KOTA AMBON
Oleh :
SUMILA TEHUAYO
NIM. 202208144
Asuhan pada :
Hari/tanggal :
Mahasiswa
Sumila Tehuayo
Mengetahui,
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
menyusun laporan ini yang berjudul “Asuhan Kebidanan Holistik Pada BBL
pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak yang turut serta membantu dalam
penyusunan laporan ini. Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih
laporan ini. Akhir kata, penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak, tak lupa penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada
ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN
HALAMAN JUDUL ............................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN..................................................................................ii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iv
DAFTAR SINGKATAN.......................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................vi
BAB 1 : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang......................................................................................1
1.2 Tujuan...................................................................................................3
1.3 Manfaat.................................................................................................4
BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kajian dari Sumber Pustaka..................................................................5
2.1.1. Pengertian Bayi Baru Lahir.........................................................5
2.1.2. Pengertian Ikterus
5
2.1.3. Klasifikasi ikterus
5
2.1.4. Etiologi
6
2.1.5. Patofisiologi
9
2.1.6. Manifestasi klinis
12
2.1.7. Penatalaksanaan
13
2.2. Kajian dari Jurnal Penelitian.................................................................17
2.3. Tinjauan Managemen 5 Langkah Askeb..............................................23
BAB 3 :TINJAUAN KASUS
3.1 Data Subjektif.........................................................................................26
3.2 Data Objektif..........................................................................................28
3.3 Analisa/Diagnosa....................................................................................30
3.4 Intervensi................................................................................................30
3.5 Implementasi..........................................................................................32
3.6 Evaluasi..................................................................................................33
BAB 4 : PEMBAHASAN
4.1 Pembahasan................................................................................................3
BAB 5 : KESIMPULAN & SARAN
5.1 Kesimpulan.............................................................................................40
5.2 Saran.......................................................................................................40
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR SINGKATAN
PENDAHULUAN
Neonatus adalah bayi baru lahir dengan berat lahir antara 2500-4000
gram, cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan
congenital (cacat bawaan) yang berat (Marmi dan Kukuh 2012). Bayi baru
lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi belakang kepala
melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan genap 37 minggu
sampai dengan 42 minggu, dengan berat badan 2500-4000 gram, nilai apgar
Hipotermi adalah suhu tubuh di bawah 36,5ºC dan rentan terjadi pada
bayi baru lahir, dan bisa berakibat fatal misalnya hipoglikemia dan berlanjut
bawah 36,5oC. Bayi baru lahir rentan berisiko mengalami penurunan suhu
aliran udara yang dingin di dekat bayi (yang berasal dari AC), atau petugas
lainnya. Sebagian besar kematian anak di Indonesia saat ini terjadi pada
meninggal pada usia yang berbeda adalah 19 per 1000 selama masa
neonatal, 15 per 1000 dari usia 2 hingga 11 bulan dan 10 per 1000 dari usia
1 sampai 5 tahun. Kematian bayi baru lahir kini merupakan hambatan utama
yang yaitu Angka Kematian Bayi 19 per 1000 KH. Angka ini masih cukup
pada tahun 2030 yatu AKB 12 per 1000 kelahiran hidup (WHO, 2016).
agar setiap persalinan harus ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih seperti
Kunjungan Neonatal minimal 3 kali (KN1, KN2 dan KN3) sesuai standar.
sesuai standar tenaga kesehatan yang mana pelayanannya antar lain seperti
Neonatus patologis untuk lebih memahami tentang bayi baru lahir sehingga
1.2 Tujuan
4. Mengimplementasi asuhan
1.3 Manfaat
kasus hipotermi.
1.4.1 Bagi Lahan Praktik
kasus hipotermi.
TINJAUAN PUSTAKA
Neonatus adalah bayi baru lahir dengan berat lahir antara 2500-4000
gram, cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan
uterin ke kehidupan (ekstrauterain) dan toleransi bagi BBL utuk dapat hidup
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang baru lahir pada usia
letak sungsang yang melewati vagina tanpa memakai alat. (Tando, Naomy
Marie, 2016).
Hipotermi adalah suhu tubuh di bawah 36,5 oC. Bayi baru lahir rentan
seringkali tidak cukup hangat, dengan aliran udara yang dingin di dekat bayi
(yang berasal dari AC), atau petugas tidak mengeringkan dan menyelimuti
cepat. Kehilangan panas karena pengaruh dari luar seperti air, angin, dan
tubuh (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016). Hipotermia adalah suatu
keadaan dimana suhu tubuh berada dibawah 35o C, bayi hipotermia adalah
bayi dengan duhu badan dibawah normal. Suhu normal pada neonates
berkisar antara 360C–37,5 0C pada suhu ketiak. Adapun suhu normal bayi
2011).
yaitu :
100x/menit
d. Malas minum
e. Latergi
dalam
meskipun berada di
suhu lingkungan
yang stabil
b. Fluktuasi terjadi
sesudah periode
suhu stabil
bawah pemancar
panas. mukosa kering )
c. Malas minum
60 kali / menit
f. Latergi.
(Sumber 1 Buku Ajar : Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, dan Anak Balita
2012).
1. Hipotermia Sedang
3). Malnutrisi
11). Trauma
1). Konduksi
langsung dengan tubuh bayi (pemindahan panas dari tubuh bayi ke objek
ketika menimbang bayi tanpa alas timbangan, memegang bayi saat tangan
2). Konveksi
bergerak (jumlah panas yang hilang bergantung pada kecepatan dan suhu
udara). Sebagai contoh, konveksi dapat terjadi ketika membiarkan atau
3). Radiasi
(dekat tembok).
4). Evaporasi
panas yang dipakai, tingkat kelembapan udara, dan aliran udara melewati.
Apabila BBL dibiarkan dalam suhu kamar 250C, maka bayi akan
dapat mencegah terjadinya kehilangan panas pada bayi, maka lakukakn hal
berikut.
b. Selimuti bayi dengan selimut atau kain yang kering dan hangat
2.1.5. Patofisiologi
meningkat karena adanya permukaaan tubuh yang relative besar dan tidak
luar. Keadaan ini sebagian disebabkan oleh mekanisme keringat yang cacat,
1). Ganti pakaian yang dingin dan basah dengan pakaian yang
2). Lakukan metode kangguru bila ada ibu atau pengganti ibu, kalua
sepsis.
ruangan hangat.
2). Ganti baju yang dingin dan basah bila perlu, beri pakaian
3). Hindari paparan panas yang berlebihan dan posisi bayi sering
berubah.
4). Bila bayi dengan gangguan nafas (frekuensi lebih dari 60 kali
pernafasan.
5). Pasang jalur intra vena dan beri cairan intra vena sesuai dengan
Makassar
udara yang dingin di dekat bayi (yang berasal dari AC), atau petugas
Kejadian hipotermi pada bayi baru lahir cukup tinggi, secara global
92,3% bayi batu lahir, lebih dari 50% mengalami moderat hipotermi,
hipotermi pada bayi yang tidak dilakukan IMD dan 27% pada bayi
kelompok IMD tidak tepat pada bayi mayoritas memiliki berat badan
≥ 2500 gram dan berjenis kelamin lakilaki. Pada karakteristik ibu
yang menyatakan tanpa penanganan yang tepat, bayi baru lahir akan
bayi yang dilakukan IMD tepat. Hasil penelitian ini selaras dengan
kontak kulit ke kulit antara ibu dan bayi dengan kejadian hipotermi
pada bayi baru lahir, kejadian hipotermia lebih sering terjadi pada
bayi.
RSUD Syekh Yusuf Gowa pada tahun 2014 sebanyak 11 bayi , pada
tahun 2015 sebanyak 37 bayi, pada tahun 2016 sebanyak 23 bayi dan
kehilangan panas empat kali lebih besar dari pada orang dewasa,
penurunan dengan suhu 20-25ºC suhu kulit bayi turun sekitar 0,3ºC
fluktuasi dari tahun ke tahun. Pada tahun 2015 sebesar 1,19 per 1.000
Makassar,2015).
dan rangkaian atau tahapan yang logis untuk pengambilan keputusan yang
Langkah :
1. Pengkajian Data
Pada langkah pertama ini dilakukan pengkajian dengan mengumpulkan
lengkap yaitu :
b. Pemeriksaan umum.
c. Pemeriksaan fisik.
Pada langkah ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dari semua
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosa atau
masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas data-
diantisipasi.
4. Melaksanakan Perencanaan
Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan
pada langkah ke-5 dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini
bisa dilakukan oleh Bidan atau sebagian dilakukan oleh klien atau anggota
tim kesehatan lainnya, tetapi Bidan tetap memikul tanggungjawab untuk
mengarahkan pelaksanaannya.
5. Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah
BAB 3
TINJAUAN KASUS
1.1.1 Identitas
Umur : 2 Jam
Alamat : Sriwangi
1.1.2 Keluhan
pernah sakit berat atau dirawat di rumah sakit. Ibu tidak memiliki
kehamilan.
dikasi ASI
- Suhu :35,2 ºC
- Nadi :120x/mnt
- Pernafasan :40x/mnt
palatoschizis.
- Tali Pusat:terdapat satu pembuluh darah dan dua arteri, tidak ada
BAK (+).
1.2.4 Refleks
1.2.5 Antropometri
- Lingkar kepala : 34 cm
2. Analisa/Diagnosa
Bayi baru lahir 2 jam aterm sesuai masa kehamilan dengan hipotermia sedang.
3. INTERVENSI
kedinginan.
Kebutuhan segera : kolaborasi dokter untuk kondisi bayi juga ada tanda
bahaya lainnya.
Intervensi:
a. Jelaskan keadaan bayi pada ibu dan keluarga, ibu mengerti kondisi bayi.
e. Lakukan monitoring tanda vital, memeriksa suhu tubuh bayi setiap 4-6
f. Tetap mensupport ibu untuk memberikan ASI setiap 2 jam / PASI (12 x 45
cc). Jika tidak memungkinkan bagi ibu terus menyusukan bayinya, ibu
tetap disupport untuk memeras ASI agar tetap bisa diberikan pada bayi.
kehilangan cairan.
g. Ganti pakaian yang dingin dan basah dengan pakaian yang hangat,
h. Lakukan metode kangguru bila ada ibu atau pengganti ibu, kalua tidak
gunakan inkubator dan ruangan hangat, periksa suhu dan hindari paparan
i. Mintalah ibu mengamati tanda bahaya dan segera mencari pertolongan bila
j. Lakukan perawatan lanjutan dan pantau bayi selama 12 jam periksa suhu
setiap 3 jam.
4. IMPLEMENTASI
a. Menjelaskan keadaan bayi pada ibu dan keluarga, ibu mengerti kondisi
bayi.
c. Menempatkan bayi pada ruangan yang aseptik dan hangat untuk mencegah
e. Melakukan monitoring tanda vital, memeriksa suhu tubuh bayi setiap 4-6
f. Tetap mensupport ibu untuk memberikan ASI setiap 2 jam / PASI (12 x 45
cc). Jika tidak memungkinkan bagi ibu terus menyusukan bayinya, ibu
tetap disupport untuk memeras ASI agar tetap bisa diberikan pada bayi.
kehilangan cairan.
g. Mengganti pakaian yang dingin dan basah dengan pakaian yang hangat,
i. Mintalah ibu mengamati tanda bahaya dan segera mencari pertolongan bila
e. Monitoring tanda vital, Pukul 14.00 suhu bayi 35,2oc dievaluasi pukul
selama 1 jam dan 1 jam bayi digendong ibu untuk diberikan ASI.
PEMBAHASAN
untuk menggantikan panas tubuh yang hilang dengan cepat. Kehilangan panas
karena pengaruh dari luar seperti air, angin, dan pengaruh dari dalam seperti
tubuh (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016). Hipotermia adalah suatu keadaan
dimana suhu tubuh berada dibawah 35o C, bayi hipotermia adalah bayi dengan
duhu badan dibawah normal. Suhu normal pada neonates berkisar antara 360C–
37,5 0C pada suhu ketiak. Adapun suhu normal bayi adalah 36, 50 –37, 5 0 C
1) Konduksi
langsung dengan tubuh bayi (pemindahan panas dari tubuh bayi ke objek
ketika menimbang bayi tanpa alas timbangan, memegang bayi saat tangan
2) Konveksi
Panas hilang dari tubuh bayi ke udara sekitarnya yang sedang
bergerak (jumlah panas yang hilang bergantung pada kecepatan dan suhu
3) Radiasi
(dekat tembok).
4) Evaporasi
panas yang dipakai, tingkat kelembapan udara, dan aliran udara melewati.
Apabila BBL dibiarkan dalam suhu kamar 250C, maka bayi akan
dapat mencegah terjadinya kehilangan panas pada bayi, maka lakukakn hal
berikut.
h. Selimuti bayi dengan selimut atau kain yang kering dan hangat
i. Tutup bagian kepala bayi
oleh reproduksi panas yang buruk dan peningkatan kehilangan panas. Kegagalan
yang lemah dengan pembakaran oksigen yang buruk, dan masukan makanan yang
rendah. Kehilangan panas yang meningkat karena adanya permukaaan tubuh yang
relative besar dan tidak adanya lemak subkutan, tidak adanya pengaturan panas
bayi sebagai disebabkan oleh panas 13 immature dari pusat pengaturan panas dan
sebagian akibat kegagalan untuk memberikan repson terhadap stimulus dari luar.
Keadaan ini sebagian disebabkan oleh mekanisme keringat yang cacat, demikian
pada kelompok IMD tidak tepat. Terdapat pengaruh antara pelaksanaan IMD
dengan kejadian hipotermi dengan p value 0,000 dengan (CI 95% 2,358 –
15,270). Nilai RR 6,000 bermakna, bayi yang dilakukan IMD tidak tepat akan
dengan bayi yang dilakukan IMD tepat. Hasil penelitian ini selaras dengan
penelitian Pratiwi et al., (2009) yang menyatakan ada pengaruh efek kontak kulit
ke kulit antara ibu dan bayi dengan kejadian hipotermi pada bayi baru lahir,
kejadian hipotermia lebih sering terjadi pada kelompok konfensional (47%) dari
pada kelompok IMD (27%), IMD membantu menurunkan angka kejadian
mengingat komplikasi yang mungkin timbul jika tidak ditangani dengan baik.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Pada kasus ini pengelolaan bayi baru lahir dengan hipotermia sedang
bayi baru lahir mulai dari pengkajian subjektif, objektif, assessment dan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Marmi, dan Kukuh Rahardjo. 2015. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak
Prasekolah. Yogyakarta : Pustaka Belajar.
Maryunani, Anik. 2013. Asuhan Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah. Jakarta
Timur : CV. Trans Info Media.
Miranti Arti, dkk. 2020. Manajemen Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir pada
Bayi Ny “A” dengan Hipotermi di RSUD Syekh Yusuf Gowa Tanggal 12
Oktober-01 Desember 2018. Diakses pada tanggal 16 Mei 2021 pukul
20.30 WITA
Nuli Nuryanti Zulala. 2017. Pengaruh Inisiasi Menyusu Dini terhadap Hipotermi
pada Bayi Baru Lahir. Diakses pada tanggal 16 Mei 2021 pukul 20.30
WITA
Sarnah, dkk. 2020. Manajemen Asuhan Kebidanan pada Bayi Ny “H” dengan
Hipotermi di Puskesmas Jumpandang Baru Makassar. Diakses pada
tanggal 16 Mei 2021 pukul 20.30 WITA
DOKUMENTASI