Anda di halaman 1dari 16

Laporan Stase Keperawatan Gerontik P2N PSIK Universitas Jember 2017

LAPORAN PREPLANNING KEGIATAN RANGE OF MOTION


(ROM) PADA Ny. D DENGAN STROKE DI WISMA SEDAP
MALAM UPT PSTW JEMBER

Disusun Untuk memenuhi Tugas Program Profesi Ners


Stase Keperawatan Gerontik

oleh :
Ananta Erfrandau, S.Kep
NIM 122311101015

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS JEMBER
2017
Laporan Stase Keperawatan Gerontik P2N PSIK Universitas Jember 2017

BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Analisis Situasi
Definisi stroke menurut WHO adalah suatu gangguan fungsi saraf akut
yang disebabkan oleh karena gangguan peredaran darah otak, dimana
secara mendadak (dalam beberapa detik) atau secara cepat (dalam beberapa jam)
timbul gejala dan tanda yang sesuai dengan daerah fokal di otak yang terganggu.
Stroke adalah suatu penyakit defisit neurologis akut yang disebabkan oleh
gangguan pembuluh darah otak yang terjadi secara mendadak dan dapat
menimbulkan cacat atau kematian.
Stroke merupakan penyebab kematian ketiga di dunia setelah penyakit jantung
koroner dan kanker baik di negara maju maupun negara berkembang. Satu dari 10
kematian disebabkan oleh stroke. (Ennen, 2004; Marsh&Keyrouz, 2010;
American Heart Association, 2014; Stroke forum, 2015). Secara global, 15 juta
orang terserang stroke setiap tahunnya, satu pertiga meninggal dan sisanya
mengalami kecacatan permanen (Stroke forum, 2015). Stroke merupakan
penyebab utama kecacatan yang dapat dicegah (American Heart Association,
2014)
Prevalensi stroke di India tahun 2013 diperkirakan 203 pasien per 100.000
penduduk, sedangkan di China insidennya 219 per 100.000 penduduk. Kemajuan
teknologi kedokteran berhasil menurunkan angka kematian akibat stroke, namun
angka kecacatan akibat stroke cenderung tetap bahkan meningkat. Diperkirakan
terdapat 2 juta penderita pasca stroke di Amerika dengan biaya perawatan 65,5
miliar dolar.
Pada profil statistik WHO yang diperbaharui pada Januari 2015, stroke
merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan yang utama di Indonesia.
Pada tahun 2012 terdapat 328.500 kematian akibat stroke di Indonesia. Laporan
ini sejalan dengan Hasil Riset Kesehatan Dasar yang menunjukkan terjadi
peningkatan prevalensi stroke di Indonesia berdasarkan wawancara jawaban
responden yang pernah didiagnosis tenaga kesehatan dan gejalanya meningkat
dari 8,3 per1000 di tahun 2007 menjadi 12,1 per1000 di tahun 2013.
Berdasarkan pengakajian mahasiswa Program Profesi Ners (P2N) Universitas
Jember pada tanggal 21 Maret 2017 ditemukan penyakit stroke pada Ny. D, hasil
pengkajian adalah Ny. D mengatakan bahwa hanya dapat beraktivitas diatas
tempat tidur.

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam kegiatan
yang akan dilakukan ini adalah kegiatan Range Of Motion (ROM) yang akan
dilakukan pada Ny. D di Wisma Sedap Malam Unit Pelaksana Teknis (UPT)
Pelayanan Sosial Tresna Werdha (PSTW) Jember.
Laporan Stase Keperawatan Gerontik P2N PSIK Universitas Jember 2017

BAB II. TUJUAN DAN MANFAAT


2.1 Tujuan
2.1.1 Tujuan Umum
Kegiatan Range Of Motion (ROM) ini bertujuan untuk membantu
meningkatkan rentang gerak pada Ny. D di Wisma Sedap Malam Unit
Pelaksana Teknis (UPT) Pelayanan Sosial Tresna Werdha (PSTW) Jember.
2.1.2 Tujuan Khusus
1. Ny. D mampu menjelaskan tentang manfaat Range Of Motion (ROM);
2. Ny. D mampu melakukan Range Of Motion (ROM).

2.2 Manfaat
1. Menambah pengetahuan petugas kesehatan yang ada di UPT PSTW
Jember dan Ny. D terkait Range Of Motion (ROM).
2. Menambah keterampilan petugas kesehatan yang ada di UPT PSTW
Jember dalam mempraktikan Range Of Motion (ROM) di Wisma Sedap
Malam UPT PSTW Jember.

BAB III. KERANGKA PENYELESAIAN MASALAH


3.1 Dasar Pemikiran
Definisi stroke menurut WHO adalah suatu gangguan fungsi saraf akut
yang disebabkan oleh karena gangguan peredaran darah otak, dimana secara
mendadak (dalam beberapa detik) atau secara cepat (dalam beberapa jam) timbul
gejala dan tanda yang sesuai dengan daerah fokal di otak yang terganggu. Stroke
adalah suatu penyakit defisit neurologis akut yang disebabkan oleh gangguan
pembuluh darah otak yang terjadi secara mendadak dan dapat menimbulkan cacat
atau kematian.
Penyakit stroke diakibatkan oleh berbagai macam faktor risiko, diantaranya
ada faktor risiko yang tidak dapat diubah seperti umur, jenis kelamin, berat lahir
rendah, ras, faktor keturunan dan kelainan pembuluh darah bawaan. Risiko
terkena stroke meningkat sejak usia 45 tahun. Setelah usia 50 tahun, setiap
penambahan usia tiga tahun meningkatkan risiko stroke sebesar 11-20%. Orang
berusia lebih dari 65 tahun memiliki risiko paling tinggi, walaupun hampir 25%
dari semua stroke terjadi sebelum usia tersebut, dan hampir 4% terjadi pada orang
berusia antara 15 dan 40 tahun (Feigin, 2004).
Stroke secara luas diklasifikasikan ke dalam stroke iskemik dan hemoragik.
Faktor risiko stroke di antaranya adalah merokok, hipertensi, hiperlipidemia,
fibrilasi atrium, penyakit jantung iskemik, penyakit katup jantung, dan diabetes
(Goldszmith, 2013)
Laporan Stase Keperawatan Gerontik P2N PSIK Universitas Jember 2017

3.2 Kerangka Penyelesaian Masalah


Masalah stroke merupakan salah satu masalah kesehatan yang terjadi pada
beberapa lansia termasuk lansia di Wisma Sedap Malam Unit Pelaksana Teknis
(UPT) Pelayanan Sosial Tresna Werdha (PSTW) Jember. Tetapi di wisma lain
masih banyak lansia yang masih mandiri dalam melakukan segala kegiatan
misalnya, menyapu, mandi sendiri, makan sendiri dll.
Oleh karena itu perlu diberikan latihan untuk meningkatkan rentang gerak
pada lansia dengan stroke. Hal yang perlu diketahui petugas kesehatan dan klien
Adapun penanganan stroke akan mencakup beberapa tindakan keperawatan yang
dapat diaplikasikan klien. Tindakan atau latihan tersebut awalnya akan
dipraktekkan oleh perawat, selanjutnya klien mempraktikkan kembali tindakan
yang telah diajarkan. Tindakan yang dapat dilakukan dalam menangani stroke
dapat berupa Range Of Motion (ROM).

BAB IV. RENCANA PELAKSANAAN TINDAKAN


4.1 Realisasi Penyelesaian Masalah
Range Of Motion (ROM) merupakan upaya untuk meningkatkan rentang
gerak pada klien dengan memberikan latihan rentang gerak. Dalam realisasi
penyelesaian masalah mengenai stroke yang dapat dilakukan adalah
melakukan Range Of Motion (ROM) pada Ny. D.

4.2 Khalayak Sasaran


Khalayak sasaran pada kegiatan kesehatan ini yaitu Ny. D dan petugas
kesehatan di UPT PSTW

4.3 Metode yang Digunakan


1. Jenis model pembelajaran : Demonstrasi
2. Landasan teori : Diskusi
3. Langkah pokok
a. Menciptakan suasana pertemuan yang baik
b. Menagajukan masalah
c. Mengidentifikasi pilihan tindakan
d. Memberi komentar
e. Menetapkan tindakan lanjut

= Sasaran

= Pemateri
Laporan Stase Keperawatan Gerontik P2N PSIK Universitas Jember 2017

DAFTAR PUSTAKA

Arief Mansjoer, dkk. 1999. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : EGC

DepKes RI, 2004. Sistem Kesehatan Nasional 2004. Jakarta

Harsono, Buku Ajar : Neurologi Klinis,Yogyakarta, Gajah Mada university press,


1996

Marilynn E, Doengoes, 2000, Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, Jakarta,


EGC, 2000

Price, Sylvia A. 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta:


EGC

Pusat pendidikan Tenaga Kesehatan Departemen Kesehatan, Asuhan Keperawatan


Klien Dengan Gangguan Sistem Persarafan , Jakarta, Depkes, 1996

Smeltzer C. Suzanne, Brunner & Suddarth, Buku Ajar Keperawatan Medikal


Bedah, Jakarta, EGC ,2002

Smeltzer, Suzanne C., dan Bare, Brenda G. 2002. Keperawatan Medikal Bedah
Brunner dan Suddarth. Jakarta: EGC.

Tuti Pahria, dkk, Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Ganguan Sistem
Persyarafan, Jakarta, EGC, 1993

WHO. 2007. Epidemiologi penyakit Tidak Menular. Geneva. http://www.who.int

Daftar Lampiran
Lampiran 1 : Berita acara
Lampiran 2 : Daftar hadir
Lampiran 3 : Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
Lampiran 4 : SOP (bila ada)
Lampiran 5 : Materi
Lampiran 6 : Media Leaflet
Lampiran 7 : Dokumentasi kegiatan

Pemateri

Ananta Erfrandau, S.Kep


NIM 122311101015
Lampiran 1 : Berita Acara
Laporan Stase Keperawatan Gerontik P2N PSIK Universitas Jember 2017

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JEMBER
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
T.A 2017/2018

BERITA ACARA
Pada hari ini Rabu tanggal 22 Bulan Maret tahun 2017 jam 08.00 WIB bertempat
di Wisma Sedap Malam UPT PSTW Jember telah dilaksanakan Range Of Motion
(ROM) untuk penanganan stroke oleh Mahasiswa Program Profesi Ners (P2N)
Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember. Kegiatan ini diikuti oleh
orang ( daftar hadir terlampir).

Jember, 21 Maret 2017


Mengetahui,
Dosen Pembimbing
Stase Keperawatan Gerontik
PSIK Universitas Jember

Latifa Aini S. Kep, M. Kep, Sp. Kom.


NIP 19710926 2009122001
.

Lampiran 2 : Daftar Hadir


Laporan Stase Keperawatan Gerontik P2N PSIK Universitas Jember 2017

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JEMBER
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
T.A 2017/2018

DAFTAR HADIR
Kegiatan Range Of Motion (ROM) untuk penanganan stroke oleh oleh Mahasiswa
Program Profesi Ners (P2N) Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas
Jember. Pada hari ini Rabu tanggal 22 Bulan Maret tahun 2017 pukul 08.00 WIB
bertempat di di Wisma Sedap Malam UPT PSTW Jember.

N
NAMA ALAMAT TANDATANGAN
O
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Jember, 22 Maret 2017


Mengetahui,
Dosen Pembimbing
Keperawatan Komunitas II PSIK
Universitas Jember

Latifa Aini S. Kep, M. Kep, Sp. Kom


NIP 19710926 2009122001

Lampiran 3 : SAP
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Laporan Stase Keperawatan Gerontik P2N PSIK Universitas Jember 2017

Topik/Materi : Penanganan Stroke dengan Range Of Motion (ROM)


Sasaran : Ny. D
Waktu : 08.00 s/d selesai WIB
Hari/Tanggal : Rabu, 22 Oktober 2014
Tempat : Wisma Sedap Malam
1. Standar Kompetensi
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan, sasaran akan dapat mengerti dan
memahami tentang pengertian, penyebab dan penangananan stroke dengan
Range Of Motion (ROM)

2. Kompetensi Dasar
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan dan demonstrasi selama 15 menit
sasaran akan mampu :
a. Menjelaskan tentang pengertian dan penyebab stroke
b. Menjelaskan tentang penanganan stroke : Range Of Motion (ROM)
c. Menjelaskan tentang cara melakukan Range Of Motion (ROM)

3. Pokok Bahasan : konsep dasar dan penanganan stroke

4. Subpokok Bahasan
a. Pengertian dan penyebab stroke;
b. Tanda gejala stroke;
c. Cara penanganan stroke dengan Range Of Motion (ROM)

5. Waktu
1 x 15 Menit

6. Bahan / Alat yang digunakan


Leaflet

7. Model Pembelajaran
a. Jenis Model Pembelajaran : Pertemuan kelompok
b. Landasan Teori : Konstruktivisme
c. Landasan Pokok :
1. Menciptakan suasana ruangan yang baik
2. Mengajukan masalah
3. Membuat keputusan nilai personal
4. Mengidentifikasi pilihan tindakan
5. Memberi komentar
6. Menetapkan tindak lanjut

8. Persiapan
Penyuluh mencari artikel atau materi tentang konsep dasar dan penanganan
stroke
Laporan Stase Keperawatan Gerontik P2N PSIK Universitas Jember 2017

9. Kegiatan Pendidikan Kesehatan


Tindakan
Proses Waktu
Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta
Pendahuluan 1.Salam pembuka Kegiatan peserta 3 menit
2.Memperkenalkan diri
3.Menjelaskan tujuan umum
dan tujuan khusus
Penyajian 1. Menjelaskan materi Demonstrasi 9 menit
tentang :
a. Pengertian dan
penyebab stroke;
b. Tanda gejala stroke;
c. Cara penanganan
stroke dengan
Range Of Motion
(ROM)
2. Mendemonstrasikan
Range Of Motion
(ROM)
Penutup 1. Menyimpulkan materi Memperhatikan dan 3 menit
yang telah diberikan menanggapi
2. Mengevaluasi hasil
pendidikan kesehatan
3. Memberikan Leaflet
tentang Range Of
Motion (ROM)
4. Salam penutup

10. Evaluasi
Jawablah pertanyaan ini dengan tepat
a. Apakah yang dimaksud dengan stroke dan apa penyebabnya?
b. Sebutkan tanda gejala stroke?
c. Bagaimana cara menangani stroke?

Lampiran 4 : SOP

JUDUL SOP
Laporan Stase Keperawatan Gerontik P2N PSIK Universitas Jember 2017

ROM AKTIF (RANGE OF MOTION)


PSIK
UNIVERSITAS
JEMBER
NO DOKUMEN: NO REVISI: HALAMAN:
PROSEDUR
TANGGAL
TETAP DITETAPKAN OLEH:
TERBIT:
Latihan ROM adalah bentuk latihan isotonik di
mana klien dan petugas kesehatan
1. PENGERTIAN
menggerakkan setiap sendi sinovial sampai
pada rentang pergerakan yang lengkap.
1. Mempertahankan fleksibilitas persendian
dan pergerakan pada saat pasien tidak
mampu bergerak atau memiliki
keterbatasan di tempat tidur.
2. TUJUAN 2. Meningkatkan fungsi dari kardiopulmonal
dan aliran darah.
3. Mencegah kontraktur.
4. Mencegah kelainan bentuk (deformitas).
5. Membangun kekuatan dan massa otot.
1. Klien dengan penurunan kekuatan otot
3. INDIKASI 2. Klien dengan penurunan rentang gerak
3. Klien dengan kekakuan sendi
1. Persendian yang patah
2. Persendian yang infeksi (peradangan)
4. KONTRAINDIKASI 3. Sendi yang lepas (habis kecelakaan)
4. Pasien dengan penyakit jantung dan
pernafasan
1. Lakukan pengkajian, riwayat keperawatan,
dan riwayat medis.
5. PERSIAPAN PASIEN 2. Rumuskan diagnosa keperawatan.
3. Buat rencana tindakan (intervensi).
4. Minta bantuan keluarga untuk membantu.
1. Matras
6. PERSIAPAN ALAT 2. Bantal
3. Kompres hangat (jika diperlukan)
7. CARA KERJA 1. Kaji keadaan umum klien:
a. Pastikan klien tidak dalam keadaan
sakit, tanda vital dalam batas normal.
b. Pastikan klien mampu mengikuti latihan
yang telah ditentukan.
2. Bina hubungan saling percaya dengan
klien: beri salam sebagai pendekatan
terapeutik.
3. Jelaskan tujuan dan langkah-langkah yang
akan dilakukan sesuai tingkat pemahaman
klien.
4. Jaga privacy klien.
5. Lakukan latihan gerak aktif pada
ekstremitas atas dengan tahapan berikut:
Laporan Stase Keperawatan Gerontik P2N PSIK Universitas Jember 2017

a. Latihan 1
1) Angkat lengan yang lemah
menggunakan tangan yang sehat ke
atas.

2) Letakkan kedua tangan di atas


kepala.

3) Kembalikan tangan ke posisi semula.

b. Latihan 2
1) Angkat lengan yang lemah melewati
dada ke arah tangan yang sehat.

2) Kembalikan ke posisi semula.

c. Latihan 3
1) Angkat tangan yang lemah
menggunakan tangan yang sehat ke
atas.

2) Kembalikan seperti semula.

d. Latihan 4
1) Tekuk siku yang lemah
menggunakan tangan yang sehat.

2) Luruskan siku kemudian angkat ke


atas.

3) Letakkan kembali tangan yang


lemah di tempat tidur.

e. Latihan 5
1) Pegang pergelangan tangan yang
lemah menggunakan tangan yang
sehat, angkat ke atas dada.

2) Putar pergelangan tangan ke arah


dalam dan ke arah luar.

f. Latihan 6
1) Tekuk jari-jari yang lemah dengan
tangan yang sehat, kemudian
luruskan.

2) Putar ibu jari yang lemah


menggunakan tangan yang sehat.

6. Lakukan latihan gerak aktif pada


ekstremitas bawah dengan tahapan berikut:
a. Latihan 1
1) Letakkan kaki yang sehat di bawah
Laporan Stase Keperawatan Gerontik P2N PSIK Universitas Jember 2017

lutut kaki yang lemah.


2) Turunkan kaki yang sehat, sehingga
punggung kaki yang sehat akan
berada di bawah pergelangan kaki
yang lemah

3) Angkat kaki yang lemah ke atas


dengan bantuan kaki yang sehat
kemudian turunkan pelan-pelan.
b. Latihan 2
1)Angkat kaki yang lemah menggunakan
kaki yang sehat ke atas
2)Ayunkan kedua kaki sejauh mungkin
ke arah satu sisi, lalu ke sisi
sebelahnya
3)Kembali ke posisi semula dan ulang
lagi.

1. Catat dan dokumentasikan hal-hal yang


ditemukan ke dalam buku catatan dan
lembar observasi.
2. Beritahukan pada klien bahwa latihan telah
berakhir.
3. Berikan reward untuk kerja sama yang
8. EVALUASI
telah dtunjukkan oleh klien dan hasil yang
dicapai.
4. Buat kontrak untuk latihan selajutnya.
5. Bereskan dan rapikan kembali peralatan
yang telah dipakai ke tempat semula.
6. Mencuci tangan
1. Observasi keadaan umum klien sebelum,
selama, dan setelah latihan seperti adanya
peningkatan frekuensi nadi, tanda
kelelahan, mengeluh pusing atau nyeri.
2. Hentikan latihan apabila klien
memperlihatkan perubahan keadaan umum.
3. Saat meminta klien untuk melakukan
gerakan, lakukan secara perlahan dan
detail. Apabila tidak dipahami, ulangi lagi
HAL-HAL YANG PERLU sampai klien mengerti dan dapat
9. melaksanakan perintah dengan benar.
DIPERHATIKAN 4. Lindungi sendi saat melakukan latihan.
Sendi yang lemah mudah rusak oleh latihan
peregangan.
5. Bersikaplah lembut. Gerakan sendi secara
perlahan.
6. Jangan membahayakan karena gerakan
yang salah dapat membuat sendi menjadi
cidera.
7. Jangan memaksakan gerakan karena dapat
menimbulkan ketidaknyamanan.
Laporan Stase Keperawatan Gerontik P2N PSIK Universitas Jember 2017

Lampiran 5 : Materi
STROKE
1. Definisi Stroke
Stroke merupakan penyebab kematian ketiga di dunia setelah penyakit jantung
koroner dan kanker baik di negara maju maupun negara berkembang. Satu dari
10 kematian disebabkan oleh stroke. (Ennen, 2004; Marsh&Keyrouz, 2010;
American Heart Association, 2014; Stroke forum, 2015). Secara global, 15 juta
orang terserang stroke setiap tahunnya, satu pertiga meninggal dan sisanya
mengalami kecacatan permanen (Stroke forum, 2015). Stroke merupakan
penyebab utama kecacatan yang dapat dicegah (American Heart Association,
2014)
2. Penyebab Stroke
Penyakit stroke diakibatkan oleh berbagai macam faktor risiko, diantaranya ada
faktor risiko yang tidak dapat diubah seperti umur, jenis kelamin, berat lahir
rendah, ras, faktor keturunan dan kelainan pembuluh darah bawaan. Risiko
terkena stroke meningkat sejak usia 45 tahun. Setelah usia 50 tahun, setiap
penambahan usia tiga tahun meningkatkan risiko stroke sebesar 11-20%. Orang
berusia lebih dari 65 tahun memiliki risiko paling tinggi, walaupun hampir
25% dari semua stroke terjadi sebelum usia tersebut, dan hampir 4% terjadi
pada orang berusia antara 15 dan 40 tahun (Feigin, 2004). Stroke secara luas
diklasifikasikan ke dalam stroke iskemik dan hemoragik. Faktor risiko stroke
di antaranya adalah merokok, hipertensi, hiperlipidemia, fibrilasi atrium,
penyakit jantung iskemik, penyakit katup jantung, dan diabetes (Goldszmith,
2013)

3. Tanda Gejala Stroke


Gejala stroke bervariasi tergantung dari bagian otak yang terserang serta
seberapa luas kerusakannya. Gejala-gejalanya antara lain;
1. Sakit kepala yang hebat tanpa sebab yang jelas
2. Merasa lemas, mati rasa (baal), atau kesemutan pada wajah, lengan,
ataupun tungkai, terutama pada satu sisi tubuh saja, kiri atau kanan
3. Kesulitan berjalan, pusing, serta hilang keseimbangan dan koordinasi
gerak
4. Kesulitan atau ketidakmampuan berbicara atau mengerti sesuatu
Laporan Stase Keperawatan Gerontik P2N PSIK Universitas Jember 2017

5. Gangguan penglihatan seperti pandangan kabur di salah satu atau kedua


mata
6. Perubahan kepribadian atau terjadi kebingungan
7. Kesulitan menggerakkan otot seperti mengunyah, menggerakkan tangan
ataupun kaki
8. Tidak bisa mengontrol buang air besar dan buang air kecil
9. Hilang kesadaran (pingsan)
Gejala awal sebelum terjadi stroke yang sebenarnya disebut sebagai Transient
Ischemic Attack (TIA). TIA terjadi bila suplai darah ke otak berkurang untuk
waktu singkat yang hanya menyebabkan kerusakan sementara. TIA kadang
sering disebut ministroke karena gejalanya sama dengan stroke tetapi
gejalanya hilang dalam beberapa menit sampai beberapa jam. Segera hubungi
sarana kesehatan terdekat bila melihat atau mengalami gejala-gejala tersebut.
Penanganan yang lebih dini akan lebih efektif. Karena setiap detik sangat
berharga.

4. Cara Penanganan PPOK


Sangat penting untuk segera membawa penderita ke rumah sakit untuk segera
mendapatkan pertolongan. Banyak rumah sakit besar memberikan penanganan
berupa obat-obatan yang dapat memecah sumbatan pada pembuluh darah.
Obat-obatan tersebut dapat menghentikan gejala dengan cukup cepat.
Penanganan sebaiknya diberikan dalam 60 menit pertama setelah serangan
stroke terjadi. Waktu ini disebut dengan golden period. Jika dalam kurun waktu
itu penderita mendapat pemeriksaan dan penanganan yang tepat, maka ia akan
terhindar dari kematian, komplikasi, atau kecacatan. Setelah pemberian obat-
obatan, perawatan difokuskan pada rehabilitasi dan pencegahan terulangnya
stroke.
Mencegah lebih baik dari pada mengobati ". Meskipun demikian, bila
seseorang mengalami gejala-gejala seperti yang tadi disebutkan diatas, inilah
beberapa tips yang barangkali dapat menolong penderita sebelum sampai ke
rumah sakit terdekat :
1. Bila penderita pingsan, atau mengorok, segera bawa ke rumah sakit
terdekat. Saat dibawa ke rumah sakit, perhatikan jalan nafas penderita agar
tetap lancar. Misalnya bila mulut atau hidung penderita mengeluarkan
busa, segera dibersihkan. Kadang-kadang penderita muntah. Segera sisa
muntahannya dibersihkan dari mulut maupun hidungnya, sambil posisi
berbaring tubuhnya dibuat miring. Hal ini penting untuk menghindarkan
agar sisa muntahannya tidak masuk ke jalan nafas yang dapat
mengakibatkan komplikasi infeksi saluran nafas bahkan dapat menyumbat
jalan nafas sehingga menyebabkan kematian.
2. Hindari memberi minuman atau makanan pada penderita yang sedang
pingsan, atau kesadarannya tampak menurun dibanding dengan orang
normal. Hal ini untuk mencegah agar air atau makanan yang diberi tidak
mengganggu jalan nafas penderita tersebut.
3. Bila penderita mengalami salah satu atau beberapa gejala seperti
disebutkan diatas, namun penderita tetap sadar, penderita sebaiknya tetap
Laporan Stase Keperawatan Gerontik P2N PSIK Universitas Jember 2017

di bawa ke rumah sakit.agak berbeda degan penderita yang tidak sadar,


penderita yang masih sadar dapat dibawa dalam posisi duduk atau
berbaring, tergantung kenyamanan penderita.
4. Sebaiknya tidak panik bila menemukan seseorang terserang stroke. Bila
serangan stroke cepat ditangani, mudah-mudahan hasilnya akan lebih baik
daripada kita panik dan akhirnya tidak melakukan apa-apa.

Lampiran 6 : Media Leaflet


Laporan Stase Keperawatan Gerontik P2N PSIK Universitas Jember 2017

Anda mungkin juga menyukai