DISUSUN OLEH :
SRI WAHYUNI
NIM. 2021080073
TAHUN 2022
1
LEMBAR PENGESAHAN
2
3
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya, saya
dapat menyelesaikan penyusunan Asuhan Kebidanan pada Ibu Ny ”T” P1001
Akseptor Kb Implan Di Puskesmas Jatikalen. Sebagaimana penulis menyadari
bahwa laporan Asuhan Kebidanan ini masih jauh dari kata kesempurnaan baik
dari isi maupun pembahasan .Oleh karena itu,s saya sangat mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun guna menyempurnakan tugas ini.
Dalam penyusunan asuhan kebidanan ini, banyak pihak yang telah
membantu dalam memberikan dukungan serta bimbingan kepada saya. Oleh
karena itu saya menggucap banyak berterima kasih kepada:
1. Agus Adiyono.S.Kep.Ners selaku kepala Puskesmas Jatikalen yang telah
memberikan kesempatan,fasilitas,dan bimbingan dalam memberikan
asuhan kebidanan Akseptor KB Implan sehingga dapat terselesaikan
dengan baik
2. Kusuma Prihartatik,SST selaku bidan coordinator sekaligus pembimbing
lahan yang telah banyak membantu member arahan dan bimbingan lahan
yang telah banyak membantu member arahan dan bimbingan selama
pelaksaan dan penyusunan laporan tugas Akhir ini
3. Dra. Hj. Soelijah Hadi, M.Kes. MM. selaku Ketua STIKes Husada
Jombang, yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas kepada kami
sehingga laporan ini dapat terselesaikan dengan baik
4. Bd.Wahyu Anjas Sari,SST.,M.Kes selaku pembimbing Akademik yang
telah memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan laporan stase
ini sehingga berjalanan dengan baik dan lancar
5. Keluarga saya yang senantiasa memberikan motivasi serta bantuan materi
dan spiritual yang tiada henti
Penulis menyadari banyak hal yang perlu ditambah dalam penyusunan
asuhan kebidanan ini, oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran dari
semua pihak sehingga asuhan kebidanan ini dapat bermanfaat bagi semua.
Jombang, 14 Mei 2022
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iii
4
BAB I PENDAHULAN.....................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................1
1.2 Tujuan ...............................................................................................3
1.2.1 Tujuan Umum..........................................................................3
1.2.2 Tujuan Khusus.........................................................................3
1.3 Batasan Manfaat................................................................................4
1.4 Metode Penulisan...............................................................................4
1.4.1 Studi kepustakaan......................................................................4
1.4.2 Praktik Langsung.......................................................................4
1.4.3 Bimbingan dan Konsultasi.........................................................4
5
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut PBB , penduduk dunia saat ini berjumlah 7,6 milliar.Angka ini
diperkirakan akan menanjak hingga 9,8 milliar pada tahun 2050.Demikian
laporan Departemen Populasi Divisi urusan sosial dan ekonomi Perserikatan
Bangsa- Bangsa (PBB) pada Juni 2017.
Berdasarkan data yang disampaikan oleh Menteri Dalam Negeri
(Mendagri) RI Tjahjo Kumolo, jumlah penduduk Indonesia per 31 desember
2015 yakni 182.588.494 jiwa. Sedangkan penduduk Indonesia per 30 juni 2016
sebanyak 257.912.349 jiwa. Maka dalam satu tahun penduduk Indonesia
bertambah sekitar 4 juta jiwa , sebagaimana dikatakan Kepala BKKBN Pusat
dr.Surya Chandra.Artinya dibulan juli 2017 jumlah penduduk Indonesia lebih
dari 262 juta jiwa.
Angka kematian ibu (AKI) diseluruh dunia adalah 216 per 100.000
6
KH atau sekitar 830 wanita meninggal setiap harinya karena komplikasi
kehamilan dan persalinan.Sustainable Depelopment Goals (SDGs) mempunyai
tujuan yang terkait dengan bidang kesehatan terdapat pada tujuan yang ke-3
yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua
orang disegala usia.SDGs yang berisi 17 tujuan dan 169 target, menargetkan
penurunan angka kematian ibu pada tahun 2030 adalah dibawah 70 per 100.000
KH dan menurunkan angka kematian neonatal hingga 12 per 1000 KH. (WHO
,2017).
Pencapaian kesehatan ibu di Indonesia masih rendah karena AKI
dan AKB masih cukup tinggi.Berdasarkan Survey Penduduk Antar Sensus (
SUPAS) menunjukkan AKI sebanyak 305 per 100.000 KH , dan jumlah AKB
22,23 per 1000KH. (Kemenkes, 2017). Berdasarkan profil kesehatan
kabupaten/kota propinsi Sumatera Utara sebanyak 239 per
100.000KH.Sedangkan AKB di Sumut 4 per 1.000KH. (Profil Sumut,2016).
Menurut World Health Organization (WHO) (2016) penggunaan
kontrasepsi meningkat dari 54% pada tahun 2014 dan 60,3% pada tahun
2016.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Diharapkan mahasiswa Stikes Husada Jombang dapat
melaksanakan Asuhan Kebidanan pada klien akseptor baru KB
Implan dengan menerapkan manajemen kebidanan.
1.2.2 Tujuan Khusus
Di harapkan mahasiswa Stikes Husada Jombang mampu:
1. Melakukan pengkajian data Subyektif dan data Objektif
2. Menentikan Analisa pada Klien akseptor KB Implan
3. Membuat perencanaan sesuai dengan data Subyektif, Objektif dan
Analisa yng telah didapatkan.
9
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Dasar KB
2.1.1 Pengertian
Keluarga berencana adalah suatu usaha yang mengatasi
banyaknya jumlah kelahiran sedemikian rupa sehingga bagi ibu
maupun bagi ayah dan keluarganya tidak akan menimbulkan
kerugian sebagai akibat langsung dari kelahiran tersebut (Irianto,
2015).
Kontrasepsi adalah usaha-usaha untuk mencegah terjadinya
kehamilan. Usaha-usaha itu dapat bersifat sementara, dapat juga
permanen. Yang bersifat permanen dinamakan pada wanita
tubektomi dan pada pria vasektomi (Saifuddin, 2014).
2.1.2 Macam-macam Alat Kontrasepsi
1. Metode Amenore Laktasi (MAL)
a. Pengertian
MAL adalah kontrasepsi yang mengandalkan pemberian
ASI secara ekslusif. Cara kerjanya yaitu penundaan dengan
tekanan ovulasi.
b. Keuntungan Kontrasepsi
Efektivitas tinggi keberhasilan 98% pada enam bulan
pasca salin, segera efektif dan tidak menganggu sengama.
Tidak ada efek samping secara sistematik, tidak perlu
pengawasan medis dan obat atau tanpa biaya.
c. Penggunaan MAL
Ibu yang menyusui secara ekslusif, bayinya berumur
kurang dari 6 bulan dan belum mendapat haid setelah
melahirkan.
d. Bukan Pengguna MAL
Bukan pengguna MAL jika sudah mendapat haid setelah
bersalin, tidak menyusui secara ekslusif, bayi sudah berumur
lebih dari 6 bulan serta berkerja dan terpisah dengan bayi lebih
dari 6 bulan.
2. Kondom
10
a. Pengertian
Kondom merupakan selubung karet yang dapat terbuat
dari berbagai bahan diantaranya karet, plastic, atau bahan
alami, yang dipasang dipenis saat berhubungan seksual.
b. Cara kerja
Kondom menghalangi terjadinya pertemuansperma dan
sel telur dengan cara mengemas sperma diujung selubung karet
yang dipasang pada penis sehingga sperma tidak tercurah
kedalam saluran reproduksi perempuan. Keuntungan dari
kondom yaitu cara pemakaian yang sederhana dan murah, dan
harus diperhatikan bahwa tidak ada kebocoran dalam sperma.
c. Efektivitas
Kondom cukup efektif bila dipakai secara benar setiap
kali berhubungan seksual, secara ilmiah didapatkan hanya
sedikit angka kegagalan kondom yaitu 2-12 per 100
perempuan pertahun efektif untuk menghindari HIV/AIDS dan
penyakit menular seksual (Saifuddin, 2014)
3. Pil
a. Pengertian
Pil ini adalah hormone yang mengandung esterogen dan
progesterone yang diminum setiap hari.
b. Keuntungan
Kesuburan segera kembali, mengurangi rasa nyeri waktu
haid, mudah menggunakannya, dan tidak mempengaruhi
produksi ASI pada pil Mini.
c. Kerugian
Harus diminum tiap hari, dapat mempengaruhi ASI pada
pil kombinasi, tidak dianjurkan pada wanita usia > 50 tahun
dan perokok karena akan mempengaruhi keseimbangan
metabolism tubuh.
d. Cara penggunaan
Pil pertama diminum hari ke lima haid berturut-berturut
setiap hari 1 pil. Jika lupa minum pil satu hari maka segera
minum dua tablet keesokan harinya. Kecuali pemakai yang
tidak hamil.
4. KB Suntik
a. Pengertian
11
Kb suntik Adalah obat yang disuntikkan ke bokong ibu
suntik KB ada 2 macam yaitu KB suntik 1 bulan dan KB
suntik 3 bulan
b. Keuntungan dan kerugian serta efek samping KB suntik 1
bulan
Menimbulkan haid yang teratur tiap bulan dan kesuburan
cepat kembali setelah suntik dihentikan sementara kerugian
KB suntik 1 bulan yaitu penyuntikan lebih sering 1 bulan
sekali, biaya lebih tinggi/ lebih mahal dan mempengaruhi ASI.
Efek samping dari KB suntik 1 bulan haid tidak teratur,
mual dan muntah sakit kepala dan terjadi perubahan berat
badan.
c. Keuntungan dan kerugian serta efek samping KB suntik 3
bulan
Penyuntikan dilakukan setiap 3 bulan, tidak
mempengaruhi produksi ASI, biaya lebih murah, sementara
kerugiannya yaitu haid tidak teratur setiap bulan dan
berkepanjangan sementara efeksampingnya yaitu gangguan
haid, berat badan bertambah, dan sakit kepala.
5. Implant
a. Pengertian
Adalah kapsul batangan yang berbentuk seperti korek
api, ada yang berjumlah 2 biji untuk 3 tahun dan 6 biji untuk 5
tahun.
b. Keuntungan dan kerugian impalant
Aman digunakan setelah melahirkan dan menyusui dan
mengurangi nyeri haid dan kerugian dari implant yaitu nyeri
kepala dan mual, peningkatan dan penurunan BB serta
membutuhkan tidakan bedah minor untuk pemasangan dan
pencabutan (Iriyanto, 2015)
6. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR/IUD)
a. Pengertian
Alat kontrasepsi yang dimasukkan kedalam rahim,
umumnya berbentuk T.
b. Keuntungan
1) Sebagai kontasepsi, efektivitasnya tinggi. Sangat tinggi,
0,6-0,8 kehamilan /100 perempuan dalam satu tahun
12
pertama (1 kegagalan dalam 125-170 kehamilan)
2) AKDR dapat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-
ingat.
3) Tidak mempengaruhi hubungan seksual
4) Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut
untuk hamil
5) Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu AKDR (Cu T
-380 A)
6) Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI
7) Dapat dipasang segera stelah melahirkan atau setelah
abortus (apabila tidak terjadi infeksi).
8) Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun atau lebih
setelah haid terakhir)
9) Tidak ada interaksi dengan obat-obat
10) Membantu mencegah kehamilan ektopik
c. Kerugian
1) Efek samping yang umum terjadi
a) Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama
dan akan berkurang setelah 3 bulan).
b) Haid lebih lama dan banyak
c) Perdarahan (Spotting) antar menstruasi
d) Saat haid lebih sakit
2) Komplikasi lain:
a) Merasakan sakit dan kejang selama 3-5 hari setelah
pemasangan.
b) Perdarahan berat pada waktu haid atau Antara yang
memungkinkan penyebab anemia.
3) Tidak mecegah IMS termasuk HIV/AIDS
4) Tidak baik digunakan pada perempuan yang sering berganti
pasangan.
5) Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan
IMS memakai AKDR PRP dapat memeicu infertilitas.
6) Prosedur medis termasuk pemeriksaan pelvik diperlukan
dalam pemasangan AKDR, sering kali perempuan takut
selama pemasangan.
7) Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera
setelah pemasangan AKDR biasanya menghilang dalam 1-2
13
hari.
8) Klien tidak dapat melepas AKDR oleh dirinya sendiri,
petugas kesehatan yang terlatih yang harus melepaskan
AKDR.
9) Mungkin AKDR keluar dari uterus tanpa diketahui (sering
terjadi apabila AKDR dipasang segera sesudah melahirkan).
10) Tidak mencegah terjadinya kehamilan etopik karena fungsi
AKDR untuk mencegah kehamilan normal.
11) Perempuan harus memeriksa posisi bennang AKDR dan
waktu ke waktu, untuk melakukan ini perempuan harus
memasukan jarinya kedalam vagina, sebagian perempuan
tidak mau melakukan ini.
12) Kram saat haid, keputihan.
d. Efek samping AKDR
1) Amenorea
2) Kejang
3) Perdarahan Vagina yang hebat dan tidak teratur
4) Benang yang hilang
5) Adanya pengeluaran cairan dari vagina / dicurigai adanya
PRP
e. Cara Kerja
1) Menghambat kemapuan sperma untuk ke tuba falopi.
2) Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum
uteri.
3) AKDR berkerja terutama mencegah sperma dan ovum
bertemu walaupun membuat sperma sulit masuk kedalam
alat reproduksi perempuan dan mengurangi kemampuan
sperma untuk fertilisasi.
4) Memungkinkan untuk mencegah implementasi telur dalam
uterus.
f. Waktu penggunaan
1) Setiap waktu dalam siklus haid.
2) Hari pertama sampai ke-7 siklus haid.
3) Segera setelah melahirkan selama 48 jam pertama atau 4
minggu pasca salin, setelah 6 bulan apabila menggunakan
metode amenorea laktasi (MAL) perlu diingat angka
ekspulsi tinggi pada pemasangan atau selama 48 iam pasca
14
salin.
4) Setelah menderita abortus (segera atau dalam waktu 7 hari)
apabila tidak ada gejala infeksi.
5) Selama 1 sampai 5 hari setelah senggama tidak dilindungi.
7. Tubektomi/ MOW dan Vasektomi/MOP
a. Pengertian
MOW adalah kontrasepsi permanen pada perempuan
untuk mereka yang tidak ingin mempunyai anak lagi. MOP
adalah kontrasepsi permanen pada laki-laki untuk mereka yang
tidak ingin mempunyai anak lagi.
b. Keuntungan dan Kerugian KB MOW dan MOP
MOW tidak mempengaruhi ASI< tidak menggangu
hubungan intim sementara kerugiannya ayitu peluang untuk
mempunyai anak lagi sangat kecil dan memerlukan operasi
minor. MOP tidak menggangu hubungan intim, pasien tidak
perlu dirawat di rumah sakit seme ntara kerugiannya peluang
mempunyai anak lagi sangat kecil dan memerlukan operasi
minor (Saifuddin, 2014).
2.1.3 Syarat-syarat Kontrasepsi
Aman atau tidak berbahaya, dapat diandalkan, sederhana,
sedapat-dapatnya tidak usah di kerjakan seorang dokter, murah,
dapat di terima, pemakaian jangka panjang.
2.1.4 Indikasi Alat Kontrasepsi
Menurut Biran. A (2015) seseorangan yang diperbolehkan
menggunakan alat kontrasepsi tertentu adalah sebagai berikut:
a. Kontrasepsi hormonal : usia reproduksi, menghendaki kontrasepsi
yang efektif, menyusui (untuk penggunaan kontrasepsi
progesteron), setelah melahirkan dan tidak menyusui, anemia
defisiensi besi, setelah abortus atau keguguran.
b. Kontrasepsi non hormonal: usia produktif, keadaan nulipara,
menginginkan kontrasepsi jangka panjang, menyusui dan ingin
menggunakan alat kontrasepsi, setelah melahirkan, rendah risiko
IMS, tidak menghendaki dan tidak diperbolehkan menggunakan
kontrasepsi hormonal.
2.1.5 Kontra Indikasi Alat Kontrasepsi
Menurut Biran. A (2011) seseorangan yang tidak
diperbolehkan menggunakan alat kontrasepsi tertentu adalah sebagai
15
berikut:
a. Kontrasepsi hormonal:
- Hamil atau diduga hamil.
- Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
- Penyakit hati akut, Riwayat penyakit jantung, Stroke,
- Atau dengan tekanan darah tinggi (> 180/110 mmHg),
- Riwayat kelainan tromboemboli atau dengan kencing manis
>20 tahun,
- Kelainan pembuluh darah yang menyebabkan sakit kepala atau
migrain,
- Keganasan pada payudara,
- Pengunaan obat-obatan rutin pada penderita TBC dan epilepsi.
b. Kontrasepsi non hormonal :
Sedang hamil atau diduga hamil, Perdarahan pervaginam
yang tidak diketahui penyebabnya, Sedang menderita penyakit
infeksi genetalia, Tiga bulan terakhir tidak sedang mengalami
atau sering menderita abortus septik, kelainan bawaan uterus
yang abnormal atau tumor jinak rahim yang dapat memengaruhi
kavum uteri, penyakit trofoblas ganas, kanker pada genetalia,
Anemia, Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm.
2.1.6 Konseling Keluarga Berencana
Konseling merupakan aspek yang sangat penting dalam
pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan kesehatan reproduksi,
konseling yang baik akan membantu klien dalam menggunakan
kontrasepsinya labih lama dan meningkatkan keberhasilan KB.
a. Teknik Konseling
- SA: SApa dan Salam kepada klien secara terbuka dan sopan
- T : Tanyakan pada klien informasi tentang dirinya
- U : Uraikan kepada klien mengenai pilihannya dan beritahu
apa pilihan reproduksi yang paling mungkin, termasuk pilihan
beberapa jenis kontrasepsi
- TU: Bantulah pasien menemukan pilihannya.
- J : Jelaskan secara lengkap bagaimana menggunakan
kontrasepsi pilihannya
- U : Perlunya dilakukan kunjungan Ulang
2.1.7 Sasaran Gerakan KB
a. Pasangan usia subur dan Pelaksana dan pengelola KB
16
b. Sasaran wilayah dengan laju pertumbuhan penduduk tinggi dan
wilayah khusus seperti sentral industri, pemukiman padat, daerah
kumuh, daerah pantai dan daerah terpencil.
2.1.8 Visi Dan Misi KB
Visi :
Keluarga Berkualitas tahun 2015. Keluarga yang berkualitas
adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki
jumlah anak yang ideal, berwawasan kedepan, bertanggung
jawab, harmonis dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Misi :
1. Memberdayakan masyarakat untuk membangun keluarga kecil
berkualitas.
2. Menggalang kemitraan dalam peningkatan kesejahteraan,
kemandirian, dan ketahanan keluarga.
3. Meningkatkan kualitas pelayanan KB dan kesehatan
reproduksi.
4. Meningkatkan promosi, perlindungan, dan upaya mewujudkan
hak-hak reproduksi.
5. Meningkatkan upaya pemberdayaan perempuan untuk
mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender melalui program
keluarga berencana.
6. Mempersiapkan sumber daya manusia berkualitas sejak
pembuahan dalam kandungan sampai dengan lanjut usia.
(BkkbN, 2012)
2.1.9 Tujuan KB
a. Meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan ibu dan anak
serta keluarga dan bangsa pada umumnya.
b. Meningkatkan martabat kehidupan rakyat dengan cara
menurunkan angka kelahiran sehingga pertambahan penduduk
tidak melebihi kemampuan untuk meningkatkan reproduksi.
Berdasarkan tujuan BKKBN 2012 dapat disimpulkan bahwa kerja
keras yang dilaksanakan BKKN secara nasional di tahun 2012
sudah berhasil namun belum maksimal. Karena berdasarkan hasil
sementara Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia( SDKI)
2012 mengisyaratkan bahwa indicator pembangunan
Kependudukan dan Keluarga Berencana yang menjadi tanggung
jawab BKKBN seperti, TFR, ASFR, CPR dan Unmet need belum
17
tercapai.
2.1.10 Penapisan Klien
Tujuan utama penapisan klien sebelum pemberian suatu
metode kontrasepsi (misalnya pil KB, suntikan atau AKDR) adalah
untuk menemukan apakah ada kehamilan, keadaan yang
membutuhkan perhatian khusus, dan masalah (misalnya diabetes
atau tekanan darah tinggi) yang membutuhkan pengamatan dan
pengelolaan lebih lanjut. Berikut adalah daftar tilik penapisan pasien.
Tabel 2.1 Daftar Tilik Penapisan Klien (Metode Nonoperatif)
Metode Hormonal (pil kombinasi, pil progestin, suntikan dan susuk) Ya Tidak
Apakah hari pertama haid terakhir 7 hari yang lalu atau lebih
Apakah anda menyusui dari 6 minggu pascapersalinan
Apakah mengalami perdarahan bercak antara haid setelah bersengama
Apakah pernah icterus pada kulit atau mata
Apakah Pernah nyeri kepala hebat atau gangguan visual
Apakah pernah nyeri hebat pada betis, paha atau dada, atau tungkai
bengkak (edema)
Apakah pernah tekanan darah diatas 160 mmHg (sistolik) dan 90
mmHg (diastolic)
Apakah ada masa atau benjolan pada payudara
Apakah anda sedang minum obat-obatan anti kejang (epilepsy)
AKDR (semua jenis tembaga dan progestin)
Apakah hari pertama haid 7 hari yang lalu
Apakah klien memiliki pasangan seks lain
Apakah pernah mengalami infeksi menular seksual
Apakah pernah mengalami radang panggul atai kehamilan ektopik
Apakah pernah mengalami haid banyak (lebih 1-2 kotex tiap 4 jam)
Apakah pernah mengalami haid lama (lebih 8 hari)
Apakah pernah menglami dismenorhoe berat yang membutuhkan
analgetika dan atau istirahat baring
Apakah mengalami perdarahan/bercak Antara haid setelah bersengama
Apakah pernah mengalami gejala penyakit atau konginetal
Sumber: BKKBN.2013
1. Apabila Klien menyusui dan kurang dari 6 minggu
pascapersalinan maka pil kombinasi adalah metode pilihan
terakhir.
2. Tidak cocok untuk pil progestin (minipil), suntikan (DMPA atau
NET-EN), atau susuk
3. Tidak cocok untuk suntikan progestin (DMPA atau NET-EN)
Daftar Tilik untuk Petugas:
Pada halaman belakang lembar persetujuan tindakan medis
terhadap daftar tilik untuk petugas yang digunakan untuk
mengingat petugas adanya beberapa aspek aspek yang harus
dijelaskan kepada klien melalui beberapa pertanyaan yang
18
berkaitan dengan metode kontrasepsi mantap pria/perempuan,
implant, dan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) (cara kerja,
kontra indikasi, efek samping, komplikasi, kegagalan,
keuntungan/kerugian, jadwal/tempat kunjungan ulang,
persyaratan kontap pria/perempuan dan rekanalisasi serta
keberhasilannya, risiko pencabutan AKDR/implant). Pertanyaan
tersebut harus di jawab sendiri oleh tenaga petugas dengan
mengisi kode-kode pada kotak yang sesuai.
Persyaratan Pemakaian KB Suntik 3 bulan menurut Kriteria
WHO:
Yang dapat menggunakan
- Usia reproduktif
- Keadaan nulipara
- Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang
- Menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi
- Setelah melahirkan dan tidak menyusui bayinya
- Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi
- Risiko rendah dari IMS
- Tidak pernah tekanan darah diatas 160 mmhg ( sistolik) atau
90mmhg (diastolic).
- Tidak pernah nyeri kepala hebat atau gangguan visual.
- Tidak menyukai untuk mengingat-ingat minum pil setiap hari
- Tidak menghendaki kehamilan setelah 1-5 hari senggama (lihat
kontrasepsi darurat)
Pada umumnya ibu dapat menggunakan KB Suntik 3 bulan
dengan aman dan efektif.
KB Suntik 3 bulan dapat digunakan pada ibu dalam segala
kemungkinan keadaan misalnya:
- Perokok
- Pasca keguguran atau kegagalan kehamilan .
- Gemuk ataupun yang kurus
- Sedang menyusui
Catatan: semua keadaan tersebut sesuai dengan kriteria WHO,
WHO Eligibility Criteria category.
19
20
2.2 Pathway Kontrasepsi
21
2.3 Konsep Asuhan Kebidanan KB
A. Langkah
1. Pengumpulan Data Dasar
a. Data Subjektif
Merupakan data yang diperoleh langsung dari klien
melalui anamnese yang berhubungan dengan masalah sudut
pandang pasien. Data subjektif selain diperoleh dari hasil
bertanya langsung dari pasien, juga dapat diperoleh dari
suami atau keluarga.
1) Biodata
Meliputi identitas ibu pada pemeriksaan kehamilan.
- Nama : Nama klien dan suami perlu ditanya agar
tidak keliru bila ada kesamaan nama klien lain
- Umur : dalam kurun waktu reproduksi sehat, dikenal
bahwa usia aman 20-35 tahun untuk dilakukan
pasangan kontrasepsi.
- Pendidikan : untuk mengetahui tingkat intelektual,
karena tingkat pendidikan mempengaruhi sikap,
perilaku kesehatan
- Perkerjaan : perkerjaan ibu dan suami untuk
mengetahui bagimana taraf hidup dan social
ekonominya agar nasehat kita sesuai, juga untuk
mengetahui apakah perkerjaan membahayakan atau
tidak
- Agama : berhubungan dengan perawatan penderita,
misalnya dalam agamanya tidak boleh makan daging
dan sebaginya.
- Alamat : untuk melengkapi identitas klien, menjaga
kemungkinan bila ada alamat yang sama
- Suku : untuk mengetahui adat kebiasaan dari pasien
yang mungkin ada pengaruhnya selama penggunaan
kontrasepsi klien.
22
2) Keluhan utama
- Keluhan yang dikatakan oleh ibu saat pengkajian atau
pada saat ini, sehingga ibu datang ke petugas
kesehatan.
3) Riwayat menstruasi
- Mengkaji siklus menstruasi ibu normal atau tidak dan
kapan hari peratama haid terahir ibu. Dilakukan guna
memastikan ibu hamil atau tidak, ibu dalam masa
menstruasi atau tidak.
4) Riwayat Obstetri
- Mengkaji jumlah anak, jarak kelahiran dan apakah ibu
menyusui atau tidak.
5) Riwayat Penyakit Ibu
- Ditanyakan apakah ibu mempunyai riwayat penyakit
darah tinggi, penyakit jantung, diabetes mellitus atau
penyakit-penyakit lain yang dapat diperberat akibat
penggunaan alat kontrasepsi tertentu.
6) Riwayat Psikologi
- Mengkaji minat ketersediaan ibu, suami dan keluarga
dalam penggunaan Kontrasepsi.
7) Riwayat pemakaian KB yang lama
- Mengkaji alat ontrasepsi yang dulu pernah digunakan
oleh ibu, apakah ada ketidak cocokan dengan alat
kontrasepsi tertentu.
b. Data Objektif
Data Objektif adalah data yang diperoleh dari
pemeriksaan yang secara langsung dilakukan kepada ibu.
Pemeriksaan yang perlu dilakukan yaitu:
1) Pemeriksaan Umum
- Untuk mengetahui keadaan pasien secara umum seperti:
a) Keadaan Umum, yaitu berupa keadaan pasien secara
keseluruhan
23
b) Kesadaran, yaitu untuk menciptakan gambaran tentang
kesadaran pasien (melakukan pengkajian derajat
kesadaran dari composmentis sampai koma).
c) Tanda-Tanda Vital, yaitu untuk mengetahui keadaan
tanda-tanda vital dari pasien apakah normal atau tidak.
Tanda-tanda vital tersebut berupa:
- Tekanan darah: dengan mengukur tekanan darah
diharapkan dapat mengetahui apakah pasien tersebut
mengalami hipertensi yang ditandai dengan tekanan
darah > 140/90 mmHg dan hipotensi < 90/60 mmHg
dan tekanan darah normal 120/80 mmHg.
- Nadi : untuk mengetahui frekuensi nadi pasien yang
normalnya 80- 100 x/mnt.
- Pernapasan : untuk mengetahui frekuensi nafas pasien
yang normalnya 16 – 24x/ mnt
- Suhu : untuk mengetahui suhu tubuh pasien
apakah terjadi infeksi atau tidak. Suhu normal 36 oC –
37oC
2) Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
- Muka : Pucat atau tidak, oedem atau tidak, terdapat
chloasma atau tidak
- Mata : Keadaan selaput lendir mata, sklera, tanda
conjungtivitis.
- Mulut : Bibir pucat atau tidak.
- Ketiak : ada atau tidaknya perbesaran kelenjar lymfe
- Payudara : Ada tidaknya massa pada payudara
- Ekstermitas atas dan bawah: pucat atau tidak, oedema
atau tidak
- Vulva : Ada kelainan atau tidak.
b. Palpasi
24
- Leher : Pembesaran kelenjar thyroid atau tidak,
adakah bendungan vena jugularis, adakah pembesaran
kelenjar lymfe.
- Payudara: Adakah benjolan.
- Lipatan paha: Adakah pembesaran kelenjar lymfe,
adakah hernia inguinalis.
3) Pemeriksaan Penunjang
- Dilakukan sesuai dengan KB yang telah dipilih oleh
klien
- Langkah 2: Merumuskan Masalah/Diagnosa
Contoh Diagnosa: calon akseptor KB suntik 3 bulan.
- Langkah 3: Identifikasi Diagnosa/Masalah Potensial
Langkah ini Bidan mengidentifikasi masalah,
diagnosa potensial berdasarkan diagnosa masalah
yang sudah teridentifikasi. Contoh: Potensial terjadi
gangguan haid.
- Langkah 4: Identifikasi dan Menetapkan Tindakan
Segera Menetapkan kebutuhan segera baik untuk
melakukan kolaborasi dengan dokter maupun tenaga
kesehatan lain berdasarkan kondisi klien.
- Langkah 5: Intervensi
Lakukan pendekatan therapeutik.
Rasional: Dengan melakukan pendekatan
therapeutik pada ibu dapat membangun
kepercayaan dan kerjasama yang baik antara ibu
dengan petugas kesehatan. Jelaskan pada ibu
tentang keuntungan, efek samping dan komplikasi
yang mungkin terjadi setelah melakukan KB suntik
3 bulan.
Rasional: Dengan memberikan informasi tentang
keuntungan dan efek samping dapat menambah
pengetahuan ibu dan ibu dapat mempertimbangkan
25
pilihannya. Selain itu, ibu dapat mempersiapkan
diri dalam menerima efek samping yang mungkin
dapat terjadi.
- Fasilitasi informed consent.
Rasional: Dengan adanya informed consent dapat
digunakan sebagai tanda bukti persetujuan
tindakan yang akan dilakukan.
- Berikan dukungan moril dan spiritual.
Rasional: Dengan memberikan dukungan moril
dan spiritual dapat memberikan rasa aman dan
nyaman kepada ibu sebelum tindakan.
- Lakukan persiapan pasien tindakan
Rasional: Dengan melakukan persiapan tindakan
dapat membantu kelancaran proses operasi.
- Langkah 6: implementasi
Langkah ini merupakan pelaksanaan rencana-rencana
yang telah disusun sebelumnya dan dilakukan oleh
Bidan atau sebagian oleh tim kesehatan yang lain.
a. Melakukan pedekatan therapeutik pada ibu dengan
memperkenalkan diri dan bersikap ramah.
b. Menjelaskan pada ibu tentan keuntungan, efek
samping dan komplikasi dari KB.
c. Memfasilitasi informed consent.
d. Memberikan dukungan moril dan spiritual kepada
ibu sebelum tindakan operasi.
e. Melakukan persiapan tindakan
- Langkah 7: Evaluasi
Langkah ini pengecekan apakah rencana asuhan
tersebut efektif, jika memang benar efektif dalam
pelaksanaannya didalam pendokumentasian/catatan
asuhan yang ditetapkan dalam SOAP. (Saifuddin,
A.B., 2014)
26
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN
PADA NY ”S” P1001 AKSEPTOR KB IMPLAN
DI PUSKESMAS JATIKALEN
No. RM : 0069xxx
Tanggal : 14 Mei 2022
Jam : 10:00 WIB
Pengkaji : Bidan
1. Pengkajian Data
Nama : Ny. T Nama : Tn. Z
Umur : 26 tahun Umur : 27 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Perkerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Alamat : Dsn.Gondang Wetan.RT/RW01/02.Ds.Jatikalen.Nganjuk
2. Data Subyektif
a. Alasan Kunjungan
Ibu mengatakan ingin pasang KB Implan
b. Keluhan Utama
Ibu mengatakan mengalami haid hari ke 6
c. Riwayat Penyakit/Kesehatan sekarang
Ibu mengatakan dalam kesehatan sekarang tidak memiliki penyakit
hipertensi,kencing manis,jantung dan paru
d. Riwayat penyakit yang pernah diderita atau operasi
Ibu mengatakan tidak pernah punya riwayat penyakit bekas operasi
27
e. Riwayat Penyakit Keluarga (Ayah, Ibu, Adik, Paman, Bibi) yang
pernah menderita sakit
f. Riwayat Gynekologi
g. Riwayat kebidanan
- Sebelum ikut KB
Menarche : 13 tahun
Siklus : 28-30hari
Teratur/tidak : Teratur
Konsistensi : Cair
28
Flour albus : Ada, 3 hari sebelum haid, tidak bau, tidak gatal, jernih.
- Setelah ikut KB
29
dalam 1 minggu, ganti pakaian 2x sehari kalau pakaian dalam setiap
basah diganti.
3. Data Objektif
a. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV :
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Respirasi : 22 x/menit
Suhu : 36,8 0C
BB sebelum KB : 50 kg
BB sekarang : 53kg
Tinggi badan : 158 cm
b. Pemeriksaan Fisik
1) Kepala :
Simetris, tidak ada ketombe, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan.
2) Mata :
Simetris, conjungtiva merah muda, sklera putih.
3) Hidung :
Simetris, tidak ada sekret, tidak ada polip.
4) Mulut :
Tidak pucat, tidak ada stomatitis.
5) Telinga :
Simetris, tidak ada serumen, tidak ada gangguan pendengaran.
30
6) Leher :
Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan limfe, dan tidak ada
bendungan vena jugularis.
7) Payudara :
Simetris, tidak oedema, tidak ada nyeri tekan.
8) Abdomen :
Tidak pembesaran yang abnormal, tidak ada bekas operasi.
9) Genetalia :
Tidak dilakukan
10) Anus :
Tidak dilakukan
11) Ekstremitas
Atas : Refleksi positif, tidak ada varises, tidak odema.
Bawah : Refleksi positif, tidak ada varises, tidak odema.
c. Pemeriksaan Penunjang
- Hb : Tidak dilakukan
- Pap Smear : Tidak dilakukan
5. Analisa Masalah
PI00I Akseptor KB Implan
31
6. Penatalaksanaan
Tanggal : 14 Mei 2022
Jam : 11.00 WIB
32
BAB IV
PEMBAHASAN
33
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kontrasepsi suntikan progestin adalah jenis kontrasepsi sangat efektif,
aman, dapat dipakai oleh semua perempuan usia produksi, kembalinya
kesuburan lebih lambat rata-rata 4 bulan, cocok untuk massa laktasi karena
tidak menekan produksi ASI.
Dari pengkajian didapatkan salah satu efek samping kontrasepsi yaitu
amenorhoe. Gejala yang ditemukan adalah klien tidak haid selama + 9 bulan.
Untuk mendapatkan data yang lengkap dan spesifik diperlukan komunikasi
yang baik antara pasien, keluarga dan petugas.
Dari diagnosa, masalah dan kebutuhan yang ditemukan pada akseptor
KB Implan. Pada dasarnya diagnosa dan masalah yang timbul pada akseptor
KB Implan tergantung dari kondisi fisik dan psikologis klien.
Masalah potensial yang perlu diantisipasi tidak ada masalah yang
terjadi. Dalam melakukan asuhan kebidanan dilakukan evaluasi sesuai kriteria
hasil yang ditetapkan dalam perencanaan, guna menilai hasil yang telah
dilakukan pada masing-masing diagnosa dan masalah. Pada kasus ini yang
diterapkan sesuai dengan kriteria hasil yaitu klien mengerti setelah diberi
penjelasan.
5.2 Saran
a) Bagi Klien
Diharapkan klien mengerti tentang kondisinya dan hendaknya
mengikuti sertakan suami dalam memberikan asuhan kebidanan.
Dukungan dan keaktifan dari keluarga khususnya sangat menunjang
dalam mengatasi permasalahan klien.
35
DAFTAR PUSTAKA
BKKBN, 2015, Buku Saku Bagi Petugas Lapangan Program KB Nasional Materi
Konseling, Jakarta: BKKBN.
Biran, A. 2008. Kontrasepsi, Keluarga Berencana, Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta.
Depkes RI, 2012. Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta.
Hartanto, H., 2018, Keluarga Berencana dan Kontrasepsi, Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan.
Handayani, S., 2010, Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana, Yogyakarta:
Pustaka Rihama.
Mansjoer Arif dkk. 2009. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I. Media Aesculaplus.
Jakarta.
Manuaba. 2015. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & Keluarga Berencana
Untuk Pendidikan Bidan. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Prawirohardjo,S., 2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Saifuddin, AB, 2014. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: Yayasan Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
36
FOTO DOKUMENTASI
37
38