Oleh :
SRILEJARING TIYAS
NIM. 202108112
i
PERSETUJUAN
Bidan Lejar Kota Malang telah disetujui oleh pembimbing penyusunan Asuhan
pada :
Hari/tanggal : 12
Mahasiswa
Srilejaring Tiyas
Mengetahui,
Kalprina Todingan,S.Tr.Keb.
Dwi Ertiana, SST, S. Keb, Bd. MPH.
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
karuniaNya, sehingga dapat menyelesaikan laporan ini yang merupakan salah satu
tugas Pendidikan Profesi Bidan STIKES Karya Husada Kediri.
Pada kesempatan ini perkenankan saya menyampaikan rasa hormat dan
terima kasih yang tak terhingga serta penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada:
1. Ita Eko Suparni, SSiT, M.Keb., selaku Ketua STIKES Karya Husada Kediri.
2. Tintin Hariyani,S.SiT, M.Kes., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Profesi Bidan STIKES Karya Husada Kediri.
3. Dwi Ertiana, SST, S. Keb, Bd. MPH. selaku pembimbing penyusunan
laporan.
4. Kalprina Todingan,S.Tr.Keb. sebagai pembimbing lahan praktek beserta staff
5. Seluruh rekan-rekan Program Studi Pendidikan Profesi Bidan STIKES Karya
Husada Kediri atas segala bantuan dan kerjasama yang baik selama kami
mengikuti pendidikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna,
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang akan sangat bermanfaat.
Semoga Allah memberikan balasan pahala atas semua amal yang telah diberikan
dan semoga makalah ini bermanfaat baik bagi peneliti maupun pihak lain yang
memanfaatkannya.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN
HALAMAN JUDUL ............................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN..................................................................................ii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iv
DAFTAR SINGKATAN.......................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................vi
BAB 1 : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………..1
1.2 Tujuan…………………………………………………………………...2
1.3 Manfaat………………………………………………………………….2
BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kajian dari Sumber Pustaka..................................................................5
2.1.1. Pengertian Bayi Baru Lahir.........................................................5
2.1.2. Pengertian Ikterus
5
2.1.3. Klasifikasi ikterus
5
2.1.4. Etiologi
6
2.1.5. Patofisiologi
9
2.1.6. Manifestasi klinis
12
2.1.7. Penatalaksanaan
13
2.2. Kajian dari Jurnal Penelitian.................................................................17
2.3. Tinjauan Managemen 5 Langkah Askeb..............................................20
BAB 3 :TINJAUAN KASUS
3.1 Data Subjektif.........................................................................................20
3.2 Data Objektif..........................................................................................22
3.3 Analisa/Diagnosa....................................................................................24
3.4 Intervensi................................................................................................24
3.5 Implementasi..........................................................................................25
3.6 Evaluasi..................................................................................................26
BAB 4 : PEMBAHASAN
4.1 Pembahasan................................................................................................28
BAB 5 : KESIMPULAN & SARAN
5.1 Kesimpulan.............................................................................................32
5.2 Saran.......................................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
DAFTAR SINGKATAN
v
DAFTAR LAMPIRAN
vi
vii
BAB 1
PENDAHULUAN
Neonatus adalah bayi baru lahir dengan berat lahir antara 2500-4000
gram, cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan
congenital (cacat bawaan) yang berat (Marmi dan Kukuh 2012). Bayi baru
lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi belakang kepala
melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan genap 37 minggu
sampai dengan 42 minggu, dengan berat badan 2500-4000 gram, nilai apgar
Hipotermi adalah suhu tubuh di bawah 36,5ºC dan rentan terjadi pada
bayi baru lahir, dan bisa berakibat fatal misalnya hipoglikemia dan berlanjut
bawah 36,5oC. Bayi baru lahir rentan berisiko mengalami penurunan suhu
aliran udara yang dingin di dekat bayi (yang berasal dari AC), atau petugas
lainnya. Sebagian besar kematian anak di Indonesia saat ini terjadi pada
meninggal pada usia yang berbeda adalah 19 per 1000 selama masa
neonatal, 15 per 1000 dari usia 2 hingga 11 bulan dan 10 per 1000 dari usia
1
1 sampai 5 tahun. Kematian bayi baru lahir kini merupakan hambatan utama
yang yaitu Angka Kematian Bayi 19 per 1000 KH. Angka ini masih cukup
pada tahun 2030 yatu AKB 12 per 1000 kelahiran hidup (WHO, 2016).
agar setiap persalinan harus ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih seperti
Kunjungan Neonatal minimal 3 kali (KN1, KN2 dan KN3) sesuai standar.
sesuai standar tenaga kesehatan yang mana pelayanannya antar lain seperti
2
Pada laporan ini penulis menguraikan hal – hal yang terjadi dalam
Neonatus patologis untuk lebih memahami tentang bayi baru lahir sehingga
1.2 Tujuan
4. Mengimplementasi asuhan
1.3 Manfaat
kasus hipotermi.
3
1.4.1 Bagi Lahan Praktik
kasus hipotermi.
4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Neonatus adalah bayi baru lahir dengan berat lahir antara 2500-4000
gram, cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan
uterin ke kehidupan (ekstrauterain) dan toleransi bagi BBL utuk dapat hidup
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang baru lahir pada usia
letak sungsang yang melewati vagina tanpa memakai alat. (Tando, Naomy
Marie, 2016).
Hipotermi adalah suhu tubuh di bawah 36,5 oC. Bayi baru lahir rentan
seringkali tidak cukup hangat, dengan aliran udara yang dingin di dekat bayi
(yang berasal dari AC), atau petugas tidak mengeringkan dan menyelimuti
5
Hipotermia adalah gangguan medis yang terjadi di dalam tubuh,
cepat. Kehilangan panas karena pengaruh dari luar seperti air, angin, dan
tubuh (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016). Hipotermia adalah suatu
keadaan dimana suhu tubuh berada dibawah 35o C, bayi hipotermia adalah
bayi dengan duhu badan dibawah normal. Suhu normal pada neonates
berkisar antara 360C–37,5 0C pada suhu ketiak. Adapun suhu normal bayi
2011).
yaitu :
100x/menit
d. Malas minum
6
e. Latergi
dalam
meskipun berada di
suhu lingkungan
yang stabil
b. Fluktuasi terjadi
sesudah periode
suhu stabil
bawah pemancar
7
panas. mukosa kering )
c. Malas minum
60 kali / menit
f. Latergi.
(Sumber 1 Buku Ajar : Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, dan Anak Balita
2012).
1. Hipotermia Sedang
letargi selain itu kulit bayi akan berwarna tidak merata atau disebut cutis
2. Hipotermi Berat
rendah cukup lama akan timbul selama kurang dari 2 hari dengan tanda
suhu tubuh bayi mencapai 320C atau kurang, tanda lain seperti hipotermi
sedang, kulit bayi teraba 10 keras, napas bayi tampak pelan dan dalam ,
bibir dan kuku bayi akan berwarna kebiruan, pernapasan bayi melambat,
8
3. Hipotermi dengan Suhu tidak stabil
dingin atau panas yang berlebihan dengan gejala suhu bisa berada pada
3). Malnutrisi
11). Trauma
1). Konduksi
9
Panas dihantarkan dari tubuh bayi ke benda sekitarnya yang kontak
langsung dengan tubuh bayi (pemindahan panas dari tubuh bayi ke objek
ketika menimbang bayi tanpa alas timbangan, memegang bayi saat tangan
2). Konveksi
bergerak (jumlah panas yang hilang bergantung pada kecepatan dan suhu
3). Radiasi
(dekat tembok).
4). Evaporasi
panas yang dipakai, tingkat kelembapan udara, dan aliran udara melewati.
Apabila BBL dibiarkan dalam suhu kamar 250C, maka bayi akan
10
kehilangan panas melalui konveksi, radiasi, dan evaporasi yang besarnya
dapat mencegah terjadinya kehilangan panas pada bayi, maka lakukakn hal
berikut.
b. Selimuti bayi dengan selimut atau kain yang kering dan hangat
2.1.5. Patofisiologi
meningkat karena adanya permukaaan tubuh yang relative besar dan tidak
luar. Keadaan ini sebagian disebabkan oleh mekanisme keringat yang cacat,
11
2.1.6. Manajemen Hipotermia
1). Ganti pakaian yang dingin dan basah dengan pakaian yang
2). Lakukan metode kangguru bila ada ibu atau pengganti ibu, kalua
sepsis.
ruangan hangat.
2). Ganti baju yang dingin dan basah bila perlu, beri pakaian
3). Hindari paparan panas yang berlebihan dan posisi bayi sering
berubah.
12
4). Bila bayi dengan gangguan nafas (frekuensi lebih dari 60 kali
pernafasan.
5). Pasang jalur intra vena dan beri cairan intra vena sesuai dengan
8). Anjurkan ibu menyusui segera setalh bayi siap atau pasang naso
Makassar
udara yang dingin di dekat bayi (yang berasal dari AC), atau petugas
13
tidak mengeringkan dan menyelimuti bayi dengan baik segera setelah
Kejadian hipotermi pada bayi baru lahir cukup tinggi, secara global
14
hipotermia di negara terbelakang . Kejadian hipotermi terjadi pada
92,3% bayi batu lahir, lebih dari 50% mengalami moderat hipotermi,
hipotermi pada bayi yang tidak dilakukan IMD dan 27% pada bayi
kelompok IMD tidak tepat pada bayi mayoritas memiliki berat badan
yang menyatakan tanpa penanganan yang tepat, bayi baru lahir akan
15
Penelitian menunjukkan bahwa kejadian hipotermi lebih
bayi yang dilakukan IMD tepat. Hasil penelitian ini selaras dengan
kontak kulit ke kulit antara ibu dan bayi dengan kejadian hipotermi
pada bayi baru lahir, kejadian hipotermia lebih sering terjadi pada
bayi.
RSUD Syekh Yusuf Gowa pada tahun 2014 sebanyak 11 bayi , pada
tahun 2015 sebanyak 37 bayi, pada tahun 2016 sebanyak 23 bayi dan
16
Angka kematian bayi tergolong masih cukup tinggi yaitu per
kehilangan panas empat kali lebih besar dari pada orang dewasa,
penurunan dengan suhu 20-25ºC suhu kulit bayi turun sekitar 0,3ºC
fluktuasi dari tahun ke tahun. Pada tahun 2015 sebesar 1,19 per 1.000
Makassar,2015).
17
memahami kesenjangan dan kesesuaian yang terjadi pada kasus ini
usia kehamilan 38 minggu 2 hari dengan berat badan lahir 2500 gram
18
dan rangkaian atau tahapan yang logis untuk pengambilan keputusan yang
Langkah :
1. Pengkajian Data
lengkap yaitu :
b. Pemeriksaan umum.
c. Pemeriksaan fisik.
Pada langkah ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dari semua
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosa atau
masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas data-
19
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan oleh
diantisipasi.
4. Melaksanakan Perencanaan
Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan
pada langkah ke-5 dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini
bisa dilakukan oleh Bidan atau sebagian dilakukan oleh klien atau anggota
mengarahkan pelaksanaannya.
5. Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah
BAB 3
TINJAUAN KASUS
20
1. PENGKAJIAN
1.1.1 Identitas
Umur : 1 hari
1.1.2 Keluhan
yang diberikan oleh dokter atau bidan. Selama hamil ini ibu tidak
pernah sakit berat atau dirawat di rumah sakit. Ibu tidak memiliki
kehamilan.
21
1.1.4 Riwayat persalinan
sebelum bayi lahir, warna air ketuban jernih. Bersalin tanggal 02-
Apgar Score :
1 menit 5 menit
Appearance 2 2
Pulse 1 1
Grimace 1 1
Activity 1 2
Respiration 1 2
- Suhu :35,2 ºC
- Nadi :120x/mnt
- Pernafasan :40x/mnt
22
1.2.3 Pemeriksaan Fisik
palatoschizis.
- Tali Pusat:terdapat satu pembuluh darah dan dua arteri, tidak ada
BAK (+).
23
1.2.4 Refleks
1.2.5 Antropometri
- Lingkar kepala : 34 cm
2. Analisa/Diagnosa
Bayi baru lahir 1 hari aterm sesuai masa kehamilan dengan hipotermia sedang.
Kebutuhan segera : kolaborasi dengan dokter jika ada tanda bahaya pada bayi.
Intervensi:
a. Jelaskan keadaan bayi pada ibu dan keluarga, ibu mengerti kondisi bayi.
24
c. Jelaskan cara menjaga kehangatan suhu tubuh melakukan kontak kulit bayi
d. Lakukan monitoring tanda vital, memeriksa suhu tubuh bayi setiap 4-6
jam.
e. Ganti pakaian yang dingin dan basah dengan pakaian yang hangat,
f. Mintalah ibu mengamati tanda bahaya dan segera mencari pertolongan bila
a. Menjelaskan keadaan bayi pada ibu dan keluarga, ibu mengerti kondisi
bayi.
d. Melakukan monitoring tanda vital, memeriksa suhu tubuh bayi setiap 4-6
e. Mengganti pakaian yang dingin dan basah dengan pakaian yang hangat,
25
f. Mintalah ibu mengamati tanda bahaya dan segera mencari pertolongan bila
SUBYEKTIF
OBYEKTIF
Keadaan umum baik, tonus otot baik, gerak aktif. BB 2800 gr.
ASSESSMENT
pada bayi.
26
BAB 4
PEMBAHASAN
untuk menggantikan panas tubuh yang hilang dengan cepat. Kehilangan panas
karena pengaruh dari luar seperti air, angin, dan pengaruh dari dalam seperti
tubuh (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016). Hipotermia adalah suatu keadaan
dimana suhu tubuh berada dibawah 35o C, bayi hipotermia adalah bayi dengan
duhu badan dibawah normal. Suhu normal pada neonates berkisar antara 360C–
37,5 0C pada suhu ketiak. Adapun suhu normal bayi adalah 36, 50 –37, 5 0 C
5). Konduksi
langsung dengan tubuh bayi (pemindahan panas dari tubuh bayi ke objek
ketika menimbang bayi tanpa alas timbangan, memegang bayi saat tangan
6). Konveksi
27
Panas hilang dari tubuh bayi ke udara sekitarnya yang sedang
bergerak (jumlah panas yang hilang bergantung pada kecepatan dan suhu
7). Radiasi
(dekat tembok).
8). Evaporasi
panas yang dipakai, tingkat kelembapan udara, dan aliran udara melewati.
Apabila BBL dibiarkan dalam suhu kamar 250C, maka bayi akan
dapat mencegah terjadinya kehilangan panas pada bayi, maka lakukakn hal
berikut.
b. Selimuti bayi dengan selimut atau kain yang kering dan hangat
28
c. Tutup bagian kepala bayi
oleh reproduksi panas yang buruk dan peningkatan kehilangan panas. Kegagalan
yang lemah dengan pembakaran oksigen yang buruk, dan masukan makanan yang
rendah. Kehilangan panas yang meningkat karena adanya permukaaan tubuh yang
relative besar dan tidak adanya lemak subkutan, tidak adanya pengaturan panas
bayi sebagai disebabkan oleh panas 13 immature dari pusat pengaturan panas dan
sebagian akibat kegagalan untuk memberikan repson terhadap stimulus dari luar.
Keadaan ini sebagian disebabkan oleh mekanisme keringat yang cacat, demikian
pada kelompok IMD tidak tepat. Terdapat pengaruh antara pelaksanaan IMD
dengan kejadian hipotermi dengan p value 0,000 dengan (CI 95% 2,358 –
15,270). Nilai RR 6,000 bermakna, bayi yang dilakukan IMD tidak tepat akan
dengan bayi yang dilakukan IMD tepat. Hasil penelitian ini selaras dengan
penelitian Pratiwi et al., (2009) yang menyatakan ada pengaruh efek kontak kulit
ke kulit antara ibu dan bayi dengan kejadian hipotermi pada bayi baru lahir,
kejadian hipotermia lebih sering terjadi pada kelompok konfensional (47%) dari
29
pada kelompok IMD (27%), IMD membantu menurunkan angka kejadian
mengingat komplikasi yang mungkin timbul jika tidak ditangani dengan baik.
BAB 5
30
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Pada kasus ini pengelolaan bayi baru lahir dengan hipotermia sedang sudah
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
31
Marmi, dan Kukuh Rahardjo. 2015. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak
Prasekolah. Yogyakarta : Pustaka Belajar.
Maryunani, Anik. 2013. Asuhan Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah. Jakarta
Timur : CV. Trans Info Media.
Miranti Arti, dkk. 2020. Manajemen Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir pada
Bayi Ny “A” dengan Hipotermi di RSUD Syekh Yusuf Gowa Tanggal 12
Oktober-01 Desember 2018. Diakses pada tanggal 16 Mei 2021 pukul
20.30 WITA
Nuli Nuryanti Zulala. 2017. Pengaruh Inisiasi Menyusu Dini terhadap Hipotermi
pada Bayi Baru Lahir. Diakses pada tanggal 16 Mei 2021 pukul 20.30
WITA
Sarnah, dkk. 2020. Manajemen Asuhan Kebidanan pada Bayi Ny “H” dengan
Hipotermi di Puskesmas Jumpandang Baru Makassar. Diakses pada
tanggal 16 Mei 2021 pukul 20.30 WITA
32
DOKUMENTASI
33
LAMPIRAN
34