BAHAN A J A
R
ASUHAN KEBIDANAN
PERSALINAN DAN BBL
Misi
KATA PENGANTAR
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..............................................................................1
VISI MISI PRODI KEBIDANAN CURUP..........................................2
KATA PENGANTAR............................................................................3
DAFTAR ISI...........................................................................................4
KEGIATAN BELAJAR : Asuhan Bayi Segera Setelah Lahir 0-6 Jam
A. Perlindungan Internal (Termoregulasi).....................................7
B. Pemeliharaan Pernafasan............................................................12
C. Pemotongan Tali Pusat................................................................14
D. Penilaian APGAR Score..............................................................16
E. Bounding Attachment..................................................................26
F. Imunisasi pada BBL.....................................................................31
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................36
KEGIATAN BELAJAR
Pendahuluan
Capaian Pembelajaran
Bahan Kajian
Pokok bahasan pada materi asuhan pada bayi segera setelah lahir pada masa 0-6
jam sebagai berikut:
a. Perlindungan internal (termoregulasi)
b. Pemeliharaan pernapasan
c. Pemotongan tali pusat
d. Penilaian APGAR score
e. Bounding attachment
f. Imunisasi pada BBL
Uraian Materi
d. Bayi baru lahiir memiliki permukaan tubuh yang luas jika dibandingkan
dengan berat badannya
e. Pusat pengaturan suhunya didalam hipotalamus belum sepenuhnya
mature sehingga proses menggigil dan berkeringat masih belum
berkembang dengan baik
3) Perubahan Sistem Termoregulasi
Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuh mereka, sehingga
akan mengalami stress dengan adanya perubahan-perubahan lingkungan.
Pada saat bayi meninggalkan lingkungan rahim ibu yang hangat, bayi
tersebut kemudian masuk ke dalam lingkungan ruang bersalin yang jauh
lebih dingin. Suhu dingin ini menyebabkan air ketuban menguap lewat kulit,
sehingga mendinginkan darah bayi.
Pada lingkungan yang dingin, pembentukan suhu tanpa mekanisme
menggigil merupakan usaha utama seorang bayi yang kedinginan untuk
mendapatkan kembali panas tubuhnya. Pembentukan suhu tanpa menggigil
ini merupakan hasil penggunaan lemak coklat terdapat di seluruh tubuh, dan
mereka mampu meningkatkan panas tubuh sampai 100 %.
Untuk membakar lemak coklat, seorang bayi harus menggunakan
glukosa guna mendapatkan energi yang akan mengubah lemak menjadi
panas. Lemak coklat tidak dapat diproduksi ulang oleh bayi baru lahir dan
cadangan lemak coklat ini akan habis dalam waktu singkat dengan adanya
stress dingin.
Semakin lama usia kehamilan, semakin banyak persediaan lemak
coklat bayi. Jika seorang bayi kedinginan, dia akan mulai mengalami
hipoglikemia, hipoksia dan asidosis. Oleh karena itu, upaya pencegahan
kehilangan panas merupakan prioritas utama dan bidan berkewajiban untuk
meminimalkan kehilangan panas pada bayi baru lahir. Disebut sebagai
hipotermia bila suhu tubuh turun dibawah 36ºC. Suhu normal pada neonatus
adalah 36 5 – 37 ºC.
Pusat pengaturan suhu di hypothalamus belum berkembang,
walaupun sudah aktif. Kelenjar keringat belum berfungsi normal, mudah
segera setelah lahir. Sebaiknya pemberian asi harus dimulai dalam waktu
satu jam pertama kelahiran.
e. Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir
Karena bayi baru lahir cepat dan mudah kehilangan panas tubuhnya
(terutama jika tidak berpakaian), sebelum melakukan penimbangan,
terlebih dulu selimuti bayi dengan kain atau selimut bersih dan kering.
Berat badan bayi dapat dapat dinilai dari selisih berat bayi pada saat bayi
berpakaian / diselimuti dikurangi dengan berat pakaian/selimut. Bayi
sebaiknya dimandikan (sedikitnya) enam jam setelah lahir. Memandikan
bayi dalam beberapa jam pertama setelah lahir dapat menyebabkan
hipotermia yang sangat membahayakan bayi baru lahir.
f. Tempatkan bayi dilingkungan hangat
Idealnya bayi baru lahir ditempatkan ditempat tidur yang sama dengan
ibunya ditempat tidur yang sama. Menempatkan bayi bersama ibunya
adalah cara yang paling mudah untuk menjaga agar bayi tetap hangat,
mendorong ibu segera menyukan bayinya dan mencegah paparan infeksi
pada bayi.
g. Rangsangan taktil
Upaya ini merupakan cara untuk mengaktifkan berbagai refleks protektif
pada tubuh bayi baru lahir. Mengeringkan tubuh bayi juga merupakan
tindakan stimulasi. Untuk bayi yang sehat hal ini biasanya cukup untuk
merangsang terjadinya pernafasan spontan. Jika bayi tidak memberikan
respon terhadap pengeringan dan rangsangan taktil, kemudian
menunjukkan tanda-tanda kegawatan, segera lakukan tindakan untuk
membantu pernafasan.
B. Pemeliharaan Pernapasan
Sistem pernafasan adalah sistem yang paling bertantang ketika
perubahan dari lingkungan ekstrauteri bayi baru lahir harus segera mulai
bernafas begitu lahir ke dunia. Organ yang bertanggung jawab untuk
oksigenasi janin sebelum bayi bayi baru lahir adalah placenta. Janin
Karena paru adalah organ yang tertutup berupa cairan paru memiliki darah
yang minimal. Sebagian basar darah janin yang teroksigenasi melalui paru dan
malah mengalir melalui lubang antara atrium kanan dan kiri, yang disebut
foramen ovalle. Darah yang kaya oksigen ini kemudian secara istimewa
mengalir ke otak melalui duktus arteriosus.
terlepas sendiri dalam waktu 1-3 minggu, meskipun ada juga yang baru lepas
setelah 4 minggu.
Tali pusat sebaiknya dibiarkan lepas dengan sendirinya. Jangan
memegang-megang atau bahkan menariknya. Bila tali pusat belum juga puput
setelah 4 minggu, atau adanya tanda-tanda infeksi, seperti; pangkal tali pusat
dan daerah sekitarnya berwarna merah, keluar cairan yang berbau, ada darah
yang keluar terus- menerus, bayi demam tanpa sebab yang jelas maka kondisi
tersebut menandakan munculnya penyulit pada neonatus yang disebabkan oleh
tali pusat.
Pencegahan agar tali pusat tidak infeksi yaitu dengan cara pemberian
toxoid tetanus kepada ibu hamil 3 x berturut – turut pada trimester ke – 3
dikatakan sangat bermanfaat untuk mencegah tetanus neonatorum. Pemotongan
tali pusat harus menggunakan alat yang steril dan perawatan tali pusat
selanjutnya.
x/menit, tonus otot buruk, sianosis berat, dan terkadang pucat, refleks
iritabilitas tidak ada.
b. Asfiksia sedang (nilai APGAR 4-6)
Memerlukan resusitasi dan pemberian oksigen sampai bayi dapat
bernapas kembali. Pada pemeriksaan fisik ditemukan frekuensi jantung
lebih dari 100 x/menit, tonus otot kurang baik atau baik, sianosis,
refleks iritabilitas tidak ada.
c. Bayi normal atau sedikit asfiksia (nilai APGAR 7-10).
Tabel 1.2. Derajat Vitalis Bayi Lahir Menurut Nilai APGAR
Klasifikasi Nilai Derajat Vitalis
APGAR
A 7 – 10 - Tangisan kuat disertai gerakan aktif
Asfiksia
ringan/tanpa
asfiksia
B 4–6 - Pernafasan tidak teratur, atau
Asfiksia Sedang tidak ada pernafasan
- Denyut jantung lebih dari 100
x/menit
C 0–3 - Tidak ada pernafasan
Asfiksia Berat - Denyut jantung 100
x/menit atau kurang
D 0 - Tidak ada pernafasan
FresStilBirth (bayi - Tidak ada denyut jantung
lahir mati)
dapat dinilai dari APGAR score menit pertama setelah lahir (Manuaba
I., 2007)
4) Penyakit pembuluh darah ibu
Penyakit pembuluh darah ibu yang mengganggu pertukaran
gas janin : hipertensi, hipotensi, gangguan kontraksi uterus dan lain-
lain (Winkjosastro,H., 2009). Hipertensi adalah tekanan darah sistolik
dan diastolik ≥ 140/90 mmHg. Pengukuran tekanan darah sekurang –
kurangnya dilakukan 2 kali selang 4 jam. Kenaikan tekanan darah
sistolik ≥ 30 mmHg dan kenaikan tekanan darah diastolik ≥ 15
mmHg. Hipotensi dapat memberikan efek langsung terhadap bayi
merupakan kondisi tekanan darah yang terlalu rendah, yaitu apabila
tekanan darah sistolik < 90 mmHg dan tekanan darah diastolik < 60
mmHg (Prawirohardjo, 2010)
5) Sosial ekonomi
Menurut Lubis (2003) bila ibu mengalami kekurangan gizi
selama hamil akan menimbulkan masalah, baik pada ibu maupun
janin. Masalah pada ibu antara lain : anemia, perdarahan, terkena
penyakit infeksi dan komplikasi pada persalinan, sedangkan masalah
pada bayi antara lain : mempengaruhi pertumbuhan janin, abortus,
kematian neonatal, bayi lahir mati, cacat bawaan, anemia pada bayi,
asfiksia intra partum, dan BBLR.
Adapun ciri – ciri KEK adalah : ibu yang ukuran LILA nya <
23,5 cm dan dengan salah satu atau beberapa kriteria sebagai berikut :
berat badan ibu sebelum hamil < 42 kg, tinggi badan ibu < 145 cm,
berat badan ibu pada kehamilan trimester III < 45 kg, indeks masa
tubuh (IMT) sebelum hamil < 17,00 dan ibu menderita anemia (Hb <
11 gr%) (Weni, 2010).
6) Gangguan kontraksi ibu
Disfungsi uterus didefinisikan sebagai ketidak efisiennya atau
tidak terkoordinasinya kontraksi uterus, ketidakmampuan untuk
dilatasi servik dan juga melahirkan yang lama.
gas antara ibu dan janin. Gangguan aliran darah ini dapat ditemukan
pada keadaan tali pusat menumbung, melilit leher, kompresi tali pusat
antara jalan lahir dan janin (Wijangsastro, H., 2009)
5) Kelainan Congenital
Kelainan congenital adalah suatu keainan pada struktur, fungsi
maupun metabolisme tubuh yang ditemukan pada bayi ketika dia
dilahirkan.
d. Faktor Persalinan
Faktor-faktor persalinan yang dapat menimbulkan asfiksia adalah :
1) Partus lama
Partus lama yaitu persalinan yang berlangsung lebih dari
24 jam pada primi, dan lebih 18 jam pada multi. Partus lama masih
merupakan masalah di Indonesia. Bila persalinan berlangsung lama,
dapat menimbulkan komplikasi baik terhadap ibu maupun pada bayi,
dan dapat meningkatkan angka kematian ibu dan bayi (Mochtar,
2004).
2) Partus dengan tindakan
Persalinan dengan tindakan dapat menimbulkan asfiksia
neonatorum yang disebabkan oleh tekanan langsung pada kepala :
menekan pusat-pusat vital pada medula oblongata, aspirasi air
ketuban, mekonium, cairan lambung dan perdarahan atau oedema
jaringan pusat saraf pusat (Manuaba, I., 2007).
Menurut Aminullah (2005) faktor-faktor pencetus
rendahnya nilai APGAR (asphyxia neonatorum)
a) Hipoksia janin penyebab terjadinya asphyxia neonatorum adalah
adanya gangguan pertukaran gas serta transport O2 dari ibu ke
janin sehingga berdampak persediaan O2 menurun,
mengakibatkan tingginya CO2. Gangguan ini dapat berlangsung
secara kronis akibat kondisi atau kelainan pada ibu selama
kehamilan atau secara akut karena adanya komplikasi dalam
persalinan.
b) Gangguan kronis pada ibu hamil tersebut, bisa akibat dari gizi ibu
yang buruk, penyakit menahun seperti anemia, hipertensi,
penyakit jantung dan lain-lain. Pada akhir-akhir ini, asphyxia
neonatorum disebabkan oleh adanya gangguan oksigenisasi serta
kekurangan zat-zat makanan yang diperoleh akibat terganggunya
fungsi plasenta. Faktor-faktor yang timbul dalam persalinan yang
bersifat akut dan hampir selalu mengakibatkan anoksia atau
hipoksia janin akan berakhir dengan asphyxia neonatorum pada
bayi baru lahir. Sedangkan faktor dari pihak ibu adanya gangguan
his seperti hipertonia dan tetani, hipotensi mendadak pada ibu
karena perdarahan, hipertensi pada eklamsia, gangguan mendadak
pada plasenta seperti solusio plasenta.
c) Faktor janin berupa gangguan aliran darah dalam tali pusat akibat
tekanan tali pusat, depresi pernafasan karena obat-obatan
anastesi/analgetika yang diberikan ke ibu, perdarahan intrakranial,
kelainan bawaan seperti hernia diafragmatika, atresia saluran
pernafasan, hipoplasia paru-paru dan lain-lain.
E. Bounding Attachment
Bounding adalah proses pembentukan sedangkan Attacment
(membangun ikatan). Jadi Bounding Attacment adalah sebuah peningkatan
hubungan kasih sayang dengan keterikatan batin antara orang tua dan
bayi. Pengertian Bounding adalah suatu langkah untuk mengungkapkan
perasaan kasih sayang oleh ibu kepada bayinya segera setelah lahir. Sedangkan
Attachment adalah Proses agar tetap terjalin keterikatan batin antara individu,
meliputi pencurahan perhatian dan adanya hubungan emosi dan fisik yang
akrab. Jadi dapat disimpulkan Bounding Attchment adalah kontak dini secara
langsung antara ibu dan bayi setelah proses persalinan, dimulai pada kala III
sampai dengan post partum.
1. Prakondisi yang mempengaruhi ikatan / Bounding Attachment
a. Kesehatan emosional orangtua.
memiliki aroma yang unik ( porter, cernoch, perry, 1983) sementara itu,
bayi belajar dengan cepat untuk membedakan aroma susu ibunya
(Stainton, 1985)
e. Hiburan (entertainment)
Bayi baru lahir bergerak-bergerak sesuai dengan struktur
pembicaraan orang dewasa. Mereka menggoyangkan tangan,
mengangkat kepala, menendang-nendangkan kaki, seperti sedang
berdansa mengikuti nada suara orang tua nya. Hiburan terjadi saat anak
mulai berbicara. Irama ini berpungsi memberi umpan balik positif kepada
orang tua dan menegakkan suatu pola komunikasi efektif yang positif.
f. Bioritme
Anak yang belum lahir atau baru lahir dapat dikatakan senada
dengan ritme alamiah ibunya. Untuk itu, salah satu tugas bayi baru lahir
ialah membentuk ritme personal ( bioritme ). Orang tua dapat membantu
proses ini dengan memberi kasih sayang yang konsistens dan dengan
memanfaat kan waktu saat bayi mengembangkan perilaku yang
responsive.
g. Kontak Dini
Saat ini tidak ada bukti – bukti alamiah yang menunjukkan bahwa
kontak dini setelah lahir merupakan hal yang penting untuk hubungan
orang tua dan anak.
Menurut Klaus, Kennel (1982), ada beberapa
keuntungan fisiologis yang dapat diperoleh dari kontak dini:
1) Kadar oksitosin dan prolaktin meningkat.
2) Reflek menghisap dilakukan dini.
3) Pembentukkan kekebalan aktif dimulai.
4) Mempercepat proses ikatan antara orang tua dan anak, body warmth
(kehangatan tubuh) waktu pemberian kasih sayang stimulasi
hormonal).
4. Prinsip-Prinsip Dan Upaya Meningkatkan Bounding Attachment
a. Menit pertama jam perrtama
b. Rawat gabung
Rawat gabung merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan
agar antara ibu dan bayi terjalin proses lekat (early infant mother
bounding) akibat sentuhan badan antara ibu dan bayinya. Hal ini sangat
mempengaruhi perkembangan psikologis bayi selanjutnya, karena
kehangatan tubuh ibu merupakan stimulasi mental yang mutlak
dibutuhkan oleh bayi. Bayi yang merasa aman dan terlindung, merupakan
dasar terbentuknya rasa percaya diri dikemudian hari.
Dengan memberikan ASI ekslusif, ibu merasakan kepuasan dapat
memenuhi kebutuhan nutrisi bayinya, dan tidak dapat digantikan oleh
orang lain. Keadaan ini juga memperlancar produksi ASI, karena refleks
let-down bersifat psikosomatis. Ibu akan merasa bangga karena dapat
menyusui dan merawat bayinya sendiri dan bila ayah bayi berkunjung
akan terasa adanya suatu kesatuan keluarga.
Evaluasi
2. Mekanisme kehilangan panas bayi baru lahir dapat melalui cara-cara sebagai
berikut....
a. Evaporasi
b. Konduksi
c. Radiasi
d. Konveksi
e. Semua jawaban benar
4. Seorang bayi perempuan lahir di rumah sakit, bayi lahir dengan ekstremitas
biru, nadi 80×/menit, menagis lemah, tangan dan kaki fleksi, muka
menyeringai. Berapa nilai APGAR score bayi tersebut?
a. 4
b. 5
c. 6
d. 7
e. 8
5. Ny. A melahirkan bayi perempuan pada pukul 06.00 WIB secara spontan.
Setelah dilahirkan, bayi dikeringkan dan dibungkus dengan kain, tali pusat
segera dipotong dan diikat. Jenis obat yang disuntikkan pada bayi Ny. A
pertama kali adalah…..
a. Vitamin K
b. Hb-0
c. BCG
d. DPT
e. Polio
DAFTAR PUSTAKA
Rukiyah, Ai Yeyeh. 2010. Lia Yulianti. Asuhan Neonatus, Bayi dan Anak Balita.
Jakarta : Trans Info Medika
Tando MN. 2016. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi dan Balita. Jakarta. EGC
Walyani, Elisabet Siwi, dkk. 2015. Asuhan Persalinan Dan Bayi Baru Lahir.
Yogyakarta: Pustaka Baru Pres.
Muslihatun, Wafi Nur. 2010. Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita. Yogyakarta:
Fitramaya.
Sari Eka dan Rimandini dwi kurnia (2014). Asuhan Kebidanan Persalinan
(Intranatal Care). Jakarta : Trans Info Media.
Dewi, Vivian Nanny Lia. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta;
Salemba Medika
Marni. Kukuh Rahardjo. 2012. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak
Prasekolah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Maryunani A, Nurhayati. 2014. Asuhan Bayi Baru Lahir Normal. Jakarta: Trans
Info Media
Maryanti, dwi, dkk. 2011. Buku Ajaran Neonatus Bayi dan Balita. Jakarta: TIM.
Muslihatun, W. F. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta:
Fitrayama
Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakrarta: Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Vivian Nanny Lia, Dewi. 2013. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta:
Salemba Medika.