Anda di halaman 1dari 5

Komunikasi Pada Wanita dengan Gangguan Sistem Reproduksi

Wanita dengan gangguan sistem reproduksi akan mengalami gangguan atau perubahan yang
bersifat fisiologis maupun psikologis. Perubahan fisiologis yang terjadi seperti keputihan,
gangguan haid, penyakit menular seksual, dll. Sedangkan perubahan yang bersifat psikologis
diantaranya ibu cemas, takut akan masalah-masalah yang terjadi dan ketidaksiapan dalam
menerima kenyataan.
Pelaksanaan komunikasi pada wanita dengan gangguan sistem reproduksi adalah
penjelasan kemungkinan penyebab gangguan yang dialaminya, deteksi dini
terhadap kelainan sehubungan dengan gangguan reproduksi, pemberian informasi tentang
layanan kesehatan, membantu dalam pengambilan keputusan dan pemberian support mental
1.       Gangguan Sistem Reproduksi Wanita
A.      Kanker serviks
Kanker serviks adalah keadaan dimana sel-sel abnormal tumbuh di seluruh lapisan epitel
serviks. Penanganannya dilakukan dengan mengangkat uterus, oviduk, ovarium, sepertiga bagian
atas vagina dan kelenjar limfe panggul.
            Kanker servik adalah pertumbuhan sel bersifat abnormal yang terjadi pada servik uterus,
suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang
terletak antara rahim (uterus) dengan liang senggama (vagina) (Riono, 1999).
            Kanker serviks ataupun lebih dikenali sebagai kanker leher rahim adalah tumor ganas
yang tumbuh di dalam leher rahim /serviks yang merupakan bagian terendah dari rahim yang
menempel pada puncak vagina. Pada penderita kanker serviks terdapat sekelompok jaringan
yang tumbuh secara terus- menerus yang tidak terbatas, tidak terkoordinasi dan tidak berguna
bagi tubuh, sehingga jaringan disekitarnya tidak dapat berfungsi dengan baik (Sarwono, 1996).
Penyebab Kanker serviks
            Penyebab utamanya adalah virus yang disebut Human Papilloma (HPV) yang dapat
menyebabkan kanker.
Tanda/gejala dari Kanker Serviks.
               Pendarahan setelah senggama/berhubungan
               Pendarahan spontan yang terjadi antara periode menstruasi rutin.
               Timbulnya keputihan yang bercampur dengan darah dan berbau.
               Nyeri panggul dan gangguan atau bahkan tidak bisa buang air kecil.
               Nyeri ketika berhubungan seksual.
B.      Vaginitis
Vaginitis adalah infeksi pada vagina yang disebabkan oleh berbagai bakteri, parasit atau
jamur (Manuaba,2001)
Vaginitis adalah infeksi yang terjadi pada vagina terjadi secara langsung pada vagina atau
melalui perineum (Wikniosastro 1999)
 Penyebab dari Vaginitis
             Jamur
Umumnya disebabkan oleh jamur candida albicans yang menyebabkan rasa gatal di sekitar
vulva / vagina. Warna cairan keputihan akibat jamur berwarna putih kekuning-kuningan dengan
bau yang khas.
·             Bakteri
Biasanya diakibatkan oleh bakteri gardnerella dan keputihannya disebut bacterial vaginosis
dengan ciri-ciri cairannya encer dengan warna putih keabu-abuan beraroma amis. Keputihan
akibat bakteri biasanya muncul saat kehamilan, gonta-ganti pasangan, penggunaan alat kb spiral
atau iud dan lain sebagainya.
·             Virus
Keputihan yang diakibatkan oleh virus biasanya bawaan dari penyakit hiv/aids,
condyloma, herpes dan lain-lain yang bisa memicu munculnya kanker rahim. Keputihan virus
herpes menular dari hubungan seksual dengan gejala ada luka melepuh di sekeliling liang vagina
dengan cairan gatal dan rasanya panas. Sedangkan condyloma memiliki ciri gejala ada banyak
kutil tubuh dengan cairan yang bau yang sering menyerang ibu hamil
              Parasit
Keputihan akibat parasit diakibatkan oleh parasit trichomonas vaginalis yang menular dari
kontak seks / hubungan seks dengan cairan yang berwarna kuning hijau kental dengan bau tidak
enak dan berbusa. Kadang bisa gatal dan membuat iritasi. Parasit keputihan ini bisa menular
lewat tukar-menukar peralatan mandi, pinjam-meninjam pakaian dalam, menduduki kloset yang
terkontaminasi, dan lain sebagainya.
Tanda dan Gejala :
               Pruritus vulvae
               Nyeri vagina yang hebat
               Disuria eksterna dan interna
               Rash pada vulva
               Eritematosa
               Sekret khas seperti keju lembut.
               Secret banyak dan bau busuk
               Edema vulva
               Vagina berbau busuk dan amis
               Perdarahan pervaginam
               Dispareunia
C.      Bartolinitis
Bartolinitis adalah Infeksi pada kelenjar bartolin atau bartolinitis juga dapat menimbulkan
pembengkakan pada alat kelamin luar wanita. Biasanya, pembengkakan disertai dengan rasa
nyeri hebat bahkan sampai tak bisa berjalan. Juga dapat disertai demam, seiring pembengkakan
pada kelamin yang memerah.
Penyebab Bartolinitas
               Virus : kondiloma akuminata dan herpes simpleks.
               Jamur : kandida albikan.
               Protozoa : amobiasis dan trikomoniasis.
               Bakteri : neiseria gonore.
Tanda/Gejala Bartolitis
               Pada vulva : perubahan warna kulit,membengkak, timbunan nanah dalam kelenjar, nyeri
tekan.
            Kelenjar bartolin membengkak,terasa nyeri sekali bila penderia berjalan atau duduk,juga dapat
disertai demam
·             Kebanyakkan wanita dengan penderita ini dengan keluhan keputihan dan gatal, rasa sakit saat
berhubungan dengan suami, rasa sakit saat buang air kecil, atau ada benjolan di sekitar alat
kelamin.
           Terdapat abses pada daerah kelamin
            Pada pemeriksaan fisik ditemukan cairan mukoid berbau dan bercampur dengan darah.
D.        Kista Ovarium
Kista ovarium adalah suatu tumor, baik yang kecil maupun yang besar, kistik atau padat,
jinak atau ganas. Dalam kehamilan, tumor ovarium yang dijumpai yang paling sering ialah kista
dermoid, kista coklat atau kista lutein. Tumor ovarium yang cukup besar dapat menyebabkan
kelainan letak janin dalam rahim atau dapat menghalang-halangi masuknya kepala ke dalam
panggul  (Winkjosastro, et. all, 1999).
Kista ovarium secara fungsional adalah kista yang dapat bertahan dari pengaruh hormonal
dengan siklus menstruasi ( Lowdermilk, dkk. 2005 : 273 ).
Kista  ovarium merupakan perbesaran sederhana ovarium normal, folikel de graf atau
korpus luteum atau kista ovarium dapat timbul akibat pertumbuhan dari epithelium ovarium
( Smelzer and Bare. 2002 : 1556 ).
Panyebab Kista Ovarium
Gaya hidup tidak sehat.
               Konsumsi makanan yang tinggi lemak dan kurang serat
               Zat tambahan pada makanan
               Kurang olah raga
               Terpapar denga polusi dan agen infeksius
               Sering stress
Faktor genetik
Dalam tubuh kita terdapat gen gen yang berpotensi memicu kanker, yaitu yang disebut
protoonkogen, karena suatu sebab tertentu, misalnya karena makanan yang bersifat karsinogen,
polusi, atau terpapar zat kimia tertentu atau karena radiasi, protoonkogen ini dapat berubah
menjadi onkogen, yaitu gen pemicu kanker.
Tanda dan gejala yang sering muncul pada kista ovarium antara lain :
               menstruasi yang tidak teratur, disertai nyeri.
               perasaan penuh dan dtertekan diperut bagian bawah.
               nyeri saat bersenggama.
               perdarahan.
Pada stadium awal gejalanya dapat berupa:
                   Gangguan haid
·              Jika sudah menekan rectum atau VU mungkin terjadi konstipasi atau sering berkemih.
               Dapat terjadi peregangan atau penekanan daerah panggul yang menyebabkan nyeri spontan
dan sakit diperut.
·             Nyeri saat bersenggama.
Pada stadium lanjut :
               Asites
               Penyebaran ke omentum (lemak perut) serta oran organ di dalam rongga perut (usus
dan hati)
               Perut membuncit, kembung, mual, gangguan nafsu makan,
               Gangguan buang air besar dan kecil.
               Sesak nafas akibat penumpukan cairan di rongga dada.

2.    Pengkajian.
a.    Pola sehat sakit
Riwayat penyakit sekarang :  PQRST
Riwayat penyakit terdahulu : Apakah klien pernah atau sedang mengalami penyakit kelamin.
b.    Pola aktivitas sehari – hari
                  Nutrisi : Kaji pola nutrisi klien apakah klien mengalami mual, muntah atau anoreksia
berhubungan dengan adanya rasa nyeri dan adanya inflamasi.
·                   EliminasiPerubahan pola eliminasi berkemih biasanya ; terjadi penurunan frekuensi /
oliguri
               Istirahat / tidur
o    Apakah klien mengalami gangguan tidur, keletihan, kelemasan, malaise dikarenakan adanya
inflamasi dan adanya rasa nyeri.
o    Apakah klien mengalami gangguan tidur karena ansietas / ketakutan terhadap penyakitnya

c.       Riwayat psikologis
Kaji bagaimana status emosi, gaya komunikasi, konsep diri, dan gambaran diri klien
berhubungan dengan penyakit yang dideritanya.
d.         Riwayat social ekonomi
Pengkajian riwayat social ekonomi dapat memberikan sedikit gambaran penyakit klien.
Misalnya yang suka berganti – ganti pasangan dapat mudah terkena uretritis karena ia mudah
terkena penyakit kelamin.

 e.                 Riwayat kep
Fisiologis
           Apakah klien mempunyai kelainan/penyakit yang dapat menyebabkan
gangguan dalam sistem reproduksi pria, misal; DM, PMS, Hipertensi, dll.
           Apakah klien mendapat pengobatan/pengetahuan tentang yang dapat mengganggu sistem
reproduksi, misal : terapi obat antihipertensi dgn efek samping disfungsi ereksi, riwayat
konsumsi alkohol dan perokok.
Perkembangan
       Apakah klien beresiko tinggi karena usia atau situasi sosial, misal; lansia.
Psikologis
            Adanya masalah perilaku atau emosional yang dapat meningkatkan resiko gangguan pada
sistem reproduksinya, Misalmenyangkal adanya gejala PMS, disfungsi ereksi, depresi.
Sosial kultural.
Adakah faktor sosial, budaya, finansial, atau pendidikan yg
menempatkan klien pada peningkatan resiko atau mempengaruhi kemampuan untuk
mematuhi arahan tenaga medis, Misal Klien hanya mampu memenuhi resep obat tingkat rendah
tapi tidak mampu memenuhi resep dengan biaya yang lebih mahal.

-------------------------------------------------------------------------------------

BAB III
PENUTUP
3.1     Kesimpulan
Reproduksi manusia secara vivipar (melahirkan anak) dan fertilisasinya secara internal (di
dalam tubuh), oleh karena itu memiliki alat-alat reproduksi yang mendukung fungsi tersebut.
Alat-alat reproduksi tersebut dibagi menjadi alat reproduksi bagian dalam dan alat reproduksi
bagian luar yang masing-masing alat reproduksi tersebut telah disebutkan dan dijelaskan dalam
makalah ini.
Untuk itu memiliki kelainan atau gangguan pada salah satu system Reproduksi dapat
berakibat buruk pada kelangsungan hidup dan keturunan kita.
Selain itu dalam makalah ini juga membahas sedikit tentang proses terjadinya dan
penyebab kelainan dan gangguan system Reproduksi.
3.2       Saran
3.2.1    Diharapkan kepada mahasiswa/i agar dapat memahami dan mempelajari lebih dalam
tentang sistem reproduksi pada manusia karena sistem reproduksi ini sangat penting bagi
kelangsungan hidup agar tetap lestari.
 3.2.2   Diharapkan kepada pengajar materi ini agar bisa membimbing mahasiswa/i dengan baik
agar mahasiswa/i dapat memahami dengan mudah tentang konsep materi ini. Dan yang paling
penting adalah setelah mempelajari materi ini mahasiswa/i tidak mengarah kepada hal-hal yang
negatif

DAFTAR PUSTAKA

Suparyanti, R. 2008. Handout Komunikasi Pada Bayi dan Anak


Tyastuti, dkk., 2008, Komunikasi & Konseling Dalam Praktik Kebidanan, Yogyakarta:
Fitramaya

http://ayubiedary.blogspot.com/2013/04/perkembangan-sistem-pelayanan-kesehatan.html
http://kia029.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai