Anda di halaman 1dari 20

MODUL

BAHAN
AJAR

PERUBAHAN ADAPTASI FISIOLOGI


DAN PSIKOLOGI KALA 1

Eva Susanti, SST, M.Keb

Kurniyati SKM, M.keb

Indah fitri Andini SST, M.keb

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU


PRODI KEBIDANAN CURUP
VISI DAN MISI

PRODI KEBIDANAN CURUP

Visi

Menghasilkan Bidan yang Mandiri dan Kompetitif serta Terampil sebagai


Fasilitator Kelas Ibu Tahun 2020

Misi

1. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran dengan pendekatan


evidence based sebagai fasilitator kelas ibu.

2. Melaksanakan penelitian dibidang kebidanan yang menunjang pelayanan


kebidanan serta memanfaatkan hasil penelitian bagi pengembangan kelas
ibu

3. Melaksanakan pengabdian pada masyarakat dalam penerapan asuhan


kebidanan dalam pelaksanaan kelas ibu

4. Melaksanakan tata kelola yang baik (good governance)

5. Meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM, sarana dan prasarana yang


mendukung pelayanan kebidanan dalam pelaksanaan kelas ibu

6. Melakukan usaha berkelanjutan dan pengendalian mutu program studi


melalui kerjasama kemitraan dengan berbagai sektor dalam bidang
pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat
KATA PENGANTAR

Modul asuhan kebidanan persalinan dan bayi baru lahir normal ini membahas tentang
konsep mutu layanan kebidanan dan kebijakan kesehatan yang terdiri dari 9 Kegiatan Belajar sesuai
dengan capaian pembelajaran.

Setelah mempelajari Modul ini, mahasiswa diharapkan mampu memahami tentang konsep
dasar adaptasi fisiologi dan psikologi kala 1 persalianan, dan memahami perubahan psikologi kala 1.

Dalam mempelajari Modul ini, mahasiswa diharapkan banyak membaca dan berlatih
berbagai materi yang disajikan, baik secara mandiri maupun berdiskusi bersama kelompok untuk
mendapat gambaran dan penguasaan yang lebih luas.

Materi dalam modul ini disesuaikan dengan capaian pembelajaran yang ada dalam Rencana
Pembelajaran Semester sehingga diharapkan capaian pembelajaran dapat tercapai.

Penulis

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL

VISI MISI PRODI KEBIDANAN CURUP

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

KEGIATAN BELAJAR 1 : KONSEP DASAR ADAPTASI FISIOLOGI DAN PSIKOLOGI KALA 1

KEGIATAN BELAJAR 2 : PERUBAHAN PSIKOLOGI KALA 1

Kegiatan Belajar 1
Konsep Dasar perubahan adaptasi fisiologi kala 1

Pendahuluan

Persalinan adalah proses fisiologis yang dialami oleh seorang wanita dalam masa
akhir kehamilannya yang diikuti oleh perubahan fisiologis dan psikologis yang akan dialami
oleh ibu bersalin. Sejumlah perubahan fisiologis normal akan terjadi selama persalinan, hal
ini bertujuan untuk mengembalikan keadaan ibu seperti semula dengan adaptasi yang repleks
dilakukan sendiri oleh organ-organ tubuh ibu.

Capaian pembelajaran

Pada akhir pembelajaran, mahasiswa mampu :

1. Memahami konsep dasar asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan
2. Memahami perubahan fisiologi dan adaptasi kala I dalam persalinan

Bahan kajian

1. Konsep dasar asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan


2. Perubahan fisiologi dan adaptasi fisiologi kala I
3. Perubahan psikologi kala I

Pembahasan

Persalinan adalah suatu proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari
uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup
bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit. Persalinan dimulai (inpartu) sejak
uterus berkontraksi mengakibatkan perubahan serviks. Persalinan normal adalah proses
persalinan yang melalui kejadian secara alami dengan adanya kontraksi rahim ibu dan dilalui
dengan pembukaan untuk mengeluarkan bayi. Dari pengertian diatas persalinan adalah proses
alamiah dimana terjadi dilatasi servik, lahirnya bayi dan plasenta dari Rahim ibu. Persalinan
normal disebut juga alami karena terjadi secara alami. Jadi secara umum persalinan normal
adalah proses persalinan yang melalui kejadian secara alami dengan adanya kontraksi Rahim
ibu dan dilalui dengan pembukaan untuk mengeluarkan bayi
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang telah
cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau jalan lain, dengan
bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). Bentuk persalinan berdasarkan degfinisi
adalah sebagai berikut :
1. Persalinan spontan. Bila persalinan seluruhnya berlangsung dengan kekuatan ibu
sendiri
2. Persalinan buatan. Bila proses persalinan dengan bantuan tenaga dari luar
3. Persalinan anjuran Bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari
luar dengan jalan rangsangan.
A. Jenis persalinan
Menurut Marmi (2016), jenis persalinan dibagi menjadi 3 yaitu :
1. Persalinan Spontan
Persalinan spontan adalah proses lahirnya bayi pada letak belakang kepala dengan tenaga
ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya
berlangsung kurang dari 24 jam
2. Persalinan buatan
Persalinan buatan adalah proses persalinan yang berlangsung dengan bantuan tenaga dari
luar misalnya, ekstraksi dengan forceps atau dilakukan operasi sectio caesesarea (SC).
3. Persalinan buatan
Persalinan buatan adalah bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan
dari luar dengan jalan rangsangan misalnya pemberian pitocin dan prostaglandin.

B. Persalinan Berdasarkan Usia Kehamilan dan Berat Badan Janin


1. Abortus
Pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan dengan berat
badan janin < 500 gram dan umur kehamilan < 20 minggu (Marmi,2016).
2. Persalinan Preterm
Persalinan preterm adalah persalinan yang berlangsung antara umur kehamilan 20-36 (+
6 hari) minggu dari hari pertama haid terakhir (HPHT) atau antara hari ke 140 dan 259
dengan berat lahir janin kurang dari 2.500 gram (Permadi, 2015: 62).
3. Persalinan aterm
Persalinan aterm adalah persalinan yang terjadi dengan usia kehamilan 37 – 42 minggu
dengan berat badan janin diatas 2.500 gram (Marmi, 2016).
4. Persalinan serotinus (post date)
Persalinan serotinus atau post date adalah persalinan melampaui umur kehamilan 42
minggu dan pada janin terdapat tanda-tanda post maturities (Marmi, 2016).
C. Tujuan Asuhan Persalinan
Tujuan asuhan persalinan adalah mengupayakan kelangsungan hidup dan mencapai
derajad kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya melalui berbagai upaya yang terintegrasi
dan lengkap serta intervensi minimal dengan asuhan kebidanan persalinan yang adekuat
sesuai dengan tahapan persalinan sehingga prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat
terjaga pada tahapan persalinan sehingga prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat
terjaga pada tahapan persalinan sehingga prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat
terjaga pada tingkat yang optimal.
D. Sebab-Sebab Mulainya Persalinan
Sebab mulainya persalinan belum diketahui dengan jelas. Agaknya banyak faktor yang
memegang peranan dan bekerjasama sehingga terjadi persalinan. Beberapa teori yang
dikemukakan adalah: penurunan kadar progesteron, teori oxitosin, keregangan otot-otot,
pengaruh janin, dan teori prostaglandin. Beberapa teori yang menyebabkan mulainya
persalinan adalah sebagai berikut :
1. Penurunan Kadar Progesteron
Progesteron menimbulkan relaxasi otot-otot rahim, sebaliknya estrogen meninggikan
kerentanan otot rahim. Selama kehamilan terdapat keseimbangan antara kadar progesteron
dan estrogen dalam darah, tetapi pada akhir kehamilan kadar progesteron menurun sehingga
timbul his. Proses penuaan plasenta terjadi mulai umur kehamilan 28 minggu, dimana terjadi
penimbunan jaringan ikat, dan pembuluh darah mengalami penyempitan dan buntu. Produksi
progesterone mengalami penurunan, sehingga otot rahim lebih sensitive terhadap oxitosin.
Akibatnya otot rahim mulai berkontraksi setelah tercapai tingkat penurunan progesterone
tertentu.
2. Teori Oxitosin
Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis parst posterior. Perubahan keseimbangan
estrogen dan progesterone dapat mengubah sensitivitas otot rahim, sehingga sering terjadi
kontraksi Braxton Hicks. Di akhir kehamilan kadar progesteron menurun sehingga oxitocin
bertambah dan meningkatkan aktivitas otot-otot rahim yang memicu terjadinya kontraksi
sehingga terdapat tanda-tanda persalinan.
3. Keregangan Otot-otot.
Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu. Setelah melewati
batas tertentu terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat dimulai. Seperti halnya dengan
Bladder dan Lambung, bila dindingnya teregang oleh isi yang bertambah maka timbul
kontraksi untuk mengeluarkan isinya. Demikian pula dengan rahim, maka dengan majunya
kehamilan makin teregang otot-otot dan otot-otot rahim makin rentan. Contoh, pada
kehamilan ganda sering terjadi kontraksi setelah keregangan tertentu sehingga menimbulkan
proses persalinan.
4. Pengaruh Janin
Hipofise dan kelenjar suprarenal janin rupa-rupanya juga memegang peranan karena
pada anencephalus kehamilan sering lebih lama dari biasa, karena tidak terbentuk
hipotalamus. Pemberian kortikosteroid dapat menyebabkan maturasi janin, dan induksi
(mulainya ) persalinan.
5. Teori Prostaglandin
Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur kehamilan 15 minggu yang dikeluarkan
oleh desidua. Prostaglandin yang dihasilkan oleh desidua diduga menjadi salah satu sebab
permulaan persalinan. Hasil dari percobaan menunjukkan bahwa prostaglandin F2 atau E2
yang diberikan secara intravena, intra dan extra amnial menimbulkan kontraksi miometrium
pada setiap umur kehamilan. Pemberian prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan
kontraksi otot rahim sehingga hasil konsepsi dapat keluar. Prostaglandin dapat dianggap
sebagai pemicu terjadinya persalinan. Hal ini juga didukung dengan adanya kadar
prostaglandin yang tinggi baik dalam air ketuban maupun daerah perifer pada ibu hamil,
sebelum melahirkan atau selama persalinan.

E. Tanda-tanda Persalinan
Ada 3 tanda yang paling utama yaitu:
1. Kontraksi (His)
Ibu terasa kenceng-kenceng sering, teratur dengan nyeri dijalarkan dari
pinggang ke paha.Hal ini disebabkan karena pengaruh hormon oksitosin yang secara
fisiologis membantu dalam proses pengeluaran janin. Ada 2 macam kontraksi yang
pertama kontraksi palsu (Braxton hicks) dan kontraksi yang sebenarnya. Pada
kontraksi palsu berlangsung sebentar, tidak terlalu sering dan tidak teratur, semakin
lama tidak ada peningkatan kekuatan kontraksi. Sedangkan kontraksi yang sebenarnya
bila ibu hamil merasakan kenceng-kenceng makin sering, waktunya semakin lama,
dan makin kuat terasa, diserta mulas atau nyeri seperti kram perut. Perut bumil juga
terasa kencang. Kontraksi bersifat fundal recumbent/nyeri yang dirasakan terjadi pada
bagian atas atau bagian tengah perut atas atau puncak kehamilan (fundus), pinggang
dan panggul serta perut bagian bawah. Tidak semua ibu hamil mengalami kontraksi
(His) palsu. Kontraksi ini merupakan hal normal untuk mempersiapkan rahim untuk
bersiap mengadapi persalinan.
2. Pembukaan serviks, dimana primigravida >1,8cm dan multigravida 2,2 cm
Biasanya pada bumil dengan kehamilan pertama, terjadinya pembukaan ini
disertai nyeri perut. Sedangkan pada kehamilan anak kedua dan selanjutnya,
pembukaan biasanya tanpa diiringi nyeri. Rasa nyeri terjadi karena adanya tekanan
panggul saat kepala janin turun ke area tulang panggul sebagai akibat melunaknya
rahim. Untuk memastikan telah terjadi pembukaan, tenaga medis biasanya akan
melakukan pemeriksaan dalam (vaginal toucher). Bab 1—Konsep Dasar Persalinan
Normal 5
3. Pecahnya ketuban dan keluarnya bloody show.
Dalam bahasa medis disebut bloody show karena lendir ini bercampur darah.
Itu terjadi karena pada saat menjelang persalinan terjadi pelunakan, pelebaran, dan
penipisan mulut rahim. Bloody show seperti lendir yang kental dan bercampur darah.
Menjelang persalinan terlihat lendir bercampur darah yang ada di leher rahim tsb
akan keluar sebagai akibat terpisahnya membran selaput yang menegelilingi janin
dan cairan ketuban mulai memisah dari dinding rahim. Tanda selanjutnya pecahnya
ketuban, di dalam selaput ketuban (korioamnion) yang membungkus janin, terdapat
cairan ketuban sebagai bantalan bagi janin agar terlindungi, bisa bergerak bebas dan
terhindar dari trauma luar. Terkadang ibu tidak sadar saat sudah mengeluarkan cairan
ketuban dan terkadang menganggap bahwa yang keluar adalah air pipisnya. Cairan
ketuban umumnya berwarna bening, tidak berbau, dan akan terus keluar sampai ibu
akan melahirkan. Keluarnya cairan ketuban dari jalan lahir ini bisa terjadi secara
normal namun bias juga karena ibu hamil mengalami trauma, infeksi, atau bagian
ketuban yang tipis (locus minoris) berlubang dan pecah. Setelah ketuban pecah ibu
akan mengalami kontraksi atau nyeri yang lebih intensif. Terjadinya pecah ketuban
merupakan tanda terhubungnya dengan dunia luar dan membuka potensi
kuman/bakteri untuk masuk. Karena itulah harus segera dilakukan penanganan dan
dalam waktu kurang dari 24 jam bayi harus lahir apabila belum lahir dalam waktu
kurang dari 24 jam maka dilakukan penangana selanjutnya misalnya caesar.

Untuk mendukung deskripsi tentang tanda dan gejala persalinan, akan dibahas materi
sebagai berikut :
1. Lightening

Beberapa minggu sebelum persalinan, calon ibu merasa bahwa keadaannya menjadi
lebih enteng. Ia merasa kurang sesak, tetapi sebaliknya ia merasa bahwa berjalan sedikit lebih
sukar, dan sering diganggu oleh perasaan nyeri pada anggota bawah.

2. Pollikasuria
Pada akhir bulan ke-IX hasil pemeriksaan didapatkan epigastrium kendor, fundus uteri
lebih rendah dari pada kedudukannya dan kepala janin sudah mulai masuk ke dalam pintu
atas panggul. Keadaan ini menyebabkan kandung kencing tertekan sehingga merangsang ibu
untuk sering kencing yang disebut Pollakisuria.
3. False labor

Tiga atau empat minggu sebelum persalinan, calon ibu diganggu oleh his pendahuluan
yang sebetulnya hanya merupakan peningkatan dari kontraksi Braxton Hicks. His
pendahuluan ini bersifat :

a. Nyeri yang hanya terasa di perut bagian bawah


b. Tidak teratur
c. Lamanya his pendek, tidak bertambah kuat dengan majunya waktu dan bila
dibawa jalan malah sering berkurang
d. Tidak ada pengaruh pada pendataran atau pembukaan cervix
4. Perubahan cervix
Pada akhir bulan ke-IX hasil pemeriksaan cervix menunjukkan bahwa cervix yang
tadinya tertutup, panjang dan kurang lunak, kemudian menjadi lebih lembut, dan beberapa
menunjukkan telah terjadi pembukaan dan penipisan. Perubahan ini berbeda untuk
masingmasing ibu, misalnya pada multipara sudah terjadi pembukaan 2 cm namun pada
primipara sebagian besar masih dalam keadaan tertutup.
5. Energy Sport
Beberapa ibu akan mengalami peningkatan energi kira-kira 24-28 jam sebelum
persalinan mulai. Setelah beberapa hari sebelumnya merasa kelelahan fisik karena tuanya
kehamilan maka ibu mendapati satu hari sebelum persalinan dengan energi yang penuh.
Peningkatan energi ibu ini tampak dari aktifitas yang dilakukannya seperti membersihkan
rumah, mengepel, mencuci perabot rumah, dan pekerjaan rumah lainnya sehingga ibu akan
kehabisan tenaga menjelang kelahiran bayi, sehingga persalinan menjadi panjang dan sulit.

6. Gastrointestinal Upsets
Beberapa ibu mungkin akan mengalami tanda-tanda seperti diare, obstipasi, mual dan
muntah karena efek penurunan hormon terhadap sistem pencernaan. Adapun perubahan-
perubahan yang terjadi pada ibu pada saat memasuki kala 1 persalinan, sebagai berikut :

1. Perubahan Gastrointestinal

Perubahan anatomi dan fisiologi pada ibu hamil meliputi berbagai organ sistem tubuh
tidak hanya sistem reproduksi, diantaranya juga fungsi sistem pencernaan. Perubahan
gastrointestinal Persalinan mempengaruhi sistem saluran cerna wanita. Bibir dan mulut dapat
menjadi kering akibat wanita bernafas melalui mulut, dehidrasi dan sebagai respons emosi
terhadap persalinan. Selama persalinan, motilitas dan absorbsi saluran cerna menurun dan
waktu pengosongan lambung menjadi lambat. Wanita sering kali merasa mual dan
memuntahkan makanan yang Belum dicerna sebelum bersalin. Mual dan sendawa juga terjadi
sebagai respons refleks terhadap dilatasi serviks lengkap. Ibu dapat mengalami diare pada
awal persalinan. Bidan dapat meraba tinja yang keras atau tertahan pada rektum. Mual atau
muntah biasa terjadi sampai mencapai akhir kala I.

2. Perubahan Hematologi

Perubahan hematologi Hemoglobin meningkat sampai 1,2 gr/100 ml, selama


persalinan dan akan kembali pada tingkat seperti sebelum persalinan sehari setelah pasca
salin kecuali ada perdarahan postpartum.

1. Fase Laten§
a. Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan servix
secara bertahap

b. Pembukaan servix kurang dari 4 cm

c. Biasanya berlangsung di bawah hingga 8 jam.

2. Fase aktif persalinan

Fase ini terbagi menjadi 3 fase yaitu akselerasi, dilatasi maximal, dan deselerasi §

a. Frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya meningkat (kontraksi dianggap


adekuat/memadai jika terjadi 3 kali atau lebih dalam waktu 10 menit dan berlangsung
selama 40 detik atau lebih §

b. Servix membuka dari 4 ke 10 cm biasanya dengan kecepatan 1 cm atau lebih perjam


hingga permbukaan lengkap (10 cm) §

c. Terjadi penurunan bagian terendah janin

3. Perubahan Uterus
Uterus terdiri dari dua komponen fungsional utama myometrium dan serviks. Berikut
ini akan dibahas tentang kedua komponen fungsional dengan perubahan yang terjadi pada
kedua komponen tersebut. Kontraksi uterus bertanggung jawab terhadap penipisan dan
pembukaan servik dan pengeluaran bayi dalam persalinan. Kontraksi uterus saat persalinan
sangat unik karena kontraksi ini merupakan kontraksi otot yang sangat sakit. Kontraksi ini
bersifat involunter yang beketrja dibawah control saraf dan bersifat intermitten yang
memberikan keuntungan berupa adanya periode istirahat/reaksi diantara dua kontraksi.
Terdapat 4 perubahan fisiologi pada kontraksi uterus yaitu :
a) Fundal dominan atau dominasi Kontraksi berawal dari fundus pada salah kornu.
Kemudian menyebar ke samping dan kebawah. Kontraksi tersebar dan terlama adalah
dibagian fundus. Namun pada puncak kontraksi dapat mencapai seluruh bagian
uterus.
b) Kontraksi dan retraksi Pada awal persalinan kontraksi uterus berlangsung setiap 15 –
20 menit selama 30 detik dan diakhir kala 1 setiap 2 – 3 menit selama 50 – 60 detik
dengan intensitas yang sangat kuat. Pada segmen atas Rahim tidak berelaksasi sampai
kembali ke panjang aslinya setelah kontraksi namun relative menetap pada panjang
yang lebih pendek. Hal ini disebut dengan retraksi.
c) Polaritas Polaritas adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan keselarasan
saraf – saraf otot yang berada pada dua kutub atau segmen uterus ketika berkontraksi.
Ketika segmen atas uterus berkontraksi dengan kuat dan berertraksi maka segmen
bawah uterus hanya berkontraksi sedikit dan membuka. d) Differensisiasi atau
perbedaan kontraksi uterus Selama persalinan aktif uterus berubah menjadi dua
bagian yang berbeda segmen atas uterus yang berkontraksi secara aktif menjadi lebih
tebal ketika persalinan maju. Segmen bawah uterus dan servik relative pasif dibanding
dengan dengan segmen atas dan bagian ini berkembang menjadi jalan yang
berdinding jauh lebih tipis untuk janin. Cincin retraksi terbentuk pada persambungan
segmen bawah dan atas uterus. Segmen bawah Rahim terbentuk secara bertahap
ketika kehamilan bertambah tua dan kemudian menipis sekali pada saat persalinan.
4. Perubahan serviks
Perubahan serviks Kala I persalinan dimulai dari munculnya kontraksi persalinan
yang ditandai dengan perubahan serviks secara progesif dan diakhiri dengan pembukaan
servik lengkap, Kala ini dibagi menjadi 2 fase yaitu fase laten dan fase aktif
a) Fase laten : fase yang dimulai pada pembukaan serviks 0 dan berakhir sampai
pembukaan servik mencapai 3 cm. pada fase ini kontraksi uterus meningkat frekuensi,
durasi, dan intensitasnya dari setiap 10 – 20 menit, lama 15 – 20 detik dengan
intensitas cukup menjadi 5 – 7 menit, lama 30 – 40 detik dan dengan intensitas yang
kuat
b) Fase aktif : fase yang dimulai pada pembukaan serviks 4 dan berakhir sampai
pembukaan serviks mencapai 10 cm. pada fase ini kontraksi uterus menjadi efektif
ditandai dengan meningkatanya frekuensi, durasi dan kekuatan kontraksi. Tekanan
puncak kontraksi yang dihasilkan mencapai 40 – 50 mmHg. Diakhir fase aktif
kontraksi berlangsung 2 – 3 menit sekali, selama 60 detik dengan intensitas lebih dari
40 mmHg. Fase aktif dibedakan menjadi fase akselerasi, fase lereng maksimal dan
fase deselarasi.
a) Fase akselerasi : dari pembukaan servik 3 menjadi 4 cm. fase ini merupakan fase
persiapan menuju fase berikutnya.
b) Fase lereng maksimal : fase ini merupakan waktu ketika dilatasi servik meningkat
dengan cepat. Dari pembukaan 4 cm menjadi 9 cm selama 2 jam. Normalnya
pembukaan servik pada fase ini konstan yaitu 3 cm perjam untuk multipara dan
1.2 cm untuk primipara.
c) Fase deselerasi : merupakan akhir fase aktif dimana dilatasi servik dari 9 cm
menuju pembukaan lengkap 10 cm. dilatasi servik pada fase ini lambat rata – rata
1 cm perjam namun pada multipara lebih cepat. Ada 2 proses fisiologi utama yang
terjadi pada servik :
a. Pendataran servik disebut juga penipisan servik pemendekan saluran
servik dari 2 cm menjadi hanya berupa muara melingkar dengan tepi
hampir setiis kertas. Proses ini terjadi dari atas kebawah sebagai hasil dari
aktivitas myometrium. Serabut – serabut otot setinggi os servik internum
ditarik keatas dan dipendekkan menuju segmen bawah uterus, sementara
os eksternum tidak berubah
b. Pembukaan servik Pembukaan terjadi sebagai akibat dari kontraksi uterus
serta tekanan yang berlawanan dari kantong membrane dan bagian bawah
janin. Kepala janin saat fleksi akan membantu pembukaan yang efisien.
Pada primigravida pembukaan didahului oleh pendatara servik. Sedangkan
multi gravida pembukaan servik dapat terjadi bersamaan dengan
pendataran
c. Kardiovaskuler Pada setiap kontraksi, 400 ml darah dikeluarkan dari
uterus dan masuk kedalam system vaskuler ibu. Hal ini akan meningkatjan
curah jantung meningkat 10% – 15%
d. Perubahan tekanan darah Tekanan darah meningkat selama terjadi
kontraksi tekanan darah kembali normal pada level sebelum persalinan.
Rasa sakit, takut dan cemas juga akan meningkatkan tekanan darah.
e. Perubahan metabolisme Selama persalinan metabolisme aerob maupun
anaerob terus menerus meningkat seiring dengan kecemasan dan aktivitas
otot. Peningkatan metabolisme ini ditandai dengan meningkatnya suhu
tubuh, nadi, pernafasan, cardiac output dan kehilangan cairan.
f. Perubahan ginjal Poliuri akan terjadi selama persalinan selama persalinan.
Ini mungkin disebabkan karena meningkatnya curah jantung selama
persalinan dan meningkatnya filtrasi glomelurus dan aliran plasma ginjal.
Kegiatan Belajar 2

Perubahan Psikologi Kala 1

Pada proses perslinan terbagi menjadi beberapa tahanpan, sebagai berikut :


1. Kala l (Pembukaan)
Kala satu persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus atau dikenal dengan
“his” yang teratur dan meningkat (baik frekuensi maupun kekuatannya) hingga serviks
berdilatasi hingga 10 cm (pembukaan lengkap) atau kala pembukaan berlangsung dari mulai
adanya pembukaan sampai pembukaan lengkap (Indrayani dan Djami, 2016).
Kala l dibagi atas 2 fase :
a. Fase laten, dimana pembukaan serviks berlangsung lambat, dimulai sejak awal
kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan secara bertahap sampai 3 cm,
berlangsung dalam 7-8 jam.
b. Fase aktif (pembukaan serviks 4-10 cm), berlangsung selama 6 jam dan dibagi dalam
3 subfase, yaitu :
1) Periode akselerasi : berlangsung selama 2 jam, pembukaan menjadi 4 cm.
2) Periode dilatasi maksimal : berlangsung selama 2 jam, pembukaan berlangsung
cepat menjadi 9 cm.
3) Periode deselerai : berlangsung lambat, dalam 2 jam pembukaan jadi 10 cm atau
lengkap (Indrayani dan Djami, 2016).

Pada fase aktif persalinan, frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara
bertahap (kontraksi dianggap adekuat/memadai jika terjadi 3 kali atau lebih dalam waktu 10
menit, dan berlangsung selama 40 detik atau lebih) dan terjadi penurunan bagian terbawah
janin. Dari pembukaan 4 hingga mencapai pembukaan lengkap atau 10 cm, akan terjadi
dengan kecepatan rata-rata per jam (primipara) atau lebih 1 cm hingga 2 cm (multipara)
(Indrayani dan Djami, 2016).

2. Kala II (kala pengeluaran)


Kala II persalinan disebut juga dengan kala pengeluaran bayi yang dimulai ketika
pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm) dan berakhir dengan kelahiran bay. Setelah
serviks membuka lengkap janin akan segera keluar. His 2-3 x/menit lamanya 60-90 detik
(Ilmiah, 2015 : 6).
Kala II dimulai sejak pembukaan lengkap sampai lahirnya bayi, gejala dan tanda kala II :
a. bu merasakan ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi.
b. Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada rectum dan/atau vaginanya.
c. Perineum terlihat menonjol.
d. Vulva-vagina dan sfingter ani terlihat membuka.
e. Peningkatan pengeluaran lender dan darah.
f. Pembukaan serviks telah lengkap.
g. Terlihatnya bagian kepala bayi pada introitus vagina (Maryunani, 2016 : 277).
3. Kala III (pengeluaran plasenta)
Kala III dimulai sejak bayi bayi lahir sampai lahirnya plasenta atau uri. Partus kala III
disebut juga kala uri.Kala III merupakan periode waktu dimana penyusutan volume rongga
uterus setelah kelahiran bayi. Penyusutan ukuran ini menyebabkan berkurangnya ukuran
tempat perlengketan plasenta. Oleh karena tempat perlengektan menjadi kecil, sedangkan
ukuran plasenta tidak berubah, maka plasenta menjadi berlipat, menebal dan kemudian lepas
dari dinding uterus (Maryunani, 2016 : 280).
4. Kala IV (Kala Pemantauan)
Kala IV dimulai sejak plasenta lahir sampai dengan 2 jam sesudahnya. Hal-hal yang
harus diperhatikan pada kala IV adalah kontraksi uterus sampai uterus kembali ke bentuk
normal.Uterus dapat dirangsang untuk berkontraksi dengan baik dan kuat melalui masase
atau rangsangan taktil. Kelahiran plasenta yang lengkap perlu juga dipastikan untuk
menjamin tidak terjadi perdarahan lanjut (Jannah, 2015 : 168).
Rangkuman

Pada persalinan terdapat beberapa kala, yaitu kala 1 (pembukaan), kala 2


(pengeluaran), kala 3 (pengeluaran plasenta), dan kala 4 (pemantauan), pada kala satu akan
terjdi pembukaan dari 0 cm hingga pembukaan lengkap 10 cm. pada kala 1 persalinan juga
terdapat beberapa fase diantaranya fase laten dan fase aktif.

Pada persalinan kala 2, dimana pembukaan sudah lengkap kemudian kepala bayi juga
sudah memasuki pinggul ibu, ibu akan merasakan ingin mengedan, dan kemudian keluarnya
bayi. Saat pelepasan atau pengeluaran plasenta itu terjadi pada kala 3.

Pada kala 3 ibu memasuki masa pemantauan dan ibu juga akan memasuki masa nifas,
dimana pada masa nifas ibu akan dipantau apakah luka pasca melahirkan terjadi infeksi atau
tidak dan untuk mengajarkan ibu dan memberikan penjelasan bagaimana cara merawat bayi
dan cara pemberian asi dan apa saja yang ingin ibu ketahui pselama masa nifas ibu dan untuk
bayinya.
Evaluasi

1. Diagnosa yang tepat pada Ny. G adalah …

a. GII PI A0 hamil aterm inpartu kala I fase laten

b. GII PI A0 hamil aterm inpartu kala I fase aktif dilatasi maksimal

c. GII PI A0 hamil aterm inpartu kala I fase aktif deselerasi

d. GII PI A0 hamil aterm inpartu kala I fase aktif akselerasi

e. GII PI A0 hamil aterm inpartu kala I fase deselerasi maksima

2. Agar ibu mempunyai power saat bersalin, maka tindakan yang dapat diberikan bidan
adalah?

a. Menyiapkan ruangan yang bersih

b. Memberikan obat-obatan tanpa indikasi

c. Memberikan posisi terlentang

d. Memberikan cairan dan nutrisi

e. Menciptakan ruangan yang aman yang nyaman

3. Hal yang harus dilakukan oleh ibu apabila terdapat tanda H tanda kontraksi uterus
semakin sering menjalar ke pinggang terdapat pengeluaran cairan lendir bercampur
darah yaitu?

a. Datang ke dukun
b. Datang ke bidan

c. Dilakukan perawatan sendiri di rumah

d. Panik

e. Cemas

4. Ketegangan yang dirasakan oleh seorang ibu akan bertambah bila ada pengaruh
negatif lain tentang persalinan itu. Ada baiknya untuk mengatasi masalah psikologis
pada ibu,ada beberapa kebutuhan wanita dalam masa persalinan seperti dibawah
ini,kecuali?

a. Asuhan fisik dan psikologis

b. Kehadiran seorang pendamping secara terus-menerus/suami

c. Pengurangan rasa sakit

d. Memberi kepercayaan akan takhayul mengenai masa persalinan

e. Informasi dan kepastian tentang hasil persalinan yang aman

5. Ny. C 30 tahun, G IV P II AI hamil 39 minggu. Datang ke BPS pada pukul 09.00


WIB dengan keluhan keringat dingin dan kenceng-kenceng teratur sejak pukul 07.00
WIB disertai pengeluaran lendir darah. Hasil VT: pembukaan 7 cm, KK +, penurunan
masuk panggul diantara tepi bawah sympisis dan spina ischiadica. Sesuai data di atas,
Ny. C termasuk inpartu kala ?

a. Kala I fase aktik

b. Kala I fase laten

c. Kala I fase aktif akselerasi

d. Kala I fase aktif deselerasi


e. Kala I fase aktif dilatasi maksimal

Daftar Pustaka

https://id.scribd.com/doc/109872135/Perubahan-Fisiologis-Dan-Psikologis-Kala-I-Persalinan

https://www.academia.edu/35185980/PERUBAHAN_FISIOLGIS_DAN_PSIKOLOGIS_KA
LA_I

https://slideplayer.info/slide/12685487/

https://www.coursehero.com.file/47655533/Perubahan-Fisiologi-Dan-Psikologi-Dalam-
persalinan-Kala-1-2-3-4docx/

Anda mungkin juga menyukai