Anda di halaman 1dari 55

ASUHAN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR KB IMPLAN NY“F”P3A0

USIA 32 TAHUN DI RUANG KIA/KB PUSKESMAS SORONG BARAT


KOTA SORONG

Disusun Oleh :
Yoana Pricilia Rumangkang
(2021080680)

PRODI PENDIDIKAN PROFESI

SEKOLAHTINGGIILMU KESEHATAN HUSADA JOMBANG

TA 2021/2022
LEMBAR PENGESAHAN

Pengesahan Laporan Pendahuluan Asuhan Kebidanan Pada Akseptor KB Implan


Ny“M” P3A0 Usia 32 TahunDi Ruang KIA/KB Puskesmas Sorong Barat, Kota Sorong

NAMA : Yoana Pricilia Rumangkang


NIM : 2021080680

Sorong,…...November 2022
Mahasiswi,

Yoana Pricilia Rumangkang

Preceptor Klinik Preceptor Akademik

(Nuraida Syagawati S.Tr.Keb) (Bdn. Wahyu Anjas Sari, SST.,M,Kes)

Ketua STIKES Husada Jombang Ketua Program Studi Pendidikan


Profesi Bidan

(Dra.Hj.Soelijah Hadi, M.Kes, MM) (Bdn. Zeny Fatmawati,S.ST,M.P.H)

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya, saya dapat
menyelesaikan penyusunan Asuhan Kebidanan Pada Akseptor KB Implan Ny“M” P3A0 Usia
32 TahunDi Ruang KIA/KB Puskesmas Sorong Barat, Kota Sorong

Dalam penyusunan asuhan kebidanan ini, banyak pihak yang telah membantu dalam
memberikan dukungan serta bimbingan kepada saya. Oleh karena itu saya menggucap
banyak berterima kasih kepada:
1. Dra. Hj. Soelijah Hadi, M.Kes. MM, selaku Direktur STIKES HUSADA JOMBANG
yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas kepada penulis sehingga laporan ini dapat
terselesaikan dengan baik.
2. Zeny Fatmawati, SST., M.PH, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Bidan
STIKES Husada Jombang
3. Wahyu Anjas Sari, SST.,M,Kes), selaku Pembimbing Institusi Pendidikan.
4. M.Saleh Siregar,S.Sos,M.Kes. selaku Kepala Puskesmas Sorong Barat yang telah
memberi izin dinas ke Puskesmas Sorong Barat
5. Nuraida Syagawati S.Tr.Keb, selaku Pembimbing LahanPraktik
6. Ny. Fanny Karubaba yang telah bersedia menjadi study kasus penulis

Penulis menyadari banyak hal yang perlu ditambah dalam penyusunan asuhan
kebidanan ini, oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak sehingga
asuhan kebidanan ini dapat bermanfaat bagi semua.
Sorong, November 2022

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i


LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ............................................................................................ iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 3
1.3 Tujuan ............................................................................................................... 3
1.4 Manfaat ............................................................................................................. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 5
2.1 Pengertian ......................................................................................................... 5
2.2 Etiologi .............................................................................................................. 5
2.3 Tanda Gejala .................................................................................................... 17
2.4 Pathway/Pohon Masalah ................................................................................. 19
2.5 Dampak/Akibat ................................................................................................ 20
2.6 Penatalaksanaan .............................................................................................. 20
2.7 Askeb Teori Kasus SOAP ............................................................................... 22
BAB III TINJAUAN KASUS ................................................................................ 33
3.1 PENGKAJIAN DATA ..................................................................................... 33
3.2 ANALISA DATA ............................................................................................. 38
3.3 PENATALAKSANAAN .................................................................................. 38
BAB IV IDENTIFIKASI DAN PEMBAHASAN MASALAH .......................... 40
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ....................................................................... 45
5.1 SIMPULAN ...................................................................................................... 45
5.2 SARAN .............................................................................................................. 46
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 47
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... 49
DOKUMENTASI .................................................................................................. 50

iv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Konsultasi ............................................................................... 49

Lampiran 2 Foto ....................................................................................................... 50

v
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) memperkirakan penduduk dunia pada


tahun2050 berjumlah 9,6 Milyar jiwa meningkat dari tahun 2000 yaitu 6,1 Milyar
jiwa.Jumlah penduduk Indonesia sebanyak 237,6 juta orang dan diperkirakan
akanmelonjak menjadi 247,5 juta jiwa pada tahun 2015. Pada tahun 2025 sampai
padatahun 2050 diperkirakan akan mengalami peningkatan yaitu 303,8 juta
jiwa,sedangkan jumlah penduduk miskin berdasarkan BPS (Badan Pusat Statistik)
padaMaret 2016 mengatakan sebanyak 28,01 juta jiwa.(BPS Indonesia, 2017).

Pemerintah Indonesia membuat sebuah kebijakan untuk menekan


angkapertumbuhan penduduk seperti Program Keluarga Berencana (KB)
(Gustikawati,2014). Badan Kependudukan dan KB Nasional (BKKBN) bekerja
samadengan Persatuan Rumah Sakit Indonesi (PRSI) untuk menggelar suatu proyek
yaituuntuk meningkatkan peran rumah sakit pemerintah maupun swasta dan pelayanan
KBkhususnya KB pasca persalinan dan pasca keguguran terutama KB MKJP
(BKKBNNasional, 2016)

Peraturan pemerintah nomor 87 tahun 2014 tentang perkembangankependudukan


dan pembangunan keluarga berencana, dan sistem infomasi keluargatentang Kebijakan
Keluarga Berencana (KB) bertujuan untuk mengatur kehamilanyang diingikan, menjaga
kesehatan dan menurunkan angka kematian ibu, bayi dananak serta mempromosikan
menyusui bayi sebagai upaya untuk menjarangkankehamilan. Dan untuk melaksanakan
Program Berencana di Masyarakat, dapatdikembangnkan dengan berbagai pendekatan
yang disesuaikan dengan kebutuhanprogram dan situasi serta kondisi masyarakat.

Sebagai upaya penunjang keberhasilanterhadap kebijakan yang ditetapkan,


BKKBN mengembangkan beberapa kebijakandan strategi selama pembangunan jangka
panjang pertama. Data BadanKependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN) menunjukkan bahwa pada tahun 2013 ada 7.059.953 Pasangan Usia Subur
(PUS) yang merupakan pesertaKB baru, dan hampir separuhnya menggunakan

1
2

kontrasepsi IUD 348.134 (7,78%),Metode Operasi Wanita (M0W) 108.739 (1,54%),,


Metode Operasi Pris (MOP) 9.375(0,26%), Kondom 423.457 (6,00%), Implant 656.047
(9,29%), suntikan 3.444.153(48,78%), dan pil 1.859.733 (26,34%) (BKKBM,2013).

Berdasarkan data dari BKKBN (Badan Kependudukan dan KeluargaBerencana


Nasional) tahun 2017 tercatat jumlah peserta KB aktif 202.633peserta, pengguna KB
suntik sebanyak 111.048 (54,80%), peserta Pilsebanyak 26.081 (12,87%), peserta
Implant sebanyak 13.077 (6,45%), pesertaIUD (Intra Uterine Devices) sebanyak 20.398
(10,07%), peserta kondomsebanyak 15.011 (7,41%), peserta MOW sebanyak 15.350
(7,58%), pesertaMOP sebanyak 1.668 (0,82%). Sedangkan jika dilihat kumulatif
sampaidengan tahun 2016 dilaporkan jumlah pelayanan kasus komplikasi beratsecara
nasional sebanyak 1 kasus. Sedangkan kasus kegagalan secara nasionaltercatat sebanyak
2 kasus. IUD komplikasi sebanyak 1 kasus (0,00%), MOWkomplikasi sebanyak 0 kasus
(0,00%), MOP komplikasi sebanyak 0 kasus(0,00%), implant komplikasi sebanyak 0
kasus (0,00% )(KKBPK,2017).

Menurut permenkes Nomor 1464/Menkes/Per/X/2017 bidan hanyamemiliki


kewenangan untuk memberikan penyuluhan atau pengambilankeputusan tentang KB
implant, kewenangan bidan dalam pemasangan KByaitu bidan yang sudah terlatih. Tugas
bidan yang belum memliki sertifikatpelatihan KB implant hanya diperbolehkan untuk
memberikan konseling(Permenkes,2017).

Pelayanan KB yang berkualitas tidak hanya terkait denga pelayanan dalam


pemasangan alat kontrasepsi akan tetapi terkait juga dengan pemberian konseling pra
pemasangan KB kepada akseptor dan pasca konseling kepada akseptor, sehingga
akseptor atau akseptor dapat menentukan pilihan alat kontrasepsi dengan mantap
(suryono,2015).

Perempuan yang boleh menggunakan KB implant yaitu perempuan yang usianya


reproduksi, menghendaki kontrasepsi yang memiliki efektivitas tinggi dan menghendaki
pencegahan kehamilan jangka panjang, Perempuan yang tidak bisa menggunakan
kontrasepsi hormonal yang mengandung estrogen, perempuan yang sering lupa
menggunakan pil, telah memiliki anak atau belum, tidak menginginkan anak lagi tetapi
menolak steril. Perempuan yang tidak boleh menggunakan implant yaitu hamil atau
diduga hamil, perempuan dengan perdarahan pervaginam yang belum diketahui
3

penyebabnya, riwayat kanker, perempuan yang tidak dapat menerima perubahan pola
haid yang terjadi (Sulistyawati, 2015).

Asuhan yang dilakukan pada Ny.F di Puskesmas Bareng Kabupaten Jombang


dengan akseptor KB implan adalah dengan melakukan konseling pada Ny.F, kemudian
melakukan pemeriksaan fisik pada Ny.F, dan mendokumentasikan semua temuan dan
tindakan yang diberikan pada Ny.F guna dapat mengidentifikasi sedini mungkin masalah
potensial yang mungkin terjadi sehingga dapat melaksanakan asuhan dan
penatalaksanaan secara menyeluruh pada Ny.F

Dari penjelasan di atas maka penulis tertarik dengan pengambilan kasus asuhan
kebidanan pada akseptor KB implan pada Ny.F di Puskesmas Sorong Barat, Kota Sorong

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah dalamasuhan kebidanan ini
adalah “Bagaimana asuhan kebidanan pada akseptor KB implanpada Ny.F di Puskesmas
Sorong Barat, Kota Sorong”.

1.3 Tujuan

Umum

Setelah melakukan Asuhan Kebidanan pada Ny.F 32 tahun P3A0,akseptor KB implan,


diharapkan mahasiswi dapat melaksanakan asuhan kebidanan secara menyeluruh pada
Ny.F

Khusus

Mampu melakukan pengkajian data secara lengkap pada Ny. F di Puskesmas Sorong
Barat, Kota Sorong”.

1. Mampu mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial yang mungkin timbul pada
Ny.F di Puskesmas Sorong Barat, Kota Sorong.

2. Mampu mengidentifikasi kebutuhan yang memerlukan penanganan segera pada Ny. F


di Puskesmas Sorong Barat, Kota Sorong.
4

3. Mampu melaksanakan penatalaksanaan yang menyeluruh dan mengevaluasi


keefektifan asuhan yang diberikan pada Ny. F di Puskesmas Sorong Barat, Kota
Sorong

4. Dapat mendokumentasikan semua temuan dan tindakan yang diberikan pada Ny. F di
Puskesmas Sorong Barat, Kota Sorong

1.4 Manfaat

Manfaat Teoritik

Sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan Tugas Asuhan Kebidanan Stase II di
Program Studi Profesi Bidan STIKES Husada Jombang.

Manfaat Praktis

1. Manfaat Ilmiah

Dari hasil pendokumentasian Asuhan Kebidanan ini dapat menjadi sumber informasi
dan memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dan bahan acuan bagi penyusunan
ASKEB pada akseptorKB implanselanjutnya.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Dapat digunakan untuk mengevaluasi sejauh mana mahasiswi dapat menerapkan


asuhan kebidanan dan dapat digunakan sebagai bahan acuan yang diharapkan dapat
bermanfaat terutama dalam bidang pengembangan institusi.

3. Bagi Penulis

Dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan penulis tentang asuhan kebidanan


pada ibu dengan akseptorKB implan, mampu menerapkan teori-teori tentang asuhan
kebidanan pada akseptorKB implanyang didapat selama perkuliahan.

4. Bagi Klien

Dapat mendorong masyarakat untuk memeriksakan kehamilannya secara rutin serta


dapat menambah wawasan dan pengetahuan pasien tentang asuhan kebidanan ibu
hamil fisiologis khususnya trimester II.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi
A. Pengertian Keluarga Berencana
Keluarga berencana merupakan usaha suami-istri untuk mengukur jumlah dan jarak anak
yang di inginkan.Usaha yang dimaksud termasuk kontrasepsi atau pencegahan kehamilan
dan perencanaan keluarga.Prinsip dasar metode kontrasepsi adalah mencegah sperma
laki-laki mencapai dan membuahi telur wanita (fertilisasi) atau mencegah telur yang
sudah dibuahi untuk berimplantasi (melekat) dan berkembang di dalam rahim.
(Purwoastuti, 2015)
B. Pengertian Kontrasepsi Implan
Implan adalah alat kontrasepsi yang mengandung hormone levonorgestol
yangdibungkus dalam kapsul silantik-silikon dan disusukan di bawah kulit, setiap
kapsulmengandung 36 mg levenorgetol yang akan dikeluarkan setiap harinya sebanyak
80mg. (Firdayanti, 2015:87).
Implan atau susuk kontrasepsi merupakan alat kontrasepsi yang berbentukbatang
dengan panjang 4 cm yang didalamnya terdapat hormon progesteron, implanini kemudian
dimasukkan kedalam kulit dibagian lengan atas. Hormon tersebutkemudian akan
dilepaskan secara perlahan dan implan ini efektif sebagai alatkontrasepsi selama 3 tahun
(purwoastusi dan walyani, 2015:203)
2.2 Etiologi
2.2.1 Keluarga Berencana
A. Tujuan Program KB :
Tujuan umum untuk lima tahun kedepan mewujudkan visi misi program KB yaitu
membangun kembali dan melestarikan pondasi yang kokoh bagi pelaksana program
KB di masa mendatang untuk mencapai keluarga berkualitas tahun 2015.
Sedangkan tujuan KB secara filosofis adalah :

5
6

1. Meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan keluarga kecil


yang bahagia dan sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan pengendalian
pertumbuhan penduduk Indonesia.
2. Terciptanya penduduk yang berkualitas, sumber daya manusia yang bermutu
dan meningkatkan kesejahteraan keluarga. (Handayani, 2015)
B. Sasaran Program KB
Sasaran program KB dibagi menjadi 2 yaitu sasaran langsung dan
sasarantidak langsung, tergantung dari tujuan yang ingin dicapai. Sasaran
langsungnyaadalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang bertujuan untuk menurunkan
tingkatkelahiran dengan cara penggunaan kontrasepsi yang berkelanjutan.
Sedangkansasaran tidak langsungnya adalah pelaksana dan pengelola KB, dengan
tujuanmenurunkan tingkat kelahiran melalui pendekatan kebijaksanaan
kependudukanterpadu dalam rangka mencapai keluarga yang berkualitas, keluarga
sejahtera.(Handayani, 2015)
Ruang Lingkup Program KB :
Ruang lingkup program KB menurut Handayani, (2015) meliputi :
1. Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE)
2. Konseling
3. Pelayanan Kontrasepsi
4. Pelayanan Infertilitas
5. Pendidikan Sex (Sex Education)
6. Konsultasi pra perkawinan dan konsultasi perkawinan
7. Konsultasi Genetic
8. Tes Keganasan
9. Adopsi.
C. Langkah-langkah Konseling KB
Dalam memberikan konseling hendaknya diterapkan 6 langkah yang dikenaldengan
kata SATU TUJU. Kata kunci SATU TUJU untuk memudahkan petugasmengingat
langkah-langkah yang perlu dilakukan tetapi dalam penerapannya tidakharus
dilakukan secar berurutan. Kata kunci SATU TUJU adalah sebagai berikut :
7

1. SA : SApa dan salam kepada klien secara sopan dan terbuka.


Berikanperhatiansepenunhya tanyakan klien apa yang perlu dibantu
sertajelaskan pelayananyang diperolehnya. Usahakan berbicara ditempatyang
nyaman serta terjaminprivasinya dan yakinkan klien untukmembangun rasa
percaya diri
2. T: Tanya klien untuk mendapatkan informasi tentang dirinya, bantu klienuntuk
berbicara mengenai pengalaman ber KB, tentang kesehatan reproduksi, tujuan
dan harapannya dan tentang kontrasepsi yangdiinginkannya
3. U: Uraikan kepada klien mengenai pilihannya dan beritahu apa
pilihanreproduksi yang paling mungkin, termasuk pilihan beberapa
jeniskontrasepsi. Uraikan juga mengenai resiko penularan HIV/AIDS
ataupilihan metode ganda
4. TU : BanTUlah klien menentukan pilihannya. Bantu klien berpikir
mengenaikontrasepsi yang paling sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya
dandorong klien untuk mengajukan pertanyaan. Tanggapi klien secaraterbuka.
Bantu klien untuk mempertimbangkan kriteria dan keinginanklien terhadap
setiap jenis kontrasepsi. Tanyakan juga apakahpasangannya memberi dukungan
terhadap kontrasepsi yang dipilihnya.Pada akhirnya yakinkan klien bahwa ia
telah membuat suatu keputusanyang tepat dan kemudian petugas dapat
menanyakan : apakah anda telahmemutuskan pilihan jenis kontrasepsi
5. J: Jelaskan secara lengkap tentang kontrasepsi pilihannya setelah klienmemilih
kontrasepsinya. Jika perlu diperlihatkan alat/obat kontrasepsitersebut,
bagaimana cara penggunaanya dan kemudian cara bekerjanya.Dorong klien
untuk bertanya dan petugas menjawab secara lengkap danterbuka. Berikan juga
penjelasan tentang manfaat ganda metodekontrasepsi. Misalnya, kondom selain
sebagai alat kontrasepsi jugadapat mencegah infeksi menular seksual
6. U : PerlUnya dilakukan kunjungan Ulang. Bicarakan dan buat perjanjiankapan
klien perlu kembali untuk melakukan pemeriksaan ataupermintaan kontrasepsi
juga dibutuhkan. Perlu juga selalu mengingatkanagar kembali bila terjadi suatu
masalah.(Pinem,2018)
8

D. Jenis-jenis Alat Kontrasepsi


Jenis kontrasepsi yang banyak digunakan di Indonesia yaitu :
1. Spermisida
Spermisida adalah alat kontrasepsi yang mengandung bahan kimia (nonoksinol-
9) yang digunakan untuk membunuh sprema. Jenis spermisida terbagi menjadi :
a) Aerosol (busa)
b) Tablet vagina, suppositoria atau dissolvable film
c) Krim
2. Cervical Cap
Merupakan kontrasepsi wanita, terbuat dari bahan latex, yang
dimasukkan kedalam liang kemaluan dan menutupi leher rahim (seviks). Efek
sedotan menyebabkan cap tetap nempel di leher rahim. Cervical cap berfungsi
sebagai barrier (penghalang) agar sprema tidak masuk kedalam rahim sehingga
tidak terjadi kehamilan.
Setelah berhubungan (ML) cap tidak boleh dibuka minimal selama 8
jam. Agar efektif, cap biasanya di campur pemakaiannya dengan jeli
spermisidal (pembunuh sprema)
3. Suntik
Suntikan kontrasepsi diberikan setiap 3 bulan sekali.Suntikan
kontrasepsimengandung hormon progesterone yang menyerupai hormon
progesterone yang diperiksa oleh wanita selama 2 minggu pada setiap awal
siklus menstruasi. Hormone tersebut mencegah wanita untuk melepaskan sel
telur sehingga memberika efek kontrasepsi.Banyak klinik kesehatan yang
menyarankan penggunaan kondom pada minggu pertama saat suntik
kontrasepsi. Sekitar 3 dari 100 orang yang menggunakan kontrasepsi suntik
dapat mengalami kehamilan pada tahun pertama pemakainnya
4. Kontrasepsi Darurat IUD
Alat kontrasepsi intrauterine devise (IUD) dinilai efektif 100% untuk
kontrasepsi darurat. Hal itu tergambar dalam sebuah studi yang melibatkan
sekitar 2.000 wanita china yang memakai alat ini 5 hari setelah melakukan
hubunga intim tanpa pelindung. Alat yang disebut Copper T380A, atau Copper
9

T bahkan terusefektif dalam mencegah kehamilan setahun setelah alat ini


ditanamkan dalam Rahim
5. Implant
Implant atau susuk kontrasepsi merupakan alat kontrasepsi yang
berbentukbatang dengan panjang sekitar 4 cm yang didalamnya terdapat
hormone progesterone, implant ini kemudian dimasukkan kedalam kulit
dibagian lengan atas. Hormone tersebut kemudian akan dilepaskan secara
perlahan dan implant ini dapat efektif sebagai alat kontrasepsi selama 3 tahun.
Sama seperti pada kontrasepsi suntik, maka disarankan penggunaan kondom
untuk minggu pertama sejak pemasangan implant kontrasepsi tersebut
6. Metode Amenorea Laktasi (MAL)
Lactational Amenorrhea Method (LAM) adalah metode kontrasepsi sementara
yang mengandalkan pemberia air susu ibu (ASI) secra eksklusif, artinya hanya
diberikan ASI saja tanpa tambahan makanan dan minuman lainnya. Metode
Ammenorhea Laktasi (MAL) ATAU Lactational Ammenorhea Method (LAM)
dapat dikatakan sebagai metode keluarga berencana alamiah (KBA) atau natural
family planning, apabila tidak dikombinaskan dengan metode kontrasepsi lain.
7. IUD & IUS
IUD (Intra Uterine Device) merupakan alat kecil berbentuk seperti huruf T
yang lentur dan diletakkan didalam rahim untuk mencegah kehamilan, efek
kontrasepsi didapatkan dari lilitan tembaga yang ada dibadan IUD.IUD
merupakan salah suatu kontrasepsi yang paling banyak digunakan di dunia.
Efektivitas IUD sangat tinggi sekitar 99,2%-99,9%, tetapi IUD tidak
memberikan perlindungan bagi penularan penyakit menular (PMS). Saat ini
sudah ada modifikasi lain dari IUD yang disebut dengan IUS (Intra Uterine
System), bila pada IUD efek kontrasepsi berasal dari lilitan tembaga dan dapat
efektif selama 12 tahun maka IUS efek konrasepsi didapat melalui pelepasan
hormone progesterone dan efektif selama 5 tahun. Baik IUD dan IUS
mempunyai benang plastik yang menempel pada bagian bawah alat, benang
tersebut dapat teraba oleh jarididalam vagina tetapi tidak terlihat dari luar
10

vagina.Disarankan untuk memeriksakeberadaan benang tersebut setiap habis


menstruasi supaya posisi IUD dapatdiketahui.
8. Kontrasepsi Darurat Hormonal
Morning after pill adalah hormonal tingkat tinggi yang diminum
untukmengontrol kehamilan sesaat setelah melakukan hubungan seks yang
berisiko. Padaprinsipnya pil tersebut bekerja dengan cara menghalangi sprema
berenang memasukisel telur dan memperkecil sel telur dan memperkecil
terjadinya pembuahan
9. Kontrasepsi Patch
Patch ini didesain untuk melepaskan 20 ug ethinyl astradisol dan 150
ugnorelgestromin. Mencegah kehamilan dengan cara yang sama seperti
kontrasepsi oral(pil). Digunakan selama 3 minggu, dan 1 minggu bebas patch
untuk siklus menstruasi
10. Pil Kontrasepsi
Pil kontrasepsi dapat berupa pil kombinasi (berisi hormone estrogen
danprogesterone) ataupun hanya berisi hormon progesterone saja. Pil
kontrasepsi bekerjadengan cara mencegah terjadinya ovulasi dan mencegah
terjadinya penebalan dindingrahim. Apabila pil kontrasepsi ini digunakan secara
tepat maka angka kejadian kehamilannya hanya dari 3 dari 1000 wanita.
Disarankan penggunaan kontrasepsi lain(kondom) pada minggu pertama
pemakaian pil kontrasepsi
11. Kontrasepsi Steriliasi
Kontrasepsi mantap pada wanita atau MOW (Metode Operasi
Wanita)atautubektomi, yaitu tindakan peningkatan dan pemotongan saluran
telur agar sel telurtidak dapat dibuai oleh sprema. Kontrasepsi mantap pada pria
atau MOP (MetodeOperasi Pria) atau vasektomi, yaitu tindakan pengikatan dan
pemotongan saluranbenih agar sperma tidak keluar dari buah zakar
12. Kondom
Kondom merupakan jenis kontrasepsi penghalang mekanik.Kondom
mencegahkehamilan dan infeksi penyakit kelamin dengan cra menghentikan
sprema untukmasuk kedalam vagina.Kondom pria dapat terbuat dari bahan latex
11

(karet), polyurethane (plastic), sedangkan kondom wanita terbuat dari


polyurethane.Pasanganyang mempunyai alergi terhadap latex dapat
menggunakan kondom yang terbuat daripolyurethane.Efektivitas kondom pria
antara 85-98%sedangkan efektivitas kondomwanita antara 79-95%. Harap
diperhatikan bahwa kondom pria dan wanita sebaiknyajangan digunakan secara
bersamaan. (Purwosastuti,2015)
E. Keuntungan dan Kerugian Alat Kontrasepsi :
Setiap metode kontrasepsi pasti memiliki kelebihan dan kekurangannyamasing-
masing, berikut kelebihan dan kekurangan dari metode kontrasepsi yaitu :
Tabel 2.2.1Keuntungan dan Kerugian Alat Kontrasepsi
NO Jenis Kontrasepsi Keuntungan Kerugian
1. Spermisida a. Efektif seketika (busadan a. Iritasi vagina atauiritasi penis
krim) dan tidaknyaman
b. Tidak mengganguproduksi b. Gangguan rasa panasdi vagina
ASI c. Tablet busa vaginaltidak larut
c. Sebagai pendukungmetode denganbaik
lain
d. Tidak menggangukesehatan
klien
e. Tidak mempunyaipengaruh
sistemik
f. Mudah digunakan
g. Meningkatkanlubrikasi
selama
hubungan seksual
h. Tidak memerlukanresep
ataupunpemeriksaan medic
2. Cervical Cap a. Bisa dipakai jauhsebelum a. Tidak melindungi dariHIV/AIDS
berhubungan b. Butuh fittingsebelumnya
b. Mudah dibawa dannyaman c. Ada wanita yang gakbisa muat
c. Tidak mempengaruhisiklus (fitted)
haid d. Kadang pemakaiandan
d. Tidak membukanyaagak sulit
mempengaruhikesuburan e. Bisa copot saatberhungan
f. Kemungkinan reaksialergi
3. Suntik a. Dapat digunakan olehibu a. Dapat memengaruhisiklus
Kontrasepsi yang menyusui menstruasi
b. Tidak perludikonsumsi b. Kekurangan suntikkontrasepsi/kb
12

setiaphari atau suntikdapat


dipakaisebelum menyebabkankenaikan berat
melakukanhubungan seksual badanpada beberapa wanita
c. Darah menstruasimenjadi c. Tidak melindungiterhadap
lebih sedikitdan penyakitmenular seksual
membantumengatasi kram d. Harus mengunjungidokter/klinik
saatmenstruasi setiap 3bulan sekali
untukmendapatkan
suntikanberikutnya
4. Kontrasepsi IUD/AKDR hanyaperlu Perdarahan dan rasanyeri.
Darurat IUD dipasang setiap5-10 tahun KadangkalaIUD/AKDR dapat
sekali,tergantung tipe alatyang terlepas. PerforasiRahim (jarang
digunakan. Alattersebut harus sekali)
dipasang atau dilepasoleh
dokter
5. Implant/Susuk a. Dapat mencegahterjadinya a. Sama
Kontraseps kehamilandalam jangka sepertikekurangankontrasepsi
waktu 3tahun suntik,Implan/ Susuk
b. Sama seperti suntik,dapat dapatmemengaruhi
digunakan olehwanita siklusmenstruasi
yangmenyusui b. Tidak melindungiterhadap
c. Tidak perludikonsumdi penyakitmenular seksual
setiaphari atau c. Dapat menyebabkankenaikan
dipakaisebelum berat badanpada beberapa wanita
melakukanhubungan seksual
6. Metode a. Efektivitas tinggi(98%) a. Memerlukanpersiapan
Amenorea apabiladigunakan dimulaisejak kehamilan
Laktasi selamaenam bulan b. Metode ini hanyaefektif
pertamasetelah digunakanselama 6 bulan
melahirkan,belum mendapat setelahmelahirkan,
haiddan menyusuieksklusif belummendapat haid
b. Dapat segera dimulaisetelah danmenyusui secaraekslusif
melahirkan c. Tidak melindungi daripenyakit
c. Tidak memerlukanprosedur menularseksual
khusus, alatmaupun obat termasukHepatitis B
d. Tidak memerlukanperawatan ataupunHIV/AIDS
medis d. Tidak menjadi pilihanbagi
e. Tidak menggangusenggama wanita yang tidakmenyusui
f. Mudah digunakan e. Kesulitan dalammempertahankan
g. Tidak perlu biaya polamenyusui secaraeksklusif
h. Tidak menimbulkanefek
samping sistemik
i. Tidak bertentangandengan
budayamaupun agama
13

7. IUD/IUS a. Merupakan a. Pada 4 bulan pertamapemakaian


metodekontrasepsi dapatterjadi risiko infeksi
yangsangat efektif b. Kekurangan IUD/IUSalatnya
b. Bagi wanita yangtidak tahan dapat keluartanpa disadari
terhadaphormon c. Tembaga pada IUDdapat
dapatmenggunakan meningkatkandarah menstruasi
IUDdengan lilitantembaga dankram menstruasi
c. IUS dapat d. Walaupun jarangterjadi,
membuatmenstruasi IUD/IUSdapat
menjadilebih sedikit menancapkedalam Rahim
(sesuaiuntuk yang
seringmengalamimenstruasi
hebat)
8. Kontrasepsi a. Memengaruhihormon
Darurat b. Digunakan palinglama 72 Mual dan muntah
Hormonal jam setelahterjadi
hubunganseksual
tanpakontrasepsi
9. Kontrasepsi Wanita menggunakanpatch Efek samping samadengan
Patch kontrasepsi(berbentuk kontrasepsioral, namun
sepertikoyo) untukpenggunaan jarangditemukan adanyaperdarahan
selama 3minggu. 1 tidakteratur
mingguberikutnya tidak
perlumenggunakan koyoKB
10. Pil a. Mengurangi risikoterkena a. Tidak melindungiterhadap
Kontrasepsi/KB kanker Rahimdan penyakitmenular seksual
kankerendometrium b. Harus rutin diminumsetiap hari
b. Mengurangi darahmenstruasi c. Saat pertamapemakaian
dan kramsaat mentruasi dapattimbul pusing danspotting
c. Dapat mengontrolwaktu d. Efek samping yangmungkin
untukterjadinya menstruasi dirasakanadalah sakit
d. Untuk pil tertentudapat kepala,depresi, letih,perubahan
mengurangitimbulnya mood danmenurunnya
jerawatataupun nafsuseksual
hirsutism(rambut e. Kekurangan untuk pilkb tertentu
tumbuhmenyerupai pria) harganyabisa mahal
danmemerlukan resepdokter
untukpembeliannya
11. Sterilisasi a. Lebih aman, karenakeluhan Tubektomi (MOW) :
a. Rasasakit/ketidaknyamandalam
lebih sedikitdibandingkan
jangka pendeksetelah tindakan
dengancara kontrasepsi lain b. Ada kemungkinanmengalami
b. Lebih praktis, karnahanya risikopembedahan

memerlukansatu kali Vasektomi (MOP) :


14

tindakansaja. a. Tidak dapat dilakukanpada orang


yangmasih ingin memilikianak
c. Lebih efektif, karenatingkat
b. Harus ada tindakanpembedahan
kegagalannyasangat kecil minor
danmerupakan
carakontrasepsi
yangpermanen
d. Lebih ekonomis,karena
hanyamemerlukan
biayauntuk satu kalitindakan
saja
12. Kondom a. Bila digunakan secaratepat a. Kekuranganpenggunaan
maka kondomdapat kondommemerlukan latihandan
digunakanuntuk tidak efisien
mencegahkehamilan b. Karena sangat tipismaka kondom
danpenularan mudahrobek bila tidakdigunakan
penyakitmenular ataudisimpan sesuai aturan
seksual(PMS) c. Beberapa pria
b. Kondom tidakmemengaruhi tidakdapatmempertahankanereksi
kesuburan jikadiggunakan nya saatmenggunakankondom
dalamjangka panjang d. Setelah terjadiejakulasi, pria
c. Kondom mudahdidapat dan harusmenarik penisnya
tersediadengan harga darivagina, bila tidak,dapat
yangterjangkau terjadi risikokehamilan
ataupenularan penyakitmenular
seksual
e. Kondom yang terbuatdari latex
dapatmenimbulkan alergibagi
beberapa orang

2.2.2 Kontrasepsi Implan


A. Jenis-jenis Kontrasepsi Implan
1. Norplant
Norplant terdiri dari 6 kapsul, yang secara total bermuatan 216
mglevornogestrel. Panjang kapsul 4 34 mm dengan diameter 2,4 mm. Kapsul
terbuat daribahan silantik medic (polydemethyloxane) yang fleksibel dimana
kedua ujungnnyaditutup dengan penyumbat sintetik yang tidak mengganggu
15

kesehatan klien. Setelahpenggunaan selama 5 tahun, ternyata masih tersimpan


sekitar 50% bahan aktiflevonorgestrel asal yang belum terdistribusi ke
jaringaninterstisial dan sirkulasi. 6kapsul norplant di pasang menurut
konfigurasi kipas dilapisi dilapisan subderma.(Prawirohardjo, 2015:MK-56).
2. Implanon dan Sinoplan
Terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang kura-kira 40 mm,diameter
2 mm, yang diisi dengan 68 mg 3-keto-desogestel dan lama kerjanya3 tahun.
(Mulyani & Rinawati, 2015:110).
3. Indoplant/Jadena
Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg levonorgestwl dengan
lamakerjanya 3 tahun. (Mulyani & Rinawati, 2015: 111).
B. Cara Kerja Kontrasepsi Implan
Implan mencegah terjadinya kehamilan melalui berbagai cara,
seperti:kontrasepsi progestin pada umumnya, mekanisme utamanya adalah
menebalkanmucus serviks sehingga tidak dilewati oelh sperma. Walaupun pada
kontrasepsi yangrendah, progestin akan menimbulkan pengentalan mucus serviks.
Perubahan terjadisegera setelah pemasangan implan. Progestin juga menekan
pengeluaran folliclestimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH) dari
hipotalamus danhiposifise. Lonjokan LH ditekan lebih kuat oleh etonogestrel
sehingga tidak terjadiovulasi pada 3 tahun pertama penggunaan implan.Penggunaan
progestin jangka panjang, juga menyebabkan hipotropismeendometrium sehingga
dapat mengganggu proses implanasi. Perubahan pertumbuhandan maturasi
endometrium, juga menjadi penyebab terjadinya perdarahan ireguler.Hal yang baru
dalam implan adalah cara pengeluaran hormonelevonogestrel didalam tubuh, yang
terjadi secara terus menerus dan stabil selama 3-4tahun. (Prawirohardjo, 2015:MK-
58)
Dengan disusupkannya 1 kapsul, 2 kapsul, atau 6 kapsul silantik implan
dibawah kulit, maka setiap hari dilepaskan secara tetap sejumlah levonorgestrel
kedalam darah melalui proses difusi dari kapsul-kapsul yang terbuat dari bahan
silantik.Besar kecilnya levonorgestrel yang dilepas tergantung besar kecilnya
permukaankapsul silantik dan ketebalan dari dinding kapsul tersebut. Satu set
16

implan terdiri dari6 kapsul dan dapat bekerja secara efektif selama 6 tahun.
Sedangkan implanon yangterdiri dari 1 kapsul dapat bekerja secara efektif selama 3
tahun. (Mulyani &RInawati: 2015:111-112).
C. Efek Samping Kontrasepsi Implan dan Penanggulangannya
1. Amenorhea
Lakukan pemeriksaan kehamilan untuk memastikan apakah klien hamilatau
tidak. Apabila klien tidak hamil, tidak perlu penanganan khusus.Apabila
terjadikehamilan dan ingin melanjutkan kehamilan, cabut implan.Rujuk klien
jika di duga terjadi kehamilan ektopik.
2. Perdarahan Bercak
Tidak perlu tindakan apapun jika tidak ada masalah dengan klien yangtidak
hamil. Apabila klien tetap mengeluh permasalahan ini dan ingintetap
menggunakan implan, berikan pil kombinasi 1 siklus atau ibuprofem 3x800 mg
selama 5 hari, jelaskan bahwa akan terjadi perdarahankembali setelah pil
kombinasi habis. Apabila terjadi perdarahan yang lebihbanyak dari biasa. Beri 2
tablet pil kombinasi selama 3-7 hari kemudianlanjutkan dengan 1 siklus pil
kombinasi.
3. Ekspulsi
Cabut kapsul ekspulsi, periksa apakah terdapat tamda infeksi di daerahinsersi
bila tidak ada infeki dan kapsul lain masih berada pada tempatnya,pasang 1
buah kapsul baru pada tempat insersi yang berbeda. Bila adainfeksi, cabut
seluruh kapsul yang ada dan pasang kapsul baru pada lenganyang lain.
4. Infeksi pada Daerah Insersi
Bila terdapat infeksi tanpa nanah, bersihkan dengan sabun, air, danantiseptik.
Berikan antibiotic selama 7 hari, tetapi implan tidak perludilepas dan minta
klien untuk kembali setelah 7 hari. Apabila tidak terjadiperbaikan, cabut implan.
5. Peningkatan atau Penurunan Berat Badan
Beritahu klien bahwa perubahan berat badan 1-2 kg adalah normal.Apabila
terjadi perubahan berat bdana >2 kg, kaji kembali diet klien.
D. Tempat Pemasangan Implan
17

Pemasangan implan dilaksanakan pada bagian tubuh yang jarang bergerakatau


digunakan. Berdasarkan penelitian, lengan kiri merupakan tempat terbaikuntuk
pemasangan implan, yang sebelumnya dilakukan anastesi likal(Mulyani &Rinawati
2015:115).
2.3 Tanda dan Gejala
Ciri-ciri ketidak cocokan KB yang perlu diwaspadai yaitu :
1. Menstruasi atau Pendarahan yang Berlebihan
Ketika KB pertama kali dipasang, ia mengandung dosis hormon yang sangat tinggi.
Sehingga menciptakan efek samping tertentu, seperti penambahan berat badan hingga
menstruasi yang berlebihan atau tidak teratur. Sering kali menstruasi berlebihan bisa
sembuh seiring berjalannya waktu dan penyesuaian KB di dalam tubuh. Namun, jika
terus berlanjut bisa jadi itu menjadi ciri-ciri tidak cocok KB, dan sebaiknya segera beri
tahu dokter.
2. Merasa Mual atau Kembung Terus-terusan
Hal ini mungkin gejala pra-menstruasi yang khas untuk beberapa orang. Namun, jika
gejala ini terlalu berlebihan dan terjadi terus menerus, kemungkinan bisa saja
mengindikasikan ciri-ciri tidak cocok KB.
3. Mood Naik Turun
Kamu bisa saja tiba-tiba kesal tanpa alasan, kehilangan libido, hingga merasa tertekan.
Jika kamu menyadari hari demi hari dan minggu demi minggu mood sangat naik turun,
bisa saja kondisi tersebut menandakan ciri-ciri tidak cocok KB.
4. Sakit Kepala Tanpa Sebab
Penggunaan KB dapat menyebabkan perubahan hormon estrogen, sehingga
menyebabkan sakit kepala yang terus menerus. Biasanya sakit kepala akan hilang
beberapa waktu seiring dengan penyesuaian. Namun, jika sakit kepala parah seharian dan
berlangsung selama berhari-hari, kemungkinan itu ciri-ciri tidak cocok KB.
5. Nyeri Dada atau Kaki Bengkak
Salah satu komplikasi besar dari penggunaan KB adalah pembentukan deep vein
thrombosis, atau pembekuan darah yang cenderung dimulai di kaki dan bisa naik ke paru-
paru. Salah satu gejala pertama bisa berupa satu kaki terasa sakit, bengkak, dan memerah.
18

Jika bekuan darah pecah dan naik ke paru-paru, hal itu dapat menyebabkan nyeri dada
hebat yang semakin parah saat menarik napas. Jika kamu mengalami gejala-gejala
tersebut, sebaiknya segera temui dokter.

KB implan merupakan salah satu dari sekian banyak metode kontrasepsi dengan bahan utama
hormon (progesteron). Pengunaan KB implan jauh lebih praktis dibandingkan KB hormonal
lain seperti suntik atau pil karena bertahan cukup lama didalam tubuh, walaupun demikian
pengunaan KB implan tidaklah terbebas dari efek samping, berikut adalah beberapa hal yang
dapat dialami oleh wanita yang menggunakan KB implan :
1. Rasa perih atau tidak nyaman pada kulit sekitar tempat KB implant
2. Keluhan terkait gangguan hormonal seperti perdarahan melalui vagina (ngeflek),
kenaikan berat badan, gangguan pola menstruasi, gangguan mood, dsb
3. Penurunan berat badan secara signifikan
Setelah melahirkan merupakan kondisi yang normal terjadi. Hal ini disebabkan oleh
kenaikan berat badan yang terjadi semasa kehamilan berkaitan dengan kondisi kehamilan
itu sendiri sehingga setelah melahirkan tubuh akan beradaptasi dan kembali seperti
keadaan sebelum hamil.
Walaupun merupakan hal yang normal, berat badan yang terlalu rendah dan berada jauh
dibawah indeks massa tubuh mengindikasikan nutrisi yang buruk. Nutrisi yang buruk
mempermudah terjadinya berbagai masalah kesehatan seperti terjadinya infeksi, anemia
(kurang darah), dsb.

Bila ibu merasa khawatir atau merasakan perubahan yang terjadi pada tubuh sangat
signifikan sebaiknya ibu memeriksakan diri ke faskes terdekat agar mendapat solusi yang
tepat terkait kondisi ibu.
Rata-rata wanita baru mengalami menstruasi kembali setelah 6 minggu pasca
melahirkan sehingga kondisi ibu (40 hari pasca melahirkan belum menstruasi) merupakan hal
yang tergolong normal. Bila ibu masih merasa khawatir atau belum jelas mengenai hal ini,
ibu dapat mendatangi fakes terdekat dan menanyakanya secara langsung agar mendapat
penjelasan secara mendetail mengenai hal ini.
19

2.4 Pathway
PathwayAkseptor KB Implan

IMPLAN

Hormon levonogestrel Benda asing di bawah kulit

Kadar progestin Kurang pengetahuan


Supresi maturasi Merangsang Reaksi radang di terhadap pemasangan
siklik hipotalamus lengan kiri dan efek samping

Mucus serviks
Mengganggu Pelepasan
menebal, dan Supresi
proses mediator
jumlahnya menurun peningkatan LH
pembentukan Ansietas
endometrium
Stimulasi saraf
Membentuk sawar Menekan simpatis
untuk penetrasi Atrofi endemeteri terjadinya ovulasi

Prespsi
Menghambat
Menghambat
terjadinya
pergerakan sperma
implementasi Nyeri
20

2.5 Dampak
1. Menibulkan Efek Samping
Pengguna KB implan atau KB susuk mungkin untuk menimbulkan efek samping. Efek
samping dari pemasangan KB ini meliputi nyeri dan bengkak pada kulit di sekitar implan
di tanam, pola menstruasi yang tidak teratur, perubahan suasana hati, kenaikan berat
badan, nyeri payudara, jerawat, nyeri perut, dan sakit kepala
2. Tidak Melindungi dari Penyakit
Sama seperti kontrasepsi hormonal lainnya semisal pil KB dan suntik KB, KB implan
tidak dapat mencegah penularan penyakit menular seksual (PMS). Oleh karena itu, guna
mencegah terjadinya penyakit tersebut, tetap perlu menggunakan kontrasepsi tambahan
berupa kondom saat berhubungan intim
3. Tidak Semua Orang Cocok
Meski memberi kemudahan, tidak semua wanita bisa menggunakan KB implan. KB
implan sebaiknya dihindari oleh wanita yang memiliki penyakit tertentu seperti diabetes,
penyakit jantung, gangguan fungsi hati, migrain, dan kolestrol tinggi.
Selain itu, wanita yang pernah mengalami penggumpalan darah , emboli paru, atau
riwayat kanker payudara juga tidak disarankan untuk menggunakan KB implan.
Karena tidak semua orang bisa menggunakan KB implan, pentingnya harus berkonsultasi
dengan tenaga kesehatan terdekat terlebih dahulu sebelum menggunakannya. Saat
berkonsultasi, informasikan riwayat kesehatanyang dimiliki agar dapat diputuskan apakah
cocok menggunakan KB implan atau tidak.
2.6 Penatalaksanaan
Cara Penggunaan Kontrasepsi Implan :
A. Alat dan Bahan
1. Meja periksa untuk tempat tidur klien
2. Penyangga lengan atau meja samping
3. Sabun untuk mencuci lengan
4. 2 kapsul implan dalam satu kemasan steril
21

5. Kain penutup operasi steril (bersih) yang kering


6. 3 mangkok steril atau DTT (1 untuk larutan antiseptic, 1 tempat airDTT/ steril, dan 1
lagi untuk tempat kapsul implan)
7. Kapsul implan plus dan fin ada di dalam trokar steril
8. Sepasang sarung tangan steril/DTT
9. Larutan antisepsik
10. Anastesi local (konsentrasi 1% tanpa epinefrin)
11. Tabung suntik (5 atau 10 ml) dan jarum suntuik dengan panjang 2,5–4 cm (nomor 22)
12. Trokar no 10 dengan pendorongnya
13. Skapel (pisau bedah) no 11
14. Pola terbuat dari plastic (template) untuk menandai posisi kapsul(huruf V)
15. Band aid (plester untuk luka ringan) atau kasa steril dengan plester/kasa pembalut
16. Epinefrin untuk syok anafilaktik (harus selalu tersedia untuk darurat)
B. Langkah Pemasangan Implan
1. Mempersiapkan alat
2. Mencuci tangan
3. Memastikan klien sudah mencuci lengan kiri atas dengan bersih
4. Memakai sarung tangan
5. Mengusap tempat pemasangan dengan antiseptic
6. Memasangkan penutup steril di tempat pemasangan implant
7. Menyuntikkan anastesi lokal secara intracutan
8. Melakukan anastesi lanjutan subdermal di tempat insisi dan alurpemasangan implant
(masing-masing 1 cc)
9. Menguji efek anastesi sebelum melakukan insisi pada kulit
10. Membuat insisi 2mm dengan ujung bisturi hingga subdermal
11. Memasukkan ujung trokar melalui luka insisi hingga mencapaisubdermal
12. Memasukkan pendorong ke dalam trokard
13. Menahan pendorong di tempatnya, kemudian tarik trokard ke arahpangkal pendorong
untuk menempatkan kapsul 1 di subdermal
14. Menahan kapsul pada tempatnya tarik trokar dan pendorong(bersamaan) hingga tanda
2 mencapai luka insisi
22

15. Mengarahkan ujung trokar ke samping kapsul pertama, kemudiandorong tokard (tidak
mengikuti alur segitiga terbalik) hingga tanda 1mencapai luka insisi.
16. Menarik pendorong keluar, masukkan kapsul kedua dan dorong denganpendorong ke
ujung trokard hingga terasa tahanan
17. Menarik trokar ke arah pangkal pendorong untuk menempatkan kapsuldi subdermal
18. Menahan kapsul pada tempatnya, tarik trokard dan pendorong(bersamaan) hingga
keluar seluruhnya, melalui luka insisi.
19. Memeriksa kembali kedua kapsul telah terpasang di subdermal padaposisi yang telah
direncanakan
20. Membereskan alat
21. Mencuci tangan kembali

2.7 ASKEB Teori


TEORI MANAJEMEN KEBIDANAN
A. Pengertian
Menurut Tresnawati (2015), manajemen kebidanan adalah suatupendekatan proses
pemecahan masalah yang digunakan sebagai metodeuntuk mengorganisasikan pikiran
dan tindakan berdasarkan teori ilmiah,temuan, keterampilan, dalam rangkaian atau
tahapan yang logis untukmengambil suatu keputusan yang berfokus pada klien.
B. Langkah-langkah dalam Manjemen Kebidanan
Proses manajemen kebidanan merupakan proses pemecahan masalahyang
memperkenalkan sebuah metode atau pemikiran dan tindakan-tindakan dengan urutan
yang logis sehingga pelayanan komprehensifdan aman dapat tercapai
(Ambarwati,2015).Menurut Helen Varney,proses manajemen kebidanan terdiri dari 7
langkah yang berurutan,dimulai dari :
1. Langkah I : PengkajianData
Pengkajian adalah tahap awal yang dipakai dalam menerapkanasuhan kebidanan pada
pasien dan merupakan suatu prosespengumpulan data yang sistematis dari berbagai
sumber data untukmengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien
(Nursalam, 2015).
a) Data Subyektif
23

Data subyektif adalah data yang didapatkan dari pasien sebagaisuatu pendapat
terhadap suatu situasi dan kejadian, informasitersebut tidak dapat ditemukan oleh
tim kesehatan secaraindependen tetapi melalui suatu interaksi atau komunikasi
biodata yang menyangkut identitas pasien (Ambarwati, 2015)
1) Nama
Nama jelas dan lengkap bila perlu nama panggilansehari-hari agar tidak keliru
dalam memberikanpelayanan.
2) Umur
Dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya resikoseperti kurang dari 20
tahun, alat-alat reproduksi belummatang, mental dan psikisnya belum siap.
3) Agama
Untuk mengetahui pasien tersebut dalam membimbingatau mengarahkan
pasien dalam berdoa.
4) Suku Bangsa
Berpengaruh pada adat istiadat atau kebiasaan sehari-hari.
5) Pendidikan
Berpengaruh pada tindakan kebidanan dan mengetahuisejauh mana tingkat
intelektualnya, sehingga bidan dapatmemberikan konseling sesuai dengan
pendidikannya.
6) Pekerjaan Pasien
Gunanya untuk mengetahui dan mengukur tingkat sosialekonominya, karena
ini mempengaruhi dalam gizi pasientersebut.
7) Alamat
Ditanyakan karena mungkin memiliki nama yang samadengan alamat yang
berbeda
8) Keluhan Utama
Keluhan yang terjadi pada akseptor KB Implan denganSpotting adalah
mengalami perdarahan yang sedikit–sedikitkadang lama dan mengganggu
(Handayani, 2015).
9) Riwayat Menstruasi
24

Umur menarche, siklus, lamanya haid, banyaknya darah, haidteratur atau


tidak, sifat darah (cair atau ada bekuan,warnanya), adanya dismenorhoe
(Rohani dkk, 2015).
10) Riwayat Perkawinan
Perlu dikaji tentang berapa kali menikah, status menikah syahatau tidak, untuk
mengetahui keadaan dan kesiapanPsikologis ibu (Ambarwati, 2015).
11) Riwayat Keluarga Berencana
Jenis kontrasepsi yang pernah dipakai, efek samping, alasanberhentinya
penggunaan alat kontrasepsi, dan lamapenggunaan alat kontrasepsi (Rohani
dkk, 2015).
12) Riwayat Penyakit
(a) Riwayat Penyakit Sekarang
Untuk mengetahui ibu menderita penyakit menular (TBC, hepatitis, dan
Malaria), penyakit keturunan (DM,Jantung, Hypertensi) (Sulistyawati
2015).
(b) Riwayat Penyakit yang Sedang Diderita.
Tanyakan pada klien penyakit apa yang sedang dideritapada saat ini. Hal
ini diperlukan untuk menentukanbagaimana asuhan berikutnya
(Astuti,2015).
Dengan menyebutkan nama penyakit berat yang pernahdiderita oleh keluarga
dan dikhususkan terhadap riwayatkesehatan terutama penyakit genetik dan
penyakitketurunan, misalnya DM, Jantung, Hypertensi, Stroke,Epilepsi dan
lain-lain (Setiadi 2015).
13) Pola Kebiasaan Sehari-hari:
(a) Nutrisi
Menggambarkan tentang pola makanan dan minum,frekuensi banyaknya,
jenis makanan, makananpantangan (Ambarwati, 2015).
(b) Eliminasi
Menggambarkan pada pola fungsi sekresi yaitukebiasaan buang air besar
meliputi, frekuensi, jumlah,konsistensi, dan bau serta kebiasaan buang air
kecilmeliputi frekuensi, warna, jumlah (Wiknjosastro, 2015).
25

14) Pola Istirahat


Menggambarkan pola Istirahat dan tidur pasien, berapajam pasien tidur,
kebiasaan sebelum tidur. (Saifuddin,2015).
15) Keadaan Psikososial
Untuk mengetahui keadaan psikologi pasien akseptor KBImplan dengan
spotting. Pasien merasa cemas atau tidakdengan adanya bercak merah yang
keluar dari alat kelamin(Sulistyawati, 2015).
b) Data Obyektif
Data obyektif adalah data yang dapat diobservasi dandiukur oleh tenaga kesehatan
(Nursalam, 2015).
1) Keadaan Umum
Keadaan umum ini meliputi : Baik, sedang, atau jelek. Padapasien akseptor
KB Implan keadaan umumnya baik (Manuaba,2015).
2) Kesadaran
Kesadaran adalah kemampuan individu mengadakan hubungandengan
lingkungannya, serta dengan dirinya sendiri melaluipanca indranya dan
mengadakan pembatasan terhadaplingkungannya serta terhadap dirinya
sendiri melalui perhatian(Ambarwati, 2015).
Menurut Ambarwati, (2015), tingkatanmenurunnya kesadaran dibedakan
menjadi 6 diantaranya:
(a) Composmentis, suatu bentuk kesadaran normal yangditandai individu
sadar tentang diri dan lingkunganyasehingga ingat, perhatian dan
orientasinya mencakupruang, waktu, dan dalam keadaan baik.
(b) Amnesia, menurunnya kesadaran ditandai denganhilangnya ingatan atau
lupa tentang suatu kejadiantertentu.
(c) Apatis, menurunnya kesadaran ditandai dengan acuh takacuh terhadap
stimulus yang masuk (mulai mengantuk).
(d) Samnolensi, menurunnya kesadaran ditandai denganmengantuk (rasa
malas dan ingintidur).
(e) Stupor (separuh koma), keadaan seperti tidur lelap ,tetapiada respon
terhadap nyeri
26

(f) Coma (Comatose),yaitu tidak bisa dibangunkan, tidak adarespon kornea


maupun reflek muntah,munkin juga tidakada respon pupil terhadap
cahaya.
c) Pemeriksaan Fisik
Untuk menilai kondisi kesehatan ibu dan bayi sertatingkat kenyamanan fisik ibu
bersalin serta mendeteksi diniadanya komplikasi, informasi dari hasil
pemeriksaan fisik dananamnesa digunakan dalam menentukan
diagnosa,mengembangkan rencana, dan pemberian asuhan yang sesuai(Hidayat
dan Sujiyatini, 2015).
1) Tanda-tanda Vital:
(a) Tekanan Darah
Tekanan darah diukur dengan menggunakan alattensimeter dan stetoskop.
Tekanan darah normal,sistolik antara 110 sampai 140 mmHg dan
diastolikantara 70 sampai 90 mmHg (Astuti, 2015).
(b) Suhu
Suhu badan pada akseptor KB Implan biasanyanormal, suhu normal
adalah 36-370C (Marmi dkk,2015).
(c) Nadi
Teknik pengukuran vital sign pulse (nadi) pada lokasitertentu di mana
dapat dirasakan gelombang darahyang disebabkan oleh pemompaan atau
kontraksiventrikal kiri jantung. Normalnya frekuensi nadiadalah 60-100
kali/menit (Niman, 2015).
(d) Pernafasan
Menghitung pernafasan dilakukan 1 menit penuh.Tujuan untuk
mengetahui system fungsi pernafasanyang terdiri dari mempertahankan
pertukaran oksigendan karbondioksida dalam paru-paru dan
pengaturankeseimbangan asam basa (Kusmiyati, 2015).
2) Berat Badan
Pada pemasangan KB Implan dapat menaikkan beratbadan (Manuaba, 2015).
3) Inspeksi
Menurut Nursalam (2015), inspeksi adalah proses observasisecara sistematis
27

yang dilakukan dengan menggunakan indrapenglihatan, pendengaran, dan


penciuman sebagai alatmenggumpulkan data untuk menentukan ukuran tubuh,
bentuktubuh, warna kulit, dan kesimetrisan posisi:
(a) Kepala
Untuk mengetahui bentuk kepala dan untuk mengetahuikebersihan
rambut, rontok atau tidak.
(b) Muka
Untuk mengetahui tampak pucat atau tidak.
(c) Mata
Untuk mengetahui conjungtiva pucat atau tidak. Skleraikterik atau tidak.
(d) Mulut dan Gigi
Untuk mengetahui ada karies gigi atau tidak, lidahbersih atau kotor, ada
stomatitis atau tidak.
(e) Kelenjar Tyroid
Untuk mengetahui ada pembesaran kelenjar tyroidatautidak.
(f) Kelenjar Getah Bening
Untuk mengetahui ada pembesaran kelenjar getahbening atau tidak.
(g) Dada
Untuk mengetahui retraksi dada kanan-kiri saatbernafas sama atau tidak.
(h) Payudara
Untuk mengetahui simetris atau tidak, areolaberpigmentasi atau tidak,
puting susu menonjol atautidak, kolostrum sudah keluar atau belum.
(i) Perut
Untuk mengetahui ada bekas operasi atau tidak, adastrie atau tidak, ada
linea atau tidak.
(j) Ekstremitas
Untuk mengetahui ada oedema atau tidak, ada varicesatau tidak,
hofmansign atau mengetahui tandatromboflebitis.
4) Palpasi
Palpasi adalah teknik pemeriksaan yang menggunakan indra peraba untuk
28

mengumpulkan data tentang suhu, turgor, bentuk, kelembapan, variasi, dan


ukuran (Nursalam, 2015).

(a) Leher
Untuk mengetahui adanya pembengkakan pada kelenjar getah bening atau
tidak.
(b) Dada
Untuk mengetahui bentuk dan ukuran payudara, puting susu menonjol
atau tidak, adanya retraksi, masa dan pembesaran pembuluh limfe (Marmi
dkk, 2015).
(c) Perut
Palpasi dilakukan dengan tujuan mencari adanya tahanan, keras, lembut
dan massa (Niman, 2015). Pada kasus spotting dilakukan pemeriksaan
abdomen untuk mengetahui ada nyeri tekan atau tidak, dan ada
pembesaran tidak.
5) Auskultasi
Auskultasi merupakan teknik pemeriksaan dengan menggunakan stetoskop
untuk mendengarkan bunyi yang dihasilkan oleh tubuh meliputi auskultasi
jantung dan napas, apakah ada bunyi rales, ronchi, wheezing, dan
pleuralfrictionrub (Nursalam, 2015).
6) Perkusi
Perkusi adalah metode pemeriksaan dengan cara mengetuk.Tujuan perkusi
adalah menentukan batas-batas organ ataubagian tubuh dengan cara
merasakan vibrasi yang ditimbulkanakibat adanya gerakan yang diberikan ke
bawah jaringan(Priharjo, 2015).Ekstremitas Meliputi pemeriksaan
oedema,varices, kuku jari dan reflek patella (Astuti, 2015).
7) Data Pemeriksaan Laboratorium
Pada kasus KB implan dengan spotting dilakukan pemeriksaankehamilan
untuk memastikan pasien hamil atau tidak danpemeriksaan Hb (Arum dan
Sujiyatini, 2015).
29

2. Langkah II : Interpretasi Data


a) Diagnosa Kebidanan
Diagnosa dapat ditegakkan yang berkaitan dengan para,abortus, anak hidup, umur
ibu dan keadaan umum(Ambarwati dan Wulandari, 2015).
Diagnosa : Ny... P…A… umur…tahun akseptor KBimplan.
Data dasar meliputi :
1) Data Subjektif
Pernyataan ibu tentang jumlah persalinan, apakah pernahabortus atau tidak,
keterangan ibu tentang umur,keterangan ibu tentang keluhan (Ambarwati
danWulandari, 2015).
(a) Ibu mengatakan bernama….
(b) Ibu mengatakan alasan ingin memakai KB implan….
2) Data Objektif
Hasil pemeriksaan tentang pengeluaran pervaginam,hasil pemeriksaan tanda-
tanda vital (Ambarwati danWulandari, 2015).
(a) Keadaan umum, untuk mengetahui keadaan umumapakah baik atau lemah
(Sulistyawati, 2015).
(b) Tanda-tanda vital, pemeriksaan tanda-tanda vitaladalah melakukan
pengukuran suhu tubuh(temperature), nadi (pulse),
pernapasan(respirasirate), tekanan darah (bloodpressure) danpengkajian
terhadap nyeri (pain) pada tubuh
(c) Genetalia, Untuk mengetahui adanya pembengkakan,indurasi, nyeri dan
sekret dari kelenjar bartholini(Niman, 2015).
b) Masalah
Permasalahan yang muncul berdasarkan pernyataan pasien.Masalah
seringberhubungan dengan bagaimana wanita itumengalami kenyataan terhadap
diagnosisnya (Sulistyawati,2015). Masalah yang dialami pada kasus KB implan.
c) Kebutuhan
Kebutuhan adalah hal-hal yang dibutuhkan oleh pasien danbelum terindikasi
dalam diagnosa dan masalah yangdidapatkan dengan melakukan analisa data
(Kusbandiyah,2015). Pada kasus KB Implan kebutuhanyang diperlukan menurut
30

Sulistyawati, (2015) yaitu,Penjelasan tentang gangguan pola haid pada


pemakaianimplan berupa amenorea dan spotting.

d) Langkah III : Diagnosa Potensial


Pada langkah ini di identifikasikan masalah atau diagnosa potensialberdasarkan
rangkaian masalah dan diagnosa, hal ini membutuhkanantisipasi, pencegahan, bila
memungkinkan menunggu mengamatidan bersiap-siap apabila hal tersebut benar-
benar terjadi (Ambarwatidan Wulandari, 2015). Diagnosa potensial yang mungkin
terjadipada kasus kb implan dengan spotting adalah terjadinya anemia(Arum dan
Sujiyatini, 2015).
e) Langkah IV : Antisipasi
Langkah ini memerlukan kesinambungan dari manajemenkebidanan. Identifikasi
dan menetapkan perlunya tindakan segeraoleh bidan atau dokter dan atau untuk
dikonsultasikan atau ditanganibersama dengan anggota tim kesehatan lain sesuai
dengan kondisipasien (Ambarwati, Wulandari, 2015). Antisipasi pada anemia
perludiberikan preparat besi dan anjurkan mengkonsumsi makanan yangbanyak
mengandung zat besi (Arum dan Sujiyatini, 2015).
f) Langkah V : Rencana Tindakan
Langkah ini ditentukan dari hasil kajian pada langkah sebelumnya.Jika ada
informasi atau data yang tidak lengkap bisa dilengkapi.Merupakan kelanjutan
penatalaksanaan terhadap masalah ataudiagnosa yang telah diidentifikasi atau
diantisipasi yang sifatnyasegera atau rutin (Tresnawati, 2015).
Rencana tindakan yang dapat dilakukan pada akseptor KB Implanmenurut
(Saifuddin, 2015) :
1) Jelaskan bahwa perdarahan ringan sering ditemukan terutamapada tahun
pertama. Bila tidak ada masalah dan klien tidakhamil, tidak diperlukan
tindakan apapun.
2) Bila klien mengeluh ada masalah perdarahan dan inginmelanjutkan pemakaian
implan dapat diberikan pil kombinasisatu siklus, atau ibuprofen 3x800 mg
31

selama lima hari.Terangkan pada klien bahwa akan terjadi perdarahan setelah
pilkombinasi habis.
3) Bila terjadi perdarahan lebih banyak dari biasa, berikan 2 tabletpil kombinasi
untuk 3-7 hari dan kemudian dilanjutkan dengansatu siklus pil kombinasi,
atau dapat juga diberikan 50 µgetinilestradiol, atau 1,25 mg estrogen equen
konjugasi 14-21hari.
g) Langkah VI : Pelaksanaan
Langkah ini merupakan pelaksanaan rencana asuhan penyuluhanpada klien dan
keluarga. Mengarahkan atau melaksanakan rencanaasuhan secara efisien pada
pasien (Ambarwati dan Wulandari, 2015).
Pada langkah ini bidan melaksanakan langsung tindakan yang telahdi rencanakan
pada akseptor KB implan menurutSaifuddin, 2015, yaitu sebagai berikut :
1) Menjelaskan bahwa perdarahan ringan sering ditemukanterutama pada tahun
pertama. Bila tidak ada masalah danklien tidak hamil, tidak diperlukan
tindakanapapun.
2) Bila klien mengeluh ada masalah perdarahan daningin melanjutkan pemakaian
implan dapat diberikan pilkombinasi satu siklus, atau ibuprofen 3x800 mg
selamalimahari.
3) Menjelaskan pada klien bahwa akan terjadi perdarahansetelah pil kombinasi
habis. Bila terjadi perdarahan lebihbanyak dari biasa, berikan 2 tablet pil
kombinasi untuk 3-7 hari dan kemudian dilanjutkan dengan satu siklus
pilkombinasi, atau dapat juga diberikan 50 µg etinilestradiol,atau 1,25 mg
estrogen equen konjugasi 14-21hari.
h) Langkah VII : Evaluasi
Langkah ini merupakan langkah terakhir guna mengetahui apa yangtelah
dilakukan bidan. Mengevaluasi keefektifan dari asuhan yangdiberikan, ulangi
kembali proses manajemen dengan benar terhadapsetiap aspek asuhan yang
dilaksanakan tapi belum efektif ataumerencanakan kembali yang belum terlaksana
(Ambarwati danWulan, 2015)
Evaluasi yang ingin dicapai pada akseptor KB implan menurut Syaifudin (2015),
yaitu :
32

1) Klien sudah tahu tentang efek samping, kegunaan, manfaat, dan jangka waktu
pemakaian KBimplan.
2) Ibu tetap ingin menggunakan KBimplan.
3) Terapi pil kombinasi atau etinilestradiol sudah diberikan dan ibubersedia
untuk meminumnya.
BAB III

TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR KB IMPLAN NY”F” P3A0
USIA 32 TAHUN DI RUANG KIA/KB PUSKESMAS SORONG BARAT
KOTA SORONG

3.1 PENGKAJIAN DATA


Anamnesa tanggal : 21 November 2022 Jam : 09.00 WIT
No. Register :

Nama klien : Ny.F Nama Suami : Tn.R


Umur : 32 tahun Umur : 32 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/bangsa : Serui/Indo Suku/bangsa : Ambon/Indo
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Nelayan
Alamat : Jl.D.Ayamaru Rufei Alamat : Jl.D.Ayamaru Rufei
Kec Sorong Barat Kec Sorong Barat
Kota Sorong Kota Sorong

DATA SUBYEKTIF
1. Alasan kunjungan : ibu mengatakan ingin memasang alat kontasepsi jenis implan
2. Keluhan utama : ibu mengatakan ingin mengatur jarak kehamilannya
3. Riwayat mensruasi :
a. Riwayat haid
Menarche : 13 tahun
Siklus : 28–30 hari
Lamanya : 7 hari
Teratur/tidak : teratur

33
34

Warna : merah gelap


Bau : khas darah
Sifat darah : encer
Jumlah darah : 20–40 cc (1–2 kali ganti pembalut/hari)
b. Keluhan
Dismenorhea : ibu mengatakan tidak
Flour albus : ibu mengatakan tidak
4. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
Kehamilan Persalinan Anak Nifas

Ke UK Peny Penolo Tmp Jenis Penyul JK BB PB Um H/M ASI Peny


ulit ng Persalinan it ur ulit
1 9 bln - Bidan RS Normal - L 3,1 50 13 H - -
cm Thn
2 9 bln - Bidan PKM Normal - P 3,3 49 12 H - -
cm thn
3 9 bln - Bidan PKM Normal - P 3,5 50 13 H + -
cm hari lanc
ar

5. Riwayat kesehatan
a. Riwayat penyakit yang pernah diderita/kesehatan sekarang : ibu mengatakan tidak
sedang menderita penyakit menurun seperti hipertensi, asma, diabetes melitus, dan
jantung. Serta tidak sedang menderita penyakit menular seperti hepatitis dan TBC
b. Riwayat penyakit yang pernah diderita dahulu dan pernah melakukan operasi
dahulu :ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menurun seperti hipertensi,
asma, diabetes melitus, dan jantung. Dan tidak pernah menderita penyakit menular
seperti hepatitis dan TBC. Serta tidak pernah melakukan operasi seperti caesar, usus
buntu, dan lain-lain
c. Riwayat kesehatan keluarga dahulu dan sekarang : ibu mengatakan keluarga tidak
mempunyai riwayat penyakit tertentu yang sedang di derita dulu maupun
35

sekarangseperti sakit jantung, ginjal, asma/TBC, hipertensi, diabetes, epilepsi, dan


lain-lain
6. Pola aktivitas :
a. Nutrisi
1) Pola makan
Frekuensi : 3 kali sehari
Jenis makanan
Pagi :1 piring nasi + 1 potong ikan + sayur
Siang :1 piring nasi + ikan + sayur + buah
Malam :½ porsi nasi + sayur + ikan
2) Pola minum
Frekuensi : 7-8 gelas per hari
Jenis minuman : air putih + susu + teh manis + kadang sirup
b. Eliminasi
1) BAK : 5-6 kali sehari
Warna : kuning
2) BAB : 1 kali sehari
Konsistensi : lembek
c. Istirahat
1) Tidur siang : ± 2 jam (dari jam 13.00–jam 14.00 WiB)
2) Tidur malam : ± 6–7 jam (dari jam 21.00–jam 04.00 WiB)
d. Aktivitas
Kebiasaan sehari-hari : Masak, nyuci, membersihkan rumah, dll
e. Hubungan seksual
Seksualitas : 3 kali seminggu
Keluhan : tidak ada
f. Personal hygiene
1) Kebiasaan mandi : 2 kali sehari
2) Kebiasaan membersihkan alat kelamin : setiap mandi, selesai BAK dan BAB
3) Kebiasaan mengganti pakaian dalam: 2 kali sehari dan apabila sudah lembab
36

7. Data psikososial
a. Hubungan ibu, suami dan keluarga baik
b. Pengambilan keputusan dalam keluarga adalah suami
c. Ibu telah membicarakan kepada suami dan keluarganya untuk keinginan berKB
implan
d. Suami setuju apabila istrinya menggunakan KB implan untuk menjarangkan
kehamilannya
e. Suami adalah pencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarganya
f. Ibu dan keluarga taat dalam menjalankan ibadah

DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Keadaan emosional : Baik
BB : 64 kg
TB : 155 cm
TTV
Tensi : 120/80 mmHg
Nadi : 82 x/menit
Suhu : 36,5 °C
RR : 20 x/menit
2. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
Rambut : Lurus, panjang, hitam, tidak berketombe, tampaksedikit
rontok dan tipis
Muka : Bentuk lonjong dan simetris, tidak pucat, tidak ada
oedema, dan tidak ada cloasma gravidarum
Mata : Bentuk simetris, konjungtiva tidak pucat, sclera putih,
penglihatan baik, dan tidak ada pembengkakan pada
kelopak mata
37

Hidung : Bentuk simetris, tidak ada secret maupun polip


Telinga : Bentuk simetris, tidak ada serumen, keadaan bersih, dan
fungsi pendengaran baik
Mulut : Tidak ada kelainan bentuk pada mulut, tidak terdapat
stomatitis, dan tidak ada pembesaran tonsil
Gigi dan gusi : Keadaan gigi bersih, gusi nampak baik, tidak terdapat
pembengkakan, nampak sedikit caries pada gigi bagian
dalam
Leher : Tidak ada massa dan tidak ada pembengkakan vena
jugularis
Payudara (kanan dan kiri)
Bentuk : Simetris kanan dan kiri.
Keadaan : Baik.
Puting susu : Menonjol kanan dan kiri.
Pengeluaran : ASI
Abdomen : Tidak ada luka bekas operasi, tidak ada strie
gravidarum, ada linea nigra.
Genetalia : Tidak dilakukan pemeriksaan (Ibu mengatakan tidak
bersedia, dilakukan pemeriksaan genetalia)
Ekstremitas atas : Tidak ada oedem, kuku tidak pucat
Ekstremitas bawah : Tidak ada oedem, tidak ada varises, kuku tidak pucat
b. Palpasi
Leher : Tidak teraba pembengkakan vena jugularis, tidak
teraba pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar limfe
Payudara
Rasa nyeri : Tidak ada.
Benjolan : Tidak teraba.
Abdomen : Tidak ada nyeri tekan pada abdomen
c. Perkusi
Reflek patella :+
3. Pemeriksaan penunjang : tidak dilakukan pemeriksaan penunjang
38

3.2 ANALISA DATA


Ny.F umur 32 tahun P3A0 akseptor KB implan

Masalah Potensial
Tidak ada

Tindakan Segera
Tidak ada

3.3 PENATALAKSANAAN
1. Menanyakan pada Ny.F, apa ibu bersedia menjadi objek studi kasus asuhan kebidanan
Evaluasi : Ny.F bersedia menjadi objek studi kasus asuhan kebidanan
2. Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan bahwa sejauh ini semua
masih dalam batas normal, TTV ibu yaitu :
TD : 120/80 mmHg RR :20 x/menit
N :82 x/menit S :36,5 °C
TB :155 cm BB :64 kg
Evaluasi : Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaanya dan tampak senang
3. Menjelaskan tujuan dan perosedur pemasangan KB implan pada ibu, beritahu ibu bahwa
KB akan di pasang pada lengan yang tidak banyak melakukan aktifitas yakni lengan kiri,
namun jika ibu beraktifitas menggunakan lengan kiri (kidal) maka KB akan di pasang
pada lengan kanan
Evaluasi : Ibu mengerti dengan apa yang disampaikan dan setuju untuk dilakukan
pemasangan KB implan
4. Melakukan pemasangan KB implan dengan teknik pemasangan yang baik dan benar
sesuai standard yang berlaku
Evaluasi : Ny.F telah dipasangkan KB implan dan menjadi akseptor baru.
5. Membertahu kepada ibu tentang efek samping seperti perubahan pola haid danberat
badan, sakit kepala/pusing, penurunan libido/hasrat seksual.
Ibu sudah mengerti tentanng efek samping KB implan
39

6. Memberikan Tablet Amoxilin 2x1 dan Tablet Asam Mefenamat 3x1 , KIE ibu untuk rutin
meminum Antibiotik dan Anti nyeri yang telah diberikan
Evaluasi : Ibu mengerti dengan apa yang disampaikan dan bersedia mengkonsumsi obat
yang diberikan
7. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang jika terdapat keluhan seperti
Evaluasi : ibu bersedia melakukan kunjungan ke fasilitas kesehatan terdekat jika terdapat
tanda dan gejala seperti yang tertera di atas
8. Dokumentasi kebidanan
Evaluasi : sudah dilakukan dokumentasi kebidanan berupa foto
BAB IV
IDENTIFIKASI DAN PEMBAHASAN MASALAH

4.1 Pengkajian
Pengkajian kasus ini pada Ny. F dilakukan tanggal 20 November 2022 diperoleh data
subyektif didapatkan yaitu ibu mengatakan ingin ber KB implant. Menurut Saiffudin (2010)
yang dikatakan akseptor KB implant yaitu pasangan usia subur yang melakukan kunjungan
ulangatau ganti kecara atau alat yang lain baik menggunkan cara yang sama atau yang alat
yang sama. Penelitian yang dilakukan oleh suyanti (2016) dan Girma (2016) menyebutkan
bahwa sebagian besar pasangan usia produktif menggunakan alat kontrasepsi jenis implant.
Ibu mengatakan berumur 32 tahun yaitu salah satu indikasi pemasangan KB implant.
Menurut Saiffudin (2010) menyatakan bahwa salah satu ibu yang boleh memakai KB implant
yaitu ibu yang tidak hamil, ibu mengatakan sedang tidakhamil yaitu salah satu indikasi
pemasangan KB implant, ibu jugamengatakan bahwa bersedia untuk di lakukan bongkar
pasang KB implant yang seharusnya masa aktif KB implant tersebut 3-5 tahun tetapi sebelum
masa aktif habis implant tersebut sudah harus di ganti. Dalam penelitianyang dilakukan oleh
aniekan (2014) menyebutkan bahwa padakarakteristik akseptor KB implant berusmur 15-44
tahun. Didapatkan data obyektif dari hasil pengamatan dan pemeriksaan yaitu keadaan ibu
baik, kesadaran ibu composmentis, vital sign : TD : 120/80 mmHg, N :82x/menit, R:
20x/menit, S : 36,5˚C. Palapasi tidak ada benjolan padapayudara dan tidak ada nyeri tekan.
Dan pada data penunjang tidak dilakukan pemeriksaan. Menurut Saiffudin (2010) ibu yang
ingin melakukan pemasangan KB implant tidak boleh melebihi TD : 180/90 mmHg.Menurut
varney (2007), data obyektif adalah data yang diperoleh melalui pemeriksaan inspeksi,
palpasi, auskultasi dan perkusi yangdilakukan secara berurutan. Pada kasus penulis
melakukan pemeriksaaninspeksi untuk mengetahui apakah ibu sedang menderita penyakit
tertentuatau tidak, penulis berfokus pada daerah payudara apakah payudara simetris apa
tidak, perhatikan warna payudara. Palpasi pada payudara untuk mengetahui apakah ibu
mempunyai benjolan abnormal/kanker pada daerah payudara karena benjolan abnormal pada
payudara menjadi salah satu kontra indikasi pemasangan KB implant. Interpretasi data adalah
mengidentifikasi diagnosa kebidanan dan masalah bgerdasarkan interpretasi data yang benar
benar atas data-data yang telah dikumpulkan, interpretasi data meliputi diagnosa kebidanan

40
41

dan masalah yang muncul. Pada langkah ini maka diagnosa kebidanan yang muncul yaitu
Ny.F umur 32 tahun P3A0 akseptor KB implant. Belum mengetahui tentang KB implant (pra
pemasangan KB implant), efek samping KB implantsehubungan dengan kurangnya
pengetahuan ibu tentang KB implant makakebutuhan yang diberikan adalah KIE menyeluruh
tentang KB implant dari macam-macam implant, indikasi dan kontra indikasi, efek samping
(Dalam penelitian yang dilakukan oleh Waltham (2015) menyebutkanbahwa kasus spoting
yang paling sering di temui), alat yang digunakan dalam pemasangan implant, perawatan
luka post pemsangan implant. Sehingga muncul diagnosa kebidanan pada kunjungan pertama
pada tanggal 24 November 2022 Ny. F umur 32 tahun P3A0 akseptor KB implant,
Berdasarkan data diatas dan masalah yang muncul dalam kasus akseptor KB implant adalah
ibu merasakan nyeri pada bekas luka pemsangan KB implant, oleh karena itu kebutuhan yang
diberikan adalah KIE tentang cara mengatasi rasa nyeri yaitu dengan melakukan teknik
relaksasi, dan masalah yang muncul dalam kasus akseptor KB implant dengan nyeri pada
lengan bekas pemasangan KB implant, oleh karena itu kebutuhan yang diberikan adalah
menganjurkan ibu untuk meminum obat yang telah diberikan bidan untuk mengurangi rasa
nyeri pada lengan ibu. Maka ditarik kesimpulan pada langkah ini tidak terdapat kesenjangan
antara teori dan praktik.
4.2 Diagnosa Potensial
Kasus akseptor KB implant tidak ada diagnosa potensialnya. Pada kasus yang dilakukan
dilahan tidak ditemukan tanda diagnosa potensialsehingga tidak ada kesenjangan antara teori
dan praktik.Antisipasi penanganan segeraLangkah ini dilakukan berdasarkan ada atau
tidaknya kegawatdaruratan selama asuhan.Kasus Ny. F akseptor KB implant dilakukan
selama 3 hari tidak ditemukan kegawat daruratan maka tidak dilakukan tindakan
segera.Dapat disimpulkan tidak adanya kesenjamgam antara teori dan praktik.Perencanaan
Asuhan yang akan diberikan pada Akseptor KB Implant yaitu KIE tentang pencabutan
KB implant dan pra pemasangan KB implant (macammacam KB implant, indikasi dan
kontra indikasi, efek samping, alat yang digunakan dalam pemasangan KB implant), KIE
tentangefek samping KB implant, melakukan pemasangan KB implant, KIE tentang post
pemasangan KB implant, beritahu pasien alat yang digunakan, lakukan pemasangan KB
implant, KIE tentang cara perawatan luka bekas pemasangan, beritahu ibu kapan harus
melakukan kunjungan ulang (Saiffudin, 2010).
42

Rencana asuhan yang akan diberikan pada Ny. F umur 32 tahun P3A0 Akseptor KB
Implant yaitu KIE tentang pencabutan KB implant dan pra pemasangan KB implant (macam-
macam KB implant, indikasi dan kontra indikasi, efek samping, alat yang digunakan dalam
pemasangan KB implant), KIE tentangefek samping KB implant, melakukan pemasangan
KB implant, KIE tentang post pemasangan KB implant, beritahu pasien alat yang digunakan,
lakukan pemasangan KB implant, KIE tentang cara perawatan luka bekas pemasangan,
beritahu ibu kapan harus melakukan kunjungan ulang. Dalam penelitian yang dilakukan oleh
bhatia (2011) menyebutkan bahwa KB implant menyebabkan beberapa efek samping
khususnya pada pola menstruasi. Lakukan pemasanga KB implant, berikan KIE tentang
perawatan daerah luka pemasangan KB implant (post pemasangan KB implant), anjurkan ibu
untuk istirahat, melakukan kunjungan ulang jika ada keluhan. Menurut saiffuddin (2010),
pada teori menjelaskan akseptor KB implant rencana tindakanya meliputi jelaskan
menyeluruh mengenai KB implant ( macam-macam KB implant, keuntungan dan kerugian
menggunakan KB implant, indikasi dan kontra indikasi, menjelaskan cara pemasangan,
memberitahu alat yangdigunakan), melakukan pemasangan KB implant, jelaskan bahwa KB
implant mempunyai efek samping yang mungkin akan terjadi kepada pemakainya agar ibu
tidak panik jika terjadi efek samping dan bagaimana cara mengatasinya efek samping yang
ditimbulkan oleh KB implant, menjelaskan post pemasanagn KB implant (perawatan luka
pemasangan dan beritahu ibu kapan harus kontrol ulang). Pada tahap ini tidak terdapat
kesenjangan antara teori dan di lahan pratik yaitu di teori disebutkan bahwa pada
pemasangan KB implant menggunakan duk steril untuk menjaga daerah sekitar pemasangan
tetap terjaga kesterilan di daerah insisi sedangkan di lahan praktik juga menggunakan duk
steril.
4.3 Implementasi
Langkah ini bidan melaksanakan langsung tindakan yang telah direncanakan pada
akseptor KB implant ( Saifuddin,2010) yaitu konseling pra pemasangan KB implant,
melakukan pemasangan KB implant, memberikan pasien efek samping KB implant,
konseling post pemasangan KB implant. Langkah ini pelaksanaan yang dilakukanoleh
penulis kepada Ny, F umur 32 tahun P3A0 Akseptor KB Implant yaitu sesuai perencaan yang
telah disusun. Pada langkah pelaksanaan asuhan kebidanan pada Ny, F umur 32 tahun
Akesptor KB Implant pada tanggal 21/11/2022 yaitu beritahu ibu hasil pemeriksaan keadaan
43

umum: baik, kesadaran : composmetis, TTD: 120/80 mmHg, N: 80 x/m, S:36.5 ˚c, KIE
tentang pencabutan KB Implant dan pra pemasangan KB implant (macammacam KB
implant, indikasi dan kontra indikasi, efek samping, alat yang digunakan dalam pemasangan
KB implant), KIE tentangefek samping KB implant, melakukan pemasangan KB implant,
KIE tentang post pemasangan KB implant, memberitahu kepada ibu untuk tidak mengangkat
beban berat selama 3 hari, menganjurkan ibu untuk istirahat cukup, menganjurkan ibu untuk
kontrol ulang 1 minggu setelah pemasangan atau jika ada keluhan segera datang ke tenaga
kesehatan, menganjurkan ibu untuk meminum obat sesuai diberikan bidan, ibu bersedia
meminum obat sesuai yang diberikan bidan seperti anti nyeri atau asmed 500 mg 3 x 1. Tidak
terdapat kesenjangan antara teori dengan praktek. Pada teori hanya memberikan KIE tentang
pra dan post pemasangan KB implant dan memberikan terapi obat anti nyeri asmed 500 mg
3x1 selama 3 hari, dan pada praktek menjelaskan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan,
berikan KIE pra pemasangan KB implant (macam-macam KB implant, indikasi dan kontra
indikasi, efek samping, alat yang digunakan dalam pemasangan KB implant), KIE
tentangefek samping KB implant, melakukan pemasangan KB implant, KIE tentang post
pemasangan KB implant, memberitahu kepada ibu untuk tidak mengangkat beban berat
selama 3 hari, menganjurkan ibu untuk istirahat cukup, menganjurkan ibu untuk kontrol
ulang 1 minggu setelah pemasangan atau jika ada keluhan segera datang ke tenaga kesehatan,
menganjurkan ibu untuk meminum obat sesuai diberikan bidan, ibu bersedia meminum obat
sesuai yang diberikan bidan seperti anti nyeri atau asmed 500 mg 3 x 1.
4.4 Evaluasi
Pada langkah ini dilakuakan evaluasi sebagai langkah terkhir dari asuhan untuk
mengetahui hasil efektivitas asuhan yang diberikan dan didapatkan hasil pada Ny. F umur 32
tahun akseptor KB implant, tanggal 21 November 2022 diperoleh hasil keadaan umum ibu
baik, tidak ada masalah potensial yang muncul, ibu sudah mengetahui tentang KB implant
(macam-macam KB implant, indikasi dan kontra indikasi, efek samping, alat yang digunakan
dalam pemasangan KB implant), ibu sudah dilakukan pemasangan KB implant pada tanggal
21 November 2022 di lengan kiri bagian atas, ibu sudah tahu alat yang digunakan dalam
pemasangan Kbimplant, ibu tidak cemas dan sudah merasa nyaman, ibu bersedia datang
kesarana kesehatan bila ada keluhan dan ibu tetap menggunakan KB implant. Menurut
Estiwidani, (2008) evaluasi yang ingin dicapai pada akseptor KB implant yaitu ibu sudah
44

dilakukan pemasangan Kb implant, ibu sudah tahu efek samping KB implant, ibu sudah tahu
alat yang digunakan dalam pemasangan KB implant. Pada tahap ini tidak terdapat
kesenjangan antara teori dan praktek.
Asuhan kebidanan yang diberikan kepada Ny. F yang dimulai dari konseling
hingga pemasangan KB Implan yang dimana salah satu tujuannya adalah unutk
menjarangkan kelahiran anak. Pada bab ini penulis menyajikan pembahasan dengan
membandingkan antara teori dan manajemen asuhan kebidanan pada akseptor KB Implan
yang diterapkan pada Ny. F di Puskesmas Sorong Barat.
4.5. Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana
Pada Asuhan kebidanan ini, penulis telah memberikan konseling KB penggunaan alat
kontrasepsi dan menjelaskan macam-macam alat konrasepsi. Berdasarkan pengkajian yang
dilakukan, Ny. F disarankan untuk menggunakan kontrasepsi Implan karena efektif
mencegah kehamilan, dan dapat digunakan untuk waktu yang lama hingga 3-5 tahun,dan
tidak mempengaruhi ASI, dan dapat langsung dipasang.
Pemasangan KB Implan bulan Maret di Puskesmas Sorong Barat pada
tanggal 21 November 2022, dan memberitahu kepada ibu untuk kembali tanggal 28
November 2022 untuk control ulang dan apabila ibu merasakan keluhan dianjurkan untuk
datang ke puskesmas.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah penulis melakukan Asuhan Kebidanan pada akseptor KB Implant dengan judul “Asuhan
Kebidanan Pada Akseptor KB Implan Ny“F” P3A0 Usia 32 TahunDi Ruang KIA/KB Puskesmas
Soong Barat” maka penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

5.1 Kesimpulan
A. Pengkajian akseptor KB implant diperoleh data subyektif dan data obyektif pada tanggal
21 November 2022. Data subyektif diperoleh dari hasil wawancara pasien dimana
keluhan utama ibu adalah ingin menggunakan KB implant karena dengan
keefektifitasannya jangka panjang ibu merasa lebih irit biaya dan waktu, sedangkan data
obyektif diperoleh dari pemeriksaan fisik, keadaan ibu, palpasi payudaratidak ada
benjolan abnormal, tidak ada nyeri tekan pada payudara dantidak ditemukan adanya
kelainan lain.
B. Interpretasi data diperoleh dari pengumpulan data yang diambil daripengkajian sehingga
didapatkan diagnoasa yang tepat yaitu Ny.F 32 tahun akseptor KB implant. Dimana
timbul masalah gangguan rasa nyeripada ibu akibat bekas luka tempat pemasangan KB
implant sehinggadiberi kebutuhan berupa penjelasan tentang rasa nyeri pada daerah
lukapemasangan KB implant dan tentang efek samping KB implant yangmungkin terjadi.
C. Mengidentifikasi diagnosa potensial pada Ny.F tidak ditemukan tanda gangguan pola
menstruasi sehingga tidak ada diagnosa potensial,antisipasi tidak dilakukan karena tidak
ada diagnosa potensial.
D. Mengidentifikasi tindakan segera pada kasus Ny.F tidak dilakukan karena tidak
ditemukan kegawat daruratan.
E. Perencanaan asuhan kebidanan yaitu KIE tentang pra pemasangan KB implant (macam-
macam KB implant, indikasidan kontra indikasi, efek samping, alat yang digunakan
dalam pemasangan KB implant), KIE tentangefek samping KB implant,
melakukanpemasangan KB implant, KIE tentang post pemasangan KB implant,beritahu
pasien alat yang digunakan, lakukan pemasangan KB implant,KIE tentang cara
perawatan luka bekas pemasangan, beritahu ibu kapan harus melakukan kunjungan ulang.

45
46

F. Pelaksanaan rencana asuhan pada akseptor KB implant disesuaikandengan perencanaan


yang telah dilakukan.
G. Evaluasi setelah dilakukan KIE dan pemasangan KB implant didapatkanhasil keadaan
umum ibu baik, tidak ada masalah potensial yang muncul,ibu sudah mengetahui tentang
KB implant (macam-macam KB implant,indikasi dan kontra indikasi, efek samping, alat
yang digunakan dalampemasangan KB implant), ibu sudah dilakukan pemasangan KB
implantpada tanggal 21 November 2022 di lengan kiri bagian atas, ibu sudah tahu
alatyang digunakan dalam pemasangan KB implant, ibu tidak cemas dan sudahmerasa
nyaman, ibu bersedia datang kesarana kesehatan bila ada keluhandan ibu tetap
menggunakan KB implant.
H. Tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktek yang penulis lakukan di lapangan.

5.2 Saran
1. Bidan
Diharapkan dapat menjadi masukan dan dapat lebih meningkatkanpelayanan kesehatan
keluarga berencana agar dapat memberikan asuhan yang lebih meyeluruh pada calon
akseptor KB implan selanjutnya
2. Bagi Pendidikan

Diharapkan dari hasil studi kasus ini dapat menambah alat dan bahan reverensi bacaan
yang terbaruuntuk institusi pendidikan, dapat menjadi alternatif pemecahan masalah dan
untuk membandingkan teori yangtelah dipelajari dibangku kuliah dengan kenyataan
dilapangan, terutamamengenai asuhan kebidanan pada akseptor KB implant
3. Bagi Penulis

Diharapkan dapat meningkatkanpengetahuan dan kemampuan penulis dalam


melaksanakan asuhankebidanan pada akseptor KB Implant
4. Bagi Klien

Diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan ibu tentang KB implan.


DAFTAR PUSTAKA

Affandi, B. 2012. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta; PT. Bina Pustaka.
Alimul, H. A. A. 2008. Dokumentasi Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika.
Anggraeni Yetty dan Martini. 2011. Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta; Rohima Press.
BKKBN, (2017).Keluarga Berencana.Dinkes provinsi jateng:Asuhan Kebidanan Keluarga
Berencana
DepKes RI. 2015. Data Penduduk dan Program Keluarga Berencana 2015.
Dyah Noviawati. 2011. Panduan Lengkap Pelayanan KB Terkini. Yogyakarta : Nuha Medika.
Estiwidani, D. 2008. Konsep Kebidanan. Yogyakarta : Fitramaya.
Handayani,Sri. 2010. Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta; Pustaka Rihama.
Hidayat, A Wildan, M. 2008. Dokumentasi Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika.
Irianto, 2014.pelayanan kontrasepsi implant dalam kebidanan.Bandung:Asuhan kebidanan
keluarga berencana KKBPK,2017.Badan pelayanan kontrasepsi.jakarta: UNFPA
Irianto,2017.Efek samping KB implant.Jakarta:Asuhan kebidanan keluarga berencana
KKBPK. 2015. Data KB dan Program kependudukan. Semarang.
Meilani, 2017.Jenis-Jenis implant. Jakarta: Asuhan kebidanan keluarga berencana
Mulyani, NS. Rinawati, M. KB Keluarga Berencana dan Alat Kontrasepsi.Yogyakarta: Nuha
Medika.2013.
Musdalifah,2012.metode perolehan data.jakarta:Asuhan kebidanan keluarga berencana
Notoatmodjo,2017.Informasi konseling kontrasepsi.Jakarta:Asuhan kebidanan keluarga
berencana
Permenkes,2017.kewenangan bidan.Jakarta:Asuhan kebidanan keluarga berencana
Proverawati, Ely. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. 2010.Yogyakarta; Nuha
Medika.
Profil Dinas kesehatan Republik Indonesia (Dinkes). Pusat data dan Informasi Kementrian
Kesehatan RI. 2017.
Purwoastuti E dan Mulyani SE. Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana. Yogyakarta:
Nuha Medika; 2015.
Purwoastuti, E & Walyani, ES. Panduan Materi Kesehatan Reproduksi dan Keluarga
Berencana.Yogyakarta:Pustaka Baru Press.2015.

47
48

Saifuddin, Abdul B. 2010. Buku Pelayanan Praktik Pelayanan Kontrasepsi.Jakarta; Yayasan


Bina Pustaka.
Saifuddin, dkk.(2017). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta:
Setyaningrum Erna. Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi Jakarta: TIM;
2015.
Setyaningrum Erna. TIM; 2016.Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta:
Sulistyawati,2016.komplikasi KB implant.jakarta:Asuhan kebidanan keluargaberencana
Sulistyawati,2017.Keluarga berencana dan kontrasepsi.yogyakarta:Asuhan kebidanan keluarga
berencana
Yuhedi Taufika L dan Titik Kurniawan. Buku Ajar Kependudukan Dan Pelayanan KB. Jakarta:
ECG; 2015.
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Konsultasi
Nama :
Nim :
Pembimbing :
Stase :
No Tanggal Catatan Pembimbing Dan Konsultasi Paraf

Pembimbing

( )

49
50

Lampiran 2 Dokumentasi Foto

Anda mungkin juga menyukai