggung gugat (accountability) atas semua
tindakan yang dilakukuannya. Sehingga semua tindakan yang dilakukan oleh bidan harus
berbasis kompetensi dan didasari suatu evidence based. Accountability diperkuat dengan satu
landasan hokum yang mengatur batas-batas wewenang profesi yang bersangkutan.
Dengan adanya legitimasi kewenangan bidan yang lebih luas, bidan memiliki hak
otonomi dan mandiri untuk bertindak secara profesional yang dilandasi kemampuan berfikir
logis dan sitematis serta bertindak sesuai standar profesi dan etika profesi.
Praktek kebidanan merupakan inti dari berbagai kegiatan bidan dalam penyelenggaraan
upaya kesehatan yang harus terus-menerus ditingkatkan mutunya melalui:
1. Peraturan dan perundang-undangan yang melandasi tugas, fungsi dan praktik bidan.
Hukum kesehatan adalah rangkaian peraturan perundang-undangan dalam bidang kesehatan
yang mengatur tentang pelayanan medik dan sarana medik. Perumusan hukum kesehatan
mengandung pokok-pokok pengertian sebagai berikut :
a. Kesehatan menurut WHO, adalah keadaan yang meliputi kesehatan badan, jiwa dan sosial,
bukan hanya keadaan bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan. Adapun istilah kkesehatan
dalam undang-undang kesehatan No. 36 Tahun 2009 adalah keadaan sehat, baik secara fisik,
spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial
dan ekonomis.
b. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan
yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat.
c. Tenaga kesehatan adalah adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang
kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan dibidang
kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya
kesehatan.
d. Tenaga kesehatan meliputi tenaga kesehatan sarjana, sarjana muda. Adapun yang dimaksud
dengan tenaga adalah tenaga kesehatan pada tingkat sarjana dan sarjana muda. Dibidang
kebidanan adalah bidan yang terdiri dari diploma III dan IV kebidanan.
e. Kesehatan medik meliputi rumah sakit umum, rumah sakit khusus dan rumah bersalin,
praktik bberkelompok, balai pengobatan/klinik dan sarana lain yang diterapkan menteri
kesehatan.
f. Sarana kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan.
g. Transplantasi adalah rangkaian tindakan medis untuk memindahkan organ dan atau jaringan
tubuh manussia yang berasal dari tubuh seseorang lain atau tubuh sendiri dalam rangka
pengobatan untuk menggantikan organ atau jaringan tubuh yang tidak berfungsi dengan baik.
3.1 Kesimpulan
Jadi, dalam kehidupan bermasyarakat dan dalam memberikan pelayanan kebidanan,
hokum, etika dan moral sangat diperlukan karena untuk menyeimbangkan antara hak.
Kewajiban, dan tanggung jawab masing-masing serta menjadi pedoman dalam mengambil
keputusan dan berprilaku.
Hukum kesehatan yang terkait dengan etika profesi dan pelanyanan kebidanan. Ada
keterkaitan atau daerah bersinggunan antara pelanyanan kebidanan, etika dan hokum atau
terdapat “grey area”. Sebagaimana di ketahui bahwa bidan merupakan salah satu tenaga
kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan. Sebelum menginjak kehal – hal yang
lebih jauh, kita perlu memahami beberapa konsep dasar dibawah ini :
Bidan adalah seorang yang telah menyelesaikan Program Pendidikan Bidan yang diakui
Negara serta memperoleh kualifikasi dan diberi izin untuk menjalankan praktek kebidanan di
Negara itu. Dia harus mampu memberikan supervise, asuhan dan memberikan nasehat yang
dibutuhkan kepada wanita selama masa hmil , persalinan dan masa pasca persalinan,
memimpin persalianan atas tanggung jawab sendiri serta asuhan pada bayi baru lahir dan
anak.
Pekerjaan itu termaksud pendidikan antenatal, dan persiapan untuk menjadi orangtua
dan meluas kedaerah tertentu dari ginekologi, KB dan Asuhan anak, Rumah Perawatan, dan
tempat – tempat pelayanan lainnya (ICM 1990).
3.2 Saran
Sikap etis profesional berarti bekerja sesuai dengan standar, melaksanakan advokasi,
keadaan tersebut akan dapat memberi jaminan bagi keselamatan pasen, penghormatan
terhadap hak-hak pasen, akan berdampak terhadap peningkatan kualitas asuhan kebidanan.
Sebagai calon tenaga kesehatan hendak nya kita bisa memahami lebih dalam apa yang
jadi dasar pada aspek hukum praktek kebidanan serta kaitan hukum terhadap etika dan moral
disini gunanya kita untuk menindak lanjuti pasien.
Dengan adanya hukum, etika, dan moral yang berlaku dalam memberikan pelayanan
kebidanan diharapan agar pelayana kesehatan terutama bidan dapat menaati hukum,
menerapkan kebijakan yang telah dibuat serta tidak melakukan tindakan-tindakan yang
bertentangan dengan hukum, etika dan moral yang ada dalam memberikan pelayanan akan
menghasilkan pelayanan yang bermutu di masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA