Anda di halaman 1dari 26

METODE KANGURU PADA BAYI

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 5 :
PUTU YUDI PUSPAYANTI PO7124321034
ASRINI PO7124321009
MUTIARA AYUFRISKA PO7124321027
NURFAINI PO7124321032
NI NYOMAN WIADNYANI PO7124321055
DEYSI SWANDAYANI PO7124321052

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU
PROGRAM STUDI S.Tr.KEB
KELAS ALIH JENJANG
2022
Kata Pengantar

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kamimengucapkan
terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan


dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah
ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.

Palu, 01 Juni 2022


DAFTAR ISI

Kata Pengantar...............................................................................................................2
DAFTAR ISI.................................................................................................................3
BAB I.............................................................................................................................4
PENDAHULUAN.........................................................................................................4
A. Latar Belakang....................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...............................................................................................5
D.  Manfaat Penulisan................................................................................................5
BAB II...........................................................................................................................6
PEMBAHASAN............................................................................................................6
A. Pengertian Kangaroo Mother Care.....................................................................6
B. Prinsip Perawatan Metode Kangguru.................................................................6
C. Tujuan metode kanguru......................................................................................7
D. Manfaat Perawatan Metode Kangguru...............................................................7
E. Kekurangan Perawatan Metode Kangguru.........................................................8
F. Kriteria bayi untuk metode kanguru...................................................................8
G. Langkah-langkah metode kanguru.....................................................................8
H. Waktu Pelaksanaan Metode Kanguru...............................................................10
I. Kriteria keberhasilan Perawatan Metode Kanguru...........................................10
BAB III........................................................................................................................11
PENUTUP...................................................................................................................11
A. Kesimpulan.......................................................................................................11
B. Saran.................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................12
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Data World Health Organization (WHO) memperlihatkan sekitar 20 juta
bayi berat lahir rendah (BBLR) lahir setiap tahunnya yang dapat disebabkan
oleh kelahiran sebelum waktunya (prematur) maupun perkembangan janin
terhambat saat dalam kandungan. Bayi dengan berat lahir rendah merupakan
penyumbang tertinggi angka kematian neonatal (AKN). Dari sekitar 4 juta
kematian neonatal, prematur dan BBLR menyumbang lebih dari seperlima
kasus, dan Indonesia terdaftar sebagai negara di urutan ke-8 berdasarkan
jumlah kematian neonatal per tahun menurut data WHO. Prevalensi BBLR di
Indonesia berkisar antara 2 hingga 17,2% dan menyumbang 29,2% AKN.

Masalah utama bayi baru lair pada masa perinatal dapat menyebabkan
kematian, kesakitan dan kecacatan. Hal ini merupakan akibat dari kondisi
kesehatan ibu yang jelek, perawatan selama kehamilan yang tidak adekuat,
penanganan selama persalinan yang tidak tepat dan tidak bersih, serta
perawatan neonatal yang tidak adekuat. Bila ibu meninggal saat melahirkan,
kesempatan hidup yang dimiliki bayinya menjadi semakin kecil. Kematian
neonatal tidak dapat diturunkan secara bermakna tapa dukungan upaya
menurunkan kematian ibu dan meningkatkan kesehatan ibu. Perawatan
antenatal dan pertolongan persalinan sesuai standar, harus disertai dengan
perawatan neonatal yang adekuat dan upaya-upaya untuk menurunkan
kematian bayi akibat bayi berat lahir rendah, infeksi pasca lahir (seperti
tetanus neonatorum, sepsis), hipotermia dan asfiksia. Sebagian bear kematian
neonatal yang terjadi pasca lahir disebabkan oleh penyakit - penyakit yang
dapat dicegah dan diobati dengan biaya yang tidak mahal, mudah dilakukan,
bisa dikerjakan dan efektif.
Intervensi yang efektif mash sangat terbatas akibat terbatasnya jumlah
fasilitas dan tenaga yang terampil. Akibatnya angka morbiditas dan mortalitas
bayi BBLR menjadi tinggi. Perawatan dengan metode kanguru (PMK)
merupakan salah satu cara yang sederhana dan terbukti efektif untuk
memenuhi sebagian bear kebutuhan dasar bayi, antara lain kehanatan, ASI,
perlindungan infeksi, dan stimulasi.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Perawatan Metode Kanguru?
2. Apa saja tahap yang dilakukan dalam melaksanakan Perawatan Metode
Kanguru?
3. Bagaimanakah kriteria keberhasilan Perawatan Metode Kanguru?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana perencanaan penyuluhan
pendidikan
kesehatan perawatan BBLR dengan metode kangguru
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengertian, prinsip, tujuan, keuntungan, langkah-langkah,
pelaksanaan Perawatan Metode Kanguru.
b. Memahami kriteria keberhasilan Perawatan Metode Kanguru.

D.  Manfaat Penulisan
1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian dari Perawatan Metode Kanguru
2. Mahasiswa dapat melakukan asuhan Perawatan Metode Kanguru
3. Mahasiswa dapat memahami kriteria keberhasilan Perawatan Metode
Kanguru.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kangaroo Mother Care


Pengertian Kangaroo Mother Care (KMC) atau Perawatan Metode
Kangguru (PMK) adalah kontak kulit antara ibu dan bayi secara dini, terus-
menerus serta dikombinasi dengan pemberian ASI eksklusif. Tujuannnya
adalah agar bayi kecil tetap hangat. Dapat dimulai segera setelah lahir atau
bayio telah stabil. KMC dapat dilakukan di rumah sakit atau di rumah setelah
bayi pulang. Bayi tetap dapat di rawat dengan KMC meskipun belum dapat
menyusu, berikan ASI peras dengan menggunakan salah satu alternatif
pemberian minum. Meski namanya kanguru, metode ini bukan berasal dari
Australia, metode ini meniru perilaku binatang asal Australia yang
menyimpan anaknya di kantung perutnya, sehingga diperoleh suhu optimal
bagi kehidupan bayi. Metode ini asalnya bukan dari Australia melainkan
dikembangkan di Kolombia.

B. Prinsip Perawatan Metode Kangguru


Prinsip metode ini adalah menggantikan perawatan bayi baru lahir dalam
inkubator dengan meniru kanguru. Ibu bertindak seperti ibu kanguru yang
mendekap bayinya dengan tujuan mempertahankan suhu bayi stabil dan
optimal (36,50C- 37,50C). Suhu optimal ini diperoleh dengan kontak langsung
kulit bayi dengan secara terus-menerus.Bayi yang dapat bertahan dengan cara
ini adalah yang keadaan umumnya baik, suhu tubuhnya stabil (36,50C-
37,50C) dan mampu menyusui dengan baik. Metode ini dihentikan jika bai
telah mencapai bobot badan minimal 2500 g dan suhu tubuh optimal 370C,
dan bayi bisa menyusui dengan baik.
C. Tujuan metode kanguru
Ibu bertindak seperti ibu kangur yang mendekap bayiya dengan Tujuan
mempertahankan suhu bayi stabil dan optimal. Suhu optimal ini diperoleh
dengan kontak langsung secara terus menerus.

D. Manfaat Perawatan Metode Kangguru


Beberapa penelitian menyebutkan metode in memberikan manfaat yang dapat
dirasakan langsung oleh bayi dan ibu :
a. Untuk meningkatkan Berat Badan terutama pada BBLR
b. Menjaga kehangatan, agar suhu tubuh bayi tetap normal. Suhu optimal
didapat lewat kontak langsung kulit ibu dengan kulit bayi (skin to skin
contact). Suhu ibu merupakan sumber panas yang efisien dan murah.
c. Mempercepat pengeluaran ASI dan meningkatkan keberhasilan menyusui
sehingga Inisiasi Menyusu Dini juga akan cepat tercapai dalam tahap
metode ini dan apabila ASI sudah keluar manfaat ekonomis juga akan
dirasakan. Ibu selain mudah, praktis dan murah dapat menyusui bayinya,
tidak perlu juga membeli susu formula yang harganya cukup mahal
d. Menjalin ikatan batin antara ibu dan bayi.
Metode ini tentunya akan lebih mendekatkan ikatan batin ibu dan
si bai, karena apabila bayi berada di inkubator, tentunya hubungan bayi
dan ibu akan "terbatas". Dengan metode KMC ini akan diketahui pengaruh
kontak langsung ibu-bayi : ikatan kasih sayang ibu-bayi terjadi karena
berbagai rangsangan seperti skin to skin contact. Bayi akan merasa aman
dan puas karena bayi merasakan kehangatan tubuh ibu dan mendengar
denyut jantung ibu yang sudah dikenal sejak bayi mash dalam rahim. Bayi
dapat merasakan sentuhan lembut ibu, ungkapan rasa sayang dan perhatian
seorang ibu. Bayi prematur yang mendapat banyak sentuhan ibu, menurut
penelitian, menunjukkan kenaikan berat badan yang cepat dari pada jika si
bayi jarang disentuh.
e. Perlindungan dari infeksi
f. Mengurangi lama menangis pada bayi
g. Dapat mengurangi biaya rumah sakit.
Hal ini berkaitan dengan penggunaan ikubator di rumah sakit yang cukup
mahal, sehingga dengan menggunakan asuhan metode kangguru dapat
mengurangi biaya rumah sakit.

h. Metode bisa dilakukan oleh anggota keluarga lain, jika ibu perlu istirahat,
termasuk ayah, saudara,atau petugas kesehatan. Bila tidak ada yang
menggantikan , bayi diberi pakaian hangat atau topi, dan diletakkan di box
bayi dalam ruangan yang hangat.

E. Kekurangan Perawatan Metode Kangguru


Adapun salah satu kekurangan dari asuhan metode kangguru yaitu, Waktu ibu
cenderung lebih banyak digunakan untuk metode ini, sehingga tidak dapat
melakukan aktivitas lain yang lebih berat(sangat aktif).

F. Kriteria bayi untuk metode kanguru


Adapun kriteria bayi untuk metode kanguru menurut Suriviana adalah
a. Bayi dengan berat badan ≤ 2000 gram.
b. Tidak ada kelainan atau penyakit yang menyertai.
c. Refleks dan koordinasi isap dan menelan yang baik.
d. Perkembangan selama di inkubator (rumah sakit) baik.
e. Kesiapan dan keikutsertaan orang tua, sangat mendukung dalam
keberhasilan

G. Langkah-langkah metode kanguru.


a. Persiapan pelaksanaan metode kanguru
1) Persiapan ibu
a) Membersihkan daerah dada dan pert dengan cara mandi dengan
sabun 2-3 kali sehari.
b) Membersihkan kuku dan tangan
c) Baju yang dipakai harus bersih dan hangat sebelum dipakai
d) Selama pelaksanaan metode kanguru ibu tidak memakai BH
e) Bagian bawah baju diikat dengan pengikat baju atau kain
f) Memakai kain baju yang dapat diregangkan
2) Persiapan bayi
a) Bayi jangan dimandikan, tetapi cukup dibersihkan dengan kain
bersih dan hangat
b) Bayi perlu memakai tutup kepala atau topi dan popok selama
penggunaan metode ini.
b. Bila metode kanguru dilakukan dengan baju kanguru
1) Badan ibu sudah dalam keadaan bersih, dan dada tidak terhalang BH
2) Memakaikan topi , popok dan kaos kaki pada bayi
3) Meletakkan bayi diantara payudara, dada bayi menempel pada dada
ibu.
4) Memalingkan kepala ke sisi kanan/kiri dengan sedikit menengadah
5) Memposisikan bayi dengan siku dan tungkai tertekuk , seperti katak.
6) Memakaikan baju model kanguru, dengan batas kain atas berada
dibawah telinga bayi
7) Mengikat dengan kencang agar ibu dapat berativitas dengan bebas
seperti berdiri duduk , jalan, makan dan mengobrol.
8) Mengenakan pakaian luar sebagai penutup.
c. Bila metode kanguru dilakukan dengan selendang.
1) Badan ibu sudah dalam keadaan bersih, dan dada tidak terhalang BH
2) Memakaikan topi, popok dan kaos kaki pada bayi
3) Meletakkan bayi diantara payudara, dada bayi menempel pada dada
ibu.
4) Memalingkan kepala ke sisi kanan/kiri dengan sedikit menengadah
5) Memposisikan bayi dengan siku dan tungkai tertekuk , seperti katak.
6) Menggunakan selendang, handuk atau kain lebar yang dibuat
sedemikian untuk menjaga tubuh bayi.
7) Mengikat dengan kencang agar ibu dapat beraktivitas dengan bebas
seperti berdiri duduk, jalan, makan dan mengobrol.
8) Mengenakan pakaian luar sebagai penutup.
d. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan metode kanguru.
1) Posisi ibu sat tidur yaitu dengan setengah duduk dengan meletakkan
bantal di belakang punggung ibu.
2) Bila ibu perlu istirahat , dapat digantikan oleh ayah atau anggota
keluarga yang lain.
3) Dalam pelaksanaan perlu diperhatikan persiapan ibu, bayi, pisisi bayi,
pemantauan bayi, cara pemberian ASI dan kebersihan ibu dan bayi

H. Waktu Pelaksanaan Metode Kanguru


a. Segera setelah lahir
b. Sangat awal, setelah 10-15 menit
c. Awal, setelah umur 24 jam
d. Menengah, setelah 7 hari perawatan
e. Lambat, setelah bayi bernafas sendiri tanpa O2
f. Setelah keluar dari perawatan incubator

I. Kriteria keberhasilan Perawatan Metode Kanguru


a. Suhu tubuh bayi stabil dan optimal (36,50C -37,50 C)
b. Kenaikan berat badan stabil
c. Produksi ASI adekuat
d. Bayi tumbuh dan berkembang optimal
e. Bayi dapat menetek kuat
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Perawatan Metode Kanguru (PMK) merupakan alternatif pengganti
incubator dalam perawatan BBLR, dengan beberapa kelebihan antara lain:
merupakan cara yang efektif untuk memenuhi kebutuhan bayi yang paling
mendasar yaitu adanya kontak kulit bayi ke kulit ibu, dimana tubuh ibu akan
menjadi thermoregulator bagi bayinya sehingga bayi mendapatkan kehangatan
(menghindari bayi dar hipotermia), PM memudahkan pemberian ASI,
perlindungan dari infeksi, stimulasi, keselamatan dan kasih sayang. PMK
dapat menurunkan kejadian infeksi, penyakit berat, masalah menyusui dan
ketidakpuasan ibu serta meningkatnya hubungan antara ibu dan bayi serta
meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bayi.

B. Saran
Perawatan Metode Kangguru in dapat digunakan lebih efektif bagi tenaga
kesehatan untuk membantu memenuhi sebagian bear kebutuhan dasar bay,
antara lain kehangatan, ASI, perlindungan infeksi, dan stimulasi pada bayi
BBLR.
DAFTAR PUSTAKA

Hanani. 2011. Kangaroo Mother Care.


http://sihhanani.blogspot.co.id/2011/11/kangaroo
mother-care.html diakses : 10 oktober 2015.
Kholipah, S & Tri In. 2014. Perawatan Metode Kangguru Perencanaan
Penyuluhan
Pendidikan Kesehatan tentang perawatan BBLR
http://ncembidan.blogspot.co.id/2014/02/askeb-v-perawatan-metode-kanguru.html
diakses 10 Oktober 2015.
Rahmayanti. 2011. Pelaksanaan Perawatan Metode Kangguru Pada Ibu Yang
Memiliki BBLR di Rumah Sakit Budi Kemuliaan Jakarta Tahun 2011 .
http://lib.ui.ac.id/ diakses : 10
oktober 2015.
VAKSIN HB0 UNTUK BAYI BARU LAHIR

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 5 :
PUTU YUDI PUSPAYANTI PO7124321034
ASRINI PO7124321009
MUTIARA AYUFRISKA PO7124321027
NURFAINI PO7124321032
NI NYOMAN WIADNYANI PO7124321055
DEYSI SWANDAYANI PO7124321052

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU
PROGRAM STUDI S.Tr.KEB
KELAS ALIH JENJANG
2022
Kata Pengantar

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya


sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa
kamimengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah


pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh
lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan


dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Palu, 01 Juni 2022


DAFTAR ISI

Kata Pengantar...................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................2
C. Tujuan....................................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN................................................................................................................3
A. Imunisasi................................................................................................................3
B. Hepatitis B..............................................................................................................4
C. Imunisasi Hepatitis B pada Bayi Baru Lahir..........................................................7
BAB III............................................................................................................................10
PENUTUP.......................................................................................................................10
A. Kesimpulan..........................................................................................................10
B. Saran....................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................11
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Virus Hepatitis B telah menginfeksi sejumlah 2 miliar orang di dunia,
dan sekitar 240 juta orang diantaranya menjadi pengidap hepatitis B kronis.
Angka kejadian hepatitis B kronis di Indonesia mencapai 5 hingga 10 persen
dari total penduduk atau setara dengan 13,5 juta penderita. Jumlah ini
membuat Indonesia menjadi negara ke-3 di Asia yang penderita hepatitis
kronisnya paling banyak. Oleh karena itu, penting untuk mencegah
penyebaran penyakit ini dengan melakukan imunisasi sejak dini. Hepatitis B
adalah infeksi virus yang dapat menyebabkan infeksi hati kronis. Penyakit ini
termasuk penyakit yang sangat menular dan banyak orang yang terinfeksi
pada masa kanak-kanak. Penyakit ini ditularkan melalui darah dan cairan
tubuh lainnya. Namun, bayi yang baru lahir berisiko tinggi terkena hepatitis B
dari ibu yang sudah terinfeksi virus hepatitis B melalui persalinan baik normal
maupun caesar.
Itu sebabnya, para dokter dan ahli kesehatan lainnya yang
merekomendasikan vaksin hepatitis pada bayi yang baru lahir untuk
mencegah pengembangan dan penularan penyakit ini. Pasalnya, sekitar 30-40
persen infeksi menular dari orang yang sama sekali tidak memiliki faktor
risiko infeksi. Selain itu, ibu yang menderita hepatitis B sering kali tidak sadar
dirinya terkena penyakit tersebut karena tidak ada gejala yang dirasakan. Oleh
karena itu memberikan vaksin saat kelahiran menjadi cara terbaik yang bisa
diambil.
Vaksin ini juga dilakukan tanpa pengecualian, termasuk pada ibu yang
negatif terinfeksi hepatitis B. Vaksin hepatitis B melindungi anak Anda dari
virus hepatitis B, yang dapat menyebabkan kerusakan hati hingga kematian.
Tak hanya itu, pemberian vaksin saat lahir juga membantu mengurangi risiko
anak terkena hepatitis B di masa kecil yang mungkin di tularkan oleh orang
sekitarnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu imunisasi pada bayi baru lahir ?
2. Apa itu Hepatitis B ?
3. Apa itu imunisasi Hepatitis B pada bayi baru lahir ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui imunisasi pada bayi baru lahir
2. Untuk mengetahui tentang Hepatitis B
3. Untuk mengetahui imunisasi Hepatitis B pada bayi baru lahir
BAB II

PEMBAHASAN

A. Imunisasi
1. Pengertian Imunisasi

Imunisasi berasal dari kata “imun” yang berarti kebal atau


resisten. Imunisasi merupakan pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu
penyakit dengan memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan
terhadap penyakit yang sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang
(Lisnawati, 2011).

Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/ meningkatkan


kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila
suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya
mengalami sakit ringan (Kemenkes RI, 2013).

Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan


anak dengan memasukkan vaksin kedalam tubuh. Agar tubuh membuat
zat anti untuk merangsang pembentukan zat anti yang dimasukkan
kedalam tubuh melalui suntikan (misalnya vaksin BCG, DPT dan campak)
dan melalui mulut (misalnya vaksin polio). (Hidayat, 2008).

2. Tujuan Imunisasi

Tujuan imunisasi yaitu untuk mencegah terjadinya penyakit


tertentu pada seseorang dan menghilangkan penyakit tertentu pada
sekelompok masyarakat (populasi) atau bahkan menghilangkan suatu
penyakit tertentu dari dunia. (Ranuh, 2008).
Program imunisasi bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan
dan kematian dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Pada
saat ini, penyakit-penyakit tersebut adalah difteri, tetanus, batuk rejan
(pertusis), campak (measles), polio dan tuberkulosis. (Notoatmodjo, 2013)

Secara umun tujuan imunisasi antara lain: (Atikah, 2010) :


a. Melalui imunisasi, tubuh tidak mudah terserang penyakit menular.
b. Imunisasi sangat efektif mencegah penyakit menular
c. Imunisasi menurunkan angka mordibitas (angka kesakitan) dan
mortalitas (angka kematian) pada balita
3. Manfaat Imunisasi
a. Untuk anak: mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit,
dan kemungkinan cacat atau kematian.
b. Untuk keluarga: menghilangkan kecemasan dan psikologi pengobatan
bila anak sakit. Mendorong pembentukan keluarga apabila orang tua
yakin bahwa anaknya akan menjalani masa kanak-kanak yang
nyaman.
c. Untuk negara: memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa
yang kuat dan berakal untuk melanjutkan pembangunan negara.

B. Hepatitis B
1. Pengertian Hepatitis B
Hepatitis B merupakan infeksi virus yang menyerang hati dan
dapat menyebabkan penyakit akut maupun kronik dan secara potensial
merupakan infeksi hati yang mengancam nyawa disebabkan oleh virus
hepatitis B. (WHO, 2012).
Hepatitis adalah peradangan pada organ hati yang disebabkan
infeksi bakteri, virus, proses autoimun, obat-obatan, perlemakan, alkohol
dan zat berbahaya lainnya. (Kemenkes RI, 2016)
Hepatitis B adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Hepatitis
B yang merusak hati dengan masa inkubasi 14-160 hari. Penyebaran
penyakit melalui darah dan produknya, suntikan yang tidak aman,
transfusi darah, proses persalinan, melalui hubungan seksual.

2. Klasifikasi Hepatitis B
Menurut Kemenkes RI (2016), Hepatitis B dibagi menjadi dua,
yakni:
a. Hepatitis B Akut
Hepatitis B Akut merupakan hepatitis B dari golongan virus DNAyang
penularannya vertikal 95% terjadi saat masa perinatal (saat persalinan)
dan 5% intrauterin. Penularan Horisontal melalui transfusi darah,
jarum suntik tercemar, pisau cukur, tatto dan transplantasi organ.
Hepatitis B akut memiliki masa inkubasi 60-90 hari.
b. Hepatitis B Kronik
Hepatitis B kronik merupakan perkembangan dari Hepatitis B akut.
Usia saat terjadi infeksi mempengaruhi kronisitas penyakit. Bila
penularan terjadi saat bayi maka 95% akan menjadi Hepatitis kronik.
Sedangkan bila penularan terjadi saat usia balita, maka 2-3% menjadi
penederita Hepatitis B kronikdan bila penularan saat dewasa maka
hanya 5% yang menjadi penderita Hepatitis kronik.
3. Manifestasi Klinis Hepatitis B
a. Hepatitis B akut
1) Malaise/lesu/kelelahan.
2) Nafsu makan menurun.
3) Demam ringan.
4) Nyeri abdomen sebelah kanan.
5) Kencing berwarna seperti teh.
6) Ikterik.
b. Hepatitis B kronis
1) HbsAg (Hepatitis B surface Antigen) positif.
2) HbeAg (Hepatitis B E-Antigen, anti-Hbe dalam serum, kadar ALT
(Alanin Amino Transferase), HBV DNA (Hepatitis B Virus-
Deoxyyribunukleic Acid) positif.
3) Berlangsung >6 bulan
4) Asimtomatik (tanpa tanda dan gejala)

4. Etiologi

Penyebab penyakit Hepatitis B menurut Susan Smeltzer (dalam


Brunner and Suddarth, 2015), yaitu :

a. Penularan melalui cairan tubuh. Hepatitis B dapat ditularkan melalui


cairan tubuh yang terinfeksi virus hepatitis B. Cairan tubuh yang dapat
menjadi sarana penularan hepatitis B adalah darah, cairan vagina, dan
air mani. Karena itu, berbagi pakai jarum suntik serta berhubungan
seksual tanpa kondom dengan penderita hepatitis B dapat menyebabkan
seseorang tertular penyakit ini. bu yang menderita hepatitis B dan C
juga dapat menularkan kepada bayinya melalui jalan lahir.
b. Konsumsi alkohol. Kerusakan pada hati oleh senyawa kimia, terutama
alkohol. Konsumsi alkohol berlebihan akan merusak sel-sel hati secara
permanen dan dapat berkembang menjadi gagal hati atau sirosis.
c. Penggunaan obat-obatan melebihi dosis atau paparan racun juga dapat
menyebabkan hepatitis.
d. Autoimun. Pada Hepatitis terutama Hepatitis B, sistem imun tubuh
justru menyerang dan merusak sel dan jaringan tubuh sendiri, dalam hal
ini adalah sel-sel hati, sehingga menyebabkan peradangan. Peradangan
yang terjadi dapat bervariasi mulai dari yang ringan hingga berat.
Hepatitis autoimun lebih sering terjadi pada wanita dibanding pria.
5. Komplikasi

Hepatitis B kronik merupakan penyulit jangka lama pada pada


Hepatitis B akut. Penyakit ini terjadi pada sejumlah kecil penderita
hepatitis B akut. Kebanyakan penderita hepatitis kronik tidak pernah
mengalami gejala hepatitis B akut yang jelas. Hepatitis fulminal
merupakan penyulit yang paling dia takuti karena sebagian besar
berlangsung fatal. 50% kasus hepatitis virus fulmnal adalah dari tipe B
dan banyak diantar kasus hepatitis B akut fulminal terjadi akibat ada
koinfeksi dengan hepatitis D atau hepatitis C. Angka kematian lebih dari
80% tetapi penderita hepatitis fulminal yang berhasil hidup yang berhasil
hidup biasanya mengalam kesembuhan biokimiawi atau histologik.

Terapi pilihan untuk hepatitis B fulminal adalah transplantasi hati.


Sirosis hati merupakan kondisi dimana jaringan hati tergantikan oleh
jaringan parut yang terjadi bertahap. Jaringan parut ini semakin lama akan
mengubah struktur normal dari hati dan regenerasi sel-sel hati. Makan sel-
sel hati akan mengalami kerusakan yng menyebabkan fungsi hati
mengalami penurunan bahkan kehilangan fungsinya (Mustofa &
Kurniawati, 2013).

C. Imunisasi Hepatitis B pada Bayi Baru Lahir


Penting untuk diingat, meski anak kecil sering kali tidak
menunjukkan gejala saat terkena infeksi hepatitis B, tapi risiko anak akan
mengalami masalah hepatitis kronis cukup tinggi. Faktanya, 90 persen
anak yang terkena hepatitis sebelum berusia 12 bulan akan mengalami
hepatitis kronis. Hingga kini belum ada obat untuk hepatitis B kronis dan
hanya sedikit perawatan yang dapat diandalkan. Oleh karena itu,
memberikan vaksin hepatitis B pada anak sejak lahir merupakan cara
terbaik untuk mencegahnya. Bayi baru lahir memiliki sistem kekebalan
tubuh yang masih lemah. Karena itulah, ia sangat rentan terkena berbagai
penyakit dari lingkungan. Tak terkecuali virus hepatitis B.

Menurut Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI,


95% penularan hepatitis B terjadi secara vertikal, yaitu dari ibu ke bayi
pada saat persalinan. Sedangkan 5% lainnya terjadi secara intra uterine
atau pada saat di dalam kandungan. Jika penularan terjadi saat bayi, maka
kemungkinan besar virus ini akan bertahan lama di dalam tubuh bayi dan
terbawa sampai ia dewasa. Akibatnya, bayi mengalami hepatitis B kronis.
Bila tidak cepat-cepat ditangani, hal ini bisa memicu komplikasi dan
menyebabkan kematian.

Vaksin ini diberikan untuk mencegah infeksi hati serius, yang


disebabkan oleh virus hepatitis B. Vaksin hepatitis B diberikan dalam
waktu 12 jam setelah bayi lahir, dengan didahului suntik vitamin K,
minimal 30 menit sebelumnya. Lalu, vaksin kembali diberikan pada usia
2, 3, dan 4 bulan. Vaksin diberikan dengan dosis 0,5 ml. Vaksin hepatitis
B dapat menimbulkan efek samping, seperti demam serta lemas dan
sedikit nyeri di area suntikan beberapa hari. Pada kasus yang jarang
terjadi, efek samping bisa berupa gatal-gatal, kulit kemerahan, dan
pembengkakan pada wajah. Imunisasi ini diberikan melalui paha bagian
luar.
Pemberian kepada bayi prematur dengan berat < 2000 gram perlu
diperhatikan karena biasanya tidak berespon baik terhadap vaksin. Pada
kondisi tersebut biasanya imunisasi diberikan setelah berat badan pada bayi
mencapai 2.000 gram atau saat bayi berumur 2 bulan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Hepatitis B merupakan infeksi virus yang menyerang hati dan dapat
menyebabkan penyakit akut maupun kronik dan secara potensial merupakan
infeksi hati yang mengancam nyawa disebabkan oleh virus hepatitis B.
(WHO, 2012).

Untuk mencegah terjadinya penyakit hepatitis B tersebut, bayi baru


lahir diberikan imunisasi Hepatitis B tersebut. Vaksin hepatitis B diberikan
dalam waktu 12 jam setelah bayi lahir, dengan didahului suntik vitamin K,
minimal 30 menit sebelumnya. Lalu, vaksin kembali diberikan pada usia 2, 3,
dan 4 bulan. Vaksin diberikan dengan dosis 0,5 ml. Vaksin hepatitis B dapat
menimbulkan efek samping, seperti demam serta lemas dan sedikit nyeri di
area suntikan beberapa hari. Pada kasus yang jarang terjadi, efek samping bisa
berupa gatal-gatal, kulit kemerahan, dan pembengkakan pada wajah.
Imunisasi ini diberikan melalui paha bagian luar.

B. Saran
Sebagai tenaga kesehatan khususnya seorang Bidan kita harus mampu
memenuhi serta melakukan asuhan pada bayi baru lahir dengan baik
khususnya dalam pemberian imunisasi hepatitis B sehingga bayi dapat
terhindar dari penyakit hepatitis B.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.alodokter.com/hepatitis-b Diakses pada tanggal 18 November 2019

https://www.halodoc.com/pentingnya-vaksin-hepatitis-b-bagi-bayi-baru-lahir Diakses
pada tanggal 18 November 2019

https://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-
hepatitis.pdf Diakses pada tanggal 19 November 2019

Anda mungkin juga menyukai