Anda di halaman 1dari 107

KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DDST PADA ANAK USIA


1-6 TAHUN DI POSYANDU DESA SEMBON UPTD PUSKESMAS
KARANGREJO KABUPATEN TULUNGAGUNG

(Studi Diskriptif di Wilayah Desa Sembon, Kecamatan


Karangrejo, Kabupaten Tulungagung)

Oleh :

ILHAM RIZKI NUGROHO PUTRA


NIM: 201603047

PROGAM STUDI D3 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA KEDIRI
2019
KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DDST PADA ANAK USIA


1-6 TAHUN DI POSYANDU DESA SEMBON UPTD PUSKESMAS
KARANGREJO KABUPATEN TULUNGAGUNG

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Ahli


Madya Keperawatan pada Program Studi Diploma 3 Keperawatan
STIKES Karya Husada Kediri

Oleh :

ILHAM RIZKI NUGROHO PUTRA


NIM: 201603047

PROGAM STUDI D3 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA KEDIRI
2019

i
LEMBAR PERSETUJUAN

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program akhir pendidikan
Diploma 3 Keperawatan STIKES Karya Husada Kediri.

Oleh:

ILHAM RIZKI NUGROHO PUTRA


NIM: 201603047

Kediri, Juli 2019


Kediri, 08 Juli 2019
Mengetahui: Menyetujui:
Ketua Prodi D3 Keperawatan
STIKES Karya Husada Kediri Pembimbing

Lilik Setiawan, S.Kep., Ns., M.Kep Wahyu Tanoto, S.Kep., Ns., M.Kep
NIK: 073128-03-98-1-04 NIK: 073128-03-12-1-12

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Dipertahankan di depan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah Prodi D3 Keperawatan


STIKES Karya Husada Kediri

Tim Penguji:

1. Enur Nurhayati Muchsin, S.ST.,M.Kes (…………………………)


NIK. 073128-03-00-2-06

2. Vela Purnamasari, S.Kep., Ns., M.Kep (…………………………)


NIK. 073128-03-12-2-13

3. Wahyu Tanoto, S.Kep., Ns., M.Kep (…………………………)


NIK. 073128-03-12-1-12

Mengesahkan

Prodi D3 Keperawatan STIKES Karya Husada Kediri

Ketua Prodi

Lilik Setiawan, S.Kep., Ns., M.Kep


NIK: 073128-03-98-1-04

iii
PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Karya Tulis Ilmiah ini tidak

terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu

perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau

pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali secara

tertulis, diacu dengan naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Kediri, 08 Juli 2019

Ilham Rizki Nugroho Putra


NIM.2016.03.047

iv
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala limpahan berkah, rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga peneliti dapat
menyelesaikan pembuatan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Gambaran
Pengetahuan Ibu Tentang DDST pada Anak Usia 1-6 Tahun di Posyandu Desa
Sembon UPTD Puskesmas Karangrejo Kabupaten Tulungagung”.
Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan dalam
menyelesaikan atau menempuh ujian akhir pada Prodi D3 Keperawatan STIKES
Karya Husada Kediri.
Selama proses pembuatan Karya Tulis Ilmiah, peneliti banyak
mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, sehingga laporan Karya Tulis Ilmiah
ini dapat diselesaikan dengan baik. Untuk itu dalam kesempatan ini peneliti
mengucapkan banyak terima kasih kepada yang terhormat:
1. Lilik Setiawan, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Ka. Prodi D3 Keperawatan
STIKES Karya Husada Kediri.
2. Wahyu Tanoto, S.Kep., Ns., M.Kep selaku selaku Koordinator mata ajar
Metodologi Penelitian dan juga sebagai dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan, arahan, dan masukan sehingga proposal Karya Tulis
Ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik.
3. UPTD Puskesmas Karangrejo yang telah memberi izin untuk melakukan
penelitian di wilayah kerjanya.
4. Bakesbangpol yang berkenan memberikan surat rekomendasi penelitian.
5. Dinas Kesehatan yang berkenan memberikan izin peneliitian.
6. Responden penelitian yang telah berkenan memberikan waktu dan data untuk
proses penelitian.
7. Segenap Bapak dan Ibu dosen Prodi D3 Keperawatan yang telah memberikan
ilmu yang bermanfaat bagi peneliti, serta bimbingan dan pengarahan selama
proses perkuliahan.
8. Tri Nugroho Puji Santoso, Sulastri, Putra Cahyo Adi Nugroho, Salsabila
Calista Nugraha, dan seluruh keluarga tercinta yang telah memberikan
dorongan baik secara moril maupun spiritual selama belajar hingga
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

v
9. Teman, sahabat, Elis Dewi Febriliana dan semua pihak yang telah
berpartisipasi dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Dengan berpedoman pada kesempurnaan dan kesuksesan hasil yang
diharapkan, peneliti menyadari dengan sepenuhnya bahwa dalam penyusunan
Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, peneliti
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
Harapan peneliti semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi
peneliti khususnya dan pembaca pada umumnya.

Kediri, 08 Juli 2019

Peneliti

vi
ABSTRAK

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DDST PADA ANAK USIA


1-6 TAHUN DI POSYANDU DESA SEMBON UPTD PUSKESMAS
KARANGREJO KABUPATEN TULUNGAGUNG

OLEH :

ILHAM RISKI NUGROHO PUTRA


201603047

Anak usia 1-6 tahun adalah penentu kualitas sumber daya manusia kelak di
kemudian hari. Untuk memaksimalkan perkembangan anak, ibu selaku orang
terpenting bagi anak memerlukakan pengetahuan tentang proses perkembangan
anak. Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan stuktur dan fungsi tubuh
yang lebih kompleks, teratur, dan dapat diramalkan yang satunya bisa
menggunakan DDST. DDST (Denver development screening test) adalah sebuah
metode asesmen yang digunakan untuk menilai perkembangan anak dengan umur
kurang dari 6 tahun. Tujuan penelitan untuk mengetahui gambaran pengetahuan
ibu tentang DDST pada anak usia 1-6 tahun di posyandu desa Sembon UPTD
Puskesmas Karangrejo Kabupaten Tulungagung.
Desain penelitian menggunakan deskriptif, populasi penelitian sebanyak
170 responden, besar sampel 17 responden yang telah memenuhi kriteria
penelitian dengan teknik “purposive sampling”. Penelitian ini dilakukan pada
tanggal 20 Mei – 10 Juni 2019 dengan menggunakan variable tunggal yaitu
Gambaran pengetahuan ibu tentang DDST pada anak usia 1-6 tahun di posyandu
desa sembon UPTD Puskesmas Karangrejo Kabupaten Tulungagung, dengan
instrument berupa kuesioner kemudian data dianalisa dengan persentase dan
diinterpretasikan secara kuantitatif.
Hasil penelitian diperoleh bahwa dari 17 responden hampir setengah
responden mempunyai tingkat pengetahuan baik yaitu sebanyak 7 responden
(41%), sebagian kecil responden sebanyak 4 responden (24%) mempunyai
pengetahuan cukup, dan hampir setengah responden sebanyak 6 responden (35%)
yang mempunyai pengetahuan kurang.
Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu usia, pendidikan, pekerjaan,
sumber informasi, jumlah anak.
Diharapkan responden akan mengerti dan lebih memahami proses
perkembangan anak, 4 komponen perkembangan anak, dan bagaimana cara
mengukur proses perkembangan anak, serta menambah wawasan dalam
menstimulus proses perkembangan anak.

Kata Kunci : Pengetahuan, Ibu, DDST.

vii
ABSTRACT

DESCRIPTION OF MOTHER KNOWLEDGE ABOUT DDST IN


CHILDREN AGE 1-6 YEARS AT MATERNAL AND CHILD
HEALTH SERVICE OF SEMBON VILLAGE, UNIT OF
DISTRICT TEECHIC SERVICE (UPTD)
KARANGREJO’S HEALTH CENTER
TULUNGAGUNG.

BY :

ILHAM RIZKI NUGROHO PUTRA


201603047

Children aged 1-6 years are the determinant of quality of human resource
in the future. To improve child development, the mother as the child’s closest
caregiver requires knowledge of the child’s development process.
Development is increase in the abilty of structures and body function that are
more complex, orderly, and predictable, that one can use DDST. DDST
(Denver development screening test) is an assessment method use to assess
development of children aged less than 6 years. The Aim of this research is to
find out The Description Of Mother Knowledge About DDST In Children
aged 1-6 years at Maternal and Child health Service Sembon Village, Unit of
District Technic Service (UPTD) Karangrejo Health Center, Tulungagung.
The research design used descriptive, the study population was 170
respondents, the sample size was 17 respondent who had met the research
criteria with “purposive sampling” technique. This research was conducted on
May 20 – June 10 2019 by using single variable that is a description of
mother knowledge about DDST in children age 1-6 years At Maternal and
Child service Sembon Village, Unit District technic service (UPTD)
Karangrejo health center, Tulungagung., with instrument in the from of
quistionnaires then data analysed by percentage and interpreted quantitative.
The result of this research is that from 17 respondent, almost half the
respondent or 7 respondent (41%) have high awareaness level. 4 respondent
(24%) have averenge awareness level, Almost half the 6 respondent (35%)
have less awareness level.
This result is influenced some factors : age, education, job, source of
information, amount of children.The researcher hopes the respondent will
understand children development, how to measure children development
process, and increase the awereness in stimulating children development
process.

Keyword : Knowledge, Mother, DDST

viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ................................................................................. i
LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. iii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv
ABSTRAK ....................................................................................................... vi
ABSTRACT ..................................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xi
DAFTAR BAGAN .......................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................... 6
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Pengetahuan ..................................................................... 7
2.1.1 Pengertian Pengetahuan ....................................................... 7
2.1.2 Tingkat pengetahuan ............................................................ 7
2.1.3 Cara Memperoleh Pengetahuan ........................................... 9
2.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan ................ 10
2.1.5 Kriteria Tingkat Pengetahuan .............................................. 13
2.2 Konsep Ibu .................................................................................... 13
2.2.1 Konsep Ibu ........................................................................... 13
2.2.2 Peran ibu ............................................................................ 13
2.3 Konsep Anak Usia 1-6 Tahun (Prasekolah) ................................... 14
2.3.1 Pengertian Anak Balita dan Prasekolah ............................... 14
2.4 Konsep Tumbuh Kembang Anak Usia 1-6 Tahun (Balita dan
Prasekolah) ..................................................................................... 15

ix
2.4.1 Masa Balita dan Prasekolah ................................................. 15
2.4.2 Perkembangan Balita (1-6 tahun) ........................................ 19
2.4.3 Perkembangan Kognitif Anak. ............................................ 22
2.4.4 Perkembangan Psikososial Anak. ........................................ 23
2.4.5 Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Tumbuh Kembang 24
2.4.6 Kebutuhan Dasar untuk Tumbuh Kembang ........................ 26
2.4.7 Gangguan Tumbuh Kembang ............................................. 31
2.5 Konsep DDST (Denver Devolopment Screening Test).................. 31
2.5.1 Pengertian DDST (Denver development screening test) ..... 31
2.5.2 Sejarah DDST (Denver development screening test) .......... 32
2.5.3 Tujuan DDST (Denver development screening test) ........... 33
2.5.4 Fungsi DDST (Denver development screening test) ........... 34
2.5.5 Aspek perkembangan yang dinilai....................................... 34
2.5.6 Waktu Pelaksanaan ............................................................. 35
2.5.7 Penilaian DDST (Denver development screening test) ....... 36
2.5.8 Interpretasi Penilaian Individual .......................................... 36
2.5.9 Interpretasi tes DDST (Denver development screening test) 39
BAB 3 KERANGKA KONSEP
3.1 Kerangka Konsep ........................................................................... 41
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian ............................................................................ 43
4.2 Kerangka Kerja .............................................................................. 44
4.3 Populasi Penelitian ......................................................................... 45
4.4 Sampel, Besar Sampel dan Teknik Sampling ................................ 45
4.5 Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................ 48
4.6 Variabel, Cara Pengukuran, dan Definisi Operasional .................. 48
4.7 Teknik, Instrumen, dan Proses pengumpulan Data ........................ 49
4.8 Analisa Data ................................................................................. 51
4.9 Etika Penelitian .............................................................................. 53
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian .............................................................................. 55
5.1.1 Data Umum .......................................................................... 55

x
5.1.2 Data Khusus ......................................................................... 63
5.2 Pembahasan ................................................................................. 63
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan ................................................................................... 68
6.2 Saran .............................................................................................. 68
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 70
LAMPIRAN ................................................................................................... 73

xi
DAFTAR TABEL

Nomor Judul Tabel Halaman

Tabel 4.1 Definisi Operasional ...................................................................... 41


Tabel 5.1 Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang DDST Pada Anak Usia 1-6
Tahun di Posyandu Desa Sembon UPTD Puskesmas karangrejo
Kabupaten Tulungagung pada Tanggal 01 Mei – 12 Juni 2019 ... 53

xii
DAFTAR BAGAN
Nomor Judul Bagan Halaman

Bagan 3.1 Kerangka Konseptual ...................................................................... 42


Bagan 4.1 Kerangka Kerja ............................................................................... 44

xiii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Bagan Halaman

Gambar 5.1 Diagram Pie Karakteristik Responden Berdasarkan Umur


Ibu Di Posyandu Desa Sembon UPTD Puskesmas
Karangrejo pada Tanggal 20 Mei - 10 Juni 2019 ..................... 55
Gambar 5.2 Diagram Pie Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
ibu di Posyandu Desa Sembon UPTD Puskesmas Karangrejo
Kabupaten Tulungagung pada Tanggal 20 Mei - 10 Juni
2019 .......................................................................................... 56
Gambar 5.3 Diagram Pie Karakteristik Responden Berdasarkan
Pendidikan ibu di Posyandu Desa Sembon UPTD Puskesmas
Karangrejo Kabupaten Tulungagung pada Tanggal 20 Mei -
10 Juni 2019 ............................................................................. 57
Gambar 5.4 Diagram Pie Karakteristik Responden Berdasarkan sumber
informasi yang didapat tentang DDST di Posyandu Desa
Sembon UPTD Puskesmas Karangrejo Kabupaten
Tulungagung pada Tanggal 20 Mei - 10 Juni 2019 ................. 58
Gambar 5.5 Diagram Pie Karakteristik Berdasarkan Jumlah ana
Responden Posyandu Desa Sembon UPTD Puskesmas
Karangrejo Kabupaten Tulungagung pada Tanggal 01 Mei –
12 Juni 2019 ............................................................................. 59
Gambar 5.6 Diagram Pie Karakteristik Berdasarkan Anak Responden
Yang Ke (Masuk Dalam Kriteria Inklusi) Posyandu Desa
Sembon UPTD Puskesmas Karangrejo Kabupaten
Tulungagung pada Tanggal 20 Mei - 10 Juni 2019 .................. 60

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul lampiran Halaman

Lampiran 1 Surat Kelaikan Etik................................................................... 72


Lampiran 2 Surat Permohonan Izin Penelitian Bangkesbangpol................. 73
Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Dinkes ................................ 74
Lampiran 4 Surat Rekomendasi Penelitian Bangkesbangpol ...................... 75
Lampiran 5 Surat Rekomendasi Penelitian Dinkes...................................... 76
Lampiran 6 Nota Dinas ................................................................................ 77
Lampiran 7 Lembar Permohonan Menjadi Responden ............................... 78
Lampiran 8 Lembar Persetujuan Menjadi Responden ................................. 79
Lampiran 9 Kuesioner .................................................................................. 80
Lampiran 10 Jawaban Kuisoner ..................................................................... 83
Lampiran 11 Rekapitulasi Responden Berdasarkan Data Umum .................. 84
Lampiran 12 Rekapitulasi Responden Berdasarkan Data Khusus ................. 85
Lampiran 13 Lembar Konsultasi.................................................................... 86

xv
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Anak merupakan dambaan setiap keluarga. Setiap keluarga juga

mengharapkan anaknya kelak bertumbuh dan berkembang secara optimal

(sehat fisik, mental/kognitif, dan sosial) (Soetjioningsih, dkk, 2015). Tapi

banyak orang tua sekarang pasif mengenai proses tumbuh kembang anak nya.

Hal tersebut dikarenakan kurangnya pengetahuan ibu akan pentingnya

proses/tahap tumbuh kembang pada anak khususnya usia balita dan

prasekolah. Karna perkembangan anak pada masa prasekolah akan

berpengaruuh terhadap anak ketika beranjak masuk di masa sekolah.

Perkembangan (development) adalah perubahan yang bersifat kuantitatif dan

kualitatif. Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill) struktur

dan fungsi tubuh yang lebih kompleks, dalam pola yang teratur dan dapat

diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan/maturitas (Soetjioningsih,

dkk,2015). Untuk mengetahui proses perkembangan perlu dilakukanya tes

perkembangan yang salah satunya bisa menggunakan DDST (Denver

development screening test)

Denver development screening test (DDST) : Denver II adalah sebuah

metode asesmen yang digunakan untuk menilai perkembangan anak dengan

umur kurang dari 6 tahun. DDST menilai 4 sektor perkembangan, yaitu

Personal sosial, Motorik halus, Bahasa, dan Motorik kasar. Perkembangan

anak usia 1-6 tahun adalah penentu kualitas sumber daya manusia kelak di

1
2

kemudian hari, untuk menunjang dan memaksimalkan perkembangan anak

tentunya ibu selaku orang tua perempuan, sekaligus pengasuh terdekat anak,

memerlukan pengetahuan tentang DDST (Denver development screening test)

Pengetahuan adalah hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang mengadakan

pengindraan terhadap objek tertentu (Notoatmodjo, 2003) Dikutip Wawan,

(2010).

Studi yang dilakukan di Turki melaporkan bahwa dari 1200 ibu yang

mempunyai anak di bawah usia 3 tahun, lebih dari 50% tidak bisa menjawab

pertanyaan seputar tahapan perkembangan anak. Dari berbagai fenomena di

atas di perkirakan bahwa pengetahuan ibu tentang tahapan perkembangan

anak sangat berpengaruh tehadap perkembangan anak. ( Ayu yuniko dkk,

2013)

Menurut UNICEF tahun 2011, yang dikutip Fauziah Nur, (2015)

didapat data masih tingginya angka kejadian gangguan perkembangan

didapatkan (27,5%) atau 3 juta anak mengalami gangguan. Di Indonesia

jumlah anak usia balita sebanyak 23,7 juta, 10,4 % dari total penduduk

Indonesia (IDAI, 2008; Kasanah, 2013). Data nasional menurut kementrian

kesehatan Indonesia bahwa pada tahun 2010, 11,5% anak balita di Indonesia

mengalami kelainan pertumbuhan dan perkembangan (Kemenkes, 2010;

Fauzia Nur, 2015). Pemeriksaan deteksi tumbuh kembang anak balita dan

anak usia pra sekolah sejumlah 3.657.353 anak mengalami masalah

keterlambatan tumbuh kembang di Jawa timur, pada tahun 2010 sebesar

2.321.542 (63,48%) cenderung menurun dibanding pada tahun 2009 sebesar

(64,03%) dan masih dibawah target 80%.(Dinkes Provinsi Jatim, 2011; Fauzia
3

Nur, 2015). Sedangkan di Kediri yang memiliki balita dan anak pra sekolah

sebanyak 125.728, yang dilakukan deteksi dini hanya 50.689 balita dan anak

pra sekolah Hal ini menunjukan bahwa belum dilakukan deteksi dengan tepat

sehingga tidak bisa diketahui anak dengan kelainan tumbuh kembang yang

sesunguhnya. (Dinas Kesehatan Jawa Timur, 2004; Nurjanah Anifatur, 2015) .

Pada tanggal 20 Mei – 10 Juni 2019, peneliti telah melakukan penelitian

terhadap 17 responden yang kalkulasi menggunakan rumus besar sampel dari

total 170 responden dan sesuai dengan kriteria inklusi. Responden tersebut

adalah ibu yang mempunyai anak usia 1-6 tahun yang terdaftar di posyandu

desa sembon UPTD Puskesmas Karangrejo Kabupaten Tulungagung. Hasil

penelitian dari 17 responden didapatkan hampir setengah dari responden yaitu

sebanyak 7 responden (41%) mempunyai pengetahuan yang baik dan 6

responden (35%) mempunyai pengetahuan kurang. Sebagian kecil responden

yaitu 4 responden (24%) mempunyai pengetahuan cukup tentang DDST pada

anak usia 1-6 tahun.

Perkembangan pada anak tidak terlepas dari adanya faktor - faktor

yang berpengaruh. Faktor–faktor tersebut salah satunya adalah

pendidikan/pengetahuan ibu. Perkembangan merupakan perubahan yang

bersifat progesif, terarah dan terpadu/koheren. Progesif mengandung arti

bahwa terdapat hubungan yang pasti antara perubahan yang terjadi pada saat

ini, sebelumnya, dan berikutnya. (Soetjioningsih, dkk,2015). Menurut SDKI

(2016) gangguan tumbuh kembang disebabkan oleh beberapa hal, antara lain

efek ketidakmampuan fisik, keterbatasan lingkungan, inkontensia respon,

pengabaian terpisah dari orang tua, dan defisiensi stimulus.


4

Orang tua memegang peranan penting dalam membangun karakter

kepribadian anak. Guna menghindari kelainan atau penyimpangan perlu

adanya deteksi tumbuh kembang yang salah satunya bisa menggunakan DDST

(Denver development screening test). Pentingnya pemeriksaan status

perkembangan yaitu, agar dapat dilakukan intervensi dini dengan

latihan/stimulasi apabila terdapat penyimpangan, sehingga anak dapat

mencapai perkembangan normal kembali sesuai umurnya. Orang tua harus

tahu tes ini bukanlah tes IQ melainkan tes untuk melihat perkembangan anak

secara keseluruhan. (Dian Adriana, 2011).

Dampak apabila pengetahuan ibu tentang DDST yang kurang akan

menyebabkan ketidakmampuan ibu dalam memberikan stimulus yang tepat

pada anak, sehingga proses perkembangan anak menjadi kurang maksimal.

Dampak positif apabila ibu mengerti akan DDST (Denver development

screening test) akan mempermudah ibu untuk mengetahui perkembangan

anaknya, mengetahui empat komponen perkembangan anak yaitu Personal

sosial, Motorik halus, Bahasa, Motorik kasar, memberikan stimulus terhadap

anaknya, dan mempermudah ibu dalam memonitor perkembangan anak.

Solusi atau penanganan kesehatan dalam menagani kurangnya

pengetahuan ibu tentang tahap dan proses perkembangan anak, perlu diadakan

nya pendidikan kesehatan maupun penyuluhan terhadap ibu dengan anak usia

1-6 tahun tentang proses tahap perkembangan anak, serta bagaimana deteksi

dini penyimpangan proses perkembangan pada anak. Ibu harus mempunyai

pengetahuan yang cukup tentang bagaiman cara menstimulus anak usia 1-6
5

tahun dan dalam bagaimana proses perkembangan anak, agar tidak terjadinya

penyimpangan pada proses perkembangan anaknya

Dari uraian diatas dapat di simpulkan bahwa begitu pentingnya

pengetahuan ibu tentang perkembangan anak, dan bagaimana cara memeriksa

status perkembagnan anak menggunakan DDST (Denver development

screening test) untuk kemajuan negri. Maka dari itu peneliti tertarik untuk

meneliti “Gambaran pengetahuan Ibu tentang DDST pada anak usia 1-6 tahun

di posyandu Desa Sembon UPTD Puskesmas Karangrejo Kabupaten

Tulungagung”

1.2 Rumusan Masalah

Perkambangan anak terbagi menjadi empat yaitu personal sosial, motorik

halus, bahasa, dan motorik kasar. Proses perkembangan anak disebabkan oleh

beberapa faktor, salah satunya adalah pengetahuan orang tua khususnya ibu.

Pengetahuan tentang DDST akan sangat membantu ibu dalam memonitor

proses perkembangan sang anak.

Berdasarkan uraian diatas, rumusan masalahnya adalah “Bagaimana

Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang DDST pada anak usia 1-6 tahun di

posyandu desa Sembon UPTD Puskesmas Karangrejo Kabupaten

Tulungagung ?
6

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang DDST (Denver

devolopment screening test) pada anak usia 1-6 tahun di posyandu desa

Sembon UPTD Puskesmas Karangrejo Kabupaten Tulungagung.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Peneliti

Peneliti dapat mennambah informasi dan mengetahui tentang gambaran

pengetahuan ibu tentang DDST (Denver development screening test).

1.4.2 Bagi Klien dan Keluarga

Klien akan mengerti proses perkembangan anak, 4 komponen

perkembangan anak, dan bagaimana cara mengukur proses perkembangan

anak. Menambah wawasan dalam menstimulus proses perkembangan anak.

1.4.3 Bagi Institusi

Sebagai tambahan informasi dan referensi mengenai gambaran

pengetahuan ibu tentang DDST (Denver development screening test).

1.4.4 Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai bahan revrensi/literatur bagi peneliti selanjutnya.


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Pengetahuan

2.1.1 Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah

orang mengadakan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan

terhadap obyek terjadi melalui panca indra manusia yakni penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan sendiri. Pada waktu

pengindraan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat di pengaruhi

oleh intensitas perhatian persepsi terhadap obyek. Sebagian besar

pengetahuan manusia di peroleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo,

2003) dikutip Wawan, (2010).

Pengetahuan seseorang tentang suatu objek mengandung dua aspek

yaitu aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek ini yang akan

menentukan sikap seseorang, semakin banyak aspek positif dan objek yang

diketahui , maka akan menimbulkan sikap makin positif terhadap objek

tertentu. Menurut WHO (World Heaith Organization) yang dikutip oleh

(Notoatmodjo,2007; Wawan, 2010), salah satu bentuk objek kesehatan

dapat dijabarkan oleh pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman sendiri

(Wawan, 2010)

2.1.2 Tingkat pengetahuan

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

untuk terbentuknya tindakan seseorang (ovent behavior). Menurut

7
8

(Notoatmodjo, 2003) yang dikutip Wawan, (2010) pengetahuan kognitif

mempunyai 6 tingkat yaitu :

a. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu yang telah diajarkan

sebelumnya. Termasuk pengetahuan tingkat ini adalah mengingat

kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang

dipelajari. Tahu merupakan tingkat pengetahuan terendah. Kata kerja

untuk mengukurnya adalah uraikan, sebutkan, definisikan, dan

sebagainya.

b. Memahami (Comprehention)

Memahami artinya sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang obyek yang diketahui dan dimana dapat

menginterprestasikan secara benar. Orang yang telah paham sebagai

objek atau materi terus meramalkan dan sebagianya terhadap suatu

objek yang di pelajari

c. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang di pelajari pada situasi maupun kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi

di sini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus,

metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

d. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menyatakan materi suatu

objek kedalam komponen-komponen tapi masih didalam struktur di

dalam organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.
9

e. Sintesis (Syntesis)

Sintesis yang dimaksud menunjukan pada suatu kemampuan untuk

melaksanakan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu

keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu

kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada.

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian teerhadap suatu materi ayau objek. Penilaian-

penilain itu berdasarkan suatu kreteria yang di tentukan sendiri atau

menggunakan kriteria-kriteria yang ada.

2.1.3 Cara Memperoleh Pengetahuan

Cara memperoleh pengetahuan yang dikutip dari Notoatmodjo,

(2003) yang dikutip Wawan, (2010) adalah sebagai berikut :

1. Cara kuno untuk memperoleh pengetahuan

a. Cara coba salah (Trial and Error)

Cara ini telah di pakai orang sebelum kebudayaan, bahkan

mungkin sebelum adanya peradaban. Cara coba salah ini dilakukan

dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah

dan apabila kemungkinan itu tidak berhasil maka dicoba.

Kemungkinan yang lain sampai masalah tersebut dipecahkan.

b. Cara kekuasaan atau otoritas

Sumber pengetahuan cara ini dapat berupa pemimpin-

pemimpin masyarakat baik formal atau informal, ahli agama,

pemegang pemerintah, dan berbagai prinsip orang lain yang


10

menerima mempunyai yang di kemukakan orang yang mempunyai

otoritas, tanpa menguji terlebih dahulu atau memberikan

kebenarannya baik berdasarkan fakta empiris maupun penalaran

sendiri.

c. Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman pribadipun dapat digunakan sebagai upaya

memperoleh pengetahuan dengan cara mengulang kembali

pengalaman yang pernah diperoleh dalam memecahkan

permasalahan yang dihadapi masa lalu.

2. Cara modern dalam memperoleh pengetahuan

Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih popular

disebut metodologi penelitian. Cara ini mula-mula dikembangkan oleh

Francis Bacon (1561-1626), kemudian di kembangkan oleh Deobold

Van Daven. Akhirnya lahir suatu cara untuk melakukan penelitian yang

di masa ini terkenal dengan penelitian ilmiah (Wawan, 2010).

2.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Faktor internal yang memengaruhi pengetahuan :

1) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap

perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita yang menentukan

manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai

keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan diperlukan untuk mendapat

informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat

meningkatkan kualitas hidup. Menutrut YB Mantra yang dikutip


11

Notoatmodjo (2003), dalam Wawan (2010) Pendidikan dapat

mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan pola

hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan serta dalam

pembangunan (Nursalam, 2003) pada umumnya makin tinggi

pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi

2) Pekerjaan

Menurut Thomas yang dikutip oleh Nursalam (2003), pekerjaan

adalah keburukan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang

kehidupannya dan kehidupan keluarga. Pekerjaan bukanlah sumber

kesenangan tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang

membosankan, berulang dan banyak tantangan. Sedangkan bekerja

umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu. Bekerja bagi ibu-

ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga.

3) Umur

Menurut Elisabeth BH yang dikutip Nursalam (2003), usia adalah

umur individu yang terhitung mualai saat dilahirkan sampai berulang

tahun. Sedangkkan menurut Huclok (1998) semakin cukup umur,

tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam

berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang

lebuh dewasa dipercaya dari orang yang belum tinggi kedewasaannya.

Hal ini akan sebagai dari pengalamn dan kematangan jiwa.

4) Keyakinan

Menurut Notoatmodjo (2003), yang dikutip Wawan, (2010)

Biasanya keyakinan diperoleh secara urun temurun dan tanpa adanya


12

pembuktian terlebih dahulu. Keyakinan ini biasa memengaruhi

pengetahuan seseorang, baik keyakinan itu sifatnya positif maupun

negatif.

5) Pengalaman

Menurut Notoatmodjo (2003), yang dikutip Wawan, (2010)

Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman sendiri maupun

pengalaman orang lain. Pengalaman yang sudah diperoleh dapat

memperluas pengetahuan seseorang.

Faktor eksternal :

1) Faktor Lingkungan

Menurut Ann. Mariner yang dikutip dari Nursalam (2003)

Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang disekitar manusia dan

pengatuhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku

orang atau kelompok.

2) Sosial Budaya

Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat

mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi.

3) Penyuluhan

Meningktakan pengetahuan masyarakat juga dapat filakukan

melalui penyuluhan, dengan pengetahuan berubah seseorang akan

merubah perilakunya.
13

4) Media Massa

Dengan majunya teknologi akan tersedia pula bermacam-macam

media yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang

inovasi baru.

2.1.5 Kriteria Tingkat Pengetahuan

Menurut Arikunto (2006) yang dikutip Wawan, (2010) pengetahuan

seseorang dapat diketahui dan diinterpretasikan dengan skala yang bersifat

kualitatif, yaitu;

1. Baik : 76% - 100%

2. Cukup : 56% - 75%

3. Kurang : ≤ 55%

2.2 Konsep Ibu

2.2.1 Konsep Ibu

Ibu adalah wanita yang telah melahirkan seseorang dan sebutan

untuk wanita yang sudah bersuami (Kamus besar bahasa Indonesia)

2.2.2 Peran ibu

Menurut Efenddy (2014) yang dikutip Gigih, (2017) peran ibu

meliputi :

a Sebagai istri dan ibu bagi anak-anaknya.

b Mengurus rumah tangga .

c Sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya.

d Sebagai pelindung

e Sebagai anggota masyarakat

f Sebagai pencari nafkah tambahan


14

2.3 Konsep Anak Usia 1-6 Tahun (Prasekolah)

2.3.1 Pengertian Anak Balita dan Prasekolah

Anak merupakan dambaan setiap keluarga. Selain itu setiap keluarga

juga mengharapkan anaknya kelak bertumbuh dan berkembang optimal

(sehat fisik, mental/kognitif, dan sosial), dapat dibanggakan, serta berguna

bagi nusa dan bangsa. Sebagai aset bangsa, anak harus mendapat perhatian

sejak mereka masih di dalam kandungan sampai mereka menjadi manusia

dewasa. (Soetjioningsih, 2015).

Menurut Sutomo. B. dan Anggraeni. DY, (2010) Balita adalah istilah

umum bagi anak usia 1-3 tahun (batita) dan anak prasekolah (3-5 tahun).

Saat usia balita, anak masih tergantung penuh terhadap orang tua untuk

melakukan kegiatan penting, seperti mandi, buang air, dan makan.

Perkembangan bicara dan berjalan sudah bertambah baik, namun

kemampuan lain masih terbatas.

Anak usia prasekolah adalah mereka yang berusia 3-6 tahun. Mereka

bisa mengikuti program prasekolah dan kindergarten. Sedangkan di

Indonesia pada umumnya mereka mengikuti program tempat penitipan anak

3-5 tahun dan kelompok bermain atau Play Group (usia 3 tahun), sedangkan

anak usia 4-6 tahun biasanya mereka mengikuti program taman kanak-

kanak. (Biechler dan Snowman dari Patmonodewo, 2003; W,Pratika, 2016)


15

2.4 Konsep Tumbuh Kembang Anak Usia 1-6 Tahun (Balita dan Prasekolah)

Pada dasarnya, kehidupan manusia mengalami berbagai tahapan

tumbuh kembang dan setiap tahap mempunyai ciri tertentu. Tahapan tumbuh

kembang yang paling memerlukan perhatian dan menentukan kualitas

seseorang di masa mendatang adalah pada masa anak. Menurut pedoman

SDIDTKA (Stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang anak) Depkes

(2012) yang dikutip Sulistyawati Ari, (2013) tahapan tersebut adalah sebagai

berikut :

a. Masa balita: mulai 12-60 bulan tahun.

b. Prasekolah: mulai 60-72 bulan tahun.

2.4.1 Masa Balita dan Prasekolah

Pada masa ini dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu usia 1-3 tahun

(masa kanak- kanak/toddler), usia 3-5 tahun, dan Prasekolah 5-6 tahun.

a. Usia 1-3 tahun

Pertumbuhan fisik anak usia 1-3 relatif lebih lambat daripada saat

masa bayi, tetapi perkembangan motoriknya berjalan lebih cepat. Anak

sering mengalami penurunan nafsu makan sehingga tampak langsing

dan berotot, serta anak mulai belajar jalan. Pada mulanya, anak berdiri

tegak dan kaku, kemudian berjalan dengan berpegangan. Sekitar usia

enam belas bulan, anak mulai belajar berlari dan menaiki tangga, tetapi

masih terlihat kaku. Oleh karena itu, anak perlu diawasi dalam

beraktifitas, karena anak tidak memperhatikan bahaya. Perhatian anak

terhadap lingkungan menjadi lebih besar dibanding masa sebelumnya

yang lebih banyak berinteraksi dengan keluarganya.


16

Anak lebih banyak menyelidiki benda di sekitarnya dan meniru apa

yang diperbuat orang. Mungkin ia akan mengaduk-aduk tempat

sampah, laci, lemari pakaian, membongkar mainan, dan lain-lain.

Benda-benda yang membahayakan hendaknya disimpan di tempat yang

lebih aman. Anak juga dapat menunjuk beberapa bagian tubuhnya,

menyusun dua kata, dan mengulang kata-kata baru.

Pada masa ini, anak bersifat egosentris yaitu mempunyai sifat

keakuan yang kuat sehingga segala sesuatu yang disukainya dianggap

miliknya. Bila anak menginginkan mainan kepunyaan temannya, sering

ia akan merebutnya karena dianggap miliknya. Teman dianggap sebagai

benda mati yang dapat dipukul dicubit, atau ditarik rambutnya apabila

menjengkelkan hatinya. Anak kadang- kadang juga berperilaku

menolak apa saja yang akan dilakukan terhadap dirinya (self defense),

misalnya, menolak mengenakan baju yang sudah disediakan orang

tuanya dan akan memilih sendiri pakaian yang disukainya.

Pada usia 1-3 tahun ini, waktu yang tepat melatih anak untuk

buang air besar dan buang air kecil pada tempatnya (toilet training).

Orang tua perlu memberikan bimbingan dengan akrab, penuh kasih

sayang, tetapi juga tegas, sehingga anak tidak mengalami kebingungan.

Jika orang tua mengenal kebutuhan anak, maka anak akan berkembang

perasaan otonominya sehingga dapat mengontrol otot-otot dan

rangsangan lingkungan pada masa balita


17

b. Usia 3-5 tahun

Pada usia 5 tahun, pertumbuhan gigi susu sudah lengkap.Anak

kelihatan lebih langsing. Pertumbuhan fisik juga relative lambat. Anak

mampu naik turun tangga tanpa bantuan, demikian juga berdiri dengan

satu kaki secara bergantian atau melompat sudah mampu dilakukan.

Anak mulai berkembang superegonya (suara hati), yaitu merasa

bersalah bila ada tindakannya yang keliru. Pada masa ini rasa ingin tahu

(curious) dan daya imaginasi anak berkembang, sehingga anak banyak

bertanya tentang segala hal di sekelilingnya yang tidak diketahuinya.

Apabila orang tua mematikan inisiatif anak, akan membuat anak merasa

bersalah. Anak belum mampu membedakan hal yang abstrak dan

konkret sehingga orang tua sering menganggap anak berdusta, padahal

anak tidak bermaksud demikian. Anak mulai mengenal perbedaan jenis

kelamin perempuan dan laki-laki. Anak juga akan mengidentifikasi

figur atau perilaku orang tua sehingga mempunyai kecenderungan

untuk meniru tingkah laku orang dewasa di sekitarnya.

Pada akhir tahap ini, anak memasuki masa prasekolah. Anak mulai

mengenal cita-cita, belajar menggambar, menulis, dan mengenal angka

serta bentuk/warna benda. Orang tua perlu mulai mempersiapkan anak

untuk masuk sekolah. Bimbingan, pengawasan, pengaturan yang

bijaksana, perawatan kesehatan, dan kasih sayang dari orang tua serta

orang-orang di sekelilingnya sangat diperlukan oleh anak.


18

c. Usia 5-6 tahun

Pada masa ini, pertumbuhan berlangsung dengan stabil. Terjadi

perkembangan dengan aktivitas jasmani yang bertambah dan

meningkatnya ketrampilan dan proses berfikir. Memasuki anak

prasekolah, anak mulai menunjukan keinginanya, seiring dengan

pertumbuhan dan perkembangannya.

Pada masa ini, selain lingkungan di dalam rumah maka lingkungan

di luar rumah mulai diperkenalkan. Anak mulai senang bermain di luar

rumah. Anak mulai berteman, bahkan banyak keluarga yang

menghabiskan waktu di luar rumah dengan cara membawa anak ke

taman-taman bermain, taman-taman kota, atau ke tempat-tempat yang

menyediakan fasilitas permainan untuk anak.

Sepatutnya lingkungan-lingkungan tersebut menciptakan suasana

bermain yang bersahabat untuk anak (child friendly environment).

Semakin banyak taman kota atau taman bermain dibangun untuk anak,

semakin baik untuk menunjang kebutuhan anak.

Pada masa ini anak dipersiapkan untuk sekolah, untuk itu panca

indra dan sistim reseptor penerima rangsangan serta proses memori

harus sudah siap sehingga anak mampu belajar dengan baik. Perlu

diperhatikan bahwa cara belajar pada masa ini dengan cara bermain.

Orang tua dan keluarga diharapkan dapat memantau pertumbuhan dan

perkembangan anaknya, agar dapat dilakukan intervensi dini bila anak

mengalami kelainan atau gangguan.(Rekawati Susilaningrum, DKK,

2013)
19

2.4.2 Perkembangan Balita (1-6 tahun)

Berdasarkan skala Yaumil-Mimi, yang dikutip Sulistyawati Ari, (2014)

perkembangan anak balita dapat diamati sebagai berikut.

1. Usia 12-18 bulan

a. Berjalan dan mengeksplorasi rumah serta sekelilingnya.

b. Menyusun dua atau tiga kotak.

c. Dapat mengatakan 5-10 kata.

d. Memperlihatkan rasa cemburu dan rasa bersaing.

2. Usia 18-24 bulan

a. Naik turun tangga.

b. Menyusun enam kotak.

c. Menunjuk mata dan hidungnya.

d. Menyusun dua kata.

e. Belajar makan sendiri.

f. Menggambar garis di kertas atau pasir.

g. Mulai belajar mengontrol buang air besar dan buang air kecil.

h. Menaruh minat pada apa yang dikerjakan oleh orang-orang yang

lebih besar

i. Memperlihatkan minat kepada anak lain dan bermain-main dengan

mereka.

3. Usia 2-3 tahun

a. Belajar meloncat, memanjat, melompat dengan satu kaki.

b. Membuat jembatan dengan tiga kotak.

c. Mampu menyusun kalimat.


20

d. Mempergunakan kata-kata "saya”, bertanya, mengerti kata-kata yang

ditujukan kepadanya.

e. Menggambar lingkaran.

f. Bermain bersama dengan anak lain dan menyadari adanya

lingkungan lain di luar keluarganya.

4. Usia 3-4 tahun

a. Berjalan-jalan sendiri mengunjungi tetangga.

b. Berjalan pada jari kaki.

c. Belajar berpakaian dan membuka pakaiannya sendiri.

d. Menggambar garis silang.

e. Menggambar orang hanya kepala dan badan.

f. Mengenal dua atau tiga warna.

g. Bicara dengan baik.

h. Menyebut namanya, jenis kelamin, dan umurnya.

i. Banyak bertanya.

j. Bertanya bagaimana anak dilahirkan.

k. Mengenal sisi atas, sisi bawah, sisi muka, dan sisi belakang.

l. Mendengarkan cerita-cerita.

m. Bermain dengan anak lain.

n. Menunjukkan rasa sayang kepada saudara-saudaranya.

o. Dapat melaksanakan tugas-tugas sederhana.

5. Usia 4-5 tahun

a. Melompat dan menari.

b. Menggambar orang terdiri atas kepala, lengan, dan badan.


21

c. Menggambar segi empat dan segi tiga.

d. Pandai bicara.

e. Dapat menghitung jari-jarinya.

f. Dapat menyebutkan hari-hari dalam seminggu.

g. Mendengar dan mengulang hal-hal penting dari cerita.

h. Minat kepada kata-kata baru dan artinya.

i. Memprotes bila dilarang apa yang diinginkannya.

j. Mengenal empat warna.

k. Memperkirakan bentuk dan besarnya benda, membedakan besar dan

kecil.

l. Menaruh minat kepada aktivitas orang dewasa.

6. Usia 5-6 tahun

a. Berjalan lurus.

b. Berdiri dengan satu kaki selama 11 detik.

c. Menggambar dengan 6 bagian, menggambar orang lengkap.

d. Menangkap bola kecil dengan kedua tangan.

e. Menggambar segi empat.

f. Mengerti arti lawan kata.

g. Mengerti pembicaraan menggunakan 7 kata atau lebih.

h. Menjawab pertanyaan tentang benda terbuat dari apa dan

kegunaannya.

i. Mengenal angka, bisa menghitung angka 5-10.

j. Mengenal warna-warni.

k. Mengungkapkan simpati.
22

l. Mengikuti aturan permainan.

m. Berpakaian sendiri tanpa dibantu.

(KEMENKES RI, 2016)

2.4.3 Perkembangan Kognitif Anak.

Perkembangan kognitif anak meliputi semua aspek perkembangan anak

yang berkaitan dengan pengertian mengenal proses bagaimana anak belajar

dan memikirkan lingkungan. Kognisi meliputi persepsi (penerimaan indra

dan makna yang diindra), imajinasi, menangkap makna, menilai, dan

menalar semua bentuk mengenal, melihat, mengamati, memperhatikan,

membayangkan, memperkirakan, menduga, dan menilai adalah kognisi.

Menurut Piaget, perkembangan kognitif anak ini dibagi dalam empat tahap,

yaitu sebagai berikut (Soetjiningsih, 2015).

1. Sensori Motor (usia 0-2 tahun)

Dalam tahap ini perkembangan pancaindra sangat berpengaruh

dalam diri anak. Keinginan terbesarnya adalah keinginan untuk

menyentuh/ memegang karena didorong oleh keinginan untuk

mengetahui reaksi dari perbuatannya. Pada usia ini, mereka, belum

mengerti tentang motivasi dan senjata terbesarnya adalah menangis.

2. Pra-operasional (usia 2-7 tahun)

Pada usia ini, anak menjadi egosentris, sehingga berkesan pelit

karena ia tidak bisa melihat dari sudut pandang orang lain. Anak

tersebut memiliki kecenderungan untuk meniru orang di sekelilingnya.

Meskipun pada saat berusia 6-7 tahun mereka sudah mulai mengerti

motivasi, tapi mereka tidak mengerti cara berpikir yang sistematis dan
23

rumit. Penyampaian cerita akan lebih efektif bila menggunakan alat

peraga.

2.4.4 Perkembangan Psikososial Anak.

Menurut Erick Erickson, yang dikutip Ari Sulistyawati, (2014)

perkembangan psikososial atau perkembangan jiwa manusia yang

dipengaruhi oleh masyarakat dibagi menjadi delapan tahap.

1. Trust >< Mistrust (usia 0-1 tahun)

Tahap pertama adalah tahap pengembangan rasa percaya diri. Fokus

terletak pada pancaindra, sehingga mereka sangat memerlukan sentuhan

dan pelukan.

2. Otonomi/Mandiri >< Malu/Ragu-ragu (usia 2-3 tahun)

Tahap ini bisa dikatakan sebagai masa pemberontakan anak atau masa

nakalnya. Namun, kenakalan itu tidak bisa dicegah begitu saja karena ini

adalah tahap anak sedang mengembangkan kemampuan fisik dan mental

(kognitif). Hal yang diperlukan justru mendorong dan memberikan

tempat untuk mengembangkan motorik dan mental anak. Pada saat ini

anak sangat terpengaruh oleh orang-orang penting di sekitarnya (orang

tua dan saudara).

3. Inisiatif >< Rasa Bersalah (usia 4-5 tahun)

Pada tahap ini, anak akan banyak bertanya dalam segala hal, sehingga

berkesan cerewet. Pada usia ini juga, mereka mengalami pengembangan

inisiatif ide sampai pada hal-hal yang berbau fantasi.


24

4. Egosentrisme >< selfishness/ egois (usia 5-6 tahun)

Karakteristik yang arogan (sombong), namun kecenderungn untuk

mempersepsi, memahami, dan menafsirkan sesuatu berdasarkan sudut

pandang sendiri (KEMENKES RI, 2016)

2.4.5 Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Tumbuh Kembang

Pola pertumbuhan dan perkembangan anak umumnya merupakan

interaksi banyak faktor yang saling mempengaruhi. Soetjiningsih (2015)

menjelaskan bahwa faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang dapat di

kelompokan menjadi dua, yaitu faktor internal dan eksternal.

1. Faktor Dalam (Internal)

a. Genetik

Faktor genetic akan memengaruhi cepat pertumbuhan,

kematangan tulang, alat seksual, dan saraf sehingga merupakan

modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang,

sebagai berikut.

1) Perbedaan ras, etnik, atau bangsa

Tinggi badan orang eropa akan berbeda dengan orang

Indonesia atau bangsa lainnya, sehingga postur tubuh tiap bangsa

berlainan.

2) Keluarga

Ada keluarga yang mempuyai tubuh gemuk dan perawakan

pendek.
25

3) Umur

Masa prenatal, bayi, dan remaja merupakan tahap yang

mengalami pertumbuhan cepat dibanding dengan masa lainnya.

4) Jenis kelamin

Wanita akan mengalami masa pubertas terlebih dahulu

dibanding laki-laki.

5) Kelainan kromosom

Dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan, misalnya,

Sindrom Down

b. Pengaruh Hormon

Saat janin berumur 4 bulan, terjadi pertumbuhan cepat.

Hormone yang berpengaruh terutama hormone pertumbuhan

somatotropin yang dikeluarkan oleh kelenjar pituitari, salin itu

kelenjar tiroid juga menghasilkan kelenjar tiroksin yang berguna

untuk metabolisme serta maturasi tulang, gigi, dan otak.

2. Faktor Lingkungan (Eksternal)

Faktor lingkungan yang dapat berpengaruh terhadap tumbuh

kembang anak dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu prenatal,

kelahiran, dan pascanatal.

a. Faktor prenatal (selama kehamilan), meliputi:

1) Gizi, nutrisi ibu hamil akan memengaruhi pertumbuhan janin,

terutama trimester akhir kehamilan.

2) Mekanis, posisi janin yang abnormal dalam kandungan dapat

menyebabkan kelainan konginetal, misalnya, club foot.


26

3) Toksin, zat kimi, radiasi.

4) Kelainan endokrin.

5) Infeksi TORCH, penyakit menular seksual.

6) Kelainan imunologi.

7) Psikologis ibu

b. Faktor kelahiran/persalinan

Riwayat kelahiran dengan vakum ekstraksi atau forceps dapat

menyebabkan trauma kepala pada bayi, sehingga beresiko terjadinya

kerusakn jaringan otak.

c. Faktor pascanatal

Seperti halnya pada masa prenatal, faktor yang berpengaruh

terhadap tumbuh kembang anak adalah gizi, penyakit

kronis/keturunan konginetal, lingkungan fisik dan kimia, psikologis,

endokrin, sosio-ekonomi, lingkungan pengasuhan, stimulasi, dan

obat-obatan (Soetjiningsih, 2015).

2.4.6 Kebutuhan Dasar untuk Tumbuh Kembang

Seorang anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal

dipengaruhi oleh hasil interaksi dari faktor genetik, herediter, konstitusi, dan

faktor lingkungan. Agar faktor lingkungan memberikan pengaruh yang

positif bagi tumbuh kembang anak, maka perlu kebutuhan dasar. Menurut

Soetjiningsih (2015), kebutuhan dasar ini dapat dikelompokan menjadi tiga,

yaitu asuh, asih, dan asah.

1. Asuh (Kebutuhan Fisik-Biomedis)

Kebutuhan asuh meliputi sebagai berikut.


27

a. Nutrisi yang adekuat dan seimbang

Pemberian nutrisi secara adekuat harus sudah dimulai sejak

dalam kandungan, yaitu dengan pemberian nutrisi yang memadai

pada ibu hamil. Setelah lahir diupayakan pemberian ASI secara

ekslusif, yaitu pemberian ASI saja sampai anak berumur 4-6 bulan.

Anak waktunya diberikan makanan tambahan atau makanan

pendamping ASI. Pemberian makanan tambahan ini penting untuk

melatih kebiasaan makan yang baik pada masa bayi dan prasekolah,

karena pada masa ini pertumbuhan dan perkembangan terjadi sangat

pesat terutama pertumbuhan otak.

b. Perawatan kesehatan dasar

Untuk mencapai kesehatan anak secara optimal perlu

beberapa upaya, misalnya, imunisasi, kontrol ke puskesmas/posyandu

secara berkala, serta bila sakit, segera diperiksakan. Dengan upaya

tersebut, keadaan kesehatan anak dapat di pantau secara dini,

sehingga, apabila ada kelainan anak dapat ditangani secara benar.

c. Pakaian

Anak perlu mendapatkan pakaian yang bersih dan nyaman

dipakai, karena aktivitas anak lebih banyak, hendaknya pakaian

terbuat dari bahan yang mudah menyerap keringat.

d. Perumahan

Dengan memberikan tempat tinggal yang layak, akan

membantu anak untuk tumbuh kembang secara optimal. Tempat

tinggal yang layak tidak berarti rumah yang berukuran besar, tetapi
28

bagaimana upaya kita untuk mengatur rumah berapapun ukurannya

menjadi sehat, cukup ventilasi, terjaga kebersihan, dan kerapiannya.

e. Hygiene diri dan lingkungan

Kebersihan badan dan lingkungan yang terjaga berarti sudah

mengurangi resiko tertularnya berbagi penyakit dan infeksi. Selain

itu, dengan lingkungan yang bersih akan memberikan kesempatan

anak untuk melakukan aktivitas bermain secara aman.

f. Kesegaran jasmani(olahraga, rekreasi)

Aktivitas olahraga dan rekreasi digunakan untuk kekuatan

otot-otot tubuh dan membuang sisa metabolisme. Selain itu,

membantu meningkatkan motorik anak dan aspek perkembangan

lainnya. Aktivitas olahraga dan rekreasi bagi anak balita merupakan

aktivitas bermain yang menyenangkan.

2. Asih (Kebutuhan Emosi dan Kasih Sayang)

Pemenuhan kebutuhan emosi dan kasıh sayang dapat dimulai

sedini mungkin, baik sejak anak dalam kandungan perlu diupayakan

kontak psikologis antara ibu dan anak misalnya, dengan mengajak

bicara/mengelusnya. Setelah lahir, upaya tersebut dapat dilakukan

dengan mendekapkan bayi ke dada ibu segera setelah lahir. Ikatan emosi

dan kasih sayang yang erat antara ibu/orang tua dengan anak sangatlah

penting karena berguna untuk menentukan perilaku anak di kemudian

hari, merangsang perkembangan otak anak dan merangsang perhatian

anak terhadap dunia luar. Oleh karena itu, kebutuhan asih ini meliputi

sebagai berikut :
29

a. Kasih sayang orang tua

Orang tua yang harmonis akan mendidik dan membimbing anak

dengan penuh kasih sayang. Kasih sayang tidak berarti memanjakan

atau tidak pernah memarahi, tetapi bagaimana orang tua menciptakan

hubungan yang hangat dengan anak, sehingga anak akan merasa

aman dan senang.

b. Rasa aman

Adanya interaksi yang harmonis antara orang tua dan anak akan

memberikan ras aman bagi anak untuk melakukan aktivitas sehari-

harinya.

c. Harga diri

Setiap anak ingin diakui keberadaan dan keinginannya. Apabila

anak diacuhkan maka dapat menyebabkan frustrasi.

d. Dukungan/dorongan

Dalam melakukan aktivitas, anak perlu dukungan dari

lingkungannya. Apabila orang tua sering melarang aktivitas yang

akan dilakukan, maka dapat menyebabkan anak ragu-ragu dalam

setiap aktivitasnya. Selain itu, orang tua perlu memberikan dukungan

agar anak dapat mengatasi stresor atau masalah yang dihadapi

e. Mandiri

Agar anak menjadi pribadi yang mandiri, sejak awal anak harus

dilatih untuk tidak selalu bergantung pada lingkungannya. Untuk

melatih anak menjadi mandiri. tentunya harus disesuaikan dengan

kemampuan dan perkembangan anak.


30

f. Rasa memiliki

Anak perlu dilatih untuk mempunyai rasa memiliki barang-

barang yang dimilikinya, sehingga mempunyai rasa tanggung jawab

untuk memelihara barangnya.

g. Kebutuhan akan sukses serta mendapatkan kesempatan dan

pengalaman

Anak perlu diberi kesempatan untuk berkembang sesuai

kemampuan dan sifat-sifat bawaannya. Orang tua tidak dapat

memaksakan keinginannya untuk dilakukan anak tanpa

memperhatikan kemauan anak.

3. Asah (Kebutuhan Stimulasi)

Stimulasi adalah adanya perangsangan dari lingkungan luar anak

yang berupa latihan atau bermain. Stimulasi merupakan kebutuhan yang

sangat penting untuk pertumbuharn dan perkembangan anak. Anak yang

banyak mendapat stimulasi yang terarah akan cepat berkembang

dibandingkan anak yang kurang mendapat stimulasi. Pemberian stimulus

ini sudah dapat dilakukan sejak masa pranatal, kemudian lahir dengan

cara menyusui bayi pada ibunya sedini mungkin. Asah merupakan

kebutuhan untuk perkembangan mental psikososial anak yang dapat

dilakukan dengan pendidikan dan pelatihan.


31

2.4.7 Gangguan Tumbuh Kembang

Gangguan tumbuh kembang pada anak yang sering ditemukan menurut

Soetjiningsih, (2015) adalah sebagi berikut.

1. Gangguan bicara dan bahasa.

Kemampuan berbahasa merupakan indikator seluruh perkembangan

anak, karena melibatkan kemampuan kognitif, motor, psikologis

emosi, dan lingkungan sekitar anak.

2. Cerebral palsy

Merupakan suatu kelainan gerakan dan postur tubuh yang tidak

progresifkarena kerusakan/gangguan pada sel-sel motorik pada

susunan saraf pusat yang sedang dalam pertumbuhan

3. Sindrom Down

Merupakan suatu kelainan akibat jumlah kromosom 21 yang berlebih

yang dapat dikenali dari fenotipnya dan mempunyai kecerdasan yang

terbatas.

4. Perawakan pendek (short stature)

Merupakan istilah untuk tinggi badan yang berada di bawah persentil 3

atau -2 SD pada kurva pertumbuhan.

2.5 Konsep DDST (Denver Devolopment Screening Test)

2.5.1 Pengertian DDST (Denver development screening test)

Denver devolopment screening test (DDST) adalah suatu metode skrining

terhadap kelainan perkembangan anak. Tes ini bukan tes diagnostik atau tes

1Q sehingga tidak dapat meramalkan kemampuan intelektual dan


32

adaptif/perkembangan anak di masa yang akan datang. Tes ini juga tidak

untuk mendiagnosis kesulitan belajar, gangguan bahasa, gangguan

emosional, substitusi evaluasi diagnostik atau pemeriksaan fisik anak. Tes

ini lebih mengarah kepada perbandingan kemampuan atau perkembangan

anak lain yang seumurnya. DDST memenuhi semua persyaratan yang

diperlukan metode skrining yang baik. Tes ini mudah dan cepat karena

hanya membutuhkar waktu 15-20 menit, tetapi dapat diandalkan dan

menunjukkan validitas yang tinggi. Menurut beberapa penelitian yang

pernah dilakukan, DDST secara efektif dapat mengidentifikasikan antara

85-100 persen bayi dan anak prasekolah yang mengalami keterlambatan

perkembangan. Pada penelitian tindak lanjut, 89 persen dari kelompok

DDST abnormal mengalami kegagalan di sekolah 5-6 tahun kemudian (Ari

Sulistyawati, 2014)

2.5.2 Sejarah DDST (Denver development screening test)

Denver development screening test (DDST) : Denver II dikembangkan oleh

William K. Frankenburg dan J.B. Dodds pada tahun 1967 (William K.

Frankenburg dan J.B. Dodds, 1967; Rahadian Kurniawan, 2016). DDST

merefleksikan presentase kelompok anak usia tertentu yang dapat

menampilkan tugas perkembangan tertentu, untuk kemudian dibandingkan

dengan pekembangan anak yang seusia. DDST menilat 4 sektor

perkembangan, yaitu :

1. Personal sosial

Penyesuaian diri di masyarakat dan kebutuhan pribadi.


33

2. Motorik halus – Adaptif

koordinasi mata – tangan, kemampuan memainkan dan menggunakan

benda-benda kecil, serta pemecahan masalah.

3. Bahasa

Mendengar, mengerti, dan menggunakan bahasa.

4. Motorik kasar

Duduk, berjalan, dan melakukan gerakan umum otot besar lainnya.

Dalam perkembangan nya DDST mengalami beberapa kali revisi. Revisi

terakhir adalah Denver II, yang merupakan hasil revisi dan standarisasi dari

DDST dan DDSR-R (Resived denver devolopmental screening test) (W.K.

Frankenburg, Dodds, archer, Shapiro, dan Brresnick, 1992; Rahadian

Kurniawan, 2016). Perbedaan Denver II dengan skrining terdahulu terletak

pada item-item tes, bentuk, interpretasi dan rujukan (Nugroho, 2008;

Rahadian kurniawan, 2016).

2.5.3 Tujuan DDST (Denver development screening test)

Denver development screening test (DDST): Denver II digunakan untuk

membantu dalam identifikasi awal perkembangan terhadap masalah dan

penundaan pada anak-anak prasekolah yaitu usia kurang dari 6 tahun.

Menurut studi yang dilakukan oleh The public health od Canada, DDST

adalah metode tes yang paling banyak digunakan untuk skrining masalah

perkembangan anak (Nugroho, 2008; Rahadian Kurniawan, 2016).

Meskipun dapat dilakukan pada anak dengan usia kurang dari 6 tahun,

namun idealnya Denver II dilakukan pada anak usia 3 atau 4 bulan,

kemudan saat usia 10 bulan dan 3 tahun. Hal ini dilakukan untuk
34

memudahkan evaluasi perkembangan anak (Pillliteri, 2010; Rahadian

Kurniawan, 2016).

2.5.4 Fungsi DDST (Denver development screening test)

Menurut Soetjiningsih, (2015) fungsi tes DDST/Denver II adalah :

a. Menilai tingkat perkembangan anak sesuai dengan umurnya.

b. Menilai perkembangan anak sejak baru lahir sampai 6 tahun.

c. Menjaring anak tanpa gejala tehadap kemungkinan adanya kelainan

perkembangan.

d. Memastikan apakah anak dengan kecurigaan terdapat kelainan, memang

benar mengalami kelainan perkembangan.

e. Melakukan pemantauan perkembangan anak yang beresiko (missal anak

dengan masalah perinatal.

2.5.5 Aspek perkembangan yang dinilai.

Aspek Perkembangan yang dinilai dalam DDST terdapat 125 tugas

perkembangan yang disusun berdasarkan urutan perkembangan dan diatur

dalam empat kelompok besar yang disebut sektor perkembangan. Menurut

Ari Sulistyawati, (2014) Kelompok yang dimaksud adalah sebagai berikut.

1. Personal sosial (perilaku sosial)

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi,

dan berinteraksi dengan lingkungannya (terdapat 25 tugas).

2. Gerakan motorik halus.

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati

sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh


35

tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukan

koordinasi yang cermat (terdapat 29 tugas).

3. Bahasa respons

Aspek yang menggambarkan kemampuan untuk memberikan terhadap

suara, mengikuti perintah, atau berbicara secara spontan (terdapat 39

tugas).

4. Gerakan motorik kasar

Aspek yang berhubungan dengan pergerakan atau sikap tubuh

(Terdapat 32 tugas)

2.5.6 Waktu Pelaksanaan

1. Tahap Pertama Secara periodik dilaksanakan pada semua anak yang

berusia, sebagai berikut.

a. 3-6 bulan

b. 9-12 bulan

c. 18-24 bulan

d. 3 tahun

e. 4 tahun

f. 60-72 bulan

2. Tahap Kedua Dilaksanakan pada anak yang dicurigai mengalami

hambatan perkembangan pada tahap pertama, kemudian dilanjutkan

dengan evaluasi diagnostik yang lengkap (Soetjiningsih, 2015)


36

2.5.7 Penilaian DDST (Denver development screening test)

Menurut Soetjiningsih (2015), Penilaian Skor yang dipakai pada Denver II :

“P” = Pass ("lulus"): bila anak melakukan tes dengan baik, atau orangtua/

pengasuh anak memberi laporan (“tepat”/dapat dipercaya) bahwa

anak dapat melakukannya.

“F” = Fail ("gagal): bila anak tidak dapat melakukan tes dengan baik,

atau orangtua/pengasuh memberi laporan (“tepat”) bahwa anak

tidak dapat melakukan dengan baik.

“NO” = No opportunity (tidak ada kesempatan): bila anak tidak mempunyai

kesempatan untuk melakukan tes karena ada hambatan. Skor ini

hanya boleh dipakai pada tes dengan tanda "R"

“R” = Refiusal (menolak): bila anak menolak untuk melakukan tes.

Setelah semua pemeriksaan diselesaikan, dilakukan "tes perilaku" (terdapat

dalam formulir Denver II di sebelah kanan bawah), untuk menolong

pemeriksa secara subjektif menilai perilaku anak secara menyeluruh pada

saat tes berlangsung.

2.5.8 Interpretasi Penilaian Individual

Menurut Soetjiningsih (2015), Inerpretasi penilaian individual sebagai

berikut :

a. Penilaian “Lebih” (advanced)

Bila seorang anak “lulus” (pass) pada item tugas perkembangan anak

“lebih”, karena kebanyakan anak sebayanya belum “lulus”.

Garis umur

P
37

b. Penilaian “Normal”

Bila seorang anak “gagal” (fail) atau “menolak” (Refusal) melakukan tes

pada item di sebelah kanan garis umur, maka perkembangan anak

dinyatakan normal. Anak tidak bisa diharapkan “lulus” sampai umurnya

lebih tua.

Garis umur

Garis umur

Atau anak “lulus”, “gagal” atau “menolak” tes pada item dimana garis

umur terletak diantara persentil 25 dan 75. Perkembangan anak pada tes

tersebut dinyatakan normal.

Garis umur

P
Garis umur

Garis umur

c. Penilaian Caution “Peringatan”

Bila seorang anak “gagal” atau “menolak” tes pada item dimana garis

umur terletak pada atau antara persentil 75 dan 90, maka skornya adalah

Caution (tulis C sebelah kanan kotak segi panjang).

Garis umur

F C
38

Garis umur

R C

Garis umur

R C

Garis umur

R C

d. Penialain delayed “keterlambatan”

Bila seorang anak “gagal” atau “menolak” melakukan tes pada item yang

terletak lengkap di sebelah kiri garis umur, karena anak “gagal” atau

“menolak” tes dimana 90% anak-anak sudah dapat melakukanya.

Keterlambatan ditandai dengan memberi warna pada bagian akhir kotak


segi panjang.
Garis umur

Garis umur

e. Penilaian No Opportunity “tidak ada kesempatan”

Pada tes yang dilaporkan orang tua atau anak tidak ada kesempatan untuk

melakukan atau mencoba, diberi skor sebagai “NO”.


39

Garis umur

NO

Garis umur

NO

2.5.9 Interpretasi tes DDST (Denver development screening test)

Menurut Soetjiningsih, (2015) Interpretasi tes DDST sebagai berikut :

1. Normal

a. Bila tidak ada keterlambatan (F) atau paling banyak terdapat satu

“cauntion” (C).

b. Lakukan pemeriksaan ulang pada control kesehatan berikutnya.

2. Abnormal

a. Terdapat 2 atau lebih keterlambatan (F).

b. Dirujuk untuk evaluasi diagnostik.

3. Suspek

a. Bila didapatkan dua atau lebih “caution” (C) dan satu atau lebih

keterlambatan (F).

b. Lakukan tes ulang dalam satu-dua minggu untuk menghilangkan

faktor sesaat seperti rasa takut, keadaan sakit, mengantuk atau

kelelahan.
40

4. Tidak dapat dites

a. Bila menolak pada satu item atau lebih di sebelah garis umur atau

menolak pada lebih dari satu item yang tembus pada garis umur pada

daerah 75-90%.

b. Lakukan uji ulang dalam satu-dua minggu.


BAB 3

KERANGKA KONSEP

3.1 Kerangka Konsep

Konsep adalah abstraksi dari suatu realitas agar dapat di komunikasikan

dan membentuk satu teori yang menjelaskan keterkaitan variable (baik varabel

yang diteliti maupun yang tidak di teliti). Kerangka konsep akan membantu

peneliti menghubungkan hasil penemuan dengan teori (Nursalam, 2014).

Kerangka konsep adalah kelanjutan dari kerangka teori atau landasan

teori yang di sesuaikan dengan tujuan khusus penelitian yang akan dicapai,

yakni sesuai dengan apa yang telah ditulis dengan rumusan masalah (Ircham

Machfoedz, 2013).

41
42

Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Anak Usia 1-6 Tahun
Tumbuh Kembang Anak :
Intenal
1. Genetik Mengalami Tumbuh Kembang
2. Keluarga
3. Umur 1. Perkembangan Kognitif
4. Jenis kelamin 2. Perkembangan Psikososial
5. Kelainan Kromosom
Eksternal
1. Faktor Pranatal
2. Faktor Kelahiran Dilakukan Screening
3. Faktor Pascanatal mengguunakan DDST (Denver
Devolopment Screening Test)

Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Pengetahuan ibu tentang
Pengetahuan : DDST (Denver
Intenal ddevolopment screening
1. Pendidikan test) :
Tingkat Pengetahuan Ibu
2. Pekerjaan 1. Definisi.
1. Baik : 76-100%
3. Umur 2. Fungsi.
2. Cukup : 56-75%
4. Keyakinan 3. Tujuan.
3. Kurang : < 55%
5. Pengalaman 4. Aspek Perkembangan
Arikunto, (2006)
Eksternal yang dinilai.
Dalam Wawan,
1. Faktor Lingkungan 5. Waktu Pelaksanaan
(2010)
2. Sosial Budaya 6. Interprestasi Penilaian
3. Penyuluhan Individu.
4. Media Massa 7. Interprestasi Tes.

Bagan 3.1 Kerangka Konseptual

Keterangan

: Diteliti

: Tidak diteliti

: Berhubungan
BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Desain Penelitian

Desain penelitian atau rancangan penelitian adalah suatu yang sangat

penting dalam penelitian, memungkinkan pengontrolan maksimal beberapa

faktor yang dapat mepengaruhi akurasi hasil. Istilah rancangan penelitian

digunakan dalam dua hal : pertama, rancangan penelitian merupakan suatu

strategi penelitian digunakan dalam mengidentifikasi permasalahan sebelum

digunakan untuk mendefinisikan struktur penelitian yang akan dilaksanakan

(Nursalam, 2014)

Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yang

bertujuan untuk mendiskripsikan (memaparkan) peristiwa - peristiwa penting

yang terjadi pada masa kini. Deskripsi peristiwa dilakukan secara sistematis

yang lebih menekankan pada aktual dari pada penyimpulan. Fenomena yang

disajikan secara apa adanya tanpa manipulasi dan penelitian tidak mencoba

menganalisis bagaimana dan mengapa fenomena tersebut bisa terjadi. Oleh

karena itu penelitian jenis ini tidak memerlukan adanya suatu hipotesis

(Nursalam, 2014).

43
44

4.2. Kerangka Kerja

Kerangka kerja merupakan langkah-langkah yang akan dilakukan

dalam penelitian yang berbentuk kerangka atau alur penelitian, mulai dari

desain hingga analisis data (Hidayat, 2013).


Studi Pendahuluan

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Tinjauan Pustaka

Kerangka Konsep

Metode Penelitian

Populasi :
Desain Variabel Penelitan : Semua Ibu yang Sampel :
Tehnik
Penelitian : Gambaran Mempunyai Anak Sebagian Ibu yang
Pengetahuan Ibu Mempunyai Anak Sampling :
Deskriptif Usia 1-6 Tahun di
tentang DDST pada Usia 1-6 Tahun Purposive
Posyandu Desa
Anak Usia 1-6 Sesuai Dengan Sampling
Sembon UPTD
Tahun Puskesmas Kriteria Penelitian
Karangrejo Sebanyak 17
Kabupaten Responden
Tulungagung
sebanyak 170
responden

Instrumen pengumpulan data : Kuisoner

𝑆𝑃
Teknik analisa data: P= × 100%
𝑆𝑀

Penyajian hasil penelitian :


1. Baik = 76-100%
2. Cukup = 56-75%
3. Kurang = ≤55%
Arikunto, (2006) dikutip Wawan, (2010).

Bagan 4.1 Kerangka Kerja


45

4.3. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian adalah subjek yang memenuhi kriteria yang

telah ditetapkan (Nursalam, 2014).

Populasi adalah suatu wilayah generalisasi yang terdiri atas :

obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.

Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda alam yang lain.

Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang

dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek

atau obyek itu (Sugiyono, 2015).

Populasi dalam penelitian ini adalah Semua Ibu yang mempunyai anak

usia 1-6 tahun di Posyandu Desa Sembon UPTD Puskesmas Karangrejo

Kabupaten Tulungagung Sebanyak 170 responden.

4.4. Sampel, Besar Sampel dan Teknik Sampling

4.4.1. Sampel

Menurut Sugiyono, (2015) Sampel adalah bagian dari jumlah

dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel terdiri

atas bagian populasi terjangkau yang dapat dipergunakan sebagai

subjek penelitian melalui sampling (Nursalam, 2014).

Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subyek penelitian

dari suatu populasi target yang terjangkau dan akan diteliti. Kriteria

ekslusi adalah menghilangkan/ mengeluarkan subjek yang memenuhi

kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab (Nursalam, 2014).


46

Kriteria inklusi :

1. Ibu yang bersedia jadi reponden

2. Ibu yang dapat membaca dan menulis

Kriteria eklusi :

1. Ibu yang tidak bersedia jadi responden

2. Ibu yang tidak hadir saat penelitian.

3. Ibu yang mempunyai anak usia <1 Tahun dan > 6 Tahun.

4.4.2. Besar Sampel

Besar Sampel adalah banyaknya anggota yang menjadi sampel

dalam penelitian yang ditemukan dengan cara melihat dari populasi

(responden).

N . 𝑧2 . 𝑝 . 𝑞
𝑛=
d (N − 1) + 𝑧 2 . p . q

Keterangan :

n : Perkiraan jumlah sampel

N : Perkiraan jumlah populasi

z : Nilai standart normal untuk α = 0,05 (1,96)

p : Perkiraan porposi, jika tidak diketahui dianggap 50%

q : 1 – p (100% - p)

d : Tingkat kesalahan yang dipilih (d = 0,05)

(Nursalam, 2014).
47

N . 𝑧2 . 𝑝 . 𝑞
𝑛=
d (N − 1) + 𝑧 2 . p . q

170 . 1.962 . 50% . (100% − 50%)


𝑛=
0.05 (170 − 1) + 1.962 . 50% . (100% − 50%)

170 . 3,8416. 50% .50%


𝑛=
0.05 (169) + 3,8416 . 50% . 50%

170 . 3,8416. 0,5 .0,5


𝑛=
8,45 + 3,8416 . 0,5 . 0,5

163.269
𝑛=
8,45 + 0.9604

163.269
𝑛=
9.4104

163.269
𝑛=
9.4104

𝑛 = 17.349847

𝑛 = 17

4.4.3. Teknik Sampling

Menurut Nursalam, (2014) Sampling adalah proses menyeleksi

porsi dari populasi untuk dapat mewakili populasi. Teknik sampling

merupakan cara – cara yang ditempuh dalam pengambilan sampel.

Pada penelitian ini teknik pengambilan sampling yang digunakan

adalah Purposive Sampling.

Purposive sampling adalah suatu teknik penetapan sampel

dengan cara memilih sampel diantara populasi sesuai dengan yang

dikehendaki peneliti (tujuan/masalah dalam penelitian), sehingga

sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang telah

dikenal sebelumnya (Nursalam, 2014).


48

4.5. Waktu dan Tempat Penelitian

a. Tempat pengambilan data : Posyandu Desa Sembon UPTD

Puskemas Karangrejo Kabupaten

Tulungagung.

b. Penelitian dilaksanakan pada : Tanggal 20 Mei - 10 Juni 2019

4.6. Variabel, Cara Pengukuran, dan Definisi Operasional

4.6.1. Variabel Penelitian

Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan

nilai beda terhadap sesuatu (benda, manusia, dan lain-lain). Variabel

juga merupakan konsep dari berbagai level abstrak yang didefinisikan

sebagai suatu fasilitas untuk pengukuran dan atau manipulasi suatu

penelitian (Nursalam, 2014).

Variabel penelitian ini adalah Pengetahuan Ibu Tentang DDST

Pada Anak Usia 1-6 Tahun.

4.6.2. Cara Pengukuran

Pengukuran adalah fenomena dengan maksud agar dilakukan

analisa menurut aturan tertentu. Dua karakteristik alat ukur yang harus

diperhatikan peneliti adalah validitas menyatakan apa yang

seharusnya diukur dan reliabilitas (keadaan) (Nursalam, 2014).

Cara pengukuran dalam penelitian ini adalah dengan Kuisoner.

4.6.3. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik

yang diamati dari suatu yang didefinisikan tersebut. Karakteristik


49

yang dapat diamati (diukur) itulah yang merupakan kunci definisi

operasional. Dapat diamati artinya memungkinkan peneliti untuk

melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu

objek atau fenomena yang kemudian dapat diulangi lagi oleh orang

lain (Nursalam, 2014).

Tabel 4.1 Definisi Operasional


Variabel Definisi Parameter Alat ukur Skala Skor
Operasional
Gambaran Pemahaman Pengetahuan ibu yang Kuisoner. Ordin Kriteria penilaian
Pengetahu ibu yang mempumyai anak usia al diberi skor :
an Ibu mempunyai 1-6 tahun tentang 1 untuk jawaban
Tentang anak usia 1- DDST yang meliputi : benar, 0 untuk
DDST 6 tahun 1. Definisi. jawaban salah
Pada Anak tentang tes 2. Fungsi. Kriteria Penilaian
Usia 1-6 tumbuh 3. Tujuan. :
Tahun kembang 4. Aspek Baik : 76-100%
menggunak perkembangan Cukup : 56-75%
an DDST yang dinilai. Kurang : ≤55%
5. Waktu (Arikunto (2006);
pelaksanaan. dikutip Wawan
6. Interpretasi (2010).
penilaian individu.
7. Interpretasi tes.

4.7. Teknik, Instrumen, Dan Proses Pengumpulan Data

4.7.1. Proses atau Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada

subyek dan proses pengumpulan karakteristik subyek yang diperlukan

dalam suatu penelitian (Nursalam, 2014).

1. Setelah ujian proposal karya tulis ilmiah, mengajukan uji etik.

2. Kemudian mendapat surat izin penelitian.

3. Surat diberikan kepala Prodi D3 Keperawatan STIKES Karya Husada

Kediri
50

4. Menyerahkan surat izin permohonan penelitian dikirim ke

Bakesbangpol Setelah mendapat surat balasan dari Bakesbangpol

5. Surat dikirim ke Bupati Tulungagung, Kapolres Tulungagung,

Dandim Tulungagung, dan Dinas Kesehatan Kabupaten

Tulungagung.

6. Kemudian di kirim ke UPTD Puskesmas Karangrejo, Kecamatan

Krangrejo, Kabupaten Tulungagung, dan Kepala Desa Sembon

Kecamatan Karangrejo.

7. Maka dilakukan penelitian pada tanggal 20 mei – 10 juni 2019

Adapun bentuk pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini

yaitu Kuesioner.

4.7.2. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen penelitian adalah suatu alat untuk pengumpulan data

(Notoatmodjo, 2010). Jenis instrumen penelitian yang dapat

dipergunakan pada ilmu keperawatan dapat diklasifikasikan menjadi 5

bagian, yang meliputi pengukuran : biofisiologis, observasi,

wawancara, koesioner dan skala.

Dalam penelitian ini Kuesioner diperlukan untuk mengetahui

gambaran pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang

penanganan Kejang Demam. Pada jenis pengukuran ini peneliti

mengumpulkan data secara formal kepada subjek untuk menjawab

pertanyaan secara tertulis. Pertanyaan yang diajukan dapat juga

dibedakan menjadi pertanyaan terstruktur, peneliti hanya menjawab

sesuai dengan pedoman yang sudah ditetapkan dan tidak terstruktur,


51

yaitu subjek menjawab bebas tentang sejumlah pertanyaan yang

dianjurkan secara terbuka oleh peneliti. Pertanyaan secara langsung

kepada subjek atau di sampaikan secara lisan oleh peneliti dari

pertanyaan yang sudah tertulis. Hal ini dilakukan khususnya kepada

subjek yang buta huruf, lanjut usia dan subjek dengan kesulitan

membaca yang lain (Nursalam, 2014)

4.8. Analisa Data

Analisa data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden

atau sumber data lain terkumpul untuk mengelompokkan data berdasarkan

variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari

seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan

perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan

untuk menguji hipotesis yang telah diajukan (Sugiyono, 2015).

Data yang telah terkumpul kemudian peneliti melanjutkan analisa data

dengan teknik deskriptif dengan persentase. Bila jawaban benar diberi skor 1

dan bila jawaban salah diberi skor 0. Kemudian hasilnya dimasukkan ke

dalam rumus persentase.

SP
𝑃= 𝑥 100%
SM
Keterangan :

P : Presentase

SP : Skor Perolehan

SM : Skor Maksimum
52

Dari skor dapat di prosentasikan untuk tingkat pengetahuan skala ordinal

yaitu:

a. Baik : 76 - 100%

b. Cukup : 56 - 75%

c. Kurang : ≤55%

(Arikunto, 2006) dikutip Wawan, (2010).

Interpretasi hasil analisis data merupakan bagian yang penting dalam

pengelolaan data. Sebelum menarik suatu kesimpulan, hasil analisis yang

masih faktual terlebih dahulu harus diinterpretasikan dan diberi makna oleh

peneliti. Hasil analisis biasanya dibandingkan dengan hipotesis penelitian

(jika ada), kemudian dibahas dengan menghubungkannya dengan hasil

penelitian lain serupa atau terdahulu, kemudian diberi kesimpulan

(Sastroasmoro & Ismail, 1995) (Nursalam, 2014).

Data yang telah di tabulasi kemudian diinterpretasikan dengan ketentuan

sebagai berikut :

100% : Seluruh responden

76% - 99% : Hampir seluruh responden

51% - 75% : Sebagian besar responden

50% : Setengah dari responden

26% - 49% : Hampir setengah dari responden

1% - 25% : Sebagian kcil dari responden

0% : Tidak satupun dari responden

(Arikunto, 2006).
53

4.9. Etika Penelitian

Masalah etika penelitian merupakan masalah yang sangat penting

dalam penelitian, mengingat penelitian keperawan berhubungan langsung

dengan manusia, maka segi etika penelitian harus diperhatikan (Hidayat,

2013). Masalah etika yang harus diperhatikan antara lain adalah sebagai

berikut:

4.9.1. Informed Consent (Menjelaskan maksud dan tujuan)

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara

peneliti dan responden penelitian dengan memberikan lembar

persetujuan. Informed consent tersebut diberikan sebelum penelitian

dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi

responden. Tujuan informed consent adalah agar subyek mengerti

maksud dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya. Jika subyek

bersedia, maka mereka harus menanda tangani lembar persetujuan.

Jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati hak

pasien.

4.9.2. Anonymity (Tanpa Nama)

Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang

memberikan jaminan dalam penggunaan subyek penelitian dengan

cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada

lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar

pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.


54

4.9.3. Confidentiality (Kerahasiaan)

Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan

jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-

masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin

kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan

dilaporkan pada hasil riset.


BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian yang dilaksanakan pada

tanggal 20 Mei - 10 Juni 2019 mengambil 17 responden dari Ibu yang mengikuti

Posyandu di Desa Sembon UPTD Puskesmas Karangrejo Kecamatan Karangrejo

Kabupaten Tulungagung. Hasil pengumpulan data tentang ”Gambaran

Pengetahuan Ibu Tentang DDST Pada Anak Usia 1-6 Tahun di Psoyandu Desa

Sembon UPTD Puskemas Karangrejo Kabupaten Tulungagung”, pada hasil

penelitian ini akan dibagikan dua bagian, yaitu data umum dan data khusus.

Data umum akan menampilkan karakteristik responden yang meliputi

Umur, pekerjaan, pendidikan, sumber informasi, jumlah anak, anak ke (termasuk

dalam kriteria inklusi). Sedangkan data khusus akan menampilkan Kuisoner

mengenai Gambaran pengetahuan ibu tentang DDST.

5.1 Gambaran Tempat Penelitian

UPTD Puskesmas Karangrejo merupakan puskesmas tipe

Perawatan berstatus Puskesmas utama. yang beralamat di Jl. Raya

Karangrejo, Krajan Ds. Karangrejo, Kec. Karangrejo, Kab. Tulungagung

yang dipimpin oleh Hari Uminati S.Kep.,Ns. UPTD Puskesmas

Karangrejo memiliki wilayah kerja 7 desa yaitu, Desa Karangrejo,

Sembon, Sukowidodo, , Sukowiyono, Tanjungsari, Babadan, , dan

Bungur. Batas wilayah UPTD Puskesmas Karangrejo sebelah utara

adalah Desa Karangrejo Kecamatan Karangrejo, sebelah selatan adalah

Desa Bungur Kecamatan Karangrejo, sebelah barat adalah Desa

55
56

Tanjungsari Kecamatan Karangrejo, dan sebelah timur adalah Desa

Sembon Kecamatan Karangrejo. Berdasarkan data geografi luas wilayah

kerja UPTD Puskesmas Karangrejo adalah 18,3 km2 dengan total

penduduk tahun 2018 sebanyak 22.805 jiwa.

Visi, Misi, Kebijakan Mutu dan Motto UPTD Puskesmas Karangrejo

Kecamatan Karangrejo Kabupaten Tulungagung.

Visi: “Masyarakat Karangrejo Mandiri Untuk Hidup Sehat”.

Misi:

1. Memberdayakan masyarakat dan lingkungannya.

2. Meningkatkan kinerja dan mutu upaya kesehatan

Motto : MELATI (Melayani Setulus Hati)


57

5.2 Hasil Penelitian

5.2.1 Data Umum

a. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Ibu

Umur Ibu
< 20 Thn 21-35si Th > 35 Thn

12%
41%

47%

Sumber data: Lembar Demografi, Ilham, tanggal 20 Mei - 10 Juni 2019


Gambar 5.1 Diagram Pie Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Ibu Di Posyandu Desa Sembon UPTD Puskesmas
Karangrejo pada Tanggal 20 Mei - 10 Juni 2019

Berdasarkan diagram Pie 5.1, didapatkan dari 17 responden hampir

setengah dari responden berusia 21-25 tahun sebanyak 8 Responden dan

sebagian kecil dari responden berusia < 20 tahun tahun yaitu sebanyak 2

responden (12%).
58

b. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan
Ibu Rumah Tangga Petani PNS Wiraswasta Swasta Buruh

6% 6%
12%

6%
6% 64%

Sumber data: Lembar Demografi, Ilham, tanggal 20 Mei - 10 Juni 2019

Gambar 5.2 Diagram Pie Karakteristik Responden Berdasarkan


Pekerjaan ibu di Posyandu Desa Sembon UPTD
Puskesmas Karangrejo Kabupaten Tulungagung pada
Tanggal 20 Mei - 10 Juni 2019

Berdasarkan diagram Pie 5.2 didapatkan dari 17 responden

sebagian besar responden mempunyai pekerjaan sebagai ibu rumah tangga

yaitu sebanyak 11 responden. Sebagian kecil dari responden mempunyai

pekerjaan sebagai Petani, PNS, swasta, buruh yaitu sebanyak 1 responden.


59

c. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan.

Pendidikan
Tidak Sekolah SD SMP SMA PT

0% 0%

12%
41%

47%

Sumber data: Lembar Demografi, Ilham, tanggal 20 Mei - 10 Juni 2019

Gambar 5.3 Diagram Pie Karakteristik Responden Berdasarkan


Pendidikan ibu di Posyandu Desa Sembon UPTD
Puskesmas Karangrejo Kabupaten Tulungagung pada
Tanggal 20 Mei - 10 Juni 2019

Berdasarkan diagram Pie diatas didapatkan dari 17 responden

hampir setengah responden berpendidikan SMA yaitu sebanyak 8

responden dan sebagian kecil responden berpendidikan perguran tinggi

yaitu sebanyak 2 responden.


60

d. Karakteristik Responden Berdasarkan Sumber Informasi yang didapat

tentang DDST.

Sumber Informasi Tentang DDST


Keluarga Tetangga Media Informasi Tenaga Kesehatan

0%
12%
29%

59%

Sumber data: Lembar Demografi, Ilham, tanggal 20 Mei - 10 Juni 2019

Gambar 5.4 Diagram Pie Karakteristik Responden Berdasarkan sumber


informasi yang didapat tentang DDST di Posyandu Desa
Sembon UPTD Puskesmas Karangrejo Kabupaten
Tulungagung pada Tanggal 20 Mei - 10 Juni 2019

Berdasarkan diagram Pie 5.4 didapatkan dari 17 responden yang

mendapat informasi tentang DDST, sebagian besar dari responden

mendapat informasi dari media informasi yaitu sebanyak 10 responden dan

sebagian kecil mendapatkan informasi dari keluarga sebanyak 2

responden.
61

e. Karakteristik Berdasarkan Jumlah Anak Responden.

Jumlah Anak
1 2 3 >3

6% 12%
35%

47%

Sumber data: Lembar Demografi, Ilham, tanggal 20 Mei - 10 Juni 2019

Gambar 5.5 Diagram Pie Karakteristik Berdasarkan Jumlah ana


Responden Posyandu Desa Sembon UPTD Puskesmas
Karangrejo Kabupaten Tulungagung pada Tanggal 01 Mei
– 12 Juni 2019

Berdasarkan diagram Pie 5.5 didapatkan dari 17 responden hampir

setengah responden mempunyai anak 2 sebanyak 8 responden dan

sebagian kecil responden mempunyai anak 3 sebanyak 1 responden.


62

f. Karakteristik Berdasarkan Anak Responden yang Ke (Masuk Dalam

Kriteria Inklusi)

Anak Ke
1 2 3 >3

6% 12%
35%

47%

Sumber data: Lembar Demografi, Ilham, tanggal 24 – 26 mei 2019

Gambar 5.6 Diagram Pie Karakteristik Berdasarkan Anak Responden


Yang Ke (Masuk Dalam Kriteria Inklusi) Posyandu Desa
Sembon UPTD Puskesmas Karangrejo Kabupaten
Tulungagung pada Tanggal 20 Mei - 10 Juni 2019

Berdasarkan diagram Pie 5.6 didapatkan dari 17 responden hampir

setengah adalah anak kedua dari responden yaitu sebanyak 8 responden

dan sebagian kecil adalah anak ketiga dari responden sebanyak 1

responden.
63

5.1.1 Data Khusus

Data ini menyajikan Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang DDST Pada

Anak Usia 1-6 Tahun di Posyandu Desa Sembon UPTD Puskesmas

Karangrejo Kabupaten Tulungagung.

Tabel 5.1 Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang DDST Pada Anak Usia 1-6
Tahun di Posyandu Desa Sembon UPTD Puskesmas karangrejo
Kabupaten Tulungagung pada Tanggal 01 Mei – 12 Juni 2019

No Pengetahuan Jumlah Persentase


1 Baik 7 41%

2 Cukup 4 24%
3 Kurang 6 35%
Total 17 100%
Sumber data: Kuesioner, Ilham, tanggal 01 Mei – 12 Juni 2019.

Berdasarkan tabel 5.1 didapatkan dari 17 responden hampir

setengah responden mempunyai tingkat pengetahuan baik yaitu sebanyak 7

responden (41%), sebagian kecil responden sebanyak 4 responden (24%)

mempunyai tingkat pengetahuan cukup, dan hampir setengah responden

sebanyak 6 responden (35%) yang mempunyai tingat pengetahuan kurang.


64

5.2 Pembahasan

Hasil penelitian menunjukan dari 17 responden bahwa hampir setengah

dari responden mempunyai pengetahuan baik tentang DDST yaitu sebanyak 7

responden dengan persentase 41%. Sebagian kecil responden berpengetahuan

cukup yaitu sebanyak 4 responden dengan persentase 24%, dan hampir

setengah dari responden berpengetahuan kurang yaitu sebanyak 6 responden

dengan persentase 35%. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 20 Mei - 10

Juni 2019 di Desa Sembon UPTD Puskesmas Karangrejo Kabupaten

Tulungagung.

Gambaran Pengetahuan Ibu tentang DDST Pada Anak Usia 1-6 Tahun

di Posyandu Desa Sembon UPTD Puskesmas karangrejo Kabupaten

Tulungagung, didapatkan hampir setengah responden mempunyai

pengetahuan baik yaitu 7 responden (41%). Hal tersebut dikarenakan faktor

pendidikan ibu yang dapat dilihat dari data umum yaitu dari jumlah

responden yang berpendidikan Perguruan tinggi sebanyak 2 responden

(12%) dan yang berpendidikan SMA sebanyak 8 responden (47%).

Notoadmodjo, (2003) Dikutip Wawan, (2010) mengatakan pendidikan

merupakan suatu proses pembelajaran pola pikir seseorang dari tidak tahu

menjadi tahu, dan semakin tinggi pendidikan seseorang maka ilmu yang

ilmu yang diperoleh semakin banyak. Menurut peneliti tingkat pendidikan

sangat memengaruhi pengetahuan seseorang.

Pernyataan ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Olubodun,

Tope, dkk., (2019) yang menyatakan bahwa pendidikan sangatlah

berpengaruh teerhadap pengetahuan responden, Pendidikan sangat


65

mempengaruhi kesadaran masyarakat akan pentingnya skrining kesehatan.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Liu, Tongtong, dkk.,

(2017) yang menyatakan bahwa tingkat pendidikan mempengaruhi

pengetahuan masyarakat tentang skrining kesehatan. Hal lain yang dapat

memengaruhi pengetahuan responden adalah umur responden. Hal ini dapat

di lihat dalam data umum, hampir setengah responden berumur 21-35 tahun

yaitu sebanyak 8 reponden (47%) dan responden yang berumur diatas 35

tahun sebanyak 7 responden (41%).

Menurut teori, usia memengaruhi daya tangkap dan pola pikir

seseorang, semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya

tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya

semakin banyak Notoadmodjo, (2003) Dikutip Wawan (2010). Teori

tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan Chaowawanit, Waraphot,

dkk., (2016) yang menyatakan bahwa wanita yang berumur muda cenderung

tidak tertarik untuk melakukan screening kesehatan. Menurut peneliti

faktor- faktor tersebut memengaruhi pengetahuan responden tentang DDST.

Sehingga pada kenyataannya responden mampu menjawab kuisoner tentang

DDST dengan benar, dan dapat dikriteriakan mempunyai pengetahuan yang

baik tentang DDST.

Hasil penelitian selanjutnya didapatkan hampir setengah dari

responden yaitu sebanyak 6 responden (35%) mempunyai pengetahuan

kurang. Hal tersebut bisa disebabkan oleh pengalaman ibu. Hal ini bisa

dilihat pada data umum hampir setengah responden sebanyak 6 responden

(35%) masih mempunyai anak pertama. Menurut peneliti pengalaman yang


66

sudah diperoleh dapat memperluas pengetahuan seseorang. Pernyataan ini di

dukung oleh penelitian yang dilakukan Arduini, Giovanna abadia Oliveira,

dkk., (2017) yang menyatakan ibu yang primipara (pertama melahirkan)

mempunyai pengetahuan yang kurang mengenai skrining, sedangkan ibu

multipara (pernah melahirkan bayi dengan selamat sebelmnya/mempunyai

anak) mempunyai pengetahuan lebih tentang skrining kesehatan terhadap

anaknya. Pengalaman pada umumnya dapat diperoleh melalui diri sendiri

maupun pengalaman dari orang lain.

Dalam penelitian yang dilakukan Rajamoorthy, Yogambigai, dkk.,

(2018) menyatakan bahwa responden yang mempunyai banyak pengalaman,

baik itu dari diri sendiri maupun orang disekitarnya lebih terbuka terhadap

informasi seputar kesehatan. Sehingga menambah wawasan mereka.

Menurut peneliti kurangnya pengalaman responden yang masih mempunyai

anak pertama memengaruhi pengetahuan responden tentang DDST,

sehingga pada kenyataannya responden salah dalam menjawab kuisoner

tentang DDST, dan dapat dikriteriakan mempunyai pengetahuan yang

kurang mengenai DDST.

Hasil penelitian selanjutnya didapatkan sebagian kecil dari

responden sebanyak 4 responden (24%) mempunyai pengetahuan cukup

mengenai DDST hal tersebut dapat dipengaruhi oleh faktor pekerjaan

dimana dapat dillihat dalam data umum jumlah responden yang mempunyai

pekerjaan sebagai ibu rumah tangga sebanyak 11 responden (64%). Menurut

(Efenddy, 2014) peran ibu adalah sebagai istri dan ibu bagi anak-anaknya,

mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh, dan pendidik anak-anaknya. Ibu


67

rumah tangga akan memiliki banyak waktu luang dirumah maupun diluar

rumah untuk mendapatkan informasi yang cukup dari tenaga kesehatan,

Media informasi, keluarga, maupun tetangga tentang DDST.

Hal itu dapat dilihat dalam data umum dimana sebanyak 5

responden (29%), yang sudah mendapat informasi tentang DDST didapat

dari tenaga kesehatan, 10 responden (59%) mendapat informasi melalui

media informasi, dan 2 responden (12%) didapat dari keluarga. Menurut

peneliti Ibu rumah tangga lebih memiliki waktu luang dalam mendapatkan

informasi melalui media infromasi, keluarga, dan penyuluhan dari tenaga

kesehatan. Sesuai dengan teori bahwa meningktakan pengetahuan

masyarakat juga dapat dilakukan melalui penyuluhan, dengan pengetahuan

berubah seseorang akan merubah perilakunya Ann Marine yang dikutip,

Nursalam, (2003).

Dari sumber yang sama (Nursalam, 2003), menegaskan bahwa

dengan majunya teknologi akan tersedia pula bermacam-macam media yang

dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru.

Menurut peneliti hal-hal tersebut yang memengaruhi pengetahuan

responden tentang DDST. Sehingga pada kenyataannya responden mampu

menjawab sebagian besar kuisoner tentang DDST dengan benar, dan dapat

dikriteriakan mempunyai pengetahuan yang cukup tentang DDST.


BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Pada bab ini akan disampaikan kesimpulan yang berisikan jawaban

pertanyaan masalah serta saran sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian yang

telah dilaksanakan di Desa Sembon UPTD Puskesmas Karangrejo Kabupaten

Tulungagung pada tanggal 20 Mei - 10 Juni 2019.

Berdasarkan hasil dari penelitian yang dilakukan pada 17 responden

menunjukkan bahwa hampir setengah dari responden mempunyai

pengetahuan baik tentang DDST yaitu sebanyak 7 responden dengan

persentase 41%. Sebagian kecil responden berpengetahuan cukup yaitu

sebanyak 4 responden dengan persentase 24%, dan hampir setengah dari

responden berpengetahuan kurang yaitu sebanyak 6 responden dengan

persentase 35%. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 20 Mei - 10 Juni 2019

di Desa Sembon UPTD Puskesmas Karangrejo Kabupaten Tulungagung.

6.2 Saran

6.2.1 Bagi Peneliti

Hendaknya peneliti semakin meningkatkan pengetahuan tentang

Gambaran pengetahuan ibu di Desa Sembon UPTD Puskesmas Karangrejo

tentang Denver devolopment screening test pada anak usia 1-6 tahun.

68
69

6.2.2 Bagi Klien dan Keluarga

Hendaknya Responden akan lebih memahami proses

perkembangan anaknya, mengerti 4 komponen perkembangan anaknya,

dan mengerti bagaimana cara mengukur proses perkembangan anaknya.

Sekaligus menambah wawasan dalam menstimulus proses perkembangan

anaknya.

6.2.3 Bagi Institusi Pendidikan

Institusi pendidikan seharusnya memberikan dukungan untuk

memperlancar proses penelitian bagi para mahasiswa dengan menyediakan

buku-buku tentang DDST, agar mahasiswa memiliki referensi sumber

yang lebih banyak. Selain itu, dari penelitian ini semoga dapat dijadikan

tambahan literatur di perpustakaan.

6.2.4 Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan peneliti

selanjutnya dengan cara membaca dan mempelajari hal yang terkait

dengan pengetahuan Ibu tentang DDST pada anak usia 1-6 tahun di Desa

Sembon UPTD Puskesmas Karangrejo Kabupaten Tulungagung. Selain

itu, juga dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti

dalam menerapkan ilmu yang diperoleh selama perkuliahan terutama mata

kuliah metodologi penelitian.


DAFTAR PUSTAKA

Andriana, Dian. 2011. Tumbuh kembang & Terapi Bermain pada Anak. Jakarta :
Salemba Medika.

Arduini, Giovanna abadia Oliveira. Knowledge of puerperal mothers about the


guthrie test. Page 151-157. DOI: 10.1590/1984‑0462/;2017;35;2;00010

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :


Rineka Cipta

--------------- 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:


Rineka Cipta

Christiari, Ayu Yuniko, DKK. 2013. Hubungan Pengetahuan Ibu tentang


Stimulasi Dini dengan Perkembangan Motorik pada Anak Usia 6-24
Bulan di Kecamata Mayang Kabupaten Jember. Fakultas Kedokteran
Universitas Jember. Jurnal Pustaka Kesehatan. Vol. 1 No. 1 Hal. 21

Fauziah Nur, Oktaviani. 2015. Hubungan tari kupu-kupu dengan perkembangan


anak usia prasekolah (4-6) tahun di TK Darmawanita Desa Beton
Kecamatan Siman Kabupaten Ponorogo.Karya tulis ilmiah. Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Ponorogo : Tidak diterbitkan.

Gigih, T.W. 2017. Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Sikap Ibu tentang
Toilet Training pada Anak Usia 18-24 Bulan di Paud Pertiwi II Desa
Sonoagung Kabupaten Nganjuk. Skripsi. STIKES Karya Husada Kediri :
Tidak diterbitkan.

George , Tayo O et al.2019. Knowledge and Attitudes about Breast Cancer among
Women: A Wake-Up Call in Nigeria. Public Health Page 1700-1705.
DOI: 10.3889/oamjms.2019.221

Harapan, Harapan et al.2018. Knowledge, attitude, and practice regarding dengue


virus infection among inhabitants of Aceh, Indonesia: a crosssectional
study. BMC Infectious Disease Page.1-16. DOI: 10.1186/s12879-018-
3006-z

Hidayat, A, A. 2013. Metode Penelitian KebidananTeknik Analisis Data. Jakarta


: Salemba Medika.

Kasanah, Mufidatun. 2013. Hubungan Antara Kualitas Hidup Ibu dengan


Perkembangan Motorik Halus Balita di Desa Bekonang Kecamatan
Mojolaban Sukoharjo. Skripsi. Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Surakarta : Tidak diterbitkan.

70
71

Kementrian Kesehatan RI. 2016. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi, dan


Intervensi dini tumbuh kembang anak.

Liu ,Tongtong et al. Assessing Knowledge and Attitudes towards Cervical Cancer
Screening among Rural Women in Eastern China. Environmental
Research and Public Health Page.1-10.DOI:10.3390/ijerph14090967.

Machfoedz, Ircham. 2013. Metodologi Penelitian (Kuantitatif & Kualitatif).


Yogyakarta : Fitramaya.

Notoatmodjo, S. 2012. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka

Nurjannah, Anifatur, Suryono. 2015. Pengetahuan Ibu tentang perkembangan


psikososial anak prasekolah usia 5-6 tahun. Bidang Keperawatan
Akademi Keperawatan Pamenang Kediri. Jurnal AKP. Vol. 6 No. 2 Hal.
12

Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu


Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis, dam Instrumen Penelitian
Keperawatan .Jakarta : Salemba Medika.

------------ 2014. Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu


Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Olubodun, Tope.2019. Knowledge, attitude and practice of cervical cancer


prevention, among women residing in an urban slum in Lagos, South
West, Nigeria. Medical Journal Page.1-8. DOI:
10.11604/pamj.2019.32.130.14432.

Rahadian, Kurniawan, DKK. 2016. Sistem Monitoring Perkembangan Anak


Berbasis Denver Devolopment Screening Test (DDST/DENVER
II).Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas
Islam Indonesia. Teknoin. Vol. 22 No. 4 Hal. 405-314.

SDKI, DPP & PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi
dan indicator diagnostic (Edisi 1). Jakarta : DPPPPNI.

Soetjiningsih. 2015. Tumbuh Kembang Anak Edisi 2. Jakarta : Penerbit Buku


Kedokteran EGC.

Sugiy ono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta

Sulistyawati, Ari. 2014. Deteksi Tumbuh Kembang Anak. Jakarta Selatan :


Salemba Medika
72

Susilaningrum, R, Nursalam, Sri Utami. 2013. Asuhan Keperawatan Bayi dan


Anak : Untuk Perawat dan Bidan Edisi 2.

Sutomo B dan Anggraeni DY. 2010. Menu Sehat Alami Untuk Balita & Batita.
Jakarta : PT. Agromedia Pustaka

W, Pratika Kusuma Wardani. 2016 Hubungan Pola Komunikasi. Skripsi.


Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Moahamadiyah Purwokerto : Tidak
diterbitkan

Wawan, A. 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku


Manusia. Yogyakarta : Nuha Medika
73

Lampiran 1
74

Lampiran 2
75

Lampiran 3
76

Lampiran 4
77

Lampiran 5
78

Lampiran 6
79

Lampiran 7

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

(INFORM CONSENT)

Kepada

Yth. Calon Responden

Di tempat

Dengan hormat,

Saya mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Karya Husada Kediri


Program Studi Diploma III Keperawatan. Saya bermaksud melaksanakan
penelitian untuk dijadikan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan tugas
akhir Diploma III Keperawatan STIKES Karya Husada Kediri.

Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan


Ibu Tentang DDST pada Anak Usia 1-6 Tahun di Posyandu Desa Sembon UPTD
Puskesmas Karangrejo Kabupaten Tulungagung. Sehubungan dengan hal tersebut,
saya mohon kesediaan saudara/saudari untuk menjadi responden. Kesediaan
saudara/saudari menjadi responden bersifat suka rela. Saya akan menjamin
kerahasiaan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan data yang diberikan terhadap
saya. Apabila selama pelaksanaan saudara/saudari merasa tidak nyaman,
saudara/saudari mempunyai hak untuk mengundurkan diri. Demikian atas
kesediaan saudara/saudari, saya mengucapkan terima kasih.

Tulungagung, Mei 2019

Responden Peneliti

(…….……..………) (Ilham Rizki Nugroho Putra)


80

Lampiran 8

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Kepada

Yth. Calon Responden

Di Tempat

Sebagai persyaratan tugas akhir mahasiswa program studi Diploma III


Keperawatan STIKES Karya Husada Kediri, saya akan melakukan penelitian
tentang “Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang DDST pada Anak Usia 1-6 Tahun
di Posyandu Desa Sembon UPTD Puskesmas Karangrejo Kabupaten
Tulungagung”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan ibu
tentang DDST pada anak usia 1-6 Tahun di Posyandu Desa Sembon UPTD
Puskesmas Karangrejo Kabupaten Tulungagung. Untuk keperluan tersebut saya
mohon saudara/saudari untuk bersedia/tidak bersedia menjadi responden dalam
penelitian ini, selanjutnya saya mohon bersedia/tidak bersedia saudara/saudari
untuk mengisi kuesioner yang saya sediakan dengan kejujuran dan apa adanya.
Jawaban saudara/saudari dijamin kerahasiannya.

Demikian lembar persetujuan ini saya buat. Atas bantuan dan


partisipasinya, saya sampaikan terima kasih.

Tulungagung, Mei 2019

Responden Peneliti

(……………….) (Ilham Rizki Nugroho Putra)

Saksi

(……………….)

*coret yang tidak perlu


81

Lampiran 9
KUESIONER
PENGETAHUAN IBU TENTANG DDST PADA ANAK USIA 1-6 TAHUN
DI POSYANDU DESA SEMBON UPTD PUSKESMAS KARANGREJO
KABUPATEN TULUNGAGUNG
Nomor kode Responden : (Diisi oleh Peneliti)
Alamat :
I. Data Umum
Pilih salah satu jawaban yang sesuai menurut anda dengan memberikan tanda
“√” pada kotak jawaban yang telah tersedia.
1. Umur ibu
< 20 tahun 21-35 tahun > 35 tahun
2. Pekerjaan
Ibu rumah tangga PNS Swasta
Petani Wiraswasta Buruh Tani
………………….
3. Pendidikan
Tidak sekolah SMA SMP
SD Perguruan Tinggi
4. Sumber Informasi DDST ?
Keluarga Media Informasi
Tetangga Tenaga Kesehatan
5. Jumlah anak ?
1 3
2 >3
6. Saat ini anak yang ke ?
1 3
2 >3
82

II. Data Khusus


Jawaban pertanyaan berikut ini dengan memberikan Tanda “X” pada jawaban
yang tersedia.
1. DDST (Denver development screening test) adalah ?
a. Alat untuk mengukur kecerdasan anak
b. Alat untuk Skrining (Mengukur tahap perkembangan anak)
c. Alat untuk mengecek kesehatan fisik anak
2. Apa tujuan dilakukannya skrining pada anak demgan menggunakan
DDST (Denver development screening test) ?
a. Untuk mengidentifikasi tahap perkembangan terhadap masalah dan
penundaan pada anak.
b. Untuk mengidentifikasi apakah anak ada gangguan kesehatan fisik.
c. Untuk melatih anak agar terampil.
3. Dibawah ini yang termasuk fungsi DDST adalah ?
a. Menilai tingkat kematangan perkembangan anak.
b. Melakukan pemantauan keterlambatan proses belajar anak
c. Menilai perkembangan anak sesuai dengan umurnya.
4. Mulai kapan anak bisa dilakukan skrining dengan DDST ?
a. Saat pertama lahir
b. Saat sekolah dasar
c. Usia 1 bulan
5. Berapakah usia maksimal anak dilakukan tes skrining menggunakan
DDST (Denver development screening test) ?
a. Usia 3 tahun.
b. Usia 6 tahun.
c. Usia 7 tahun.
6. Ada berapakah interpretasi individu saat dilakukan skrinig.
a. 3 Penilaian, yaitu lebih, normal, peringatan.
b. 4 Penilaian, yaitu lebih, normal, peringatan,keterlambatan.
c. 5 Penilaian, yaitu lebih, normal, peringatan, keterlambatan, tidak ada
kesempatan.
83

7. Ada berapa aspek perkembangan yang di tes dalam skrining DDST ?


a. 3 Aspek perkembangan, yaitu Personal sosial, motorik, dan bahasa.
b. 4 Aspek perkembangan, yaitu personal sosial, motorik halus, motoric
kasar, dan bahasa,
c. 5 Aspek perkembangan, yaitu personal sosial, motorik halus, motorik
kasar, bahasa, dan kecerdasan/IQ.
8. Item atau perintah mana yang harus di lakukan anak pada saat
pelaksanaan skrining menggunakan DDST (Denver development
screening test) ?
a. 3 item disebelah kanan garis umur.
b. 3 item disebelah kiri garis umur, 2 item disebelah kanan garis umur,
dan item yang tersentuh garis umur.
c. Item yang tersentuh garis umur saja.
9. Bagaimana penilaian individual anak bisa dikatakan normal ?
a. Bila seorang anak lulus pada item yang tersentuh garis umur saja.
b. Bila seorang anak tidak mau/menolak dilakukan tes.
c. Bila seorang anak lulus pada item yang tersentuh garis umur dan lulus
pada 3 tes disamping kiri garis umur.
10. Bagaimana interpretasi penilaian tes skringing menggunakan DDST
dikatakan anak mengalami perkembangan tidak normal ?
a. Bila tidak ada keterlambatan atau paling banyak terdapat satu
cauntion (Peringatan).
b. Bila terdapat ketelambatan 2 atau lebih keterlambatan.
c. Bila anak menolak pada satu item tes atau lebih di sebelah garis
Umur.
84

Lampiran 10
Jawaban Kuisnoner
1. B
2. A
3. C
4. C
5. B
6. C
7. B
8. B
9. C
10. B
85

Lampiran 11
86

Lampiran 12

No No Kuisoner Score Persentase Keterangan


Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 SP SM
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 8 10 80% Baik
2 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 8 10 80% Baik
3 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 7 10 70% Cukup
4 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 5 10 50% Kurang
5 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 8 10 80% Baik
6 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 8 10 80% Baik
7 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 7 10 70% Cukup
8 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 7 10 70% Cukup
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 10 90% Baik
10 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 4 10 40% Kurang
11 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 7 10 70% Cukup
12 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 8 10 80% Baik
13 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 10 90% Baik
14 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 4 10 40% Kurang
15 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 5 10 50% Kurang
16 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 3 10 30% Kurang
17 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 2 10 20% Kurang

Pengetahuan Jumlah Persentase


Baik 7 41%
Cukup 4 24%
Kurang 6 35%
Jumlah 17 100%

\
87

Lampiran 13
LEMBAR KONSULTASI
Nama Pembimbing : Ns. Ariani Sulistyorini, S.Pd.,M.Kep
Nama Mahasiswa : Ilham Rizki Nugroho Putra
Judul : Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang DDST Pada Anak
Usia 1-6 Tahun di Posyandu Desa Sembon UPTD
Puskesmas Karangrejo Kabupaten Tulungagung

Hari, Tanggal Topik Saran TTD


Jumat, 8 Juni Konsul Judul Acc
2018 Judul :
Gambaran
Pengetahuan Ibu
Tentang DDST
pada Anak Usia
1-6 Tahun.
Jumat, 29 Juni Konsul Bab 1 Tentukan bagian
2018 latar belakang :
introduction,
justifikasi,
kronologi, dampak,
solusi, konklusi
Jumat, 6 Juli Konsul Bab 1 Melengkapi
Revisi introduksi,
justifikasi,
kronologi, dampak,
solusi dan konklusi
Selasa, 17 Juli Konsul Bab 1 Merevisi introduksi,
2018 Revisi kronologi dan
menambahkan pada
bagian dampak
88

Hari, Tanggal Topik Saran TTD


Rabu, 25 Juli Konsul Bab 1 Menambahkan pada
2018 Revisi bagian kronologi dan
Lanjut Bab 2 solusi

Selasa, 31 Juli Konsul Bab 1 Revisi kronologi,


2018 Revisi penambahan pada
Konsul Bab 2 manfaat penelitian
, Revisi penulisan dan
penambahan konsep
Pengetahuan, DDST
Jumat, 4 Konsul Bab 1,2 1. Penambahan
Agustus 2018 Acc Bab 1 pada konsep
Revisi Bab 2 pengetahuan
2. Revisi Penulisan

Jumat, 10 Konsul Bab 2 Revisi sumber dari


Agustus 2018 Revisi konsep.
Lanjut Bab 3,4

Kamis, 16 Konsul bab 2 dan Revisi kerangka


Agustus 2018 3,4 konsep, Revisi
Acc Bab 2 penulisan, Revisi
Revisi Bab 3,4 kerangka kerja,
Revisi table definisi
oprasional.

Senin, 20 Konsul Bab 3,4 Revisi penulisan,


Agustus 2018 Revisi Bab 3, 4 revisi kerangka
kerja, data
operasional,
intepretasi data

Selasa, 21 Konsul Bab 3, 4, Revisi penulisan bab


Agustus 2018 kuesioner, Dartar 4
pustaka. Revisi data
kuesioner , revisi
Revisi kuesioner daftar putaka
Revisi Daftar
pustaka
89

Jumat, 24 Konsul Merevisi kata


Agustus 2018 Kuesioner, pengantar, dan
Keseluruhan penulisan
Acc Kuesioner
Revisi Pada Kata
pengantar
Senin, 27 Konsultasi Penambahan Lembar
Agustus 2018 keseluruhan Kosultasi, Revisi
penulisan
90

LEMBAR KONSULTASI
Nama Pembimbing : Wahyu Tanoto, S.Kep., Ns., M.Kep.
Nama Mahasiswa : Ilham Rizki Nugroho Putra
Judul : Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang DDST Pada Anak
Usia 1-6 Tahun di Posyandu Desa Sembon UPTD
Puskesmas Karangrejo Kabupaten Tulungagung

Hari, Tanggal Topik Saran TTD


Jumat, 24 Mei Konsul Bab 4 Revisi
2019 dan Bab 5

Kamis, 30 Mei Konsul Bab 5 Revisi dan mencari


2019 jurnal internasional
untuk memperkuat
opini
Jumat, 21 Juni Konsul Bab 5 Revisi
2019

Selasa, 25 Juni Konsul Bab 5, Revisi


2019 Bab 6, dan
Abstrak
91

Hari, Tanggal Topik Saran TTD


Jum’at, 28 Juni Konsul Bab 5, Revisi
2019 Bab 6, dan
Abstrak

Senin, 1 Juli Konsul Bab 5, Translate Abstrak


2019 Bab 6, dan
Abstrak

Selasa, 2 Juli Translate Membuat PPT


2019 Abstrak

Rabu, 3 Juli Konsul PPT Acc + Menyusun Bab


2019 1-6.

Kamis, 4 Juli Konsul Bab 1-6/ Acc


2019 KTI total

Anda mungkin juga menyukai