Anda di halaman 1dari 60

ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BAPAK N DENGAN MASALAH

KURANGNYA PENGETAHUAN MENGENAI EFEK SAMPING


ALAT KONTRASEPSI JANGKA PANJANG PADA NY. T
DI RT 05 RW 21 DUKUH PERENG KEMBANG
DESA BALECATUR KECAMATAN GAMPING
KABUPATEN SLEMAN DAERAH
ISTIMEWA YOGYAKARTA

Laporan Individu
Praktik Klinik Kebidanan Komunitas

Disusun Oleh :
Nama : Dea Shafiyah
NPM : 201202010

PROGRAM STUDI KEBIDANAN (D-3)


UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA
2022

1
HALAMAN PENGESAHAN
ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BAPAK N DENGAN MASALAH
KURANGNYA PENGETAHUAN MENGENAI EFEK SAMPING
ALAT KONTRASEPSI JANGKA PANJANG PADA NY. T
DI RT 05 RW 21 DUKUH PERENG KEMBANG
DESA BALECATUR KECAMATAN GAMPING
KABUPATEN SLEMAN DAERAH
ISTIMEWA YOGYAKARTA

Oleh :
Dea Shafiyah
Telah Memenuhi Persyaratan dan Disetujui
Hari Rabu Tanggal 26 Oktober 2022

Menyetujui dan Mengesahkan

Praktik Klinik Kebidanan Komunitas Pembimbing Akademik

Dewi Zolekhah., S.SiT.,M.Keb. Silvia Ari Agustina, S.S.T.,M.P.H

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya yang telah memberikan banyak kesempatan, sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan Praktek Kebidanan Komunitas dengan tema “Asuhan
Kebidanan Keluarga Bapak N Dengan Masalah Kurangnya Pengetahuan Mengenai
Efek Samping Alat Kontrasepsi Jangka Panjang Pada Ny. T “ sesuai dengan waktu
yang ditentukan.

Laporan ini disusun guna untuk melengkapi persyaratan dalam menyelesaikan


Praktek Kebidanan Komunitas bagi kami selaku mahasiswa Universitas Jenderal
Achmad Yani Yogyakarta Program Studi Kebidanan D3 dan meningkatkan peran
serta kami selakuku mahasiswa untuk menerapkan materi yang telah dipelajari untuk
dilakukan dilapangan.

Dalam penyusunan laporan ini, kami menyadari sepenuhnya bahwa selesainya


laporan ini tidak terlepas dari dukungan, semangat, serta bimbingan dari berbagai
pihak, baik besrsifat moril maupum materil. Oleh karena itu, kami ingin
menyampaikan ucapan terimakasih antara lain :

1. Ibu Liberty Barokah, S.SiT.,M.Keb selaku Kepala Program Studi


Kebidana D3 yang telah bertanggung jawab atas penyerahan dan
juga penarikan mahasiswa Praktek Kebidanan Komunitas.
2. Ibu Dewi Zholehah, S.Si.T., M.Keb. selaku dosen koordinator
Praktek Kebidanan Komunitas yang telah memberikan bimbingan
dan arahan selama Praktek Kebidanan Komunitas.
3. Ibu Silvia Ari Agustina, S.S.T.,M.P.H. selaku dosen akademik
yang telah memberikan materi sebagai bekal Praktek Kebidanan
Komunitas.

ii
4. Bapak Suhadi selaku Kepala Dusun Pereng Kembang yang telah
memberikan arahan dalam setiap kegiatan yang akan kami lakukan
selam Prakek Kebidanan Komunitas.
5. Bapak Wahid selaku Ketua RT 05 yang telah memberikan tempat
tinggal dan membantu kami dalam setiap kegiatan dalam setiap
kegiatan yang akan kami lakukan selama Praktek Kebidanan
Komunitas.

Penyusunan lapoaran Praktek Kebidanan Komunitas ini disusun dengan


sebaik-baiknya, namun masih terdapat kekurangan didalam penyusunan laporan ini,
oleh karena itu saran dan kritik yang sifatnya membangun dari semua pihak sangat
diharapkan, tidak lupa harapan kami semoga Laporan Praktek Kebidanan Komunitas
ini dapat bermanfaat bagi pembaca serta menambah ilmu pengetahuan bagi kami.

Yogyakarta, 26 Oktober 2022

Dea Shafiyah

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .........................................................................................................


HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ............................................................................................................. v
DAFTAR DIAGRAM ....................................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................................... 1
B. Tujuan Umum dan Khusus .................................................................................. 2
C. Manfaat .................................................................................................................. 3
BAB II TINJAUAN TEORI ............................................................................................. 4
A. Konsep Komunitas/Masyarakat .......................................................................... 4
B. Keluarga ................................................................................................................. 4
C. Konsep Manajemen Asuhan Kebidanan Keluarga ........................................... 5
BAB III ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KK BINAAN ..................... 7
BAB IV PEMBAHASAN.................................................................................................. 25
BAB V PENUTUP ............................................................................................................. 29
A. Kesimpulan ............................................................................................................ 29
B. Saran ...................................................................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 30

iv
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1.1 komposisi keluarga ................................................................................. 7
2. Tabel 1.2 pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari................................................... 14
3. Tabel 1.3 pemeriksaan fisik .................................................................................... 15
4. Tabel 1.4 analisa data .............................................................................................. 16
5. Tabel 1.5 penentuan prioritas .................................................................................. 17
6. Tabel 1.6 perencanaan tindakan .............................................................................. 19
7. Tabel 1.7 implementasi ........................................................................................... 22
8. Tabel 1.8 evaluasi.................................................................................................... 23

v
DAFTAR DIAGRAM
1. Genogram keluarga ................................................................................................. 8

vi
LAMPIRAN
1. Lampiran 1 Satuan Acara Penyuluhan
2. Lampiran 2 Leaflet
3. Lampiran 3 Dokumentasi Foto

vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kesehatan merupakan salah satu indikator yang mampu menopang
pembangunan nasional disamping pendidikan dan ekonomi, sehingga
kesehatan harus menjadi perhatian seluruh pihak, baik pemerintah, swasta
maupun masyarakat untuk mencapai kesejahteraan masyarakat (Kemenkes RI,
2018).
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan
nasional. Tujuan utama pembangunan kesehatan adalah tercapainya
kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan
derajat kesehatan masyarakat yang optimal, sebagai salah satu unsur
kesejahteraan umum dari tujuan nasional. Pengelolaan kesehatan yang terpadu
dikembangkan agar lebih mendorong peran serta masyarakat.
Kebidanan komunitas tidak dapat dipisahkan dengan masyarakat,
keberhasilan kebidanan komunitas dalam rangka upaya peningkatan kesehatan
ibu, anak dan keluarga bergantung kepada dukungan masyarakat itu sendiri.
Sebagai warga Negara Indonesia yang mempunyai pandangan
hidup pancasila, seorang bidan harus menganut filosofi yang mempunyai
keyakinan bahwa setiap manusia adalah biopsikososio kultural spiritual yang
unik mempunyai satu kesatuan jasmani yang utuh dan tidak ada individu
yangsama. Bidan berkeyakinan bahwa setiap individu berhak memperoleh
keyakinan bahwa setiap individu berhak memperoleh pelayanan
kesehatanyang aman dan memuaskan sesuai dengan kebutuhan manusia dan
perbedaan budaya. Keberadaan bidan sangat diperlukan untuk meningkatkan
kesejahteraan ibu dan janinnya pelayanan kesehatan terutama
kebidanan berada dimana-mana dan kapan saja selama ada proses reproduksi
manusia. Untuk mendapatkan Asuhan Kebidanan yang berkualitas
perludidukung dengan tersedinya standar asuhan. Standar asuhan itu

1
sendiridilandasi dasar-dasar kebidanan sebagai filosofi. Mengacu pada
keadaan tersebut maka seorang bidan harus mengetahui : Falsafah Asuahan
Kebidanan dan Asuahan Kebidanan Peran serta masyarakat proses dimana
individu, keluarga, lembaga swadaya masyarakat, dunia usaha dan masyarakat
luas pada umumnya. Bidan bersama sektor yang bersangkutan menggerakan
peran serta masyarakat dalam bentuk pengorganisasian masyarakat adalah
proses pembentukan organisasi di masyarakat dan dapat mengidentifikasi
kebutuhan prioritas dari kebutuhan tersebut, serta mengembangkan keyakinan
dan berusaha memenuhi atas sumber- sumber yang ada di masyarakat.
B. Tujuan Umum dan Khusus
a. Tujuan Umum
1. Meningkatkan kesehatan ibu dan anak, balita dalam keluarga sehingga
terwujud keluarga sehat sejahtera dalam komunitas.
2. Meningkatkan kemandirian masyarakat dalam mengatasi masalah
kebidanan komunitas untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal.
b. Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi masalah kebidanan komunitas
2. Melakukan upaya promotif dan preventif
3. Dipahaminya pengertian sehat dan sakit oleh masyarakat
4. Mengidentifikasi struktur masyarakat setempat
5. Meningkatkan kemampuan individu/ keluarga/ kelompok/ masyarakat
untuk melaksanakan asuhan kebidanan dalam rangka mengatasi
masalah
6. Tertanganinya kelainan kelompok risiko tinggi yang perlu pembinaan
dan pelayanan kebidanan
7. Terlayaninya kasus kebidanan di rumah
8. Mengidentifikasi status kesehatan ibu dan anak
9. Kunjungan rumah.
10. Penyusunan laporan dan evaluasi

2
11. Melakukan asuhan kebidanan sasaran kebidanan komunitas.
C. Manfaat
a. Manfaat bagi mahasiswa :
1. Mahasiswa bisa memperluas pengetahuan dalam kesehatan ibu dan
anak dalam komunitas.
2. Mahasiswa bisa mengetahui cara meningkatkan kesehatan ibu dan
anak, balita dalam keluarga sehingga terwujud keluarga sehat sejahtera
dalam komunitas.
b. Manfaat dari pihak lain
1. Pihak lain dapat menambah pengetahuan baru dalam kesehatan ibu
dan anak dalam komunitas.
2. Pihak lain dapat mengetahui cara meningkatkan kesehatan ibu dan
anak, balita dalam keluarga sehingga terwujud keluarga sehat sejahtera
dalam komunitas.

3
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Komunitas/Masyarakat
Masyarakat adalah sekumpulan individu-individu yang hidup bersama,
bekerja sama untuk memperoleh kepentingan bersama yang telah memiliki
tatanan kehidupan, norma-norma, dan adat istiadat yang ditaati dalam
lingkungannya. Masyarakat berasal dari bahasa inggris yaitu "society" yang
berarti "masyarakat", lalu kata society berasal dari bahasa latin yaitu
"societas" yang berarti "kawan". Sedangkan masyarakat yang berasal dari
bahasa arab yaitu "musyarak". Pengertian Masyarakat dalam Arti Luas adalah
keseluruhan hubungan hidup bersama tanpa dengan dibatasi lingkungan,
bangsa dan sebagainya. Sedangkan Pengertian Masyarakat dalam Arti Sempit
adalah sekelompok individu yang dibatasi oleh golongan, bangsa, teritorial,
dan lain sebagainya. Pengertian masyarakat juga dapat didefinisikan sebagai
kelompok orang yang terorganisasi karena memiliki tujuan yang
sama. Pengertian Masyarakat secara Sederhana adalah sekumpulan manusia
yang saling berinteraksi atau bergaul dengan kepentingan yang sama.
Terbentuknya masyarakat karena manusia menggunakan perasaan, pikiran
dan keinginannya memberikan reaksi dalam lingkungannya.
Kebidanan komunitas adalah bentuk-bentuk pelayanan kebidanan yang
dilakukan oleh bidan dalam memecahkan masalah kesehatan masyarakat
reproduksi perempuan, bayi dan balita secara individu, keluarga, kelompok,
serta masyarakat dengan pendekatan pelayanan kebidanan dan penekanan
dalam aspek-aspek psikososial budaya yang ada dimasyarakat (Yulifah,2004).
B. Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga serta anggota keluarga lain yang berkumpul dan tinggal dalam satu
rumah karena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau adopsi. Antar
anggota keluarga saling bergantung dan berinteraksi. Jika salah satu atau

4
beberapa anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan, maka akan
berpengaruh terhadap anggota yang lainnya dan keluarga yang ada di
sekitarnya. Dari permasalahan tersebut di atas maka keluarga merupakan
fokus pelayanan kesehatan yang strategis.
Berikut merupakan alasan yang menyebabkan keluarga menjadi fokus
pelayanan.
1. Keluarga sebagai lembaga yang perlu diperhitungkan.
2. Keluarga mempunyai peran utama dalam pemeliharaan kesehatan seluruh
anggota keluarga.
3. Masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan.
4. Keluarga sebagai tempat pengambilan keputusan (decision making) dalam
perawatan kesehatan.
5. Keluarga merupakan perantara yang efektif dalam berbagai usaha-usaha
kesehatan masyarakat.
C. Konsep Manajemen Asuhan Kebidanan Keluarga
Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian,
kepemimpinan, dan pengendalian upaya dari anggota organisasi serta
penggunaan sumua sumber daya yang ada pada organisasi untuk mencapai
tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan
sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan
teori ilmiah, temuan, keterampilan dalam rangkaian tahapan logis untuk
pengambilan keputusan yang berfokus pada klien. Pola pikir bidan dalam
melaksanakan asuhan dikenal dengan manajemen Varney, yang menjelaskan
bahwa proses manajemen merupakan proses pemecahan masalah yang
ditemukan oleh bidan dan perawat pada awal tahun1970’n proses ini
memperkenalkan sebuah metode pengorganisasian pemikiran dan tindakan-
tindakan dengan urutan yang logis dan menguntungkan, baik bagi klien
maupun bagi tenaga kesehatan. Proses manajemen menurut Varney ada 7

5
langkah yang berurutan, yang setiap langkahnya disempurnakan secara
periodik, proses dimulai dengan pengumpulan data dasar dan diakhiri dengan
evaluasi. Ketujuh langkah tersebut membentuk suatu kerangka lengkap yang
dapat di aplikasikan dalam situasi apapun.
Langkah manajemen Varney :
1. Pengumpulan data dasar
2. Interpretasi data dasar
3. Mengidentifikasi diagnosis atau masalah potensial
4. Identifikasi perlunya penanganan segera
5. Perencanaan asuhan komprehensif
6. Pelaksanaan rencana
7. Evaluasi

6
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KK BINAAN
ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BAPAK N DENGAN MASALAH
KURANGNYA PENGETAHUAN MENGENAI EFEK SAMPING
ALAT KONTRASEPSI JANGKA PANJANG PADA NY. T
DI RT 05 RW 21 DUKUH PERENG KEMBANG
DESA BALECATUR KECAMATAN GAMPING
KABUPATEN SLEMAN DAERAH
ISTIMEWA YOGYAKARTA
I. PENGKAJIAN (Tanggal : 11 Oktober 2022 Jam : 14.00 WIB)
A. DATA UMUM
1. Nama KK : Bp. Nunung Suprianto
2. Umur : 37 tahun
3. Alamat/Telp : RT 05/ RW 21 Dukuh Pereng Kembang Desa
Balecatur
4. Pendidikan : SMA
5. Pekerjaan : Swasta
6. Agama : Islam
7. Komposisi Keluarga
Tabel 1.1 Komposisi Keluarga
No Nama L/P Umur Hub. Agama Pend Pekerjaan Status
Dgn Kesehatan
KK
1. Ny. P 35 th Istri Islam S1 IRT Sehat
Tuning
2. An. P 5 th Anak Islam - - Sehat
Putri

7
GENOGRAM

37 th 35 th

5 th

8. Tipe Keluarga
Termasuk keluarga nuclear family yang terdiri dari ayah, ibu dan
anak.
9. Tipe bangsa
Seluruh anggota keluarga berasal dari suku jawa
10. Sosio Kultural
Di lingkungan tempat tinggal bapak N tidak terdapat adat istiadat
yang membahayakan Ny. T selama masa prakonsepsi.
11. Status Sosial Ekonomi Keluarga
a. KK : Rp 3. 000. 000
b. Istri :-
c. Sumber pendapatan dari keluarga menurut Ny. T penghasilan
keluarga cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga dalam
sebulan.
12. Aktivitas Rekreasi Keluarga Dalam 1 Bulan

8
Dalam 1 bulan keluarga Tn. N melakukan rekreasi 2 kali .
B. Riwayat Dan Tahap Perkembangan Keluarga
1. Tahap perkembangan keluarga pada saat ini berada pada tahap III
yaitu dengan anak usia prasekolah.
2. Tugas perkembangan keluarga sudah terpenuhi hingga saat ini dan
tidak ada kendalanya.
3. Riwayat kesehatan keluarga inti :
Keluarga Tn. N tidak mempunyai penyakit menurun, menular dan
menahun. Untuk sumber pelayanan kesehatan yang biasa
digunakan keluarga serta pengalamannya terhadap pelayanan
kesehatan sudah bagus.
4. Riwayat keluarga lainnya :
a. Dari pihak keluarga asal KK : tidak ada yang menderita
penyakit menular atau kronis.
b. Dari pihak keluarga asal istri : tidak ada yang menderita
penyakit menular atau kronis.
c. Dari pihak menantu : tidak ada yang menderita penyakit
menular atau kronis.
C. Pengkajian Lingkungan
1. Karakteristik Rumah
a. Luas tanah 400 m2 , luas rumah : 250 m2
b. Tipe rumah permanen dengan 1 lantai
c. Jumlah ruangan : kamar tidur 1 , ruang tamu 1, ruang keluarga
1, ruang makan 0 , dapur 1, kamar mandi 1 dan WC 1
d. Jumlah jendela rumah ada 7 dan ventilasi ada 6
e. Tidak ada ruangan yang tidak dimanfaatkan
f. Ruangan secara umum tampak rapi dan bersih
g. Peletakan perabotan tertata rapi dan tidak menghalangi keluar
masuk anggota

9
h. Pencahayaan sudah terpenuhi
i. WC dan keadaannya sangat baik, jenis peresapannya
savetytank dan letaknya didalam tanah
j. Sumber air dari sumur, air digunakan untuk mandi, masak,
mencuci dan lainnya, kualitas air baik
k. Kandang, terdapat kandang diluar rumah.
l. Sampah berjarak >10m dari rumah pengelolaan sampah
dibakar, jarak tempat pembuangan sampah dari sumber air
>10m.
Denah Rumah

6 7

4 5

2
3

KETERANGAN :

1. Teras 4. Kamar 7. Kamar mandi


2. Ruang tamu 5. Ruang keluarga
3. Sumur 6. Dapur
2. Karakteristik Tetangga dan Komunitas

10
Keluarga tinggal di desa dengan jarak rumah dekat. Lingkungan
sekitar rumah Tn. N tergolong bersih dan tertata rapih. Sebagian
besar tetangga adalah penduduk setempat. Mayoritas warga
bekerja sebagai swasta. Keluarga memiliki kebiasaan berlibur
setiap hari minggu, selain itu keluarga juga berpartisipasi dalam
kegiatan seperti arisan RT, PKK dan kerja bakti dilingkungan
rumah.
3. Mobilitas Geografis Keluarga
Keluarga Tn. N sejak menikah sampai sekarang rumahnya
menetap. Yang ditempati rumah sendiri.
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Keluarga aktif mengikuti kegiatan kemasyarakatan maupun
keagamaan yang ada diwilayah RT nya, setiap hari berkumpul
disaat ada perkumpulan dengan keluarga besar.
5. Sistem penduduk keluarga
Jumlah keluarga termasuk KK adalah 3 orang. Fasilitas yang
dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan adalah BPJS hanya
untuk keluarga inti. Tempat berobat keluarga adalah RS yang
jaraknya 300meter. Alat transportasi yang dimiliki motor.
D. Struktur Keluarga
1. Pola komunikasi keluarga
Keluarga menggunakan bahasa jawa, waktu komunikasi setiap
saat, terutama malam hari waktu semua anggota keluarga
berkumpul. Bentuk komunikasi langsung, saat tidak ada dirumah
komunikasi menggunakan telepon. Jika ada masalah dalam
keluarga diselesaikan dengan musyarawah.
2. Struktur kekuatan keluarga
Pengambil keputusan utama suami dan istri dan setiap keputusan
diselesaikan secara musyawarah. Keluarga jarang sekali berselisih

11
pendapat sehingga hampir tidak pernah meminta pendapat dari
keluarga besarnya.
3. Struktur peran
a. Bp N sebagai kepala keluarga menjadi sumber penghasilan
utama dalam keluarga. Penghasilan utama dalam keluarga
dengan bekerja sebagai pegawai swasta, menjadi pengambil
keputusan utama.
b. Ny T sebagai istri dan ibu rumah tangga yang mengurus rumah
tangga sehari-hari.
c. Tidak ada anggota keluarga yang masih tinggal dalam satu
rumah
d. Bapak N dan Ny. T sudah mempunyai anak berumur 5 tahun.
4. Nilai dan norma keluarga yang berhubungan dengan kesehatan :
Keluarga meyakini bahwa kesehatan sangat penting sehingga jika
ada anggota keluarga yang sakit akan segera berobat ke
puskesmas. Selain itu keluarga juga berupaya untuk menjaga
kesehatan mereka dengan makanan bergizi dan memelihara
kebersihan diri dan lingkungan. Dalam hal pemeriksaan kesehatan,
keluarga memilih tenaga kesehatan.
E. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif
Keluarga memandang diri mereka sebagai keluarga yang bahagia
dengan kehidupan rumah tangganya, tidak ada kekerasan dalam
rumah tangga.
2. Fungsi Sosial
Interaksi dalam keluarga berjalan dengan baik dan belum pernah
terjadi konflik keluarga maupun konflik dengan tetangga. Keluarga
selalu berusaha membina hubungan baik dengan tetangga, terlibat

12
dalam setiap kegiatan kemasyarakatan dan keagamaan terutama
karena tetangga sekitar adalah orang lain.
3. Fungsi Perawatan Kesehatan :
a. Keluarga Tn. N tidak mengetahui tentang efek samping KB
Implan dan keluarga Tn. N juga tidak tahu cara mengatasinya.
b. Kemampuan keputusan keluarga dalam mengatasi masalah
selalu ke tenaga kesehatan
c. Kemampuan mendampingi Ny. T dilakukan Tn. N setiap saat.
d. Kemampuan memelihara lingkungan ramah yang sehat
keluarga Tn. N baik, dengan terlihat disetiap ruangan sangat
bersih dan rapi.
e. Penggunaan fasilitas pelayanan kesehatan dalam keluarga Tn.
N sudah tepat karena setiap ada anggota keluarga yang sakit
selalu segera dibawa ke rumah sakit.
4. Fungsi Reproduksi :
Keluarga bapak N sudah memiliki anak, keluarga bapak N
berencana memiliki 1 anak, metode KB yang digunakan Ny. T
sebelumnya yaitu KB Implan namun dikarenakan BB Ibu naik dan
tidak haid jadi ibu memutuskan untuk melepas KB Implan dan
diganti kondom.
5. Fungsi Ekonomi
Sejauh ini keluarga bapak N memenuhi kebutuhan sandang,
pangan, papan, keluarga bapak Asep memanfaatkan sumber yang
ada dimasyarakat berdasarkan kondisi ekonominya.
F. Stres dan Koping Keluarga
1. Stres jangka pendek (<6 bulan) berupa kecemasan akan berat
badannya yang naik.
Sters jangka panjang (>6 bulan) berupa kecemasan akan terjadinya
masalah kesehatan kedepannya.

13
2. Respon keluarga terhadap stressor berupa kecemasan yang
diungkapkan oleh keluarga dengan berulang kali meminta saran
untuk kontrasepsi yang baik tanpa efek samping kenaikan BB.
3. Strategi koping yang digunakan yaitu dengan memeriksa
kesehatan Ny. T secara rutin dan sesuai dengan anjuran bidan.
4. Selain itu Ny. T juga selalu meminta nasehat pada bidan mengenai
kesehatan prakonsepsi.
5. Strategi adaptasi disfungsional: tidak ditemukan strategi negatif
dalam menghadapi stresor.
G. Harapan keluarga terhadap tenaga kesehatan adalah tenaga kesehatan
dapat melayani dengan baik dan Bidan berada ditempat saat Ny. T
mengalami sesuatu yang membutuhkan tenaga kesehatan.
H. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari Keluarga
Tabel 1.2 Pola Pemenuhan Kebutuhan sehari-hari
Kebutuhan Pola Pemenuhan Ny. T An. P
(Keluarga Secara
Umum)
Makan dan Makan : 3 kali Makan : 3 kali Makan : 3
Minum sehari sehari kali sehari
Minum : 8-9 gelas Minum : 8-9 Minum : 7-8
perhari gelas perhari gelas perhari
Istirahat Malam : 8 jam Malam : 8 jam Malam : 9
Siang : 1 jam Siang : 1 jam jam
Siang : 1 jam
Aktivitas Bekerja Melakukan Sekolah
pekerjaan rumah
sehari-hari
Personal Mandi : 2 kali Mandi : 2 kali Mandi : 2 kali
Hygiene sehari sehari sehari
Gosok Gigi : 2 Gosok Gigi : 2 Gosok Gigi :
kali sehari kali sehari 2 kali sehari

14
I. Pemeriksaan Fisik:
Tabel 1.3 Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik Ny. T
Umum : 110/80 mmHg
Tekanan Darah
Suhu Badan 36oc
Denyut Nadi 80x/menit
Respirasi 20x/menit
Status Present :
Kepala : Tidak dilakukan
Rambut dan kulit pemeriksaan
kepala
Mata Tidak dilakukan
pemeriksaan
Hidung Tidak dilakukan
pemeriksaan
Mulut dan Tidak dilakukan
tenggorokan pemeriksaan
Telinga Tidak dilakukan
pemeriksaan
Leher :
Kelenjar Tyroid Tidak dilakukan
pemeriksaan
Vena Jugularis Tidak dilakukan
pemeriksaan
Dada :
Paru-paru Tidak dilakukan
pemeriksaan

15
Pemeriksaan Fisik Ny. T
Jantung Tidak dilakukan
pemeriksaan
Payudara Tidak dilakukan
pemeriksaan
Abdomen : Tidak dilakukan
pemeriksaan
Ekstermitas :
Atas Tidak dilakukan
pemeriksaan
Bawah Tidak dilakukan
pemeriksaan
II. DIAGNOSA KEBIDANAN
a. Analisis Data
Tabel 1.4 Analisa Data
Data ( S & O ) Penyebab Masalah
DS : ibu mengatakan Ketidaktahuan Kurangnya
kurang tahu mengenai keluarga mengenai pengetahuan yang
efek samping dari alat efek samping alat dimiliki ibu mengenai
kontrasepsi jangka kontrasepsi jangka kontrasepsi jangka
panjang panjang panjang
DO :
TD : 110/80 mmHg
S : 36OC
N : 80 x/menit
P : 20 x/menit

16
Data (S & O) Penyebab Masalah
DS : anak pertama, Ketidaktahuan Picky eaters
ibu mengatakan keluarga tentang cara
anaknya milih-milih penanganan picky
dalam makan eaters

b. Perumusan Diagnosa
1. Diagnosa aktual :
Ketidaktahuan Ny. T mengenai kontrasepsi jangka panjang
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan yang dimiliki
2. Diagnosa resiko/Resiko tinggi
Resiko tinggi picky eaters pada An. P yang berhubungan dengan
ketidaktahuan keluarga tentang cara penanganan picky eaters.
c. Penentu Prioritas
1. Ketidaktahuan Ny. T mengenai kontrasepsi jangka panjang
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan yang dimiliki.
Tabel 1.5 Penentuan Prioritas
No Kriteria Skor Pembenaran
1. Sifat Masalah 3/3 x 1 = 1 Keluarga beranggapan
Skala : Tidak/ Kurang bahwa KB itu penting
Sehat tetapi ibu takut akan efek
sampingnya.
2. Kemungkinan 2/2 x 2 = 2 Ada kemauan keluarga
masalah dapat diatasi untuk mencoba
Skala : Mudah kontrasepsi lain seperti
kondom.

17
No Kriteria Skor Pembenaran
3. Potensi masalah 3/3 x 1 = 1 Dampak dari masalah
untuk dicegah yang dapat dicegah akan
Skala : Tinggi menimbulkan kesadaran
untuk kesehatan.
4. Menonjolnya 2/2 x 1 = 1 Keluarga sadar akan
masalah masalah yang terjadi
Skala : Masalah
berat, harus
segera ditangani
Total skor 5

2. Resiko tinggi picky eaters pada An. P yang berhubungan dengan


ketidaktahuan keluarga tentang cara penanganan picky eaters.
No Kriteria Skor Pembenaran
1. Sifat Masalah 1/3 x 1 = Keluarga beranggapan
Skala : Krisis 1/3 bahwa memilih makanan
pada An. P merupakan hal
yang wajar.
2. Kemungkinan 2/2 x 2 = 2 Ada kemauan keluarga
masalah dapat diatasi untuk memeriksakan
Skala : Mudah kesehatannya.
3. Potensi masalah 3/3 x 1 = 1 Dampak dari masalah
untuk dicegah yang dapat dicegah akan
Skala : Tinggi menimbulkan kesadaran
untuk kesehatan pada An.
P

18
No Kriteria Skor Pembenaran
4. Menonjolnya masalah 1/2 x 1 = Keluarga merasa keadaan
Skala : Ada masalah, 1/2 tersebut telah
tetapi tidak perlu berlangsung lama dan
segera ditangani tidak pernah ada kejadian
yang mengakibatkan
suatu kondisi yang
bahaya
Total skor 3 5/6

Berdasarkan rumusan prioritas diatas maka prioritas rumusan Tn. S adalah


sebagai berikut :
1. Ketidaktahuan Ny. T mengenai kontrasepsi jangka panjang
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan yang dimiliki.
2. Resiko tinggi picky eaters pada An. P yang berhubungan dengan
ketidaktahuan keluarga tentang cara penanganan picky eaters.

III. PERENCANAAN TINDAKAN


Tabel 1.6 Perencanaan Tindakan
Tujuan dan Kriteria Rencana Tindakan
Keluarga mampu mendampingi
Ny. T melakukan pemeriksaan
kesehatannya.
Kriteria :
(Aspek Pengetahuan)
1. Keluarga dapat mengenal 1. Diskusikan tentang
pengertian dari alat pengertian dari alat
kontrasepsi jangka panjang. kontrasepsi jangka panjang.

19
2. Keluarga dapat mengenal 2. Diskusikan tentang macam
macam alat kontasepsi alat kontrasepsi jangka
jangka panjang panjang
3. Keluarga dapat mengenal 3. Diskusikan tentang efek
efek samping alat samping alat kontrasepsi
kontrasepsi jangka panjang. jangka panjang.
4. Keluarga dapat mengenal 4. Diskusikan tentang
keunggulan alat kontrasepsi keunggulan alat kontrasepsi
jangka panjang jangka panjang.
(Aspek Sikap)
5. Keluarga mampu 5. Anjurkan keluarga dalam
memberikan pendampingan mengatasi masalah
kepada Ny. T selama masa prakonsepsi pada Ny. T.
prakonsepsi.
(Aspek Psikomotor)
6. Keluarga melakukan 6. Pastikan upaya pencegahan
pencegahan kehamilan. kehamilan misalnya dengan
alat kontasepsi

20
Tujuan dan Kriteria Rencana Tindakan
Keluarga mampu mendampingi An.
P selama masa pertumbuhannya
Kriteria :
(Aspek Pengetahuan)
1. Keluarga dapat mengenal 1. Diskusikan tentang
pengertian dari picky eaters pengertian dari picky eaters
2. Keluarga dapat mengenal 2. Diskusikan tentang faktor
faktor yang mempengaruhi yang mempengaruhi picky
picky eaters eaters
3. Keluarga dapat mengetahui 3. Diskusikan tentang dampak
dampak dari picky eaters dari picky eaters
4. Keluarga dapat mengetahui 4. Diskusikan tentang cara
cara penanganan picky penanganan picky eaters
eaters
(Aspek Sikap)
5. Keluarga mampu 5. Anjurkan keluarga dalam
melakukan pendampingan mengatasi masalah picky
selama masa pertumbuhan eaters
An.P
(Aspek Psikomotor)
6. Keluarga melakukan 6. Pastikan upaya pencegahan
pencegahan picky eaters picky eaters misalnya
dengan mencoba
memvariasikan makanan
dan mengatur jadwal makan
pada anak.

21
IV. IMPLEMENTASI
Tabel 1.7 Implementasi
Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi Respon
&
Waktu
Rabu, Ketidaktahuan 1. Menjelaskan 1. Keluarga
26 Ny. T kepada ibu mengerti
Oktober mengenai mengenai alat dengan
2022, kontrasepsi kontrasepsi penjelasan
Pukul jangka jangka panjang yang
14.15 panjang 2. Menjelaskan diberikan
WIB berhubungan kepada ibu dan dapat
dengan mengenai picky menjelaskan
kurangnya eaters kembali
pengetahuan mengenai
yang dimiliki. alat
kontrasepsi
Resiko tinggi jangka
picky eaters panjang
pada An. P 2. Keluarga
yang dapat
berhubungan menjelaskan
dengan kembali
ketidaktahuan mengenai
keluarga picky eaters
tentang cara
penanganan
picky eaters.

22
V. EVALUASI
Tabel 1.8 Evaluasi
Tanggal & Waktu Diagnosa Evaluasi
Jumat, 28 Oktober Ketidaktahuan Ny. T S : Ny. T mengatakan
2022, Pukul 10.00 mengenai kontrasepsi sudah mengerti
WIB jangka panjang mengenai KB jangka
berhubungan dengan panjang dan akan
kurangnya mempertimbangkan
pengetahuan yang akan menggunakan
dimiliki. salah satu jenis KB
jangka panjang
O : Tidak dilakukan
pemeriksaan
A : Ny. T dengan
masalah KB
P : Lanjutkan dengan
tindakan konseling KB
jangka panjang dengan
hasil ibu mengerti
dengan penjelasan
yang sudah diberikan.
Resiko tinggi picky S : Ny. T mengatakan
eaters pada An. P yang sudah melakukan cara-
berhubungan dengan cara untuk mengatasi
ketidaktahuan keluarga picky eaters pada anak
tentang cara dengan memvariasikan
penanganan picky makanan
eaters.

23
Tanggal & Waktu Diagnosa Evaluasi
O : Tidak dilakukan
pemeriksaan
A : An. P umur 5 tahun
dengan picky eaters
P : Lanjutkan dengan
tindakan konseling
picky eaters dengan
hasil ibu mengerti
dengan penjelasan
yang sudah diberikan

24
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Pengertian
Metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) merupakan metode
kontrasepsi dengan tingkat keefektifan yang tinggi dengan tingkat
kegagalan yang rendah serta komplikasi dan efek samping yang lebih
sedikit dibandingkan metode kontrasepsi yang lain. MKJP
merupakan jenis kontrasepsi yang sekali pemakaiannya dapat
bertahan selama 3 tahun sampai seumur hidup. Terdapat berbagai
jenis MKJP seperti alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR), implan,
medis operatif wanita (MOP) dan medis operasi pria (MOP).
B. Macam Alat kontrasepsi jangka panjang
1. IUD/AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
Merupakan alat kontrasepsi yang berukuran kecil, terbuat dari
plastik yang lentur dengan lengan dari tembaga dan benang
membentuk seperti huruf T. Alat kontrasepsi ini efektif, aman,
fleksibel dan dapat dicabut ketika di inginkan.
AKDR dapat mencegah kehamilan dalam jangka waktu hingga 10
tahun, dapat digunakan untuk wanita yang belum pernah hamil
sebelumnya. IUD atau AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
adalah metode KB jangka panjang yang paling populer di
Indonesia. Alat berbentuk huruf T mungil yang dipasang di
rongga rahim ini efektif mencegah kehamilan hingga 99,4%. IUD bisa
dipakai 5-10 tahun, tergantung jenisnya.
2. Implant/AKBK (Alat Kontrasepsi Bawah Kulit)
Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK) adalah alat kontrasepsi
yang lunak yang dimasukkan di bawah kulit dengan kapsul yang
tidak dapat hancur di dalam tubuh. AKBK dapat terlihat di bawah

25
kulit namun tidak meninggalkan bekas ketika dicabut jika dilakukan
dengan prosedur yang benar, terdapat tindakan operasi
sederhana, dalam AKBK mengandung hormon Progestin tanpa
hormon Estrogen.
Susuk atau implan kerap dipandang sebelah mata. Padahal
efektivitasnya mencegah kehamilan >99%.Susuk KB terbuat dari
plastik lentur, berbentuk seperti batang korek api. Ditanam di bawah
kulit di area lengan, progestin di dalam susuk dilepaskan sedikit
demi sedikit setiap hari. Progestin dari susuk mencegah terjadinya
ovulasi atau pelepasan sel telur ke tubafalopi, mengentalkan
lendir serviks, dan menipiskan endometrium sehingga seandainya
terjadi pembuahan, sel telur yang telah dibuahi akan sulit melekat.
AKBK memiliki efektivitas mencegah kehamilan hingga 5 tahun,
dapat dihentikan penggunaannya setiap saat,
3. Metode Operasi atau Kontrasepsi Mantap
Kontrasepsi mantap merupakan metode kontrasepsi dengan melakukan
pembedahan, pengguna akan diberikan bius lokal atau obat anti
nyeri ketika dilakukan tindakan. Tindakan Kontrasepsi Mantap
memiliki efektfitas yang tinggi sehingga tidak mudah
dikembalikan ke kondisi semula ketika menginginkan memiliki
keturunan. Kontrasepsi Mantap pada wanita akan dipotong lalu
disumbat pada saluran tuba falopi yang menghubungkan indung telur
setelah dilakukan tindakan dan wanita yang melakukan Metode
Kontrasepsi Mantap masih tetap dapat menstruasi normal karena
tidak terdapat tindakan pada rahim, sedangkan pada pria akan
dilakukan sayatan kecil dan penyumbatan saluran benih sperma
(Vasektomi) namun tidak mengganggu ereksi, setelah tindakan
vasektomi pada pria tidak segera efektif sehingga harus
menggunakan kondom terlebih dahulu minimal lebih dari 20 kali

26
ejakulasi jika akan melakukan hubungan seks. Segala tindakan
Kontrasepsi mantap harus dilakukan oleh ahli di rumah sakit
(Kemenkes RI, 2014).
C. Efek Samping Alat Kontrasepsi Jangka Panjang
1. IUD/AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
AKDR memiliki efek samping perbanyak darah saat
menstruasi dan dapat menimbulkan kram ketika awal pemakaian
(Kemenkes RI, 2014).
2. Implant/AKBK (Alat Kontrasepsi Bawah Kulit)
Efek samping dari Implant/AKBK yaitu timbul flek dan siklus
menstruasi yang menjadi tidak teratur. AKBK tidak dapat
digunakan untuk ibu menyusui kurang dari 6 bulan, ibu yang sedang
gangguan kesehatan serius, dapat mengganggu kehamilan sehingga
dibutuhkan kepastian tidak sedang hamil (Kemenkes RI, 2014).
3. Metode Operasi atau Kontrasepsi Mantap
Untuk kontrasepsi mantap ini tidak memiliki efek samping jangka
panjang.
D. Keunggulan Dari Alat Kontrasepsi Jangka Panjang
Alat Kontrasepsi Jangka Panjang memiliki beberapa keunggulan
yaitu: memiliki efektivitas yang tinggi tanpa perlu kedisiplinan tinggi
dalam penggunaan, efek mencegah kehamilan dapat cepat dirasakan,
memiliki pemakaian yang lebih lama dibandingkan jangka pendek dari 3
tahun pemakaian hingga seumur hidup, pemakaian alat kontrasepsi
jangka panjang juga tidak mengganggu hubungan suami istri, tidak
mempengaruhi Air Susu Ibu (ASI) sehingga aman digunakan untuk
ibu yang sedang menyusui, tidak memiliki efek samping pada fungsi
fertilitas sehingga ketika dicabut selain alat kontrasepsi jangka panjang
Metode Operasi Wanita (MOW) atau Metode Operasi Pria (MOP)

27
maka pengguna alat kontrasepsi Jangka Panjang akan kembali subur
dan dapat memiliki keturunan (Affandi, 2011).

28
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesehatan merupakan salah satu indikator yang mampu menopang
pembangunan nasional disamping pendidikan dan ekonomi, sehingga
kesehatan harus menjadi perhatian seluruh pihak, baik pemerintah, swasta
maupun masyarakat untuk mencapai kesejahteraan masyarakat (Kemenkes RI,
2018).
Kebidanan komunitas adalah bentuk-bentuk pelayanan kebidanan yang
dilakukan oleh bidan dalam memecahkan masalah kesehatan masyarakat
reproduksi perempuan, bayi dan balita secara individu, keluarga, kelompok,
serta masyarakat dengan pendekatan pelayanan kebidanan dan penekanan
dalam aspek-aspek psikososial budaya yang ada dimasyarakat (Yulifah,2004).
Berdasarkan hasil pendataan terdapat beberapa masalah di keluarga Bp. N
yaitu ketidaktahuan mengenai efek samping alat kontrasepsi jangka panjang
dan masalah picky eaters pada balita. Untuk permasalahan yang ada sudah
diselesaikan melalui penyuluhan langsung kepada Ny. T di rumahnya dan
juga sudah dilakukan evaluasi dengan hasil Ny. T paham akan efek samping
dari alat kontrasepsi jangka panjang dan cara penanganan picky eaters pada
anaknya.
B. Saran
1. Bidan komunitas sekiranya bisa bekerjasama dengan komunitas di
masyarakat untuk memperbaiki kesehatan yang ada di masyarakat.
2. Bidan komunitas sekiranya bisa memperhatikan standar kesehatan dan
melakukan evaluasi atau melakukan penilaian melalui asuhan kebidanan
kominitas.

29
DAFTAR PUSTAKA

Teta Puji Rahayu, SST, M.Keb(1),Dr.Agung Suharto, APP, S.Pd, M.Kes(2), Rahayu
Sumaningsih(3)(2018). Modul Ajar 1 Kebidanan Komunitas

Silvia Ari Agustina, SST., MPH(2022). Modul Pembelajaran Teori Kebidanan


Komunitas

Puspita Rini (2022). Penyuluhan Tentang Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) JMAS
Jurnal Pengabdian Masyarakat. Akademi Kebidanan Graha Ananda Palu.

Maghfiroh, Laili (2018) Analisis Faktor Dominan yang berhubungan dengan


Perilaku Picky Eater Pada Anak Toddler di Keputih Kecamatan Sukolilo
Surabaya. Undergraduate thesis, Universitas Muhammadiyah Surabaya.

30
LAMPIRAN

Lampiran 1 Satuan Acara Penyuluhan

UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA


PROGRAM STUDI KEBIDANAN (D-3)

SATUAN ACARA PENYULUHAN


ALAT KONTRASEPSI JANGKA PANJANG
A. Pokok Bahasan
Alat kontrasepsi jangka panjang
B. Sub Pokok Bahasan
Penyuluhan alat kontrasepsi jangka panjang
C. Sasaran
Ibu PUS
D. Waktu/Tanggal
14.00 WIB/26 Oktober 2022
E. Tempat
Rumah ibu tuning RT 05/ RW 21 Pereng kembang
F. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan ini diharapkan ibu PUS mengerti dan
memahami tentang alat kontrasepsi jangka panjang.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan ini diharapkan ibu mengetahui dan mampu:
a. Menjelaskan tentang pengertian alat kontrasepsi jangka panjang
b. Menjelaskan macam alat kontrasepsi jangka panjang
c. Mengetahui efek samping alat kontrasepsi jangka panjang
d. Mengetahui keunggulan alat kontrasepsi jangka panjang

31
G. Metode
Penyuluhan dan tanya jawab
H. Media
Leafleat (terlampir)
I. Materi
1. Menjelaskan tentang pengertian alat kontrasepsi jangka panjang
2. Menjelaskan macam alat kontrasepsi jangka panjang
3. Mengetahui efek samping alat kontrasepsi jangka panjang
4. Mengetahui keunggulan alat kontrasepsi jangka panjang
Materi Terlampir
J. Kegiatan
Tahap Kegiatan Dosen Kegiatan Mahasiswa Media Waktu
Kegiatan
Pendahuluan  Mengucapkan salam  Menjawab salam Leafleat 5
 Menarik  Memperhatikan menit
perhatian/Get
Attention
 Menghubungkan
dengan pengalaman
sebelumnya
 Menyampaikan
tujuan penyuluhan
 Menjelaskan pokok
bahasan dan metode
untuk mencapai
tujuan
 Menekankan
pentingnya topik

32
Penyajian  Menyampaikan  Memperhatikan Leafleat 20
materi penyuluhan  Tanya jawab menit
 Diskusi
Penutup  Melakukan evaluasi  Mendengarkan 5
penyuluhan  Menjawab menit
 Menyampaikan pertanyaan
kesimpulan  Memperhatikan
 Mengucapkan  Menjawab salam
terima kasih
 Mengucapkan salam

K. Evaluasi
Pertanyaan :
1. Apa yang dimaksud dengan alat kontrasepsi jangka panjang?
2. Apa saja alat kontrasepsi jangka panjang?
3. Bagaimana efek samping dari alat kontrasepsi jangka panjang?
4. Apa saja keunggulan dari alat kontrasepsi jangka panjang?
Jawaban :
1. Alat kontrasepsi jangka panjang merupakan jenis kontrasepsi yang
sekali pemakaiannya dapat bertahan selama 3 tahun sampai seumur
hidup.
2. Jenis alat kontrasepsi jangka panjang yaitu IUD/AKDR, Implant/AKBK,
dan kontrasepsi mantap (MOW dan MOP)
3. Efek samping alat kontrasepsi jangka panjang antara lain :
- IUD/AKDR memiliki efek samping perbanyak darah saat
menstruasi dan dapat menimbulkan kram ketika awal pemakaian.
- Implant/AKBK memiliki efek samping timbul flek dan siklus
menstruasi yang menjadi tidak teratur.

33
- Metode kontrasepsi atau kontrasepsi mantap tidak memiliki efek
samping jangka panjang.
4. Memiliki efektivitas yang tinggi tanpa perlu kedisiplinan tinggi dalam
penggunaan, efek mencegah kehamilan dapat cepat dirasakan, memiliki
pemakaian yang lebih lama dibandingkan jangka pendek dari 3 tahun
pemakaian hingga seumur hidup, pemakaian alat kontrasepsi jangka
panjang juga tidak mengganggu hubungan suami istri, tidak
mempengaruhi Air Susu Ibu (ASI).
Kesimpulan :
Ny. T mengetahui dan memahami tentang alat kontrasepsi jangka panjang dan
paham akan efek samping dari alat kontrasepsi jangka panjang.

L. Referensi
Puspita Rini (2022). Penyuluhan Tentang Kontrasepsi Jangka Panjang
(MKJP) JMAS Jurnal Pengabdian Masyarakat. Akademi Kebidanan
Graha Ananda Palu.

Yogyakarta, Oktober 2022


Dea Shafiyah

34
MATERI ALAT KONTRASEPSI JANGKA PANJANG

1. Pengertian
Metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) merupakan metode
kontrasepsi dengan tingkat keefektifan yang tinggi dengan tingkat kegagalan
yang rendah serta komplikasi dan efek samping yang lebih sedikit
dibandingkan metode kontrasepsi yang lain. MKJP merupakan jenis
kontrasepsi yang sekali pemakaiannya dapat bertahan selama 3 tahun
sampai seumur hidup. Terdapat berbagai jenis MKJP seperti alat
kontrasepsi dalam rahim (AKDR), implan, medis operatif wanita (MOP) dan
medis operasi pria (MOP).
2. Macam Alat kontrasepsi jangka panjang
a. IUD/AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
Merupakan alat kontrasepsi yang berukuran kecil, terbuat dari plastik
yang lentur dengan lengan dari tembaga dan benang membentuk
seperti huruf T. Alat kontrasepsi ini efektif, aman, fleksibel dan
dapat dicabut ketika di inginkan.
AKDR dapat mencegah kehamilan dalam jangka waktu hingga 10
tahun, dapat digunakan untuk wanita yang belum pernah hamil
sebelumnya. IUD atau AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
adalah metode KB jangka panjang yang paling populer di Indonesia.
Alat berbentuk huruf T mungil yang dipasang di rongga rahim ini
efektif mencegah kehamilan hingga 99,4%. IUD bisa dipakai 5-10 tahun,
tergantung jenisnya.
b. Implant/AKBK (Alat Kontrasepsi Bawah Kulit)
Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK) adalah alat kontrasepsi yang
lunak yang dimasukkan di bawah kulit dengan kapsul yang tidak
dapat hancur di dalam tubuh. AKBK dapat terlihat di bawah kulit
namun tidak meninggalkan bekas ketika dicabut jika dilakukan dengan

35
prosedur yang benar, terdapat tindakan operasi sederhana, dalam
AKBK mengandung hormon Progestin tanpa hormon Estrogen.
Susuk atau implan kerap dipandang sebelah mata. Padahal efektivitasnya
mencegah kehamilan >99%.Susuk KB terbuat dari plastik lentur,
berbentuk seperti batang korek api. Ditanam di bawah kulit di area
lengan, progestin di dalam susuk dilepaskan sedikit demi sedikit
setiap hari. Progestin dari susuk mencegah terjadinya ovulasi atau
pelepasan sel telur ke tubafalopi, mengentalkan lendir serviks, dan
menipiskan endometrium sehingga seandainya terjadi pembuahan, sel
telur yang telah dibuahi akan sulit melekat.
AKBK memiliki efektivitas mencegah kehamilan hingga 5 tahun,
dapat dihentikan penggunaannya setiap saat,
c. Metode Operasi atau Kontrasepsi Mantap
Kontrasepsi mantap merupakan metode kontrasepsi dengan melakukan
pembedahan, pengguna akan diberikan bius lokal atau obat anti nyeri
ketika dilakukan tindakan. Tindakan Kontrasepsi Mantap memiliki
efektfitas yang tinggi sehingga tidak mudah dikembalikan ke
kondisi semula ketika menginginkan memiliki keturunan.
Kontrasepsi Mantap pada wanita akan dipotong lalu disumbat pada
saluran tuba falopi yang menghubungkan indung telur setelah dilakukan
tindakan dan wanita yang melakukan Metode Kontrasepsi Mantap
masih tetap dapat menstruasi normal karena tidak terdapat tindakan
pada rahim, sedangkan pada pria akan dilakukan sayatan kecil dan
penyumbatan saluran benih sperma (Vasektomi) namun tidak
mengganggu ereksi, setelah tindakan vasektomi pada pria tidak segera
efektif sehingga harus menggunakan kondom terlebih dahulu minimal
lebih dari 20 kali ejakulasi jika akan melakukan hubungan seks.
Segala tindakan Kontrasepsi mantap harus dilakukan oleh ahli di rumah
sakit (Kemenkes RI, 2014).

36
3. Efek Samping Alat Kontrasepsi Jangka Panjang
a. IUD/AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
AKDR memiliki efek samping perbanyak darah saat menstruasi
dan dapat menimbulkan kram ketika awal pemakaian (Kemenkes RI,
2014).
b. Implant/AKBK (Alat Kontrasepsi Bawah Kulit)
Efek samping dari Implant/AKBK yaitu timbul flek dan siklus
menstruasi yang menjadi tidak teratur. AKBK tidak dapat digunakan
untuk ibu menyusui kurang dari 6 bulan, ibu yang sedang gangguan
kesehatan serius, dapat mengganggu kehamilan sehingga dibutuhkan
kepastian tidak sedang hamil (Kemenkes RI, 2014).
c. Metode Operasi atau Kontrasepsi Mantap
Untuk kontrasepsi mantap ini tidak memiliki efek samping jangka
panjang.
4. Keunggulan Dari Alat Kontrasepsi Jangka Panjang
Alat Kontrasepsi Jangka Panjang memiliki beberapa keunggulan yaitu:
memiliki efektivitas yang tinggi tanpa perlu kedisiplinan tinggi dalam
penggunaan, efek mencegah kehamilan dapat cepat dirasakan, memiliki
pemakaian yang lebih lama dibandingkan jangka pendek dari 3 tahun
pemakaian hingga seumur hidup, pemakaian alat kontrasepsi jangka
panjang juga tidak mengganggu hubungan suami istri, tidak
mempengaruhi Air Susu Ibu (ASI) sehingga aman digunakan untuk ibu
yang sedang menyusui, tidak memiliki efek samping pada fungsi fertilitas
sehingga ketika dicabut selain alat kontrasepsi jangka panjang Metode
Operasi Wanita (MOW) atau Metode Operasi Pria (MOP) maka
pengguna alat kontrasepsi Jangka Panjang akan kembali subur dan dapat
memiliki keturunan (Affandi, 2011).

37
DAFTAR PUSTAKA
Puspita Rini (2022). Penyuluhan Tentang Kontrasepsi Jangka Panjang
(MKJP) JMAS Jurnal Pengabdian Masyarakat. Akademi Kebidanan
Graha Ananda Palu.

38
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA
PROGRAM STUDI KEBIDANAN (D-3)

SATUAN ACARA PENYULUHAN


PICKY EATERS PADA ANAK
A. Pokok Bahasan
Picky eaters
B. Sub Pokok Bahasan
Penyuluhan picky eaters
C. Sasaran
Balita
D. Waktu/Tanggal
14.00 WIB/26 Oktober 2022
E. Tempat
Rumah ibu Tuning RT 05/ RW 21 Pereng kembang
F. Tujuan
3. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan ini diharapkan ibu mengerti dan memahami
tentang picky eaters.
4. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan ini diharapkan ibu mengetahui dan mampu:
e. Menjelaskan tentang pengertian picky eaters
f. Menjelaskan faktor yang mempengaruhi terjadinya picky eaters
g. Mengetahui dampak dari picky eaters
h. Mengetahui cara penanganan picky eaters
G. Metode
Penyuluhan dan tanya jawab
H. Media
Leafleat (terlampir)

39
I. Materi
1. Menjelaskan tentang pengertian picky eaters
2. Menjelaskan faktor yang mempengaruhi terjadinya picky eaters
3. Mengetahui dampak dari picky eaters
4. Mengetahui cara penanganan picky eaters
Materi Terlampir
J. Kegiatan
Tahap Kegiatan Dosen Kegiatan Mahasiswa Media Waktu
Kegiatan
Pendahuluan  Mengucapkan salam  Menjawab salam Leafleat 5
 Menarik  Memperhatikan menit
perhatian/Get
Attention
 Menghubungkan
dengan pengalaman
sebelumnya
 Menyampaikan
tujuan penyuluhan
 Menjelaskan pokok
bahasan dan metode
untuk mencapai
tujuan
 Menekankan
pentingnya topik
Penyajian  Menyampaikan  Memperhatikan Leafleat 20
materi penyuluhan  Tanya jawab menit
 Diskusi
Penutup  Melakukan evaluasi  Mendengarkan 5

40
penyuluhan  Menjawab menit
 Menyampaikan pertanyaan
kesimpulan  Memperhatikan
 Mengucapkan  Menjawab salam
terima kasih
 Mengucapkan salam

K. Evaluasi
Pertanyaan :
5. Apa yang dimaksud dengan picky eaters?
6. Apa saja faktor yang mempengaruhi terjadinya picky eaters?
7. Bagaimana dampak dari picky eaters?
8. Bagaimana cara penanganan picky eaters?
Jawaban :
5. Picky eater adalah anak yang susah makan atau yang hanya suka makanan
jenis tertentu saja.
6. Faktor yang mempengaruhi terjadinya picky eaters yaitu gangguan nafsu
makan, gangguan psikologis, kondisi fisik dan interaksi ibu dan anak.
7. Picky eater merupakan fase umum yang terjadi pada perkembangan anak
yang tidak selalu menyebabkan masalah kesehatan atau sosial, namun
picky eater yang ekstream akan berakibat buruk seperti gagal tumbuh,
penyakit kronis hingga bisa berakibat pada kematian.
8. Cara penanganan bisa dengan cara jadwalkan makanan pada anak,
melibatkan anak pada saat makan, mengkreasikan makanan, menjadi
model untuk anak, jauhkan gangguan, memakan pelangi(variasikan warna
makanan) dan perhatikan kondisi psikologis anak.

41
Kesimpulan :
Ny. T mengetahui dan memahami tentang picky eaters pada balita dan
bersedia untuk melakukan cara penanganan dari picky eaters.

L. Referensi
Maghfiroh, Laili (2018) Analisis Faktor Dominan yang berhubungan dengan
Perilaku Picky Eater Pada Anak Toddler di Keputih Kecamatan
Sukolilo Surabaya. Undergraduate thesis, Universitas Muhammadiyah
Surabaya.

Yogyakarta, Oktober 2022


Dea Shafiyah

42
MATERI PICKY EATERS
1. Pengertian
Beberapa istilah dipakai untuk menggambarkan kesulitan makan pada anak,
seperti Pickiness (Amerika Serikat) dan faddiness (Inggris) yang berarti suka
memilih- milih makanan. Menurut Marchi dan Cohen (1990) mendefinisikan
picky eater dengan tiga prilaku anak seperti: tidak cukup makan, sering atau
sangat sering memilih makanan, biasanya makan perlahan- lahan, atau
biasanya tidak tertarik pada makanan. Sedangkan menurut Carruth,B.R &
Jean Skinner,et al.(1998) picky eater adalah kesulitan makan dengan
gejalanya yaitu: makan hanya sedikit, sulit mencoba makanan baru, secara
total menghindari beberapa jenis makanan dan memiliki makanan yang sangat
disukainya. Menurut Wang (2010) picky eater menggambarkan gangguan
makan terhadap anak karena pengalaman makan tertentu akibat penolakan
terhadap rasa, tekstur, suhu, atau bau dan mereka sering mengalami kesulitan
sensorik lainnya. Pendapat lain yang hampir serupa mengambarkan picky
eater sebagai prilaku makan sedikit sekali jenis makanan/ pemilih, makanan
dengan jumlah sedikit, makan lambat, dan tidak tertarik pada makanan
(Ekstein, 2010). Menurut Daniel (2008) picky eater adalah anak yang susah
makan atau yang hanya suka makanan jenis tertentu saja. Picky eater (pemilih
makanan) adalah salah satu gangguan makan pada anak selama usia 3 tahun
pertama kehidupan, ketika anak- anak dikenalkan dengan makanan keluarga
sehingga terjadi negosiasi dalam memilih makanan. Jadi dapat disimpulkan
bahwa picky eater adalah gangguan makan pada anak yang digambarkan
dengan prilaku tidak tertarik pada makanan atau hanya tertarik pada makanan
tertentu saja, makan hanya sedikit dan gangguan makan pada anak karena
pengalaman makan tertentu.
2. Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Picky Eaters
Picky eaters bisa disebabkan oleh beberapa faktor seperti :
a. Gangguan Nafsu Makan

43
Nafsu makan atau selera makan biasa diartikan sebagai rasa senang atau
rasa ingin yang ditimbulkan oleh rangsangan makanan, yang berupa
aroma, penampilan dan keputusan untuk memilih makanan tertentu.
Pengaruh hilang atau berkurangnya nafsu makan pada anak dapat terjadi
mulai dari tingkat rendah (berkurang nafsu makan) sampai berat (tidak ada
nafsu makan). Gejala ringan ditandai dengan kurangnya nafsu makan pada
anak seperti minum susu botol yang tersisa, mengeluarkan atau
menyembur- nyemburkan makanan, waktu minum asi yang singkat
(sebelumnya 10 menit menjadi 5 menit), makan hanya sedikit atau
mengeluarkan, dan menahan makanan di dalam mulut terlalu lama.
Sedangkan gejala berat ditandai dengan anak menutup mulut rapat- rapat
atau menolak untuk makan dan minum sama sekali (Judarwanto, 2010).
Hilangnya nafsu makan pada anak dapat juga dikarenakan adanya
gangguan saluran cerna, penyakit infeksi akut atau kronis, seperti TBC
dan cacingan, alergi terhadap makanan dan lain sebagainya
(Judarwanto,2010). Kesulitan makan pada anak berupa berkurangnya
nafsu makan makin meningkat berkaitan dengan makin meningkatnya
interaksi dengan lingkungan, anak lebih mudah terkena penyakit terutama
penyakit infeksi baik yang akut maupun yang menahun, seperti infeksi
cacing dan sebagainya (Sunarjo,2009).
b. Kondisi Psikologis
Faktor psikologis yang paling menentukan dalam usia dini adalah
kegelisahan dan kebimbangan orang tua atau pengasuh. Anak terlihat
rentan terhadap sikap tersebut dan anak akan memberikan reaksi dalam
bentuk kegelisahan, gangguan tidur, menangis berlebihan, berkurangnya
nafsu makan (anoreksia), bahkan muntah.
c. Kondisi Fisik
Keadaan fisik anak terlihat baik, dan yang menonjol adalah kerewelan
anak pada saat makan. Pada suatu saat, makanan tertentu dimakannya,

44
tetapi pada saat yang lain makanan tersebut ditolaknya, nafsu makan anak
sering kali berubah-ubah, tergantung pada perasaan anak pada saat makan
dan tergantung pada hiburan yang diberikan. Anak juga tidak mau
mengunyah makanannya dan tidak mau menelan makan yang padat
(Soetjiningsih,2012).
d. Interaksi Ibu dan Anak
Interaksi ibu dan anak merupakan salah satu faktor yang terpenting dalam
proses makan anak. Interaksi ibu dan anak juga dapat berpengaruh
terhadap nafsu makan anak itu sendiri. Interaksi ibu yang mendorong
anaknya untuk makan mempunyai hubungan yang kuat prilaku makan
anak dan berat badan anak (Oliveria,2008). Interaksi yang positif seperti
kontak mata, komunikasi dua arah, sentuhan dan pujian serta interaksi
negatif seperti memaksa makan, membujuk, mengancam, dan perilaku
yang mengganggu anak (melempar makanan) dapat berpengaruh pada
nafsu makan anak (Claude, anne& Bernard bonning, 2006). Makan adalah
proses yang kompleks dan dinamis, bukan hanya sekedar koordinasi gerak
beberapa otot tetapi juga adanya interaksi tang efektif antara anak,
pengasuh dan lingkungan.
Masalah makan bisa menjadi salah satu indikator kesulitan emosi antara
anak dan orang tua atau ibu (Wardlan, Gordon M., 1999). Oleh karena itu,
interaksi antara ibu dan anak sangatlah penting.
3. Dampak dari Picky Eaters
Picky eater merupakan fase umum yang terjadi pada perkembangan anak yang
tidak selalu menyebabkan masalah kesehatan atau sosial, namun picky eater
yang ekstream akan berakibat buruk seperti gagal tumbuh, penyakit kronis
hingga bisa berakibat pada kematian (Manikam dan Perman,2000). Picky
eater juga dapat menyebabkan anak akan kekurangan mikro dan makronutrien
yang pada akhirnya dapat menganggu pertumbuhan fisik anak yang ditandai

45
dengan tinggi dan berat badan kurang, kesulitan menaikan berat badan dan
juga gangguan kongnitif (Dubois et,al.2007).
4. Cara Penanganan Picky Eaters
Gejala picky eater dapat dikurangi dan akhirnya bisa menghilang tanpa
pengobatan. Namun, dalam beberapa kasus pengobatan akan dibutuhkan
sebagai gejala yang terus berlangsung sampai anak tersebut dewasa. Jenis
yang paling umum dari pengobatan untuk anak picky eater adalah dengan
beberapa bentuk terapi prilaku kongnitif. Melakukan terapi dengan dokter
dapat membantu mengubah prilaku lebih cepat dibandingkan yang biasanya
hilang tanpa pengobatan. Anak bisa mendapatkan keuntungan dari program
pengobatan empat tahap pengobatan di rumah berdasarkan pada prinsip-
prinsip destinasi sistematis.
Empat tahap pengobatan adalah catatan atau rekaman, hadiah, bersantai atau
bersenang- senang dan ulasan. Pada tahap rekaman, anak didorong untuk
menyimpan log dari prilaku makan khas mereka tanpa mencoba untuk
mengubah kebiasaan mereka serta perasaan kongnitif merekam. Tahap reward
melibatkan destinasi sistematis. Anak akan membuat daftar makanan yang
mungkin ingin dicoba pada beberapa hari. Makanan ini mungkin tidak secara
drastis berbeda dari diet normal mereka, tapi makanan disiapkan dengan cara
yang berbeda.
Karena tujuannya adalah anak dapat mencoba makanan baru, anak dihargai
ketika mereka mau mencicipi makanan baru. Tahap relaksasi yang paling
penting bagi anak yang menderita kecemasan yang parah ketika disajikan
dengan makanan yang tidak menguntungkan. Anak belajar bersantai untuk
mengurangi kecemasan yang mereka rasakan. Anak bekerja melalui daftar
kecemasan memproduksi rangsangan dan bisa membuat alur cerita dengan
citra santai dan skenario. Seringkali cerita- cerita ini juga dapat menckup
pengenalan pada makanan baru dengan bantuan dari seseorang yang nyata
atau fantasi anak.

46
Anak kemudian mendengarkan cerita ini sebelum makan- makanan baru
sebagai cara untuk membayangkan diri mereka berpartisipasi dalam mencicipi
berbagai makanan pada saat santai. Pada tahap akhir, review penting untuk
melacak kemajuan anak. hal ini penting untuk mendapat gambaran yang jelas
tentang bagaimana anak ini mengalami kemajuan terhadap prilaku picky
eater. Sedangkan untuk perawatan saat ini meliputi: teknik umum integrasi
sensorik, menyikat protokol, tabung kenyal, pijat, meniup gelembung,
petunjuk verbal/ taktil untuk bibir penutupan dan gerakan lidah. Dan ada juga
yang diberi tambahan pengobatan yaitu menunggu pematangan sistem
somatik-neuro-sensorik Mexitalia M, 2011).
Selain itu juga bisa dengan cara sederhana seperti:
1. Jadwalkan makan pada anak
Bagi jadwal makan menjadi 3 kali makan besar dan 2 kali makan kudapan.
2. Melibatkan si kecil
Ajak anak untuk menyentuh makanannya sendiri dengan mengajari anak
makan- makanannya sendiri tetapi tetap kita dampingi.
3. Mengkreasikan makanan
Buatlah makanan menjadi karakter lucu dan menarik.
4. Model untuk si kecil
Berikan contoh si kecil bahwa papa dan mamanya juga suka sayur, buah,
ikan dan daging.
5. Jauhkan gangguan
Jangan biarkan si kecil makan sambil menonton tv ataupun bermain game.
6. Memakan pelangi
Variasikan makanan si kecil dengan berbagai warna di piringnya.
7. Memperhatikan kondisi psikologis anak
Usahakan untuk membuat suasana yang seru dan menyenangkan pada saat
anak makan.

47
DAFTAR PUSTAKA
Maghfiroh, Laili (2018) Analisis Faktor Dominan yang berhubungan dengan
Perilaku Picky Eater Pada Anak Toddler di Keputih Kecamatan
Sukolilo Surabaya. Undergraduate thesis, Universitas Muhammadiyah
Surabaya.

48
Lampiran 2 Leaflet

49
50
Lampiran 3 Dokumentasi Foto

51
HALAMAN PENGESAHAN
ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BAP AK N DENGAN MASALAH
KURANGNY A PENGETAHUAN MENGENAJ EFEK SAMPING
ALAT KONTRASEPSI JANGKA PANJAN PADA NY. T
DI RT 05 RW 21 DUK.UH PERENG KEMBANG
DESA BALECATUR KECAMATAN GAMPING
KABUPATEN SLEMANDAERAHISTIMEWA YOGYAKARTA

OLEH :
Dea Shafiyah
Telah Memenuhi Persyaratan dan Disetujui
Hari Rabu Tanggal 26 Oktober 2022

Menyetujui dan Mengesahkan

Praktik K.Iinik Kebidanan Komunitas Pembimbing Akademik

_ r_ _ DJt=_ _~___DJL
Dewi Zolekhah., S.SiT.,M.Keb Dewi Zolekhah., S.SiT.,M.Keb

Anda mungkin juga menyukai