OLEH :
SRILEJARING TIYAS
202108112
RETENSIO URINE di Praktek Mandiri Bidan Lejar Kota Malang telah disetujui
Hari/tanggal :
Mahasiswa
Srilejaring Tiyas
Mengetahui
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatakan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
Penulis menyadari bahawa karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan,
untuk itu kami mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan karya tulis ini.
Harapan penulis mudah-mudahan karya tulis ilmiah ini berguna bagi semua pihak.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB 3 TINJAUAN KASUS ....................................................................52
3.1 Pengkajian…………………………………………………… 52
3.1.1 Data Subyektif……………………………………… ..52
3.1.2 Data Obyektif………………………………………. ..57
3.2 Analisa Data/Diagnosa……………………………………… .61
3.3 Intervensi……………………………………………………. .61
3.4 Implementasi…………………………..….………………… .64
3.5 Evaluasi……………………………...……………………… .68
BAB 4 PEMBAHASAN...........................................................................70
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................73
5.1 Kesimpulan ..............................................................................73
5.2 Saran ........................................................................................73
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR SINGKATAN
P : Para
RS : Rumah Sakit
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
BAB I
PENDAHULUAN
kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu (Sukarni, 2015). Ibu post partum
Perubahan psikologis pada ibu post partum berlangsung dalam 3 masa yaitu masa
taking in, taking hold dan letting go, sedangkan perubahan fisiologis pada ibu post
partum yaitu pada bagian rahim, jalan lahir (servik, vulva, dan vagina), darah
pada tahun 2015. Tujuan SDGs yang ke-3 adalah menjamin kehidupan yang sehat
menargetkan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia pada tahun 2030
adalah 70 kematian per 100.000 kelahiran hidup dan penurunan Angka Kematian
Bayi(AKB) pada tahun 2030 adalah menjadi 12 kematian per 1.000 kelahiran
terjadi sejak tahun 2007 yaitu 228 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup.
Namun pada data SDKI 2012 menunjukkan peningkatan AKI yang signifikan
1
yaitu menjadi 359 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. AKI kembali
menunjukkan penurunan pada tahun 2015 menjadi 305 kematian ibu per 100.000
kelahiran hidup. Berdasarkan data Kemenkes RI tahun 2015 AKI di provinsi Jawa
Timur sebesar 102 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. kematian ibu Di
atau eklampsia 30,51%, infeksi 6,04%, jantung 12,05% dan lain-lain 25,99%
Kematian ibu disebabkan oleh penyebab tidak langsung yaitu kematian ibu
oleh penyakit dan bukan karena kehamilan dan persalinnya. Penyakit tuberculosis,
anemia, malaria, sifilis, HIV, AIDS dan lain-lain dan penyebab kematian ibu
(15%), hipertensi dalam kehamilan (12%), partus macet (8%), komplikasi abortus
tidak aman (13%), dan sebab-sebab lain (8%) (Saiffudin, 2014). Komplikasi pada
proses kehamilan, persalinan, dan nifas juga merupakan salah satu penyebab
kematian ibu dan kematian bayi. Komplikasi kebidanan adalah kesakitan pada ibu
hamil, ibu bersalin, ibu nifas, dan atau janin dalam kandungan, baik langsung
maupun tidak langsung, termasuk penyakit menular dan tidak menular yang dapat
mengancam jiwa ibu ataupun janin. Sebagai upaya menurunkan angka kematian
ibu hamil, bersalin, atau nifas untuk memberikan perlindungan dan penanganan
definitif sesuai standar oleh tenaga kesehatan kompeten pada tingkat pelayanan
2
Persentase pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di Indonesia
2015. Namun demikian terdapat penurunan dari 90,88% pada tahun 2013 menjadi
88,55% pada tahun 2015. Secara nasional, indikator tersebut telah memenuhi
target Renstra sebesar 75%. Namun demikian masih terdapat 18 provinsi (52,9%)
tertinggi sebesar 99,81% dan Provinsi Papua memiliki capaian terendah sebesar
Pada tahun 2012 berdasarkan data PWS-KIA LB3 tahun 2012, Seksi Keluarga
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Angka Kematian Ibu berjumlah 102
kematian per 100.000 kelahiran hidup yaitu AKI sebanyak 25 orang yang salah
satunya terdiri atas angka kematian ibu nifas di Kabupaten Malang sebanyak 16
setiap ibu nifas mampu mengakses pelayanan kesehatan yang berkualitas. Masa
nifas disebut juga masa postpartum atau puerperium merupakan masa sesudah
hari pasca persalinan (Nurul Jannah, 2011). Selama masa pemulihan tersebut
berlangsung, ibu akan mengalami banyak perubahan, baik secara fisik maupun
kemungkinan akan terjadi keadaan patologis. Asuhan masa nifas diperlukan dalam
periode masa nifas karena merupakan masa kritis baik ibu maupun bayi yang bila
3
tidak ditangani segera dengan efektif dapat membahayakan kesehatan atau
kematian bagi ibu. Masa ini cukup penting bagi tenaga kesehatan untuk
infeksi masa nifas. Oleh karena itu, peran dan tanggung jawab Bidan sangat
merupakan salah satu hal penting yang harus diselenggarakan oleh seorang Bidan.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa setiap ibu nifas memiliki
menyeluruh pada ibu nifas komplikasi di di Praktek Mandiri Bidan Lejar Kota
Malang.
1.2 Tujuan
Post Partum hari pertama dengan Retensio Urine di Praktek Mandiri Bidan
1.2.2.1 Melaksanakan pengkajian ibu nifas komplikasi pada Ny.”S” P30003 Post
4
1.2.2.2 Menentukan diagnosa dari asuhan kebidanan nifas komplikasi sesuai
prioritas pada Ny.”S” P30003 Post Partum hari pertama dengan Retensio
secara continue pada Ny.”S” P30003 Post Partum hari pertama dengan
secara sistematis pada Ny.”S” P30003 Post Partum hari pertama dengan
1.3 Manfaat
5
Diharapkan dapat digunakan sebagai masukan untuk menambah
pengetahuan tentang ibu nifas komplikasi P30003 Post Partum hari pertama
komplikasi.
pelayanan kebidanan.
6
Dapat menjadi bahan materi kuliah asuhan kebidanan ini dapat
berkesinambungan.
7
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Masa nifas berasal dari bahasa latin, yaitu puer artinya bayi dan
diberikan pada pasien mulai dari saat setelah lahirnya bayi sampai
8
puerperium). Adapun penjelasannya sebagai berikut:
1. Sistem Kardiovaskular
2. Sistem Reproduksi
1) Uterus
9
Uterus secara berangsur-angsur menjadi kecil (involusi)
uterus 1000gr
2). Lochea
Tabel 2.1
10
putih seperti krim
terdiri dari leukosit
postpartum Putih
dan sel-sel
desidua.
Terjadi infeksi,
keluar cairan
Purulenta
seperti nanah berbau
busuk
Lochea tidak lancar
Locheastatis
keluarnya
Sumber: Saleha, 2013
3) Serviks
berkontraksi,
11
keadaan tidak hamil dan rugae dalam vagina secara
5). Payudara
(Saleha, 2013)
12
heartburn dan konstipasi terutama dalam beberapa hari pertama.
(Nurjanah, 2013)
1. Suhu Badan
Satu hari (24 jam) postpartum suhu badan akan naik sedikit
badan menjadi biasa. Biasanya pada hari ketiga suhu badan naik
13
lagi karena adanya pembentukan ASI, payudara menjadi
2. Nadi
Denyut nadi normal pada orang dewasa antara 60-80 kali per
denyut nadi akan lebih cepat. Denyut nadi yang melebihi 100
perdarahan postpartum.
3. Tekanan Darah
4. Pernapasan
dan denyut nadi. Bila suhu dan nadi tidak normal, pernapasan
tanda-tanda syok.
14
2.1.6. Perubahan Sistem Kardiovaskular
(Bahiyatun, 2016)
(Bahiyatun, 2016).
aspirasi
4. Pengaruh budaya
(Nurjanah, 2013)
15
kekhawatiran tentang badannya. Dia akan bercerita tentang
Bantuan NAKES)
16
bayinya.
cukup dan teratur, tidak terlalu asin, pedas atau berlemak, tidak
perlindung.
17
Protein diperlukan untuk pertumbuhan dan pergantian sel-sel
dan sayuran.
dan lain-lain.
18
f. Kebutuhan akan vitamin pada masa menyusui meningkat
19
gigi serta penyerapan kalsium dan posfor. Sumbernya berasal
20
mengembalikan tenaga setelah persalinan. Tidak mengonsumsi
persalinan.
2. Ambulasi
bergerak , agar lebih kuat dan lebih baik. Gangguan kemih dan
luka (jika ada luka). Jika tidak ada kelainan , lakukan mobilisasi
3. Eliminasi
21
berkemih, tetapi usahakanlah untuk berkemih secara teratur,
menahan buang air kecil ketika ada rasa sakit pada jahitan.
besar akan sulit karena ketakutan akan rasa sakit, takut jahitan
4. Miksi
22
sampai hari ke-5 setelah melahirkan. Hal ini terjadi karena
karena sfingter uretra ditekan oleh kepala janin dan spasme oleh
kateterisasi. Anjuran :
dilakukan kateterisasi.
5. Defekasi
Buang air besar harus dilakukan 3-4 hari pasca persalinan. Bila
23
masih sulit buang air besar dan terjadi obstipasi apalagi berak
keras dapat diberikan obat laksans per oral atau per rectal. Jika
1) Mobilisasi dini
Sebaiknya pada hari kedua ibu sudah bias BAB, jika pada hari
24
a. Menjaga kebersihan alat genetalia dengan mencucinya
kali setelah bunag air besar atau kecil, pembalut diganti minimal
3 kali sehari.
2. Pakaian
25
volume saat hamil. Sebaiknya, pakaian agak longgar di daerah
degan pakain dalam, agar tidak terjadi iritasi ( lecet) pada daerah
dalam keadaan kering dan juga terbuat dari bahan yang mudah
3. Kebersihan Rambut
pengering rambut.
4. Kebersihan Tubuh
26
dalam keadaan kering.
air hangat setelah 24 jam pasca persalinan. Bila tidak ada infeksi
cebok setelah buang air kecil atau besar tetap perlu dilakukan
27
terasa sakit saat di bersihkan. Dokter biasanya akan memberikan
obat pereda rasa sakit.” Tidak beda jauh dari proses setelah
tidak terluka, dari situ tetap akan keluar darah dan kotoran
adalah :
1) Siram mulut vagina hingga bersih dengan air setiap kali habis
BAK dan BAB. Air yang digunakan tak perlu matang asal
seksama.
28
percuma saja. Bukankan pembalut tersebut sudah dinodai darah
habis BAK atau BAB atau maksimal 3 jam setelah atau bila
6. Istirahat
pada satu kamar. Pada hari kedua, bila perlu dilakukan latihan
29
7. Seksual
atau dua jarinya kedalam vagina tanpa rasa nyeri. Begitu ibu
bersangkutan.
Asuhan ibu masa nifas adalah asuhan yang diberikan kepada ibu
30
segera setelah kelahiran sampai 6 minggu setelah kelahiran.
Tabel 2.2
31
5.Memberikan konseling pada ibu
mengenai asuhan pada bayi, tali pusat,
menjaga bayi tetap hangat dan perawatan
bayi sehari-hari
2 minggu setelah 1. Sama seperti diatas (6 hari setelah
3
persalinan persalinan)
1. Menanyakan pada ibu tentang penyulit
penyulit-penyulit yang ia alami atau
bayinya
6 minggu setelah
4 2. Membrikan konseling KB secara dini
persalinan
3. Menganjurkan/mengajak ibu membawa
bayinya ke posyandu atau puskesmas
untuk penimbangan dan imunisasi
1) Pengertian
diaphoresis (berkeringat).
kronik(Stanto, 2014).
32
tidak dapat berkemih dinamakan retensio urin post
partum(Stanto, 2014).
2) Penyebab
b. Trauma intrapartum
e. Peradangan
f. psikogenik
g. Kurangnya mobilisasi
33
kandungkemih. Klien yang berada di bawah pengaruh
normalnya.
inginBAK.
b. Bladder training
c. Fisiotherapy
34
Retensio urine postpartum dapat menimbulkan komplikasi
Persalinan Pervaginam
Pengertian
Dampak
gangguan berkemih.
35
Faktor resiko RUPP
yang luas.
Gejala klinis
kecil
Patofisiologi RUPP
dengan kehamilan.
36
intraureteral di bagian atasnya. Dilatasi ureter lebih
(S2-4)
Faktor Resiko
37
Primipara, kelompok primipara lebih berisiko
neuropraksia.
Diagnosis
38
merasa tidak lampias setelah berkemih. Pada
membesar
Katetherisasi
urin <150 mL
39
dapat menimbulkan RUPP persisten dan kerusakan
sepsis.
Latar Belakang
40
kemudian mendorong uterus ke atas dan ke samping.
Metode Penelitian
Kabupaten Pekalongan.
Kesimpuan
41
(bladder training). Bladder training merupakan
Tahap Pertama
Tahap Kedua
42
Memberikan air minum. Hal ini dimungkinkan
Tahap Ketiga
43
h.1732) bahwa agar bladder training ini berhasil,
Tahap keempat
depan dapat
44
untuk belajar rileks dan menstimulasi refleks
mampu
keseimbangan cairan)
Tahap kelima
45
yang terjadi ketika berkemih, terutama bila ada orang
lain di
berkemih.
Tahap Keenam
Ke Tujuh
46
Mengulang baldder training setiap 2 jam bila belum
Hasil Penelitian
No.938/Menkes/SK/VIII/2007:
47
1) Data tepat, akurat dan lengkap
pemeriksaan penunjang.
48
1) Rencana tindakan disusun berdasarkan prioritas
untu klien.
psiko-sosial-spiritual-kultural.
49
3) Melaksanakan tindakan asuhan berdasarkan evidence
based.
4) Melibatkan klien/pasien
berkesinambungan.
dan sesuai
50
4) Hasisl evaluasi ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi
klien/pasien.
kebidanan
51
BAB 3
TINJAUAN KASUS
1. PENGKAJIAN
229879
52
Umur : 29 tahun Umur : 33 tahun
a. Menarche : 13 tahun
c. Lama : 7 hari
e. Konsistensi : cair
menstruasi)
menstruasi)
h. HPHT : 17-06-2021
53
i. Taksiran persalinan: 20-03-2022
a. Kawin : ya 1 Kali
KP
3 - Bidan PMB NP Bidan PMB - L 3400 50 H + - - - -
D
bulan
-Imunisasi TT lengkap
54
lahir ± 30 menit.
ada
Bersama
55
e. Dukungan dari suami : sangat mendukung
1. Pola Nutrisi
kacang hijau)
2 Pola Eliminasi
4 Pola Aktivitas
56
tangga
5 Perilaku Kesehatan
ada
terasa nyeri.
a. DATA OBJEKTIF
Kala II
30 menit
Kala III
57
10 menit
Kala IV
30 menit
Kesadaran : Komposmentis
Suhu : 37C
Nadi : 88 kali/menit
RR : 20 kali/menit
TB : 155 cm
q. Inspeksi
muda
58
Hidung : Simetris : septum nasi tepat
ditengah
Kebersihan : bersih
tidak ada
Pembesaran payudara : ya
Hiperpigmentasi : ya
Papila mammae :
menonjol/menonjol
Keluaran :
Colustrum/colustrum
Kebersihan : Bersih
Linea :
hiperpigmentasi (+)
muda
59
Luka parut : ya, bekas
chromic.
Oedema : tidak
Varises : tidak
Keluaran : lochea
rubra
Kebersihan : bersih
Varises : tidak
r. Palpasi
tidak
Struma : tidak
Kandung kemih :
60
penuh/Distended(+)
2. DIAGNOSA
P30003 A0 sekarang 6 jam Post partum dengan masalah retensio urine post
partum.
3. RENCANA
dilakukan.
2. Jelaskan kepada ibu penyebab ibu sering kenicng tetapi masih ada
penumpukan air kencing pada kendung kemih yang membuat ibu tidak
nyaman.
61
dialami oleh ibu.
melahirkan.
perkemihan.
R/ Lochea adalah secret yang berasal dari kavum uteri dan vagina
62
dalam masa nifas, lochea akan keluar pada hari pertama sampai 12
minggu post partum. Lochea yang keluar di hari 1-3 disebut lochea
rubra
infeksi
12. Anjurkan pada ibu untuk memberikan ASI Exclusive pada bayinya
lecet
63
sehingga produksi menjadi lancar
15. Berikan pada ibu pendidikan Kesehatan tentang nutrisi ibu nifas
makanan yang tinggi kalori dan tinggi protein, selain itu ibu nifas juga
penambah darah diminum 1x1 sehari setelah makan dengan air putih
keadaan sehat
R/ Dengan ber -KB ibu dapat mengatur jarak kehamilan sehingga alat
64
sebanyak 6 kali dalam waktu 6 jam setelah
mengeluarkan urine.
yaitu
65
itulah yg disebut otot panggul
bawah.
pantat
10 kali
kali/menit,RR 20 kali/mnt)
lochea rubra
hygiene/kebersihan diri
66
berada pada satu garis lurus, perut bayi
67
ini diulang 20-30 kali setiap payudara.
mobilisasi dini
setelah makan
S : Ibu mengatakan telah mengerti tentang apa yang telah dijelaskan dan
68
mengkonsumsi makanan yang bergizi, ibu bersedia akan menggnakana
kontrasepsi setelah masa nifas selesai, ibu sudah bisa kencing spontan,
dibawah pusat, kontraksi uterus baik, luka jahitan perineum bertaut baik.
teratasi.
2. Observasi TTV
vaginam
ada keluhan
BAB 4
PEMBAHASAN
4.1 Asuhan Kebidanan Nifas Komplikasi Normal Pada Ny.”S” P30003 Post
Partum 6 jam Dengan Retensio Urine
69
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas komplikasi
dengan P10001 6 jam post partum pada Ny. “S” dengan retensio urine di
Praktek Mandiri Bidan Lejar Kota Malang maka ada beberapa hal yang ingin
4.1.1 Pengkajian
4.1.2 Analisa
Analisa yang ada pada praktek umumnya sudah sesuai dan sama dengan
teori Asuhan Kebidanan ibu nifas komplikasi pada Ny. “S” P 30003 Post
4.1.3. Penatalaksanaan
jam dengan retensio urine, antara teori dan praktek tidak ada
kesenjangan , diantaranya:
1) Sesuai teori bahwa pada ibu nifas Pada 6 jam post partum akan
70
TFU sulit di palpasi oleh karena adanya pembesaran perut/distended
darah.
buang air kecil karena rasa sakit di daerah perineum. Selain itu
hal ini retensi urine terjadi sebagai akibat dari ruptur perineum yang
71
mengakibatkan efek penghambatan urine dan kejang kandung
kemih. Penelitian ini juga sejalan dengan studi yang dilakukan oleh
perineum.
perineum.
BAB 5
72
5.1 Kesimpulan
Dari penelitian study kasus yang telah dilakukan penulis pada Ny.”S”
dengan nifas komplikasi P30003 Post Partum 6 jam dengan retensio urine di
Praktek Mandiri Bidan Lejar Kota Malang, bahwa agar ibu nifas dan bayi
terhindar dari komplikasi nifas salah satunya adalah retensi urine, agar
komplikasi yang bisa ditimbulkan oleh karena retensio urine antara lain
Post Partum 6 jam dengan retensio urine di Praktek Mandiri Bidan Lejar
kebidanan pada setiap prosesnya tidak ada kesenjangan antara teori dan
fakta.
5.2 Saran
pada Ny. “S” dengan P30003 Post Partum 6 jam dengan masalah
73
dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan dan
dokumentasi SOAP.
pada Ny.”S” P300003 Post Partum 6 jam dengan masalah retensio urine
yang tepat.
74
Diharapakan klien memiliki kesadaran untuk selalu
Partum 6 jam dengan retensio urine serta klien mau untuk kooperatif
DAFTAR PUSTAKA
75
Kemenkes. 2015. Kesehatan Dalam Kerangka Sustainable Development Goals
(SDGs).http://sdgsindonesia.or.id/index.php?option=com_bdthemes_shortcod
es&view=download&id=3
Saleha, S. 2013. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika.
Hilda Ekasari Utami ,dkk. 2014. Dengan Judul Waktu Pertama Buang Air Kecil
(BAK) pada Ibu Postpartum yang Dilakukan Bladder Training.
https://media.neliti.com/media/publications/96717-ID-waktu-pertama-
buang-air-kecil-bak-pada-i.pdf
DOKUMEN
76
77
78
79
LEAFLET
PATOFISIOLOG
Pengertian I
Gangguan supravesikal adalah
Retensi urine adalah suatu keadaan
gangguan inervasi saraf motorik
penumpukan urine dikandung kemih dan
dan sensorik. Misalnya DM berat
tidak mempunyai kemampuan untuk
sehingga terjadi neuropati yang
mengosongkannya secara sempurna
mengakibatkan otot tidak mau
Penyebab berkontraksi.
OLEH :
Gangguan vesikal adalah kondisi
KELOMPOK 3 PRAKTIKA SENIOR Diabetes (kencing manis)
local seperti batu di kandung
IGD RSD BALUNG
Pembesaran kelenjar prostat kemih, obat antimuskarinik atau
PROGRAM STUDI PROFESI NERS Kelainan uretra antikolinergik (tekanan kandung
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
kemih yang rendah) menyebakan
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER Trauma
2016 kelemahan pada otot detrusor
Melahirkan
Gangguan infravesikal adalah
Gangguan persyarafan
berupa pembesaran prostat
Beberapa pengobtaan dapat menyebakan (kanker, prostatitis), tumor pada
retensi urine baik dengan menghambat leher vesika
kontraksi kandung kemih atau
peningkatan resitensi kandung kemih
80