Disusun Oleh :
Yoana Pricilia Rumangkang
(2021080680)
TA 2021/2022
LEMBAR PENGESAHAN
Sorong,…...November 2022
Mahasiswi,
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya, saya dapat
menyelesaikan penyusunan Asuhan Kebidanan Pada Akseptor KB Implan Ny“M” P3A0 Usia
32 TahunDi Ruang KIA/KB Puskesmas Sorong Barat, Kota Sorong
Dalam penyusunan asuhan kebidanan ini, banyak pihak yang telah membantu dalam
memberikan dukungan serta bimbingan kepada saya. Oleh karena itu saya menggucap
banyak berterima kasih kepada:
1. Dra. Hj. Soelijah Hadi, M.Kes. MM, selaku Direktur STIKES HUSADA JOMBANG
yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas kepada penulis sehingga laporan ini dapat
terselesaikan dengan baik.
2. Zeny Fatmawati, SST., M.PH, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Bidan
STIKES Husada Jombang
3. Wahyu Anjas Sari, SST.,M,Kes), selaku Pembimbing Institusi Pendidikan.
4. M.Saleh Siregar,S.Sos,M.Kes. selaku Kepala Puskesmas Sorong Barat yang telah
memberi izin dinas ke Puskesmas Sorong Barat
5. Nuraida Syagawati S.Tr.Keb, selaku Pembimbing LahanPraktik
6. Ny. Fanny Karubaba yang telah bersedia menjadi study kasus penulis
Penulis menyadari banyak hal yang perlu ditambah dalam penyusunan asuhan
kebidanan ini, oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak sehingga
asuhan kebidanan ini dapat bermanfaat bagi semua.
Sorong, November 2022
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR LAMPIRAN
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
penyebabnya, riwayat kanker, perempuan yang tidak dapat menerima perubahan pola
haid yang terjadi (Sulistyawati, 2015).
Dari penjelasan di atas maka penulis tertarik dengan pengambilan kasus asuhan
kebidanan pada akseptor KB implan pada Ny.F di Puskesmas Sorong Barat, Kota Sorong
Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah dalamasuhan kebidanan ini
adalah “Bagaimana asuhan kebidanan pada akseptor KB implanpada Ny.F di Puskesmas
Sorong Barat, Kota Sorong”.
1.3 Tujuan
Umum
Khusus
Mampu melakukan pengkajian data secara lengkap pada Ny. F di Puskesmas Sorong
Barat, Kota Sorong”.
1. Mampu mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial yang mungkin timbul pada
Ny.F di Puskesmas Sorong Barat, Kota Sorong.
4. Dapat mendokumentasikan semua temuan dan tindakan yang diberikan pada Ny. F di
Puskesmas Sorong Barat, Kota Sorong
1.4 Manfaat
Manfaat Teoritik
Sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan Tugas Asuhan Kebidanan Stase II di
Program Studi Profesi Bidan STIKES Husada Jombang.
Manfaat Praktis
1. Manfaat Ilmiah
Dari hasil pendokumentasian Asuhan Kebidanan ini dapat menjadi sumber informasi
dan memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dan bahan acuan bagi penyusunan
ASKEB pada akseptorKB implanselanjutnya.
3. Bagi Penulis
4. Bagi Klien
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
A. Pengertian Keluarga Berencana
Keluarga berencana merupakan usaha suami-istri untuk mengukur jumlah dan jarak anak
yang di inginkan.Usaha yang dimaksud termasuk kontrasepsi atau pencegahan kehamilan
dan perencanaan keluarga.Prinsip dasar metode kontrasepsi adalah mencegah sperma
laki-laki mencapai dan membuahi telur wanita (fertilisasi) atau mencegah telur yang
sudah dibuahi untuk berimplantasi (melekat) dan berkembang di dalam rahim.
(Purwoastuti, 2015)
B. Pengertian Kontrasepsi Implan
Implan adalah alat kontrasepsi yang mengandung hormone levonorgestol
yangdibungkus dalam kapsul silantik-silikon dan disusukan di bawah kulit, setiap
kapsulmengandung 36 mg levenorgetol yang akan dikeluarkan setiap harinya sebanyak
80mg. (Firdayanti, 2015:87).
Implan atau susuk kontrasepsi merupakan alat kontrasepsi yang berbentukbatang
dengan panjang 4 cm yang didalamnya terdapat hormon progesteron, implanini kemudian
dimasukkan kedalam kulit dibagian lengan atas. Hormon tersebutkemudian akan
dilepaskan secara perlahan dan implan ini efektif sebagai alatkontrasepsi selama 3 tahun
(purwoastusi dan walyani, 2015:203)
2.2 Etiologi
2.2.1 Keluarga Berencana
A. Tujuan Program KB :
Tujuan umum untuk lima tahun kedepan mewujudkan visi misi program KB yaitu
membangun kembali dan melestarikan pondasi yang kokoh bagi pelaksana program
KB di masa mendatang untuk mencapai keluarga berkualitas tahun 2015.
Sedangkan tujuan KB secara filosofis adalah :
5
6
implan terdiri dari6 kapsul dan dapat bekerja secara efektif selama 6 tahun.
Sedangkan implanon yangterdiri dari 1 kapsul dapat bekerja secara efektif selama 3
tahun. (Mulyani &RInawati: 2015:111-112).
C. Efek Samping Kontrasepsi Implan dan Penanggulangannya
1. Amenorhea
Lakukan pemeriksaan kehamilan untuk memastikan apakah klien hamilatau
tidak. Apabila klien tidak hamil, tidak perlu penanganan khusus.Apabila
terjadikehamilan dan ingin melanjutkan kehamilan, cabut implan.Rujuk klien
jika di duga terjadi kehamilan ektopik.
2. Perdarahan Bercak
Tidak perlu tindakan apapun jika tidak ada masalah dengan klien yangtidak
hamil. Apabila klien tetap mengeluh permasalahan ini dan ingintetap
menggunakan implan, berikan pil kombinasi 1 siklus atau ibuprofem 3x800 mg
selama 5 hari, jelaskan bahwa akan terjadi perdarahankembali setelah pil
kombinasi habis. Apabila terjadi perdarahan yang lebihbanyak dari biasa. Beri 2
tablet pil kombinasi selama 3-7 hari kemudianlanjutkan dengan 1 siklus pil
kombinasi.
3. Ekspulsi
Cabut kapsul ekspulsi, periksa apakah terdapat tamda infeksi di daerahinsersi
bila tidak ada infeki dan kapsul lain masih berada pada tempatnya,pasang 1
buah kapsul baru pada tempat insersi yang berbeda. Bila adainfeksi, cabut
seluruh kapsul yang ada dan pasang kapsul baru pada lenganyang lain.
4. Infeksi pada Daerah Insersi
Bila terdapat infeksi tanpa nanah, bersihkan dengan sabun, air, danantiseptik.
Berikan antibiotic selama 7 hari, tetapi implan tidak perludilepas dan minta
klien untuk kembali setelah 7 hari. Apabila tidak terjadiperbaikan, cabut implan.
5. Peningkatan atau Penurunan Berat Badan
Beritahu klien bahwa perubahan berat badan 1-2 kg adalah normal.Apabila
terjadi perubahan berat bdana >2 kg, kaji kembali diet klien.
D. Tempat Pemasangan Implan
17
Jika bekuan darah pecah dan naik ke paru-paru, hal itu dapat menyebabkan nyeri dada
hebat yang semakin parah saat menarik napas. Jika kamu mengalami gejala-gejala
tersebut, sebaiknya segera temui dokter.
KB implan merupakan salah satu dari sekian banyak metode kontrasepsi dengan bahan utama
hormon (progesteron). Pengunaan KB implan jauh lebih praktis dibandingkan KB hormonal
lain seperti suntik atau pil karena bertahan cukup lama didalam tubuh, walaupun demikian
pengunaan KB implan tidaklah terbebas dari efek samping, berikut adalah beberapa hal yang
dapat dialami oleh wanita yang menggunakan KB implan :
1. Rasa perih atau tidak nyaman pada kulit sekitar tempat KB implant
2. Keluhan terkait gangguan hormonal seperti perdarahan melalui vagina (ngeflek),
kenaikan berat badan, gangguan pola menstruasi, gangguan mood, dsb
3. Penurunan berat badan secara signifikan
Setelah melahirkan merupakan kondisi yang normal terjadi. Hal ini disebabkan oleh
kenaikan berat badan yang terjadi semasa kehamilan berkaitan dengan kondisi kehamilan
itu sendiri sehingga setelah melahirkan tubuh akan beradaptasi dan kembali seperti
keadaan sebelum hamil.
Walaupun merupakan hal yang normal, berat badan yang terlalu rendah dan berada jauh
dibawah indeks massa tubuh mengindikasikan nutrisi yang buruk. Nutrisi yang buruk
mempermudah terjadinya berbagai masalah kesehatan seperti terjadinya infeksi, anemia
(kurang darah), dsb.
Bila ibu merasa khawatir atau merasakan perubahan yang terjadi pada tubuh sangat
signifikan sebaiknya ibu memeriksakan diri ke faskes terdekat agar mendapat solusi yang
tepat terkait kondisi ibu.
Rata-rata wanita baru mengalami menstruasi kembali setelah 6 minggu pasca
melahirkan sehingga kondisi ibu (40 hari pasca melahirkan belum menstruasi) merupakan hal
yang tergolong normal. Bila ibu masih merasa khawatir atau belum jelas mengenai hal ini,
ibu dapat mendatangi fakes terdekat dan menanyakanya secara langsung agar mendapat
penjelasan secara mendetail mengenai hal ini.
19
2.4 Pathway
PathwayAkseptor KB Implan
IMPLAN
Mucus serviks
Mengganggu Pelepasan
menebal, dan Supresi
proses mediator
jumlahnya menurun peningkatan LH
pembentukan Ansietas
endometrium
Stimulasi saraf
Membentuk sawar Menekan simpatis
untuk penetrasi Atrofi endemeteri terjadinya ovulasi
Prespsi
Menghambat
Menghambat
terjadinya
pergerakan sperma
implementasi Nyeri
20
2.5 Dampak
1. Menibulkan Efek Samping
Pengguna KB implan atau KB susuk mungkin untuk menimbulkan efek samping. Efek
samping dari pemasangan KB ini meliputi nyeri dan bengkak pada kulit di sekitar implan
di tanam, pola menstruasi yang tidak teratur, perubahan suasana hati, kenaikan berat
badan, nyeri payudara, jerawat, nyeri perut, dan sakit kepala
2. Tidak Melindungi dari Penyakit
Sama seperti kontrasepsi hormonal lainnya semisal pil KB dan suntik KB, KB implan
tidak dapat mencegah penularan penyakit menular seksual (PMS). Oleh karena itu, guna
mencegah terjadinya penyakit tersebut, tetap perlu menggunakan kontrasepsi tambahan
berupa kondom saat berhubungan intim
3. Tidak Semua Orang Cocok
Meski memberi kemudahan, tidak semua wanita bisa menggunakan KB implan. KB
implan sebaiknya dihindari oleh wanita yang memiliki penyakit tertentu seperti diabetes,
penyakit jantung, gangguan fungsi hati, migrain, dan kolestrol tinggi.
Selain itu, wanita yang pernah mengalami penggumpalan darah , emboli paru, atau
riwayat kanker payudara juga tidak disarankan untuk menggunakan KB implan.
Karena tidak semua orang bisa menggunakan KB implan, pentingnya harus berkonsultasi
dengan tenaga kesehatan terdekat terlebih dahulu sebelum menggunakannya. Saat
berkonsultasi, informasikan riwayat kesehatanyang dimiliki agar dapat diputuskan apakah
cocok menggunakan KB implan atau tidak.
2.6 Penatalaksanaan
Cara Penggunaan Kontrasepsi Implan :
A. Alat dan Bahan
1. Meja periksa untuk tempat tidur klien
2. Penyangga lengan atau meja samping
3. Sabun untuk mencuci lengan
4. 2 kapsul implan dalam satu kemasan steril
21
15. Mengarahkan ujung trokar ke samping kapsul pertama, kemudiandorong tokard (tidak
mengikuti alur segitiga terbalik) hingga tanda 1mencapai luka insisi.
16. Menarik pendorong keluar, masukkan kapsul kedua dan dorong denganpendorong ke
ujung trokard hingga terasa tahanan
17. Menarik trokar ke arah pangkal pendorong untuk menempatkan kapsuldi subdermal
18. Menahan kapsul pada tempatnya, tarik trokard dan pendorong(bersamaan) hingga
keluar seluruhnya, melalui luka insisi.
19. Memeriksa kembali kedua kapsul telah terpasang di subdermal padaposisi yang telah
direncanakan
20. Membereskan alat
21. Mencuci tangan kembali
Data subyektif adalah data yang didapatkan dari pasien sebagaisuatu pendapat
terhadap suatu situasi dan kejadian, informasitersebut tidak dapat ditemukan oleh
tim kesehatan secaraindependen tetapi melalui suatu interaksi atau komunikasi
biodata yang menyangkut identitas pasien (Ambarwati, 2015)
1) Nama
Nama jelas dan lengkap bila perlu nama panggilansehari-hari agar tidak keliru
dalam memberikanpelayanan.
2) Umur
Dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya resikoseperti kurang dari 20
tahun, alat-alat reproduksi belummatang, mental dan psikisnya belum siap.
3) Agama
Untuk mengetahui pasien tersebut dalam membimbingatau mengarahkan
pasien dalam berdoa.
4) Suku Bangsa
Berpengaruh pada adat istiadat atau kebiasaan sehari-hari.
5) Pendidikan
Berpengaruh pada tindakan kebidanan dan mengetahuisejauh mana tingkat
intelektualnya, sehingga bidan dapatmemberikan konseling sesuai dengan
pendidikannya.
6) Pekerjaan Pasien
Gunanya untuk mengetahui dan mengukur tingkat sosialekonominya, karena
ini mempengaruhi dalam gizi pasientersebut.
7) Alamat
Ditanyakan karena mungkin memiliki nama yang samadengan alamat yang
berbeda
8) Keluhan Utama
Keluhan yang terjadi pada akseptor KB Implan denganSpotting adalah
mengalami perdarahan yang sedikit–sedikitkadang lama dan mengganggu
(Handayani, 2015).
9) Riwayat Menstruasi
24
(a) Leher
Untuk mengetahui adanya pembengkakan pada kelenjar getah bening atau
tidak.
(b) Dada
Untuk mengetahui bentuk dan ukuran payudara, puting susu menonjol
atau tidak, adanya retraksi, masa dan pembesaran pembuluh limfe (Marmi
dkk, 2015).
(c) Perut
Palpasi dilakukan dengan tujuan mencari adanya tahanan, keras, lembut
dan massa (Niman, 2015). Pada kasus spotting dilakukan pemeriksaan
abdomen untuk mengetahui ada nyeri tekan atau tidak, dan ada
pembesaran tidak.
5) Auskultasi
Auskultasi merupakan teknik pemeriksaan dengan menggunakan stetoskop
untuk mendengarkan bunyi yang dihasilkan oleh tubuh meliputi auskultasi
jantung dan napas, apakah ada bunyi rales, ronchi, wheezing, dan
pleuralfrictionrub (Nursalam, 2015).
6) Perkusi
Perkusi adalah metode pemeriksaan dengan cara mengetuk.Tujuan perkusi
adalah menentukan batas-batas organ ataubagian tubuh dengan cara
merasakan vibrasi yang ditimbulkanakibat adanya gerakan yang diberikan ke
bawah jaringan(Priharjo, 2015).Ekstremitas Meliputi pemeriksaan
oedema,varices, kuku jari dan reflek patella (Astuti, 2015).
7) Data Pemeriksaan Laboratorium
Pada kasus KB implan dengan spotting dilakukan pemeriksaankehamilan
untuk memastikan pasien hamil atau tidak danpemeriksaan Hb (Arum dan
Sujiyatini, 2015).
29
selama lima hari.Terangkan pada klien bahwa akan terjadi perdarahan setelah
pilkombinasi habis.
3) Bila terjadi perdarahan lebih banyak dari biasa, berikan 2 tabletpil kombinasi
untuk 3-7 hari dan kemudian dilanjutkan dengansatu siklus pil kombinasi,
atau dapat juga diberikan 50 µgetinilestradiol, atau 1,25 mg estrogen equen
konjugasi 14-21hari.
g) Langkah VI : Pelaksanaan
Langkah ini merupakan pelaksanaan rencana asuhan penyuluhanpada klien dan
keluarga. Mengarahkan atau melaksanakan rencanaasuhan secara efisien pada
pasien (Ambarwati dan Wulandari, 2015).
Pada langkah ini bidan melaksanakan langsung tindakan yang telahdi rencanakan
pada akseptor KB implan menurutSaifuddin, 2015, yaitu sebagai berikut :
1) Menjelaskan bahwa perdarahan ringan sering ditemukanterutama pada tahun
pertama. Bila tidak ada masalah danklien tidak hamil, tidak diperlukan
tindakanapapun.
2) Bila klien mengeluh ada masalah perdarahan daningin melanjutkan pemakaian
implan dapat diberikan pilkombinasi satu siklus, atau ibuprofen 3x800 mg
selamalimahari.
3) Menjelaskan pada klien bahwa akan terjadi perdarahansetelah pil kombinasi
habis. Bila terjadi perdarahan lebihbanyak dari biasa, berikan 2 tablet pil
kombinasi untuk 3-7 hari dan kemudian dilanjutkan dengan satu siklus
pilkombinasi, atau dapat juga diberikan 50 µg etinilestradiol,atau 1,25 mg
estrogen equen konjugasi 14-21hari.
h) Langkah VII : Evaluasi
Langkah ini merupakan langkah terakhir guna mengetahui apa yangtelah
dilakukan bidan. Mengevaluasi keefektifan dari asuhan yangdiberikan, ulangi
kembali proses manajemen dengan benar terhadapsetiap aspek asuhan yang
dilaksanakan tapi belum efektif ataumerencanakan kembali yang belum terlaksana
(Ambarwati danWulan, 2015)
Evaluasi yang ingin dicapai pada akseptor KB implan menurut Syaifudin (2015),
yaitu :
32
1) Klien sudah tahu tentang efek samping, kegunaan, manfaat, dan jangka waktu
pemakaian KBimplan.
2) Ibu tetap ingin menggunakan KBimplan.
3) Terapi pil kombinasi atau etinilestradiol sudah diberikan dan ibubersedia
untuk meminumnya.
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR KB IMPLAN NY”F” P3A0
USIA 32 TAHUN DI RUANG KIA/KB PUSKESMAS SORONG BARAT
KOTA SORONG
DATA SUBYEKTIF
1. Alasan kunjungan : ibu mengatakan ingin memasang alat kontasepsi jenis implan
2. Keluhan utama : ibu mengatakan ingin mengatur jarak kehamilannya
3. Riwayat mensruasi :
a. Riwayat haid
Menarche : 13 tahun
Siklus : 28–30 hari
Lamanya : 7 hari
Teratur/tidak : teratur
33
34
5. Riwayat kesehatan
a. Riwayat penyakit yang pernah diderita/kesehatan sekarang : ibu mengatakan tidak
sedang menderita penyakit menurun seperti hipertensi, asma, diabetes melitus, dan
jantung. Serta tidak sedang menderita penyakit menular seperti hepatitis dan TBC
b. Riwayat penyakit yang pernah diderita dahulu dan pernah melakukan operasi
dahulu :ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menurun seperti hipertensi,
asma, diabetes melitus, dan jantung. Dan tidak pernah menderita penyakit menular
seperti hepatitis dan TBC. Serta tidak pernah melakukan operasi seperti caesar, usus
buntu, dan lain-lain
c. Riwayat kesehatan keluarga dahulu dan sekarang : ibu mengatakan keluarga tidak
mempunyai riwayat penyakit tertentu yang sedang di derita dulu maupun
35
7. Data psikososial
a. Hubungan ibu, suami dan keluarga baik
b. Pengambilan keputusan dalam keluarga adalah suami
c. Ibu telah membicarakan kepada suami dan keluarganya untuk keinginan berKB
implan
d. Suami setuju apabila istrinya menggunakan KB implan untuk menjarangkan
kehamilannya
e. Suami adalah pencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarganya
f. Ibu dan keluarga taat dalam menjalankan ibadah
DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Keadaan emosional : Baik
BB : 64 kg
TB : 155 cm
TTV
Tensi : 120/80 mmHg
Nadi : 82 x/menit
Suhu : 36,5 °C
RR : 20 x/menit
2. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
Rambut : Lurus, panjang, hitam, tidak berketombe, tampaksedikit
rontok dan tipis
Muka : Bentuk lonjong dan simetris, tidak pucat, tidak ada
oedema, dan tidak ada cloasma gravidarum
Mata : Bentuk simetris, konjungtiva tidak pucat, sclera putih,
penglihatan baik, dan tidak ada pembengkakan pada
kelopak mata
37
Masalah Potensial
Tidak ada
Tindakan Segera
Tidak ada
3.3 PENATALAKSANAAN
1. Menanyakan pada Ny.F, apa ibu bersedia menjadi objek studi kasus asuhan kebidanan
Evaluasi : Ny.F bersedia menjadi objek studi kasus asuhan kebidanan
2. Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan bahwa sejauh ini semua
masih dalam batas normal, TTV ibu yaitu :
TD : 120/80 mmHg RR :20 x/menit
N :82 x/menit S :36,5 °C
TB :155 cm BB :64 kg
Evaluasi : Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaanya dan tampak senang
3. Menjelaskan tujuan dan perosedur pemasangan KB implan pada ibu, beritahu ibu bahwa
KB akan di pasang pada lengan yang tidak banyak melakukan aktifitas yakni lengan kiri,
namun jika ibu beraktifitas menggunakan lengan kiri (kidal) maka KB akan di pasang
pada lengan kanan
Evaluasi : Ibu mengerti dengan apa yang disampaikan dan setuju untuk dilakukan
pemasangan KB implan
4. Melakukan pemasangan KB implan dengan teknik pemasangan yang baik dan benar
sesuai standard yang berlaku
Evaluasi : Ny.F telah dipasangkan KB implan dan menjadi akseptor baru.
5. Membertahu kepada ibu tentang efek samping seperti perubahan pola haid danberat
badan, sakit kepala/pusing, penurunan libido/hasrat seksual.
Ibu sudah mengerti tentanng efek samping KB implan
39
6. Memberikan Tablet Amoxilin 2x1 dan Tablet Asam Mefenamat 3x1 , KIE ibu untuk rutin
meminum Antibiotik dan Anti nyeri yang telah diberikan
Evaluasi : Ibu mengerti dengan apa yang disampaikan dan bersedia mengkonsumsi obat
yang diberikan
7. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang jika terdapat keluhan seperti
Evaluasi : ibu bersedia melakukan kunjungan ke fasilitas kesehatan terdekat jika terdapat
tanda dan gejala seperti yang tertera di atas
8. Dokumentasi kebidanan
Evaluasi : sudah dilakukan dokumentasi kebidanan berupa foto
BAB IV
IDENTIFIKASI DAN PEMBAHASAN MASALAH
4.1 Pengkajian
Pengkajian kasus ini pada Ny. F dilakukan tanggal 20 November 2022 diperoleh data
subyektif didapatkan yaitu ibu mengatakan ingin ber KB implant. Menurut Saiffudin (2010)
yang dikatakan akseptor KB implant yaitu pasangan usia subur yang melakukan kunjungan
ulangatau ganti kecara atau alat yang lain baik menggunkan cara yang sama atau yang alat
yang sama. Penelitian yang dilakukan oleh suyanti (2016) dan Girma (2016) menyebutkan
bahwa sebagian besar pasangan usia produktif menggunakan alat kontrasepsi jenis implant.
Ibu mengatakan berumur 32 tahun yaitu salah satu indikasi pemasangan KB implant.
Menurut Saiffudin (2010) menyatakan bahwa salah satu ibu yang boleh memakai KB implant
yaitu ibu yang tidak hamil, ibu mengatakan sedang tidakhamil yaitu salah satu indikasi
pemasangan KB implant, ibu jugamengatakan bahwa bersedia untuk di lakukan bongkar
pasang KB implant yang seharusnya masa aktif KB implant tersebut 3-5 tahun tetapi sebelum
masa aktif habis implant tersebut sudah harus di ganti. Dalam penelitianyang dilakukan oleh
aniekan (2014) menyebutkan bahwa padakarakteristik akseptor KB implant berusmur 15-44
tahun. Didapatkan data obyektif dari hasil pengamatan dan pemeriksaan yaitu keadaan ibu
baik, kesadaran ibu composmentis, vital sign : TD : 120/80 mmHg, N :82x/menit, R:
20x/menit, S : 36,5˚C. Palapasi tidak ada benjolan padapayudara dan tidak ada nyeri tekan.
Dan pada data penunjang tidak dilakukan pemeriksaan. Menurut Saiffudin (2010) ibu yang
ingin melakukan pemasangan KB implant tidak boleh melebihi TD : 180/90 mmHg.Menurut
varney (2007), data obyektif adalah data yang diperoleh melalui pemeriksaan inspeksi,
palpasi, auskultasi dan perkusi yangdilakukan secara berurutan. Pada kasus penulis
melakukan pemeriksaaninspeksi untuk mengetahui apakah ibu sedang menderita penyakit
tertentuatau tidak, penulis berfokus pada daerah payudara apakah payudara simetris apa
tidak, perhatikan warna payudara. Palpasi pada payudara untuk mengetahui apakah ibu
mempunyai benjolan abnormal/kanker pada daerah payudara karena benjolan abnormal pada
payudara menjadi salah satu kontra indikasi pemasangan KB implant. Interpretasi data adalah
mengidentifikasi diagnosa kebidanan dan masalah bgerdasarkan interpretasi data yang benar
benar atas data-data yang telah dikumpulkan, interpretasi data meliputi diagnosa kebidanan
40
41
dan masalah yang muncul. Pada langkah ini maka diagnosa kebidanan yang muncul yaitu
Ny.F umur 32 tahun P3A0 akseptor KB implant. Belum mengetahui tentang KB implant (pra
pemasangan KB implant), efek samping KB implantsehubungan dengan kurangnya
pengetahuan ibu tentang KB implant makakebutuhan yang diberikan adalah KIE menyeluruh
tentang KB implant dari macam-macam implant, indikasi dan kontra indikasi, efek samping
(Dalam penelitian yang dilakukan oleh Waltham (2015) menyebutkanbahwa kasus spoting
yang paling sering di temui), alat yang digunakan dalam pemasangan implant, perawatan
luka post pemsangan implant. Sehingga muncul diagnosa kebidanan pada kunjungan pertama
pada tanggal 24 November 2022 Ny. F umur 32 tahun P3A0 akseptor KB implant,
Berdasarkan data diatas dan masalah yang muncul dalam kasus akseptor KB implant adalah
ibu merasakan nyeri pada bekas luka pemsangan KB implant, oleh karena itu kebutuhan yang
diberikan adalah KIE tentang cara mengatasi rasa nyeri yaitu dengan melakukan teknik
relaksasi, dan masalah yang muncul dalam kasus akseptor KB implant dengan nyeri pada
lengan bekas pemasangan KB implant, oleh karena itu kebutuhan yang diberikan adalah
menganjurkan ibu untuk meminum obat yang telah diberikan bidan untuk mengurangi rasa
nyeri pada lengan ibu. Maka ditarik kesimpulan pada langkah ini tidak terdapat kesenjangan
antara teori dan praktik.
4.2 Diagnosa Potensial
Kasus akseptor KB implant tidak ada diagnosa potensialnya. Pada kasus yang dilakukan
dilahan tidak ditemukan tanda diagnosa potensialsehingga tidak ada kesenjangan antara teori
dan praktik.Antisipasi penanganan segeraLangkah ini dilakukan berdasarkan ada atau
tidaknya kegawatdaruratan selama asuhan.Kasus Ny. F akseptor KB implant dilakukan
selama 3 hari tidak ditemukan kegawat daruratan maka tidak dilakukan tindakan
segera.Dapat disimpulkan tidak adanya kesenjamgam antara teori dan praktik.Perencanaan
Asuhan yang akan diberikan pada Akseptor KB Implant yaitu KIE tentang pencabutan
KB implant dan pra pemasangan KB implant (macammacam KB implant, indikasi dan
kontra indikasi, efek samping, alat yang digunakan dalam pemasangan KB implant), KIE
tentangefek samping KB implant, melakukan pemasangan KB implant, KIE tentang post
pemasangan KB implant, beritahu pasien alat yang digunakan, lakukan pemasangan KB
implant, KIE tentang cara perawatan luka bekas pemasangan, beritahu ibu kapan harus
melakukan kunjungan ulang (Saiffudin, 2010).
42
Rencana asuhan yang akan diberikan pada Ny. F umur 32 tahun P3A0 Akseptor KB
Implant yaitu KIE tentang pencabutan KB implant dan pra pemasangan KB implant (macam-
macam KB implant, indikasi dan kontra indikasi, efek samping, alat yang digunakan dalam
pemasangan KB implant), KIE tentangefek samping KB implant, melakukan pemasangan
KB implant, KIE tentang post pemasangan KB implant, beritahu pasien alat yang digunakan,
lakukan pemasangan KB implant, KIE tentang cara perawatan luka bekas pemasangan,
beritahu ibu kapan harus melakukan kunjungan ulang. Dalam penelitian yang dilakukan oleh
bhatia (2011) menyebutkan bahwa KB implant menyebabkan beberapa efek samping
khususnya pada pola menstruasi. Lakukan pemasanga KB implant, berikan KIE tentang
perawatan daerah luka pemasangan KB implant (post pemasangan KB implant), anjurkan ibu
untuk istirahat, melakukan kunjungan ulang jika ada keluhan. Menurut saiffuddin (2010),
pada teori menjelaskan akseptor KB implant rencana tindakanya meliputi jelaskan
menyeluruh mengenai KB implant ( macam-macam KB implant, keuntungan dan kerugian
menggunakan KB implant, indikasi dan kontra indikasi, menjelaskan cara pemasangan,
memberitahu alat yangdigunakan), melakukan pemasangan KB implant, jelaskan bahwa KB
implant mempunyai efek samping yang mungkin akan terjadi kepada pemakainya agar ibu
tidak panik jika terjadi efek samping dan bagaimana cara mengatasinya efek samping yang
ditimbulkan oleh KB implant, menjelaskan post pemasanagn KB implant (perawatan luka
pemasangan dan beritahu ibu kapan harus kontrol ulang). Pada tahap ini tidak terdapat
kesenjangan antara teori dan di lahan pratik yaitu di teori disebutkan bahwa pada
pemasangan KB implant menggunakan duk steril untuk menjaga daerah sekitar pemasangan
tetap terjaga kesterilan di daerah insisi sedangkan di lahan praktik juga menggunakan duk
steril.
4.3 Implementasi
Langkah ini bidan melaksanakan langsung tindakan yang telah direncanakan pada
akseptor KB implant ( Saifuddin,2010) yaitu konseling pra pemasangan KB implant,
melakukan pemasangan KB implant, memberikan pasien efek samping KB implant,
konseling post pemasangan KB implant. Langkah ini pelaksanaan yang dilakukanoleh
penulis kepada Ny, F umur 32 tahun P3A0 Akseptor KB Implant yaitu sesuai perencaan yang
telah disusun. Pada langkah pelaksanaan asuhan kebidanan pada Ny, F umur 32 tahun
Akesptor KB Implant pada tanggal 21/11/2022 yaitu beritahu ibu hasil pemeriksaan keadaan
43
umum: baik, kesadaran : composmetis, TTD: 120/80 mmHg, N: 80 x/m, S:36.5 ˚c, KIE
tentang pencabutan KB Implant dan pra pemasangan KB implant (macammacam KB
implant, indikasi dan kontra indikasi, efek samping, alat yang digunakan dalam pemasangan
KB implant), KIE tentangefek samping KB implant, melakukan pemasangan KB implant,
KIE tentang post pemasangan KB implant, memberitahu kepada ibu untuk tidak mengangkat
beban berat selama 3 hari, menganjurkan ibu untuk istirahat cukup, menganjurkan ibu untuk
kontrol ulang 1 minggu setelah pemasangan atau jika ada keluhan segera datang ke tenaga
kesehatan, menganjurkan ibu untuk meminum obat sesuai diberikan bidan, ibu bersedia
meminum obat sesuai yang diberikan bidan seperti anti nyeri atau asmed 500 mg 3 x 1. Tidak
terdapat kesenjangan antara teori dengan praktek. Pada teori hanya memberikan KIE tentang
pra dan post pemasangan KB implant dan memberikan terapi obat anti nyeri asmed 500 mg
3x1 selama 3 hari, dan pada praktek menjelaskan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan,
berikan KIE pra pemasangan KB implant (macam-macam KB implant, indikasi dan kontra
indikasi, efek samping, alat yang digunakan dalam pemasangan KB implant), KIE
tentangefek samping KB implant, melakukan pemasangan KB implant, KIE tentang post
pemasangan KB implant, memberitahu kepada ibu untuk tidak mengangkat beban berat
selama 3 hari, menganjurkan ibu untuk istirahat cukup, menganjurkan ibu untuk kontrol
ulang 1 minggu setelah pemasangan atau jika ada keluhan segera datang ke tenaga kesehatan,
menganjurkan ibu untuk meminum obat sesuai diberikan bidan, ibu bersedia meminum obat
sesuai yang diberikan bidan seperti anti nyeri atau asmed 500 mg 3 x 1.
4.4 Evaluasi
Pada langkah ini dilakuakan evaluasi sebagai langkah terkhir dari asuhan untuk
mengetahui hasil efektivitas asuhan yang diberikan dan didapatkan hasil pada Ny. F umur 32
tahun akseptor KB implant, tanggal 21 November 2022 diperoleh hasil keadaan umum ibu
baik, tidak ada masalah potensial yang muncul, ibu sudah mengetahui tentang KB implant
(macam-macam KB implant, indikasi dan kontra indikasi, efek samping, alat yang digunakan
dalam pemasangan KB implant), ibu sudah dilakukan pemasangan KB implant pada tanggal
21 November 2022 di lengan kiri bagian atas, ibu sudah tahu alat yang digunakan dalam
pemasangan Kbimplant, ibu tidak cemas dan sudah merasa nyaman, ibu bersedia datang
kesarana kesehatan bila ada keluhan dan ibu tetap menggunakan KB implant. Menurut
Estiwidani, (2008) evaluasi yang ingin dicapai pada akseptor KB implant yaitu ibu sudah
44
dilakukan pemasangan Kb implant, ibu sudah tahu efek samping KB implant, ibu sudah tahu
alat yang digunakan dalam pemasangan KB implant. Pada tahap ini tidak terdapat
kesenjangan antara teori dan praktek.
Asuhan kebidanan yang diberikan kepada Ny. F yang dimulai dari konseling
hingga pemasangan KB Implan yang dimana salah satu tujuannya adalah unutk
menjarangkan kelahiran anak. Pada bab ini penulis menyajikan pembahasan dengan
membandingkan antara teori dan manajemen asuhan kebidanan pada akseptor KB Implan
yang diterapkan pada Ny. F di Puskesmas Sorong Barat.
4.5. Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana
Pada Asuhan kebidanan ini, penulis telah memberikan konseling KB penggunaan alat
kontrasepsi dan menjelaskan macam-macam alat konrasepsi. Berdasarkan pengkajian yang
dilakukan, Ny. F disarankan untuk menggunakan kontrasepsi Implan karena efektif
mencegah kehamilan, dan dapat digunakan untuk waktu yang lama hingga 3-5 tahun,dan
tidak mempengaruhi ASI, dan dapat langsung dipasang.
Pemasangan KB Implan bulan Maret di Puskesmas Sorong Barat pada
tanggal 21 November 2022, dan memberitahu kepada ibu untuk kembali tanggal 28
November 2022 untuk control ulang dan apabila ibu merasakan keluhan dianjurkan untuk
datang ke puskesmas.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Setelah penulis melakukan Asuhan Kebidanan pada akseptor KB Implant dengan judul “Asuhan
Kebidanan Pada Akseptor KB Implan Ny“F” P3A0 Usia 32 TahunDi Ruang KIA/KB Puskesmas
Soong Barat” maka penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
5.1 Kesimpulan
A. Pengkajian akseptor KB implant diperoleh data subyektif dan data obyektif pada tanggal
21 November 2022. Data subyektif diperoleh dari hasil wawancara pasien dimana
keluhan utama ibu adalah ingin menggunakan KB implant karena dengan
keefektifitasannya jangka panjang ibu merasa lebih irit biaya dan waktu, sedangkan data
obyektif diperoleh dari pemeriksaan fisik, keadaan ibu, palpasi payudaratidak ada
benjolan abnormal, tidak ada nyeri tekan pada payudara dantidak ditemukan adanya
kelainan lain.
B. Interpretasi data diperoleh dari pengumpulan data yang diambil daripengkajian sehingga
didapatkan diagnoasa yang tepat yaitu Ny.F 32 tahun akseptor KB implant. Dimana
timbul masalah gangguan rasa nyeripada ibu akibat bekas luka tempat pemasangan KB
implant sehinggadiberi kebutuhan berupa penjelasan tentang rasa nyeri pada daerah
lukapemasangan KB implant dan tentang efek samping KB implant yangmungkin terjadi.
C. Mengidentifikasi diagnosa potensial pada Ny.F tidak ditemukan tanda gangguan pola
menstruasi sehingga tidak ada diagnosa potensial,antisipasi tidak dilakukan karena tidak
ada diagnosa potensial.
D. Mengidentifikasi tindakan segera pada kasus Ny.F tidak dilakukan karena tidak
ditemukan kegawat daruratan.
E. Perencanaan asuhan kebidanan yaitu KIE tentang pra pemasangan KB implant (macam-
macam KB implant, indikasidan kontra indikasi, efek samping, alat yang digunakan
dalam pemasangan KB implant), KIE tentangefek samping KB implant,
melakukanpemasangan KB implant, KIE tentang post pemasangan KB implant,beritahu
pasien alat yang digunakan, lakukan pemasangan KB implant,KIE tentang cara
perawatan luka bekas pemasangan, beritahu ibu kapan harus melakukan kunjungan ulang.
45
46
5.2 Saran
1. Bidan
Diharapkan dapat menjadi masukan dan dapat lebih meningkatkanpelayanan kesehatan
keluarga berencana agar dapat memberikan asuhan yang lebih meyeluruh pada calon
akseptor KB implan selanjutnya
2. Bagi Pendidikan
Diharapkan dari hasil studi kasus ini dapat menambah alat dan bahan reverensi bacaan
yang terbaruuntuk institusi pendidikan, dapat menjadi alternatif pemecahan masalah dan
untuk membandingkan teori yangtelah dipelajari dibangku kuliah dengan kenyataan
dilapangan, terutamamengenai asuhan kebidanan pada akseptor KB implant
3. Bagi Penulis
Affandi, B. 2012. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta; PT. Bina Pustaka.
Alimul, H. A. A. 2008. Dokumentasi Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika.
Anggraeni Yetty dan Martini. 2011. Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta; Rohima Press.
BKKBN, (2017).Keluarga Berencana.Dinkes provinsi jateng:Asuhan Kebidanan Keluarga
Berencana
DepKes RI. 2015. Data Penduduk dan Program Keluarga Berencana 2015.
Dyah Noviawati. 2011. Panduan Lengkap Pelayanan KB Terkini. Yogyakarta : Nuha Medika.
Estiwidani, D. 2008. Konsep Kebidanan. Yogyakarta : Fitramaya.
Handayani,Sri. 2010. Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta; Pustaka Rihama.
Hidayat, A Wildan, M. 2008. Dokumentasi Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika.
Irianto, 2014.pelayanan kontrasepsi implant dalam kebidanan.Bandung:Asuhan kebidanan
keluarga berencana KKBPK,2017.Badan pelayanan kontrasepsi.jakarta: UNFPA
Irianto,2017.Efek samping KB implant.Jakarta:Asuhan kebidanan keluarga berencana
KKBPK. 2015. Data KB dan Program kependudukan. Semarang.
Meilani, 2017.Jenis-Jenis implant. Jakarta: Asuhan kebidanan keluarga berencana
Mulyani, NS. Rinawati, M. KB Keluarga Berencana dan Alat Kontrasepsi.Yogyakarta: Nuha
Medika.2013.
Musdalifah,2012.metode perolehan data.jakarta:Asuhan kebidanan keluarga berencana
Notoatmodjo,2017.Informasi konseling kontrasepsi.Jakarta:Asuhan kebidanan keluarga
berencana
Permenkes,2017.kewenangan bidan.Jakarta:Asuhan kebidanan keluarga berencana
Proverawati, Ely. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. 2010.Yogyakarta; Nuha
Medika.
Profil Dinas kesehatan Republik Indonesia (Dinkes). Pusat data dan Informasi Kementrian
Kesehatan RI. 2017.
Purwoastuti E dan Mulyani SE. Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana. Yogyakarta:
Nuha Medika; 2015.
Purwoastuti, E & Walyani, ES. Panduan Materi Kesehatan Reproduksi dan Keluarga
Berencana.Yogyakarta:Pustaka Baru Press.2015.
47
48
Pembimbing
( )
49
50