NAMA KELOMPOK
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berbagai
kemudahan, petunjuk serta karunia yang tak terhingga sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporan yang berjudul “Asuhan Kebidanan Komunitas dalam
Konteks Keluarga di Wilayah Puskesmas Ponrang Selatan Kec. Ponrang Selatan
Kabupaten Luwu” dengan baik dan tepat waktu.
Dalam penyusunan laporan telah mendapatkan banyak bimbingan dan
bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Ibu Prof. Dr. Rusdiana Djunaid, M.Hum., MA. selaku Rektor Institut Kesehatan
dan Bisnis Kurnia Jaya Persada;
2. Ibu. Bd. Samsinar, S.ST., M.Kes. selaku Ketua Jurusan Sarjana Kebidanan
Fakultas Kesehatan Institut Kesehatan dan Bisnis Kurnia Jaya Persada;
3. Ibu Devi Darwin, S.ST., M.Keb. selaku Dekan Fakultas Kesehatan Institut
Kesehatan dan Bisnis Kurnia Jaya Persada;
4. Kepala Puskesmas Ponrang Selatan yang telah memberikan bantuan selama
melaksanakan penelitian;
5. Ibu Sri Devi Syamsuddin, S.ST., M.Keb. selaku pembimbing institusi yang
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan hingga terselesainya
penyusunan laporan Asuhan Kebidanan Komunitas ini.
6. Ibu Kristina Sakke, S.ST., M.Kes. selaku pembimbing klinik/ CI yang
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan hingga terselesainya
penyusunan laporan Asuhan Kebidanan Komunitas ini.
7. Seluruh staf bidan di Puskesmas Ponrang Selatan.
8. Semua pihak yang membantu dan mendukung dalam penyusunan laporan
Asuhan Kebidanan Komunitas, yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam Laporan Askeb Komunitas ini masih jauh dari
kesempurnaan, hal ini karena adanya kekurangan dan keterbatasan kemampuan
penulis. Olehnya itu, segala kritik dan saran sangat penulis harapkan.
Luwu, Juli 2023
Penyusun Laporan
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................1
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Tujuan Penelitian..........................................................................................4
C. Manfaat Penelitian........................................................................................4
D. Waktu Dan Tempat Penelitian......................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................6
A. Keluarga Berencana......................................................................................6
B. Kontrasepsi....................................................................................................8
C. Metode Kontrasepsi Jangka Panjang..........................................................11
BAB III HASIL PENGUMPULAN DATA DAN TINJAUAN KASUS.............14
A. Pengkajian...................................................................................................14
B. Analisis Data...............................................................................................29
C. Perumusan Masalah....................................................................................29
D. Prioritas Masalah.........................................................................................29
E. Asuhan Kebidanan......................................................................................31
BAB IV PEMBAHASAN......................................................................................32
A. Data Kependudukan....................................................................................32
B. Pembahasan.................................................................................................26
BAB VI PENUTUP...............................................................................................32
A. Kesimpulan.................................................................................................32
B. Saran............................................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................34
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 3. Dokumentasi......................................................................................45
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan Kontrasepsi merupakan serangkaian tindakan meliputi
pemberian KIE, konseling, penapisan kelayakan medis, pemberian kontrasepsi,
pemasangan atau pencabutan, dan penanganan efek samping atau komplikasi
dalam upaya mencegah kehamilan. Pelayanan kontrasepsi yang diberikan
meliputi kondom, pil, suntik, pemasangan atau pencabutan implan,
pemasangan atau pencabutan alat kontrasepsi dalam rahim, pelayanan
tubektomi, dan pelayanan vasektomi. Beberapa studi menunjukkan pelayanan
KB yang efektif dapat mengurangi kematian ibu dengan cara mengurangi
kehamilan dan mengurangi kelahiran risiko tinggi (Kemenkes, 2021).
Persentase ibu meninggal yang melahirkan berusia di bawah 20 tahun
dan di atas 35 tahun adalah 33% dari seluruh kematian ibu, sehingga apabila
program KB dapat dilaksanakan dengan baik lagi, kemungkinan 33% kematian
ibu dapat dicegah melalui pemakaian kontrasepsi (Kemenkes, 2021).
Di antara 1,9 miliar wanita usia subur (15-49 tahun) di dunia pada tahun
2019, 1,1 miliar membutuhkan keluarga berencana, 842 juta menggunakan
metode kontrasepsi modern dan 80 juta menggunakan metode tradisional. Di
Asia Timur dan Tenggara, IUD merupakan metode kontrasepsi yang paling
umum digunakan (18,6%). Di Eropa dan Amerika Utara, pil (17,8%) dan
kondom (14,6%) merupakan metode yang paling umum digunakan. Di Asia
Tengah dan Selatan adalah sterilisasi wanita (21,8 %). Di Afrika Utara dan
Asia Barat, dua metode yang paling umum adalah pil (10,5 persen) dan IUD
(9,5 persen) (Nations, 2019). Menurut BKKBN, peserta KB aktif di Indonesia
pada Pasangan Usia Subur (PUS) tahun 2020 sebesar 67,6%. Dimana sebagian
besar akseptor memilih menggunakan metode suntik sebesar 72,9%, diikuti
oleh pil sebesar 19,4% (Kemenkes, 2021). Menurut data Provinsi Sulawesi
Selatan dari 6.921 akseptor yang terlayani terdiri dari MOW 231 akseptor,
1
2
MOP 2 akseptor, IUD 618 akseptor dan Implant 6070 akseptor. Ada pun
kabupaten kota dengan capaian pelayanan terbanyak salah satunya di
Kabupaten Luwu sebanyak 577 akseptor. Dari data Puskesmas Ponrang Selatan
didapatkan jumlah KB aktif 1.964. metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP)
yang digunakan adalah IUD 10,2%, implant 3,9% , MOW 2,9%, MOP 0.
Program Aksi Konferensi Internasional tentang Kependudukan dan
Pembangunan (ICPD) terdapat komitmen yang jelas untuk memastikan wanita
dan laki-laki memiliki akses ke berbagai metode keluarga berencana yang
aman dan efektif. Dimana metode yang tepat bervariasi menurut usia, paritas,
besarnya keluarga dan factor lainnya. Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
(SDGs) tahun 2030 adalah memastikan akses universal ke layanan kesehatan
seksual dan reproduksi termasuk untuk keluarga berencana, informasi dan
pendidikan, dan integrasi kesehatan reproduksi ke dalam strategi nasional
(Nations, 2019).
Secara umum keluarga berencana dapat diartikan sebagai suatu usaha
yang mengatur banyaknya kehamilan sedemikian rupa sehingga berdampak
positif bagi ibu, bayi, ayah serta keluarganya yang bersangkutan tidak akan
menimbulkan kerugian sebagai akibat langsung dari kehamilan tersebut.
Diharapkan dengan adanya perencanaan keluarga yang matang kehamilan
merupakan suatu hal yang memang sangat diharapkan sehingga akan terhindar
dari perbuatan untuk mengakhiri kehamilan dengan aborsi.
Pemilihan metode kontrasepsi penting bagi akseptor KB. Tujuan
penggunaan kontrasepsi terutama untuk menjarangkan atau membatasi
kehamilan, maka akseptor KB harus memilih metode yang efektif untuk
mencegah kehamilan yang tidak diinginkan. Oleh karena itu, individu harus
mempertimbangkan pilihan metode kontrasepsi yang akan dipilih mereka
dengan hati-hati ketika beralih dari satu metode kontrasepsi ke yang lain
(Amran et al., 2019).
Metode Keluarga Berencana Jangka Panjang (MKJP) memiliki tingkat
kegagalan yang rendah, lebih aman dan hemat biaya daripada tindakan singkat
3
kontrasepsi, dimana dapat mencegah kehamilan lebih dari satu tahun dalam
satu tindakan tanpa persyaratan prosedur berulang (Catur Setyorini dkk, 2022).
Wanita yang hanya terkadang aktif secara seksual dan ingin menunda
kehamilan selama beberapa bulan atau beberapa tahun, lebih memilih metode
jangka pendek, yang dapat mereka mulai dan hentikan sendiri, daripada IUD
atau implan, keduanya memerlukan kunjungan ke penyedia layanan untuk
mendapatkan dan melepas perangkat, atau metode permanen seperti sterilisasi.
Pengalaman atau kesadaran akan efek samping dan ketidaknyamanan
menggunakan metode kontrasepsi tertentu serta efektivitasnya dalam
mencegah kehamilan berperan dalam pemilihan metode yang digunakan
(Nations, 2019).
Sebuah studi tentang penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang
dikaitkan dengan wilayah tempat tinggal, dukungan suami, status pekerjaan,
dan pendapatan keluarga. Pemberian pendidikan dan konseling pasangan
merupakan salah satu pilihan untuk meningkatkan penyerapan kontrasepsi
jangka panjang. (Catur Setyorini dkk, 2022)
Selain hal tersebut beberapa factor yang mempengaruhi pemanfaatan
metode jangka panjang diantaranya status pendidikan, konseling tenaga
kesehatan dan tidak menginginkan anak lagi memiliki hubungan positif
terhadap penggunaan KB (Catur Setyorini dkk, 2022). Banyak penelitian
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan metode kontrasepsi
jangka panjang (MKJP), sehingga penting untuk dapat mengidentifikasi
berbagai faktor yang mempengaruhi wanita dalam menggunakan metode
kontrasepsi jangka panjang. Studi ini bertujuan mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang dengan
memetakan bukti literature dengan topik faktor-faktor yang mempengaruhi
penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP).
4
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memberikan asuhan kebidanan komunitas pada
keluarga yang mempunyai masalah kesehatan khusunya pelayanan
kesehatan yang berhubungan dengan bidang kebidanan secara menyeluruh.
2. Tujuan Khusus
Dengan melaksanakan praktek kebidanan komunitas, mahasiswa
diharapkan mampu dalam:
a. Melakukan pengkajian data keluarga.
b. Mengidentifikasi masalah pada keluarga.
c. Mengembangkan rencana tindakan pada keluarga.
d. Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana pada keluarga.
e. Melaksanakan evaluasi pada keluarga.
C. Manfaat Penelitian
Manfaat Laporan Asuhan Kebidanan Komunitas diarahkan untuk
kepentingan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan kepentingannya bagi
lembaga terkait.
1. Teoritis; antara lain: Hasil studi kasus ini dapat sebagai pertimbangan
masukan untuk menambah wawasan tentang kasus yang diambil.
2. Aplikatif; antara lain:
TINJAUAN PUSTAKA
A. Keluarga Berencana
membentuk keluarga dengan usia kawin yang ideal, mengatur jumlah, jarak
pada hal pengaturan kelahiran, jumlah anak yang sudah disepakati, pelatihan
serta menentukan jumlah anak yang telah disepakati, dengan adanya program
untuk mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur
6
7
sasaran utama dan sasaran antara. Sasaran utama adalah Pasangan Umur Subur
(PUS), sedangkan untuk sasaran antara adalah tenaga kesehatan (Catur Setyorini
dkk, 2022)
2. Tujuan Khusus
penjarangan kelahiran.
8
B. Kontrasepsi
1. Defenisi
‘melawan’ dan konsepsi yang berarti pertemuan antara sel telur yang
Fase menunda kehamilan bagi PUS yang istrinya berusia kurang dari 20
tinggi pada PUS yang memiliki frekuensi senggama yang masih tinggi
PUS yang istrinya berusia antara 20-25 tahun merupakan periode yang
paling baik untuk melahirkan dengan jumlah 2 anak dan jarak antara
9
kelahiran 2-4 tahun. Pada pasangan ini, setelah kelahiran anak pertama
lagi.
pada usia diatas 35 tahun memiliki resiko tinggi. Pada pasangan ini,
tinggi dan dapat dipakai untuk jengka panjang serta tidak mengganggu
spermisida.
samping diantaranya nyeri pada saat haid, perubahan pola haid berupa
darah haid.
rendah serta angka kegagalannya yang tinggi. Contoh Non MKJP adalah
Suryanti, 2019) :
1. Definisi
yang efektif yang digunakan oleh PUS untuk menekan kelahiran (Yuli
Suryanti, 2019).
jangka waktu yang panjang yang bertujuan untuk menunda dan menjarangkan
a. Implant yaitu suatu alat yang dimasukkan ke bawah kulit, misalnya pada
b) Perdarahan bercak
b. AKDR/IUD yaitu alat yang dipasang dalam rongga rahim ibu, ada yang
a) Bersifat permanen
d. MOP (Vasektomi) yaitu metode kontrasepsi untuk lelaki yang tidak ingin
lainnya.
BAB III
A. Pengkajian
1. Data Kependudukan
Dari hasil pengkajian yang dilakukan pada 11 KK di Puskesmas Ponrang
Selatan Kecamatan Ponrang Selatan, Kabupaten Luwu, Provinsi Sulawesi
Selatan didapati hasil demografi sebagai berikut :
a. Jumlah Anggota Keluarga : 40 Jiwa
b. Jenis Kelamin Perempuan : 18 Jiwa
Laki-laki : 22 Jiwa
Jumlah : 40 Jiwa
c. Jumlah KK : 11 Kepala Keluarga
d. Mata Pencaharian
Wiraswasta :1
PNS :3
Buruh :6
Tani :8
Tidak Bekerja : 22
Jumlah : 40
e. Tingkat Pendidikan
Perguruan Tinggi :4
SLTA : 13
SLTP :6
SD :9
Belum Sekolah :8
Jumlah : 40
2. Status Sosial Ekonomi
a. Jumlah Penghasilan Keluarga Sebulan
1) Kurang Dari Rp. 500.000,- :0
15
1) Dibakar/ ditimbun : 4 KK
2) Dibuang ke sungai :0
3) Diambil petugas : 7 KK
7. Pembuangan Air Limbah
a. Jarak sumber air dengan pembuangan air limbah
1) > 10 meter : 11 KK
2) < 10 meter :0
b. Jenis pembuangan air limbah
1) Got/selokan terbuka : 2 KK
2) Got/selokan tertutup : 9 KK
3) Bak penampungan :0
4) Langsung dialirkan ke sungai :0
5) Dibuang sembarangan :0
c. Kondisi saluran air limbah
1) Saluran tertutup lancar : 9 KK
2) Saluran tertutup tidak lancar :0
3) Saluran terbuka lancar : 2 KK
4) Saluran terbuka tidak lancar :0
d. Kepemilikan WC
1) Milik sendiri : 11 KK
2) Umum :0
e. Kondisi WC
1) Terpelihara : 11 KK
2) Tidak terpelihara :0
f. Tempat pembuangan tinja
1) Septik tank : 11 KK
2) Kolam :0
3) Sungai :0
2) < 10 meter :0
8. Transportasi Dan Jarak Ke Pelayanan Kesehatan
a. Sarana transportasi yang digunakan
1) Sepeda :0
2) Sepeda motor : 7 KK
3) Mobil : 4 KK
4) Kendaraan umum :0
1) Trimester I : 1 Orang
2) Trimester II : 1 Orang
3) Trimester III :0
c. Kehamilan yang ke_
1) Pertama :0
2) Kedua : 2 Orang
3) Ketiga :0
4) > dari 3 :0
d. Pemeriksaan kehamilan
1) < 4 kali : 1 Orang
2) > 4 kali : 1 Orang
3) Tidak pernah :0
e. Ibu memeriksakan kehamilan ke
1) Bidan : 2 Orang
2) Dokter :0
3) Dukun :0
4) Tidak periksa :0
f. Alasan ibu tidak memeriksakan kehamilan
1) Tidak tahu :
2) Tidak mempunyai biaya :
3) Tidak mempunyai waktu :
4) Tidak penting :
g. Apakah ibu mendapat imunisasi TT
1) Ya : 2 Orang
2) Tidak :0
h. Alasan tidak mendapatkan imunisasi
1) Tidak diberi :0
2) Tidak tahu manfaatnya :0
3) Takut efek sampingnya :0
4) Tidak penting :0
i. Apakah ibu minum tablet besi (Fe)
20
1) Ya : 2 Orang
2) Tidak :0
4) Menderita sakit :
5) Lain-lain, sebutkan :
1) Ada : 2 orang
2) Tidak : 6 orang
14. Kesehatan Bayi dan Balita
a. Jenis persalinan
1) Spontan : 8 orang
2) Operasi :0
b. Yang menolong persalinan
1) Tenaga kesehatan ( Perawat/ ) Dokter/ Bidan) : 8 orang
2) Bukan tenaga kesehatan (Dukun bayi) :0
c. Berat badan anak waktu lahir
1) ≥ 2500 gr : 8 orang
2) < 2500 gr :0
d. Immunisasi dasar yang diberikan pada anak
1) BCG : 8 orang
2) DPT I/II/III : 8 orang
3) Polio I/II/III/IV : 8 orang
4) Hepatitis I/II/III : 8 orang
5) Campak : 7 orang
e. Alasan tidak diberikan Immunisasi dasar yang pada anak
1) Tidak tahu manfaat 0
2) Takut akibat immunisasi 0
3) Tidak tersedia yankes 0
4) Anak sakit 0
5) Lain-lain, sebutkan.... 0
f. Jenis makanan yang diberikan pada anak < 6 bulan
1) ASI 0
2) PASI 0
3) ASI + makanan tambahan : 1 orang
g. Alasan pemberian PASI pada anak < 6 bulan
1) ASI tidak mencukupi 0
23
2) Adat kebiasaan 0
h. Apakah anak ibu mendapatkan vitamin A
1) Ya : 8 orang
2) Tidak :0
3) Lebih :0
c. Apakah anak menderita penyakit ?
1) Batuk pilek :0
2) Diare :0
3) Kulit :0
4) Batuk > 2 minggu :0
5) Tidak : 4 orang
d. Apa yang dilakukan keluarga ketika anak sakit ?
1) Dibawa ke pelayanan kesehatan : 4 orang
2) Dibawa ke tenaga non kesehatan (dukun, alternatif) : 0
3) Diobati sendiri :0
4) Tidak periksa :0
e. Immunisasi tambahan yang diberikan pada anak
1) DT :0
2) MMR : 4 orang
3) Tipoid :0
4) Meningitis :0
5) Belum diberikan :0
f. Alasan tidak diberikan immunisasi tambahan yang pada anak
1) Tidak tahu manfaat 0
2) Takut akibat immunisasi 0
3) Tidak tersedia yankes 0
4) Anak sakit 0
5) Lain-lain, sebutkan 0
16. Kesehatan Remaja
a. Bagaimanakah pola makan remaja ?
1) Teratur : 3 orang
2) Tidak teratur :0
b. Berat badan remaja
1) Normal : 3 orang
2) Kurang :0
25
3) Lebih :0
c. Apakah remaja menderita penyakit ?
1) Batuk pilek 0
2) Diare 0
3) Kulit 0
4) Batuk > 2 minggu 0
5) Kurang darah 0
6) Tidak 0
d. Apakah remaja mengetahui tentang fungsi reproduksi ?
1) Ya : 2 orang
2) Tidak : 1 orang
e. Apakah remaja mengetahui tentang Penyakit Hubungan Seksual (PMS) ?
1) Ya : 2 orang
2) Tidak : 1 orang
f. Apakah remaja mengetahui tentang alat kontrasepsi ?
1) Ya : 2 orang
2) Tidak : 1 orang
g. Apakah remaja mempunyai kebiasaan dibawah ini ?
1) Merokok 0
2) Minum minuman keras 0
3) Narkoba 0
4) Seks bebas 0
5) Tidak ada 0
17. Kesehatan Lansia ( Tidak Ada )
a. Apakah lansia sakit ?
1) TBC
2) hipertensi
3) kencing manis
4) gangguan jiwa
5) katarak
6) rematik
26
7) pikun
8) stroke
9) tidak
3) selokan terbuka
4) tidak membahayakan
5) lain-lain,sebutkan.....
2) Tidak :0
e. Dimanakah perlu disiapkan kendaraan tersebut?
1) Balai desa : 11 KK
2) Setiap RW :0
3) lain-lain, sebutkan Rumah Warga
f. Apakah perlu adanya tenaga terlatih bila ada bencana di masyarakat ?
1) Ya : 11 KK
2) Tidak :0
g. Apakah salah satu anggota keluarga bersedia menjadi petugas
penanggulangan gawat darurat ?
1) Ya : 8 KK
2) Tidak : 3 KK
h. Kemana keluarga mencari donor darah bila membutuhkan ?
1) PMI : 7 KK
2) Saudara : 4 KK
3) Tetangga :0
4) lain-lain, sebutkan :0
i. Apakah perlu adanya bank darah di desa ?
1) Ya : 8 KK
2) Tidak : 3 KK
j. Apakah bersedia menjadi donor darah bila anggota masyarakat sedang
membutuhkan ?
1) Ya : 11 KK
2) Tidak :0
PHBS (Perilaku Hidup Bersih Sehat)
Hasil Strata PHBS keluarga adalah
a. Sehat Pratama :0
b. Sehat Madya :0
c. Sehat Utama : 10 KK
d. Sehat Purnama : 1 KK
29
B. Analisis Data
1. Penjajakan Kesehatan Tahap I
a. Ancaman Kesehatan
1) Kurangnya pengetahuan tentang gizi seimbang pada ibu hamil
C. Perumusan Masalah
1. Pengetahuan yang kurang tentang metode kontrasepsi jangka panjang menjadi
ancaman kesehatan yang dapat mengakibatkan terjadinya peningkatan
kematian ibu dan bayi karena tidak memberikan perlindungan untuk
membatasi kelahiran dengan kontrasepsi.
2. Kepatuhan yang kurang untuk menimbang balita yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan balita sehingga dapat berpengaruh terhadap
masa depan balita dan berpotensi menimbulkan stunting.
D. Prioritas Masalah
Sesuai data yang diperoleh pengkajian terhadap beberapa masalah-masalah
kesehatan yaitu:
1. Pengetahuan PUS sangat kurang tentang kontrasepsi jangka panjang
30
E. Asuhan Kebidanan
31
BAB IV
PEMBAHASAN
Praktik komunitas dilakukan pada tanggal 8 Juli s/d 23 Juli 2023. Mulai dari
pengkajian wilayah komunitas sebanyak 11 KK, melakukan tabulasi data, Survei
Mawas Diri (SMD), diagnosis komunitas, perencanaan dan implementasi
pelayanan kebidanan komunitas bersama masyarakat, serta melakukan kegiatan
monitoring dan evaluasi kegiatan dikomunitas di Wilayah Puskesmas Ponrang
Selatan Kecamatan Ponrang Selatan, Kabupaten Luwu.
Dalam bab ini penulis akan membahas tentang asuhan kebidanan
dilaksanakan di Desa Tarramatekkeng Wilayah Puskesmas Ponrang Selatan
Kecamatan Ponrang Selatan, Kabupaten Luwu dengan memperhatikan tahap
proses kebidanan keluarga mulai dari pengkajian, diagnosa kebidanan, pelaksana
dan evaluasi.
A. Data Kependudukan
1. Gambaran Umum Tempat Praktik Komunitas
Kecamatan Ponrang Selatan terletak di wilayah bagian tengah
Kabupaten Luwu (36 Km dari Kota Palopo). Sebagai wilayah trans sulawesi
yang langsung berbatasan dengan Kabupaten Wajo dan Kota Palopo. Batas
wilayah sebagai berikut:
Utara : Kec. Ponrang
Timur : Kec. Teluk Bone
Selatan : Kec. Kamanre
Barat : Kec. Bua ponrang
Jumlah penduduk Kecamatan Ponrang Selatan berjumlah 24.368 jiwa
terdiri dari 11.724 laki-laki dan 12.644 perempuan. Kecamatan Ponrang
Selatan memiliki 12 desa, 1 kelurahan, 49 Dusun, 99,98 Km2.
Puskesmas Ponrang Selatan dipimpin oleh ibu Sari,SKM pada tanggal
02 Januari 2022, yang saat ini menjadi Puskesmas akreditasi Dasar..
2. Gambaran Umum Data Kependudukan
B. Pembahasan
1. Pengetahuan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
Pengetahuan akseptor KB sangat erat kaitannya terhadap pemilihan alat
kontrasepsi, karena dengan adanya pengetahuan yang baik terhadap metode
kontrasepsi tertentu akan merubah cara pandang akseptor dalam menentukan
kontrasepsi yang paling sesuai dan efektif digunakan, sehingga membuat
pengguna KB lebih nyaman terhadap kontrasepsi tersebut dan dengan
pengetahuan yang baik akan alat kontrasepsi dapat menghindari kesalahan
26
27
dalam pemilihan alat kontrasepsi yang paling sesuai bagi pengguna itu sendiri.
Karena semakin baik pengetahuan responden, mak tingkat kesadaran
responden untuk menggunakan MKJP semakin tinggi.
Umur merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku PUS
dalam pemakaian alat kontrasepsi, mereka yang berumur tua mempunyai
peluang lebih kecil untuk menggunakan alat kontrasepsi dibandingkan dengan
yang berumur muda. Seorang perempuan menjadi subur dan dapat melahirkan
segera setelah ia mendapatkan haidnya yang pertama (menarke) dan
kesuburan seorang perempuanakan terus berlangsung sampai mati haid
(menopouse). Kehamilan dan kelahiran yang terbaik artinya resikonya paling
rendah untuk ibu dan anak adalah antara 20-35 tahun sedangkan persalinan
pertama dan kedua paling rendah risikonya bila jarak antara kedua kelahiran
adalah 2-4 tahun. Jenis-Jenis kontrasepsi jangka panjang sebagai berikut:
a. Implant yaitu suatu alat yang dimasukkan ke bawah kulit, misalnya pada
lengan atas bagian dalam, digunakan untuk mencegah ovulasi, menebalkan
getah servik, membuat tidak siapnya endometrium untuk nidasi dan
jalannya ovum terganggu.
1) Keuntungan menggunakan implan :
a) Daya guna tinggi.
b) Perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun).
c) Tidak mengganggu kegiatan senggama.
2) Kerugiaan menggunakan implan :
a) Perdarahan tidak teratur
b) Perdarahan bercak
c) Amenorea (tidak mengalami menstruasi).
b. AKDR/IUD yaitu alat yang dipasang dalam rongga rahim ibu, ada yang
berbentuk spiral, huruf T, dan berbentuk kipas, IUD berguna untuk
mencegah pertemuan ovum dan sperma.
1) Keuntungan menggunakan AKDR/IUD :
a) Metode jangka panjang 10 tahun dan tidak perlu diganti
b) Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
28
2022).
antara asupan zat gizi dari makanan dengan kebutuhan zat gizi yang
asupan zat gizi yang berbeda antarindividu, hal ini tergantung pada usia
orang tersebut, jenis kelamin, aktivitas tubuh dalam sehari, dan berat
langsung dan tidak langsung. Penilaian gizi secara langsung dapat dibagi
1) Antropometri
pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan
2) Klinis
klinis secara cepat. Survey ini dirancang untuk deteksi cepat gejala klinis
3) Biokimia
Penilaian status gizi dengan biokimia adalah uji sampel laboratorium yang
dilakukan pada berbagai jaringan tubuh antara lain; darah, urin, feses dan
beberapa jaringan tubuh seperti hati dan otot. Metode ini digunakan untuk
4) Biofisik
seperti kejadian buta senja epidemik. Metode yang digunakan adalah tes
menjadi 3 yaitu:
Adalah suatu metode penentuan status gizi secara tidak langsung dengan
2) Statistik vital
3) Faktor ekologi
tergantung dari keadaan ekologi seperti iklim, tanah, irigasi dan lain-lain
tinggi badan dan menimbang berat badan. Berat badan adalah hasil
peningkatan semua jaringan, tulang, otot, lemak dan cairan dalam tubuh.
tumbuh dan berkembang saat ini sedangkan tinggi badan bertambah sesuai
sebagai petunjuk keadaan gizi balita dalam jangka waktu yang lampau).
Balita laki-laki:
PENUTUP
A. Kesimpulan
kontrasepsi dikelompok PUS pengguna non MKJP rata rata lebih rendah
2. Rutin menimbang berat badan anak dapat menjadi langkah awal untuk
grafik pertumbuhan menjadi salah satu parameter status gizi dan kesehatan
anak.
32
33
B. Saran
1. Saran Teoritis
2. Saran Praktis
dengan cakupan yang lebih luas baik dalam hal desain penelitian
Amran, Y., Nasir, N. M., Dachlia, D., Yelda, F., Utomo, B., Ariawan, I., &
Damayanti, R. (2019). Perceptions of contraception and patterns of
switching contraceptive methods among family-planning acceptors in west
nusa tenggara, indonesia. Journal of Preventive Medicine and Public
Health, 52(4), 258–264. https://doi.org/10.3961/JPMPH.18.198
44
45
Hari :
Tanggal/Jam :
Tempat :
TANDA
NO NAMA ALAMAT
TANGAN
10
11
12
13
14
15
16
17
18
46
19
20
Kepala Desa,
(______________________)
Lampiran . Satuan Acara Penyuluhan
47
Lampiran 1. Dokumentasi