Anda di halaman 1dari 47

LAPORAN PRAKTIK

ASUHAN KEBIDANAN HOLISTIK PADA BBL NORMAL

By.Ny. H DI PMB PATIMA OHORELLA

KOTA AMBON

Oleh :

SUMILA TEHUAYO
NIM. 202208144

PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


STIKES KARYA HUSADA KEDIRI

2023

i
PERSETUJUAN

Laporan praktik dengan judul “ASUHAN KEBIDANAN HOLISTIK PADA BBL

NORMAL By.Ny. H” di PMB Patima Ohorella Kota Ambon Telah Disetujui

Oleh Pembimbing Penyusunan Asuhan Pada :

Hari/Tanggal : Febuari 2023

Ambon, 20 Febuari 2023

Mahasiswa

Sumila Tehuayo

Mengetahui,

Dosen Pembimbing
Pembimbing Lahan

Dewi Taurisiawati Rahayu, SST,.M.Kes

Patima Ohorella Amd.Keb

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan Inayah kepada penulis sehingga dapat

menyusun laporan ini yang berjudul “Asuhan Kebidanan Holistik Pada BBL

Normal By.Ny. H” di PMB Patima Ohorella Kota Ambon”.

Dalam penyusunan laporan ini, penulis mendapatkan banyak masukan,

pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak yang turut serta membantu dalam

penyusunan laporan ini. Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih

terdapat banyak kekurangan, maka dengan segala kerendahan hati penulis

mengharapakan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan

laporan ini. Akhir kata, penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat

bagi semua pihak, tak lupa penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada

berbagai pihak yang telah membantu sehingga terselesaikannya laporan praktik

ini.

Ambon, 20 Febuari 2023

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................i

LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................................ii

KATA PENGANTAR............................................................................................iii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iv

DAFTAR TABEL..................................................................................................vI

DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................vi

DAFTAR SINGKATAN.......................................................................................vii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.....................................................................................1

1.2 Tujuan...................................................................................................2

1.3 Manfaat.................................................................................................3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Dari Sumber Pustaka.................................................................5

2.2 Kajian Dari Jurnal Penelitihan............................................................13

2.3 Tinjauan Manajemen 5 Langkah Askeb..............................................16

BAB 3 TINJAUAN KASUS

3.1 Data Subjektif......................................................................................21

3.2 Data Objektif.......................................................................................23

3.3 Analisa/Diagnosa................................................................................25

3.4 Rencana...............................................................................................26

3.5 Pelaksanaan.........................................................................................26

iv
3.6 Evaluasi...............................................................................................27

BAB 4 PEMBAHASAN

4.1 Pembahasan.........................................................................................30

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan .........................................................................................34

5.2 Saran....................................................................................................34

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................36

LAMPIRAN..........................................................................................................37

v
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Pelaksanaan............................................................................................26

Tabel 3.2 Evaluasi..................................................................................................27

vi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Informed Consent...............................................................................37

Lampiran 2 Dokumentasi.......................................................................................38

Lampiran 3 Leaflet.................................................................................................39

vii
DAFTAR SINGKATAN

AKB : Angka Kematian Bayi

AKI : Angka Kematian Ibu

APGAR : Appearance, Pulse, Grimace, Activity,Respiration

BB : Berat Badan

BBL : Bayi Baru Lahir

By : Bayi

KIA : Kartu Ibu dan Anak

KN : Kunjungan Neonatal

MTBM : Manajemen Terpadu Bayi Muda

PB : Panjang Badan

PMB : Praktek Mandiri Bidan

SDGs : Sustainable Development Goals

SMA : Sekolah Menengah Atas

SMP : Sekolah Menengah Pertama

SpOG : Spesialis Obstetri dan Ginekologi

WHO : World Health Organization

SWT : Subhanahu Wa Ta’ala

BB : Berat Badan

CM : Centi Meter

KG : Kilo Gram

KIA : Kartu Ibu dan Anak

LILA : Lingkar Lengan Atas

Ny : Nyonya

viii
1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi

belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan

genap 37 minggu sampai dengan 42 minggu, dengan berat badan 2500-4000

gram, nilai apgar >7 dan tanpa cacat bawaan (Johariyah.2016).

Berdasarkan World Health Organization (WHO) AKI secara global

yang yaitu Angka Kematian Bayi 19 per 1000 KH. Angka ini masih cukup

jauh dari target SDGs (Sustainable Development Goals) yang menargetkan

pada tahun 2030 yatu AKB 12 per 1000 kelahiran hidup (WHO, 2016).

Selanjutnya untuk menurunkan AKB pemerintah juga mengupayakan

agar setiap persalinan harus ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih seperti

Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan (SpOG), dokter umum dan bidan

serta diupayakan agar proses pelayanan dilakukan difasilitas pelayanan

kesehatan (Kemenkes RI ,2015). Berbagai upaya telah dilakukan untuk

menurunka angka kematian neonatal antara lain juga melalui penempatan

bidan di desa, strategi Making Pregnancy Safer, pelayanan kontrasepsi,

pemberdayaan keluarga dan masyarakat dengan menggunakan Buku

Kesehatan Ibu dan Anak (Buku KIA) (Kemenkes, 2015).


2

Upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi AKB antara lain

seperti; 1) Meningkatkan Pelayanan kesehatan Neonatal, yaitu dengan

mengharuskan agar setiap bayi baru lahir mendapatkan pelayanan Kunjungan

Neonatal minimal 3 kali (KN1, KN2 dan KN3) sesuai standar. 2). Penanganan

neonatal dengan kelainan atau komplikasi/kegawatdaruratan sesuai standar

tenaga kesehatan yang mana pelayanannya antar lain seperti Manajemen

Terpadu Bayi Muda (MTBM), Manajemen Asfiksia Bayi Baru Lahir,

Manajemen Bayi Berat Lahir Rendah (Kemenkes, 2015).

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Memberikan asuhan kebidanan pada By.Ny. H BBL Normal di PMB

Patima Ohorella Kota Ambon

1.2.2 Tujuan Khusus

1) Melaksanakan pengkajian pada By.Ny. H BBL Normal di PMB

Patima Ohorella Kota Ambon.

2) Menentukan diagnosa dari asuhan kebidanan sesuai prioritas pada

By.Ny. H BBL Normal di PMB Patima Ohorella Kota Ambon

3) Menyusun perencanaan asuhan kebidanan pada By.Ny. H BBL

Normal di PMB Patima Ohorella Kota Ambon.

4) Memberikan asuhan kebidanan pada By.Ny. H BBL Normal di PMB

Patima Ohorella Kota Ambon.


3

5) Mendokumentasikan asuhan kebidanan pada By.Ny. H BBL

Normal di PMB Patima Ohorella Kota Ambon

1.3 Manfaat

1.3.1 Manfaat Teoritis

Meningkatkan pengetahuan, menambah pemahaman dan wawasan

bagi mahasiswa profesi bidan tentang asuhan kebidanan pada BBL

normal sehingga mampu memberikan pelayanan secara tepat.

1.3.2 Manfaat Praktis

1.3.2.1 Bagi Penulis

Meningkatkan pengetahuan, menambah pemahaman

dan pengalaman secara nyata tentang asuhan kebidanan pada

BBL normal sehingga dapat meningkatkan ketrampilan dalam

hal melakukan asuhan kebidanan sehingga dapat meningkatkan

mutu pelayanan kebidanan.

1.3.2.2 Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan Asuhan kebidanan ini dapat menjadi

referensi terkait pemberian asuhan pada BBL normal.

1.3.2.3 Bagi Profesi

Diharapkan dapat digunakan sebagai masukan

untuk menambah pengetahuan tentang asuhan BBL normal.


4

1.3.2.4 Bagi Lahan Praktik

Diharapkan dapat membantu dalam pelaksanaan

asuhan kebidanan serta menjadi masukan dalam upaya

meningkatkan kualitas pelayanan asuhan kebidanan.

1.3.2.5 Bagi Pasien

Mendapatkan asuhan kebidanan persalinan normal

serta mendapat informasi seputar persalinan sehingga dapat

meningkatkan pengetahuan secara tepat dan dapat menghadapi

proses persalinan dengan baik dan lancer.


5

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Dari Sumber Pustaka

2.1.1 Pengertian Bayi Baru Lahir (BBL)

Bayi baru lahir (Neonatus) adalah bayiyang baru lahir mengalami

proses kelahiran, berusia 0 - 28 hari, BBL memerlukan penyesuaian

fisiologis berupa maturase, adaptasi (menyesuaikan diri dari kehidupan

intra uterin ke kehidupan (ekstrauterain) dan toleransi bagi BBL utuk

dapat hidup dengan baik (Marmi dkk, 2015).

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang baru lahir pada usia

kehamilan genap 37-41 minggu, dengan presentasi belakang kepala

atau letak sungsang yang melewati vagina tanpa memakai alat. (Tando,

Naomy Marie, 2016).

Ciri-ciri bayi normal adalah :

a. Berat badan 2.500-4.000 gram.

b. Panjang badan 48-52.

c. Lingkar dada 30-38.

d. Lingkar kepala 33-35.

e. Frekuensi jantung 120-160 kali/menit.

f. Pernapasan ±40-60 kali/menit.

g. Kulit kemerah-merahan dan lici karena jaringan subkutan cukup.


6

h. Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala baisanya telah

sempurna.

i. Kuku agak panjang dan lemas.

j. Genitalia: pada perempuan labia mayora sudah menutupi labia

minora, dan pada lakilaki, testis sudah turun dan skrotum sudah ada.

k. Refleks isap dan menelan sudah terbentuk dengan baik.

l. Refleks Moro atau gerak memeluk jikadikagetkan sudah baik.

m. Refleks grap atau menggenggam sudah baik.

n. Eliminasi baik, mekonium keluar dalam 24 jam pertama, mekonium

berwarna hitam kecoklatan(Tando,2016).

2.1.2 Perubahan Fisiologi (Sondakh,2017)

a. Perubahan pada sistem pernapasan

Pernapasan pertama pada bayi normal terjadi dalam 30 detik

sesudah kelahiran. Pernapasan ini timbul sebagai akibat aktivitas

normal sistem saraf pusat dan perifer yang dibantu oleh beberapa

rangsangan lainnya. Frekuensi pernapasan bayi baru lahir berkisar

30-60 kali/menit.

b. Perubahan sistem Kardiovaskuler

Dengan berkembangnya paru-paru, pada alveoli akan terjadi

peningkatan tekanan oksigen. Sebaliknya, tekanan karbon dioksida

akan mengalami penurunan. Hal ini mengakibatkan terjadinya

penurunan resistansi pembuluh darah dari arteri pulmonalis

mengalir keparu-paru dan ductus arteriosus tertutup.


7

c. Perubahan termoregulasi dan metabolik

Sesaat sesudah lahir, bila bayi dibiarkan dalam suhu ruangan 25 ºC,

maka bayi akan kehilangan panas melalui evaporasi, konveksi,

konduksi, dan radiasi. Suhu lingkungan yang tidak baik

akanmenyebabkan bayi menderita hipotermi dan trauma dingin

(cold injury).

d. Perubahan Sistem Neurologis

Sistem neurologis bayi secara anatomik atau fisiologis belum

berkembang sempurna. Bayi baru lahir menunjukkan gerakan-

gerakan tidak terkoordinasi, pengaturan suhu yang labil, kontrol

otot yang buruk, mudah terkejut, dan tremor pada ekstremitas.

e. Perubahan Gastrointestinal

Kadar gula darah tali pusat 65mg/100mL akan menurun menjadi

50mg/100 mL dalam waktu 2 jam sesudah lahir, energi tambahan

yang diperlukan neonatus pada jam-jam pertama sesudah lahir

diambil dari hasil metabolisme asam lemak sehingga kadar gula

akan mencapai 120mg/100mL.

f. Perubahan Ginjal

Sebagian besar bayi berkemih dalam 24 jam pertama setelah lahir

dan 2-6 kali sehari pada 1 -2 hari pertama, setelah itu mereka

berkemih 5-20 kali dalam 24 jam.


8

g. Perubahan hati

Selama periode neontaus, hati memproduksi zat yang essensial

untuk pembekuan darah. Hati juga mengontrol jumlah bilirubin tak

terkonjugasi yang bersirkulasi, pigmen berasal dari hemoglobin dan

dilepaskan bersamaan dengan pemecahan sel-sel darah merah.

h. Perubahan imun

Bayi baru lahir tidak dapat membatasi organisme penyerang dipintu

masuk. Imaturitas jumlah sistem pelindung secara signifikan

meningkatkan resiko infeksi pada periode bayi baru lahir.

2.1.3 Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir

Asuhan bayi baru lahir adalah menjaga bayi agar tetap hangat,

membersihkan saluran nafas, mengeringkan tubuh bayi (kecuali telapak

tangan), memantau tanda bahaya, memotong dan mengikat tali pusat,

melakukan IMD, memberikan suntikan vitamin K1, memberi salep

mata antibiotik pada kedua mata, memberi immunisasi Hepatitis B,

serta melakukan pemeriksaan fisik (Sondakh, J. J.2016).

1. Menjaga bayi agar tetap hangat. Langkah awal dalam menjaga bayi

tetap hangat adalah dengan menyelimuti bayi sesegera mungkin

sesudah lahir, tunda memandikan bayi selama 6 jam atau sampai

bayi stabil untuk mencegah hipotermi.

2. Membersihkan saluran napas dengan menghisap lendir yang ada di

mulut dan hidung (jika diperlukan). Tindkaan ini juga dilakukan

sekaligus dengan penilaian APGAR skor menit pertama. Bayi


9

normal akan menangis spontan segera setelah lahir. Apabila bayi

tidak langsung menangis, jalan napas segera dibersihkan.

3. Mengeringkan tubuh bayi dari cairan ketuban dengan menggunakan

kain atau handuk yang kering, bersih dan halus. Dikeringkan mulai

dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya dengan lembut tanpa

menghilangkan verniks. Verniks akan membantu menyamankan dan

menghangatkan bayi. Setelah dikeringkan, selimuti bayi dengan kain

kering untuk menunggu 2 menit sebelum tali pusat diklem, Hindari

mengeringkan punggung tangan bayi. Bau cairan amnion pada

tangan bayi membantu bayi mencari putting ibunya yang berbau

sama.

4. Memotong dan mengikat tali pusat dengan teknik aseptik dan

antiseptik. Tindakan ini dilakukan untuk menilai APGAR skor menit

kelima. Cara pemotongan dan pengikatan tali pusat adalah sebagai

berikut :

a. Klem, potong dan ikat tali pusat dua menit pasca bayi lahir.

Penyuntikan oksitosin dilakukan pada ibu sebelum tali pusat

dipotong (oksotosin IU intramuscular).

b. Melakukan penjepitan ke-I tali pusat dengan klem logam DTT 3

cm dari dinding perut (pangkal pusat) bayi, dari titik jepitan

tekan tali pusat dengan dua jari kemudian dorong isi tali pusat

kea rah ibu (agar darah tidak terpancar pada saat dilakukan
10

pemotongan tali pusat). Lakukan penjepitan ke-2 dengan jarak 2

cm dari tempat jepitan ke-1 ke arah ibu.

c. Pegang tali pusat diantara kedua klem tersebut, satu tangan

menjadi landasan tali pusat sambil melindungi bayi, tangan yang

lain memotong tali pusat diantara kedua klem tersebut dengan

menggunakan gunting DTT (steril)

c. Mengikat tali pusat dengan benang DTT pada satu sisi,

kemudian lingkarkan kembali benang tersebut dan ikat dengan

simpul kunci pada sisi lainnya.

d. Melepaskan klem penjepit tali pusat dan masukkan ke dalam

larutan klorin 0,5%

e. Meletakkan bayi tengkurap di dada ibu untuk upaya inisisasi

menyusui dini.

5. Melakukan IMD, dimulai sedini mungkin, eksklusif selama 6 bulan

dilanjutkan sampai 2 tahun dengan makanan pendamping ASI sejak

usia 6 bulan. Pemberian ASI pertama kali dapat dilakukan setelah

mengikat tali pusat. Langkah IMD pada bayi baru lahir adalah

lakukan kontak kulit ibu dengan kulit bayi selama paling sedikit satu

jam dan biarkan bayi mencari dan menemukan putting dan mulai

menyusui.

6. Memberikan identitas diri segera setelah IMD, berupa gelang

pengenal tersebut berisi identitas nama ibu dan ayah, tanggal, jam

lahir, dan jenis kelamin.


11

7. Memberikan suntikan Vitamin K1. Karena sistem pembekuan darah

pada bayi baru lahir belum sempurna, semua bayi baru lahir beresiko

mengalami perdarahan. Untuk mencegah terjadinya perdarahan pada

semua bayi baru lahir, terutama bayi BBLR diberikan suntikan

vitamin K1 (phytomenadione) sebanyak 1 mg dosis tunggal, intra

muscular pada anterolateral paha kiri. Suntikan vit K1 dilakukan

setelah proses IMD dan sebelum pemberian imunisasi Hepatitis B

8. Memberi salep mata antibiotik pada kedua mata untuk mencegah

terjadinya infeksi pada mata.Salep ini sebaiknya diberikan 1 jam

setelah lahir.

9. Menberikan imunisasi Hepatitis B pertama (HB-O) diberikan 1 -2

jam setelah pemberian vitamin K1 secara intramuscular. Imunisasi

Hepatitis B bermanfaat untuk mencegah infeksi Hepatitis B terhadap

bayi, terutama jalur penularan ibu-bayi. Imunisasi Hepatitis B harus

diberikan pada bayi usia 0-7 hari.

10. Melakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir untuk mengetahui

apakah terdapat kelainan yang perlu mendapat tindakan segera serta

kelainan yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan dan

kelahiran. Memeriksa secara sistematis head to toe (dari kepala

hingga jari kaki). Dianaranya :

a. Kepala: pemeriksaan terhadap ukuran, bentuk, sutura

menutup/melebar adanya caput succedaneum, cepal hepatoma.


12

b. Mata: pemeriksaan terhadap perdarahan, subkonjungtiva, dan

tanda-tanda infeksi

c. Hidung dan mulut: pemeriksaan terhadap labioskisis,

labiopalatoskisis dan reflex isap

d. Telinga: pemeriksaan terhadap kelainan daun telinga dan bentuk

telinga.

e. Leher: perumahan terhadap serumen atau simetris.

f. Dada: pemeriksaan terhadap bentuk, pernapasan dan ada tidaknya

retraksi

g. Abdomen: pemeriksaan terhadap membuncit (pembesaran hati,

limpa, tumor).

h. Tali pusat: pemeriksaan terhadap perdarahan jumlah darah pada

tali pusat, warna dan besar tali pusat, hernia di tali pusat atau

selangkangan.

i. Alat kelamin: untuk laki-laki, apakah testis berada dalam

skrotum, penis berlubang pada ujung, pada wanita vagina

berlubang dan apakah labia mayora menutupi labio minora.

j. Anus: tidak terdapat atresia ani

k. Ekstremitas: tidak terdapat polidaktili dan syndaktili.

(Sondakh,2016)
13

2.1.4. Pelayanan Kesehatan Neonatus.

Pelayanan kesehatan neonates menurut kemenkes RI, (2015)

adalah pelayanan kesehatan sesuai standar yang diberikan oleh tenaga

kesehatan kepada neonates sedikitnya 3 kali, selama periode 0 sampai

dengan 28 hari setelah lahir.

2.1.4.1 Kunjungan neonates ke-1 (KN I)

Dilakukan 6-48 jam setelah lahir, dilakukan pemeriksaan

pernapasan, warna kulit gerakan aktif atau tidak, ditimbang,

ukur panjang badan, lingkar lengan, lingkar dada, pemberian

salep mata, vitamin K1, Hepatitis B, perawatan tali pusat dan

pencegahan kehilangan panas bayi.

2.1.4.2 Kunjungan neonates ke-2 (KN 2)

Dilakukan pada hari ke-3 sampai hari ke-7 setelah lahir,

pemeriksaan fisik, melakukan perawatan tali pusat, pemberian

ASI eksklusif, personal hygiene, pola istirahat, keamanan dan

tanda-tanda bahaya.

2.1.4.3 Kunjungan neonates ke-3 (KN 3)

Dilakukan pada hari ke-8 sampai hari ke-28 setalah lahir,

dilakukan pemeriksaan pertumbuhan dengan berat badan, tinggi

badan dan nutrisinya.


14

2.2 Kajian Dari Jurnal Penelitihan

2.2.1 Menurut penelitian Hotma Sauhur Hutagaol, Eryati Darwin, Eny Yantri

(2020). Dengan judul Pengaruh Inisiasi Menyusu Dini (IMD) terhadap

Suhu dan Kehilangan Panas pada Bayi Baru Lahir.

Hipotermia merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian

bayi baru lahir di negara berkembang. Salah satu asuhan untuk

mencegah hipotermi adalah dengan melaksanakan Inisiasi Menyusu

Dini (IMD). Berdasarkan analisa nilai p<0.05 dianggap bermakna

secara statistik. Rerata suhu aksila kelompok IMD sebesar 37,1 0C dan

rerata suhu aksila pada kelompok non IMD sebesar 36,8 0C. Hasil

penelitian menyimpulkan bahwa IMD berpengaruh terhadap

peningkatan suhu aksila. Kehilangan panas kering lebih rendah pada

kelompok IMD walau tidak bermakna secara statistik.

Pengaturan suhu pada bayi baru lahir normal dapat dievaluasi

melalui suhu permukaan dan suhu inti, biasanya dibawah kondisi

standar karena anak dipisahkan dari suhu lingkungan normalnya

sendiri. Bila tidak dilakukan upaya untuk mempertahankan suhu yang

hangat pada lingkungan maka dapat terjadi penurunan pada hari

pertama terutama disebabkan pengaturan termoregulasi yang belum

sempurna pada bayi baru lahir. Secara bertahap terjadi peningkatan

metabolisme basal dan peningkatan kemampuan produksi panas selama

hari pertama kelahiran.


15

2.2.2 Menurut penelitian Arum Rohana, Ayun Sriatmi, Rani Tiyas Budiyanti

yang berjudul Pelaksanaan Pelayanan Neonatal Berdasarkan Standar

Pelayanan Minimal Kesehatan Bayi Baru Lahir Di Puskemas Dukuhseti

Kabupaten Pati.

Penelitian ini menunjukkan bahwa Hasil menunjukkan bahwa

penerapan SPM dalam pelayanan kesehatan bayi baru lahir sudah cukup

baik terkendala dalam pelaksanaan KN2 dan KN3, konseling perawatan

neonatal, pemeriksaan kesehatan dengan MTBM, dan penanganan

kasus rujukan neonatal. Hal tersebut karena sebagian besar bidan belum

mendapatkan pelatihan MTBM, maka tidak ada penganggaran untuk

pelatihan kesehatan, pekerjaan ganda karena SDM bidan di puskesmas

pun kurang, target menggunakan banyak data nyata, pencatatan dan

pelaporan tidak masuk ketertiban, pengawasan dari pimpinan tidak

maksimal, kesulitan mencari rujukan fasilitas kesehatan, dan tidak ada

sanksi tegas dari Dinas Kesehatan. Salah satu indikator penting

untuk menggambarkan derajat kesehatan masyarakat adalah Angka

Kematian Bayi (AKB). AKB dapat mencerminkan keadaan social

ekonomi masyarakat setempat sebab bayi adalah kelompok usia paling

rentan terhadap pengaruh perubahan lingkungan dan social ekonomi.

2.2.3 Menurut Penelitian Jan Winberg yang berjudul Mother and newborn

baby: Mutual regulation of physiology and behavior A selective review

Penelitian ini menyebutkan bahwa menunjukkan bahwa interaksi

antara ibu dan bayi baru lahir pada periode setelah kelahiran
16

memengaruhi fisiologi dan perilaku keduanya. Kontak tubuh yang erat

antara bayi dengan ibunya membantu mengatur suhu bayi, konservasi

energi, keseimbangan asam-basa, penyesuaian pernapasan, tangisan,

dan perilaku menyusui. Serta dapt meningkatkan perhatian ibu terhadap

bayinya sehingga bayi akan semakin dekat ibunya.

2.3 Tinjauan Manajemen 5 Langkah Askeb

Standar asuhan kebidanan adalah acuan dalam proses pengambilan

keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang

dan ruang lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan. Berikut

adalah asuhan kebidanan menurut Kepmenkes RI No. 938/Menkes/SK/

VIII/2007.

2.3.1 Standar I: Pengkajian

2.3.1.1 Pernyataan Standar

Mengumpulksn semua informasi yang akurat, relevan dam

lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi

pasien. Kriteria Pengkajian :

1) Data tepat, akurat, dan lengkap

2) Terdiri dari Data Subjektif (hasil anamnesa; biodata, keluhan

utama, riwayat obstetri, riwayat kesehatan dan latar belakang

sosial budaya)

3) Data Objektif (hasil pemeriksaan fisik, psikologis dan

pemeriksaan penunjang)
17

2.3.2 Standar II: Perumusan Diagnosa dan atau Masalah Kebidanan

2.3.2.2 Pernyataan Standar

Menganalisis data yang diperoleh pada pengkajian, mengi

nterpretasikannya secara akurat dan logis untuk menegakan

diagnosa dan masalah kebidanan yang tepat. Kriteria Perumusan

Diagnosa dan atau Masalah

1) Diagnosa sesuai dengan nomenklatur kebidanan

2) Masalah dirumuskan sesuai dengan kondisi klien

3) Dapat diselesaikan dengan Asuhan Kebidanan secara

mandiri, kolaborasi, dan rujukan.

2.3.3 Standar lll : Perencanaan

2.3.3.1 Pernyataan Standar

Merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan diagnosa

dan masalah yang ditegakkan. Kriteria Perencanaan

1) Rencana tindakan disusun berdasarkan prioritas masalah dan

kondisi klien; tindakan segera, tindakan antisipasi dan asuhan

secara komprehensif.

2) Melibatkan klien/ pasien dan atau keluarga

3) Mempertimbangkan kondisi psikologis, sosial budaya klien/

keluarga.

4) Memilih tindakan yang aman sesuai kondisi dan kebutuhan

klien berdasarkan evidence based dan memastikan bahwa

asuhan yang diberikan bermanfaat untuk klien.


18

5) Mempertimbangkan kebijakan dan peraturan yang berlaku

sumberdaya serta fasilitas yang ada.

2.3.4 Standar IV : Implementasi

2.3.4.1 Pernyataan Standar

Melaksanakan rencana asuhan kebidanan secara

komprehensif, efektif, efisien dan aman berdasarkan evidence

based kepada klien/pasien, dalam bentuk upaya promotif,

preventif, kuratif dan rehabilitatif. Dilaksanakan secara mandiri,

kolaborasi dan rujukan. Kriteria :

1) Memperhatikan keunikan klien sebagai makhluk bio-psiko-

sosial-spiritual-kultural.

2) Setiap tindakan asuhan harus mendapatkan persetujuan dari

klien dan atau keluarganya (inform consent).

3) Melaksankan tindakan asuhan berdasarkan evidence based.

4) Melibatkan klien/pasien dalam setiap tindakan.

5) Menjaga privasi klien/pasien.

6) Melaksanakan prinsip pencegahan infeksi.

7) Mengikuti perkembangan kondisi klien secara

berkesinambungan.

8) Menggunakan sumber daya, sarana dan fasilitas yang ada dan

sesuai.

9) Melakukan tindakan tindakan sesuai standar.

10) Mencatat semua tindakan yang telah dilakukan


19

2.3.5 Standar V : Evaluasi

2.3.5.1 Pernyataan Standar

Melakukan evaluasi secara sistematis dan

berkesinambungan untuk melihat keefektifan dari asuhan

kebidanan yang sudah diberikan, sesuai dengan perubahan

perkembangan kondisi klien. Kriteria Evaluasi

1) Penilaian dilakukan segera setelah selesai melaksanakan

asuhan sesuai kondisi klien.

2) Hasil evaluasi segera dicatat dan dikomunikasikan pada klien

dan atau keluarga.

3) Evaluasi dilakukan sesuai dengan standar.

4) Hasil evaluasi ditindak lanjuti sesuai dengan kondisi

klien/pasien

2.3.6 Standar VI : Pencatatan Asuhan Kebidanan

2.3.6.1 Pernyataan Standar

Melakukan pencatatan secara lengkap, akurat, singkat dan

jelas mengenai keadaan/kejadian yang ditemukan dan dilakukan

dalam memberikan asuhan kebidanan. Kriteria Pencatatan

Asuhan Kebidanan

1) Pencatatan dilakukan segera setelah melaksanakan asuhan

pada formulir yang tersedia (rekam medis/KMS/Status

Pasien/Buku KIA).

2) Ditulis dalam bentuk catatan perkembangan SOAP


20

3) S adalah data subjektif, mencatat hasil anamnesa

4) O adalah data objektif, mencatat hasil pemeriksaan

5) A adalah hasil analisa, mencatat diagnosa dan masalah

kebidanan

6) P adalah penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan dan

penatalaksanaan yang sudah dilakukan seperti tindakan

antisipatif, tindakan segera, tindakan secara komprehensif;

penyuluhan, dukungan, kolaborasi evaluasi/follow up dan

rujukan.
21

BAB 3

TINJAUAN KASUS

3.1 Data Subjektif

Anamnesa dilakukan oleh : Sumila Di : PMB

Pada tanggal : 10-2-20213 pukul : 10.00

3.1.1 Identitas

Nama bayi : By.Ny H

Umur : 1 hari

Tanggal/jam lahir : 10-2-2021/00:30 Wita

Jenis kelamin : Laki-laki

Nama Ibu : Ny.H Nama Suami : Tn. N

Umur : 35 tahun Umur : 38 tahun

Suku/ Bangsa :Ambon/Indonesia Suku/ Bangsa : Nias/Indonesia

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Danoheo

3.1.2 Riwayat kehamilan

a. Gravida : Ke 6

b. Abortus : -

c. Aterm : ya

d. Anak hidup : 6 (enam)

e. Selama hamil memeriksakan kehamilan di : Bidan


22

f. Keluhan yang dirasakan selama hamil : Mual. Nyeri Punggung

g. Riwayat penyakit kehamilan

- Perdarahan : Tidak

- Pre eklampsia/eklampsia: Tidak

- Penyakit kelamin : Tidak

- Lain-lain : -

h. Kebiasaan selama hamil

- Makanan : 3 kali sehari, porsi sedang (nasi, lauk, sayur)

- Obat-obatan/jamu : Mengkonsumsi obat/vitamin dari bidan

- Merokok : Tidak merokok

- Lain-lain : -

3.1.3 Riwayat persalinan

a. Jenis persalinan : Spontan

b. Penolong : Bidan

c. Lama persalinan :

- Kala I : ± 16 Jam

- Kala II : ± 1 Jam

d. Ketuban pecah : 11300 Lamanya : 1 jam

Warna : Jernih, Bau : Khas, Jumlah ± 100 cc

e. Komplikasi persalinan

- Ibu : Tidak ada komplikasi

- Bayi : Tidak ada komplikasi

f. Nilai APGAR : 8-9


23

g. BB : 2.700 gram

h. PB : 47 cm

i. Keadaan bayi waktu lahir : Kemerahan, menangis kuat, gerak aktif

j. Resusitasi :

- Pengisapan lendir : Dilakukan hisap lendir

Rangsangan : Taktil

- Massage jantung :- Lamanya : -

- Intubasi endotraceal :- Nomor : -

- Oksigen : - Lamanya : - lt/mnt

- Therapi : Salep mata, vit k

3.1.4 Riwayat masuk rumah sakit

Tidak pernah masuk rumah sakit

3.1.5 Alasan kunjungan

3.1.6 Keluhan utama

3.2 Data Obyektif

3.2.1 Keadaan Umum

Ku : Baik

3.2.2 Pemeriksaan Umum

-Suhu : 36,50C ,

-Nadi : 136 x/mnt,Teratur:

-Pernafasan : 44 x/mnt,teratur

-Berat badan sekarang : 2.700 gram


24

3.2.3 Pemeriksaan Fisik

-Kepala : simetris, tidak ada benjolan, rambut hitam, tidak terdapat

caput sucsedanium dan tidak terdapat cepal hematoma.

-Mata : simetris (kanan/kiri), tidak odema (kanan/kiri), conjungtiva

merah muda (kanan/kiri), sklera putih (kanan/kiri).

-Hidung  : simetris (kanan/kiri), tidak ada secret (kanan/kiri), tidak

ada polip (kanan/kiri), terdapat lubang (kanan/kiri), ada

septum.

-Telinga : simetris (kanan/kiri), tidak ada serumen (kanan/kiri),

terdapat tulang kartilago (kanan/kiri), terdapat daun

telinga (kanan/kiri).

-Mulut : simetris, bibir lembab, berwarna merah muda, tidak terdapat

bibir sumbing labioskisis, palatoskisis ataupun labia

palatoskisis.

-Leher : pendek berlemak, tidak ada pembesaran kelenjar thyroid,

vena jugularis atau pun kelenjar limfe.

-Dada : simetris, terdapat puting susu (kanan/kiri), tidak ada

pernafasan retraksi dada, ronki dan weshing (-/-).

-Perut : simetris, datar, tidak kembung, tidak terdapat infeksi pada tali

pusat, tali pusat basah.-Tali pusat : Basah

-Punggung : simetris, tidak ada skoliosis, lordosis, dan kifosis. Tidak

ada spina bifida

-Ekstremitas : Simetris kanan kiri


25

-Genetalia : Ada lubang penis, testis sudah turun ke skrotum

-Anus : Ada lubang anus

3.2.4 Refleks

-Refleks Moro : +

-Refleks Rooting : +

-Refleks Walking : Tidak dikaji

-Refleks Grasphing/Plantar : +

-Refleks Sucking : +

-Refleks Tonic Neck : +

3.2.5 Antropometri

-Ukuran Kepala : Sub Occipito Bregmatica : 32cm

Fronto Occipitalis : 34 cm

Mento Occipitalis : 35 cm

-Lingkar kepala : 35 cm

-Lingkar lengan atas : 11 cm

-Lingkar dada : 34 cm

-Lingkar perut : 33 cm

3.2.6 Eliminasi

Miksi : 2 kali, Warna : kuning jernih, Tanggal/jam : 10-2-2023/02.00

Mekoneum : + Warna: Kehujauan, Tanggal/jam : 10-2-2023/04.00

3.3. ANALISA /DIAGNOSA

By.Ny. H usia 1 hari BBL normal


26

3.4 RENCANA

1. Beritahukan kondisi bayi pada orang tua bayi

2. Berikan Salep Mata

3. Berikan injeksi vit K

4. Jaga kehangatan tubuh bayi dengan membersihkan, mengeringkan, dan

membedong bayi

5. Ajari cara merawat tali pusat

6. Anjurkan ibu menyusui bayinya dan mengusahakan ASI eksklusif

7. Mandikan bayi setelah 6 jam

3.5 PELAKSANAAN

Tabel 3.1 Pelaksanaan

Tanggal/jam Kegiatan/monitoring

10-2-2023/10.25 1. Memberitahukan kondisi bayi pada


orang tua bayi
2. Memberikan Salep Mata
3. Memberikan injeksi vit K
4. Menjaga kehangatan tubuh bayi
dengan membersihkan,
mengeringkan, dan membedong
10-2-2023/10.40
bayi
5. Mengajari cara merawat tali pusat
6. Menganjurkan ibu menyusui
bayinya dan mengusahakan ASI
eksklusif
7. Memandikan bayi setelah 6 jam
27

3.6. EVALUASI (Tanggal : 10-2-2023 Jam : 12.00 )

Evaluasi :

1. Orangtua sudah mengerti kondisi bayi

2. Bayi sudah diberi salep mata

3. Injeksi vit K sudah diberikan di paha kiri bayi

4. Bayisudah di bedong

5. Keluarga sudah paham cara merawat tali pusat bayi

6. Ibu sudah menyusui bayinya dan mau memberikan ASI eksklusif

7. Ibu mau memandikan bayinya setelah 6 jam


28

BAB 4

PEMBAHASAN

4.1 Pembahasan

By.Ny.H 1 hari lahir pada 10 februari 2023 pukul 00.30, kemerahan,

menangis kuat, gerak aktif, jenis kelamin laki-laki, BB 2.700 gram, PB 47

cm. bayi Ny. H tergolong bayi baru lahir normal. Tidak ditemukan

komplikasi serius pada bayi.

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang baru lahir pada usia kehamilan

genap 37-41 minggu, dengan presentasi belakang kepala atau letak sungsang

yang melewati vagina tanpa memakai alat. (Tando, Naomy Marie, 2016).

Asuhan bayi baru lahir dilakukan dengan menjaga bayi agar tetap hangat,

membersihkan saluran nafas, mengeringkan tubuh bayi (kecuali telapak

tangan), memantau tanda bahaya, memotong dan mengikat tali pusat,

melakukan IMD, memberikan suntikan vitamin K1, memberi salep mata

antibiotik pada kedua mata, memberi immunisasi Hepatitis B, serta

melakukan pemeriksaan fisik (Sondakh, J. J.2016).

Dengan data-data diatas terbukti bahwa tidak ada kesenjangan antara fakta

dan teori.

Intervensi :

1. Beritahukan kondisi bayi pada orang tua bayi

Dengan memberikan informasi tentang hasil pemeriksaan pada orang

tua bayi, orang tua akan mengetahui kondisi bayinya.


29

2. Berikan Salep Mata

Pemberian salep mata pada bayi baru lahir biasanya diberikan salep

antibiotik untuk mencegah terjadinya infeksi pada mata bayi. Sakit

mata pada bayi baru lahir ini dikenal dengan neonatal conjunctivitis

atau ophthalmia neonatorum yang merupakan salah satu yang paling

umum terjadi pada bulan pertama sejak bayi lahir. Pada bayi yang

mengalami infeksi ini tampak mengeluarkan kotoran mata sejak hari

pertama hingga dua minggu setelah lahir. Bila pada saat lahir tidak

diberikan salep mata tersebut, boleh saja diberikan walaupun bayi

sudah berusia 3 hari. Pemberian salep ini untuk mencegah agar tidak

terjadi infeksi/peradangan pada mata. Pemberian salep mata ini juga

bermanfaat untuk mencegah infeksi pada mata bayi akibat bakteri

yang didapat dari ibu melalui proses persalinan.

3. Berikan injeksi vit K

Manfaat vitamin K untuk bayi baru lahir adalah mencegah perdarahan

di berbagai organ tubuh, seperti otak, lambung, dan usus. Perdarahan

akibat kekurangan vitamin K disebut dengan vitamin K deficiency

bleeding (VKDB). Bayi yang baru lahir memiliki jumlah vitamin K

sangat sedikit dalam tubuh mereka. Padahal vitamin K dibutuhkan

dalam proses pembekuan darah. Itulah sebabnya, bayi yang

kekurangan vitamin K rentan mengalami perdarahan. Jika tidak

dicegah, kondisi ini dapat membahayakan bayi.


30

4. Jaga kehangatan tubuh bayi dengan membersihkan, mengeringkan,

dan membedong bayi

Dengan selalu menjaga kehangatan tububuh bayi akan menghindarkan

bayi dari hipotermi. Tubuh bayi baru lahir masih sangat rentan dengan

perubahan suhu. Sangat berbeda dengan kondisinya saat Si Kecil

masih dalam kandungan, di mana ia selalu mendapatkan kehangatan.

Selain itu, tubuh newborn belum bisa menghasilkan dan menyimpan

panas secara optimal karena ia tidak memiliki lapisan lemak yang

cukup untuk membuat tubuhnya tetap hangat.

5. Ajari cara merawat tali pusat

Perawatan tali pusat bertujuan untuk menjaga agar tali pusat tetap

kering dan bersih, mencegah infeksi pada bayi baru lahir, membiarkan

tali pusat terkena udara agar cepat kering dan lepas.

6. Anjurkan ibu menyusui bayinya dan mengusahakan ASI eksklusif

ASI eksklusif diberikan sejak bayi lahir ke dunia hingga berusia enam

bulan. Selama periode tersebut, disarankan untuk hanya memberi Si

Kecil ASI, tanpa tambahan asupan apa pun. Sebab, ada banyak

manfaat ASI eksklusif yang bisa didapatkan oleh bayi. Tidak ada

asupan yang lebih baik untuk bayi selain ASI. Air susu yang

diproduksi secara alami oleh tubuh ini memiliki kandungan nutrisi

yang penting bagi tumbuh kembang bayi, seperti vitamin, protein,

karbohidrat, dan lemak. Komposisinya pun lebih mudah dicerna


31

ketimbang susu formula. Karena itu, ASI dapat dikatakan sebagai

makanan utama bayi pada 6 bulan pertama kehidupannya.

7. Mandikan bayi setelah 6 jam

Menunda waktu mandi pertama bayi yang baru lahir bisa memberikan

ragam manfaat, di antaranya: Mencegah hipotermia, Menjaga lapisan

alami kulit, Mendukung proses menyusui.


32

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang baru lahir pada usia kehamilan

genap 37-41 minggu, dengan presentasi belakang kepala atau letak sungsang

yang melewati vagina tanpa memakai alat. Bayi Ny. H terlahir dalam keadaan

normal, tanpa komplikasi yang berarti. Begitu bayi lahir segera mendapatkan

asuhan BBL. Asuhan bayi baru lahir adalah menjaga bayi agar tetap hangat,

membersihkan saluran nafas, mengeringkan tubuh bayi (kecuali telapak

tangan), memantau tanda bahaya, memotong dan mengikat tali pusat,

melakukan IMD, memberikan suntikan vitamin K1, memberi salep mata

antibiotik pada kedua mata, memberi immunisasi Hepatitis B, serta

melakukan pemeriksaan fisik bayi. Bayi baru lahir haruslah mendapatkan

perhatian khusus, dikarenakan bayi masih memerlukan banyak penyesuaian

dengan kondisi lingkungan barunya. Tubuh bayi mengalami banyak adaptasi

diantaranya perubahan sistem pernapasan, kardiovaskuler, termoregulasi dan

metabolic, dll.

5.2 Saran

5.2.1 Bagi Penulis

Peningkatan wawasan, pengetahuan, pemahaman perlu dilakukan,

serta diharapkan dapat mempraktikan teori yang didapat secara

langsung melalui asuhan kebidanan sehingga dapat memberikan


33

kontribusi yang baik dalam pemberian asuhan kebidanan pada bayi baru

lahir.

5.2.2 Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan institusi dapat meningkatkan pengetahuan serta skil

mahasiswanya dengan menerapan pendidikan asuhan kebidanan secara

tepat dalam proses belajar mengajar dan meningkatkan praktik

pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien, agar mahasiswa dapat

memiliki pengalaman secara nyata dalam memberikan asuhan

kebidanan.

5.2.3 Bagi Lahan Praktik

Diharapkan dapat menjadi masukan agar dapat meningkatkan

mutu pelayanan kebidanan melalui pendekatan menejemen asuhan

kebidanan sehingga apabila ditemukan masalah kebidanan dapat segera

dilakukan penanganan secara farmakologi maupun non farmakologi

yang tepat terkait kasus yang terjadi.

5.2.4 Bagi Klien

Diharapkan klien memiliki kesadaran untuk selalu memeriksakan

kesehatannya (baik ibu maupun bayi) secara teratur sehingga faktor

resiko dapat dideteksi secara dini dan mendapat penanganan yang tepat,
34

DAFTAR PUSTAKA

Johariyah.2016. AsuhanKebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Jakarta: TIM

https://www.who.int/gho/publications/world_health_statistics/2016/Annex_B/

en/World Health Statistics. 2016: Monitoring health for the SDGs.

http://jurnal.fk.unand.ac.id. Hutagaol, Hotma Sauhur., Darwin, Eryati., Yantri,

Eny. 2020. Pengaruh Inisiasi Menyusu Dini (IMD) terhadap Suhu dan

Kehilangan Panas pada Bayi Baru Lahir.

https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm/article/view/25877/23346. Rohana,

Arum., Sriatmi, Ayun., Budiyanti, Rani Tiyas. 2020. Pelaksanaan Pelaya

nan Neonatal Berdasarkan Standar Pelayanan Minimal Kesehatan Bayi

Baru Lahir Di Puskemas Dukuhseti Kabupaten Pati.

https://onlinelibrary.wiley.com/doi/epdf/10.1002/dev.20094. Winberg, Jan. 2005.

Mother and newborn baby: Mutual regulation of physiology and behavior

— A selective review.

Kemenkes .2015.Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Kemenkes RI 2015.

Marmi,dan K. Rahardjo. 2015. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak

Prasekolah. Yogyakarta: Pustaka belajar.

Tando, 2016. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, dan Anak Balita. Jakarta: EGC.

Sondakh, J. J.2016. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi baru Lahir. Malang:

Penerbit Erlangga.
35

LAMPIRAN 1
36
37
38
39

Anda mungkin juga menyukai