HASIL PENELITIAN
Disusun oleh:
HASIL PENELITIAN
Disusun oleh :
Mengetahui,
Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan
ii
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) PAPUA
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
ABSTRAK
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah serta kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan hasil
penelitan ini dengan judul “Hubungan Pemberian Asi Eksklusif, Berat Badan
Lahir dan Tingkat Pendidikan Ibu Dengan Kejadian Stunting Pada Anak Usia 3-5
Tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Sorong Timur Kota Sorong” hasil penelitian
Penyusunan hasil penelitian ini, penulis tidak dapat melupakan jasa-jasa dari
pihak yang telah meluangkan waktunya yang sangat berguna untuk memberikan
2. Dr. Marthen Sagrim, S.K.M., M.Kes., selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Papua.
3. Ns. Maylar Gurning, S.Kep., M.Kep., selaku pembimbing utama yang telah
penelitian ini.
ini.
iv
5. Ns. Inggried Anges Manoppo S.Kep., M.Kep., selaku penguji I yang telah
penelitian ini.
penelitian ini
dalam pengisian kuesioner dan menjadi sampel dalam penelitian karya tulis
ilmiah ini.
9. Serta kedua orang tua saya Bapa Daud saiman dan Mama Tenti yang tiada
akhir ini.
10. Teman-teman seperjuangan adi, aldy, firdiansyah, ronal, firda, ratna dan kk
menyelesaikan.
11. Serta pihak- pihak lain yang secara langsung maupun tidak langsung turut
dalam penyelesaian hasil penelitian ini dan tidak dapat saya sebutkan satu
persatu.
Semoga ALLAH SWT membalas budi baik yang sama terhadap semua
v
penyusunan hasil penelitian ini. Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini
masih jauh dari sempurna, segala kritik dan saran untuk perbaikan, akhir kata
penulis berharap semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi pihak yang
Sorong, ………………..2020
Penulis
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................... ii
ABSTRA.......................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR.................................................................................... iv
DAFTAR ISI................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL........................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xii
DAFTAR SINGKATAN................................................................................ xiii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian.................................................................................. 5
D. Manfaat Penelitian................................................................................ 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................. 8
A. Tujuan Umum Tentang Stunting.......................................................... 8
B. Tujuan Umum Tentang Status Gizi Balita............................................ 19
C. Tujuan Umum Tentang Asi Eksklusif.................................................. 29
D. Tujuan Umum Tentang BBL................................................................ 31
E. Tujuan Umum Tentang Pendidikan...................................................... 33
F. Kerangka Teori .................................................................................... 35
G. Kerangka Konsep.................................................................................. 36
H. Definisi Operasional............................................................................. 36
I. Hipotesis Penelitian.............................................................................. 38
BAB III METODE PENELITIAN.............................................................. 39
A. Jenis Dan Desain Penelitan................................................................... 39
B. Tempat Dan Waktu Penelitian.............................................................. 39
C. Populasi Dan Sampel............................................................................ 39
D. Instrument Penelitian............................................................................ 40
E. Metode Pengumpulan Data................................................................... 41
vii
F. Pengolahan Dan Analisa Data.............................................................. 41
G. Etika Penelitian..................................................................................... 43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN............................ 44
A. Hasil Penelitian..................................................................................... 44
B. Pembahasan.......................................................................................... 53
BAB V PENUTUP....................................................................................... 45
A. Kesimpulan........................................................................................... 60
B. Saran..................................................................................................... 60
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
ix
Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kejadian Stunting di Puskesmas
Sorong Timur Kota Sorong Tahun 2020....................................... 50
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Status Gizi
Kota Sorong
xii
DAFTAR SINGKATAN
SD : Standar Devisiasi
xiii
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pesat, pada masa ini balita membutuhkan asupan zat gizi yang cukup dalam
jumlah dan kualitas yang lebih banyak, karena pada umumnya aktivitas fisik
yang cukup tinggi dan dalam proses belajar. Jika intake zat gizi tidak terpen
jangka panjang yang ditandai dengan indeks tinggi badan dibanding umur
(TB/U) dengan batas z-score kurang dari -2 SD (WHO, 2010 dalam Bardiati,
2018).
masa ini disebut periode kritis karena kegagalan pertumbuhan yang terjadi
Ina, 2017).
balita dengan masalah gizi kronik, yang memiliki status gizi berdasarkan
1
panjang atau tinggi badan menurut umur balita jika dibandingkan
memiliki nilai z-score kurang dari -2SD dan apa bila nilai z-scorenya kurang
Stunting terjadi mulai janin masih dalam kandungan dan baru nampak
saat anak berusia dua tahun. Permasalahan Stunting merupakan isu baru yang
sorotan WHO untuk segera dituntaskan (Kania, 2015 dalam Sri dkk, 2018).
pertumbuhan pada masa emas. Periode 1000 hari kehidupan dimulai sejak
bayi dalam kandungan hingga dua tahun pertama kehidupan (Kavle et al.,
Secara global, sekitar 151 juta anak di bawah lima tahun diperkirakan
akan mengalami stunting pada tahun 2013. Pada tahun 2017, sekitar setengah
dari semua anak yang mengalami stunting tinggal di Asia seperti Myanmar
sebesar 35%, Vietnam sebesar 23%, dan Thailand sebesar 16% , dan lebih
Organization and World Bank Group, 2018 dalam Agung dan Ina, 2017).
27,67% berarti angka stunting menalami penurunan dari 30,8% ditahun 2018,
37,2% di tahun 2013, tahun 2010 (35,6%) dan 2007 (36,8%). Persentase
stunting tertinggi pada tahun 2016 adalah di Provinsi Sulawesi Barat (39,7%),
persentase terendah adalah Provinsi DKI Jakarta (20,1%), di Bali (19,7%) dan
masyarakat yang berat bila prevalensi stunting berada pada rentang 30-39
anak adalah riwayat pemberian ASI, berat badan anak dan pendidikan ibu.
Penyebab stunting pada balita salah satunya yaitu asupan makanan yang tidak
ASI eksklusif yang tidak diberikan selama 6 bulan (Fitri, 2018 dalam Anita
dkk, 2020).
ada sebanyak 38 (76%) balita dengan ASI tidak eksklusif menderita stunting,
stunting pada balita (Mardani dkk, 2015). Bayi dengan BBLR mempunyai
dkk, 2015). Selain itu, individu yang lahir BBLR cenderung lebih rentan
BBLR merupakan salah satu faktor risiko yang paling menonjol untuk
kejadian stunting (Aryastami et al., 2017). Anak yang lahir dengan BBLR
anak yang lahir dengan berat badan normal (Proverawati & Ismawati, 2010).
status BBLR (nilai p = 0,015) dengan stunting pada anak balita. Anak dengan
BBLR memiliki risiko 5,87 kali untuk mengalami stunting. Riwayat BBLR
orang tua terkait gizi dan pola pengasuh anak, dimana pola asuh yang tidak
pendidikan yang baik akan lebih mudah dalam menerima informasi dari pada
(Ni’mah, 2016).
anak yaitu 84.6% sedangkan pendidikan ibu yang tinggi tidak menyebabkan
tentang gizi balita. Dimana semakin tinggi pendidikan maka akan mudah
dan pendidikan ibu dengan kejadian stunting pada anak usia 3-5 tahun di
B. Rumusan Masalah
penelitian ini adalah adakah hubungan pemberian ASI eksklusif, berat badan
lahir, dan pendidikan ibu dengan kejadian stunting pada anak usia 3-5 tahun
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
ASI eksklusif, berat badan lahir, dan pendidikan ibu dengan kejadian
stunting pada anak usia 3-5 tahun di wilayah kerja Puskesmas Sorong
2. Tujuan khusus
pada anak usia 3-5 tahun di wilayah Puskesmas Sorong Timur Kota
Sorong.
Sorong.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat ilmiah
hubungan pemberian ASI ekslusif, berat badan lahir, dan pendidikan ibu
dengan kejadian stunting pada anak usia 3-5 tahun di wilayah kerja
2. Manfaat praktis
Penelitian ini digunakan sebagai tugas akhir dan menambah
pendidikan ibu dengan kejadian stunting pada anak usia 3-5 tahun di
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Stunting
ini diukur dengan panjang dan tinggi badan yang lebih dari minus dua
faktor seperti kondisi sosial ekonomi, gizi ibu saat hamil, kesakitan pada
bayi, dan kurangnya asupan gizi pada bayi. Balita stunting di masa
2. Klasifikasi Stunting
badan menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U), berat
8
deviasi unit (Z-score). Untuk mengetahui balita stunting atau tidak indeks
(Riskesdas 2011).
3. Penyebab Stunting
disebabkan oleh faktor gizi buruk yang dialami oleh ibu hamil maupun
Pertama Kehidupan (HPK) dari anak balita. Secara lebih detail, beberapa
gizi sebelum dan pada masa kehamilan, serta setelah ibu melahirkan.
dari anak usia 0-6 bulan tidak mendapatkan Air Susu Ibu (ASI)
secara eksklusif, dan 2 dari 3 anak usia 0-24 bulan tidak menerima
tidak lagi dapat disokong oleh ASI, serta membentuk daya tahan
maupun minuman.
semakin menurun dari 79% di 2007 menjadi 64% di 2013 dan anak
pembelajaran dini yang berkualitas (baru 1 dari 3 anak usia 3-6 tahun
4. Dampak stunting
dalam tubuh. Sedangkan dalam jangka panjang akibat buruk yang dapat
dan pembuluh darah, kanker, stroke, dan disabilitas pada usia tua, serta
a. Faktor Individu
waktu yang lama dan disertai kondisi muntah dan diare, maka
anak akan mengalami zat gizi dan cairan yang kurang. Hal ini
3) Pola asuh
sayang dan tanggung jawab orang tua juga termasuk pola asuh
c. Faktor Lingkungan
1) Pelayanan kesehatan
dan rentan terkena penyakit gizi. Anak yang sehat bukan karena
2018).
2) Sanitasi lingkungan
yang kurang baik yang membuat gizi sulit diserap oleh tubuh.
Urari, 2018).
Utari, 2017) :
berkelanjutan.
berfokus untuk :
Stunting.
B. Tinjauan Umum Tentang Status Gizi Balita
maka dapat menimbulkan masalah gizi baik masalah gizi kurang dan
tiga indeks, yaitu berat badan menurut umur (BB/U), tinggi badan
menurut umur (TB/U), berat badan menurut tinggi badan (BB/TB), BB/U
adalah berat badan anak yang dicapai pada umur tertentu, TB/U adalah
tinggi badan yang dicapai pada umur tertentu, BB/TB adalah berat badan
anak dibandingkan dengan tinggi badan yang dicapai. Ketiga nilai indeks
Status gizi anak diukur berdasarkan umur, berat badan (BB) dan
timbangan digital yaug memiliki presisi 0,1 kg, panjang atau tinggi badan
cm. Variabel BB dan TB anak balita disajikan dalam bentuk tiga indeks
Penilaian status gizi dibagi menjadi dua, yaitu penilaian status gizi secara
2018):
1) Antropometri
Tabel 2.1
Kategori Status Gizi balita (Kemenkes, 2017b)
Tabel 2.2
Nilai Median Simpang Baku Rujukan Status Gizi
Berat Badan (Kg) (Kemenkes, 2017b)
Tabel 2.3
Nilai Median Simpang Baku Rujukan Status Gizi
Tinggi Badan (cm) (Kemenkes, 2017b)
a) Umur
gizi.
b) Berat badan
c) Tinggi badan
Tabel 2.5
Rumus Perkiraan Tinggi Badan (Kemenkes, 2017b)
d) Lingkar Kepala
tengkorak.
e) Lingkar dada
balita. Pada usia enam bulan lingkar dada dan kepala sama.
f) Lingkar lengan
2) Pemeriksaan klinis
yang mencakup bagian tubuh yaitu kulit, gigi, gusi, bibir, lidah,
3) Biokimia
yang akan diuji, antara lain darah, urin, tinja, dan jaringan tubuh
(hati, otot, tulang, rambut, kuku, dan lemak bawah kulit) (Gizi &
4) Biofisik
gizi secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat
gizi yang dikonsumsi. Survei tersebut dapat mengidentifikasikan
2) Statistik vital
dengan gizi.
3) Faktor ekologi
sosial. Pertumbuhan fisik balita perlu memperoleh asupan zat gizi dan
energi, protein, lemak, air, hidrat arang, vitamin, dan mineral (Adriani,
yang digunakan oleh tubuh adalah 50% atau 55 kkal/kg BB per hari
12% atau 15-25 kkal/kg BB per hari untuk aktifitas fisik dan l0%
terbuang melalui feses. Zat gizi yang mengandung energi terdiri atas
b. Protein
protein hewani.
c. Air
Air merupakan zat gizi yang sangat penting bagi bayi dan anak
karena sebagian besar dari tubuh terdiri dari air, kehilangan air
melalui kulit dan ginjal pada bayi dan anak lebih besar dari pada
orang dewasa sehingga anak akan lebih mudah terserang penyakit
Tebel 2.6
Kebutuhan Air Sehari Pada Anak (Kemenkes, 2011)
d. Lemak
lebih rendah.
e. Hidrat arang
Pada ASI dan sebagian susu formula bayi 40-50% kandungan kalori
energi.
2) Yodium
3) Zink
lahir sampai berusia enam bulan tanpa makanan tambahan lain (Yuliarti,
atau minuman lain, termasuk air putih, selain menyusui, kecuali obat-
obatan dan vitamin atau mineral tetes, dimana pemberian ASI peras
a. Kolostrum
banyak tetapi kaya gizi dan sangat baik bagi bayi. Kolostrum
b. Protein
dicerna) dan whey (protein yang mudah dicerna). ASI lebih banyak
mengandung whey dari pada casein sehingga protein ASI mudah
dicerna.
c. Lemak
d. Laktosa
e. Vitamin A
f. Zat Besi
bayi yang menyusui jarang kekurangan zat besi (anemia). Hal ini
g. Taurin
h. Lactobasilus
j. Lisozim
Berat badan lahir adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang
dari 2.500 gram tanpa memandang masa kehamilan (Atikah dan Cahyo,
2010). Berat badan lahir adalah bayi berat lahir rendah yaitu bayi berat
lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi dengan
catatan berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam satu jam
b. Bayi Berat Lahir Cukup / Normal. Berat lahir ˃2500 gram – 4000
gram.
d. Bayi dengan Kurang Bulan (BKB). Bayi lahir dengan masa gestasi
f. Bayi Lebih Bulan (BLB). Bayi lahir dengan masa gestasi lebih dari
a. Faktor Ibu
darah(perokok)
b. Faktor Kehamilan
3) Perdarahan antepartum
dini.
c. Faktor Janin
1) Cacat bawaan
Pendidikan berasal dari kata ‘didik’ dan mendapat imbuhan ‘pe’ serta
akhiran ‘an’, arti dari kata pendidikan yaitu proses atau cara atau perbuatan
dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan
adapun maksudnya yaitu pendidikan menuntun segala yang ada pada anak-
anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat
mereka peroleh. Hal ini dapat dijadikan landasan untuk membedakan metode
khususnya tentang cara mendidik balita sehari – hari. Cara merawat dan
pendidikan rendah akan sulit menerima informasi. Anak yang hidup dalam
yang lambat karena pola pengasuhan yang diberikan pada anak (Depkes
2016).
F.Kerangka Teori
1.Tinggi
Pendidikan Ibu
2.Rendah
Kandungan ASI :
Kolostrum, Protein,
Asi Eksklusif Lemak, Laktosa,Vitamin
A, Zat Besi, Taurin,
Lactobasilus, Lactoferin,
Lisozim
Penyebab Stunting
1.Pengasuhan yang
kurang baik
2.Layanan kesehatan
(ANC)
Stunting 3.Makanan bergizi
Dampak stunting
1.Jangka pendek
2.Jangka panjang
G. Kerangka Konsep
Pendidikan Ibu
H. Definisi Operasional
1. Stunting
a. Kriteria objektif:
tanpa ada tambahan makanan lain, kecuali obat-obatan dan vitamin atau
a. Kriteria objektif:
a. Kriteria objektif:
4. Pendidikan Ibu
a. Kriteria objektif:
I. Hipotesis Penelitian
Hipotesis peneltian
pada anak usia 3-5 tahun di wilayah kerja Puskesmas Sorong Timur
Kota Sorong.
2. Ada hubungan berat badan lahir dengan kejadian stunting pada anak
Sorong.
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
desain penelitian cross sectional, dimana dalam penelitian ini variable sebab
atau resiko dan akibat atau kasus yang terjadi pada objek penelitian diukur
(Notoatmodjo, 2013).
1. Tempat penelitian
2. Waktu penelitian
1. Populasi
2. Sampel
39
3. Teknik Sampling
D. Instrumen Penelitian
1. Lembar kuesioner
skor 1 dan jika salah diberi skor 0 sedangkan pertanyaan negatif jika
responden menjawab benar diberi skor 1 dan jika salah diberi skor 0.
uji validitas 0,312 dan reliabilitas 0,06. Instrument yang digunakan adalah
tentang karakteristik responden (usia anak, tinggi anak dan berat badan
1. Data primer
2. Data sekunder
kejadian stunting.
1. Pengolahan data
ditempuh, diantaranya:
a. Editing (penyunting)
b. Coding (mengkode)
d. Tabulating (tabulasi)
2. Analisis data
distribusi frekuensi.
statistic dengan:
G. Etika Penelitian
mengetahui dampaknya.
2. Confidentialy (kerahasiaan)
alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data
A. Hasil Penelitian
wilayah kerja Puskesmas Sorong Timur Kota Sorong adalah 94,78 km2.
44
2. Data karakteristik responden
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia Anak di
Puskesmas Sorong Timur Kota Sorong
Tahun 2020
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin Anak di
Puskesmas Sorong Timur Kota Sorong
Tahun 2020
(57,1%).
lebih banyak dari anak yang tinggi badannya berdarkan usia kategori
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Berat Badan Anak Menurut
Usaia di Puskesmas Sorong Timur Kota Sorong
Tahun 2020
banyak dari anak dengan berat badan menurut usia kategori kurus
15 responden (42,9%) lebih banyak dari usia ibu >40 tahun yaitu 2
responden (5,7%).
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan Ibu di Puskesmas Sorong
Timur Kota Sorong Tahun 2020
3. Analisis univariat
Tabel 4.8
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pemberian ASI Eksklusif
Pada Anak di Puskesmas Sorong Timur Kota Sorong
Tahun 2020
(48,6%).
Tabel 4.10
Distribusi Frekuensi Berdasarkan BBL Anak Di Puskesmas
Sorong Timur Kota Sorong Tahun 2020
4. Analisis Bivariat
Tabel 4.12
Hubungan Pemberian ASI Eksklusif Dengan Kejadian
Stunting Pada Anak Di Puskesmas Sorong Timur
Kota Sorong Tahun 2020
Kejadian Stunting
Total
No ASI eklusif Normal Stunting
F % F % F %
1 Ekslusif 18 100 0 0 18 100
2 Tidak Ekslusif 12 70,6 5 29,4 17 100
Total 30 85,7 5 14,3 35 100
α = 0,05 p value = 0,013
Tabel 4.13
Hubungan BBL Dengan Kejadian Stunting Pada Anak Di
Puskesmas Sorong Timur Kota Sorong
Tahun 2020
Kejadian Stunting
Total
No BBL Normal Stnting
F % F % F %
1 Normal 21 91,3 2 8,7 23 100
2 Rendah 9 75,0 3 25,0 12 100
Total 30 85,7 5 14,3 35 100
α = 0,05 p value = 0,191
anak
Tabel 4.14
Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu Dengan Kejadian Stunting
Pada Anak Di Puskesmas Sorong Timur Kota Sorong
Tahun 2020
pendidikan ibu yang tinggi dengan tinggi badan normal pada anak
B. Pembahasan
memberikan ASI eksklusif lebih banyak dari ibu yang tidak memberikan
ASI eksklusif.
dengan kejadian stunting pada anak. Hasil penelitian ini sesuai dengan
hubungan dengan kejadian stunting, yang memiliki risiko 3,7 kali lebih
tinggi pada balita yang tidak diberi ASI eksklusif (ASI <6 bulan)
dibandingkan dengan balita yang diberi ASI eksklusif (≥6 bulan) karena
perlindungan pada bayi baru lahir dan bayi yang tidak menerima
ASI Ekslusif adalah pemberian hanya ASI saja bagi bayi sejak lahir
(Kemenkes, 2017).
lemahnya imunitas pada anak dan mudah terserang penyakit apa bila
Berdasarkan hasil yang di dapatkan dari penelitian ini bahwa ibu yang
BBL normal lebih banyak dari pada jumlah anak denagn BBL rendah
Wiwin (2019), bahwa tidak ada hubungan antara status BBL dengan
kejadian stunting pada anak. Hasil penelitian lain yang dilakukan oleh
Khoirun (2015), bahwa tidak ada hubungan antara BBL dengan Kejadian
stunting. Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang
Oleh karena itu, anak yang lahir dengan berat badan kurang dibawah
bayi yang baru lahir. Berat badan lahir merupakan parameter yang sering
dipakai untuk menggambarkan pertumbuhan janin pada masa kehamilan.
Bayi dengan berat badan lahir rendah akan lebih rentan terhadap
2013).
dan faktor risiko lingkungan seperti paparan timbal, dan jenis-jenis polusi
udara (WHO,2014).
(Sulistyoningsih, 2011).
kejadian stunting anak seperti ketidak cukupan gizi serta infeksi pada
anak. BBL pada hasil penelitian ini menunjukkan bahwa anak yang
memiliki BBL normal lebih banyak yang berarti gizi anak saat lahir
dalam keadaan baik sehingga sehingga gizi yang dibutuhkan tubuh anak
rendah.
Nadia (2018), bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan
dan memahami pengetahuan gizi yang mereka peroleh. Hal ini dapat
(Sparlan, 2016).
pengasuhan anak, karena dengan pendidikan yang tinggi pada orang tua
perawatan kesehatan pada saat hamil dan setelah melahirkan serta sangat
(Anisa, 2012).
pengetahuan tentang gizi anak sehingga ibu tau bagaimana dan hal-hal
apa saja yang harus dilakukan agar gizi anak tetap terjaga dalam
lebih banyak.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
kepada orang tua terkait cara pencegahan stunting agar dapat mencegah
terjadinya stunting.
59
3. Peneliti selanjutnya
variabel lain yang lebih komplek yang belum diteliti oleh peneliti guna
Agung D, L. Ina K. 2017. Gambaran Prevalensi Balita Stunting dan Faktor yang
Berkaitan di Indonesia: Analisis Lanjut Profil Kesehatan Indonesia Tahun
2017. Puslitbang Humaniora dan Manajemen Kesehatan, Kementerian
Kesehatan RI.
Anita S., Rindani C.T., Monica A.M. 2020. Hubungan Pemberian ASI Eksklusif
Dengan Kejadian Stunting Pada Balita.Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi
Husada.Vol 11, No, 1.
Arifin, D.Z, S.Y Irdasari, dan H Sukandar. 2012. Analisis Sebaran dan Faktor
Risiko Stunting pada Balita di Kabupaten Purwakarta 2012.Purwakarta :
Epidemiologi Komunitas FKUP.
Arisman. 2009. Gzil dalam Daur Kehidupan. Buku Ajar Ilmu Gizi.Ed. 2. Jakarta:
EGC.
Asrar, M., Hamam, H. dan Dradiat, B. 2009. Pola Asuh, Pola makan, Asupan Zat
Gizi dan Hubungannya dengan Status Gizi Anak Balita masyarakat Suku
Nuaulu Kecamatan Amhai Kabupaten Maluku Tengah Provinsi Maluku.
Jurnal Gizi Kilnik Indonesia.6(2).
Aryastami, N. K., Shankar, A., Kusumawardani, N., Besral, B., Jahari, A. B., &
Achadi, E. 2017 .Low birth weight was the most dominant predictor
associated with stunting among children aged 12–23 months in Indonesia.
Journal BMC Nutrition. 3(1), 1–6.
Atikah R. 2015. Riwayat Berat Badan Lahir dengan Kejadian Stunting pada Anak
Usia Bawah Dua Tahun." Kesmas: National Public HealthJournal 10.2
(2015): 67-73.
Atikah & Cahyo. 2010. Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Yogyakarta: Nuha
Medika.
Ariani Dan Yosopranoto M. 2012. Usia Anak Dan Pendidikan Ibu Sebagai Faktor
Risiko Gangguan Perkembangan Anak. Jurnal Kedokteran Brawijaya.
27(2):118-121.
Bardiati U. 2018. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Status
Stunting Pada Balita Usia 24-59 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat
Inap Cempaka Banjarbaru Tahun 2018. Jurnal Siklus. Volume 08 Nomor
02.
Departemen gizi dan kesehatan masyarakat FKM UI ,2016. Gizi Dan Kesehatan
Masyarakat. Raja grafindo persada. Jakarta.
Fitri, L. 2018. Hubungan BBLR dan ASI eksklusif dengan kejadian stunting di
Puskesmas Lima Puluh Pekanbaru.Jurnal Endurance. 3(1), 131–137.
Gizi & Kesehatan Masyarakat. 2010. Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta:
Rajawali Pers.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). 2014. Hubungan Kategori Berat Badan
lahir Rendah. Jakarta.
Kavle, J. A. et al. 2016. Factors associated with early growth in Egyptian infants:
Implications for addressing the dual burden of malnutrition’, Maternal and
Child Nutrition, 12(1), pp. 139-151. doi: 10.1111/mcn.12213.
Kemenkes RI. 2016b. Hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) Tahun 2016.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Kemenkes RI. 2014. Situasi dan analisis ASI eksklusif. Jakarta: Pusat Data dan
Informasi, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Mardani, R., Wetasin, K., & Suwanwaiphatthana, W. 2015. Faktor prediksi yang
mempengaruhi terjadinya stunting pada anak usia dibawah lima tahun.
Jurnal Kesehatan Masyarakat, 11,1–7.
MCA. 2013. Stunting dan Masa Depan Indonesia. 2010. pp. 2-5.
Ngaisyah, R. .D. 2016. Hubungan riwayat lahir stunting dan BBLR dengan status
gizi anak balita usia 1-3 tahun di Potorono Bantul Yogyakarta. Jurnal
Medika Respati. 11(2).51-61.
Notoadmodjo S. 2010. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi edisi Revisi 2010.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Purwarni, E. and Mariyam. 2013. Pola Pemberian makan Dengan Status Gizi
Pada Anak 1 sampai 5 Tahun di Kabuman Taman Pemalang. Jurnal
Keperawatan Anak. 1(1).pp. 30-3 6.
Proverawati, A., & Ismawati, C. 2010. BBLR (berat badan lahir rendah).
Yogyakarta: Nuha Medika.
Proverawati, Atikah. 2014. Ilmu gizi untuk keperawatan dan gizi kesehatan.
Yogyakarta: Nuhamedika.
Rahayu Atikah, dan Laily Khairiyati 2014. Risiko Pendidikan Ibu Terhadap
Kejadian Stunting Pada Anak 6-23 Bulan (Maternal Education As Risk
Factor Sunting Of Child 6-23 Months -Old). Bagian Gizi Prodi Kesehatan
Masyarakat, FK Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru, Banjarmasin
Rahmatillah, D. K. 2018. Hubungan Pengetahuan Sikap dan Tindakan terhadap
Status Gizi.JournalAmerta Nutrition, pp. 106—112. doi:
10.20473/amnrt.v2.i1.2018.106-1 12.
Rajashree, K., Prashanth, H., & Revathy, R. 2015. Study on the factors associated
with low birth weight among newborns delivered in a tertiary-care
hospital,Shimoga, Karnataka. International Journal of Medical Science and
Public Health, 4(9), 1287.
Sri M. Arif M. Agus K, A. Zian L, N. 2018. Faktor penyebab anak Stunting usia
25-60 bulan di Kecamatan Sukorejo Kota Blitar. Jurnal Ners dan
Kebidanan, Volume 5, Nomor 3, Desember 2018, hlm. 268–278.
Sulistyoningsih, H. 2011. Gizi untuk kesehatan ibu dan anak. Yogyakarta: Graha
ilmu.
Umboh, A. 2013. Berat lahir rendah dan tekanan darah pada anak. Jakarta:
Sagung seto.
United Nations Children’s Fund, World Health Organization and World Bank
Group. 2018. Levels and trends in child malnutrition. UNICEF / WHO /
World Bank Group Joint Child Malnutrition Estimates Key findings of the
2018 edition. New York, Geneva, Washington D.C. Available at:
https://data.unicef.org/wp-content/uploads/2018/05/JME-2018-
brochure-.pdf.
Utari J. 2018. Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Kejadian Stunting Pada
Balita Di Paud Al Fitrah Kecamatan Sei Rampah Kabupaten Serdang
Bedagai Tahun 2018. Skripsi. Politeknik Kesehatan Kemenkes Ri Medan.
WHO. 2014. Wha Global Nutrion Targets 2025 : Stunting Policy Brief. Who
Press: Geneva.
Sorong, …………2020
Kepada
Yth. Bapak/Ibu di Puskesmas Sorong Timur Kota Sorong
Di Tempat
Selamat Pagi/Siang
Peneliti
(INFORMED CONSENT)
berat badan lahir dan pendidikan ibu dengan kejadian stunting pada anak 3-5
tahun di wilayah kerja Puskesmas Sorong Timur Kota Sorong” peneltian ini
merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas akhir di STIKES Papua.
pertanyaan pada lembar pertanyaan, sesuai dengan pengetahuan dan pendapat ibu
tanpa dipengaruhi oleh orang lain. Saya akan menjamin kerahasiaan identitas dan
Partisipasi ibu dalam penelitian ini hanya bersifat sukarela dan bebas
menerima menjadi responden penelitian atau menolak tanpa ada sangsi apapun.
persetujuan ini pada tempat yang telah disediakan dibawah ini sebagai bukti
Menyetujui Mengetahui
Responden Penelit
KUESIONER
2) PETUNJUK PENGISIAN
b. Usia : …………………………
c. Pendidikan
1. Tidak sekolah
2. Tamat SD
3. Tamat SMP
4. Tamat SMA
5. Perguruan Tinggi
d. Pekerjaan
a. Bekerja
b. Tidak Bekerja
4) IDENTITAS ANAK
a. Nama: ………………………..
b. Usia : ………………………..
NO PERTANYAAN YA TIDAK
Apakah ibu memberikan susu formula pada anak saat
1
bayi berusia 0-6 bulan?
Apakah ibu pernah memberikan air tajin pada saat
2
bayi berusia 0-6 bulan?
Apakah ibu pernah mengoleskan madu ke mulut bayi
3
pada saat bayi berusia 0-6 bulan?
Apakah ibu pernah memberikan air the atau air gula
4
pada saat bayi berusia 0-6 bulan?
Apakah ibu pernah memberikan air putih pada saat
5
bayi berusia 0-6 bulan?
Apakah ibu pernah memberikan bubur nasi atau
6 bubur nasi tim kepada bayi pada saat bayi berusia 0-6
bulan?
Ketika ibu meninggalkan bayi lebih dari dua jam,
apakah ibu meminta agar bayi diberikan makanan
7
tambahan selain ASI pada saat bayi berusia 0-6
bulan?
Apakah ibu mulai memberikan makanan tambahan
8
pada anak saat anak berusia kurang dari 6 bulan?
LEMBAR OBSERVASI STATUS GIZI
MASTER TABEL
Nama Nilai Z
No Usia Anak Kode JK Kode BBL Ket Kode TB Kode BB Kode Stunting Kode
Anak score
1 An. H 5 Thn 6 Bln 3 L 1 2,5 Kg Normal 1 100 cm 2 14 Kg 2 2 SD Normal 1
2 An. T 4 Thn 2 Bln 2 P 2 2,0 Kg Rendah 2 94 Cm 2 14 Kg 2 2 SD Normal 1
3 An. Y 5 Thn 6 Bln 3 P 2 3 Kg Normal 1 97 Cm 2 17 Kg 2 2 SD Normal 1
4 An. S 4 Thn 3 Bln 2 P 2 2 Kg Rendah 2 74 Cm 3 13 Kg 2 < 2 SD Stunting 2
5 An. J 4 Thn 2 Bln 2 L 1 3,2 Kg Normal 1 112, Cm 1 15 K9 2 2 SD Normal 1
6 An. A 3 Thn 3 Bln 1 P 2 2,5 Kg Normal 1 106 Cm 1 15 Kg 2 2 SD Normal 1
7 An. R 3 Thn 1 Bln 1 P 2 3 Kg Normal 1 105 Cm 1 14 Kg 2 2 SD Normal 1
8 An. G 4 Thn 4 Bln 2 L 1 2,2 Kg Rendah 2 99 Cm 2 16 Kg 2 2 SD Normal 1
9 An. D 5 Thn 7 Bln 3 P 2 1,3 Kg Rendah 2 102 Cm 2 17 Kg 2 2 SD Normal 1
10 An. F 3 Thn 9 Bln 1 P 2 2,5 Kg Normal 1 104 Cm 1 15 Kg 2 2 SD Normal 1
11 An. M 5 Thn 2 Bln 3 L 1 2,1 Kg Rendah 2 100 cm 2 16 Kg 2 2 SD Normal 1
12 An. Y 3 Thn 6 Bln 1 P 2 2 Kg Rendah 2 99 Cm 2 25 Kg 1 2 SD Normal 1
13 An. S 3 Thn 3 Bln 1 P 2 2,9 Kg Normal 1 90 Cm 2 15 Kg 2 2 SD Normal 1
14 An. W 5 Thn 3 L 1 3 Kg Normal 1 100 Cm 2 20 Kg 1 2 SD Normal 1
15 An. M 3 Thn 1 P 2 2,9 Kg Normal 1 90 Cm 2 13 Kg 2 2 SD Normal 1
16 An. W 5 Thn 7 Bln 3 L 1 1,8 Kg Rendah 2 63 Cm 3 10 Kg 3 <2 SD Stunting 2
17 An. A 4 Thn 9 Bln 2 P 2 2,5 Kg Normal 1 95 Cm 2 11 Kg 3 2SD Normal 1
18 An. S 3 Thn 3 Bln 1 L 1 1,9 Kg Rendah 1 90 Cm 2 14 Kg 2 2 SD Normal 1
19 An. S 3 Thn 4 Bln 1 L 1 3 Kg Normal 1 93 Cm 2 15 Kg 2 2 SD Normal 1
73
Nama Nilai Z
No Usia Anak Kode JK Kode BBL Ket Kode TB Kode BB Kode Kode
Anak score Stunting
20 An. R 3 Thn 9 Bln 1 L 1 2,7 Kg Normal 1 90 Cm 2 20 Kg 1 2 SD Normal 1
21 An. E 4 Thn 1 Bln 2 P 2 2 Kg Rendah 2 95 Cm 2 16 Kg 2 < 2 SD Stunting 2
22 An. N 4 Thn 2 Bln 2 L 1 2,1 Kg Rendah 2 113 Cm 1 11 Kg 3 2 SD Normal 1
23 An. K 3 Thn 6 Bln 1 L 1 3 Kg Normal 1 103 Cm 1 13 Kg 2 2 SD Normal 1
24 An. F 5 Thn 5 Bln 3 P 2 3 Kg Normal 1 120 Cm 1 16 kG 2 2 SD Normal 1
25 An. P 3 Thn 1 Bln 1 L 1 2,9 Kg Normal 1 93 Cm 2 19 Kg 1 2 SD Normal 1
26 An. M 4 Thn 5 Bln 2 L 1 3 Kg Normal 1 94 Cm 2 16 Kg 2 2 SD Normal 1
27 An. D 4 Thn 1o Bln 2 P 2 2,5 Kg Normal 1 95 CM 2 21 Kg 1 2 SD Normal 1
28 An. K 5 Thn 7 Bln 3 L 1 1,8 Kg Rendah 2 72 Cm 3 10 Kg 3 <2 SD Stunting 2
29 An. J 3 Thn 1 P 2 3 Kg Normal 1 90 Cm 2 13 Kg 2 2 SD Normal 1
30 An. S 5 Thn 1 Bln 3 P 2 2.5 Kg Normal 1 103 Cm 2 26 Kg 1 2 SD Normal 1
31 An. N 3 Thn 6 Bln 1 L 1 2 Kg Normal 1 91 Cm 2 15 Kg 2 2 SD Normal 1
32 An. S 4 Thn 4 Bln 2 P 2 2,4 Kg Normal 1 95 Kg 2 17 Kg 2 2 SD Normal 1
33 An. D 5 Thn 6 Bln 3 P 2 2,3 Kg Normal 1 121 Kg 1 18 Kg 2 2 SD Normal 1
34 An. P 3 Thn 7 Bln 1 P 2 1,5 kg Rendah 2 90 Kg 2 13 Kg 2 2 SD Normal 1
35 An. Y 4 Thn 11 Bln 2 P 2 1,9 Kg Rendah 2 70 Kg 3 11 Kg 3 <2 SD Stunting 2
Keterang an :
Usia Anak : JK : BBL : TB: BB : Stunting :
1. 3 Thn 1.Laki-laki 1. Normal 1. Tinggi 1. Gemuk 1. Normal
2. 4 Thn 2.Perempuan 2. Rendah 2. Normal 2. Normal 2. Stunting
3. 5 Thn 3. Pendek 3. Kurus
No Nama Ibu Usia Ibu Kode Pendidikan Kode Tingkat Pendidikan Kode Pekerjaan Kode ASI eklsusif Kode
1 NY. W 43 thn 4 SMA 4 Tingggi 1 Tidak bekerja 2 Tidak Ekslusif 2
2 NY. A 29 thn 1 SMA 4 Tingggi 1 Tidak bekerja 2 Ekslusif 1
3 NY. AN 26 thn 1 SMA 4 Tingggi 1 Tidak bekerja 2 Ekslusif 1
4 NY. N 26 thn 1 SMA 4 Tingggi 1 Tidak bekerja 2 Tidak Ekslusif 2
5 NY. K 28 thn 1 SMA 4 Tingggi 1 Tidak bekerja 2 Ekslusif 1
6 NY. F 25 thn 1 SMA 4 Tingggi 1 Tidak bekerja 2 Tidak Ekslusif 2
7 NY. J 41 thn 4 SMA 4 Tingggi 1 Tidak bekerja 2 Tidak Ekslusif 2
8 NY. Y 32 thn 2 SMA 4 Tingggi 1 Tidak bekerja 2 Ekslusif 1
9 NY. N 31 thn 2 SD 2 Rendah 2 Tidak bekerja 2 Tidak Ekslusif 2
10 N. F 27 thn 1 SMA 4 Tingggi 1 Tidak bekerja 2 Tidak Ekslusif 2
11 NY. G 27 thn 1 SMA 4 Tingggi 1 Tidak bekerja 2 Ekslusif 1
12 NY. Y 26 thn 1 SMA 4 Tingggi 1 Tidak bekerja 2 Ekslusif 1
13 NY. N 25 thn 1 SMA 4 Tingggi 1 Tidak bekerja 2 Tidak Ekslusif 2
14 NY. M 33 thn 2 SMA 4 Tingggi 1 Tidak bekerja 2 Tidak Ekslusif 2
15 NY. N 37 thn 3 Perguruan Tinggi 5 Tingggi 1 Tidak bekerja 2 Ekslusif 1
16 NY. M 31 thn 2 SD 2 Rendah 2 Tidak bekerja 2 Tidak Ekslusif 2
17 NY. W 36 thn 3 Perguruan Tinggi 5 Tingggi 1 Bekerja 1 Ekslusif 1
18 NY. S 27 thn 1 Perguruan Tinggi 5 Tingggi 1 Bekerja 1 Tidak Ekslusif 2
19 NY. D 27 thn 1 SMA 4 Tingggi 1 Bekerja 1 Ekslusif 1
20 NY. A 29 thn 1 SMA 4 Tingggi 1 Bekerja 1 Ekslusif 1
21 NY. M 31 thn 2 SD 2 Rendah 2 Tidak bekerja 2 Tidak Ekslusif 2
ASI eklsusif
No Nama Ibu Usia Ibu Kode Pendidikan Kode Tingkat Pendidikan Kode Pekerjaan Kode Kode
22 NY. H 34 thn 2 SMP 3 Rendah 2 Tidak bekerja 2 Tidak Ekslusif 2
23 NY. H 36 thn 3 Perguruan Tinggi 5 Tinggi 1 Bekerja 1 Ekslusif 1
24 NY. S 34 thn 2 SD 2 Rendah 2 Tidak bekerja 2 Ekslusif 1
25 NY. M 35 thn 2 Perguruan Tinggi 5 Tinggi 1 Bekerja 1 Ekslusif 1
26 NY. J 38 thn 3 Perguruan Tinggi 5 Tinggi 1 Bekerja 1 Tidak Ekslusif 2
27 NY. M 35 thn 2 SMA 4 Tinggi 1 Bekerja 1 Tidak Ekslusif 2
28 NY. H 33 thn 2 SMA 4 Tinggi 1 Bekerja 1 Tidak Sekslusif 2
29 NY. T 34 thn 2 SD 2 Rendah 2 Tidak bekerja 2 Tidak Sekslusif 2
30 NY. M 34 thn 2 Perguruan Tinggi 5 Tinggi 1 Bekerja 1 Ekslusif 1
31 NY. I 31 thn 2 SMP 3 Rendah 2 Tidak bekerja 2 Ekslusif 1
32 NY. J 25 thn 1 SMA 4 Tinggi 1 Bekerja 1 Ekslusif 1
33 NY. F 35 thn 2 SMA 4 Tinggi 1 Bekerja 1 Ekslusif 1
34 NY. K 28 thn 1 Perguruan Tinggi 5 Tinggi 1 Bekerja 1 Ekslusif 1
35 NY. V 34 thn 2 SD 2 Rendah 2 Tidak bekerja 2 Tidak Sekslusif 2
Keterangan :
Usia Ibu : Pendidikan Ibu: Tingkat Pendidikan Pekerjaan Ibu : Asi Eksklusif : 8
Lampiran
1. 25-35 Thn 1. Tidak Sekolah 1. Tinggi 1. Bekerja 1. Eksklusif
2. 31-35 Thn 2. SD 2. Rendah 2. Tidak Bekerja 2. Tidak Eksklusif
3. 36-40 Thn 3. SMP
4. >40 Thn 4. SMA
5.Perguruan Tinggi
REKAPITULASI DATA
84
Lampiran 10
DATA STATISTIK
Frequencies
Statistics
Usia Jenis
Anak Kelamin BBL TB BB Stunting
N Valid 35 35 35 35 35 35
Missing 0 0 0 0 0 0
Statistics
Usia
Ibu Pendidikan Pekerjaan ASI_Ekslusif
N Valid 35 35 35 35
Missing 0 0 0 0
Frequency Table
Usia_Anak
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 3 14 40.0 40.0 40.0
4 11 31.4 31.4 71.4
5 10 28.6 28.6 100.0
Total 35 100.0 100.0
Jenis_Kelamin
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Laki-Laki 15 42.9 42.9 42.9
Perempuan 20 57.1 57.1 100.0
Total 35 100.0 100.0
BBL
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Rendah 12 34.3 34.3 34.3
Normal 23 65.7 65.7 100.0
Total 35 100.0 100.0
TB
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Tinggi 18 51.4 51.4 51.4
Normal 13 37.1 37.1 88.6
Pendek 4 11.4 11.4 100.0
Total 35 100.0 100.0
BB
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Gemuk 6 17.1 17.1 17.1
Normal 24 68.6 68.6 85.7
Kurus 5 14.3 14.3 100.0
Total 35 100.0 100.0
Stunting
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Stunting 5 14.3 14.3 14.3
Normal 30 85.7 85.7 100.0
Total 35 100.0 100.0
Usia_Ibu
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 20-30 thn 14 40.0 40.0 40.0
31-35 thn 15 42.9 42.9 82.9
36-40 thn 4 11.4 11.4 94.3
>40 thn 2 5.7 5.7 100.0
Total 35 100.0 100.0
Pendidikan
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid SD 6 17.1 17.1 17.1
SMP 2 5.7 5.7 22.9
SMA 19 54.3 54.3 77.1
Perguruan
8 22.9 22.9 100.0
Tinggi
Total 35 100.0 100.0
Tingkat Pendidikan
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Tinggi 27 77.1 77.1 77.1
Rendah 8 22.9 22.9 100.0
Total 35 100.0 100.0
Pekerjaan
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Bekerja 13 37.1 37.1 37.1
Tidak bekerja 22 62.9 62.9 100.0
Total 35 100.0 100.0
ASI_Ekslusif
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Tidak 17 48.6 48.6 48.6
YA 18 51.4 51.4 100.0
Total 35 100.0 100.0
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
ASI eklusif *
Kejadian 35 100.0% 0 0.0% 35 100.0%
Stunting
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance Exact Sig. Exact Sig. (1-
Value Df (2-sided) (2-sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 6.176 1 .013
Continuity Correctionb 4.008 1 .045
Likelihood Ratio 8.111 1 .004
Fisher's Exact Test .019 .019
Linear-by-Linear
6.000 1 .014
Association
N of Valid Cases 35
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count
is 2.43.
b. Computed only for a 2x2 table
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
BBL * Kejadian
35 100.0% 0 0.0% 35 100.0%
Stunting
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance Exact Sig. Exact Sig. (1-
Value df (2-sided) (2-sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 1.712 1 .191
Continuity Correctionb .639 1 .424
Likelihood Ratio 1.622 1 .203
Fisher's Exact Test .313 .209
Linear-by-Linear
1.663 1 .197
Association
N of Valid Cases 35
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count
is 1.71.
b. Computed only for a 2x2 table
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Pendidikan Ibu *
Kejadian 35 100.0% 0 0.0% 35 100.0%
Stunting
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance Exact Sig. Exact Sig.
Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 4.564a 1 .033
Continuity Correctionb 2.437 1 .118
Likelihood Ratio 3.864 1 .049
Fisher's Exact Test .067 .067
Linear-by-Linear
4.434 1 .035
Association
N of Valid Cases 35
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count
is 1.14.
b. Computed only for a 2x2 table
Lampiran 11
DOKUMENTASI PENELITIAN