Anda di halaman 1dari 59

SEMINAR KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny. “I” USIA 25 TAHUN P1A0


AKSEPTOR BARU KB SUNTIK 1 BULAN DI RW 10 DESA CIBODAS
KECAMATAN BANJAR KABUPATEN PANDEGLANG
TAHUN 2024

Oleh:

ILA SITI SULAESIH


NPM : 07220400146

PROGAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN


FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS INDONESIA MAJU
2024
LEMBAR PERSETUJUAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny. “I” USIA 25 TAHUN P1A0


AKSEPTOR BARU KB SUNTIK 1 BULAN DI RW 10 DESA CIBODAS
KECAMATAN BANJAR KABUPATEN PANDEGLANG
TAHUN 2024

Disusun Oleh:

ILA SITI SULAESIH

07220400146

Mengetahui

Dosen Pembimbing

(Fanni Hanifa, S.ST., M.Keb)

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan
Seminar Kasus yang berjudul ”Asuhan Kebidanan Pada Ny. I Usia 25 Tahun P1A0
Akseptor Baru KB Suntik 1 Bulan di RW 10 Desa Cibodas Kabupaten Pandeglang”.
Dalam penyusuna laporan ini penulis banyak mendapatkan bimbingan, bantuan,
saran, dorongan dan dukungan dari berbagai pihak baik pihak istitusi, tempat lahan
praktik, keluarga dan yang lainnya. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Drs. H. Jakub Chatib, Selaku Ketua Yayasan Indonesia Maju,
2. Dr. Dr. dr. H. M. Hafizurrochman, M.PH, Selaku Pembina Yayasan
Universitas Indonesia Maju (UIMA),
3. Dr. Astrid Novita, SKM., MKM. Selaku Rektor Universitas Indonesia Maju
(UIMA),
4. Susaldi, S.ST., M.Biomed., Selaku Wakil Rektor I Bidang Akademik
Universitas Indonesia Maju (UIMA),
5. Dr. Rindu, S.KM., M.Kes., Sekaku Wakil Rektor II Bidang Sumber Daya
dan Keuangan Universitas Indonesia Maju (UIMA)
6. Hidayani, SKM., MKM. Selaku Dekan Fakultas Vokasi Universitas
Indonesia Maju (UIMA),
7. Retno Sugesti, S.ST., M.Kes. Selaku Koordinator Program Studi Kebidanan
Universitas Indonesia Maju (UIMA),
8. Fanni Hanifa, S.ST., M.Keb Selaku Dosen Pembimbing
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari dalam penyusunan laporan asuhan komunitas keluarga binaan
ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, oleh karenanya masukan
dalam rangka perbaikan penulis harapkan. Semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi
penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Akhir kata semoga ALLAH SWT melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya seraya
membalas segala kebaikan yang telah Bapak/Ibu/Saudara/Saudari berikan kepada
penulis
Pandeglang, maret 2024
Penulis

Ila Siti Sulaesih

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i


LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ............................................................................................. iii
DAFTAR ISI ............................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Tujuan Umum dan Khusus ........................................................................ 3
C. Manfaat ........................................................................................................ 3

BAB II TINJAUAN TEORI


A. Pengertian Bidan dan Bidan Komunitas .................................................. 4
B. Pengertian Keluarga Binaan ...................................................................... 4
C. Pengertian KB ............................................................................................. 4
D. Cara Kerja ................................................................................................... 5
E. Macam-macam Jenis Kontrasepsi ............................................................. 5
F. Tujuan Keluarga Berencana ...................................................................... 16
G. Penggunaan Kontrasepsi Menurut Umur ................................................ 17
H. Manfaat Program KB ................................................................................. 18
I. Kekurangan Program KB .......................................................................... 19

BAB III TINJAUAN KASUS


ASUHAN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR KB 1 BULAN ............................. 20

BAB IV PEMBAHASAN ........................................................................................ 28

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................. 30
B. Saran ............................................................................................................. 30

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Program Keluarga Berencana bertujuan untuk menciptakan kesejahteraan


ekonomi, spiritual dan sosial budaya agar dapat mencapai keseimbangan yang baik
dengan kemampuan produksi nasional. Hasil survey kinerja dan Akuntabilitas
Pemerintah Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan
Keluarga (SKAP-KKBPK) pada tahun 2018 pada tiga indicator penting
menunjukkan bahwa: pertama, angka kelahiran total menurun menjadi 2.38 dari
target tahun 2018 2.31, kedua, angka putus pakai sesuai target sebanyak 25%,
ketiga, penggunaan metode kontrasepsi jangka Panjang meningkat sebesar 23.1%
dari target 22.3%.1

Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan


preventif yang paling dasar dan utama bagi wanita, meskipun tidak selalu diakui
demikian. Peningkatan dan perluasan pelayanan keluarga berencana merupakan
salah satu usaha untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang
sedemikian tinggi akibat kehamilan yang dialami oleh wanita. Banyak wanita harus
menentukan pilihan kontrasepsi yang sulit, tidak hanya karena terbatasnya jumlah
metode yang tersedia tetapi juga karena metode-metode tertentu mungkin tidak
dapat diterima sehubungan dengan kebijakan nasional KB, kesehatan individual
dan seksualitas wanita atau biaya untuk memperoleh kontrasepsi.2
Kontrasepsi adalah segala macam alat atau cara yang digunakan oleh satu
pihak atau kedua belah pihak untuk menghindari atau mencegah terjadinya
kehamilan sebagai akibat pertemuan sel sperma dan sel telur (ovum) yang sudah
matang. Manfaatnya yaitu mencegah terjadinya kematian, mengurangi angka kesa-
kitan ibu dan anak, mengatur kelahiran anak sesuai yang diinginkan dan dapat
menghindari terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan. 3
Jumlah PUS di Indonesia pada tahun 2018 adalah 38.343.931 jiwa dan yang
sedang menggunakan KB (KB aktif) berjumlah 24.258.532 jiwa atau 63,27%,
hampir sama dengan tahun sebelumnya yang sebesar 63,22%. Sementara target

v
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) yang ingin dicapai
tahun 2019 sebesar 66% (BAPPENAS, 2014). Terdapat peningkatan persentase
pemakaian alat kontrasepsi (semua cara). Namun, persentase putus pakai (Drop
Out) kesertaan ber-KB masih tinggi yaitu 34%. Kemudian masih besarnya PUS
yang belum terlayani dan belum menggunakan kontrasepsi (unmet need). Di
Indonesia saat ini angka unmet need KB 2 berdasarkan hasil Survei Demografi dan
Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017, terbilang masih tinggi, yakni 10,6% dari total
PUS. Apabila dikonversikan dengan jumlah PUS saat ini sebanyak 51 juta,
setidaknya masih ada 5,5 juta PUS yang belum ber-KB. Selama ini unmet need
menjadi penyumbang cukup besar terhadap belum berpartisipasinya PUS dalam
program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga
(KKBPK).4
Berdasarkan sekian banyak alat kontrasepsi yang beredar di masyarakat
alat kontrasespsi yang paling populer di Indonesia adalah kontrasepsi suntik.
Kontrasepsi suntik adalah alat kontrasepsi yang berupa cairan yang berisikan
hormon progesterone atau hormon estrogen yang di suntikkan ke bokong atau otot
panggul secara IM (Intra Muscular) setiap 3 bulan atau 1 bulan sekali. 5

informasi merupakan hal yang sangat penting bagi seseorang, kurangnya


informasi dapat mengakibatkan kurangnya pengetahuan seseorang.6 Selain itu
mengetahui jenis KB apa saja yang digunakan dan efek samping yang ditimbulkan
oleh pasangan usia subur, faktor yang mempengaruhi pemilihan alat kontrasepsi
seperti pengetahuan, dan keterpaparan media informasi. Gambaran kepesertaan KB
dapat digunakan sebagai data awal perencanaan pengadaan alat kontrasepsi dan
minat pasangan usia subur terhadap metode kontrasepsi tertentu yang paling
dominan diminati. Salah satu peranan penting bidan adalah meningkatkan jumlah
penerimaan dan kualitas metode KB kepada masyarakat sesuai dengan pengetahuan
dan keterampilan bidan.
Manajemen asuhan kebidanan merupakan suatu proses pemecahan masalah
dalam kasus kebidanan yang di lakukan secara sistematis. Diawalai dari
pengakajian data subjektif dan objektif, dianalisa sehingga sistem dokumentasi
subjektif, objektif, assasement dan planning (SOAP) serta catatan perkembangan
sesuai sesaui dengan acuan langakah varney. 7
Pada saat melakukan asuhan keidanan komunitas didapatkan seorang ibu
WUS mengalami kurangnya pengetahuan tentang jenis-jenis KB dan efek samping
KB yang ditimbulkan, maka berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk
vi
melakukan asuhan kebidanan keluarga berencana dalam mengatasi masalah
kesehatan keluarga tersebut.

B. Tujuan Umum dan Khusus


1. Tujuan Umum
Melakukan pengkajian dan analisa serta memberikan konseling “Asuhan
Kebidanan Pada Ny. “I” Usia 25 Tahun P1A0 Akseptor Baru KB Suntik 1
Bulan Di RW 10 Desa Cibodas Kecamatan Banjar Tahun 2024”.
2. Tujuan Khusus
a. Dapat melaksanakan pengkajian data subyektif dan data objektif kepada
Ny. “I” Usia 25 Tahun P1A0 Akseptor Baru KB Suntik 1 Bulan Di RW
10 Desa Cibodas Kecamatan Banjar Tahun 2024”,
b. Dapat melakukan interprestasi data kepada Ny. “I” Usia 25 Tahun P1A0
Akseptor Baru KB Suntik 1 Bulan Di RW 10 Desa Cibodas Kecamatan
Banjar Tahun 2024”
c. Dapat melakukan penatalaksanaan KIE kepada Ny. “I” Usia 25 Tahun
P1A0 Akseptor Baru KB Suntik 1 Bulan Di RW 10 Desa Cibodas
Kecamatan Banjar Tahun 2024”,
d. Dapat melakukan telaah kasus dengan teori kepada Ny. “I” Usia 25
Tahun P1A0 Akseptor Baru KB Suntik 1 Bulan Di RW 10 Desa Cibodas
Kecamatan Banjar Tahun 2024”,

C. Manfaat
1. Bagi Masyarakat
Diharapkan masyarakat/ WUS Menambah pengetahuan ibu tentang pentingnya
keluarga berencana,efek samping dan macam-macam kontrasepsi.
2. Bagi Mahasiswa
bbba
3. Bagi Pendididkan
Diharapkan dapat meningkatkan potensi mahasiswa dalam menyelesaikan
masalah yang terjadi di komunitas melalui pembelajaran dan peningkatan
kualitas atau sebagai bahan referensi bacaan.

vii
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Wanita Usia Subur


Wanita Usia Subur (WUS) adalah wanita yang masih dalam usia reproduktif
(sejak mendapat haid pertama dan sampai berhentinya haid), yaitu antara usia 15 –
49 tahun, dengan status belum menikah, menikah, atau janda, yang masih
berpotensi untuk mempunyai keturunan 17
B. Pengertian Keluarga Binaan
Keluarga Binaan merupakan upaya yang sederhana untuk mengatasi
masalah kesehatan terutama masalah Kesehatan (ibu dan anak) yang ada di
masyarakat dengan pendekatan keluarga.
C. Pengertian KB
Keluarga Berencana (KB) adalah usaha peningkatan kepedulian dan peran
serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran,
pembinaan ketahanan keluarga dan peningkatan kesejahteraan keluarga untuk
mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera. Keluarga Sejahtera (KS) adalah
keluarga yang dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah, mampu memenuhi
kebutuhan hidup spiritual dan material yang layak, bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, memiliki hubungan yang serasi, selaras dan seimbang antara anggota
dan antar keluarga dengan masyarakat dan lingkungannya.8
Keluarga Berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak anak
yang di inginkan. Untuk dapat mencapai hal tersebut maka dibuatlah beberapa cara
atau alternatif untuk mencegah ataupun menunda kehamilan. 9
Perlu diketahui terlebih dahulu bahwa KB dapat diartikan dalam dua
pengertian. Hal ini sama halnya bahwa KB ada dua macam yaitu:
1. Tahdid An-nasl (pembatasan kelahiran) adalah suatu program nasional yang
dijalankan pemerintah untuk mengurangi populasi penduduk, karena
diasumsikan pertumbuhan populasi penduduk tidak seimbang dengan
ketersediaan barang dan jasa. KB dalam hal ini didasarkan pada teori populasi
menurut Thomas Robert Malthus.

viii
2. Tanzhim An-nasl (pengaturan kelahiran) adalah aktivitas individual untuk
mencegah kehamilan (man’u al-hamli) dengan berbagai cara dan sarana (alat).
Misalnya dengan kondom, IUD, pil KB, dan sebagainya.
Definisi alat kontrasepsi menurut BKKBN adalah alat yang digunakan
untuk mencegah kehamilan, adapun alat tersebut yang legal rneliputi pil, suntik,
alat kontrasepsi dalam rahim, alat kontrasepsi bawah kulit atau imiplant, spiral atau
kondom yang diantaranya ada yang mengandung hormone estrogen yaitu jenis
suntik, sedangkan yang mengandung horrnon campuran estrogen dan progesteron
adalah pil, dan implant.4

D. Cara Kerja
Pada dasarnya prinsip kerja kontrasepsi adalah meniadakan pertemuan
antara sel telur (ovum) dengan sel mani (sperma) dengan cara :
1) Menekan keluarnya sel telur (ovum)
2) Menghalangi masuknya sperma ke dalam alat kelamin wanita sampai
mencapai ovum dan Mencegah nidasi

E. Macam-macam Jenis Kontrasepsi


Menurut.10, terdapat beberapa jenis atau metode kontrasepsi, yaitu sebagai berikut:
1. Kontrasepsi sederhana tanpa alat
a. Senggama Terputus
Merupakan cara kontrasepsi yang paling tua. Senggama dilakukan
sebagaimana biasa, tetapi pada puncak senggama, alat kemaluan pria
dikeluarkan dari liang vagina dan sperma dikeluarkan di luar. Cara ini tidak
dianjurkan karena sering gagal, karena suami belum tentu tahu kapan
spermanya keluar
b. Pantang Berkala (sistem berkala)
Cara ini dilakukan dengan tidak melakukan senggama pada saat istri dalam
masa subur.Selain sebagai sarana agar cepat hamil,kalender juga
difungsikan untuk sebaliknya alias mencegah kehamilan. Cara ini kurang
dianjurkan karena sukar dilaksanakan dan membutuhkan waktu lama untuk
‘puasa’. Selain itu, kadang juga istri kurang terampil dalam menghitung
siklus haidnya setiap bulan.
2. Kontrasepsi sederhana dengan alat
ix
a. Kondom

Gambar 2.1 Kontrasepsi Kondom


Kondom merupakan salah satu pilihan untuk mencegah kehamilan yang
sudah populer di masyarakat. Kondom adalah suatu kantung karet tipis,
biasanya terbuat dari lateks, tidak berpori, dipakai untuk menutupi penis
yang berdiri (tegang) sebelum dimasukkan ke dalam liang vagina. Kondom
sudah dibuktikan dalam penelitian di laboratorium sehingga dapat
mencegah penularan penyakit seksual, termasuk HIV/AIDS
Manfaat pemakaian kontrasepsi kondom :
1. Efektif bila digunakan dengan benar
2. Tidak mengganggu produksi ASI
3. Tidak mengganggu kesehatan klien
4. Tidak mempunyai pengaruh sistemik
5. Murah dan dapat dibeli secara umum
6. Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatah khusus
7. Metode kontrasepsi sementara bila metode kontrasepsi lainnya harus
ditunda
b. Diafragma

Gambar 2.2 Kontrasepsi Diafragma

x
Diafrgma adalah kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari lateks(karet)
yang di insersikan ke dalam vagina sebelum berhubungan seksual dan
menutup serviks.
- Jenis kontrasepsi diafragma :
1. Flat spring (flat metal band)
2. Coil spring (coiled wire)
3. Arching spring
- Cara kerja kontrasepsi diafragma
Menahan sperma agar tidak mendapatkan akses mencapai saluran alat
reproduksi bagian atas ( uterus dan tuba falopi ) dan sebagai alat tempat
spermisida.
- Manfaat kontrasepsi diafragma :
1. Efektif bila digunakan dengan benar
2. Tidak mengganggu produksi ASI
3. Tidak mengganggu hubungan seksual karena telah terpasang sampai 6
jam sebelumnya
4. Tidak mengganggu kesehatan klien
5. Tidak mengganggu kesehatan sistemik
c. Spermisida

Gambar 2.3 Kontrasepsi spermisida


Spermisida adalah bahan kimia (biasanya non oksinol-9) digunakan untuk
menonaktifkan atau membunuh sperma.
- Jenis kontrasepsi spermasida :
1. Aerosol
2. Tablet vaginal, suppositoria, atau dissolvablefilm
3. Krim
- Cara kerja kontrasepsi spermisida :
Menyebabkan sel membrane sperma terpecah, memperlambat pergerakan
sperma dan menurunkan kemampuan pembuahan sel telur.
- Manfaat kontrasepsi spermisida :
xi
1. Efektif seketika (busa dan krim)
2. Tidak mengganggu produksi ASI
3. Bisa digunakan sebagai pendukung metode lain
4. Tidak mengganggu kesehatan klien
5. Tidak mempunyai pengaruh sistemik
6. Mudah digunakan
7. Meningkatkan lubrikasi selama hubungan seksual
8. Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatan khusus

d. KB Suntik

Gambar 2.4 Kontrasepsi KB Suntik

Kontrasepsi suntikan adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan


dengan melalui suntikan hormonal.8
1. KB Suntik 1 bulan (kombinasi)
Adalah 25 mg Depo medroksiprogestreon asetat dan 5 mg esestradiol
sipionat yang diberikan injeksi I.m sebulan sekali (Cyclofem). Dan 50
mg roretindron enantat dan 5mg Estradional Valerat yang diberikan
injeksi I.m sebulan sekali
- Keuntungan menggunakan KB Suntik
a. Praktis, efektif dan aman dengan tingkat keberhasilan lebih dari
99%.
b. Tidak membatasi umur
c. Obat KB suntik yang 3 bulan sekali (Progesteron saja) tidak
mempengaruhi ASI dan cocok untuk ibu menyusui
- Kerugian menggunakan KB Suntik
a. Di bulan-bulan pertama pemakaian terjadi mual, pendarahan
berupa bercak di antara masa haid, sakit kepala dan nyeri
payudara
b. Tidak melindungi dari IMS dan HIV AIDS
xii
- Indikasi:
a. Wanita usia 35 tahun yang merokok aktif
b. Ibu hamil atau diduga hamil
c. Pendarahan vaginal tanpa sebab
d. Penderita jantung, stroke, lever, darah tinggi dan kencing manis
e. Sedang menyusui kurang dari 6 minggu
f. Penderita kanker payudara
2. KB Suntikan 3 bulan.
Depo Depo-provera ialah 6-alfa-metroksiprogesteron yang digunakan
untuk tujuan kontrasepsi parenteral, mempunyai efek progesterone yang
kuat dan sangat efektif. Obat ini termasuk obat depot. Noristerat
termasuk dalam golongan kontrasepsi ini. Mekanisme kerja kontrasepsi
ini sama seperti kontrasepsi hormonal lainnya. Depo-provera sangat
cocok untuk program postpartum oleh karena tidak mengganggu laktasi.
- Keuntungan KB suntik 3 bulan
a. Resiko terhadap kesehatan kecil.
b. Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
c. Tidak di perlukan pemeriksaan dalam
d. Jangka panjang
e. Efek samping sangat kecil
f. Klien tidak perlu menyimpan obat suntik
- Kerugian KB suntik 3 bulan
a. Gangguan haid. Siklus haid memendek atau memanjang,
perdarahan yang banyak atau sedikit, spotting, tidak haid sama
sekali.
b. Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu
c. Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering
d. Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian
e. Terjadi perubahan pada lipid serum pada penggunaan jangka
panjang
f. Pada penggunaan jangka panjang dapat menurunkan densitas
tulang
g. Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan
pada vagina, menurunkan libido, gangguan emosi, sakit kepala,
nervositas, dan jerawat.
xiii
e. KB Pil

Gambar 2.5 Kontrasepsi KB Pil


Pil adalah obat pencegah kehamilan yang diminum. Pil telah diperkenalkan
sejak 1960. Pil diperuntukkan bagi wanita yang tidak hamil dan
menginginkan cara pencegah kehamilan sementara yang paling efektif bila
diminum secara teratur. Minum pil dapat dimulai segera sesudah terjadinya
keguguran, setelah menstruasi, atau pada masa post-partum bagi para ibu
yang tidak menyusui bayinya. Jika seorang ibu ingin menyusui, maka
hendaknya penggunaan pil ditunda sampai 6 bulan sesudah kelahiran anak
(atau selama masih menyusui) dan disarankan menggunakan cara pencegah
kehamilan yang lain. 9
- Jenis-jenis kontrasepsi Pil
1. Pil gabungan atau kombinasi
Tiap pil mengandung dua hormon sintetis, yaitu hormon estrogen dan
progestin. Pil gabungan mengambil manfaat dari cara kerja kedua
hormon yang mencegah kehamilan, dan hampir 100% efektif bila
diminum secara teratur.
Jenis – jenis pil kombinasi:
a. Monofasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet
mengandung hormone aktif estrogen/progesterone dalam dosis
yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormone aktif.
b. Bifasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung
hormone aktif estrogen/progesterone dalam dua dosis yang
berbeda adalah estrogen dan progesteron, dengan 7 tablet tanpa
hormone aktif.
c. Trifasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung
hormone aktif estrogen/progesterone dalam tiga dosis yang
berbeda adalah mengandung berbagai dosis progestin. Pada
sejumlah jenis obat tertentu, dosis estrogen didalam ke 21 pil aktif
xiv
bervariasi. Maksud dari variasi ini adalah mempertahankan
besarnya dosis pada pasien serendah mungkin selama siklus
dengan tingkat kemampuan dalam pencegahan kehamilan yang
setara
2. Pil khusus – Progestin (pil mini)
Pil ini mengandung dosis kecil bahan progestin sintetis dan memiliki
sifat pencegah kehamilan, terutama dengan mengubah mukosa dari
leher rahim (merubah sekresi pada leher rahim) sehingga
mempersulit pengangkutan sperma. Selain itu, juga mengubah
lingkungan endometrium (lapisan dalam rahim) sehingga
menghambat perletakan telur yang telah dibuahi.
- Kontra indikasi Pemakaian Pil
Kontrasepsi pil tidak boleh diberikan pada wanita yang menderita
hepatitis, radang pembuluh darah, kanker payudara atau kanker
kandungan, hipertensi, gangguan jantung, varises, perdarahan
abnormal melalui vagina, kencing manis, pembesaran kelenjar
gondok (struma), penderita sesak napas, eksim, dan migraine
(sakit kepala yang berat pada sebelah kepala).
- Efek Samping Pemakaian Pil
Pemakaian pil dapat menimbulkan efek samping berupa
perdarahan di luar haid, rasa mual, bercak hitam di pipi
(hiperpigmentasi), jerawat, penyakit jamur pada liang vagina
(candidiasis), nyeri kepala, dan penambahan berat badan.
f. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)

Gambar 2.6 Kontrasepsi AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)

AKDR atau IUD (Intra Uterine Device) bagi banyak kaum wanita
merupakan alat kontrasepsi yang terbaik. Alat ini sangat efektif dan tidak
perlu diingat setiap hari seperti halnya pil. Bagi ibu yang menyusui, AKDR
xv
tidak akan mempengaruhi isi, kelancaran ataupun kadar air susu ibu (ASI).
Namun, ada wanita yang ternyata belum dapat menggunakan sarana
kontrasepsi ini. Karena itu, setiap calon pemakai AKDR perlu memperoleh
informasi yang lengkap tentang seluk-beluk alat kontrasepsi ini (10)
- Jenis-jenis AKDR :
1. Copper-T
AKDR berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelen di mana pada
bagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan kawat
tembaga halus ini mempunyai efek antifertilisasi (anti pembuahan)
yang cukup baik.
2. Copper-7
AKDR ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan
pemasangan. Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32
mm dan ditambahkan gulungan kawat tembaga (Cu) yang mempunyai
luas permukaan 200 mm2, fungsinya sama seperti halnya lilitan
tembaga halus pada jenis Coper-T.
3. Multi Load
AKDR ini terbuat dari dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan
kiri dan kanan berbentuk sayap yang fleksibel. Panjangnya dari ujung
atas ke bawah 3,6 cm. Batangnya diberi gulungan kawat tembaga
dengan luas permukaan 250 mm2 atau 375 mm2 untuk menambah
efektivitas. Ada 3 ukuran multi load, yaitu standar, small (kecil), dan
mini.
4. Lippes Loop
AKDR ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuknya seperti spiral
atau huruf S bersambung. Untuk meudahkan kontrol, dipasang benang
pada ekornya. Lippes Loop terdiri dari 4 jenis yang berbeda menurut
ukuran panjang bagian atasnya. Tipe A berukuran 25 mm (benang
biru), tipe B 27,5 mm 9 (benang hitam), tipe C berukuran 30 mm
(benang kuning), dan 30 mm (tebal, benang putih) untuk tipe D.
Lippes Loop mempunyai angka kegagalan yang rendah. Keuntungan
lain dari pemakaian spiral jenis ini ialah bila terjadi perforasi jarang

xvi
menyebabkan luka atau penyumbatan usus, sebab terbuat dari bahan
plastik.

g. Kontrasepsi Implant

Gambar 2.7 Kontrasepsi Implant


Disebut alat kontrasepsi bawah kulit, karena dipasang di bawah kulit pada
lengan atas, alat kontrasepsi ini disusupkan di bawah kulit lengan atas
sebelah dalam .Bentuknya semacam tabung-tabung kecil atau pembungkus
plastik berongga dan ukurannya sebesar batang korek api. Susuk dipasang
seperti kipas dengan enam buah kapsul atau tergantung jenis susuk yang
akan dipakai. Di dalamnya berisi zat aktif berupa hormon. Susuk tersebut
akan mengeluarkan hormon sedikit demi sedikit. Jadi, konsep kerjanya
menghalangi terjadinya ovulasi dan menghalangi migrasi sperma.
Pemakaian susuk dapat diganti setiap 5 tahun, 3 tahun, dan ada juga yang
diganti setiap tahun. 9

h. Kontrasepsi Tubektomi (Sterilisasi pada Wanita).

xvii
Gambar 2.8 Kontrasepsi Tubektomi (Sterilisasi pada Wanita)

Tubektomi adalah setiap tindakan pada kedua saluran telur wanita yang
mengakibatkan wanita tersebut tidak akan mendapatkan keturunan lagi.
Sterilisasi bisa dilakukan juga pada pria, yaitu vasektomi. Dengan demikian,
jika salah satu pasangan telah mengalami sterilisasi, maka tidak diperlukan
lagi alat-alat kontrasepsi yang konvensional. Cara kontrasepsi ini baik
sekali, karena kemungkinan untuk menjadi hamil kecil sekali. Faktor yang
paling penting dalam pelaksanaan sterilisasi adalah kesukarelaan dari
akseptor. Dengan demikia, sterilisasi tidak boleh dilakukan kepada wanita
yang belum/tidak menikah, pasangan yang tidak harmonis atau hubungan
perkawinan yang sewaktu-waktu terancam perceraian, dan pasangan yang
masih ragu menerima sterilisasi. Yang harus dijadikan patokan untuk
mengambil keputusan untuk sterilisasi adalah jumlah anak dan usia istri.
Misalnya, untuk usia istri 25–30 tahun, jumlah anak yang hidup harus 3 atau
lebih.

i. Kontrasepsi vasektomi

Gambar 2.9 Kontrasepsi vasektomi


Vasektomi adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas reproduksi
pria dengan jalan melakukan oklusi vasa deferensia alur transportasi sperma
terhambat dan proses fertilisasi tidak terjadi.
- Indikasi kontrasepsi vasektomi
Vasektomi merupakan upaya untuk menghenttikan fertilis dimana fungsi
reproduksi merupakan ancaman atau gangguan terhadap kesehatan pria

xviii
dan pasangannya serta melemahkan ketahanan dan kualitas keluarga.
Kondisi yang memerlukan perhatian khusus bagi tindakan vasektomi
1. Infeksi kulit pada daerah operasi
2. Infeksi sistemik yang sangat mengganggu kondisi kesehatan klien
3. Hidrokel atau varikokel
4. Hernia inguinalis
5. Filarisasi(elephantiasis)
6. Undesensus testikularis
7. Massa intraskotalis
8. Anemia berat, gangguan pembekuan darah atau sedang menggunakan
antikoaglansia

F. TUJUAN KELUARGA BERENCANA


Tujuan keluarga berencana di Indonesia Berdasarkan Undang-Undang No. 52 tahun
2009 adalah :
- Tujuan umum
Meningkatkan kesejahteraan ibu, anak dalam rangka mewujudkan NKKBS
(Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) yang menjadi dasar terwujudnya
masyarakat yang sejahtera dengan mengendalikan kelahiran sekaligus
menjamin terkendalinya pertambahan penduduk.
- Tujuan khusus
1. Meningkatkan jumlah penduduk untuk menggunakan alat kontrasepsi.
2. Menurunnya jumlah angka kelahiran bayi.
3. Meningkatnya kesehatan keluarga berencana dengan cara penjarangan
kelahiran. 11

G. PENGGUNAAN KONTRASEPSI MENURUT UMUR


Penggunaan Kotransepsi menurut Rizali (2013) (12) ialah :
a. Umur ibu kurang dari 20 tahun:
1. Penggunaan prioritas kontrasepsi pil oral.
2. Penggunaan kondom kurang menguntungkan, karena pasangan muda
frekuensi bersenggama tinggi sehingga akan mempunyai kegagalan tinggi.
3. Bagi yang belum mempunyai anak, AKDR kurang dianjurkan.
4. Umur di bawah 20 tahun sebaiknya tidak mempunyai anak dulu.
b. Umur ibu antara 20–30 tahun
xix
1. Merupakan usia yang terbaik untuk mengandung dan melahirkan.
2. Segera setelah anak pertama lahir, dianjurkan untuk memakai spiral sebagai
pilihan utama. Pilihan kedua adalah norplant atau pil.
c. Umur ibu di atas 30 tahun
1. Pilihan utama menggunakan kontrasepsi spiral atau norplant. Kondom bisa
merupakan pilihan kedua.
2. Dalam kondisi darurat, metode mantap dengan cara operasi (sterlilisasi)
dapat dipakai dan relatif lebih baik dibandingkan dengan spiral, kondom,
maupun pil dalam arti mencegah

H. Manfaat Program Keluarga Berencana (KB)


Program Keluarga Berencana (KB) mempunyai banyak keuntungan. Salah
satunya adalah dengan mengkonsumsi pil kontrasepsi dapat mencegah terjadinya
kanker uterus dan ovarium. Bahkan dengan perencanaan kehamilan yang aman,
sehat dan diinginkan merupakan salah satu faktor penting dalam upaya menurunkan
angka kematian maternal. Ini berarti program tersebut dapat memberikan
keuntungan ekonomi dan kesehatan.
Pengaturan kelahiran memiliki benefit (keuntungan) kesehatan yang nyata,
salah satu contoh pil kontrasepsi dapat mencegah terjadinya kanker uterus dan
ovarium, penggunaan kondom dapat mencegah penularan penyakit menular
seksual, seperti HIV. Meskipun penggunaan alat/obat kontrasepsi mempunyai efek
samping dan risiko yang kadang-kadang merugikan kesehatan, namun demikian
benefit penggunaan alat/ obat kontrasepsi tersebut akan lebih besar dibanding tidak
menggunakan kontrasepsi yang memberikan risiko kesakitan dan kematian
maternal.
Program KB menentukan kualitas keluarga, karena program ini dapat
menyelamatkan kehidupan perempuan serta meningkatkan status kesehatan ibu
terutama dalam mencegah kehamilan tak diinginkan, menjarangkan jarak kelahiran
mengurangi risiko kematian bayi. Selain memberi keuntungan ekonomi pada
pasangan suami istri, keluarga dan masyarakat, KB juga membantu remaja
mangambil keputusan untuk memilih kehidupan yang lebih balk dengan
merencanakan proses reproduksinya.
Program KB, bisa meningkatkan pria untuk ikut bertanggung jawab dalam
kesehatan reproduksi mereka dan keluarganya. Ini merupakan keuntungan
seseorang mengikuti program KB.13
xx
I. Kekurangan Program Keluarga Berencana (KB)
Program KB ini dirasa dianggap kurang memadai, karena tidak semua
Posyandu di pedesaan dibekali dengan infrastruktur dan keahlian pemeriksaan KB,
ditambah lagi dengan kurangnya presentasi tentang pengetahuan KB di daerah
pedesaan, sehingga kebanyakan masyarakat indonesia yang berdomisili di pedesaan
masih kurang pengetahuaannya tentang Program KB dan manfaatnya, mereka
masih beranggapan bahwa banyak anak banyak rezeki, padahal zaman semakin
maju dan harus diimbangi dengan pemikiran yang semakin maju pula.

xxi
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny “I” Usia 25 P1A0 AKSEPTOR BARU
KB SUNTIK 1 BULAN

3.1 Kunjungan Pertama


Tanggal Pengkajian : 02 maret 2024
Waktu Pengkajian : 16.00 wib
Tempat Pengkajian : Desa Cibodas, Kecamatan Banjar
Pengkaji : Ila Siti Sulaesih

A. Data Subjektif
Identitas Remaja
Nama : Nn. “I” Nama Suami : Tn. AR
Umur : 25 Tahun Umur : 27 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Sunda Suku : Sunda
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Kp. Tanggok, Desa Cibodas, Kecamatan Banjar

1. Alasan datang
Ibu mengatakan sebelumnya menggunakan alat kontra sepsi KB suntik 3
bulan tapi tidak teratur, dan ingin pindah menggunakan alat kontrasepsi yang
bisa mendapatkan mentruasi.

2. Keluhan utama
Tidak pernah mendapatkan menstruasi dan ingin menggunakan menggunakan
kontrasepsi yang tidak mengganggu menstruasi

3. Riwayat Menstruasi
- Menstruasi pertama : 12 tahun
- Siklus Menstruasi : sebelum ber KB siklus 28 Hari
- Lama Menstruasi : 7 hari
- Mengganti pembalut : 3 kali sehari
- Keluhan sakit saat menstruasi : Tidak
xxii
- Keluhan Keputihan : Tidak

4. Riwayat obstetrik

Penyulit Anak
A kehamila
Tgl / Thn Tempat Usia Jenis Penolong
na n Jenis
persalina persalina kehamila persalina persalina Kead
k / kelam BB/ PB
n n n n n aan
ke persalina in
n

1. 13-12- BPM 9 bln Normal Bidan Tidak P 3200 gr Hidu


2019 ada 50 cm p

5. Riwayat Menstruasi
- Menstruasi Pertama : 14 Tahun
- Siklus Menstruasi : 28 Hari
- Lama Menstruasi : 7 hari
- Mengganti pembalut : 3 kali sehari
- Keluhan sakit saat menstruasi : Tidak
- Keluhan Keputihan : Ya
- Warna keputihan : Bening tidak berbau dan tidak gatal

6. Riwayat Ginekologi
Klien tidak mempunyai riwayat penyakit pada kesehatan reproduksi seperti
IMS, ISK, miom, kista atau HIV/AIDS.

7. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan remaja
Klien dan ibu mengatakan jika pasien tidak mempunyai penyakit yang
serius seperti hipertensi, jantung, TBC dan yang lainnya

b. Riwayat kesehatan keluarga


Ibu pasien mengatakan jika di keluarga klien tidak mempunyai riwayat
penyakit menurun (HIpertensi, Jantung, DM, Astma), penyakit menular
(HIV/AIDS, Hepatitis, TBC) ataupun penyakit lainnya

8. Riwayat psikososial
Klien mengatakan sudah menikah secara agama dan sudah tercatat di KUA,
ini merupakan pernikahan yang pertama, menikah pada usia 20 tahun, lama
pernikahan sudah 4 tahun.

xxiii
9. Pola kebiasaan sehari-hari
a. Pola istirahat
- Tidur Malam : 7 Jam
- Tidur Siang : 1 Jam

b. Pola aktivitas
Klien mengatakan keseharian klien yaitu mengerjakan pekerjaan rumah
tangga mulai dari memasak, mencuci, menyetrika, menyapu, mengepel
dan mengurus anak.

c. Pola eliminasi
- BAK : 5 Kali
- BAB : 1 Kali

d. Pola nutrisi
- Makan 3 Kali sehari, nasi porsi sedang dengan lauk dan sayur kadang
suka makan buah
- Minum 8 Gelas sehari

e. Pola personal hygiene


- Mandi : 2 Kali Sehari
- Sikat Gigi : 2 Kali Sehari
- Mencuci Rambut : 2 hari Sekali
- Ganti Celana Dalam : 3 Kali Sehari

f. Pola Hubungan Seksual : 2-3 kali Sehari

B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis

2. Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital


Tekanan Darah : 100/70 mmHg
Denyut nadi : 80 kali/menit
Frekuensi nafas : 18 kali/menit
0
Suhu tubuh : 35,9 C

3. Pemeriksaan Antropometri
Berat badan : 52 kg
Tinggi badan : 150 cm
LILA : 26 cm
IMT : 23,11 kg/m2

4. Pemeriksaan Fisik
Wajah : Tidak Pucat, bersih tidak ada flek atau jerawat
xxiv
Mata : Simetris, konjungtiva merah muda, sklera tidak kuning
Mulut : Bersih tidak ada caries
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
Dada : Kedua payudara mengalami pembesaran payudara yang
simetris sesuai dengan perkembangan pubertas, tidak
terdapat benjolan yang abnormal
Abdomen : Simetris, tidak ada luka bekas operasi, tidak ada
pembesaran uterus, tidak terdapat nyeri tekan
Ekstremitas Atas : Simetris, jumlah jari lengkap, telapak tangan dan kuku
tidak pucat
Ekstremitas Bawah : Simetris, jumlah jari lengkap
Anogenitalia : Sudah nampak tanda – tanda pubertas pada remaja putri
tumbuh rambut kemaluan di daerah pubis, hymen utuh,
tampak pengeluaran cairan berwarna bening
5. Pola Hubungan Seksual : 2-3 kali seminggu

6. Pemeriksaan Penunjang
Tidak di lakukan

C. Analisis Data
Ny. ‘I” Usia 25 Tahun P1A0 Akseptor KB Suntik 1 Bulan

D. Penatalaksanaan
 Menyapa dan memperkenalkan diri
E/ Klien menjawab dengan ramah
 Membina hubungan baik dengan klien
E/ Terjalin hubungan baik dengan klien
 Menjelaskan kepada klien tentang pemeriksaan yang akan dilakukan secara
Head to toe
E/ Klien mengerti
 Melakukan informed consent
E/ Klien menyetujui
 Mencuci tangan, memakai masker, memakai APD dan melakukan
pemeriksaan dengan tetap mematuhi protokol kesehatan
E/ Bidan sudah menggunakan APD level 1 dan klien sudah dilakukan
pemeriksaan
 Memberitahu klien tentang hasil pemeriksaan dalam batas normal
TD : 100/70 N : 80 kali/menit R : 20 kali/menit S : 35,9
E/ Klien mengetahui hasil pemeriksaan
 Memberitahu ibu tentang efek samping dari KB, terutama jenis Kb suntik 3
bulan yang ibu gunakan yaitu mengalami gangguan seperti sakit kepala,
kenaikan berat badan, nyeri payudara, perdarahan/spooting dan menstruasi
tidak teratur dan terkadang tidak mendapatkan menstruasi.
E/ Ibu mengerti tentang efek samping KB seperti yang dialaminya

xxv
 Memberitahu ibu tentang jenis-jenis KB sebagai alternatif pilihan seperti pil,
kondom, suntik 1 bulan, implant, IUD, spermisida, diafragma, cervical cap,
E/ Ibu mengerti tentang jenis-jenis KB dan akan mempertimbangkan untuk
KB yang akan digunakan
 Memberitahu ibu akan ada kunjungan ulang pada tanggal 09 maret 2024
E/ Ibu mengerti dan menyetujui dengan kunjungan ulang yang akan
dilakukan.
 Melakukan pendokumentasian,
E/ Pendokumentasian telah dilakukan.

Cibodas, 07 maret 2024


Pengkaji

Ila Siti Sulaesih

xxvi
3.2 Kunjungan Kedua

Tanggal Pengkajian : 09 maret 2024


Waktu Pengkajian : 15.00 wib
Tempat Pengkajian : Desa Cibodas, Kecamatan Banjar
Pengkaji : Ila Siti Sulaesih

A. Data Subjektif
Ibu mengatakan sudah menentukan akan menggunakan alat kontrasepsi KB
Suntik 1 bulan.

B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
2. Tanda-tanda Vital
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Denyut nadi : 81 kali/menit
Frekuensi nafas : 20 kali/menit
0
Suhu tubuh : 36,0 C

C. Analisa
Ny. ‘I” Usia 25 Tahun P1A0 Akseptor Baru KB Suntik 1 Bulan

D. Penatalaksanaan
 Menyapa dan membina hubungan baik dengan klien
E/ Klien menjawab dengan ramah dan terjalin hubungan baik dengan klien
 Menjelaskan kepada klien tentang pemeriksaan yang akan dilakukan secara
Head to toe
E/ Klien mengerti
 Melakukan informed consent
E/ Klien menyetujui
 Mencuci tangan, memakai masker, memakai APD level 1 dan melakukan
pemeriksaan dengan tetap mematuhi protokol kesehatan
E/ Bidan sudah menggunakan APD level 1 dan klien sudah dilakukan
pemeriksaan
 Memberitahu klien tentang hasil pemeriksaan dalam batas normal
TD : 110/70 N : 81 kali/menit R : 20 kali/menit S : 36,00c
E/ Klien mengetahui hasil pemeriksaan

xxvii
 Menjelaskan kepada ibu mengenai macam-macam alat kontrasepsi alternatif
yang bisa ibu gunakan seperti pil, kondom, suntik 1 bulan, implant, IUD,
spermisida, diafragma, cervical cap.
E/ Ibu mengerti dan mengetahui alternatif KB yang di jelaskan oleh bidan
 Meyakinkan ibu tentang keputusan yang akan ibu ambil dengan memilih
kontrasepsi KB suntik satu bulan
E/ Ibu sudah yakin dengan keputusan yang akan diambil dan sudah
merundikannya dengan suami
 Menjelaskan kepada ibu kelebihan dari KB suntik 1 bulan yaitu, mengandung
hormon kombinasi dan berdosis lebih kecil sehinggan tidak terlaku
berpengaruh pada siklus menstruasi meskipun masih akan ibu alami
gangguan menstruasi karna efek KB suntik 3 bulan
E/ Ibu mengerti apa yang disampaikan oleh bidan
 Menjelaskan kekurangannya atau efek samping yang biasanya terjadi yaitu,
ibu harus melakukan kunjunngan ulang untuk ber KB sebulan sekali, terasa
pusing, payudara terasa lebih sensitive
E/ Ibu mengerti apa yang disampaikan untuk efek samping yang terjadi pada
pasca peyuntikan sangat jarang terjadi adapaun itu klien akan merasakan aga
pegal di bagian bokong ibu
E/ Ibu mengerti apa yang disampaikan oleh bidan
 Menjelaskan kepada ibu mengenai penyuntikan KB suntik 1 bulan yaitu di
1/3 bokong dan hormone yang terkandung adalah hormone estrogen dan
progesteron
E/ Ibu menegrti
 Mempersiapkan alat KB suntik 1 bulan muali dari obat KB sunti 1 bulan yang
berisi hormone estrogen dan progesterone, kapas DTT, spuit 3cc, nidle, safety
box
E/ Alat telah di siapkan
 Menyuntikan KB suntik 1 bulan yang berisi hormone estrogen dan
progesterone di 1/3 bokong ibu
E/ KB suntik 3 bulan telah di berikan
 Menjelaskan kembali kepada ibu mengenai efek samping KB suntik satu
bulan seperti resiko terjadi perdarahan tidak normal meskipun jarang terjadi
pada KB suntik 1 bulan, payudara lebih sering sensitive atau nyeri dan tidak
melindungi dari infeksi menular seksual
E/ Ibu mengerti apa yang dijelaskan.
 Menjelaskan efek paska penyuntikan yang terjadi pada pasca peyuntikan
sangat jarang terjadi, adapaun itu klien akan merasakan aga pegal di bagian
bokong ibu
E/ Ibu mengerti apa yang disampaikan
 Memberikan kepada ibu kartu kunjunag KB agar ibu tidak lupa dan
mengingatkan kepada ibu kunjungan KB berikutnya pada tanggal 27 Agustus
2024
 Menjadwalkan kunjungan ketiga kepada ibu tanggal 05 maret 2024
E/ Ibu menyetujui untuk kunjungan ulang.
 Melakukan Pendokumentasian
E/ Dokumentasi telah dilakukan
Cibodas, 09 maret
2024
Pengkaji

xxviii
Ila Siti Sulaesih

3.3 Kunjungan Ketiga

Tanggal Pengkajian : 15 maret 2024


Waktu Pengkajian : 16.30 wib
Tempat Pengkajian : Desa Cibodas, Kecamatan Banjar
Pengkaji : Ila Siti Sulaesih

A. Data Subjektif
Ibu mengatakan sejauh ini tidak ada efek apa-apa setelah penyuntikan

B. Data Objektif
Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis

Tanda-tanda Vital
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Denyut nadi : 80 kali/menit
Frekuensi nafas : 19 kali/menit
0
Suhu tubuh : 36,1 C

C. Analisa
Ny. ‘I” Usia 25 Tahun P1A0 Akseptor KB Suntik 1 Bulan

D. Penatalaksanaan
 Menyapa dan membina hubungan baik dengan klien
E/ Klien menjawab dengan ramah dan terjalin hubungan baik dengan klien
 Menjelaskan kepada klien tentang pemeriksaan yang akan dilakukan secara
Head to toe
E/ Klien mengerti
 Melakukan informed consent
E/ Klien menyetujui
 Mencuci tangan, memakai masker, memakai APD dan melakukan
pemeriksaan dengan tetap mematuhi protokol kesehatan
E/ Bidan sudah memakai APD level 1 dan klien sudah dilakukan pemeriksaan
 Memberitahu klien tentang hasil pemeriksaan dalam batas normal
TD : 110/80 N : 80 kali/menit R : 19 kali/menit S : 36,10c
E/ Klien mengetahui hasil pemeriksaan

xxix
 Menjadwalkan kunjungan ulang kepada ibu jika ada keluhan yang dirasakan
untuk berkunjung ke puskesmas atau bidan terdekat, serta memberitahu ibu
jika ini merupakan kunjungan terakhir yang dilakukan pada asuhan keluarga
binaa,
E/ Ibu mengerti dan akan mengikuti anjuran yang diberikan
 Melakukan Pendokumentasian
E/ Dokumentasi telah dilakukan
Cibodas, 15 maret
2024
Pengkaji

Ila Siti Sulaesih

xxx
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada bab pembahasan ini, kami membandingkan antara teori yang kami dapat

dari pendidikan dengan keadaan nyata di komunitas, kami melakukan asuhan

kebidanan komunitas dengan Manajemen Varney dan pendokumentasian dengan

SOAP.

Survey dilakukan pada hari kamis tanggal 07 maret -15 maret 2024 di RW 10,

Desa Cibodas, Kecamatan Banjar, Kabupaten Pandeglang-Banten, dan yang saya ambil

sebagai keluarga binaan adalah Wanita usia subur Ny. I yang mengalami kurangnya

pengetahuan tentang efek samping alat kontrasepsi yang digunakan dan tentang jenis-

jenis KB

1. Ny. ”I” termasuk Wanita Usia Subur 25 Tahun, Pasangan Usia Subur (PUS)

adalah pasangan yang berstatus menikah (suami istri) dimana pasangan tersebut

lebih diprioritaskan untuk menggunakan alat atau cara KB. Alat kontrasepsi

suntik, implant, pil, IUD, dan kondom, sesuai dengan teori yang di sampaikan

oleh.14

2. Pada klien Nn. “I” dilakukan pengkajian data subjektif dan data objektif seperti

anamnesa, pemeriksaan umum, pemeriksaan fisik hal ini sudah sesuai teori yang

menyatakan bahwa pendokumentasian manajemen kebidanan menurut halen

varney pertama (penkajian data), terutama hasil pemeriksaan yang di peroleh

melalui hasil observasi yang jujur pemeriksaan pasien tanda-tanda vital dan

pemeriksaan fisik. Sudah sesuai dengan teori yang di sampaikan oleh jurnal.15

xxxi
3. Pada pemeriksaan pada klien Nn. “I” di dapatkan hasil TD 100/70 mmhg, N :

80x/menit R: 18x/menit S: 35,9 ini menunjukan keadaan umum klien dalam

keadaan baik. Hasil dari pengumpulan data secara subyektif dan obyektif kami

menentukan prioritas masalah kami yaitu Ny “I” umur 25 tahun P1A0 dengan

Aseptor lama KB suntik 1 bulan. Dengan masalah kurangnya pengetahuan ibu

tentang efek samping alat kontrasepsi yang akan digunakan dan tentang jenis-jenis

KB sehingga klien bisa menentukan KB apa yang klie butuhkan.

4. Adapun Kebutuhan yang diperlukan Ny.”I” adalah konseling tentang efek

samping KB dan jenis-jenis KB.16

5. Penatalaksanaan yang diberikan pada kasus Ny. “I”

- Memberikan konseling macam-macam KB yang bisa ibu pakai seperti suntik 1

bulan, implant, kondom, IUD, imlant, pil3

- Memberikan konseling mengenai efek samping dari suntik KB 1 bulan seperti

pusing, mual, payudara terasa tegang, menstruasi yang teganggu meskipun

jarang terjadi5

- Memberikan konseling manfaat suntik 1 bulan seperti kadar hormone yang

disuntikkan lebih sedikit sehingga tidak terlalu menggangu siklus menstruasi5

- Memberikan pelayanan KB suntik 1 bulan dengan menyuntikan hormone

kombinasi estrogen dan progesteron di 1/3 bokong ibu5

- Menjelaskan kepada ibu efek paska penyuntikan seperti terasa pegal di daerah

penyuntikan

- Memberikan kartu kunjungan ulang dan memberitahukan ibu waktu kunjungan

ulang KB suntik 3 bulan.3

xxxii
BAB V
PENUTUP

Setelah mempelajari teori, konsep dan prinsip-prinsip asuhan kebidanan Wanita

Usia Subur dan pengalaman langsung di lahan praktek. Asuah yang diberikan kepada

Ny. “I” Usia 25 Tahun akseptor KB Suntik 1 Bulan, maka penulis dapat menarik

kesimpulan dan saran sebagai berikut :

A. Kesimpulan

1. Telah dilakukan pengolahan data secara subjectif dan objectif pada klien Ny.

“I” WUS Usia 25 tahun Akseptor KB Suntik 1 Bulan

2. Telah dilakukan data pada klien Ny. “I” WUS Usia 25 tahun Akseptor KB

Suntik 1 Bulan

3. Telah dilakukan penatalaksanaan KIE pada klien Ny. “I” WUS Usia 25 tahun

Akseptor KB Suntik 1 Bulan

4. Telah dilakukan telaah kasus sesuai dengan teori pada klien Ny. “I” WUS Usia

25 tahun Akseptor KB Suntik 1 Bulan

B. Saran

1. Bagi Penulis

Bagi penulis sendiri dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh

selama kuliah dan menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang

laporan seminar kasus

xxxiii
2. Bagi Klien

Diharapkan klien mendapatkan informasi mengenai macam-macam KB, Efek

samping dan Kegunaan KB sehingga dapat memilih KB sesuai dengan

kebutuhan klien.

3. Bagi Institusi

Sebagai bahan bacaan di perpustakaan dan dapat bermanfaat untuk dijadikan

perbandingan untuk laporan selanjutnya.

xxxiv
xxxv
DAFTAR PUSTAKA
1. Taylor E, S. Psikologi Sosial. (Kencana Predana Media, 2012).
2. Depkes. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. [Online]. (2017).
3. Rahmawati, A. T. P. PENYULUHAN TENTANG MACAM-MACAM
ALATKONTRASEPSI DI DESA MONCONG LOE KAB. MAROS. J. Kreat.
Pengabdi. Kpd. Masy. ( (2024) doi:https://doi.org/10.33024/jkpm.v1i1.5330.
4. BKKBN. Pelayanan Kontrasepsi Jakarta. (2012).
5. Nyoman Widya Pradani, Y. U. HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU
DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI KB SUNTIK DI
PUSKESMAS GUNUNG SAMARINDA KOTA BALIKPAPAN TAHUN.
(2017).
6. Lutfi Nur Azizah, N. K. PENGARUH KONSELING TENTANG KB SUNTIK 3
BULAN TERHADAP PENGETAHUAN IBU DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS BUTUH KABUPATEN PURWOREJO. J. Komun. Kesehat.
(2024).
7. Aldina A. I., Ayu N., Yulizawati, Lusiana E. B., Detty I., F. Berpikir Kritis”
Dasar Bidan dalam Manajemen Asuhan Kebidanan. (2016).
8. Soleha, S. DAMPAK PROGRAM KELUARGA BERENCANA DI DESA
BANGUN MULYA KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA. J. Ilmu
Pemerintah. (2016).
9. y Anggraeni, M. Pelayanan Keluarga Berencana. (2012).

10. Herman, K, Rasyika, Nurul, R.H. Perilaku Akseptor Dalam Memilih Metode
Kontrasepsi Jangka Panjang (Mkjp) Di Poskesdes Anuta Singgani Kecamatan
Mantikulore Kota Palu. Jurnal Preventif. 2019.
11. Rahayu, T, Wijanarko, N. Efek Samping Akseptor KB Suntik Depo Medroksi
Progesterone Acetat (DMPA) Setelah 2 Tahun Pemakaian’. Jurnal Kesehatan
"Samodra Ilmu". 2017.
12. Saifuddin AB. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi Jakarta: Yayasan
Bina Pustaka; 2010.
13. 13. Depkes. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. [Online]; 2007.
Available from: htpp://www.depkes.go.id
14. Christiana Kaseuntung, Rina Kundre, Yolanda Bataha. PENGARUH
PENYULUHAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN WANITA
USIA SUBUR (WUS) DALAM PEMILIHAN KONTRASEPSI DI DESA
KALAMA DARAT KECAMATAN TAMAKO KEPULAUAN SANGIHE.
[Online];2015.Availablefrom:
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/view/8779
15. Aldina A. I., Ayu N., Yulizawati, Lusiana E. B., Detty I., Fitrayeni. “Berpikir
Kritis” Dasar Bidan dalam Manajemen Asuhan Kebidanan. [Internet]. 2016
Desember;1(2);22,23
16. Endang Susilowati, S.SiT, KB SUNTIK 3 (TIGA) BULAN DENGAN EFEK
SAMPING GANGGUAN HAID DAN PENANGANANNYA. [Internet]. 2012
17. https://books.google.co.id/books?
id=xVJLDwAAQBAJ&dq=kebidanan+komunitas+menurut+WHO&lr=&hl=id
&source=gbs_navlinks_s

1
LAMPIRAN

2
Lampiran I : Informed Consent

FORMAT PERSETUJUAN
(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Ineu Nuraeni
Alamat : Kampung Tanggok, Desa Cibodas, Kecamatan Banjar

Setelah mendapatkan penjelasan maksud dan tujuan serta memahami


pelaksanaan asuhan kebidanan komunitas pada wanita usia subur dengan akseptor KB 1
bulan dan kebutuhan konseling macam-macam kontrasepsi dan efek samping
kontrasepsi dari mahasiswa Kebidanan Program Sarjana Terapan Universitas Indonesia
Maju, dengan ini menyatakan bersedia menjadi klien dalam pelaksanaan asuhan
kebidanan komunitas keluarga binaan.
Demikian surat persetujuan ini saya buat dengan sebenar-benarnya tanpa ada
paksaan dari pihak manapun, dan agar dapat di pergunakan sebagimana mestinya.

Pandeglang, 07 maret 2024


Klien

( Ineu Nuraeni)

3
Lampiran 2 : Satuan acara penyuluhan keluarga berencana (SAP KB)

SATUAN ACARA PENYULUHAN KELUARGA BERENCANA (KB)


SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Keluarga Berencana


Hari / Tanggal : Rabu, 07 maret 2024
Tempat : Rumah Pasien
Waktu Pelaksanaan : 25 Menit
Penyuluh : Ila Siti Sulaesih
Peserta / Sasaran : Ny. I

A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Dengan diadakannya penyuluhan berupa Keluarga Berencana diharapkan Ny. I
dapat mengerti apa itu Keluarga Berencana, dan macam-macam alat kontrasespsi
yang digunakan serta efek samping dalam alat kontrasepsi Keluarga Berencana.
2. Tujuan Khusus
a. Ny. I dapat mengerti apa manfaat melakukan Keluarga Berencana
b. Ny. I dapat mengetahui apa saja jenis-jenis kontrasepsi
c. Ny. I dapat mengetahui apa saja efek samping yang terjadi jika ber KB
d. Ny.I dapat menerapkan program Keluarga Berencana dalam kehidupan sehari-
hari

B. Pelaksanaan
1. Tempat
Rumah Pasien
2. Waktu
07 maret 2024

C. Materi(terlampir)
1. Pengertian Keluarga Berencana
2. Manfaat Program Keluarga Berencana
3. Jenis-jenis KB

4
4. Keuntungan alat kontrasepsi
5. Kerugian alat kontrasepsi

D. Metode Penyampaian
Ceramah tanya jawab(CTJ) / Diskusi

E. Media
Handout/leaflet

F. Kegiatan Penyuluhan

No WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN PESERTA


1. 5 menit Pembukaan:
1. Membuka kegiatan dengan 1. Menjawab salam
mengucapkan salam 2. Mendengarkan
2. Memperkenalkan diri 3. Memperhatikan
3. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan 4. Memperhatikan
4. Menyebutkan materi yang akan
diberikan

2. 20 menit Pelaksanaan:
Menjelaskan tentang :
1. Pengertian Keluarga Berencana 1. Memperhatikan
2. Pengertian alat kontrasepsi 2. Memperhatikan
3. Tujuan Program Keluarga Berencana 3. Memperhatikan
4. Manfaat Program Keluarga Berencana 4. Memperhatikan
5. Jenis-Jenis Kontrasepsi 5. Menjawab
6. Keuntungan dari alat kontrasepsi 6. Memperhatikan
7. Kerugian dari alat kontrasepsi 7. Memperhatikan
8. Memberi kesempatan kepada peserta 8. Menjawab pertanyaan
untuk bertanya yang diajukan

3. 10 menit Evaluasi:
1. Menanyakan kepada peserta tentang 1. Menjawab pertanyaan
materi yang telah diberikan.
4. 5 menit Terminasi:
1. Mengucapkan terimakasih atas peran 1. Mendengarkan
serta peserta.
2. Mengucapkan salam penutup 2. Menjawab salam
G. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
o Ny. I hadir di tempat penyuluhan
o Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di rumah klien
o Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya
2. Evaluasi Proses
o Ny. I antusias terhadap materi penyuluhan
o Ny. I tidak meninggalkan tempat penyuluhan sampai penyuluhan selesai
o Ny. I mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
3. Evaluasi Hasil
o Ny. I mengetahui tentang program keluarga berencana
o Ny. I mengetahui macam-macam KB dan efek sampingnya
o Ny. I dapat menerapkan Keluarga Berencana dalam kehidupan sehari-hari.
MATERI PEMBELAJARAN

A. Pengertian
Keluarga Berencana (KB) merupakan program pemerintah dengan
pengaturan jumlah dan jarak anak untuk menuju keluarga berkualitas. Masyarakat
diharapkan mengerti tentang bermacam-macam alat KB agar termotivasi untuk
menggunakan KB. Karena KB merupakan salah satu cara untuk menekan angka
kelahiran, sehingga dapat menurunkan AKI dan AKB.
Alat kontrasepsi merupakan alat yang digunakan untuk mencegah terjadinya
suatu kehamilan. Penggunaan alat kontrasepsi sangat berperan penting untuk
mengontrol angka kelahiran.

B. Tujuan Keluarga Berencana


1. Membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan social ekonomi suatu
keluarga dengan cara pengaturan kelahiran anak, agar diperoleh suatu
keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
2. Mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera yang menjadu dasar bagi
terwujudnya masyarakat yang sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan
pertumbuhan penduduk Indonesia.

C. Manfaat Program Keluarga Berencana


Dengan mengikuti program KB sesuai anjuran pemerintah, maka masyarakat
pengguna akan mendapatkan 3 manfaat yang utama optimal, baik untuk ibu, anak
dan keluarga, antara lain:
1. Manfaat untuk ibu:
a. Mencegah kehamilan yang tidak diinginkan
b. Mencegah setidaknya 1 dari 4 kematian ibu
c. Menjaga kesehatan ibu
d. Merencanakan kehamilan lebih terprogram

2. Manfaat untuk anak


a. Mengurangi risiko kematian bayi
b. Meningkatkan kesehatan bayi
c. Mencegah bayi kekurangan gizi
d. Tumbuh kembang bayi lebih terjamin
e. Kebutuhan ASI eksklusif selama 6 bulan relatif dapat terpenuhi
f. Mendapatkan kualitas kasih sayang yang lebih maksimal
3. Manfaat untuk keluarga
a. Meningkatkan kesejahteraan keluarga
b. Harmonisasi keluarga lebih terjaga

D. Pertimbangan Pemakaian Alat Kontrasepsi


1. Usia ibu <20 tahun: kontrasepsi yang reversibilitasnya tinggi/kembali ke
kesuburan tinggi.
2. Usia ibu >35 tahun: kontrasepsi effektif/kegagalan rendah dan
reversibel/ireversibel.
3. Usia reproduksi sehat: efektif, reversible dan tidak mengganggu ASI.

E. Jenis-jenis Alat Kontrasepsi (KB)


Ada berbagai macam alat kontrasepsi di Indonesia, yaitu terdiri dari:
1. Pil KB
Pil adalah obat pencegah kehamilan yang diminum.Pil telah diperkenalkan sejak
1960. Pil diperuntukkan bagi wanita yang tidak hamil dan menginginkan cara
pencegah kehamilan sementara yang paling efektif bila diminum secara teratur.
a. Jenis pil
1) Minipil yaitu alat kontrasepsi jenis pil yang hanya mengandung hormon
progesteron. Pil ini cocok untuk ibu menyusui.
2) Pil kombinasi yaitu alat kontrasepsi yang mengandung hormon estrogen
dan progesteron.

b. Cara Kerja
1) Mencegah pelepasan sel telur
2) Mengentalkan lendir sehingga sperma sulit bertemu dengan sel telur
c. Efektifitas
Pil ini mempunyai tingkat keberhasilan yang tinggi (99%) bila digunakan
dengan tepat dan secara teratur.
d. Keuntungan
1) Tidak menganggu hubungan seksual
2) Kesuburan cepat kembali
3) Membuat menstruasi teratur
4) Mengurangi kram atau sakit saat menstruasi
e. Kerugian
1) Dapat menambah/mengurangi berat badan
2) Harus selalu mengingat-ingat minum pil
3) Tidak bisa mencegah dari penyakit menular seksual (PMS)
f. Efek Samping
1) Mual, muntah
2) Amenorhea
3) Spotting
g. Kontra indikasi
Kontrasepsi pil tidak boleh diberikan pada wanita yang menderita hepatitis,
radang pembuluh darah, kanker payudara atau kanker kandungan, hipertensi,
gangguan jantung, varises, perdarahan abnormal melalui vagina, kencing
manis, pembesaran kelenjar gondok (struma), penderita sesak napas, eksim,
dan migraine (sakit kepala yang berat pada sebelah kepala)
2. Suntik
Kontrasepsi suntikan adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan
melalui suntikan hormonal.
a. Jenis suntik KB
Jenis-jenis alat KB suntik yang sering digunakan di Indonesia antara lain:
1) Suntik 1 bulan adalah suntikan kombinasi yang dilakukan setiap 1 bulan
sekali dengan dosis 25 mg depomedroxy progesterone aserat dan 5 mg
estradiol cyplonate. Komposisi : tiap ml suspensi dalam air
mengandung :Medroxy progesterone acetate 50 mg, Estradiol cypionate
10 mg.
2) Suntik 3 bulan (Depo Provera) Adalah medroxy progesterone yang di
gunakan untuk tujuan kontrasepsi parenteral, mempunyai efek
progesterone yang kuat dan sangat efektif.
b. Cara Kerja
1) Mencegah pelepasan sel telur
2) Mengentalkan lendir sehingga sperma sulit bertemu dengan sel telur
c. Efektifitas
Efetifitasnya tinggi sekitar 99% bila digunakan secara teratur.
d. Keuntungan
1) Tidak menganggu hubungan seksual
2) Tidak mengganggu produksi ASI kecuali suntik 1 bulan
3) Cocok digunakan bagi klien yang pelupa (lupa minum pil)
e. Kerugian
1) Kesuburan lama kembali
2) Tidak melindungi dari PMS
3) Tidak boleh digunakan untuk wanita perokok
4) Kegemukan
f. Efek Samping
1) Amenorhea
2) Spotting
g. Kontraindikasi
Menurut Saifuddin (2006) menjelaskan bahwa kontra indikasi implant adalah
sebagai berikut :
1) Perempuan hamil atau diduga hamil.
2) Perempuan dengan perdarahan pervaginaan yang belum jelas
penyababnya.
3) Perempuan yang tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi.
4) Perempuan dengan mioma uterus dan kanker payudara.
5) Perempuan dengan benjolan/kanker payudara atau riwayat kanker
payudara.

3. Implan
Alat kontrasepsi yang disusupkan dibawah kulit lengan atas sebelah dalam
berbentuk kapsul silastik (lentur) panjangnya sedikit lebih pendek dan pada
batang korek api dan dalam setiap batang mengandung hormon levonorgestrel
yang dapat mencegah terjadinya kehamilan.
a. Cara Kerja
1) Mengentalkan lendir serviks
2) Mengurangi proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi
implantasi
3) Menekan ovulasi
b. Efektifitas
Sangat efektif (kegagalan 0,2-1 kehamilan per 100 perempuan)
c. Jenis Implant
1) Norplant: terdiri dari 6 batang dan lama kerja 6 tahun
2) Implanont: terdiri dari 1 batang lama kerja 3 tahun
3) Indoplant dan Jadena: terdiri dari 2 batang dengan lama kerja 3 tahun
d. Keuntungan
1) Daya guna tinggi
2) Perlindungan jangka panjang
3) Kesuburan cepat kembali
4) Tidak memerlukan pemeriksaan dalam
e. Kerugian
1) Membutuhkan tindakan insisi
2) Tidak melindungi dari PMS
3) Tidak dapat menghentikan pemakaian sendiri
f. Efek Samping
1) Amenorhea
2) Spotting
3) Ekspulsi
4) Infeksi pada daerah insisi

4. AKDR (IUD)
IUD adalah alat kecil terdiri dari bahan plastik yang lentur yang dimasukkan ke
dalam rongga rahim, yang harus diganti jika sudah digunakan selama periode
tertentu. IUD merupakan cara kontrasepsi jangka panjang. Nama populernya
adalah spiral.
a. Cara kerja
1) Menghambat kemampuan sperma masuk tuba fallopi
2) Mencegah implantasi telur dalam uterus
3) Mencegah sperma dan ovum bertemu.
b. Efektifitas
Efektifitasnya bisa mencapai 98%, layaknya seperti pil, IUD juga mudah
mengembalikan kesuburan Anda.
c. Keuntungan
1) Bisa digunakan untuk metode jangka panjang
2) Bisa digunakan untuk klien yang mempunyai tekanan darah rendah tinggi
3) Tidak mengganggu produksi ASI
d. Kerugian
1) Mengganggu hubungan seksual
2) Harus datang ke tenaga kesehatan untuk memasang, melepas dan kontrol
3) Mahal
4) Tidak bisa mencegah dari PMS
e. Efek Samping
1) Amenorhea
2) Spoting/ perdarahan bercak
3) Nyeri
f. Kontraindikasi
Yang tidak diperkenankan menggunakan IUD adalah
1) Belum pernah melahirkan
2) Adanya perkiraan hamil
3) Kelainan alat kandungan bagian dalam seperti: perdarahan yang tidak
normal dari alat kemaluan, perdarahan di leher rahim, dan kanker rahim.
4) Perdarahan vagina yang tidak diketahui
5) Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis, servisitis)
6) Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering menderita PRP atau
abortus septic
7) Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yangdapat
mempengaruhi kavum uteri
8) Penyakit trofoblas yang ganas
9) Diketahui menderita TBC pelvic
10) Kanker alat genital
11) Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm

5. Kondom
Kondom digunakan pada penis pria untuk mencegah sperma bertemu sel telur
ketika ejakulasi.
a. Cara kerja
1) Menghalangi bertemunya sperma dan sel telur
2) Mencegah penularan mikroorganisme dari satu pasangan ke pasangan lain
b. Efektifitas
Penggunaan kondom cukup efektif selama digunakan secara tepat dan benar.
c. Keuntungan
1) Mudah digunakan
2) Tidak membutuhkan bantuan medis untuk memakai
3) Bisa melindungi dari PMS
4) Mudah didapat
5) Tidak merepotkan
d. Kerugian
Kegagalan terjadi jika kondom bocor atau robek
e. Efek Samping
1) Kondom dapat tertinggal di dalam alat kelamin ibu
2) Ibu bisa mengeluh keputihan yang banyak dan berbau
3) Terjadi infeksi ringan
4) Alergi
5) Mengurangi kenikmatan hubungan seksual
Lampiran 3 : Daftar Tilik

DAFTAR TILIK

PENUNTUN BELAJAR
MEMBERIKAN KONTRASEPSI HORMONAL DENGAN METODA SUNTIK
NO LANGKAH / TUGAS KASUS
1 2 3 4 5
1. Menyiapkan alat-alat di dekat bayi
Siapkanlah alat-alat dan bahan-bahan secara ergonomis
2. Menjelaskan kepada ibu ibu dan bayi mengenai prosedur yang akan
dilakukan
Bila ibu mengetahui dengan jelas mengenai prosedur/tindakan yang
akan dilakukan maka ia biasanya lebih mudah diajak untuk
bekerjasama
3. Mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan air mengalir lalu
mengeringkannya
Untuk pencegahan infeksi sebelum melaksanakan tindakan
Lepaskan semua perhiasan dari lengan dan tangan
4. Ambil spuit isi dengan obat yang akan disuntikkan
a. Buka dan buang tutup kaleng pada vial yang menutupi karet, apus
karet yang ada pada atas vial
b. Buka bungkus spuit
c. Jika jarum suntik terpisah gabungkan jarum dengan pipa suntik
d. Balikkan vial dengan mulut ke bawah, masukkan cairan suntik ke
dalam spuit, masukkan semua obat ke dalam spuit jangan ada
e. Jika spuit sudah terisi semua, keluarkan udara dari pipa suntik,
jangan sampai terdapat udara dalam pipa spuit pada saat penyuntikan
5. Atur posisi klien untuk penyuntikan obat, klien bisa duduk atau
berbaring
6. Bersihkan tempat yang akan disuntik dengan kapas alkohol atau air
steril
7. Suntikkan jarum di daerah penyuntikan dengan arah tegak lurus
hingga mencapai daerah otot. Apabila daerha penyuntikan terlalu
dangkal maka penyerapan obat akan lambat dan tidak bekerja segera
dan efektif
8. Sebelum penyuntikan obat, perlahan-lahan tarik sedikit pompa, bila
ada darah masuk ke dalam pipa suntik, tarik keluar jarum dan
suntikkan di tempat lain/bagian otot di dekatnya
9. Lakukan kembali aspirasi, apabila tidak terdapat darah, masukkan
obat secara perlahan-lahan
10. Angkat keluar jarum suntik dan bersihkan kulit sekali lagi dengan
kapas alkohol atau air steril
11. Membuang spuit yang telah dipakai ke tempat sampah khusus
12. Mencuci tangan dengan sabun di air mengalir, lalu mengeringkannya
13. Menulis di buku catatan mengenai tindakan yang telah dilakukan dan
merencanakan tanggal penyuntikan berikutnya
SKOR NILAI = ∑ NILAI X 100%
45
TANGGAL
PARAF PEMBIMBING
Lampiran 4 : Job sheeat

JOBSHEET

PROGRAM STUDI : Program Studi


MATA KULIAH : KB (Keluarga Berencana)
MATERI : KB suntik

OBJEKTIF PERILAKU MAHASISWA/I :


Setelah mengikuti demonstrasi ini dan mempelajari dalam waktu 30
menit,mahasiswa mampu mendemonstrasikan kembali tindakan suntik kb sesuai
langkah-langkah dengan tepat dan benar.

PETUNJUK BAGI MAHASISWA :


1. Baca dan pelajari lembar kerja dengan baik.
2. Siapkan alat-alat dan bahan yang dibutuhkan dan susun secara ergonomic.
3. Ikuti petunjuk yang ada pada job sheet.
4. Bekerja secara hati-hati dan teliti.
5. Tanyakan pada dosen bila terdapat hal-hal yang kurang dimengerti atau dipahami.
6. Laporkan hasil kerja setelah selesai melakukan latihan.

PERSIAPAN
1. Periksa dan pastikan semua alat, perlengkapan dan bahan-bahan yang diperlukan
sudah tersedia sesuai dengan job sheet.
2. Letakkan alat, perlengkapan dan bahan pada tempat yang mudah dijangkau dan
dalam keadaan bersih.
3. Gunakan teknik aseptic setiap saat.

ALAT dan BAHAN :


1. Spuit steril 3 ml
2. Bengkok
3. Handuk/ lap tangan
4. Kapas alcohol
5. Obat injeksi dalam vial atau ampul (depo provera, cyclofem)

KESELAMATAN KERJA :
1. Patuhi prosedur pekerjaan.
2. Pusatkan perhatian dan konsentrasi pada prosedur tindakan
3. Bertindak lembut dan hati-hati pada saat melakukan tindakan.
4. Sebelum prosedur, letakkan dan dekatkan peralatan dan bahan pada tempat yang
mudah terjangkau.
5. Gunakan alat dan bahan sesuai dengan kegunaannya
6. Perhatikan keadaan umum pasien selama melakukan prosedur.
7. Perhatikan teknik septik dan antiseptik.

PROSEDUR PELAKSANAAN

NO LANGKAH KERJA ILUSTRASI GAMBAR


1 Informed consent

2 Cuci tangan dengan sabun dan bilas


dengan air mengalir, keringkan dengan
handuk

3 Gunakan alat suntik sekali pakai yang


baru untuk setiap suntikan. Pasang jarum
pada semprit suntik dengan memasukkan
jarum pada mulut semprit penghubung

4 Sedot obat dari vial sampai habis,


keluarkan udara.

5 Gunakan kapas alkohol untuk men-


STERIL-kan wilayah injeksi
6 Tusukkan jarum steril ke bokong (otot
ventro gluteal) secara intra muskular
lakukan aspirasi kemudian suntikkan.

7 Buang alat suntik dengan benar.


Letakkan/buang ke wadah benda tajam
segera setelah pakai.

Lampiran 5 : leaflet dan poster KB

Leaflet KB
POSTER KB
Lampiran 6 : Dokumentasi
DOKUMENTASI KUNJUNGAN

Anda mungkin juga menyukai