Anda di halaman 1dari 20

PENERAPAN METODE KANGURU UNTUK MENINGKATKAN SUHU PADA

BAYI PREMATUR ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN BBLR

Di ajukan untuk memenuhi kebutuhan Mata Kuliah : Metodologi Penelitian


Dosen Pembimbing : Supardi, SP., M.Kes

Disusun oleh : Kelompok IA

1. Aji Irfan Chandika 0241012920001


2. Anggoro Priono 0241012920002
3. Anisa Febriana Rahmawati 0241012920003
4. Annisa Mela Zahara 0241012920004
5. Azwa Zubaida 0241012920005
6. Bima Perwira Kusuma 0241012920006
7. Bona Ventura Chandra Wilopo 0241012920007
8. Dafit Pranata 0241012920008
9. Devi Febrianti 0241012920009
10. Devi Yulia Sistra 0241012920010

AKPER DHARMA WACANA METRO PRODI DIII KEPERAWATAN Jl.Kenanga no.3


Mulyojati 16c Metro Barat Kota Metro, Lampung 2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini. Pada penulisan makalah ini, penulis mengambil judul “Penerapan
Metode Kanguru Untuk Meningkatkan Suhu Pada Bayi Prematur Asuhan Keperawatan Pasien Bblr
di ruang Hasanah Rumah Sakit Muhammadyah Metro” dengan tujuan sebagai penyelesaian tugas
mata kuliah Metodologi Keperawatan.
Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini penulis banyak mendapatkan bimbingan dan pengarahan
dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih setulus-tulusnya kepada :
Akhirnya penulis berharap semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca,
Amin.

Metro, Maret 2022

2
DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN ..................................................................................... i


KATA PENGANTAR.................................................................................... v
DAFTAR ISI .................................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................... 2
C. Tujuan ........................................................................................ 2
D. Manfaat Karya Tulis Ilmiah....................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Berat Badan Lahir Rendah............................................ 3
B. Berat Bayi Lahir......................................................................... 4
C. Suhu Tubuh................................................................................ 5
D. Metode Kangoro Mother Care................................................... 8
E. Kerangka Teori............................................................................. 11
BAB III METODE PENULISAN
A. Rancangan Penelitian.................................................................... 12
B. Populasi dan Sampel..................................................................... 12
LAMPIRAN
A. Lembar Permohonan Menjadi Responden.................................... 14
B. Lembar Persetujuan Menjadi Responden.................................... 15
C. Kuisioner...................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Menurut WHO sebesar 42% kematian bayi baru lahir disebabkan oleh hipotermia kategori
sedang sampai parah. Hipotermi terjadi apabila suhu tubuh di bawah 36,50C bayi prematur atau
berat badan rendah sangat rentan terhadap terjadinya hipotermia. (Moewardi & Pramawati,
2017)
Metode kanguru diperkenalkan pertama kali oleh Rey dan Martinez dua orang ahli
neonatologi dari Bogota, Colombia Amerika Selatan pada tahun 1983 Metode ini merupakan
cara sederhana yang bermanfaat untuk meningkatkan kelangsungan hidup bayi baik sesaat
maupun jangka lama, terutama BBLR dengan berat 1200–2000 g
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, di Indonesia persentase
balita (0-59 bulan) dengan BBLR sebesar 10,2%, dimana persentase BBLR tertinggi terdapat di
Provinsi Sulawesi Tengah (16,8%) dan terendah di Sumatera Utara (7,2%). Di Provinsi
Lampung kematian terbesar bayi perinatal dan neonatal tahun 2012 disebabkan oleh BBLR dan
Asfiksia (Dinkes Provinsi Lampung, 2014)
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat kurang dari 2500
gram. Angka kematian akibat Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di Indonesia berkisar 29
persen. Beberapa peneliti menyatakan bahwa Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) membutuhkan
perawatan yang optimal, untuk meningkatkan berat badannya. Namun demikian, jarang
digunakan penerapan metode kanguru pada Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR). Bayi Berat Lahir
Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat kurang dari 2500 gram. Angka kematian
akibat Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di Indonesia berkisar 29 persen. Beberapa peneliti
menyatakan bahwa Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) membutuhkan perawatan yang optimal,
untuk meningkatkan berat badannya. Namun demikian, jarang digunakan penerapan metode
kanguru pada Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR).
Bayi prematur secara umum belum mempunyai kematangan dalam sistem pertahanan tubuh
untuk ber adaptasi dengan lingkungan. Bayi prematur yang mempunyai berat lahir rendah
cenderung mengalami hipotermi. Hal ini disebabkan karena tipisnya lemak subkutan pada bayi
sehingga sangat mudah dipengaruhi oleh suhu lingkungan. Pada umumnya, perawatan BBLR
4
menggunakan fasilitas inkubator. Selain jumlahnya terbatas, perawatan dengan inkubator
memerlukan biaya tinggi. Di samping itu angka kejadian infeksi nosokomial pada BBLR yang
dirawat di rumah sakit cukup tinggi. Oleh karena itu diperlukan suatu metode praktis sebagai
alternatif pengganti inkubator yang secara ekonomis cukup efisien dan efektif. Kehangatan
tubuh ibu ternyata merupakan sumber panas yang efektif untuk bayi yang lahir cukup bulan
maupun BBLR. Hal ini terjadi bila terdapat kontak langsung antara kulit ibu dengan kulit bayi.
Prinsip ini dikenal sebagai skin to skin contact atau metode kanguru (MK)
Hasil menunjukkan hasil bahwa mayoritas umur bayi 0-28 hari dengan jumlah 21 bayi
(95,5%), mayoritas jenis kelamin bayi adalah perempuan berjumlah 13 bayi ( 59,1%),
mayoritas berat badan bayi adalah 1500-2500 (BBLR) gram dengan jumlah 107 bayi (84,25%).
Rata-rata suhu tubuh BBLR secara keseluruhan sebelum dilakukan metode kangguru adalah
36,330C. Sesudah dilakukan metode kangguru adalah 36,870C. Hasil studi literature
menunjukkan bahwa ke 7 jurnal penelitian yang diteliti menunjukkan adanya hubungan metode
kanguru dengan peningkatan suhu pada BBLR mengalami hipotermi Tujuan: Menganalisis
pengaruh metode kanguru terhadap peningkatan suhu tubuh bayi BBLR yang mengalami
hipotermia

B. Rumusa Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka permasalahan yangb dapat dirumuskan
apakah ada pengaruh terhadap peningkatan suhu tubuh.

C. Tujuan
1. tujuan umum
Mengetahui pengaruh kanguru terhadap peningkatan suhu tubuh
2.tujuan khusus
Untuk mengetahui peruhahan suhu tubuh sebelum diberi Tindakan
D. Manfaat
1.Bagi peneliti
Sebagai referensi untuk meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan mahasiswa
tentang peningkatan suhu tubuh
2.Bagi institusi Pendidikan
Sebagai acuan untuk meningkatkan pengetahuan dan peningkatan suhu tubuh pada
bayi premature.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Berat Badan Lahir Rendah ( BBLR )


1. Pengertian BBLR
Berat Badan Lahir Rendah atau BBLR adalah berat saat lahir kurang dari 2500 gram
(World Health Organization, 2012). Berat Badan Lahir Rendah atau BBLR adalah bayi
yang lahir dengan berat badan kurang dari atau sama dengan 2500 gram dengan usia
kehamilan <37 minggu (Nurlaila, 2019)
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah
bayi yang kurang berat badan dari <2500 gram Berat badan lahir adalah berat badan yang
ditimbang dalam 1 jam setelah bayi lahir. Bayi berat lahir rendah terjadi karena kehamilan
prematur, bayi kecil masa kehamilan dan kombinasi keduanya.

2. Etiologi
Penyebab berat bayi lahir rendah dilihat dari faktor ibu menurut Maryanti, 2011 :
a) Penyakit : Kelahiran bayi BBLR juga dipengaruhi oleh penyakit selama kehamilan
misalnya: perdarahan antepartum, trauma fisik, dan psikologis, DM, toksemia,
gravidarum dan nefritis akut.
b) Usia Ibu : Angka kejadian prematuritas tinggi ialah pada usia<20 tahun, dan multi
gravida yang jarak kelahiran terlalu dekat. Kejadian terendah ialah pada usia antara 26-
35 tahun.
c) Keadaan Sosial Ekonomi : Keadaan ini sangat berpengaruh terhadap timbulnya
prematuritas. Kejadian tertinggi terdapat pada golongan sosial ekonomi rendah. Hal ini
disebabkan karena gizi yang kurang baik dan pengawasan antenatal yang kurang.
d) Sebab lainnya: ibu seorang perokok, ibu peminum alcohol dan pecandu obat narkotik.
6
3. Penatalaksanaan
Menurut Sudart (2010) cara menghangatkan dan mempertahankan suhu tubuh ada 5 yaitu:
a. Kontak kulit dengan kulit : Tindakan ini dapat dilakukan pada semua bayi, tujuannya
untuk menghangatkan bayi dalam waktu singkat, menghangatkan hipotermi (32-
36,4̊C).
b. Kangaroo mother care : Tindakan ini bertujuan untuk menstabilkan bayi dengan berat
badan kurang dari 2500 gr terutama direkomendasikan untuk perawatan bekelanjutan
bayi dengan berat badan kurang dari 1800 gr. Metode ini tidak dianjurkan untuk bayi
yang sedang sakit berat seperti sepsis dan gangguan nafas berat, serta tidak dianjurkan
untuk ibu yang menderita sakit berat yang tidak dapat merawat bayinya.
c. Pemancar panas : Tindakan ini untuk bayi sakit atau bayi dengan berat badan 1500 gr
atau lebih. Pemancar panas dapat dilakukan saat
d. pemeriksaan awal bayi selama dilakukan tindakan atau menghangatkan kembali bayi
hipotermi.
e. Inkubator : Penghangatan berkelanjutan bayi dengan berat kurang dari 1500 gr yang
tidak dapat diberikan metode kangaroo mother care.
f. Ruangan yang hangat : Untuk merawat bayi dengan berat kurang dari 2500 gr yang
tidak memerlukan tindakan diagnostik atau prosedur pengobatan, serta tidak untuk
bayi dengan sakit berat seperti sepsis dan gangguan nafas berat.

B. Berat Bayi Lahir


1. Pengertian Berat Bayi Lahir
Berat bayi lahir adalah berat badan bayi yang di timbang dalam waktu 1 jam pertama
setelah lahir, bayi lahir dengan umur kehamilan 37 minggi sampai 42 minggu dan berat
lahir 2500 gram sampai 4000 gram, cukup bulan, lahir langsung menangis dan tidak ada
kelainan congenital (cacat bawaan) yang berat (Dwienda, 2014).

2. Klasifikasi Berat Bayi Lahir


Menurut Jitowiyono (2010) bayi dengan BBLR dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu
Prematur murni dan Dismaturitas
1) Prematur murni adalah neonatus dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu dan
mempunyai berat badan sesuai dengan berat badan untuk masa kehamilan, atau biasa
disebut neonatus kurang bulan sesuai masa kehamilan.
2) Dismaturitas atau Kecil untuk masa kehamilan adalah bayi lahir dengan berat badan
kurang dari berat badan sesungguhnya untuk masa kehamilan.

7
C. Suhu Tubuh
1. Pengertian suhu tubuh
Suhu adalah pengukuran keseimbangan antara panas yang dihasilkan oleh tubuh dan
panas yang hilang dari tubuh. Suhu tubuh mencerminkan keseimbangan antara produksi
dan pengeluaran panas dari tubuh yang diukur dalam unit panas yang disebut derajat. Suhu
tubuh berubah disiang hari, suhu tubuh biasanya lebih tinggi pada sore hari dari pada dini
hari. Bila anda sangat aktif, suhu tubuh dapat lebih tinggi dari normal. Peningkatan suhu
tubuh diatas normal (diatas 37˚C) dapat berarti terjadi infeksi di suatu tempat (Kozier,
2011).
Ada dua jenis suhu tubuh, yaitu suhu inti dan suhu permukaan. Suhu inti merupakan
suhu jaringan tubuh bagian dalam, seperti rongga abdomen dan rongga pelvis. Suhu inti ini
relatif konstan. Suhu tubuh inti yang normal berada dalam satu rentang suhu. Suhu
permukaan merupakan suhu pada kulit, jaringan sub kutan, dan lemak. Berbeda dengan
suhu inti, Suhu permukaan akan meningkat atau menurun sebagai respon terhadap
lingkungan (Kozier, 2011).
Hipotermia adalah suatu keadaan dimana suhu tubuh berada dibawah 35°C, bayi
hipotermia adalah bayi dengan duhu badan dibawah normal. Suhu normal pada neonates
berkisar antara 36°C–37,5°C pada suhu ketiak. Adapun suhu normal bayi adalah 36, 5°C–
37, 5°C (suhu ketiak) (Maryanti, 2011)

2. Cara mengukur suhu tubuh.


a. Oral : Pada usia 5 sampai 6 tahun, anak dapat memahami bagaimana menahan
thermometer dengan aman di dalam mulutnya. Bila anak mempunyai sesuatu untuk
dimakan atau diminum, tunggu 15 menit sebelum anda mengukur suhu oral.
 Beritahu anak mengapa anda ingin mengukur suhunya.
 Cuci tangan anda.
 Siapkan termometer dan jam.
 Lihat termometer untuk memastikan pembacaannya berada dibawah 35,6˚C.
 Tempatkan termometer di dalam mulut, jauh dibelakang, dibawah lidah. Beritahu
anak untuk tetap menutup mulutnya, bernafas melalui hidung dan tidak bicara.
 Pastikan anak untuk tidak menggigit thermometer.

8
 Perhatikan waktunya.
 Beritahu anak bahwa termometer harus tetapdi dalam mulut selama 2 sampai 3
menit. Bacakan cerita atau tonton TV bersama anak.
 Angkat termometer dan baca.
 Puji anak atas kerjasamanya.
 Catat pembacaan termometer dan waktunya.
 Bersihkan termometer dengan air dan sabun.

b. Rektal : Perhatikan bahwa suhu rektal tidak boleh diukur jika anak mengalami diare
atau kurang dari 1 tahun. Dalam mengukur suhu tubuh anak, gunakan prosedur berikut
1) Beri tahu anak bahwa anda akan mengukur suhunya.
2) Cuci tangan anda.
3) Siapkan thermometer dan jam (bersihkan popok bila perlu).
4) Lihat termometer untuk memastikan bahwa pembacaanya kurang dari 35,6˚C.
5) Ukur 2,5cm pada termometer atau 1/6 dari panjang termometer.
6) Tempatkan anak pada posisi telungkep atau terlentang dengan kedua kaki
diangkat.
7) Celupkan ujung perak termometer kedalam pelumas seperti jeli petroleum
(Vaseline)
8) Masukan ujung perak termometer ke dalam anus anak.
9) Jangan memasukan termometer lebih dari 2,5 cm.
10) Lihat jam.
11) Pertahankan thermometer pada tempatnya selama 2 sampai 3menit.
12) Pegang anak agar tidak memutar tubuhnya.
13) Angkat termometer dan baca.
14) Puji anak atas kerjasamanya.
15) Cuci tangan anda dengan sabun dan air. Hitung sampai 10 saat mencuci kemudian
bilas dengan air bersih dan keringkan dengan popok bersih atau handuk kecil.
16) Bersihkan termometer dengan air dingin air dingin dan sabun.
17) Catat hasil pembacaan termometer dan waktunya.

c. Aksila : Pengukuran suhu aksila (ketiak) merupakan pengukuran suhu yang paling
aman untuk memeriksa apakah anak menderita demam.
1) Beritahu anak bahwa anda akan mengukur suhunya.
2) Cuci tangan anda.
3) Siapkan termometer untuk memastikan bahwa pembacaannya berada di bawah
35,6˚C.
9
4) Tempatkan termometer di bawah lengan anak. Ujung termometer perak harus
ditengah ketiak anak.
5) Tahan lengan anak dengan kuat pada tubuhnya.
6) Lihat jam.
7) Temometer harus pada tempatnya selama 3 sampai 4 menit. Untuk membantu agar
waktu tampak lebih cepat, bacakan cerita atau menonton televisi bersama anak.
Pastikan bahwa anda memegang termometer dengan aman
8) Angkat termometer dan baca.
9) Puji anak atas kerjasamanya.
10) Catat pembacaan thermometer dan waktunya.
11) Bersihkan termometer dengan air dingin dan sabun (Sari, 2018).

3. Proses kehilangan panas


Panas akan keluar dari tubuh melalui proses radiasi, konduksi, konveksi dan evaporasi
(Rantasari, 2019) :
a. Radiasi adalah cara untuk mentransfer panas dari permukaan suatu objek ke
pemukaan objek yang lain tanpa kontak diantara keduanya. Satu objek lebih panas
dari objek yang lain, maka ia akan kehilangan panasnya melalui radiasi. Misalnya,
seseorang yang berdiri didepan kulkas yang terbuka, maka akan kehilangan panas
tubuhnya melalui radiasi
b. Konduksi adalah proses perpindahan panas dari satu molekul ke molekul yang lain
yang suhunya lebih rendah. Perpindahan panas secara konduksi tidak dapat terjadi
tanpa adanya kontak langsung antara molekul tersebut dan biasanya menyebabkan
kehilangan panas yang sangat sedikit, kecuali misalnya ketika tubuh direndam dalam
air yang dingin. Jumlah perpindahan panas bergantung pada perbedaan suhu dan
jumlah serta lama kontak antara molekul.
c. Konveksi merupakan penyebaran panas melalui aliran udara. Tubuh biasanya
memiliki sedikit udara hangat di sekelilingnya. Udara hangat ini naik dan diganti
oleh udara yang lebih dingin, sehingga individu akan selalu kehilangan sedikit panas
lewat konveksi.
d. Evaporasi adalah proses evaporasi kelembaban yang konitnu dari saluran pernafasan,
mukosa mulut, dan kulit. Kehilangan air yang terus menerus dan tidak terdeteksi ini
disebut kehilangan air yang tidak disadari (insensible water loss), dan kehilangan
panas yang terjadi bersamaan dengan proses itu disebut sebagai kehilangan panas
yang tidak disadari (insensible heat loss), Sepuluh persen dari kehilangan panas basal
adalah insensible heat loss. Ketika suhu tubuh meningkat, vaporasi menyebabkan
kehilangan panas yang lebih besar.
10
D. Metode Kangaroo Mother Care
1. Pengertian Kangaroo Mother Care
Perawatan metode kangguru merupakan alternatif metode perawatan bayi baru lahir.
Metode ini adalah salah satu teknik yang tepat dan sederhana, serta murah dan sangat
dianjurkan untuk perawatan pada bayi BBLR. Metode ini tidak hanya menggantikan
inkubator, tetapi juga dapat memberikan manfaat lebih yang tidak didapat dari pemberian
inkubator. Pemberian metode kangguru ini dirasa sangat efektif untuk memenuhi
kebutuhan bayi yang sangat mendasar seperti kehangatan, air susu ibu, perlindungan dari
infeksi, stimulasi, keselamatan dan kasih sayang (Maryunani, 2013).
Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengetahui manfaat dari pemberian
metode kangguru, sejak tahun 1996 Indonesia telah melakukan penerapan metode ini
dibeberapa provinsi, diantaranya (Maryunani, 2013):
a) Penelitian telah dilakukan di Jawa Barat dengan membandingkan hasil dari
pemberian metode kangaroo pada bayi BBLR kurang dari 2500 gram dengan
pemberian buli-buli atau botol air panas, dibendong di bawah lampu panas ataupun
boks bayi yang dihangatkan. Hasil yang diperoleh dari pemberian metode kangguru
menunjukkan hasil yang lebih baik. Metode kangguru nyatanya lebih baik dalam
usaha meningkatkan suhu tubuh serta pempertahankan suhu tubuh optimal bayi.
b) Studi mengenai penerimaan wanita terhadap pelaksanaan metode kangguru telah
dilakukan di Sulawesi Selatan dan Sumatera Utara. Hasilnya, secara
budayapelaksanaan metode kangguru ini dapat diterima, pemberian metode ini juga
memberi hasil yang cukup baik bagi bayi BBLR karena sangat berpengaruh pada
perkembangan suhu tubuh dan kenaikan berat badan bayi.

2. Jenis Perawatan Metode Kangguru


Pemberian metode kangguru terdapat dua jenis, perawatan metode kangguru
intermitten dan kontinyu:
a) Perawatan Metode Kangguru Intermitten
Metode ini biasanya dilakukan pada fasilitas unit perawatan khusus dan intensif.
Metode ini tidak diberikan secara terus menerus sepanjang waktu, hanya diberikan
ketika ibu mengunjungi bayi yang masih berada dalam inkubator dengan durasi
minimal satu jam secara terus menerus dalam satu hari. Metode ini dapat dimulai pada
11
bayi yang sakit, yang berada dalam proses penyembuhan tetapi masih memerlukan
pengobatan medis (seperti infus, tambahan oksigen dengan konsentrasi rendah)
(Maryunani, 2013)
b) Perawatan Metode Kangguru Kontinyu
Metode kontinyu ini bisa dilakukan di unit rawat gabung atau ruangan yang
diperuntukan untuk perawatan kangguru ataupun dilakukan di rumah. Pada metode
kontinyu ini dapat dilakukan sepanjang waktu. Perawatan kontinyu dapat diterapkan
apabila kondisi bayi dalam kondisi stabil yakni bayi dapat bernafas secara alami atau
spontan tanpa oksigen bantuan (Maryunani, 2013).
c) Lama dan jangka waktu penerapan Kangaroo Mother Care
Secara bertahap lama waktu penerapan metode kangguru ditingkatkan dari:
 Mulai dari perawatan belum menggunakan perawatan metode
kangguru
 Dilanjutkan dengan pemberian perawatan metode kangguru
intermitten
 Kemudian diikuti dengan perawatan metode kangguru kontinyu
(Maryunani, 2013)
Pelaksanaan metode kangguru yang singkat kurang dari 60 menit dapat membuat
bayi stress. Strategi yang dapat dilakukan untuk menghindari hal tersebut antara lain:
 Jika bayi masih berada di fasilitas pelayanan kesehatan, maka lebih baik bayi
diletakkan di inkubator.
 Apabila bayi telah dilakukan pemulangan, anggota keluarga lain dapat
menggantikan ibu dalam melaksanakan perawatan metode kangguru
(Maryunani, 2013).
Pemberian metode kangguru dapat dihentikan, apabila :
 Berat badan bayi minimal >2500 gram
 Bayi mampu menetek dengan kuat seperti bayi besar dan sehat
 Suhu tubuh bayi stabil 37̊C (Maryunani, 2013).

d) Tujuan Perawatan Metode Kangguru


Tujuan dari pemberian metode kangaroo mother care adalah untuk menjaga agar bayi
tetap hangat. Metode ini dapat dimulai segera setelah bayi lahir atau setelah bayi stabil.
Metode ini dapat dilakukan di rumah sakit maupun di rumah. Pemberian metode ini
dapat terus dilakukan meskipun bayi belum bisa menyusui (Sudarti, 2010).

e) Pelaksanaan Perawatan Metode Kangguru

12
Pelaksanaan metode kangguru adalah skin to skin atau kulit dengan kulit antara
bagian depan tubuh bayi dengan dada dan perut ibu dalam baju kangguru. adapun
langkah-langkahnya sebagai berikut:
Tahap persiapan.
1) Jelaskan prosedur dan demonstrasikan kepada keluarga bagaiman
cara perawatan Kangaroo Mother Care
2) Persiapan alat: Pakaian yang dibuat model Thari memanjang, kain
model kantong, kain segitiga, kain panjang batik dibuat gendongan
yang nyaman dipakai untuk bayi
Tahap pelaksanaan :
1. Cuci tangan sebelum menggendong
2. Pakaian bayi dalam gendongan Kangaroo Mother Care pakai popok, kaos kaki
3. Masukkan ke dalam gendongan Kangaroo Mother Care
4. Bayi diletakkan tegak lurus di dada ibu
5. Kulit bayi menempel pada kulit ibu
6. Letakkan antara kulit dada ibu dan bayi seluas-luasnya
7. Pertahankan posisi bayi dengan kain gendongan
8. Sebaiknya ibu atau bapak memakai baju longgar dan berkancing depan dan
tidak menggunakan pakain dalam (BH atau kaos dalam laki-laki. Kalau perlu
ikat bagian bawah agar bayi tidak Jatuh
9. Kepala bayi sedikit tengadah supaya bayi dapat bernafas dengan baik dan ibu
dapat memandang atau menatap mata bayi
10. Atur posisi menggendong agar nyaman dan tidak jatuh, ikatan gendongan harus
kuat untuk menghindari bayi jatuh ketika ibu selesai duduk kemudian berdiri.
11. Saat tidur sebaiknya posisi kepala lebih tinggi
12. Menganjurkan ibu tetap menyusui setiap 1-2 sekalidalam sehari selama 15-30
menit

13
E. Kerangka Teori
Kerangka teori ini merupakan kerangka untuk menjawab penilitian. Kerangka teori adalah
kesimpulan dari tinjauan pustaka yang berisi tentang konsep-konsep teori yangberhubungan
dengan penelitian yang dilaksanakan (Notoatmodjo, 2010). Berdasarkan penjelasan
sebelumnya, maka kerangka teori yang mendasari penelitan ini adalah sebagai berikut

Ibu yang melahirkan bayi


BBLR

a. Kontak Kulit kekulit


Penyakit,
Usia Ibu
Keadaan Sosial Ekonomi
rendah. b. Kangaroo Mother Care
Sebab lainnya: ibu
seorang perokok, ibu
peminum alcohol dan Pencegahan a. Pemancar Panas
pecandu obat narkotik.
d. Ruangan yang hangat

Bayi<2500
e. Inkubator

Tingkatan suhu tubuh


Tingkatan suhu keadaan kolaps
Berat Badan Bayi Lahir Suhu Tubuh (hipotermi, suhu dibawah
25˚C).Subnormal (35˚C dan
dibawahnya).
Cara Mengukur Batas normal (35,8 ˚C - 37˚C).
1) Prematur Murni daerah Aksila Pireksia (37,8˚C- (rendah) – 39,5
˚C (tinggi).
Hiperpireksia 39,5 ˚C atau diatasnya.
2) Dismaturia

Kangaroo Mother Care

14
BAB III
METODE PENULISAN

A. Rancangan penelitian
Kerangka konsep merupakan model konseptual yang berkaitan dengan bagaimana seorang
peneliti Menyusun teori atau menghubungkan secara logis. Beberapa factor yang dianggap
penting untuk masalah dan Dalam peelitian ini kerangka konsep yang akan mengarakahkan
peneliti Dalam melakukan penelitian

B. Populasi dan Sempel


1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang telah diteliti. Populasi
dapat berupa orang, benda, gejala atau wilayah yang ingin diketahui oleh
peneliti (Kartika, 2017). Populasi telah diteliti adalah seluruh ibu yang
memiliki bayi yang BBLR diruangan Perinatologi berjumlah 30 responden di
Rumah Sakit Mitra Medika Batanghari, Provinsi Jambi Tahun 2020.
2. Sampel
Sampel sebagian dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap
mewakili seluruh populasi Pengambilan sampel dilakukan dalam penelitian ini
purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu Jumlah anggota sampling antara 16 responden. Besar rumus sampel
menggunakan rumus Federer. (Notoatmodjo, 2012):
(n-1) (t1)≥15
Keterangan : t = banyaknya kelompok perlakuan
n = jumlah sampel
(n-1 (2-1)≥ 15
= (n-1) 1 ≥ 15=
n ≥ 15+1 = n = ≥16
Berdasarkan rumus di atas, didapatkan jumlah subyek atau sampel
minimal yang dibutuhkan adalah 16 orang. Adapun kriteria inklusi dan ekslusi
sebagai berikut: Kriteria inklusi subyek penelitian ini adalah:
a. Klien yang suhu tubuh 32-35˚C
b. Berat Badan <2500 gram Berat bayi lahir adalah berat badan bayi yang di timbang
dalam waktu 1 jam pertama setelah lahir

15
c. Ibu Klien bersedia menjadi responden secara tertulis Kriteria Eksklusi subyek
penelitian ini:
1) Pasien tidak kooperatif
2) Suhu yang > 36.5-37.5°c
3) bayi yang BB > 2500 gram
4) Bayi yang BB <1800 gram
5) Bayi yang mengalami gangguan pernafasan
6) Ibu bayi yang tidak sadar dirawat di ruang khusus ( ICU)
7) Ibu yang tidak bersedia menjadi responden secara tertulis

16
LAMPIRAN 1
LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth. Saudara/I Responden Di tempat


Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama :
NIM : :
Adalah mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Akademi Keperawatan Dharma
Wacana Metro akan melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Metode Kanguru Pada
Bayi Prematur ”.
Peneliti memohon dengan hormat kepada saudara untuk bersedia menjadi responden
dalam mengikuti kegiatan dengan sebaik-baiknya dengan tujuan penelitian berjalan dengan
lancar. Penelitian ini tidak akan menimbulkan akibat apapun kepada responden. Semua
informasi yang diberikan akan dijaga kerahasiannya dan hanya dipergunakan untuk
kepentingan penelitian.
Atas perhatiannya dan kesediannya saya ucapkan terimakasih.

Metro, 2022
Peneliti

17
LAMPIRAN II
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama :
Usia :
Jenis kelamin :
Menyetujui untuk menjadi responden dalam penelitian yang di lakukan oleh kelompok 1 :
Nama :
1. Aji Irfan Chandika
2. Anggoro Priono
3. Anisa Febriana Rahmawati
4. Annisa Mela Zahara
5. Azwa Zubaida
6. Bima Perwira Kusuma
7. Bona Ventura Chandra Wilopo
8. Dafit Pranata
9. Devi Febrianti
10. Devi Yulia Sistra

Setelah diberi penjelasan mengenai maksud dan tujuan penelitian dengan ini
menyatakan bersedia untuk menjadi responden pada penelitian yang akan dilakukan oleh
Anggoro Priono mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Akademi Keperawatan Dharma Wacana Metro dengan judul “Penerapan Metode Kanguru
Pada Bayi Prematur” dan saya akan mengikuti proses penelitian sebaik-baiknya.
Oleh karena itu, saya menyatakan bahwa saya bersedia untuk menjadi responden pada
penelitian ini dengan suka rela dan tanpa paksaan dari pihak manapun.

Metro. 2022
Responden

(..............................)

18
LAMPIRAN III
KUESIONER DUKUNGAN DALAM PENERAPAN PERAWATAN
METODE KANGURU

Nama Responden :
Umur :
Petunjuk :
Berilak tanda (√) pada tabel

No. Dukungan dalam melakukan perawatan metode kanguru Ya Tidak


1. Apakah anda mendapatkan dukungan dari tenaga
kesehatan dalam melakukan perawatan metode kanguru?
2. Apakah anda mendapatkan dukungan dari suami dalam
melakukan perawatan metode kanguru?
3. Apakah anda mendapatkan dukungan dari keluarga
dalam melakukan perawatan metode kanguru?
4. Apakah anda mendapatkan dukungan dari saudara-
saudara dalam melakukan perawatan metode kanguru?
Apakah anda mendapatkan dukungan dari orang
5. sekitar/masyarakat dalam melakukan perawatan metode
kanguru?

19
DAFTAR PUSTAKA

Nurlaila, 2019. Buku Panduan Kangaroo Mother Care . Yogyakarta : PT.Lautika Nauvalitera

Maryunani,dkk.2015. Asuhan Bayi Dengan Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR). Jakarta :
Trans Info Media

Sudarti. 2012. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi dan Balita. yogyakarta : Nuha Medika

20

Anda mungkin juga menyukai