Oleh :
PROPOSAL
1
2
PROPOSAL SKRIPSI
Oleh :
2
3
LEMBAR PERSETUJUAN
Proposal Skripsi ini telah dibimbing dan diperiksa oleh pembimbing dan layak untuk
dipresentasikan di dalam seminar proposal
Pembimbing
Disetujui Oleh
Program Studi Pendidikan Profesi Bidan
Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan
Universitas Sari Mutiara Indonesia
Ketua
3
4
DAFTAR ISI
E. Hipotesis.......................................................................... 36
A. Desain Penelitian............................................................. 37
4
5
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
5
6
Hal
Tabel 3.1 Definisi Operasional ......................................................... 39
DAFTAR GAMBAR
6
7
Hal
Gambar 2.1. Kerangka Konsep ................................................................... 34
BAB I
7
8
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat
berdasarkan pada perikemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian, adil dan merata serta
mengutamakan dan manfaat dengan perhatian khusus pada penduduk rentan, antara lain ibu,
bayi, anak, lanjut usia (lansia) dan keluarga miskin (Ernoviana & Hasanbasri, 2016).
Buku kesehatan ibu dan anak (KIA) berisi informasi kesehatan ibu (hamil, bersalin,
dan nifas) dan kesehatan anak (pemantauan tumbuh kembang dan catatan kesehatan anak)
serta berbagai informasi cara memelihara dan merawat kesehatan ibu dan anak (Depkes dan
JICA, 2017). Buku KIA dapat menggambarkan continiu of care atau asuhan yang
berkelanjutan sejak kehamilan, persalinan, masa nifas, hingga anak usia 6 tahun (Oktarina
dan Mugeni, 2015). Informasi pada buku KIA dapat meningkatkan pengetahuan dan
untuk hidup sehat, memberikan informasi resiko komplikasi, bagaimana dan dimana
kesehatan yang berkualitas. Pengetahuan tentang perawatan anak terutama asuhan gizi,
pemantauan tumbuh kembang dan perawatan anak sakit perlu diketahui oleh ibu, keluarga
dan masyarakat sehingga berkontribusi besar pada penurunan angka kematian dan kesakitan
Pemantauan tumbuh kembang anak perlu dilakukan secara rutin antara lain dengan
menggunakan Kartu Menuju Sehat (KMS/Buku KIA), dengan kartu ini setiap ada
penyimpangan pertumbuhan dan perkembangan anak dapat segera diketahui sedini mungkin.
Pemanfaatan buku KIA sebagai alat untuk memantau kesehatan dan gizi balita perlu
8
9
dimasyarakat sehingga pemantauan balita akan diperoleh manfaat yang besar apabila
dilakukan pada semua balita yang ada pada suatu daerah, namun untuk dapat melaksanakan
hal ini bukanlah merupakan suatu yang mudah karena banyak faktor yang memperoleh
Program buku KIA saat ini merupakan salah satu program prioritas di Indonesia,
sehingga Pemerintah menargetkan pencapaian pemanfaatan buku KIA pada balita tahun
2016 yaitu sebesar 85% (Kemenkes RI, 2017). Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar
Sumatera tahun 2013, balita yang memanfaatkan buku KIA di Provinsi Sumatera Utara
hanya 33,6%. Puskesmas Batang Kuis termasuk salah satu Puskesmas di Sumatera Utara
dengan pemanfaatan buku KIA yang belum mencapai target nasional. Dari jumlah total 2786
balita hanya 2024 balita atau sebesar 72,65% yang tercatat memanfaatkan buku KIA pada
Pemerintah membuat kebijakan bagi tenaga kesehatan untuk menggunakan buku KIA
sebagai alat komunikasi dan media penyuluhan bagi ibu dan keluarga serta masyarakat
mengenai pelayanan kesehatan ibu dan anak termasuk rujukannya dan paket (Standar)
pelayanan kesehatan KIA, gizi, imunisasi dan tumbuh kembang balita. Penilaian tumbuh
kembang anak balita perlu dilakukan untuk menentukan apakah tumbuh kembang anak
berjalan normal atau tidak, baik dilihat dari segi medis maupun statistic. Anak yang sehat
akan menunjukkan tumbuh kembang yang optimal, untuk mengetahui tumbuh kembang anak
lebih mudah dan sederhana diketahui melalui hasil penimbangan anak setiap bulannya di
Puskesmas dan Posyandu yang dapat dilihat pada Buku KIA Balita (Soetjiningsih, 2017)
Berdasarkan fakta yang ada, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai faktor yang berpengaruh pada pemanfaatan buku KIA pada ibu balita di Posyandu
Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang. Hal ini sangat penting diketahui agar hasil penelitian
9
10
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, dapat diambil kesimpulan
Pemanfaatan Buku Kesehatan Ibu dan Anak oleh Ibu Balita di Posyandu Batang Kuis
C. Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
buku kesehatan ibu dan anak (Buku KIA) oleh ibu balita di Posyandu Batang Kuis Kabupaten
Deli Serdang.
Tujuan Khusus
pemanfaatan Buku KIA oleh ibu balita untuk balita di Posyandu Batang Kuis
keluarga) ibu dengan pemanfaatn Buku KIA oleh ibu balita untuk balita di Posyandu
D. Manfaat Penelitian
1. Sebagai bahan masukan bagi masyarakat untuk dapat memanfaatkan Buku KIA
2. Sebagai pengetahuan dan pemahaman bagi ibu yang memiliki balita untuk
10
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
11
12
Buku Kesehatan Ibu dan Anak (BUKU KIA) adalah buku yang memuat informasi
mengenai keadaan ibu hamil hingga memiliki anak usia 5 tahun. Buku KIA ini diharapkan
menjadi salah satu media pendidikan kesehatan yang berperan memberikan kontribusi
terhadap pesan dan informasi yang berkaitan dengan kesehatan pada umumnya dan
khususnya bagi ibu balita itu sendiri untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan balita
di dalam Buku KIA sendiri terdapat Kartu Menuju Sehat (KMS) (Depkes dan JICA, 2017).
Buku KIA adalah buku yang berisi catatan kesehatan ibu mulai dari hamil, bersalin,
nifas dan catatan kesehatan anak mulai dari bayi baru lahir hingga balita serta berbagai
informasi cara merawat kesehatan ibu dan anak (Depkes dan JICA, 2017)
Menurut Depkes RI (2018), pada dasarnya isi buku KIA terdiri dari 2 bagian yaitu
bagian pertama untuk ibu dan selanjutnya bagian untuk anak. Bagian untuk ibu berisi tentang
kehamilan secara teratur, penyuluhan perawatan kehamilan sehari-hari dan makanan ibu
hamil, tanda bahaya pada ibu hamil, persiapan melahirkan, tanda kelahiran bayi dan proses
melahirkan, cara menyusui dan perawatan ibu nifas, tanda bahaya pada ibu nifas, cara ber-
KB, catatan kesehatan ibu bersalin dan bayi baru lahir dan yang terakhir blangko surat
keterangan lahir.
Bagian untuk anak berisi tentang identitas anak, tanda bayi lahir sehat dan perawatan
bayi baru lahir, tanda bahaya pada bayi baru lahir, perawatan bayi seharihari, tanda bayi dan
anak sehat serta perawatan anak sehari-hari, perawatan anak sakit, cara pemberian makan
pada anak, cara merangsang perkembangan anak, cara membuat MP-ASI (Makanan
Pengganti Air Susu Ibu), catatan pelayanan kesehatan anak, catatan imunisasi mencakup
12
13
Hepatitis B, BCG, DPT, Polio dan Campak termasuk catatan pemberian vitamin A, serta di
Buku KIA adalah buku yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan KIA
sehingga dapat menekan AKI dan AKB di Indonesia. Selain itu, beberapa tujuan buku KIA
adalah untuk memudahkan keluarga dalam memahami informasi kesehatan tentang ibu dan
anak yang tercantum dalam buku KIA, memudahkan tugas Ibu untuk dapat memahami
kondisi kesehatannya sendiri dan bayinya secara mandiri, serta untuk meningkatkan praktik
keluarga dan masyarakat dalam memelihara/merawat kesehatan ibu dan anak (Depkes,
2018).
Secara garis besar manfaat buku KIA dapat dibagi menjadi dua yaitu manfaat umum
dan khusus. Manfaat buku KIA secara umum yaitu ibu dan anak mempunyai catatan
kesehatan yang lengkap. Sedangkan manfaat secara khusus yaitu pertama untuk mencatat
dan memantau kesehatan ibu dan anak, yang kedua adalah alat komunikasi dan penyuluhan
yang dilengkapi dengan informasi penting bagi ibu, keluarga dan masyarakat tentang paket
(standar) pelayanan KIA. Ketiga merupakan alat untuk mendeteksi secara dini adanya
gangguan atau masalah kesehatan ibu dan anak. Keempat yaitu sebagai catatan pelayanan
gizi dan kesehatan ibu dan anak termasuk rujukannya (Depkes RI dan JICA, 2017).
Sasaran buku KIA menurut Depkes RI dan JICA (2018) dibagi menjadi dua
kelompok sasaran, yaitu sasaran langsung dan sasaran tidak langsung. Sasaran langsung dari
buku KIA adalah ibu dan anak dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Ketentuan pertama
yaitu setiap ibu hamil mendapat buku KIA. Ibu akan menggunakan buku ini hingga masa
13
14
nifas dan bayi menggunakan buku ini sejak lahir sampai berumur 6 tahun. Ketentuan kedua
yaitu jika bayi lahir kembar ibu akan mendapatkan tambahan buku sesuai dengan jumlah
bayi. Ketentuan ketiga, ibu yang hamil lagi akan mendapatkan buku baru. Keempat yaitu jika
buku KIA hilang, selama masih ada persediaan buku sebaiknya ibu dan anak mendapat ganti
buku baru.
Sasaran tidak langsung dari buku KIA ini adalah suami dan anggota keluarga yang
lain, kader posyandu, dan petugas kesehatan terutama ketika memberi pelayanan kepada ibu
dan anak serta supervisor dan pengelola program yang bertanggung jawab dalam
Indikator keberhasilan pemanfaatan buku KIA pada ibu balita dapat diukur dari
kesehatan anaknya. Penilaiannya dapat dilihat dari kunjungan neonatal pertama (KN1),
pelayanan kesehatan bayi, cakupan pelayanan kesehatan anak balita, kematian neonatus,
kematian bayi, dan kematian balita (Kemenkes RI, 2015). Data indikator kesehatan anak
tersebut dipantau setiap bulannya oleh petugas kesehatan dan ibu bayi, sehingga keberhasilan
Pemanfaatan buku KIA pada ibu bayi akan maksimal jika ibu telah membaca dan
menerapkan isi buku KIA, serta mengerti cara pengisiannya. Petugas kesehatan wajib
menjelaskan cara membaca buku KIA secara bertahap, sesuai dengan keadaan yang dihadapi
ibu, kemudian ibu memberi tanda ( ) memakai pensil atau bolpoint pada bagian yang telah
dibaca dan diterapkan. Setiap kali ibu dan anak melakukan pemeriksaan kesehatan, maka
buku KIA wajib dibawa dan ibu wajib mengisi tanda ( ) sesuai dengan pelayanan yang baru
saja diperoleh ibu ataupun bayinya. Pelayanan tersebut mencakup pelayanan pemeriksaan
kehamilan (hal 1-3), pelayanan kesehatan ibu nifas (hal 13), pelayanan kesehatan pada bayi
14
15
baru lahir (kunjungan neonatal) (hal 36) dan pemantauan perkembangan anak 0 – 6 tahun
(hal 52-64). (Depkes RI, 2018). Buku KIA juga digunakan sebagai sarana informasi
pelayanan KIA. Karena buku KIA dapat dijadikan sebagai pedoman untuk ibu dalam
bertanya kepada kader maupun petugas kesehatan yang berkaitan dengan kesehatan balita.
sebanyak 42 responden (60%) dan yang tidak dimanfaatkan sebanyak 28 responden (40%).
Penelitian serupa juga mendapatkan hasil 57 orang (70,4%) efektif dalam pemanfaatan buku
KIA dan 24 orang (29,6%) tidak efektif dalam pemanfaatan buku KIA (Agusrini, Diah,
2018).
1. Teori Green
Notoatmodjo (2016) menyatakan bahwa perilaku kesehatan dipengaruhi oleh tiga faktor,
Faktor predisposisi adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu (internal) yang
dapat mempermudah terjadinya perilaku atau tindakan pada diri seseorang atau masyarakat.
Faktor ini meliputi pengetahuan, sikap, kepercayaan atau keyakinan, nilai-nilai dan budaya
yang berhubungan dengan motivasi individu atau kelompok untuk bertindak (Notoatmodjo,
2016). Faktor predisposisi yang mempengaruhi pemanfaatan buku KIA yaitu sebagai berikut:
a. Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan atau kognitif adalah faktor yang sangat penting dalam membentuk tindakan
beberapa hal yaitu pendidikan, pekerjaan, umur, pengalaman, kebudayaan dan informasi.
15
16
Hal ini juga berlaku dalam pemanfaatan buku KIA pada ibu balita. Seorang ibu harus
memiliki pengetahuan yang cukup untuk memahami isi dari buku KIA. Sebagai
penunjang seorang ibu juga harus memiliki pengetahuan umum mengenai kesehatan dan
tumbuh kembang anaknya. Hal ini dikarenakan dalam buku KIA terdapat beberapa istilah
yang kurang dimengerti oleh orang awam, sehingga dengan pengetahuan yang cukup
nantinya ibu bisa memahami isi dari buku KIA dan mempermudah saat pengisian buku
tersebut.
b. Sikap
Sikap merupakan proses merespon seseorang terhadap objek tertentu dan mengandung
penilaian suka-tidak suka, setuju-tidak setuju, atau mengambil keputusan positif atau
negatif (Notoadmojo, 2016). Sama halnya sikap ibu terhadap pemanfaatan buku KIA,
dimana sikap yang positif mencerminkan kepedulian ibu terhadap kesehatan dan tumbuh
bertindak yang dipengaruhi oleh intensitas sikap ibu, yang dapat dibagi menjadi empat
tingkatan yaitu:
(Notoatmodjo, 2016). Sumber-sumber yang dimaksud antara lain ketersediaan sarana dan
prasarana atau fasilitas kesehatan (Green, 1980). Faktor pendukung juga berkaitan dengan
aksesibilitas berbagai sumber daya seperti biaya, jarak dan sarana transportasi yang ada.
Faktor pendukung yang mempengaruhi pemanfaatan buku KIA yaitu sebagai berikut:
Jarak pelayanan kesehatan adalah keterjangkauan jarak yang dapat ditempuh dari tempat
16
17
sebelumnya, sebagian besar yang memanfaatkan posyandu/polindes adalah ibu yang jarak
ke posyandu/polindesnya dekat atau 247 m dari rumah (65,8%), sedangkan ibu yang
jarak posyandu/polindesnya jauh atau > 247 m dari rumah kurang memanfaatkan (62,6%)
(Kusindijah, 2017).
Tingkat pendapatan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi seseorang untuk
berpengaruh terhadap status ekonomi keluarga yang juga berpengaruh terhadap perilaku
ibu yang memiliki pendapatan keluarga < UMR kurang memanfaatkan buku KIA
(52,38%), begitu pula dengan ibu yang memiliki pendapatan keluarga ≥ UMR kurang
memanfaatkan buku KIA (63,64%). P value dalam penelitian tersebut adalah 0,551
sehingga dapat dikatakan tidak ada hubungan yang signifikan antara pendapatan keluarga
c. Ketersediaan Sarana
Sarana dalam hal ini adalah ketersediaan buku KIA di Puskesmas. Daerah dengan sarana
transportasi yang baik, letak yang strategis dan keadaan wilayah yang sangat mendukung
menjadikan distribusi buku semakin mudah, sehingga buku KIA akan mudah sampai ke
Puskesmas.
pelayanan kesehatan kepada individu, keluarga, dan masyarakat (Alex, Sobur, 2018).
Dalam hal ini, petugas kesehatan memegang peranan penting pada pemanfaatan buku KIA
karena petugas kesehatan yang memberikan buku tersebut kepada Ibu. Keefektifan
dukungan petugas kesehatan terhadap pemanfaatan buku KIA dapat dilihat melalui
17
18
pemenuhan kewajibannya, antara lain mencatat pelayanan kesehatan yang telah diberikan
kepada ibu dan anak di buku KIA dengan memberi tanda ( ) pada pesan atau informasi
yang telah dijelaskan kepada ibu, mampu menjawab dan memberikan penjelasan setiap
penyuluhan kepada ibu terkait isi buku KIA, serta mengetes kembali pemahaman ibu
setiap selesai memberi penjelasan dan peragaan. (Depkes RI dan JICA, 2018).
Peran petugas kesehatan terdiri dari beberapa peran utama sebagai berikut. Sebagai
kebidanan dari yang bersifat sederhana sampai yang paling kompleks kepada individu,
peningkatan mutu pelayanan kebidanan secara terus menerus (Alex, Sobur, 2018).
Peran petugas kesehatan harus mampu memberikan motivasi dan pelayanan yang
baik yaitu pemeriksaan rutin dan perawatan anak sendiri melalui anjuran dan penjelasan
saat berkunjung selama pemeriksaan anak. Memeriksakan anak kepada petugas kesehatan
sedini mungkin akan mempunyai manfaat yang sangat besar, misalnya ibu mungkin
sudah lama tidak memeriksakan kesehatan anaknya sehingga ibu mengetahui bagaimana
sebenartnya kondisi kesehatan anaknya. Selain itu pertambahan berat badan, tinggi badan
anak dapat diketahui seara pasti. Hal ini dapat dilakukan dengan deteksi dini,
e. Dukungan keluarga
Faktor dukungan keluarga juga mempengaruhi perilaku ibu. Interaksi social yang
dilakukan secara terbatas pada suatu kelompok saja tanpa mengenal kelompok atau
individu diluar kelompok, akan menyebabkan persepsi yang tidak benar dan untuk
18
19
berpartisipasi aktif atau melibatkan diri dalam sesuatu kegiatan melihat dari segi pengaruh
lingkungan. Hambatan penting dalam penyerapan perilaku kesehatan dapat berasal dari
orang tua, suami atau orang lain yang berada dikelompoknya. Faktor dukungan keluarga
merupakan salah satu faktor dari luar individu yang menentukan tindakan kesehatan
memperoleh dukungan atau tidak. Sumber penguat, tentu saja bergantung pada tujuan dan
jenis program.
C. Kerangka Konsep
1. Pengetahaun
2. Sikap
Pemanfaatan Buku
KIA untuk balita
Faktor Eksternal
1. Peranan petugas
kesehatan
2. Dukungan
keluarga
D. Hipotesis Penelitian
1. Ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang pemanfaatn Buku KIA untuk balita
2. Ada hubungan antara sikap ibu dengan pemanfaatan Buku KIA untuk balita
3. Ada hubungan antara peran petuags kesehatan dengan pemanfaatan Buku KIA untuk
balita
4. Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan pemanfaatan Buku KIA untuk balita
19
20
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini bersifat analitik dengan desain cross sectional dimana untuk mengetahui
hubungan pengetahuan, sikap ibu, peranan petugas kesehatan dan dukungan keluarga dalam
20
21
pemanfaatan Buku KIA untuk balita oleh ibu balita di Posyandu Batang Kuis Kabupaten Deli
Serdang.
Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu balita yang datang berkunjung ke
Posyandu Batang Kuis dan mempunyai Buku KIA untuk balita yaitu sejumlah 76 orang
Sampel
Sampel penelitian ini semua ibu balita yang membawa balitanya ke Posyandu Batang Kuis
yang memiliki buku KIA, tehnik pengambilan sampel dengan accidental samping
C. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Posyandu Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang
D. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Oktober 2020 – Maret 2021
E. Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Skala Data Hasil Ukur
21
22
22
23
23
24
F. Aspek Pengukuran
menggunakan 10 pertanyaan yang berkaitan dengan pengetahuan ibu mengenai isi buku
KIA.
Dari hasil tersebut selanjutnya ditentukan ≥ 75% masuk kedalam kriteria baik dan <75%
2. Pengukuran sikap dapat dilakukan melalui wawancara kepada ibu balita, menggunakan 5
pernyataan yang berkaitan dengan pemanfaatan buku KIA. Untuk memberikan skor pada
3. Pengukuran dukungan petugas kesehatan dapat dilakukan melalui wawancara kepada ibu
balita, menggunakan 5 pertanyaan yang berkaitan dengan pemanfaatan buku KIA. Untuk
24
25
Klasifikasi dukungan kesehatan dapat dibagi menjadi dua, yaitu dukungan petugas
baik jika didapat skor ≥ 75% dan dukungan petugas kurang baik jika didapat skor <
75%.
4. Dukungan Keluarga
Pengukuran dukungan keluarga dapat dilakukan melalui wawancara kepada ibu balita,
Klasifikasi dukungan kesehatan dapat dibagi menjadi dua, yaitu dukungan keluarga baik
jika didapat skor ≥ 75% dan dukungan keluarga kurang baik jika didapat skor < 75%.
yang berkaitan dengan perilaku ibu dalam penggunaan buku KIA sebagai pedoman
2. Tindakan memanfaatkan diberikan skor 2, jika jumlah jawaban 2-3 atau jawaban
maksimal
Dan selanjutnya dari jawaban tersebut akan diberikan penilaian efektif memanfaatkan
25
26
Alat
1. Data Primer
Adalah data yang diperoleh langsung dari hasil wawancara pada ibu yang membawa balita
2. Data Sekunder
Adalah data yang diperoleh dari Puskesmas Batang Kuis, Posyandu Batang Kuis dan
Dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti menggunakan kuesioner sebagai alat bdalam
melakukan pengumpulan data. Dimana terdapat beberapa tahapan prosedur yang dilakukan.
1. Membuat surat permohonan izin pengambilan data penelitian jumlah ibu yang memiliki
bayi dan balita di Puskesmas dan Posyandu Batang Kuis yang dikeluarkan dari
2. Mengajukan permohonan pengambilan data dan izin penelitian pada ibu yang mempunyai
3. Melakukan pengkajian data yang relevan sehinga mendukung penelitian dari aspek
5. Pengambilan data terhadap ibu yang memiliki bayi dan balita yang mempunyai KMS
Balita dilakukan dengan memberikan penjelasan terebih dahulu pada ibu yang memiliki
26
27
bayi dan balita dan meminta responden untuk menandatangani informed consend
6. Selanjutnya peneliti membagikan kuesioner yang akan diisi oleh responden (ibu yang
H. Etika Penelitian
Penelitian ini berhubungan langsung dengan manusia sebagai responden atau sampel
penelitian. Menurut Polit & Beck, (2016) beberapa prinsip etika penelitian antara lain
menjelaskan kepada responden (ibu yang memiliki bayi dan balita). Lembar ini dilengkapi
dengan judul penelitian dan manfaat penelitian sehingga responden mengerti maksud dan
tujuan penelitian. Setelah memahami semua penjelasan peneliti dan bersedia menajdi
2. Autonomy
sendiri, maka tidak ada paksaaan dari peneliti keapda responden serta tetap menghormati
3. Confidentiality
responden pada lembar kuesioner dan hanya menuliskan kode saja dan hasil penelitian
yang disajikan. Peneliti juga menjamin kerahasisan semua informasi hasil penelitian yang
27
28
dimusnahkan/dibakar.
4. Justice
Pengolahan data
Setelah semua data terkumpul maka dilakukan pengolahan data melalui beberapa tahapan
yaitu
1. Editing
Peneliti memeriksa secara langsung lembar kuesioner yang telah diisi untuk memastikan
2. Coding
Peneliti membuat pengkodean pada data untuk mempermudah dalam mengelola data.
3. Entry
Peneliti mengimput data hasil coding lalu dibuat dalam table distribusi frekuensi.
Analisa Data
1. Analias Univariat
Analisis Univariat dilakukan untuk melihat gambaran deskriptif dari masing masing
variabel yang diteliti. Variabel yang dianalisis secara deskriptif adalah variabel bebas
(pengetahuan dan sikap ibu, serta dukungan petugas kesehatan) dan variabel tergantung
(pemanfaatan buku KIA) dalam bentuk distribusi dan persentase dari tiap variabel.
28
29
2. Analisis Bivariat
Analisis Bivariat menggunakan uji chi-square dengan derajat kemaknaan 95%, untuk
menganalisis hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu, dan dukungan petugas
29
30
DAFTAR PUSTAKA
Agusrini, Diah. (2013). Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Buku KIA dengan
Pemanfaatan Buku KIA di Puskesmas Srondol Kota Semarang. Karya Tulis
Ilmiah. Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo Ungaran.
Alex, Sobur. (2003). Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia. , Tri. (2012). Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Kelengkapan Pengisian Buku KIA oleh Bidan dalam Deteksi Dini Risiko
Tinggi Kehamilan di Puskesmas Kabupaten Banyumas Tahun 2012. Akademi Kebidanan
YLPP Purwokerto.
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Azwar. (2008). Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Departemen Kesehatan RI dan JICA. (2015a). Petunjuk Teknis Penggunaan Buku Kesehatan
Ibu dan Anak. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Departemen Kesehatan RI dan JICA. (2015b). Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta:
Ernoviana dan Hasanbasri M. (2006). Pemanfaatan Buku Kesehatan Ibu dan Anak di
Dinas Kesehatan Kota Sawahlunto. Yogyakarta.
30
31
Oktarina dan Mugeni. (2015). Hubungan Pengetahuan, Sikap, Kepatuhan Ibu Hamil dan Ibu
Bayi dalam Penggunaan Buku KIA. Pusat Humaniora, Kebijakan Kesehatan dan
Pemberdayaan Masyarakat, Badan Litbangkes, Kemenkes RI. Jurnal, Vol. 18 No. 2,
April 2015: 141-150.
Widdefrita, Mohanis. (2014). Peran Petugas Kesehatan dan Status Pekerjaan Ibu dengan
Pemberian ASI Eksklusif. Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Padang. Jurnal
Kesehatan Masyarakat, Vol. 8 No. 1.
31
32
KUESIONER PENELITIAN
NO. Responden :
Umur :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Paritas :
Usia Anak Saat ini :
3. Apakah ibu bisa menyebutkan tanda bahaya pada bayi baru lahir?
1) Tidak mau menyusu
2) Kejang-kejang
3) Lemah dan sesak nafas
4) Kulit dan mata bayi kuning
4. Apakah ibu tahu 5 jenis imunisasi dasar yang harus diperoleh bayi? Sebutkan... a.
Hepatitis B
b. BCG
c. Polio
d. DPT
e. Campak
32
33
No Pertanyaan Skor
5. Apakah ibu tahu cara memantau pertumbuhan dan perkembangan anak?
Sebutkan…
1) Rajin menimbang bayi setiap bulan di posyandu
2) Ajak anak bermain dan bercakap-cakap
3) Stimulasi perkembangan anak sesuai umurnya
6. Apakah ibu bisa menyebutkan tanda-tanda anak sehat?
1) Berat badan naik sesuai garis pertumbuhan
2) Tinggi badan bertambah
3) Jarang sakit dan aktif
4) Kemampuan bertambah
7. Apakah ibu tahu bagaimana cara menjaga kebersihan anak?
Sebutkan…
1) Memandikan anak 2 kali sehari
2) Cuci rambut anak dengan sampo 3 kali seminggu
3) Cuci tangan dan kaki anak setiap habis bermain
4) Ganti pakaian anak jika basah atau kotor
8. Apakah ibu tahu bagaimana cara menjaga kebersihan lingkungan anak?
1) Jauhkan anak dari asap rokok, asap sampah dan polusi kendaraan
2) Bersihkan lingkungan bermain anak dari debu dan sampah
3) Bersihkan bak penampungan air
9. Apakah ibu tahu bagaimana cara menangani anak yang terkena batuk ringan? a.
Berikan ASI
b. Beri minum air matang
c. Beri kecap manis atau madu yang dicampur air jeruk nipis
10 Apakah ibu tahu apa saja makanan pendamping ASI yang dapat diberikan pada
. anak usia 6-11 bulan?
1) Makanan lumat seperti bubur susu
2) Makanan yang lebih padat seperti bubur nasi dan nasi tim
3) Makanan selingan seperti pisang yang di haluskan, buah dan biskuit
Total Skor
C. Sikap Ibu
Saya akan memberikan 5 pernyataan yang berkaitan dengan sikap Ibu dalam
memanfaatkan buku KIA.
33
34
No Pertanyaan Ya Tidak
1. Apakah petugas sudah memberikan penjelasan kepada ibu mengenai isi
buku KIA?
2. Apakah petugas sudah menjelaskan cara mengisi buku KIA kepada
Ibu?
3. Apakah petugas sudah menganjurkan ibu untuk menggunakan buku
KIA sebagai pedoman perawatan kesehatan anak sehari-hari?
4. Apakah petugas merespon dengan baik semua pertanyaan ibu terkait
buku KIA?
5. Apakah petugas pernah mengecek kelengkapan isi buku KIA ibu?
No Pertanyaan Skor
1. Apakah ibu memanfaatkan buku KIA sebagai pedoman saat pemberian ASI
pada bayi?
Jika iya, apa saja bentuk pemanfaatan yang ibu lakukan?
1) Melakukan inisiasi menyusui dini (IMD)
2) Memberikan kolostrum (ASI pertama yang berwarna kekuningan)
3) Memberikan ASI Eksklusif
2. Apakah ibu memanfaatkan buku KIA sebagai pedoman untuk menjaga agar
bayi tetap hangat?
Jika iya, apa saja yang ibu lakukan?
1) Mandikan bayi dengan air hangat
2) Selimuti dan gunakan topi, kaos kaki, kaos tangan serta pakaian yang
hangat
3) Jangan tidurkan bayi di tempat dingin atau banyak angin
34
35
3. Apakah ibu memanfaatkan buku KIA sebagai pedoman untuk merawat tali
pusar?
Jika iya, apa saja yang ibu lakukan?
1) Jangan berikan apapun pada tali pusar
2) Jaga agar tali pusar terbuka dan kering
3) Bila kotor atau basah, cuci dengan air bersih dan keringkan dengan kain
bersih.
No Pertanyaan Skor
4. Apakah ibu sudah mengisi catatan pelayanan kesehatan bayi baru lahir yang
ada di dalam buku KIA?
Jika sudah, bagaimana cara ibu mengisi?
1) Dengan memberi tanda ( ) sesuai dengan pelayanan yang sudah
diperoleh bayi.
5. Apakah ibu memanfaatkan catatan imunisasi yang ada pada buku KIA?
Jika iya, digunakan untuk apa?
1) Untuk melihat kelengkapan imunisasi anak
2) Untuk mengetahui jadwal imunisasi anak
6. Apakah ibu memanfaatkan buku KIA untuk memantau pertumbuhan dan
perkembangan anak setiap bulannya?
Jika iya, apa saja bentuk pemanfaatan yang ibu lakukan?
1) Timbang berat badan anak setiap bulan di posyandu
2) Minta kader mencatat hasil penimbangan pada KMS di buku KIA
7. Apakah ibu memanfaatkan KMS pada buku KIA?
Jika iya, bagaimana cara ibu mengetahui bahwa tumbuh kembang anak sudah
berjalan normal?
1) Dengan melihat berat badan anak naik mengikuti garis pertumbuhan
8. Apakah ibu memanfaatkan buku KIA sebagai pedoman pengasuhan anak?
Jika iya, apa saja bentuk pemanfaatan yang ibu lakukan?
1) Mengasuh anak dengan penuh kasih sayang
2) Sering meluangkan waktu bersama anak
3) Beri pujian jika anak berhasil melakukan hal yang baik
9. Apakah ibu menggunakan buku KIA sebagai pedoman perawatan kebersihan
anak sehari-hari?
Jika iya, apa saja bentuk pemanfaatan yang ibu lakukan?
1) Mandikan anak dengan sabun dan air bersih 2 kali sehari
2) Jaga kebersihan pakaian, mainan dan tempat tidur anak
3) Gunting kuku tangan dan kaki secara teratur dan jaga kebersihannya
35
36
10. Apakah ibu memanfaatkan buku KIA sebagai pedoman perawatan gigi anak
sehari-hari?
Jika iya, apa saja bentuk pemanfaatan yang ibu lakukan?
1) Hindari anak dari makanan manis
2) Bersihkan gusi dan lidah bayi dengan kain lembut yang dibasahi air hangat
3) Gosok gigi balita setelah sarapan dan sebelum tidur
4) Periksakan gigi anak secara rutin 3-6 bulan sekali ke fasilitas kesehatan
11. Apakah ibu memanfaatkan buku KIA sebagai pedoman untuk menghindarkan
anak dari bahaya sehari-hari?
Jika iya, apa bentuk pemanfaatan yang ibu lakukan?
1) Hindari anak dari benda yang disangka makanan/minuman seperti
obatobatan, racun tikus, racun serangga, minyak tanah
2) Hindari anak dari benda panas seperti kompor, seterika
3) Hindari anak dari benda berbahaya seperti pisau, gunting, colokan listrik
No Pertanyaan Skor
12. Apakah ibu memanfaatkan buku KIA sebagai pedoman merawat anak yang
sedang demam?
Jika iya, apa bentuk pemanfaatan yang ibu lakukan?
1) Jika masih menyusu, berikan ASI lebih sering
2) Beri minum lebih banyak
3) Kompres dengan air hangat, jika demam tinggi beri obat penurun panas.
13. Apakah ibu memanfaatkan buku KIA sebagai pedoman merawat anak yang
terkena diare?
Jika iya, apa bentuk pemanfaatan yang ibu lakukan?
1) Jika anak masih menyusu, berikan ASI 2)
Berikan oralit
14. Apakah ibu memanfaatkan buku KIA sebagai pedoman untuk merangasang
tumbuh kembang anak?
Jika iya, apa bentuk pemanfaatan yang ibu lakukan?
1) Sering perdengarkan musik dan ajak anak berkomunikasi sejak dini
2) Latih berdiri, berjalan, dan berbicara sesering mungkin
3) Perkenalkan anak pada lingkungan sekitar
4) Sering mengajak anak bermain
15. Apakah ibu memanfaatkan buku KIA sebagai pedoman dalam menyiapkan
makanan untuk anak?
Jika iya, apa bentuk pemanfaatan yang ibu lakukan?
1) Berikan makanan pendamping ASI seperti bubur susu, bubur tim, bubur
nasi
2) Berikan makan pada anak balita 3 kali sehari
3) Berikan makanan selingan seperti pisang, buah-buahan dan biskuit 2 kali
sehari
4) Berikan makanan yang tidak berbumbu tajam, tidak menggunakan
36
37
37