Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN KIE PADA KELOMPOK REMAJA

PENYULUHAN TENTANG AMENORE SEKUNDER

Oleh :
SRILEJARING TIYAS
NIM : 202108112

PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


STIKES KARYA HUSADA KEDIRI
2021

i
LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan KIE pada Kelompok dengan judul “Penyuluhan Tentang Amenore

Sekunder” di PMB “ Lejar “ Kecamatan Sukun Kota Malang telah disetujui oleh

pembimbing penyusunan Asuhan pada :

Hari/tanggal : Jum’at / 28 Januari 2022

Malang, 28 Januari 2022


Mahasiswa

Srilejaring Tiyas

Mengetahui

Dosen Pembimbing Pembimbing Lahan

Dwi Ertiana, SST.,S.Keb.,Bd.,MPH Kalprina Todingan, S.Tr.Keb

ii
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME atas rahmatNya, sehingga

dapat tersusun “Laporan KIE pada Kelompok Remaja ” di lingkungan Prodi

Pendidikan Profesi Bidan STIKES Karya Husada Kediri.

Laporan KIE ini sebagai kewajiban bagi mahasiswa Prodi Pendidikan Profesi

Bidan STIKES Karya Husada Kediri yang akan menyelesaikan Pendidikan akhir

program. Dengan Laporan KIE di jadikan syarat dalam menempuh profesi

kebidanan.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu

tersusunnya Laporan KIE ini.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu

kami mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan karya tulis ini.

Harapan penulis mudah-mudahan karya tulis ilmiah ini berguna bagi semua pihak.

Malang, 05 Januari 2022

Srilejaring Tiyas

iii
DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR JUDUL................................................................................................. i
.................................................................................................................................
LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL...................................................................................................iv
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................v
BAB 1...............................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................1
1.1. Analisa Kebutuhan KIE.............................................................................1
1.2. Tujuan penyuluhan....................................................................................6
1.3. Manfaat......................................................................................................7
BAB 2.............................................................................................................................10
SATUAN ACARA PENYULUHAN.........................................................................10
2.1. Identitas Kegiatan....................................................................................10
2.2. Proses Kegiatan.......................................................................................11
BAB 3.............................................................................................................................22
HASIL KEGIATAN.....................................................................................................22
3.1. Peran serta masyarakat dan tingkat kehadiran........................................22
3.2. Tingkat pemahaman setelah KIE............................................................22
4.1. Masukan atau Usulan Peserta..................................................................23
BAB 4.............................................................................................................................24
KESIMPULAN DAN SARAN...................................................................................24
4.2. Kesimpulan..............................................................................................24
4.3. Saran........................................................................................................24
KUESIONER PENGETAHUAN................................................................................26
LAMPIRAN DOKUMENTASI..................................................................................27

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Rincian Kegiatan Penyuluhan................................................. 12

Tabel 3.1 Evaluasi pelaksanaan penyuluhan........................................... 22

v
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Kuesioner

Lampiran 2 : Dokumentasi Foto

Lampiran 3 : Leaflet

vi
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Analisa Kebutuhan KIE

Wanita dalam kehidupannya tidak luput dari adanya siklus

menstruasi normal yang terjadi secara periodik. Wanita akan merasa

terganggu bila hidupnya mengalami perubahan, terutama bila menstruasi

menjadi lebih lama dan atau banyak, tidak teratur, lebih sering atau

tidak menstruasi sama sekali, bahkan bisa disertai nyeri. Diharapkan

semua wanita mengalami siklus menstruasi yang teratur, namun hamper

semua wanita pernah mengalami gangguan menstruasi selama masa

hidupnya.Gangguan ini dapat berupa kelainan siklus atau perdarahan.

Masalah ini dihadapi oleh wanita remaja, reproduksi dan klimakterium.

(Manuaba,dkk. 2010).Saat umur wanita di atas umur 16 tahun belum

mengalami menstruasi ataupun pada wanita yang sudah mengalami

menstruasi tetapi setelah itu tidak mengalami menstruasi kembali, maka

kemungkinan wanita tersebut mengalami Amenorrhea.

Amenorea sekunder adalah berhenti menstruasi, paling tidak selama 3

bulan berturut turut, padahal sebelumnya sudah pernah mengalami

menstruasi. Amenore sekunder dapat disebabkan oleh rendahnya hormon

pelepas gonadotropin (GoRH = Gonadotropine Releasing Hormone), yaitu

hormon yang diproduksi oleh hipotalamus (salah satu bagian dari otak), yang

salah satu fungsinya adalah mengatur siklus menstruasi. Di samping itu,

kondisi stres, anoreksia, penurunan berat badan yang ekstrim, gangguan


2

tiroid, olahraga berat, pil KB, dan kista ovarium, juga dapat menyebabkan

amenorea.

Pervalensi amenorea sekunder sekitar 3-4% wanita usia reproduktif,

sebagian besar kasus disebabkan oleh sindroma ovarium polikistik (SOPK),

amenorea hipotalamik, hiperprolaktinemia, dan kegagalan ovarium dini.

(Baziad A.2008).Amenorea yang terjadi dapat disebabkan oleh tumor

ovarium yang tidak memroduksi hormon maupun oleh tumor ovarium yang

memproduksi hormon. Tumor ovarium yang tidak memroduksi hormone

akan merusak seluruh jaringan ovarium. Hormon yang diproduksi oleh tumor

ovarium ialah androgen dan estrogen. Androgen yang tinggi menekan sekresi

gonadotropin, sehingga menyebabkan amenorea, hirsutisme, hipertrofi

klitoris, perubahan suara, dan akne. Tumor yang memroduksi estrogen jarang

menyebabkan amenorea, namun sering terjadi perdarahan yang memanjang

akibat hyperplasia endometrium.

Sekitar 1% wanita akan mengalami kegagalan ovarium dini (deplesi

dini dari folikel ovarium) sebelum usia 40 tahun. Etiologi dari kegagalan

ovarium dini pada sebagian besar kasus belum diketahui dan lebih sering

terjadi pada keluarga yang memiliki sindrom X fragil; hal ini berguna bila

kegagalan ovarium dini familial diidentifikasi. Perlu ditekankan bahwa

pembawa mutasi X fragil ialah pada peningkatan risiko untuk kegagalan

ovarium dini. Gangguan autosomal dominan yaitu sindrom blefaro-fimosis

(kelainan kelopak mata), telah diidentifikasi berhubungan dengan kegagalan

ovarium dini, yang disebabkan oleh mutasi dalam gen faktor transkripsi

(FOXL2) pada kromosom 3. Selain itu, kegagalan ovarium dini dapat


3

disebabkan oleh destruksi folikel karena infeksi, misalnya ooforitis gondok,

atau kerusakan fisik (misalnya radiasi atau kemoterapi).

Sindrom resistensi ovarium terjadi pada wanita amenore dengan

pertumbuhan dan perkembangan yang normal, namun memiliki peningkatan

kadar gonadotropin.Wanita ini akan sulit untuk hamil, bahkan dengan dosis

gonadotropin eksogen yang tinggi. Penyebab pasti kelainan ini belum

sepenuhnya terungkap. Diduga adanya gangguan pembentukan reseptor

gonadotropin di ovarium akibat proses autoimun. Perlu dilakukan biopsi

ovarium untuk membedakan dengan menopause prekok.( Baziad A.2008),

( Speroff L, Marc AF.2005)

Sindrom ovarium polikistik adalah suatu anovulasi kronik yang

menyebabkan infertilitas dan bersifat hiperandrogenik, dimana terjadi

gangguan hubungan umpan balik antara pusat (hipotalamus-hipofisis) dan

ovarium sehingga kadar estrogen selalu tinggi yang berakibat tidak pernah

terjadi kenaikan kadar FSH yang cukup adekuat.(internet) Gambaran klinis

SOPK sangat bervariasi, tetapi secara umum dapat dijumpai gangguan

menstruasi dan gejala hiperandrogenisme. Keadaan klinis yang ditemukan

ialah gangguan menstruasi dengan siklus menstruasi tidak teratur atau tidak

menstruasi sama sekali, terkadang disertai terjadinya perdarahan uterus

disfungsional. Gejala hiperandrogenisme berupa hirsutisme, kelainan

seboroik pada kulit dan rambut serta kebotakan dengan pola seperti yang

ditemukan pada pria. Tes laboratorium yang dilakukan berupa tes hormonal,

tidak saja penting untuk diagnosis tetapi juga sangat penting untuk melihat

kelainan secara keseluruhan. Kelainan endokrin yang ditemukan ialah


4

peningkatan konsentrasi LH dan aktivitas androgen yaitu testosteron dan

androstenedion. Pada pemeriksaan ultrasonografi transvaginal didapatkan

gambaran lebih dari 10 kista pada salah satu ovarium dengan ukuran <1 cm.

Wanita yang mengalami gangguan pola makan seperti anoreksia

nervosa dan bulimia dapat menyebabkan gangguan psikis, dan neurotik,

sehingga dapat terjadi kerusakan organ (atrofi). Bila kerusakan tersebut

mengenai hipotalamus, maka dengan sendirinya hipotalamus tidak dapat lagi

memroduksi GnRH. Pengeluaran FSH dan LH dari hipofisis pun berhenti.

Akibatmya pematangan folikel dan ovulasi di ovarium tidak terjadi.

Anoreksia nervosa diagnosis bila ditemukan gejala berikut : ( Baziad

A.2008), ( Speroff L, Marc AF.2005) : Onset antara usia 10 dan 30

tahun,Penurunan berat badan sebanyak 25% atau 15% di bawah normal untuk

usia dan tinggi badan, Kelakuan khusus: penyangkalan, gambar tubuh yang

berubah, perlakuan yang tidak biasa terhadap makanan,Sedikitnya satu dari

berikut ini: rambut halus (lanugo), bradikardi, overaktivitas, episode makan

berlebihan (bulimia), muntah, yang dapat diinduksi oleh diri sendiri,

Amenore, Tidak ada penyakit medis yang diketahui, Tidak ada kelainan

psikiatrik lain Bulimia merupakan sebuah sindrom yang ditandai dengan

makan berlebihan yang episodik dan diikuti dengan induksi muntah, puasa,

dan penggunaan laksatif dan diuretik, bahkan enema.

Tampaknya ini merupakan permasalahan yang berkembang pada

wanita muda. Perilaku bulimik sering tampak pada pasien dengan anoreksia

nervosa. Pasien dengan bulimia memiliki insidensi gejala depresif yang tinggi

atau gangguan kecemasan. Baik anoreksia nervosa maupun bulimia menetap


5

sebagai masalah kronis yang berjangka waktu lama yang ditemukan pada

50% kasus.(internet)

Atlet wanita dengan olahraga yang penuh tekanan memiliki

peningkatan insidensi bermakna dari ketidakteraturan menstruasi dan

amenore akibat efek penekanan hipotalamus. Bila latihan dimulai sebelum

menarke, menarke dapat tertunda hingga 2-3 tahun, dan insidensi berikutnya

dari ketidakteraturan menstruasi lebih tinggi. Olahraga menurunkan

gonadotropin dan meningkatkan prolaktin, hormone pertumbuhan,

testosteron, ACTH, steroid adrenal, dan endorfin sebagai akibat dari sekresi

yang meningkat maupun bersihan yang berkurang.( Speroff L, Marc

AF.2015),(internet) Hormon yang melepaskan kortikotropin (CRH) secara

langsung menghambat sekresi GnRH hipotalamik, mungkin dengan

meningkatkan sekresi opioid endogen. Wanita dengan amenore hipotalamik

(termasuk olahragawan dan wanita dengan gangguan pola makan)

memperlihatkan hiperkortisolisme (karena peningkatan CRH dan ACTH),

yang menunjukkan bahwa ini merupakan jalur dimana tekanan mengganggu

fungsi reproduktif. Atlet amenore yang memiliki kadar kortisol kembali ke

rentang normal memperoleh kembali fungsi menstrual dalam 6 bulan,

kebalikan dengan atlet yang mempertahankan kadar kortisol yang meningkat

dan terus mengalami amenore.(Pauli SA, Berga SL.2016)

Remaja dengan masalah menstruasi perlu mendapatkan penyuluhan

tentang menstruasi dengan masalahnya termasuk manajemen amenore

sekunder apabila remaja mengalami masalah amenore sekunder maka

mereka dapat mengatasi dengan baik., dan melakukan apa yang biasa
6

dilakukan secara perorangan maupun kelompok dan meminta pertolongan

bila perlu, oleh karena itu perlu penyuluhan tentang amenore sekunder pada

remaja.

1.2. Tujuan penyuluhan

1.1.1 Tujuan Teoritik

Tujuan pendidikan kesehatan atau penyuluhan yang pokok adalah

terjadinya perubahan dalam membina individu, keluarga atau

masyarakat dalam membina dan memelihara perilaku sehat dan

lingkungan sehat serta berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat

kesehatan yang optimal. Terbentuknya perilaku sehat pada individu,

kelompok dan masyarakat yang sesuai dengan hidup sehat baik fisik,

mental dan sosial sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan

kematian. Menurut WHO, tujuan penyuluhan kesehatan adalah untuk

merubah perilaku seseorang dan atau masyarakat dalam bidang

kesehatan (Notoadmojo, 2015).

1.2.2. Tujuan Praktis

1.2.2.1. Tujuan Umum

Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan ini diharapkan

peserta mengetahui dan mengerti tentang amenore sekunder.

1.2.2.2. Tujuan Khusus:

1. Para remaja putri memahami tentang definisi amenore

sekunder
7

2. Para remaja putri memahami tentang gejala amenore

sekunder

3. Para remaja putri memahami tentang penyebab amenore

sekunder

4. Para remaja putri memahami tentang penatalaksanaan

amenore sekunder

5. Para remaja putri memahami tentang pencegahan amenore

sekunder

1.3. Manfaat

1.3.1 Manfaat Teoritis

1.3.1.1 Manfaat Bagi Penulis

Meningkatkan pengetahuan, menambah pemahaman

dan pengalaman secara nyata dan langsung tentang KIE yang

dapat digunakan sebagai acuan dalam meningkatkan mutu

pelayanan kebidanan.

1.3.1.2 Manfaat Bagi Profesi

Diharapkan dapat digunakan sebagai masukan untuk

menambah pengetahuan tentang tata cara memberikan

penyuluhan pada remaja

1.3.1.3 Manfaat Bagi Institusi

Diharapkan dapat menjadi bahan materi kuliah tentang

KIE dan menambah pengetahuan bagi mahasiswa profesi


8

kebidanan STIKes Karya Husada Kediri mengenai asuhan

kebidanan secara berkesinambungan.

1.3.1.4 Manfaat Bagi PMB

Diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi dan

memberikan kontribusi bagi PMB dengan membantu

pelaksanaan KIE.

1.3.1.5 Manfaat Bagi Pasien

Meningkatkan pengetahuan serta wawasan pasien akan

pentingnya menjaga kesehatan.

1.3.2 Manfaat Praktis

1.3.2.1 Manfaat Bagi Penulis

Memberikan pengalaman secara nyata tentang KIE

pada remaja sehingga dapat meningkatkan ketrampilan dalam

melaksanakan.

1.3.2.2 Manfaat Bagi Profesi

Dapat menjadi bahan materi kuliah tentang KIE dan

dapat memberikan pemahaman bagi mahasiswa profesi

kebidanan STIKes Karya Husada Kediri mengenai asuhan

kebidanan secara berkesinambungan.

1.3.2.3 Manfaat Bagi Institusi

Memberikan masukan tentang metode penyuluhan bagi

mahasiswa profesi kebidanan Karya Husada Kediri mengenai

pemberian KIE.

1.3.2.4 Manfaat Bagi PMB


9

Diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi dan

memberikan kontribusi bagi PMB dengan membantu

pelaksanaan asuhan kebidanan untuk meningkatkan cakupan

dan kualitas pelayanan.

1.3.2.5 Manfaat Bagi Pasien

Mendapatkan pendampingan secara berkala sehingga

remaja bisa mengikuti perkembangan pada tahapannya.


BAB 2
SATUAN ACARA PENYULUHAN

2.1. Identitas Kegiatan

Topik : Pemahaman tentang amenore sekunder

Sasaran : Remaja Putri di wilayah RT 09 RW 12 Bandungrejosari

Sukun Malang

Waktu Pelaksanaan : 20 Januari 2022

Waktu : 60 menit

Tempat : PMB “Lejar”

2.1.1 Karakteristik Peserta

2.1.1.1. Jumlah Peserta : 5 orang

2.1.1.2. Tingkat Pendidikan : SMA

2.1.2 Tujuan Penyuluhan

2.1.2.1. Tujuan Umum

Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan ini diharapkan

peserta mengetahui tentang amenore sekunder

2.1.2.2. Tujuan Khusus:

1. Para remaja putri memahami tentang definisi amenore

sekunder

2. Para remaja putri memahami tentang gejala amenore

sekunder
11

3. Para remaja putri memahami tentang penyebab amenore

sekunder

4. Para remaja putri memahami tentang penatalaksanaan

amenore sekunder.

5. Para remaja putri memahami tentang pencegahan amenore

sekunder

2.1.3 Materi Penyuluhan

2.1.3.1. Definisi Amenore Sekunder

2.1.3.2. Gejala Amenore Sekunder

2.1.3.3. Penyebab Amenore Sekunder

2.1.3.4. Pencegahan Amenore Sekunder

2.1.3.5. Pengobatan Amenore Sekunder

2.1.4 Metode

2.1.4.1. Ceramah

2.1.4.2. Tanya jawab

2.1.5 Media

2.1.5.1. Materi SAP Amenore Sekunder.

2.1.5.2. Leaflet

2.1.5.3. Power Point

2.2. Proses Kegiatan

2.2.1. Rincian Kegiatan


12

Tabel 2.1 Rincian kegiatan penyuluhan


No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta Media
1. 10 menit Pembukaan:
Menjawab salam
a) Memberi salam
Mendengarkan
b) Perkenalan
dan
c) Menjelaskan tujuan
penyuluhan Memperhatikan
d) Menyebutkan materi / materi yang
pokok bahasan yang akan disampaikan
disampaikan

2. 10 menit
Pengembangan : Mengisi pre test
Menggali Pengetahuan peserta
Menerima Leaflet
tentang amenore sekunder
Membagikan leaflet

3. 30 menit Pelaksanaan / penyampaian


Menyimak dan
materi:
memperhatikan
a) Pengertian amenorrhea
sekunder.

b) Penyebab amenorrhea
sekunder.

c) Tanda dan gejala


amenorrhea sekunder.

d) Penanganan amenorrhea
sekunder.

e) Pencegahan amenorrhea
sekunder.

f) Pengobatan amenore
sekunder
4. 10 menit Evaluasi:
13

Peserta
a) Memberi kesempatan
bertanya
kepada peserta untuk
mengenai
bertanya
masalah yang
b) Memberi pertanyaan
belum
kepada peserta:
dipahami
Pengertian
Peserta
amenorrhea sekunder,
menjawab
penyebab amenorrhea
pertanyaan
sekunder dan
Mengerjakan
pencegahan
post test
amenorhea.
c) Post Test
5. 5 menit Penutup:
Peserta
a) Menyimpulkan
menjawab
materi yang telah
salam
disampaikan
b) Mengakhiri pertemuan
dengan mengucapkan
terimakasih dan salam

2.2.2. Materi Penyuluhan

2.2.2.1. Definisi amenore sekunder

Amenorea sekunder adalah berhenti menstruasi, paling

tidak selama 3 bulan berturut turut, padahal sebelumnya

sudah pernah mengalami menstruasi.

2.2.2.2. Gejala Amenore Sekunder

Tanda dan gejala yang muncul diantaranya :


14

a. Tidak terjadi haid

b. Produksi hormon estrogen dan progesteron menurun.

c. Nyeri kepala

d. Badan lemah

e. Jika penyebanya adalah kehamilan, akan ditemukan

morning sickness (mual dan muntah) dan pembesaran

perut.

f. Jika penyebabnya adalah kadar hormon tiroid yang tinggi

maka gejalanya adalah denyut jantung yang cepat,

kecemasan, kulit yang hangat dan lembab.

g. Galaktore ( pembentukan air susu pada wanita yang tidak

hamil dan tidak sedang menyusui )

h. Gangguan penglihatan ( pada tumor hipofisa )

i. Penurunan atau penambahan berat badan yang berarti

j. Vagina yang kering

k. Hirsutisme ( pertumbuhan rambut yang berlebihan, yang

mengikuti pola pria ), perubahan suara dan perubahan

ukuran payudara.

2.2.2.3. Penyebab Amenore Sekunder

Ada banyak faktor yang dapat menjadi penyebab amenorea,

antara lain:

1) Penyakit pada indung telur (ovarium) atau uterus

(rahim), misalnya tumor ovarium, fbrosis kistik, dan

tumor adrenal.
15

2) Gangguan produksi hormon akibat kelainan diotak,

kelenjar hipofsis, kelenjar tifoid, kelenjar adrenal,

ovarium (indung telur) maupun bagian dari sistem

reproduksi lainnya. Contohnya kondisi hipogonadisme,

hipogonadotropik, hipotiroidisme, sindrom

adrenogenital, penyakit ovarium polikistik,hiperplasia

adrenal, dan lain lain. Gangguan pada kelenjar tiroid

bisa menyebabkan produksi prolaktin, hormon yang

bertanggungjawab pada kesuburan wanita, terganggu.

Akibatnya siklus menstruasi ikut terganggu

3) Penyakit ginjal kronik, hipoglikemia, obesitas, dan

malnutrisi.

4) Konsumsi obat-obatan untuk penyakit kronik atau

setelah berhenti minum konstrasepsi oral,

(Mengkonsumsi hormon tambahan)

5) Pengangkatan kandung rahim atau indung telur.

6) Kelainan bawaan pada sistem reproduksi, misalnya tidak

memiliki rahim atau vagina, adanya sekat pada vagina,

serviks yang sempit, dan lubang pada selaput yang

menutupi vagina terlalu sempit/himen imperforata.

7) Penurunan berat badan yang drastis akibat kemiskinan,

diet berlebihan, anoreksia nervosa, dan bulimia. Lemak

tubuh kurang dari 15-17% extreme. Kelebihan atau

kekurangan berat badan. Kelebihan ataupun kekurangan


16

berat badan bisa mengganggu fungsi hormonal tubuh.

Perempuan yang memiliki kelainan pada makanan

seperti anoreksia atau bulimia seringkali mengalami

amenorea.

8) Kelainan kromosom, misalnya sindrom Turner atau

sindrom Swyer (sel hanya mengandung satu kromosom

X) dan hermafrodit sejati.

9) Olahraga yang berlebihan. Wanita yang gemar

berolahraga berat bisa mengalami gangguan siklus haid.

10) Kecemasan akan kehamilan

11) Menopause

12) Kelainan endokrin (misalnya sindroma Cushing yang

menghasilkan sejumlah besar hormon kortisol oleh

kelenjar adrenal)

13) Obat-obatan (misalnya busulfan, klorambusil,

siklofosfamid, pil KB, fenotiazid)

14) Prosedur dilatasi dan kuretase

15) Kelainan pada rahim, seperti mola hidatidosa (tumor

plasenta) dan sindrom Asherman (pembentukan jaringan

parut pada lapisan rahim akibat infeksi atau

pembedahan)

16) Kehamilan. Selama kehamilan, kaum wanita tidak akan

mendapat haid. Ini merupakan penyebab terbanyak dari

amenorea sekunder
17

17) Penggunaan pil kontrasepsi. Beberapa jenis alat

kontrasepsi seperti pil KB bisa membuat siklus

menstruasi terganggu. Menstruasi bisa kembali normal

jika penggunaan pil KB dihentikan.

18) Masa menyusui. Ibu yang sedang dalam masa pemberian

ASI eksklusif seringkali tidak mendapat haid, meski

sudah melahirkan. Kehamilan bisa berdampak panjang

terhadap siklus menstruasi.

19) Beban pikiran atau stres. Beban pikiran yang terlampau

berat bisa berpengaruh terhadap kelenjar hipotalamus

yang mengatur keseimbangan hormon tubuh. Jika

hormon tubuh terganggu, siklus haid dan pembuahan

bisa terhenti sementara. Menstruasi akan datang kembali

jika si perempuan sudah tidak stres.

20) Pengaruh obat. Beberapa jenis obat bisa berpengaruh

pada siklus menstruasi. Misalnya obat jenis antidepresi,

antipsikotik, dan obat kemoterapi. Konsumsi obat-obatan

(bisulfan, klorambusil, siklofosfamid, fenotiazin,

pil kontrasepsi,hormon terapi).

21) Gangguan keseimbangan hormon tubuh.

2.2.2.4. Pencegahan Amenore Sekunder

Cara mencegah amenorrhea yang bisa kita lakukan

adalah dengan menghindari stres dan depresi. Menerapkan

pola makan yang sehat dan teratur dan mencukupi nutrisi


18

penting saat menstruasi juga bisa mencegah amenorrea.

Waspadai juga obesitas karena itu termasuk pemicu

gangguan menstruasi ini. Bila sudah mengalami amenorrea,

sebaiknya konsultasikan ke dokter atau ahli untuk mengambil

langkah-langkah penanganan yang tepat.

Pencegahan Amenorrhea :

1) Pertahankan dan pelihara berat badan yang sehat sesuai

dengan body mass index (indek massa tubuh) dengan

diet sehat.

2) Olahraga teratur dan tidak terlalu berat. Cukup 30 menit

jogging sehari sudah baik untuk memelihara kondisi

Anda.

3) Jangan terlalu banyak memendam stres. Kurangi jumlah

kegiatan yang harus dikerjakan, jangan sampai Anda

terlalu dibebani oleh pekerjaan kantor dan pekerjaan

rumah. Sering-seringlah bergaul dan beinteraksi dengan

keluarga dan teman-teman, karena mereka adalah pelipur

lara yang sangat baik dan dapat memberi Anda bantuan

apabila diperlukan. Rekreasi secara teratur sangat

dianjurkan untuk menghilangkan kejenuhan setelah

menjalani kehidupan yang rumit.

4) Jangan lupa untuk beristirahat yang cukup. Seorang

manusia sebaiknya tidur antara 7- 8 jam sehari.


19

5) Temukanlah jika ada dalam anggota keluarga Anda

mempunyai masalah sejenis. Anda harus berhati-hati jika

ada kemungkinan bahwa Anda juga mewarisi

amenorrhea.

6) Konsultasikan dengan dokter yang kompeten jika anda

mengalami kejadian tidak menstruasi selama 3 kali atau

lebih secara berturut-turut. Jika kemungkinannya adalah

karena kehamilan, lakukan tes kehamilan yang dapat

anda lakukan di rumah atau ke tempat pelayanan

kesehatan.

7) Apabila masa atau siklus menstruasi anda tidak selalu

sama tiap bulannya, catatlah kapan mulainya dan berapa

lama berlangsungnya. Kemudian berikan informasi-

informasi tersebut kepada dokter.

8) Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai

kegiatan dan kesempatan yang berlandaskan prinsip-

prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan dimana

individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat secara

keseluruhan ingin hidup sehat,atau bagaimana caranya

dan melakukan apa yang biasa dilakukan secara

perorangan maupun kelompok dan meminta pertolongan

bila perlu (Depkes RI, 2010).

2.2.2.5. Pengobatan Amenore Sekunder


20

Pengobatan atau penanganan amenorrea bergantung kepada

penyebabnya.

1. Jika penyebabnya adalah penurunan berat badan yang

drastis atau obesitas, penderita dianjurkan untuk menjalani

diet yang tepat.

2. Jika penyebabnya adalah olah raga yang berlebihan,

penderita dianjurkan untuk menguranginya.

3. Jika penyebabnya adalah tumor, maka dilakukan

pembedahan untuk mengangkat tumor tesebut. Jadi pada

dasarnya penanganan amenorea selalu memerlukan

bantuan dokter untuk membantu mendiagnosis atau

menemukan penyebabnya.

4. Jika seorang anak perempuan belum pernah mengalami

menstruasi dan semua hasil pemeriksaan normal / karena

hormonal, maka dokter akan melakukan pemeriksaan

setiap 3-6 bulan untuk memantau perkembangan

pubertasnya. Untuk merangsang menstruasi (chalange

test), dokter biasanya memberikan terapi hormonal

(progesteron), sedangkan untuk merangsang perubahan

pubertas pada anak perempuan yang payudaranya belum

membesar atau rambut kemaluan dan ketiaknya belum

tumbuh, bisa diberikan estrogen.


21

5. Jika penyebabnya adalah tekanan mental/stress, dokter

akan menganjurkan untuk refreshing atau setidaknya

memberikan tips untuk mengelola stres.

6. Jika penyebabnya adalah kelainan anatomi, dokter dapat

merekomendasikan untuk operasi.


BAB 3
HASIL KEGIATAN

3.1. Peran serta masyarakat dan tingkat kehadiran

Peserta yang hadir dalam penyuluhan sebanyak 5 remaja Putri dengan

latar belakang pendidikan semuanya SMA

3.2. Tingkat pemahaman setelah KIE

No Uraian Jumlah (%)

1 Hasil Pre Test


Dari 5 sasaran
a. Pengetahuan Baik 1 20%
b. Pengetahuan Cukup 2 40%
c. Pengetahuan Kurang 2 40%

2 Hasil Post Test


Dari 5 sasaran
3.5.Pengetahuan Baik 4 80%
3.6.Pengetahuan Cukup 1 20%
a. Pengetahuan Kurang 0 0%

Tabel 3.1 Evaluasi pelaksanaan penyuluhan

Penjelasan hasil penyuluhan menunjukkan dari 5 sasaran yang

diberikan penyuluhan mendapatkan hasil pengetahuan remaja putri sebelum

diberikan penyuluhan adalah memiliki pengetahuan baik sebanyak 1,memiliki

pengetahuan cukup 2 remaja dan yang berpengetahuan kurang sebanyak 2

orang. Setelah diberikan konseling yang berpengetahuan baik sebanyak 4


23

berpengetahuan cukup sebanyak 1 dan tidak ada yang berpengetahuan

kurang.Pemberian penyuluhan kepada masyarakat sangatlah penting, dengan

intensifnya informasi yang di dengar atau didapat oleh individu maka

persepsi remaja akan meningkat sebanyak pemberian informasi khususnya

masalah kesehatan, dengan intensifnya informasi yang di dengar atau didapat

oleh individu maka persepsi dan pengetahuan remaja akan meningkat.

3.3. Masukan atau Usulan Peserta

3.3.1 Peserta mengusulkan agar lebih sering dilakukan penyuluhan tentang

kesehatan reproduksi terutama yang berhubungan dengan yang sering

dikeluhkan oleh para remaja yaitu amenore sekunder juga kasus

lainnya.

3.3.2 Berharap agar petugas melatih atau memberikan alternatif penanganan

bila terjadi masalah reproduksi terutama amenore sekunder.


BAB 4
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Evaluasi pelaksanaan program penyuluhan menunjukkan adanya

peningkatan pengetahuan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

penyuluhan sangat efektif dan sangat signifikan dalam meningkatkan

pemahaman atau pengetahuan

4.2. Saran

4.2.1. Bagi penulis

Diharapkan lebih meningkatkan wawasan, pengetahuan,

pemahaman, dan dapat mempraktikan teori yang didapat secara

langsung melalui program KIE.

4.2.2. Bagi Instansi Pendidikan

Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan mahasiswanya

dengan penerapan pendidikan kesehatan serta dapat menjadi bahan

referensi bagi mahasiswa dalam memahami pelaksanaan asuhan

kebidanan dengan memberikan KIE


25

4.2.3. Bagi PMB Lejar

Diharapkan dapat sebagai masukan agar dapat meningkatkan

mutu pelayanan kebidanan melalui pendekatan menejemen asuhan

kebidanan pada remaja putri

4.2.4. Bagi Klien

Diharapkan klien memiliki kesadaran untuk selalu

memeriksakan keadaan kesehatannya secara teratur sehingga dapat

memiliki gambaran tentang pentingnya pengawasan pada remaja putri

yang mengalami amenore sekunder, Sehingga faktor resiko dapat

dideteksi secara dini dan mendapat penanganan yang tepat.


KUESIONER PENGETAHUAN

A. DATA UMUM
Isilah pada kolom yang telah disiapkan
Kode resp : ......................(Kode:.................diisi oleh peneliti)
Umur :......................
B. DATA KHUSUS
Berilah tanda ( √ ) yang anda anggap sesuai pada kolom yang telah disiapkan

No PERNYATAAN Benar Salah Skor


1 Amenore sekunder adalah suatu kondisi
seorang ibu atau remaja putri berhenti haid 3
bln setelah mendapat haid

2 Gejala amenore sekunder yaitu belum


mendapat haid pada saat usia 16 tahun.

3. Konsultasi psikologi diperlukan untuk


pengobatan amenore sekunder.

4 Remaja yang mengalami amenore sekunder


wajib melalukan USG
5 Amenorea sekunder disebabkan oleh olah
raga berat, gizi kurang, stress, gangguan
hormonal.

6 Amenore sekunder juga bisa dipicu


penggunaan obat diit berdasarkan jenis
amenorea nya.
7 Pencegahan yang dapat dilakukan agar tidak
terjadi amenore adalah pola hidup sehat,
mengelola batin ( psikis ) agar tidak terjadi
stress berat.

8 Pengobatan amenore sekunder sebaiknya


cukup dilakukan di bidan.
9. Salah satu pengobatan amenore sekunder
adalah sulih hormone.
10. Penanganan amenore sekunder bisa dengan
makan makanan bergizi dan menjaga berat
badan ideal.
27

LAMPIRAN DOKUMENTASI
28

Pemeriksaan dan Tes


Pemeriksaan fisik, pemeriksaan panggul Penanganan AMENORE
maupun tes kehamilan harus dilakukan Penanganan amenore sekunder ter-

untuk menjauhkan dari di- agnosa


gantung dari penyebabnya.
SEKUNDER
kehamilan. Tes darah yang Sebagai contoh:
jika penyebab
dapat dilakukan untuk mengecek ka- dar
amenore sekunder adalah hipotiroid
hormon, antara lain: (hypothyroidisme),makapen- gobatannya adalah suplemen tiroid.
Follicle stimulating hor- mone (FSH).
Luteinizing hormone (LH).
Prolactin hormone
(hormon prolaktin).

Serum hormone (seperti ka- dar hormon Kemungkinan komplikasi yang dapat ditimbulkan akibat amenore sekunder tergantung dari pe
testoteron). nyebabkan rahim

Thyroid stimulating hor- mone (TSH).

Tes lain yang dapat dilakukan, meliputi:


Biopsi endometrium.
Tes genetik
MRI.
CT scan. RS BUDI AGUNG
JL. BAJO NO. 7 JUWANA
29
30

Angka kejadian amenore sekunder

Amenore sekunder adalah sekitar 1-3 persen pada wanita usia re-
produksi Gejala:
 berhenti haid setelah haid per- tama
 Tidak mengalami haid selama 3 bulan berturut-
kali berturut-turut selama 3 bulan
turut setalah haid pertama atau 6 bulan atau
Penyebab amenore sekunder banyak sekali,
 tidak haid selama 6 bu- lan lebih berturut-turut pada wanita yang
antara lain:
pada wanita yang sebelumnya sebelumnya mengalami haid tera- tur atau 12
 Sindrom ovarium polikistik.
pernah mengalami haid teratur atau bulan pada wanita dengan haid tidak teratur
 Obesitas.
selama 12 bulan pada wanita yang  Sakit kepala.
 Penurunan berat badan yang drastis.
mempunyai haid tidak tera- tur  Keluarnya cairan susu dari putting padahal
 Kecemasan dan stres emosional.
Tidak termasuk dalam kategori tidak sedang dalam pros- es menyusui
 Olahraga yang berlebihan.
amenore sekunder :  Peningkatan atau penurunan be-
 Disfungsi tiroid.
rat badan.
 wanita hamil  Tumor otak
 Vagina kering.
 Kegagalan kuretase atau dilatasi
 Menyusui  Tumbuhnya bulu badan berlebi- han
 Pengurangan lemak tubuh drastis15- 17%
 Penglihatan kabur atau kehilangan
 Konsumsi hormone tambahan
penglihatan (disebabkan oleh tumor
 Konsumsu obat-obatan ((bisulfan,
 ada seperti mola hi- datidosa dan sindrom Asherman (pembentukan jaringan
p pituitari).
parut pada lapisan rahim aki-
bat atauklorambusil,
). siklofosfamid, fenotiazin, pil
K e l a kontrasepsi,
inan hormon terapi).
(peningkatan kelenjar adrenal yang menyebabkan sindrom cushing)

Anda mungkin juga menyukai