Anda di halaman 1dari 34

PROPOSAL

HUBUNGAN DUKUNGAN PENGETAHUAN SUAMI TENTANG


PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF TERHADAP MOTIVASI IBU DALAM
MENYUSUI : NARRATIVE RIVIEW

Oleh:

NAMA:NIA KURNIAWAN

NIM:01.2016.014

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

KURNIA JAYA PERSADA

PALOPO

2020
LEMBAR PERSETUJUAN

HUBUNGAN DUKUNGAN PENGETAHUAN SUAMI TENTANG


PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF TERHADAP MOTIVASI IBU DALAM
MENYUSUI :NARRATIV REVIEW

Oleh:

NAMA:NIA KURNIAWAN

NIM:01.2016.214

PROPOSAL INI TELAH DISETUJUI

TANGGAL 2020

Pembimbing I, Pembimbing II,

Ns. Bestfy Anitasari, M.Kep.,Sp.Mat Abdullah Sappe, S.Pd.,


M.Ag
NIDN. 0901128401 NIDN.

Mengetahui,

Ketua Program Studi Profesi Ners

Ns. Bestfy Anitasari, M.Kep.,Sp.Mat


NIDN. 0901128401
HALAMAN PENETAPAN PANITIA PENGUJI

HUBUNGAN DUKUNGAN PENGETAHUAN SUAMI TENTANG


PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF TERHADAP MOTIVASI IBU DALAM
MENYUSUI :NARRATIV REVIEW

Disusun Oleh:

NIA KURNIAWAN
NIM : 01.2016.014

Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Proposal


Pada tanggal, Juli 2020
dan dinyatalan telah memenuhi syarat

Tim Penguji :

1. Ns. Lestari Lorna Lolo, M.Kep (…………………….)

2. Ns. Bestfy Anitasari, M.Kep.,Sp.Mat (…………………….)

3. Abdullah Sappe, S.Pd., M.Ag (…………………….)

Tim Pembimbing

Pembimbing I, Pembimbing II,

Ns. Bestfy Anitasari, M.Kep.,Sp.Mat Abdullah Sappe, S.Pd., M.Ag


NIDN. 0901128401 NIDN.

Mengetahui,

Ketua STIKes Kurnia Jaya Persada Ketua Program Studi Profesi Ners
Palopo

Rezkiyah Hoesny, S.Kep.,Ns.,M.Kep Ns. Bestfy Anitasari, M.Kep.,Sp.Mat


NIDN. 0920118901 NIDN. 0901128401
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga penulis dapat menyusun

proposal ini dengan judul “Hubungan Dukungan Pengetahuan Suami Tentang

Pemberian ASI Eksklusif Terhadap Motivasi Ibu Menyusui:Narratif Riview”

Proposal ini dibuat dengan berbagai kajian literature dari berbagai sumber

jurnal yang diterbitkan secara online dan beberapa bantuan dari berbagai pihak

untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan

proposal ini. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan proposal

ini, termasuk pembimbing peneliti.

Akhir kata semoga proposal penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi

kita semua.
DAFTAR ISI

SAMPUL

HALAPAN PERSETUJUAN

KATA PENGANTAR....................................................................................

DAFTAR ISI...................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belankang ...................................................................................


B. Rumusan Masalah ................................................................................
C. Tujuan Penelitian .................................................................................
D. Manfaat Penelitian ...............................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Tinjauan Umum tentang Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif ......................
B. Tinjauan Umum Dukungan Suami ......................................................
C. Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan ...............................................
D. Tinjauan Umum ibu menyusui ............................................................
E. Kerangka Teori....................................................................................

BAB III METODE PENELITIAN


A. Desain Penelitian ...............................................................................
B. Proses Pengumpulan Data .................................................................
C. Waktu Penelitian ...............................................................................
D. Analisa Data ......................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kualifikasi Penelitian ................................................................


Daftar Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Teori Penelitian ....................................................


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
ASI Eksklusif merupakan nutrisi yang paling utama bagi bayi
diseluruh dunia. Prevalensi kejadian pemberian ASI Eksklusif yaitu
terdapat 136,7 juta bayi lahir di seluruh dunia pada tahun 2011 dan hanya
32,6% bayi yang disusui secara Eksklusif selama enam bulan pertama. Bayi
yang telah mendapatkan ASI Eksklusif sampai usia enam bulan hanya
29,5% pada tahun 2016, lalu meningkat pada tahun 2017 yaitu menjadi
35,73%. Walaupun mengalami peningkatan, akan tetapi pencapaian ASI
Eksklusif masih belum mencapai angka yang diharapkan yaitu 80%. (WHO
& UNICEF, 2017).

Kejadian pemberian ASI Eksklusif di Indonesia yang memiliki


cakupan pemberian ASI Eksklusif tertinggi pada bayi sampai dengan usia
enam bulan pada tahun 2016 dan 2017 yaitu Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta sebesar 55,4% dan 61,45%, dimana persentase tertinggi terdapat
pada di Provinsi Jawa Tengah menempati urutan ke 3 pada tahun 2016
dengan persentase sebesar 42,7% dan mengalami penurunan terendah di
provensi maluku dengan persentase sebesar yaitu menjadi 25,2% pada tahun
2017 yang menyebabkan penurunan urutan menjadi urutan ke 7 dari 34
provinsi yang ada di Indonesia. Persentase pada tahun 2017 tersebut masih
belum mencapai target renstra Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2015-2019 yaitu 53%. Jumlah Kabupaten/Kota di Jawa Tengah yang
masih belum mencapai rata-rata persentase pemberian ASI Eksklusif pada
bayi 0-6 mengalami peningkatan pada tahun 2016 dan 2017 dari 15
Kabupaten/Kota menjadi 19 Kabupaten/Kota. Dari data tersebut, diketahui
bahwa ada beberapa faktor yang menjadi penyebab meningkat dan
menurunnya kesadaran Ibu dalam memberikan ASI Eksklusif pada bayi.
(Depkes RI, 2017).
Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan dan sumber gizi ideal dengan
komposisi seimbang dan disesuaikan dengan kebutuhan pertumbuhan dan
perkembangan bayi. ASI diberikan minimal sampai dengan usia enam bulan
tanpa makanan pendamping lainya kecuali obat dan vitavin. WHO
merekondasikan pemberian ASI dilanjutkan sampai bayi berusia dua tahun
(Sujiyanti, 2010).

Manfaat ASI bagi bayi yaitu ASI sebagai nutrisi, zat pelindung atau
antibody yang dapat melindungi dari kuman maupun bakteri penyakit,
jumlah kalori yang terdapat dalam ASI memenuhi kebutuhan bayi sampai
usia bayi enam bulan, memberikan ASI dapat mempengaruhi ikatan batin
antara ibu dan bayi. ASI dapat meningkatkan kecerdasan mempengaruhi
perkembangan psikomotorik lebih cepat dapat pula dipengaruhi dari faktor
genetik dan faktor lingkungan seperti pola asih bayi untuk pertumbuhan
fisik otak pola asih untuk mengetahui perkembangan emosional dan
spiritual pada bayi, pola asih untuk mengetahui perkembangan intelektual
dan sosialisasi pada bayi, menyusui sebenarnya tidak saja memberikan
kesempatan pada bayi untuk tumbuh menjadi manusia yang sehat secar fisik
dan tetap juga akan lebih cerdas, mempunyai emosional yang stabil, seperti
perkembangan spiritual yang positif, serta perkembangan sosial yang lebih
baik (Mardiyyah A, 2017).
Manfaat ASI bagi keluarga yaitu tidak perlu uang untuk membeli
susu formula botol susu kayu bakar atau minyak merebus air, susu atau
peralatan. Sedangkan manfaat pemberian ASI Eksklusif bagi keluarga yaitu
dapat menghemat pengeluaran keluarga karena tidak perlu membeli susu
formula yang mahal, selain itu ASI Eksklusif juga lebih sehat dan steril.
Bayi sehat berarti keluarga akan mengeluarkan biaya lebih sedikit (hemat)
dalam perawatan kesehatan dan berkurangnya kekhawatiran bayi akan sakit.
Manfaat ASI yang dapat diperoleh sang ibu yaitu untuk mempercepat
pengembalian berat badan seperti sebelum ibu hamil dan membantu
memperpanjang jarak kehamilan. Pemilihan ASI sebagai makanan utama
bayi akan membantu pertumbuhan dan perkembangan bayi dengan
memberikan cukupan kalori, nutrisi, cairan, elektrolit, dan vitamin sehingga
dapat meningkatkan kekebalan tubuh dan dapat menjadi pilihan dalam
meminimalkan resiko kematian bayi akibat dampak yang ditimbulkan jika
pemberian ASI Eksklusif tidak diberikan (Mardiyyah A, 2017).

Dampak positif pemberian ASI Eksklusif bagi Ibu yaitu salah satunya
dapat membantu mengembalikan ukuran rahim seperti semula. Pemberian
ASI Eksklusif ke bayi dapat meningkatkan produksi hormon oksitosin pada
tubuh sehingga rahim dapat kembali ke bentuk normal sebelumnya. Manfaat
menyusui bagi bayi akan menjamin bayi tetap sehat. Pemberian ASI
Eksklusif hingga bayi berusia 6 bulan tanpa diberikan air putih atau susu
formula. Sedangkan dampak negatif jika bayi tidak diberi ASI Eksklusif
yaitu dapat menyebabkan bayi menderita gizi buruk dan gizi kurang padahal
kekurangan gizi pada bayi akan berdampak pada gangguan psikomotor,
kognitif dan sosial serta secara klinis terjadi gangguan pertumbuhan
(Haryono, 2014).

Faktor pendukung pemberian ASI Eksklusif pada ibu paling utama


yaitu pengetahuan ibu terhadap pentingnya pemberian ASI Eksklusif pada
bayi. Pengalaman ini juga merupakan faktor pendukung yang penting dalam
pemberian ASI Eksklusif pada bayi. Tetapi kenyataannya hingga saat ini,
masih sangat sedikit keinginan suami untuk ikut berperan serta dalam
perawatan anaknya termasuk mendukung aktivitas-aktivitas menyusui.
Suami perlu memberikan peran dalam memberikan memotivasi istrinya
karena apabila istri mendapat sebuah motivasi, biasanya psikologis istrinya
juga menjadi baik, sehingga asi yang dikeluarkan menjadi lebih efektif.
Pada dasarnya dukungan suami sangat berarti dalam menghadapi tekanan
ibu dalam menjalani proses menyusui. Dukungan suami dan keluarga
membuat ibu tenang sehingga memperlancar produksi pemberian ASI. Jadi
proses menyusui lancar diperlukan breastfeeding father yaitu ayah
membantu ibu agar bisa menyusui dengan nyaman sehingga ASI yang
dihasilkan maksimal. Hal itulah yang dapat menjadi salah satu alasan
mengapa istri perlu dukungan suami dalam hal pemeberian ASI Eksklusif.
(Rizki, 2015).

Novira Kusumayanti, 2017 dalam jurnal "Hubungan Dukungan


Suami Dengan Pemberian ASI Eksklusif Di Daerah Perdesaan" didapatkan
hasil bahwa Ibu yang mendapat dukungan dari suami memiliki proporsi
yang lebih besar memberi ASI Eksklusif dibandingkan dengan yang tidak
mendapatkan dukungan suami meskipun secara statistik tidak berhubungan
secara signifikan.

Penelitian yang sejenis juga dilakukan oleh Ona Oktalina, 2015.


Motivasi kepada ibu menyusui menjadi stimulasi terproduksinya ASI
eksklusif, sehingga hanya ASI yang diberikan ibu kepada bayi selama 6
bulan pertama kehidupan. Penelitian ini menganalisis motivasi ibu
menyusui dalam memberikan ASI eksklusif di puskesmas
tegalrejo.“Hubungan Dukungan Suami dan Dukungan Keluarga dengan
Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu Anggota Kelompok Pendukung ASI
(KP-ASI)” bahwa berdasarkan hasil penelitian didapatkan ada hubungan
yang singnifikan antara pengetahuan suami dengan motivasi ibu dalam
menyusui.

Dari kedua hasil penelitian diatas didapatkan adanya perbedaan dari


kedua penelitian tersebut yaitu sasaran dari penelitian. Berdasarkan uraian
tersebut, maka peneliti tertarik melakuakn penelitian terkait Hubungan
Dukungan Suami Tentang Pemberian ASI Ekslusif Terhadap Motivasi Ibu
dalam Menyusui, serta mencari tahu apa faktor yang mempengaruhi hal
tersebut.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah berdasarkan latar belakang diatas adalah “Apakah ada
hubungan dukungan suami tentang pemberian ASI Ekslusif terhadap
motivasi ibu dalam menyusui ?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan dukungan pengetahuan suami tentang
pemberian ASI Eksklusif terhadap motivasi ibu dalam menyusui.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi dukungan suami mengenai pemberian ASI
Ekslusif terhadap dalam menyusui.
b. Mengidentifikasi motivasi Ibu dalam Pemberian ASI Eksklusif.
c. Menganalisa hubungan dukungan suami terhadap motivasi Ibu
dalam Pemberian ASI Eksklusif.

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan menjadi
bahan acuan dalam pengembangan kesehatan masyarakat serta
memberikan pengetahuan dan pemikiran bagi peneliti selanjutnya.
2. Manfaat Bagi Peneliti
Merupakan bentuk dari pengaplikasian ilmu yang telah diperoleh
selama perkuliahan dan memperoleh pengetahuan serta wawasan
mengenai hubungan tingkat pengetahuan suami tentang pemberian ASI
Eksklusif terhadap motivasi ibu dalam menyusui.
3. Manfaat Bagi Instansi Pendidikan
Sebagai salah satu media pembelajaran, sumber informasi, wacana
kepustakaan terkait hubungan tingkat pengetahuan suami tentang
pemberian ASI Eksklusif terhadap motivasi ibu dalam menyusui.
4. Manfaat Bagi Pelayan Keperawatan
Manfaat penelitian ini bagi pelayanan keperawatan yaitu hasil
penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan terhadap program-
program di pelayanan keperawatan khususnya keperawatan maternitas,
keperawatan keluarga, dan keperawatan komunitas. Program yang
dapat dilakukan oleh perawat komunitas adalah mensosialisasikan
pentingnya pengetahuan suami tentang pemberian ASI Eksklusif
terhadap motivasi ibu dalam menyusui.
5. Manfaat Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan wawasan
dan pengetahuan bagi keluarga terkait pengetahuan suami yang dapat
mempengaruhi motivasi ibu dalam menyusui bayi sehingga nantinya
suami dapat melaksanakan peran secara tepat dan memberikan
dukungan antara lain dukungan informasional, dukungan instrumental,
dukungan emosional dan dukungan penilaian dengan optimal.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum tentang Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif


1. Pengertian ASI
Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein,
laktosa dan garam-garam anorganic yang disekresikan oleh kedua belah kelenjar
mammae ibu yang berguna sebagai manakan bagi bayinya (Muh, syahran S,
2017).
ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman saja tanpa
memberikan makanan yang lain. Pemberian ASI eksklusif dianjurkan sampai
enam bulan pertama kehidupan bayinya ASI secara eksklusif yaitu bayi hanya
diberikan ASI saja tanpa tambahan cairan lain, seperti susu formula, air jeruk, air
teh, air putih. Pada pemberian ASI eksklusif pada bayi juga tidak diberikan
makanan tambahan seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan
sebagainya (Muh, Syahran S, 2017).
Pemberian ASI secara eksklusif dianjurkan untuk jangka waktu
setidaknya selama 6 bulan. Setelah itu bayi berumur 6 bulan dia harus mulai
diperkenalkan dengan makanan padat, sedangkan ASI dapat diberikan sampai
bayi berusia 2 tahun atau bahkan lebih dari 2 tahun. Para ahli menemukan bahwa
manfaat ASI itu akan sangat meningkat bila bayi hanya diberi ASI saja selama 6
bulan pertama kehidupannya. Peningkatan ini sesuai dengan lamanya pemberian
ASI eksklusif adalah lamanya pemberian ASI bersama-sama dengan makanan
padat setelah bayi berumur 6 bulan (Muh, Syahran S, 2017).
a. Manfaat pemberian ASI Eksklusif
Manfaat pemberian ASI menurut Kristiyansari (Wiria Astuti, 2017).
1) Manfaat untuk bayi:
a) Dapat membantu memulai kehidupannya dengan baik
b) Mangandung antibodi
c) Memberi rasa nyaman dan aman pada bayi dan adanya ikatan antara
ibu dan bayi
d) Terhindar dari alergi
e) Membantu perkembangan rahang dan merangsang pertumbuhan gigi
karena menghisap mulut bayi pada payudara.
2) Manfaat untuk ibu:
a) Pada saat itu memberikan ASI, otomatis resiko perdarahan pada
pasca bersalin berkurang. Karna naiknya kadar oksitosin selama
menyusui akan menyebabkan semua otot polos dan mengalami
kontraksi. Kondisi ini yang menyebabkan uterus mengecil sekaligus
menghentikan perdarahan.
b) Pemberian ASI secara Eksklusif dapat berfungsi sebagai alat
kontrasepsi sampai 6 bulan setelah kelahiran karena isapan bayi itu
akan merangsan hormon prolaktin yang menghambat terjadinya
ovulasi sehingga menunda kesuburan. ASI juga dapat mencegah
kanker payudara, kanker ovarium dan anemia defisiensi zat besi.
c) Mempercepat pengembalian besarnya rahim pada bentuk dan
ukuran sebelum mengandung.
3) Komposisi ASI
Keadaan yang menguntungkan bagi bayi dari ASI adalah meliputi
asam amino dengan kandungan protein yang optimal untuk bayi normal.
Beban solut yang rendah dibandingkan dengan susu sapi dan absorbs
yang sangat baik untuk zat basi, kalsium dan seng, yang menyediakan
jumlah yang adekuat dari zat-zat nutrisi ini untuk bayi selama 4-6 bulan.
ASI tidak saja mengandung makronutrien, vitamin, dan mineral
tetapi juga faktor pertumbuhan, hormon, dan faktor protektif. Yang
paling sedikit yaitu terdapat 100 komponen pada ASI, yang termasuk
dalam zat ini belum teridentifikasi dan belum jelas perannya. Dalam
alquran, ASI disebut sebagai “darah putih”. Hal ini merupakan
penjelasan yang sangat tetap karena susu awal memiliki lebih banyak sel
darah putih dari pada darah sendiri.
Sifat khas manusia adalah otak yang besar dan rumit yang
mengalami banyak perkembangan selama 2 tahun pertama. ASI
menyediakan laktosa, sistein, kolestrol, dan tromboplastin yang
diperlukan untuk sintesis jaringan system pusat. Namun karena itu ASI
merupakan nutrisi yang sempurna, analisis komponen memungkinkan
bahwa memproduksi pengganti untuk ditambahkan kedalam susu
formula. Maka dari itu, formula tidak akan secara sempurna menyerupai
ASI. Walaupun ASI mungkin dapat dianggap nutrisi yang sempurna
komposisinya bervariasi. Komposisi ASI bervariasi dari orang ke orang
dari periode laktasi ke periode lain dan setiap jam dalam sehari. Adapun
komposisi ASI adalah mengandung protein, lemak, karbohidrat, garam
mineral, air, vitamin seperti pada kolostrum. Kolestrum mengandung zat
kekebalan vitamin A yang tinggi, sehingga lebih kental dan berwarna
kekuning-kuningan. Oleh karena itu, kolostrum harus diberikan kepada
bayi, sekalipun produksi ASI pada hari pertama baru sedikit, namun
mencukupi kebutuhan bayi. Pemberian air gula, air tajin dan masakan
pralaktal (sebelum ASI lancar diproduksi) lain harus dihindari.

2. ASI eksklusif
a. Pengertian
ASI eksklusif adalah pemberian ASI sedini mungkin setelah persalinan,
diberikan tanpa jadwal dan tidak diberi makanan lain, walaupun hanya air
putih sampai bayi berumur 6 bulan. ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi
ASI saja, tanpa ada tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu,
air teh, air putih dan tanpa bahan makanan padat seperti pisang, pepaya,
bubur susu, biskuit, dan bubur nasi (Wiria Astuti,2017).
Air Susu Ibu Eksklusif yang dilanjutnya disebut sebagai ASI Eksklusif
adalah ASI yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan selama 6 (enam)
bulan, tanpa memberikan tambahan atau mengganti dengan makanan dan
minuman lain (Wiria Astuti,2017).
Pemberian ASI secara mutlak, penting dilakukan karena mengigat
manfaat yang akan diperoleh si bayi. Menurut Badan Kesehatan Dunia
(WHO) hal ini bahwa untuk menghindari alergi dan menjamin kesehatan
bayi secara optimal. Karena di usia ini, bayi belum memiliki enzim
pencernaan sempurna untuk mencerna makanan atau minuman lainnya.
Meski begitu kebutuhan sibuah hati dan zat gizi akan terpenuhi jika
mengonsumsi ASI. ASI Eksklusif adalah memberikan makanan dan
minuman lain kepada bayi sejak lahir sampai bayi berusia enam bulan
kecuali vitamin dan obat.
Adapun alasan pemberian ASI eksklusif adalah:
1) ASI mengandung zat gizi yang ideal dan mencukupi untuk menjamin
pertumbuh kembang anak sampai umur 6 bulan. Bayi yang
mendapatkan makanan lain, yaitu misalnya nasi lumut atau pisang
hanya akan mendapat karbohidrat sehingga zat gizi yang masuk tidak
seimbang.
2) Bayi dibawah usia 6 bulan mempunyai enzim pencernaan yang
sempurna, sehingga belum bisa mampu mencerna makanan dengan
baik. ASI mengandung beberapa enzim yang memundahkan
pemecahan makanan.
3) Ginjal bayi yang masih muda belum mampu bekerja dengan baik.
Makanan tambahan termasuk susu sapi biasanya mengandung
banayak mineral yang akan dapat memberatkan fungsi ginjal yang
belum sempurna untuk meencerna susu sapi yang di berikan.
4) Makanan tambahan mungkin mengandung zat tambahan yang
berbahaya bagi si bayi misalnya zat pewarna dan zat pengawet.
5) Makanan tambahan bagi bayi yang mudah menimbulkan alergi.

3. Jenis-jenis ASI
Berdasarkan waktu produksinya, ASI dibedakan menjadi tiga, yaitu
kolostrum, foremilk, dan hindmilk. Penjelasan selengkapnya adalah sebagai
narikut:
a. Kolostrum
Kolostrum adalah jenis ASI yang akan dikeluarkan pertama kali oleh
tubuh ibu, kolostrum ini diproduksi selama masa kehamilan hingga beberapa
hari setelah melahirkan. Kolostrum diproduksi pada beberapa hari pertama
setelah bayi dilahirkan Kolostrum mengandung banyak protein dan antibodi.
Wujudnya sangat kental dan jumlahnya sangat sedikit. Pada awal menyusui,
kolostrum yang keluar mungkin hanya seperti sendok teh. Meskipun sedikit
kolostrum mampu melapisiusun bayi dan melindunginya dari bakteri, serta
sanggup mencukupi kebutuhan nutrisi bayi pada hari pertama kelahirannya.
Secara berangsur-angsur produksi kolostrum berkurang saat air susu keluar
pada hari ketiga sampai kelima.
Kolostrum memiliki kandungan yang sangat luar biasa, seperti kaya
protein, vitamin dan larutan dalam lemak, mineral, dengan immunoglobulin.
Immunoglobulin adalah antibodi yang diberikan dari ibu ke bayinya sehingga
memberikan imunitas pasif pada bayi. (Muh, Syahran S, 2017).
Beberapa ciri penting yang menyertai produksi kolostrum adalah sebagai
berikut:
1) Komposisi kolostrum mengalami perubahan secara berangsur-angsur
setelah bayi lahir.
2) Kolostrum adalah cairan kental berwarna kekuningan, dan lebih kining
ketimbang ASI matur.
3) Kolostrum bertindak sebagai laksafit yang memberikan dan melapisi
mekonium usus bayi yang baru lahir, serta mempersiapakan saluran
pencemaran bayi untuk menerima makanan selanjutnya.
4) Kolostrum lebih banyak mengandung protein (sekitar 10% protein)
dibandingkan ASI mature (kira-kira 1% protein).
5) Pada kolostrum terdapat beberapa protein, yakni immunoglobulin A
(IgA), laktoferin, dan sel-sel darah putih.
6) Total energi (lemak dan laktosa) berjumlah sekitar 58 kalori/100 ml
kolostrum.
7) Kolostrum lebih banyak mengandung vitavin A, mineral natrium (Na),
dan seng (Za).
8) Lemak dalam kolostrum lebih banyak mengandung kolesterol dan
lecithin dibanding ASI mature.
9) Pada kolostrum terdapat tripsin inhibitor, sehingga hidrolisis protein
dalam usus bayi menjadi kurang sempurna, yang menyebabkan
peningkatan kadar antibody pada bayi.
10) Volume kolostrum sekitar 150 – 300 ml/24 jam (Muh, Syahran S,
2017).
b. Foremik
Air susu yang keluar pertama kali disebut susu awal (foremik). Air susu
ini hanya mengandung sekitar 1 – 2% lemak dan terlihat encer, serta tersimpan
dalam saluran penyimpanan. Kaya akan karbohidrat, vitamin, dan protein serta
tinggi laktosa yang mampu membantu perkembangan otak bayi sehingga
membantu untuk menghilangkan rasa haus pada bayi.
c. Hindmilk
Hindmilk sangat kaya, kental, dan penuh lemak bervitamin, sebagaimana
hidangan utama setelah sup pembuka. Air susu ini memberikan sebagian besar
energi yang dibutuhkan oleh bayi (Muh, Syahran S,2017).

4. Pembentukan dan pengeluaran ASI


Keadaan buah dada pada hari pertama nifas sama dengan keadaan dalam
kehamilan. Pada waktu ini buah dada atau payudara belum mengandung susu,
melainkan kolustrum yang dikeluarkan dengan memijat areola mammae.
Dibandingkan dengan ASI, kolustrum lebih banyak mengandung protein dan
garam, gulanya sama tetapi lemaknya berkurang. Dalam kolustrum terdapat
euglobulin yang mengandung antibody sehingga menambah kekebalan tubuh
anak terhadap penyakit. ASI dihasilkan oleh kerja gabungan hormon dan reflek,
selama kehamilan terjadi perubahan hormon membuat payudara mulai
menghasilkan ASI (Muh, Syahran S 2017).
Adapun proses pengeluaran ASI terjadi kerenan:
a.Refleks prolaktin
Isapan pertama pada bayi puting susu akan merangsang ujung-
ujung saraf sensoris yang berfungsi sebagai reseptor mekanik.
Rangsangan ini dilanjutkan ke hipotalamus melalui medulla spinalis
dan mensencephalon. Hipatalamus akan menekan penggeluaran faktor-
faktor yang menghambat sekresi prolaktin dan sebaliknya merangsang
pengeluaran faktor-faktor yang memicu sekresi prolaktin. Faktor ini
akan merangsang adenohipofise (hipofise anterior) sehingga terjadi
pengeluaran prolaktin.
b.Refleks Let Down
Bersamaan dengan pembentukan prolaktin oleh adenohipofise,
rangsangan yang berasal dari isapan pada bayi ada yang dilanjutkan ke
neurohipofise (hipofise posterior) dengan kemudian mengeluarkan
oksitosin. Malalui aliran darah, oksitosin yang saat ini sampai pada
alveoli akan mempengaruhi sel mioepitetium. Kontraksi dari sel akan
memeras air susu yang telah dibuatnya, keluar dari alveoli dan akan
masuk ke sistem duktulus selanjutnya akan mengalir melalui duktus
laktiferus ke mulut bayi (Muh, Syahran S, 2017).
5. Kelebihan ASI
a. Steril dan tidak ada pencemaran oleh bakteri
b. Mengandung zat anti infeksi
c. Mengandung zat-zat lengkap yang dibutuhkan untuk masa pertumbuhan
d. Komposisi ASI berbeda-beda sesuai kebutuhan pada bayi
e. Mengandung asam lemak esensial cukup sehingga mudah diserap karena
mengandung lipase, AA,DHA, Omega 3, dan Omega 6.
f. Jumlah zat besi cukup dan dapat dicerna dengan baik oleh bayi
g. Mengandung vitamin cukup
h. Mengandung air yang cukup (Muh, Syahran S, 2017).

6. Kelancaran produksi ASI


Pada hari pertama, bayi cukup disusui selama 10-15 menit karena untuk
merangsang produksi ASI dan membiasakan puting susu diisap oleh bayi. Untuk
mengetahui banyaknya produksi ASI, ada beberapa kriteria yang harus dipakai
sebagai patokan untuk mengetahui jumlah ASI adalah:
a. ASI yang banyak dapat merembes keluar melalui puting.
b. Sebelum disusui payudara terasa tegang.
c. Berat badan bayi naik dengan memuaskan sesuai umur:
1) 1-3 bulan (kenaikan berat badan rata-rata 700 gram/bulan)
2) 4-6 bulan (kenaikan berat badan rata-rata 600 gram/bulan)
3) 7-9 bulan (kenaikan berat badan rata-rata400 gram/bulan)
4) 1-12 bulan (kenaikan berat badan rata-rata 300 gram/bulan)
d. Bayi ASI cukup, setelah menyusui bayi akan tertidur/tenang selama 3-4 jam.

7. Inisiasi Menyusui Dini (IMD) terhadap produksi ASI


Dengan dilakukannya inisiasi menyusui dini kontak emosi ibu dengan
bayi lebih dini dan lebih rapat. Begitu juga dengan produksi ASI sudah terjadi
dengan baik, pengosongan sakus alveolaris mammae yang teratur akan
mempertahankan produksi tersebut, sehingga ASI menjadi lancar. Walaupun
prolaktin akan bertanggung jawab dalam memulai produksi ASI penyampaian air
susu ke bayi dan pemeliharaan laktasi bergantung pada stimulus mekanis pada
puting susu oleh isapan bayi.
Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa IMD berhubungan
dengan kesuksesan pemberian ASI eksklusif. Hasil penelitian yang akan
dilakukan dengan WHO dan Unicef merekomendasikan inisiasi menyusui dini
telah dibuktikan dapat menyalamatkan 22% dari bayi yang meninggal sebelum
usia satu bulan, 24 jam pertama setelah ibu melahirkan bayi yang diberikan
kesempatan untuk menyusu dini delapan kali lebih berhasil diberikan ASI
eksklusif. Bate, dkk (2011) dan gobel (2013) menyimpulkan bahwa IMD dan
konseling ASI merupakan faktor determinan pemberian ASI eksklusif pada bayi
o-6 bulan. (Muh, Syahran S, 2017).

B. Tinjauan Umum Dukungan Suami


1. Pengertian dukungan suami
Dukungan suami merupakan bagian hal yang penting dalam keberhasilan
memberikan ASI Eksklusif. Masih banyak suami yang berpendapat salah, para
suami ini berpendapat bahwa menyusui yaitu urusan ibu dan bayinya. Mereka
menganggap cukup menjadi pengamat yang pasif saja, sebenarnya suami harus
mempunyai peran, yang sangat menentukan dalam keberhasilan menyusui karena
suami akan turut menentukan kelancaran refleks pengeluaran ASI yang
dipengaruhi oleh keadaan emosi atau perasaan ibu (Handayani,2015).
Dukungan suami adalah pasangan hidup istri atau ayah dari anak-anak
(Hidayat, 2015). Suami mempunyai tanggung jawab yang penuh dalam suatu
keluarga tersebut dan suami mempunyai peranan yang penting, dimana suami
sangat dituntut bukan hanya sebagai pencari nafkah, akan tetapi sebagai pemberi
motivasi atau dukungan dalam berbagi kebijakan yang akan diputuskan termasuk
merencanakan keluarga.
Dukungan suami sangat mempengaruhi pemberian ASI Eksklusif ,
suami harus memberi dukungan yang sangat moral seperti memberikan pujian,
memberikan kata-kata semangat kepada ibu agar ibu lebih semangat lagi, untuk
memberikan ASI Eksklusif pada bayinya. Suami tidak boleh mengkritik bentuk
tubuh istri agar istri tidak merasa risih atau minder dengan bentuk tubuhnya dan
bentuk payudaranya, sehingga kemauan istri memberikan ASI Eksklusif tidak
berkurang karena kritikan yang disampaikan suami (Abidjulu dkk, 2015.
2. Jenis dukungan suami
Menurut (Roesli, 2010) dukungan suami terjadi menjadi empat janis yaitu:
a. Dukungan informasional
Bentuk dukungan ini harus melibatkan pemberian informasi, dan saran
serta umpanbalik tentang situasi dan kondisi individu. Jenis informasi seperti
ini dapat menolong individu untuk mengenali dan mengatasi masalah dengan
lebih mudah. Misalnya : suami harus memberikan informasi penting tentang
pemberian ASI eksklusif kepada bayinya, suami perlu memberikan informasi
bahwa proses menyusui tidak menyebabkan payudara ibu itu kendur.
b. Dukungan penilaian
Dukungan penilaian adalah jenis dukungan dimana suami harus
bertindak sebagai pembimbing dan bimbingan umpan balik, memecahkan
masalah dan sebagai sumber validator indentis anggota dalam keluarga.
Dukungan penilaian merupakan bentuk penghargaan yang diberikan seseorang
kepada orang lain sesuai dengan kondisinya. Bantuan penelitian dapat berupa
penghargaan dengan kondisi keluarga berdasarkan keadaan yang nyata.
Bantuan penilaian ini dapat berupa penilaian positif dan penilaian negatif yang
pengaruhnya sengat berarti bagi seseorang. Misalnya: suami mengingatkan
istri untuk memberikan ASI eksklusif kepada bayi sesuai jadwal, suami harus
menegur istri.
c. Dukungan instrumental
Bentuk dukungan ini merupakan penyediaan materi yang dapat
memberikan pertolongan lansung seperti pinjaman uang, pemberian barang,
makanan serta pelayanan. Bentuk dukungan ini dapat mengurangi sterss
karena individu padat langsung memecahkan masalahnya yang berhubungan
dengan materi. Misalnya: suami menyediakan makanan atau minuman untuk
menunjang kebutuhan nutrisi ibu selama menyusui, menyiapkan uang untuk
memeriksakan istri apabila sakit selama menyusui bayi.
d. Dukungan Emosional
Bentuk dukungan ini membuat individu memiliki perasaan nyaman,
yakin, diperdulikan dan dicintai oleh sumber dukungan sosial sehingga
individu dapat menghadapi masalah dengan lebih baik. Misalnya: suami
memberikan pujian kepada istri setelah menyusui bayi.
3. Hubungan dukungan suami terhadap pemberian ASI Eksklusif
Dukungan suami dapat diberikan dalam bentuk jika bayi haus dan ibu
tidak ada di rumah, suami jangan memberikan air putih/ susu formula, suami
selalu memotivasi bahwa pemberian ASI Eksklusif saja pada bayi 0-6 bulan tidak
terlalu lama waktunya, suami mendukung bahwa ASI Eksklusif untuk bayi
memang perlu, jika tengah malam bayi menangis dan istri tidur, suami membantu
membangunkan istri agar memberikan ASI-nya ke bayi mereka. Suami jangan
bersikap acuh dan merasa bukan merupakan bagian tanggung jawabanya dalam
keberhasilan pemberian ASI Eksklusif ini (Nislawaty, 2018).

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dukungan Suami


a. Tingkat pendidikan
Tingkat pendidikan yang akan mempengaruhi wawasan dan pengetahuan
suami sebagai kepala rumah tangga semakin rendah pengetahuan suami
maka akses terhadap informasi kesehatan istrinya akan berkurang, sehingga
suami akan kesulitan mengambil keputusan secara cepat dan efektif.
Akhirnya pandangan baru yang perlu diperhatikan serta disosialisasikan
kembali untuk memberdayakan kaum suami berdasarkan pada pengertian
bahwa suami memainkan peranan yang sangat penting, terutama dalam
penggambilan keputusan berkenan dengan kesehatan pasangannya.
b. Pandangan
Pada masyarakat kebanyakan 75%-100% penghasilan digunakan untuk
membiayai keperluan hidupnya bahkan banyak keluarga rendah yang setiap
bulan bersaldo rendah sehingga pada akhirnya ibu hamil tidak diperiksa ke
pelayanan kesehatan karena tidak mempunyai kemampuan untuk membiayai.
c. Budaya
Diberbagai wilayah indonesia terutama di dalam masyarat yang masih
tradisional menganggap istri yaitu konco wingking, artinya bahwa kaum
melayani kebutuhan dan keinginan suami saja.
d. Status perkawinan
Pasangan dengan status perkawinan yang tidak sah akan berkurang bentuk
dukungan terhadap pasangannya, dibandinkan dengan pasangan yang status
perkawinan yang sah.
e. Status Sosial Ekonomi
Suami yang mempunyai status sosial ekonomi yang baik akan lebih mampu
berperan dalam memberikan dukungan pada istrinya (bopak, 2010).

C. Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan


1. Definisi Pengetahuan
Pengetahuan adalah suatu hasil atau dari manusia atas penggabungan
atau kerjasama antara suatu subjek yang mengetahui dan objek yang
diketahui.segenap apa yang diketahui tentang suatu objek tertentu atau hasil tahu
seseorang terhadap objek melalui indera yang dimiliki (Notoatmodjo dalam
Yulia,2017).

2. Tingkat Pengetahuan
Menurut Sulaiman (2015) tingkatan pengetahuan terdiri dari 4 macam,
yaitu pengetahuan deskriptif, pengetahuan kausal, pengetahuan normatif dan
pengetahuan esensial. Pengetahuan deskriptif yaitu jenis pengetahuan yang dalam
cara penyampaian atau penjelasannya berbentuk secara objektif dengan tanpa
adanya unsur subyektivitas. Pengetahuan kausal yaitu suatu pengetahuan yang
memberikan jawaban tentang sebab dan akibat (Daryanto dalam Yuliana 2017.
a. Pengetahuan (Knowledge )
Tahu diartikan hanya sebagai recall (ingatan). Seseorang dituntut untuk
mengetahui fakta tanpa dapat menggunakannya.
b. Pemahaman (comprehension) Memahami suatu objek bukan sekedar tahu,
tidak sekedar dapat menyebutkan, tetapi harus dapat menginterpretasikan
secara benar tentang objek yang diketahui.
c. Penerapan (application) Aplikasi diartikan apabila orang yang telah
memahami objek tersebut dapat menggunakan dan mengaplikasikan
prinsip yang diketahui pada situasi yang lain.
d. Analisis (Analysis) Analisis adalah kemampuan seseorang untuk
menjabarkan dan memisahkan, kemudian mencari hubungan antara
komponenkomponen yang terdapat dalam suatu objek.
e. Sintesis (synthesis) Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun
formulasi baru dari formulasi-formulasi yang telah ada. Sintesis
menunjukkan suatu kemampuan seseorang untuk merangkum atau
meletakkan dalam suatu hubungan yang logis dari komponen-komponen
pengetahuan yang dimiliki.
f. Penilaian (evaluation) Yaitu suatu kemampuan seseorang untuk
melakukan penilaian terhadap suatu objek tertentu didasarkan pada suatu
kriteria atau norma-norma yang berlaku di masyarakat.

D. Tinjauan Umum ibu menyusui


1. Ibu menyusui
menyusui merupakan suatu proses alamiah manusia dalam
mempertahankan dan melanjutkan kelangsungan hidup keturunannya. Organ
tubuh yang ada pada seorang wanita menjadi sumber utama kehidupanya untuk
menghasilkan ASI yang merupakan sumber makanan bayi yang paling terutama
pada bulan pertama kehidupan. Perkembangan zaman membawa perubahan bagi
kehidupan manusia, dengan bertambahnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang
semakin pesat membuat pengetahuan manusia mengetahui pentingnya ASI
membuat pengetahuan manusia mengetahui pentingnya ASI bagi kehidupan bayi
peranan penting dalam mempertahankan kehidupan manusia (Astuti, 2013).
Sedangkan menurut (Varney ddk,2008) menyusui adalah cara yang optimal
dalam memberikannya nutrisi dan mengasuh bayi, dengan penambahan makanan
pelengkap pada peruh kedua tahun pertama, kebutuhan nutrisi, imunologi, dan
psikososial dapat terpenuhi hingga tahun kedua dan tahun berikutnya.

2. Manfaat ASI
Manfaat menyusui ternyata tidak hanya untuk bayi, tetapi juga
bermanfaat bagi ibu.adapun manfaat yang diperoleh dengan menyusui untuk ibu
menurut (Sri Astuti, 2015):
a. Menyusui membantu mempercepat pengembalian rahim ke bentuk semula
dan mengurangi perdarahan setelah kelahiran. Karena itu isapan bayi pada
payudara dilanjutkan melalui saraf ke kelenjar hipofise di otak yang akan
mengeluarkan hormon oksitosin. Oksitosin selain bekerjaserta
mengkontraksikan saluran ASI pada kelenjar air susu juga merangsang
uterus untuk berkotraksi sehingga mempercepat proses involusio uteri.
b. Menyusui secara teratur akan menurunkan berat badan secara bertahap
karena pengeluaran energi untuk ASI dan proses pembentukan akan
mempercepat seorang ibu kehilangan lemak yang ditimbun selama
kehamilan.
c. Bagi ibu, pemberian ASI mudah karena dalam keadaan segar dengan sahu
selalu siap jika diperlukan pada malam hari.
d. Menyusui dapat meningkatkan kedekatan antara ibu dan bayi. Bayi yang
sering berada dalam dekapan ibu karena menyusui akan merasakan kasih
sayang ibunya. Bayi juga akan merasa aman dan tentram,terutama karena
masih dapat mendengar detak jantung ibunya yang telah dikenal selama
dalam kandungan. perasaan terlindung ini akan menjadi dasar
perkembangan emosi dan membentuk kepribadian yang percaya diri dan
dasar spritual yang baik.
e. Pemberian ASI secara eksklusif dapat menunda proses menstruasi dan
ovilasi selama 20 sampai 30 minggu atau lebih karena isapan bayi
merangsang hormon prolaktin yang akan menghambat terjadinya ovulasi
dan pematangan telur sehingga menunda kesubuhan.
f. Menyusui menurunkan resiko kanker ovarium dan kanker payudara
pramenopause, serta penyakit jantung pada ibu hamil. Hasil penelitian (The
Lancet Medical Journal,2012) menentukan bahwa resiko kanker payudara
turun 4,3% pada ibu yang menyusui, menyusui juga dapat menurunkan
osteoporosis.
g. Wanita menyusui yang tidak memiliki riwayat diabetes gestasional akan
kemungkinan yang lebih kecil untuk mengalami diabets tipe 2 di kemudian
hari.
E. Kerangka teori

Gambar 2.1 Kerangka Teori Penelitian

Asi eksklusif:
Ibu menyusui:
1. Klostrum
2. Foremik 1. Keadaan gizi baik
3. hirdemik 2. Makanan seimbang

Faktor yang mempengaruhi


Pengetahuan:
pengetahuan
1. pengetahuan
1. Usia
2. pemahaman
2. Lingkungan
3. penerapan
3. Pengalaman
4. analisis
4. Pendidikan
5. sintesis
5. Pekerjaan
6. penilain
6. Sumber informasi

Faktor-faktor yang
mempengaruhi Dukungan suami:
dukungan suami:
1. Informasi
1. Tingkat pendidikan 2. Penilaian
2. Pendapatan 3. Instrumental
3. Budaya 4. Emosional
4. Status perkawinan
5. Status sosial ekonomi
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Desaian penelitian yang digunakan adalah Narrative riview ulasan naratif adalah
tipe mahasiswa tahun pertama yang sering dipelajari oleh siswa sebagai pendekatan
umum. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi beberapa studi yang menggambarkan
masalah yang menarik. Ulasan naratif tidak memiliki pertanyaan penelitian yang telah
ditentukan atau strategi pencarian tertentu, hanya topik yang menarik. mereka tidak
sistematis dan tidak mengikuti protokol yang ditentukan. tidak ada standar atau
protokol yang memandu riview. Meskipun pengulas akan belajar tentang masalah
tersebut, mereka tidak akan sampai pada pemahaman komprehensif tentang keadaan
sains yang terkait dengan masalah tersebut. sirip dan kolega memberikan contoh riview
naratif dalam hospice dan paliative cere. (George Demiris dan Karla T. Washington,
2019).

B. Proses Pengumpulan Data


1. Proses Pengambilan Data
Proses pengambilan data dalam penelitian ini berasal dari berbagai artikel
jurnal yang diterbitkan secara onlaine dan berbasis elektronik. Artikel penelitian
atau jurnal diambil dari hasil penjelajahan pada google Schoolar dan international
journal of Education and Research. Artikel yang digunakan kata kunci yang diambil
oleh peneliti, dan artikel yang diambil yaitu artikel jurnal yang diterbitkan dari
tahun 2015-2010.

2. Kata kunci
Kata kunci dari penelitian ini diambil berdasarkan judul penelitian yang telah
ditentukan peneliti yaitu:
a. Hubungan
b. Pengetahuan suami
c. ASI Eksklusif
3. Kualifikasi dan Jumlah Jurnal
a. Kualifikasi
Tabel 3.1 Kualifikasi Penelitian
Kriteria Inklusi Eksklusi
Jangka waktu Rentang waktu Jurnal yang terbit
Penerbit jurnal 2014 kebawah
2015-2020
Bahasa Indonesia bahasa inggris

Subjek Suami Istri Seseorang yang


belum menikah
Jenis jurnal Original artikel Review artikel

Hubungan dukungan pengetahuan


pengetahuan suami tentang selain
tentang pemberian ASI pemberian ASI
Eksklusif terhadap Eksklusif terhadap
Tema isi jurnal motivasi ibu dalam motivasi ibu dalam
menyusui menyusui
Jenis paper Full paper + Abstrak Abstrak

b. jumlah jurnal
jumlah artikel yang ditemukan sebanyak 5 artikel jurnal baik nasional
maupun jurnal internasional, dan 6 artikel jurnal yang diambil sesuai dengan
topic penelitian.

4. jadwal waktu pelaksanaan pengumpulan data


pengumpulan data dimulai sejak ditetapkannya judul penelitian yang
akan diteliti oleh peneltian yaitu sesak bulan mei-juni 2020.

C. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dimulah sejak diterapkannya judul penelitian yang akan
diteliti, dimulai dengan waktu persiapan, pelaksanaan dan penyusunan laporan yaitu
sejak Bulan Mei-Agustus 2020 atau berkisar selama 4 bulan.

D. Analisa Data
Analisa data yang digunakan dalam metode penelitian Narrative Riview yaitu
melalukan menganalisis pada artikel jurnal yang telah memenuhi kriteria inklusi yang
telah ditetapkan oleh peneliti. Metode analisa data yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu analisis PICO/PICOT/PICOS.
DAFTAR PUSTAKA

Abidjulu dkk, 2015. Hubungan Dukungan Suami Dengan Kemauan Ibu Memberikan Asi
Eksklusif Di Puskesmas Tuminting Kecamatan Tuminting. ejournal Keperawatan (e-
Kp) Volume 3. Nomor 1. Februari 2015.

Agama Islam, Aminuddin Syam, Citrakesumasari. Faktor-faktor yang mempengaruhi


pemberian ASI Eksklusif di Kelurahan Tamamauang Kecematahan Panakkukang Kota
Makassar.2011.

Afifah Diana Nur. Faktor yang Berperan dalam Kegagalan Praktik Pemberian ASI Eksklusif
(Studi Kualitatif di Kecematan Tembalang, Kota Semarang Tahun 2007). Universitas
Diponegoro; 2007.)

Daryanto dalam Yuliana. Hubungan Ibu Bekerja Dengan Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi
Usia 6 Bulan Di Puskesmas Cimahi Selatan Tahun 2017.JKBL, Volume 11 Nomor 1
Bulan Januari 2018.

Haryono, 2014. Manfaat ASI Eksklusif Untuk Buah Hati Anda. Yogyakarta: Pustaka Baru.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) 2010. Indonesian Pediatric Society. Nilai Nutrisi
Air Susu Ibu [internet]. c 2013 ; cited 2014 jan13] Avaliable from http://idai.or.id.

Handayani. 2015. Gambaran Dukungan Suami Dalam Pemberian Asi Eksklusif Di


Posyandu Padasuka Kota Bandung: jurnal pendidikan keperawatan indonesia 1(2) :
116-124 (2015).

Hidayat. 2009. Metode Penelitian Keperawatan Dan Teknik Analisis Data. Jakarta :
Salemba Medika.

Kristiyansari. 2009. ASI, Menyusui & Sadari. Yogyakarta: Nuha Medika.


Kementrian Keseharan RI. Pedoman Pekas ASI Sedunia (PAS) 2010. Jakarta: Kementrian
Kesehartan RI; 2010.

Mardhiyyah, Annisa. 2017. Analisa Peran Keluarga Terhadap Perilaku Pemberian ASI
Eksklusif pada Bayi Usia 6-24 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Way Halim Kota
Bandar Lampung: Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Maryunani, 2012 Inisiasi menyusui dini, ASI Eksklusif dan manajemen laktasi. Jakarta:trans
info media.

Novira Kusumayanti, 2017. Hubungan Dukungan Suami Dengan Pemberian Asi Eksklusif
Di Daerah Perdesaan Media Gizi Indonesia, Vol. 12, No. 2 juli –
Desember2017:hlm.98-106.

Noer Etika Ratna, Siti Fatimah-Muis, Roni Aruben. Praktik Inisiasi Menyusui Dini dan
Pemberian ASI Eksklusif Studi Kualitatif pada Dua Puskesmas, kota Semarang Media
Indonesia. Volume 45, Nomor 3, Tahun 2011.

Notoatmodjo ,2017. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2002.

Perawatan Tahun 2015. Jurnal Obsesi Vol 1 No 2 (2017).

Riski. Pemberian Asi Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Tapung.

Rukiyah, Yeye. 2011. Asuhan kebidanan III (Nifas). Jakarta: Trans Info Media.

Rinawati, 2014 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan Tindakan Pemberian Asi
Eksklusif Di Puskesmas Rambung Kecamatan Binjai Selatan Kota Binjai.Jurnal Riset
Hesti Medan, Vol. 3, No. 1 Januari-Juni 201.

Roesli, 2009. Mengenai ASI Eksklusif. Jakarta :Tribus Agriwidy.

Sujianti. 2010. Asuhan Ibu Nifas. Yogyakarta: Cyrillus Publisher.

Sri Astuti, 2015.Gambaran Karakteristik Ibu Menyusui Tidak Memberikan ASI Eksklusif di
Desa Cikeruh Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang Tahun 2015: JSK, Volume
3 Nomor 1 September Tahun 2017.

Anda mungkin juga menyukai