Anda di halaman 1dari 177

LAPORAN KELOMPOK DEPARTEMEN MANAJEMEN

UNIT RAWAT INAP D RUMAH SAKIT WAVA HUSADA

Disusun untuk Memenuhi Tugas Profesi Ners Departemen Manajemen

Disusun Oleh:
Kelompok 3A
1. Mohammad Akbar Baghaskara 180070300111018
2. Nur Annisa Ilmiatun 180070300111005
3. Tri Khusniyatul Maromi 180070300111056
4. Yulviana Dwi Oktavia 180070300111029
5. Anif Lailatul Fitriyah 180070300111040
6. Hanna Mardhotillah F. 180070300111021
7. Miftakhul Jannah 180070300111019
8. Shynatry Ayu Andhika 180070300111063
9. Bagus Heryawan 180070300111065
10. Tia Novia 180070300111028
11. Hayatus Saadah Ayu L. 180070300111015

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2019
BAB I
PENDAHULAN

1.1 Latar Belakang


Manajemen keperawatan adalah proses pelaksanaan pelayanan keperawatan
melalui upaya staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan, pengobatan
dan rasa aman kepada pasien, keluarga dan masyarakat. Manajemen memiliki fungsi
antara lain: perencanaan (Planning), pengorganisasian (Organizing), pengarahan
(Actuating), pengawasan (Controlling). Istilah manajemen dan kepemimpinan sering
diartikan hanya berfungsi pada kegiatan supervisi, tetapi dalam keperawatan fungsi
tersebut sangatlah luas. Sebagai perawat profesional, tidak hanya mengelola orang tetapi
sebuah proses secara keseluruhan yang memungkinkan orang dapat menyelesaikan
tugasnya dalam memberikan asuhan keperawatan serta meningkatkan keadaan pasien
menuju kearah kesembuhan.
Ilmu manajemen mengembangkan dasar teori dari berbagai ilmu seperti bisnis
psikologi, sosiologi dan antropologi karena organisasi bersifat komplek dan bervariasi
maka pandangan teori manajement adalah bagaimana manajement dapat berhasil dan
apa yang harus diperbaiki atau diubah dalam mencapai suatu tujuan organisasi
(Nursalam, 2015).Jadi manajemen keperawatan adalah suatu tugas khusus yang harus
dilaksanakan oleh pengelola keperawatan untuk merencanakan, mengorganisasikan,
mengarahkan serta mengawasi sumber – sumber yang ada, baik sumber daya maupun
dana sehingga dapat memberikan pelayanan keperawatan yang efektif baik kepada
pasien, keluarga dan masyrakat. Untuk mencapai hal tersebut dibutuhkan Metode
Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP).
Dasar MAKP tersebut dituangkan dalam Undang-undang No. 44 Tahun 2009
Pasal 29 ayat 1 (b) Setiap Rumah Sakit mempunyai kewajiban memberi pelayanan
kesehatan yang aman, bermutu, antidiskriminasi dan efektif dengan mengutamakan
kepentingan pasien sesuai dengan standar pelayanan Rumah Sakit. MAKP merupakan
suatu system (struktur, proses dan nilai-nilai professional) yang memungkinkan perawat
profesional mengatur pemberian asuhan keperawatan termasuk lingkungan untuk
menopang pemberian asuhan keperawatan. Tujuan utama MPKP adalah untuk
meningkatkan mutu pelayanan keperawatan,sehingga untuk mencapai aplikasi MAKP
terdapat tiga tahap antara lain tahap persiapan (pra-implementasi), tahap pelaksanaan
(intra-implementasi), dan tahap evaluasi (paska implementasi) (Ahsan, 2012).
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Penulisan ini bertujuan untuk memberi gambaran dari seluruh kegiatan praktik
manajemen keperawatan yang dilaksanakan di unit rawat inap D.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mengkaji gambaran umum Rumah Sakit Wava Husada
2. Mengkaji gambaran umum Rawat Inap D Rumah Sakit Wava Husada
3. Mengkaji sistem managemen 5M unit rawat inap D Rumah Sakit Wava
Husada
4. Mengkaji fungsi manajemen unit rawat inap D Rumah Sakit Wava Husada
5. Mengkaji indikator mutu unit rawat inap D Rumah Sakit Wava Husada
6. Menganalisa SWOT hasil pengkajian managemen unit rawat inap D Rumah
Sakit Wava Husada
7. Mengidentifikasi kebutuhan dan masalah layanan kesehatan yang terkait
dengan manajemen keperawatan berdasarkan analisa data diUnit rawat inap
D Rumah Sakit Wava Huasa.
8. Menetapkan prioritas kebutuhan dan masalah manajemen keperawatan
bersama pihak Rumah Sakit Wava Husada.
9. Menyusun tujuan dan rencana alternatif pemenuhan kebutuhan dan
penyelesaian masalah yang telah ditetapkan.
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Rumah Sakit
1. Dapat dijadikan sebagai sarana dukungan, masukan atau pengembangan fungsi
perencanaan manajemen keperawatan diUnit rawat inap D guna mempertahankan
dan meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan.
2. Alternatif pemenuhan kebutuhan dan penyelesaian masalah sesuai dengan yang
disepakati bersama berdasarkan analisis masalah yang diharapkan dapat
meningkatkan kualitas pelayanan dan manajemen keperawatan diUnit rawat inap
D RS Wava Husada.
1.3.2 Bagi Institusi Pendidikan
1. Memberikan ilmu baru yang nantinya dapat dikembangkan sebagai pedoman
pendidikan di departemen manajemen keperawatan
2. Meningkatkan kualitas pendidikan keperawatan khususnya departemen
manajemen dengan mengkombinasikan antara teori dan praktik klinik manajemen
keperawatan
1.3.3 Bagi Mahasiswa
1. Mengaplikasikan konsep pengkajian hingga evaluasi manajemen keperawatan
dalam tatanan praktek klinik dan pengembangan wawasan pengetahuan.
2. Memberikan kesempatan untuk berfikir kritis dalam menganalisa MAKP (Metode
Asuhan Keperawatan Profesional)
3. Memberikan pengalaman pada mahasiswa dalam bidang manajemen
keperawatan
BAB II
GAMBARAN UMUM

2.1 Gambaran Umum dan Sejarah Rumah Sakit Wava Husada


Rumah sakit Wava Husada merupakan rumah sakit swasta yang berlokasi di
kepanjen, yang awal mula berdiri tanggal 18 Januari 2006.Embrio awal berdirinya Rumah
Sakit Wava Husada ini dimulai dari keluarga besar Bpk. H.Samanhudi yang mengikuti
jamaah KH. Ahmad Ansori Al Ishaqi, RA. Pada tahun 1998 kemudian muncullah ide
pendirian sebuah rumah sakit.
Dua tahun lamanya (tahun 2002-2004), Bpk. H.Samanhudi melakukan
pengembangan terhadap ide pendirian rumah sakit tersebut.Dimulai dari perencanaan
dan perancangan segala aspek yang terkait. Tahapan ini dimulai dengan perencanaan
letak geografis yang akan didirikan, dilanjutkan dengan aspek arsitektur. Setelah kedua
aspek tersebut dijalani, perencanaan berikutnya adalah aspek pembiayaan dan perijinan
pembangunan rumah sakit. Proses terwujudnya rumah sakit ini dipengaruhi 2 faktor
utama yang saling berkaitan, yaitu KH. Ahmad Ansori Al Ishaqi, RA sebagai aspek
spiritual dan PT. Abna Samanhudi Sautika Husada sebagai aspek material.
Pada tahun 2006, pelaksanaan operasional rumah sakit mulai dijalankan.Tahapan
ini dimulai dengan tahapan pembangunan fisik rumah sakit dilanjutkan dengan
pembangunan tahapan manajemen rumah sakit, yang meliputi jajaran manajemen,
konsultan rumah sakit, serta karyawan yang ternaung di dalamnya. Berikut nama-nama
direktur yang memimpin Rumah Sakit Wava Husada:
1. Alm. Dr.H.Samsul Huda,MMRS (1 Des 2005-30 Sept 2010)
2. dr.M.Arif Surjadi,MMRS (30 Okt 2011- 30 Juni 2015)
3. dr. Hendri Tuhu Prasetyo (1 Juli 2015- 30 April 2018)
4. dr. Dwi Bambang Ari Wibowo (1 Mei- Sekarang)
Rumah sakit Wava Husada merupakan Rumah Sakit swasta Tipe B. Sesuai
dengan sertifikat Lulus Akreditasi Paripurna KARS Versi 2012 pada Desember
2016.Yang melayani rawat jalan, rawat inap, dab klinik rawat jalan. Adapun beberapa
produk unggulan Rumah Sakit Wava Husada ialah: Bedah Plastik dan Estetika, Operasi
katarak dengan faco, Paket Melahirkan secara Operasi (sectio caesarea), UPI (Unit
Perwatan Intensive), Hemodialysis (cuci darah), UKO (Unit Kamar Operasi), Unit stroke,
Perinatologi, Radiologi( CT Scan, USG, Photorongent),IGD 24 JAM, Rehab Medik.
2.2 Visi Rumah Sakit Wava Husada
Visi Rumah Sakit Wava Husada adalah “Menjadi Rumah Sakit Unggulan dalam
Pelayanan untuk Mencapai Kepuasan Pelanggan”

2.3 Misi RumahSakit Wava Husada


Misi Rumah Sakit Wava Husada adalah sebagai berikut:
1. Menjangkau dan melayani pelanggan secara profesional dan sepenuh hati
(khidmah).
2. Menyediakan prasarana dan sarana yang berkualitas
2.4 Motto
“PEDULI PELAYANAN KESEHATAN BERKUALITAS”
2.5 Logo

Sekuntum bunga : Persembahan khusus / pribadi


Bunga Mawar : Merupakan lambang kasih sayang
Mawar Jingga : Merupakan wujud dari semangat / harapan
Wava : Melaksanakan / menunaikan / memenuhi apa yang menjadi
kewajiban / tanggung jawabnya
Husada : Tempat / lembaga yangmelakukan atau memberikan jasa
pelayanan kesehatan kepada masyarakat

Adapun data umum Rumah Sakit Wava Husada, yaitu sebagai berikut:
1 Nama Rumah Sakit : Rumah Sakit Wava Husada
2 Alamat / Telepon / Fax : Jl. Panglima Sudirman 99A Kepanjen – Malang
Telepon : 0341.393000
Fax : 0341.398398
Email : info@wavahusada.com
Website : www.wavahusada.com
3 Status Kepemilikan : PT. Abna Samanhudisautika Husada
4 Kelas Rumah Sakit : Rumah Sakit Swasta penuh Kelas B
5 Nama Direktur : dr. Hendri Tuhu Prasetyo
6 Akreditasi : Sertifikat Lulus Akreditasi Penuh Tingkat Dasar
KARS –SERT/352/I/2012 (25 Januari 2012)
Sertifikat Lulus Akreditasi Paripurna KARS versi
2012 (Desember 2016)
7 Didirikan : 18 Januari 2006
8 Alamat : Jl. Panglima Sudirman 99A Kepanjen – Malang
9 Desa : Dilem
10 Kecamatan : Kepanjen
11 Kabupaten : Malang, Kodepos : 65163
12 Luas Lahan : + 14.867 m2
13 Luan Bangunan : + 7505 m2
14 Bangunan : Terdiri 4 bangunan yaitu : Gedung Pelayanan 1,
Gedung Pelayanan 2, Gedung Pelayanan 3,
Gedung Pelayanan 4
15 Kapasitas Tempat Tidur : 244 buah
16 Jumlah Kelas Perawatan : Kelas I,II,III, VIP,VVIP

2.6 Gambaran Umum Unit rawat inap D Rumah Sakit Wava Husada
Unit rawat inap D merupakan Unit pelayanan rumah sakit wava husada yang
memberikan pelayanan asuhan pasien penyakit dalam secara paripurna dalam rangka
peningkatan kualitas hidup demi tercapainya kepuasan pelanggan dan dengan tujuan
meningkatkan kesehatan, mengurangi kecatatan dan angka kematian secara terpadu
dengan melibatkan berbagai multidisiplin.Visi unit rawat inap D memberikan pelayanan
asuhan pasien penyakit dalam secara paripurna dalam rangka peningkatan kualtas hidup
demi tercapainya kepuasan pelanggan. Misi unit rawat inap D adalah memberikan
pelayanan asuhan pasien penyakit dalam secara komprehensif dan terintegrasi,
meningkatan kemampuan sumber daya manusia yang kompeten dan profesional dan
menyediakan prasarana dan sarana yang berkualitas.Denah Unit rawat Inap D adalah
sebagai berikut :
- Sebelah utara berbatasan dengan Rawat Inap D
- Sebelah selatan berbatasan dengan unit rawat inap E
- Sebelah barat berbatasan dengan Rawat Inap F
- Sebelah timur berbatasan dengan Unit Stroke
Ruang Inap D mempunyai bangunan dan prasarana sebagai berikut:
a. Unit rawat inap D mempunyai kapasitas untuk 31 bed rawat inap
- Kelas 1 : 5 kamar terdiri dari 10 tempat tidur
- Kelas 2 : 4 kamar terdiri dari 12 tempat tidur
- Kelas 3 : 1 kamar terdiri dari 9 tempat tidur
b. Ruang dokter atau konsultasi dan ruang kepala unit
c. Ruang perawat atau ners station
d. Ruang penunjang non medis yang sekurang-kurangnya terdiri dari gudang linen,
lemari obat klien, lemari alat habis pakai
e. Toilet untuk petugas
DENAH RUANGAN

R
Komite Kamar 310 Kamar 311
A

309 W

308 Ruang Tunggu A


307
T
306
305
I

303 304 N

A
301 302
P

LIFT
H
NURSE STATION
Tangga

UNIT STROKE
BAB 3
HASIL PENGKAJIAN MANAJEMEN KEPERAWATAN

3.1 Man
Man merupakan unsur pertama dari manajemen yang diperlukan untuk mencapai
tujuan organisasi. Sebelum melakukan aplikasi praktik manajemen keperawatan profesional
kami melakukan pengkajian dengan cara interview, observasi, dan pengumpulan data yang
dimulai tangal 11–13 Juni 2019. Berikut adalah pengkajian yang dilakukan di Unit Rawat Inap
D terkait man (tenaga yang dimanfaatkan).
3.1.1. Jumlah Tenaga
Tenaga keperawatan di Unit Rawat Inap D Rumah Sakit Wava Husada berjumlah 23
orang perawat.Sementara itu untuk tenaga non keperawatan berjumlah 5 orang.
3.1.2. Tenaga Keperawatan
Tenaga keperawatan yang ada di Unit Rawat Inap D memiliki kualifikasi pendidikan
yang berbeda.Berikut adalah tabel kualifikasi Tenaga keperawatan di Unit Rawat Inap D.
Tabel 3.1Tenaga Keperawatan Unit Rawat Inap D Rumah Sakit Wava Husada
No Pendidikan Masa Kerja Jumlah Jumlah total Prosentase
1. S1 Keperawatan >5 th 3
13 56,5%
<5 th 10
2. DIII >5 th 1
10 43,5%
Keperawatan <5 th 9
Jumlah 23 23 100%

Berdasarkan tabel diatas maka dapat diinterpretasikan bahwa sebagian perawat di


unit rawat inapD yaitu 56,5% berpendidikan S1 Keperawatan dan43,5% yang berpendidikan
DIIIKeperawatan. Berdasarkan metode Gillies menurut prosentase komposisi perawat yang
berada di Unit Rawat Inap D hampir memenuhi standarisasi kebutuhan perawat di ruang yaitu
dengan perbandingan 55% perawat professional dan 45% perawat non professional (dalam
Nursalam, 2015).Dari Pengkajian yang dilakukan di Ruang RID dengan menggunakan teori
WISN selama 3 hari didapatkan kebutuhan perawat perhari adalah 24 orang perawat. Dengan
pembagian sift pagi 11 perawat, sore 9 perawat, malam 4 perawat, sedangkan jumlah perawat
di RID hanya 23 orang yang berarti tidak sesuai dengan perhitungan WISN.
Tabel 3.2 Tenaga Non Keperawatan Unit Rawat Inap D Rumah Sakit Wava
Husada
No. Kualifikasi Jumlah
1 Tenaga farmasi 1
2 Tenaga gizi 1
3 Outsourcing 3
Jumlah 5

Berdasarkan tabel diatas dapat diinterpretasikan untuk tenaga farmasi dan tenaga
gizi di unit rawat inap D berjumlah masing-masing 1 dan tidak menetap dan
menaungi beberapa unit.Sedangkan untuk tenaga outsourcing berjumlah 3 yang
dibagi menjadi 3 shift yaitu pagi, siang dan malam.
3.1.3. Kualitas Tenaga
Berdasarkan hasil rekapitulasi data yang dilakukan di Unit rawat inap D didapatkan
rincian tenaga perawat sebagai berikut:
Tabel 3.3 Kualitas Tenaga Keperawatan Unit Rawat Inap D RS. Wava Husada
Status Masa Jenjang
No Nama Jabatan Pendidikan Pelatihan
Kepegawaian Kerja Karir
1. Yulia Kanit Ners Tetap 10 PK 3 Pelatihan manajemen
. Agustina, Rawat tahun nyeri, pelatihan
Skep.Ns Inap D educator, pelatihan
BHD, pelatihan
workshop layanan
prima, pelatihan mutu
dasar dan manajemen
resiko, orientasi
karyawan, pelatihan
pencegahan dan
pengendalian infeksi
rumah sakit wava
husada, pelatihan
dasar keselamatan
pasien rumah sakit
wava, pelatihan
komunikasi efektif,
pelatihan BLS dan
BTLS, Update Critical
Care on Intensive Care
Unit : Adult Respiratory
Distress Syndrome
with Mechanical
Ventilation, pelatihan
Rawat Luka CWCC,
pelatihan pemulasaran
jenazah, pelatihan
Status Masa Jenjang
No Nama Jabatan Pendidikan Pelatihan
Kepegawaian Kerja Karir
Dasar Libre Office,
pelatihan Pemadam
Kebakaran Dasar
pelatihan Manajemen
Ruang Rawat
(Manajemen Bangsal)
2. Sevi Katim DIII Tetap 5 PK 2 Pelatihan manajemen
Kusdianita, rawat inap Keperawatan tahun nyeri, pelatihan
Amd.Kep D 9 educator, pelatihan
bulan BHD, pelatihan
workshop layanan
prima, pelatihan mutu
dasar dan manajemen
resiko, orientasi
karyawan, pelatihan
pencegahan dan
pengendalian infeksi
rumah sakit wava
husada, pelatihan
dasar keselamatan
pasien rumah sakit
wava, pelatihan
komunikasi efektif,
pelatihan BLS,
pelatihan interprestasi
ECG, cara praktis,
sistematis dan mahir
interpretasi ECG,
seminar home care
wound treatment,
pelatihan pemulasaran
jenazah, pelatihan
Dasar Libre Office,
pelatihan Pemadam
Kebakaran Dasar,
pelatihan Manajemen
Ruang Rawat
(Manajemen Bangsal)
3. Marlin Perawat DIII Kontrak 3 PK 1 Pelatihan manajemen
Nuratika U., Pelaksana Keperawatan tahun nyeri, pelatihan
Amd.Kep 8 educator, pelatihan
bulan BHD, pelatihan
workshop layanan
prima, pelatihan mutu
dasar dan manajemen
resiko, orientasi
karyawan, pelatihan
pencegahan dan
pengendalian infeksi
rumah sakit wava
husada, pelatihan
Status Masa Jenjang
No Nama Jabatan Pendidikan Pelatihan
Kepegawaian Kerja Karir
dasar keselamatan
pasien rumah sakit
wava, pelatihan
komunikasi efektif,
penanganan
kegawatan pada bayi
dan anak, resusitasi
pada bayi,
penatalaksanaan
kejang, hipoglikemia
pada bayi, program
S.T.A.B.L.E, pre
transport, post
resusitasi dan
stabilisasi neonates,
penatalaksanaan
fototherapy bilibanket
dan denver
development
screening test,
kegawatan pada
BBLR, pengenalan
dan deteksi dini bayi
san anak dengan
anemia, psikologi dan
komunikasi anak sakit,
perawatan pada bayi
dan kegawatan saat
lahir sampai usia 1
tahun, pelatihan
BCLS, pelatihan
pemulasaran jenazah,
pelatihan Dasar Libre
Office, pelatihan
Pemadam Kebakaran
Dasar, pelatihan
Manajemen Ruang
Rawat (Manajemen
Bangsal)
4. Riska Diana Perawat DIII Magang 2 Pra PK Pelatihan BTCLS
Trimaisella, Pelaksana Keperawatan bulan
Amd. Kep
5. Fiqih Perawat Ners Magang 1 Pra PK Pelatihan BLS
Aprivarina, Pelaksana bulan
Skep.Ns

6. Ristyawati, Perawat DIII Kontrak 3 PK 1 Pelatihan BLS,


Amd. Kep Pelaksana Keperawatan tahun Pelatihan BHD,
5 pelatihan mutu dasar
bulan dan manajemen
Status Masa Jenjang
No Nama Jabatan Pendidikan Pelatihan
Kepegawaian Kerja Karir
resiko, pelatihan
Pemadam Kebakaran
Dasar, pelatihan
Pemadam Kebakaran
Dasar, pelatihan
PKRS
7. Filda Dwi Perawat DIII Kontrak 1 PK 1 Pelatihan BLS,
Cahyani, Pelaksana Keperawatan tahun Pelatihan BHD,
Amd. Kep 1 pelatihan mutu dasar
bulan dan manajemen
resiko, pelatihan
Pemadam Kebakaran
Dasar, pelatihan
Pemadam Kebakaran
Dasar, pelatihan
PKRS
8. Wiwin Erna Perawat DIII Kontrak 3 PK 1 Pelatihan dan Transfer
Yanti Pelaksana Keperawatan tahun Tenaga Klinis,
10 Pelatihan BHD,
bulan pelatihan mutu dasar
dan manajemen
resiko, pelatihan
Pemadam Kebakaran
Dasar, pelatihan
Pemadam Kebakaran
Dasar, pelatihan
PKRS
9. Devi Anggi Perawat DIII kontrak 2 PK 1 Pelatihan BLS,
Kurniawati, Pelaksana Keperwatan tahun Pelatihan Pre-Hospital
Amd. Kep 1 Gadar Jantung,
bulan Pelatihan Luka Bakar,
Pelatihan Peningkatan
Kesetahatan Penyakit
Urologi, Pelatihan
Praktik Mandiri VS
Malpraktik
Keperawatan
10. Zul Fania Perawat DIII Kontrak 1 PK 1 Pelatihan BCLS,
Rochma, Pelaksana Keperawatan tahun Pelatihan BHD,
Amd. Kep 1 pelatihan mutu dasar
bulan dan manajemen
resiko, pelatihan
Pemadam Kebakaran
Dasar, pelatihan
Pemadam Kebakaran
Dasar, pelatihan
PKRS
Status Masa Jenjang
No Nama Jabatan Pendidikan Pelatihan
Kepegawaian Kerja Karir
11. Lutfianti K., Perawat DIII Tetap 8 PK 2 Pelatihan manajemen
Amd.Kep Pelaksana Keperawatan tahun nyeri, pelatihan
educator, pelatihan
mutu dasar dan
manajemen resiko,
orientasi karyawan,
pelatihan pencegahan
dan pengendalian
infeksi rumah sakit
wava husada,
pelatihan dasar
keselamatan pasien
rumah sakit wava,
pelatihan komunikasi
efektif
12. Davit Rio Perawat DIII Kontrak 3 PK 1 Pelatihan manajemen
Wijaya, Pelaksana Keperawatan tahun nyeri, pelatihan
Amd.Kep 10 educator, pelatihan
bulan BHD, pelatihan
workshop layanan
prima, pelatihan mutu
dasar dan manajemen
resiko, orientasi
karyawan, pelatihan
pencegahan dan
pengendalian infeksi
rumah sakit wava
husada, pelatihan
dasar keselamatan
pasien rumah sakit
wava, pelatihan
komunikasi efektif,
pelatihan pengenalan
pelayanan kesehatan
tradisional dalam
praktek keperawatan
di era BPJS, mengenal
perilaku gangguan jiwa
sejak dini, pelatihan
service excellent
13. Sigit Harry N,. Perawat Ners Kontrak 4 PK 1 Pelatihan manajemen
S.Kep.,Ns Pelaksana tahun nyeri, pelatihan
educator, pelatihan
BHD, pelatihan
workshop layanan
prima, pelatihan mutu
dasar dan manajemen
resiko, orientasi
karyawan, pelatihan
pencegahan dan
pengendalian infeksi
Status Masa Jenjang
No Nama Jabatan Pendidikan Pelatihan
Kepegawaian Kerja Karir
rumah sakit wava
husada, pelatihan
dasar keselamatan
pasien rumah sakit
wava, pelatihan
komunikasi efektif
14. Soni Wijaya, Katim Ners Kontrak 4 PK 2 Pelatihan manajemen
S.Kep Ns tahun nyeri, pelatihan
educator, pelatihan
BHD, pelatihan
workshop layanan
prima, pelatihan mutu
dasar dan manajemen
resiko, orientasi
karyawan, pelatihan
pencegahan dan
pengendalian infeksi
rumah sakit wava
husada, pelatihan
dasar keselamatan
pasien rumah sakit
wava, pelatihan
komunikasi efektif,
pelatihan outbound
psiko managemen,
pelatihan BLS
15. Lidia putri S. Perawat Ners Kontrak 4,5 PK 1 Pelatihan manajemen
S.Kep, Ns Pelaksana tahun nyeri, pelatihan
educator, pelatihan
BHD, pelatihan
workshop layanan
prima, pelatihan mutu
dasar dan manajemen
resiko, orientasi
karyawan, pelatihan
pencegahan dan
pengendalian infeksi
rumah sakit wava
husada, pelatihan
dasar keselamatan
pasien rumah sakit
wava, pelatihan
komunikasi
efektifpenanggulangan
bencana, pelatihan
gawat darurat,
pelatihan pemulasaran
jenazah, pelatihan
Dasar Libre Office,
pelatihan Pemadam
Kebakaran Dasar,
Status Masa Jenjang
No Nama Jabatan Pendidikan Pelatihan
Kepegawaian Kerja Karir
pelatihan Manajemen
Ruang Rawat
(Manajemen Bangsal)

16. Nur Lailatul Perawat Ners Kontrak 6 PK 2 Pelatihan BTLS dan


Ahadiyah, Pelaksana tahun Pelatihan BLS,
Amd. Kep 8 Pelatihan BHD,
bulan pelatihan mutu dasar
dan manajemen
resiko, pelatihan
Pemadam Kebakaran
Dasar, pelatihan
Pemadam Kebakaran
Dasar, pelatihan
PKRS
17. Anindya Perawat Ners Kontrak 1 PK 1 Pelatihan PPGD,
Kalista Pelaksana tahun pelatihan BCLS,
I,.S.Kep.,Ns 3 Pelatihan BHD,
bulan pelatihan mutu dasar
dan manajemen
resiko, pelatihan
Pemadam Kebakaran
Dasar, pelatihan
Pemadam Kebakaran
Dasar, pelatihan
PKRS
18. Nia Kristin Perawat Ners Kontrak 1 PK 1 Pelatihan BCLS,
Purwanti, Pelaksana tahun Pelatihan BHD,
S.Kep,Ns 4 pelatihan mutu dasar
bulan dan manajemen
resiko, pelatihan
Pemadam Kebakaran
Dasar, pelatihan
Pemadam Kebakaran
Dasar, pelatihan
PKRS
19. Oki Perawat Ners Kontrak 1 PK 1 Pelatihan BLS,
Hendrawanto, Pelaksana tahun Pelatihan Khitan
Skep.Ns Berbagai Metode,
Pelatihan Rawat Luka,
Pelatihan Diving dan
Motoris LCR (Wather
Rescue)
20. Yogi Yanuar Perawat Ners Magang 1 Pra PK Pelatihan BCLS dan
Rizki, Pelaksana bulan Pelatihan BTCLS
Skep.Ns
Status Masa Jenjang
No Nama Jabatan Pendidikan Pelatihan
Kepegawaian Kerja Karir
21. Dito Tri Perawat Ners Magang 1 Pra PK Pelatihan BCLS dan
Asmoro Pelaksana bulan Pelatihan BTCLS
Putro,
Skep.Ns

22. Setya Budi Perawat Ners Kontrak 1 PK 1 Pelatihan BCLS dan


Permana, Pelaksana tahun Pelatihan BTCLS,
Skep.Ns 6 Pelatihan BHD,
bulan pelatihan mutu dasar
dan manajemen
resiko, pelatihan
Pemadam Kebakaran
Dasar, pelatihan
Pemadam Kebakaran
Dasar, pelatihan
PKRS
23. Reni Sawitri Perawat Ners Kontrak 5 Pra PK Pelatihan BCLS
Skep.Ns Pelaksana bulan

Berdasarkan tabel diatas diinterpretasikan bahwa sebanyak 100% perawat


yang bekerja di Ruang (RID)pernah mengikuti pelatihan atau kegiatan untuk meningkatkan
skill dan kemampuan dalam bidang medis. Setiap perawat memiliki 5 pelatihan dasar yang
wajib diikuti, diantaranya BHD, DAMKAR, Mutu, PPI dan KPRS, namun di RID hanya 65,2%
yang mengikuti 5 pelatihan dasar yang diwajibkan di Rumah Sakit Wava Husada.

3.1.4. Tingkat Ketergantungan Pasien


Jumlah pasien, diagnosa medis, serta tingkat ketergantungan pasien di Unit Rawat
Inap D Rumah Sakit Wava Husada pada tahap pengkajian (tanggal 11-13 Juni 2019)
adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4 Tingkat Ketergantungan Pasien di Unit Rawat Inap D Rumah Sakit Wava
Husada
No. Hari/ Tanggal Tingkat Ketergantungan Pasien
Total Care Partial Care Minimal Care
1. Selasa, 11 Juni 2019 1 24 3
2. Rabu, 12 Juni 2019 1 25 1
3. Kamis, 13 Juni 2019 3 1 24
Rata-rata 2 17 9
3.1.5. Perhitungan Kebutuhan Tenaga Perawat
a) Perhitungan Kebutuhan Tenaga Perawat berdasarkan WISN

WAKTU KERJA TERSEDIA (WKT)


jam per Jam per Hari per
Hari
hari minggu minggu
Jumlah Hari Kerja 4 7 28 4.00
2 10 20 1.43
48 5.43

WAKTU TIDAK BEKERJA


hari per
Cuti Tahunan
12 tahun 20 jam/tahun
hari per
Hari Libur Nasional
15 tahun (Diklat)
hari per
Pendidikan dan Pelatihan
2.86 tahun
hari per
Ketidak hadiran kerja
2 tahun
hari per
TOTAL Waktu tidak bekerja 31.86 tahun
minggu per
5.87 tahun
Jumlah Minggu 52 per tahun
minggu per
46.13
WAKTU KERJA EFEKTIF tahun
hari per
250.4
tahun
jam per
2,214 tahun
menit per
WKT= 132,859 tahun
UNIT
RAWAT
DATA RAWAT INAP
INAP D

JUMLAH TT 31
PASIEN MASUK RAWAT
INAP PER TAHUN 2400
RATA-RATA PASIEN PER
HARI ( SENSUS HARIAN ) 25
RATA-RATA LAMA HARI
RAWAT / LOS (C X 365 )/B 4
HARI RAWAT PER TAHUN (
DXB ) 9600
RATA-RATA TT TERPAKAI (
BOR ) --- E/(AX365) 85%
PASIEN BARU PER TAHUN --
-- (B) 2400
PASIEN LAMA PER TAHUN --
--- ( E - B ) 7200

b) Penghitungan Kebutuhan Ruang Inap D berdasarkan perhitungan DEPKES

Rata – rata Jam Jumlah Jam


Rata – rata Pasien Perawatan
No. Jenis Kategori Perawatan Pasien /
/ Hari
hari cxd

a B C D E

1 Penyakit dalam 22 3,5 77

2 Bedah 4 4 16

3 Gawat 2 10 20

4 Kebidanan 3 2.5 7,7

Jumlah 120.7
Jumlah perawat tersedia di Rawat Inap D adalah :

 Jumlah Jam perawatan : Jam efektif setiap perawat


 120,7 : 7
 17,2

Perhitungan Rumus Loss Day

Jml hari minggu dlm 1 thn + Cuti + Hari


besar x Jml Perawat tersedia

Jml hari kerja efektif

52 + 19
X 17,2
 286

71

286 = 4,26

Koreksi :

 (Jumlah perawat tersedia + Loss Day) x 25%


 (17,2 + 4,26) x 25% = 5,3

Jadi jumlah kebutuhan perawat di Rawat Inap D adalah :

 Perawat : Jumlah perawat + Loss Day + Koreksi


 Perawat : 17,2 + 4,26 + 5,3 = 26,7
Dibulatkan menjadi 27 orang perawat.
Yang ada saat ini jumlah perawat 21 orang, kepala unit 1 orang dan
asisten keperawatan 2 orang .
 Secara Kuantitas perhitungan:
Jumlah perawat sesuai standar – jumlah perawat saat ini (27 – 21 = 6)
Jadi secara kuantitas kurang 6 orang perawat.
 Secara Kualitas perhitungan :
Jumlah perawat dg pendidikan D3 11 perawat dan S1 10 perawat sesuai
standar – jumlah perawat dg pendidikan D3 dan S1 saat ini ( 27 – 21 = 6 )
Jadi secara kualitas perawat di RID kurang 6 orang di karenakan 1 orang adalah
asisten keperawatan (SMK) dan 1 kepala Unit ( S1 Keperawatan).
Saat ini ada 1 orang perawat sedang Cuti melahirkan (15 Juni – 5 Agustus
2019).
Jumlah Real perawat yang berdinas 20 orang

c) Penghitungan Kebutuhan Ruang Inap D berdasarkan Gillies


Ruang Inap D berkapasitas tempat tidur 31 tempat tidur, jumlah rata-rata pasien yang
dirawat 28 orang per hari, kriteria pasien yang dirawat tersebut adalah pasien dengan
perawatan minimal sebanyak 9 orang, 17 orang dengan perawatan parsial, dan 2
orang orang harus diberikan perawatan total. Tingkat pendidikan perawat yaitu S1 dan
D3 keperawatan. hari kerja efektif adalah 6 hari perminggu. Bedasarkan situasi
tersebut maka dapat dihitung jumlah kebutuhan tenaga perawat diruang tersebut
adalah sebagai berikut
1) Waktu perawatan langsung
Total = 6 jam x 2 pasien = 12 Jam
Parsial = 3 jam x 17 pasien = 51 Jam

Minimal = 2 jam x 9 pasien = 18Jam

Jumlah = = 81 Jam

2) Waktu perawatan tidak langsung


28 Orang pasien x 1 jam = 28 Jam
3) Penyuluhan kesehatan
28 Orang pasien x 0,25 jam = 7 Jam +

= 116 Jam

b. Menentukan jumlah total jam keperawatan yang dibutuhkan perpasien perhari adalah
116 jam / 8 pasien = 4 jam
c.
d. Menentukan jumlah kebutuhan tenaga keperawatan pada ruangan tersebut adalah
langsung dengan menggunakan rumus gillies diatas, sehingga didapatkan hasil
sebagai berikut :

4jam / pasien / hari x 28 pasien/ hari x 365 hari = 40880= 20 orang


(365 hari – 76 ) x 7 jam 2023
20% x 20 = 1

Jadi jumlah kebutuhan tenaga yang dibutuhkan secara keseluruhan 20 + 1 =


21 orang

e. Menentukan jumlah kebutuhan tenaga keperawatan yang dibutuhkan per hari, yaitu :
4 jam x 28 pasien = 16 orang

7 jam

Menentukan jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan per sif, yaitu dengan
ketentuan menurut Eastler (Swansburg, 1990).

a. Pagi = 47 % = 7,52 = 7 perawat


b. Siang =35 % = 5,76 = 6 perawat
c. Malam = 17% = 2,72 = 3 perawat
Kebutuhan S1: D3 = 55% : 45% (Warstler (dalam Swansburg, 1999)

S1 = 55% = 8,8 = 9 perawat S1

D3 = 45% = 7,2 = 7 perawat D3

Dari Pengkajian yang dilakukan di Ruang RID dengan menggunakan teori Gillies,
jumlah perawat yang dibutuhkan tingkat pendidikan S1 adalah 9 Orang dan D3 adalah 7
orang. Dari pengkajian 3 hari didapakan kebutuhan perawat perhari adalah 16 orang perawat.
Dengan pembagian sift pagi 7 perawat, sore 6 perawat, malam 3 perawat.

3.1 Material and Machine


3.1.1 Peralatan dan Fasilitas
a. Fasilitas untuk pasien
Berdasarkan hasil observasi dan data di Unit rawat inap D RS Wava Husada
kepanjen tentang inventaris, fasilitas dan alat-alat medis yang tersedia dengan
fasilitas Unit rawat inap D ada 31 tempat tidur terdiri dari: .
- Kamar Kelas I
Masing-masing kamar terdiri dari 2 bed, 2 meja, 2 kursi penunggu, 2 almari kecil
untuk pasien, 1 kipas angin, 1 kamar mandi, 2 tempat jemuran, 1 tempat sampah
medis. 1 rak tempat sepatu/sendal, 1 jam dinding, dan setiap bed terdapat
handrab.
- Kamar Kelas II
Masing-masing kamar terdiri dari 3 bed, 3 meja, 3 almari kecil untuk pasien, 3
kursi penunggu, 1 kipas angina, 1 kamar mandi, 3 tempat jemuran, 1 tempat
sampah medis. 1 jam dinding, 1 rak tempat sepatu/sendal, , 4 pijakan naik bed,
dan setiap bed terdapat handrub
- Kamar Kelas III
1. Ruang 308  terdiri dari 4 bed, 4 meja, 4 kursi penunggu, 4 almari kecil
untuk pasien, 1 kipas angin, 1 kamar mandi, 1 wastafel, 1 tempat jemuran,
1 tempat sampah medis, 1 jam dinding, 4 pijakan naik bed, dan setiap bed
terdapat handrub
2. Ruang 311  terdiri dari 5 bed, 5 meja, 5 kursi penunggu, 5 almari kecil
untuk pasien, 2 kipas angin, 1 kamar mandi, 1 wastafel, 1 tempat jemuran,
1 tempat sampah medis, 1 tempat sampah non medis 1 jam dinding, 5
pijakan naik bed, dan setiap bed terdapat handrub. Di depan ruangan
terdapat 1 almari untuk menyimpan barang-barang keluarga pasien.
 Di depan kamar 301 – 310 terdapat 3 tempat sampah besar beroda berwarna
hijau, dan 1 tempat sampah di depan ruang 311.
b. Fasilitas untuk perawat
1. Nurse Station
Kondisi nurse station pada RID yaitu berada pada sebelah selatan dari pintu
masuk, berdekatan dengan pintu ke ruang Unit Stroke. Pada ruangan ini tertata
rapi dengan meja yang berbentuk L. Di meja tersebut terdapat 2 komputer, 1
printer dan CPU, tempat stempel, buku injeksi, buku registrasi pasien, buku
laporan tim, 1 tempat untuk majalah, 1 jam dinding, 1 kipas angin, 1 meja kecil,
dan terdapat hiasan bunga. Terdapat 10 kursi perawat yang berwarna hijau dan
biru di nurse station. Disamping meja perawat sebelah kanan terdapat rak buku
untuk penyimpanan berkas-berkas pasien RID yang disesuaikan dengan DPJP
pasien. Pada almari rak terdapat tempelan kertas kecil-kecil yang berisikan
identitas dan diagnosa dari pasien. Di samping kanan rak buku rekam medis
terdapat bel pasien, telpon, layar viewer untuk melihat hasil foto radiologi dan
alat pemadam api. Dan sebelah kiri almari rak terdapat 1 tempat sampah kecil
non medis dan gantungan untuk menaruh stetoskop dan oxymetri. Di depan
meja nurse station terdapat 1 troli tindakan, 2 tabung dan troli oksigen, 2 kursi
roda. Dibelakang nurse station terdapat pintu untuk masuk ruang perawat.
Didalam ruang perawat tersebut terdapat 2 tempat sapah besar (1 tempat
sampah medis dan 1 tempat sampah non medis), terdapat 3 jam dinding (1
didepan dan 2 didalam ruang perawat), 4 almari yang terdiri dari almari obat
pasien, almari linen, almari peralatan medis dan non medis, dan almari untuk
menyimpan barang-barang perawat. Disamping almari obat terdapat wastafel
untuk perawat yang dilengkapi dengan sabun cuci tangan, tissue, kaca, dan
tempat sampah kecil non medis. Diatas wastafel terdapat AC. Disamping almari
linen terdapat kulkas dan dispenser. Sebelum pintu keluar menuju meja nurse
station terdapat ruangan karu.
2. Kamar Mandi
Kamar mandi untuk perawat ada 1 dengan keadaan yang cukup bersih dan
lokasi didepan nurse station samping lift pasien. Didalam kamar mandi terdapat
wastafel dilengkapi dengan sabun cuci tangan, tissue dan kaca. Disamping pintu
kamar mandi terdapat rak sepatu.
3. Tempat Sampah
Terdapat 2 tempat sampah besar yaitu tempat sampah medis dan non medis di
ruang perawat dan sudah terpasang stiker yang menunjukkan kriteria masing –
masing sampah.
4. Ruang KA Unit RID
Didalam ruang KA Unit terdapat 1 meja yang diatasnya terdapat berkas-berkas,
3 kursi, 1 jam dinding, 1 papan tulis yang digunakan untuk menempelkan
catatan, jadwal, dan peraturan RS dan RID, 1 almari yang digunakan untuk
menyimpan dokumen-dokumen (seperti : SOP, berkas ruang RID, data perawat,
dan lainnya).
3.1.2 Peralatan dan Bahan Kesehatan
a. Fasilitas Peralatan Medis
Fasilitas peralatan Kesehatan yang tersedia di Unit RID RS wava husada kepanjen
Tabel 3.5 Alat-alat medis yang ada di Unit RID RS wava husada kepanjen
Persediaan
No Nama alat Standart
Ruangan
1 ECG + +
2 Oksimetri + +
3 Tensi digital + +
4 Tensi air raksa duduk + +
5 Tensi raksa mobile + +
6 Pinset cirugis + +
7 Pinset anatomi + +
8 Pinset chirugis panjang + +
9 Gunting angkat jahitan + +
10 Gunting lurus + +
11 Klem + +
12 Korentang - -
13 Syringe pump + +
14 Film viewer + +
15 Nebulaizer + +
16 Tensi aneroid + +
17 Torniquet + +
18 Stetoskop + +
19 Bak instrumen + +
20 Suction + +
21 Infusion pump + +
22 Syring pump + +
23 Termometer infrared - -
24 Lampu periksa - -
25 Penghalus obat (martil) + +
26 WSD + +
27 Bengkok + +
28 Bak instrumen + +
29 BVM + +
30 Termometer digital + +
31 Kursi roda + +
32 Oksigen concertrator portable - -
33 Bed pasien elektrik - -
34 Bed pasien manual + +
35 Trolly emergensi + +
36 Standart infus + +

Berdasarkan hasil tabel diatas didapatkan bahwa peralatan yang ada di ruang
rawat inap D (RID) sudah memenuhi standart pemenuhan peralatan dalam
perawatan berdasarkan Peraturan Kemenkes Nomor 56 Tahun 2014 tentang
klasifikasi dan perizinan rumah sakit.
b. Fasilitas Peralatan Non Medis
Fasilitas peralatan non medis yang tersedia di Unit Rawat Inap D RS Wava
Husada Kepanjen
Tabel 3.6 Peralatan Non Medis yang tersedia di Unit Rawat Inap D
No. Nama Alat Standart Jumlah
Persediaan
1 Kursi Roda + +
2 Trolly obat + +
3 Trolly Tindakan + +
4 Baki + +
5 Almari obat + +
6 Almari linen + +
7 Kulkas obat + +
8 Dispenser + +
9 Jam dinding + +
10 Computer + +
11 Saftey box + +
12 Tempat sampah + +
13 Kantong plastik + +

Berdasarkan hasil tabel diatas didapatkan bahwa beberapa peralatan non


medis sebagian sudah memenuhi standar peralatan keperawatan sarana dan
prasarana kesehatan menurut Standart RS Tipe B Kemenkes 2014. Semua
peralatan non medis tersebut dalam keadaan baik.
c. Fasilitas Peralatan Alat Tenun
Fasilitas peralatan alat tenun yang tersedia di Unit rawat inap D RS wava
husada kepanjen sebagai berikut:
Tabel 3.7 Fasilitas Peralatan Alat Tenun di Unit rawat inap D RS Wava Husada
Kepanjen
No. Peralatan Standart Jumlah
Persediaan
1 Laken + +
2 Selimut + +
3 Sarung bantal + +
5 Skoret perawat + +
6 Stik laken + +
7 Bantal + +
8 Baju pasien + +
9 Gordyn sekat + +
10 Perlak + +

Berdasarkan hasil tabel diatas didapatkan bahwa beberapa peralatan alat


tenun rata-rata sudah memenuhi standar peralatan keperawatan sarana dan
prasarana kesehatan menurut Standart RS Tipe B Kemenkes 2014. Dikarenakan
pada fasilitas alat tenun tidak diketahui kapan akan habis di almari, maka dari itu
perawat akan selalu mengecek alat tenun yang ada didalam almari linen.
d. Fasilitas Alat Habis Pakai
Fasilitas alat habis pakai yang tersedia di Unit rawat inap D RS wava husada
kepanjen sebagai berikut:
Tabel 3.8 Fasilitas alat yang habis pakai di Unit rawat inap D
No. Nama Alat Standart Jumlah
Persediaan
1. Handscone steril + +
2. Handscone bersih + +
3. Kassa + +
4. Alcohol swab + +
5. Hypafix + +
6. Elastamol + +
7. Masker + +
8. Kantong plastik + +
9. Spuit + +
10. Persediaan cairan + +
infus
11. Jarum/wings + +
needle/abocath

Berdasarkan hasil tabel diatas didapatkan bahwa beberapa peralatan habis


pakai rata-rata sudah memenuhi standar peralatan keperawatan sarana dan
prasarana kesehatan. Dan untuk kebijakan di RS, peraturan yang ada di rumah sakit
ini menggunakan kebijakan bahwa kelebihan barang yang ada di ruangan akan di
kembalikan ke farmasi. Sehingga akan memudahkan farmasi dan unit rawat inap D
untuk megkroscek barang.
3.2. Metode
3.2.1. Penerapan MAKP
a. MAKP yang digunakan
Dari Hasil wawancara dan observasi pada tanggal 11 Juni 2019 dapat diketahui
saat ini Rawat Inap D (RID) menggunakan metode Modifikasi Tim Primer untuk
pemberian asuhan keperawatan pada pasien, yaitu terdapat 1 Kepala unit, 2 Katim
dan 20 Perawat pelaksana. Pelaksanaan metode ini yaitu ada 1 katim setiap shift
jaga yang akan menjadi Kepala Tim dibantu oleh perawat pelaksana yang jumlahnya
disesuaikan dengan ketersediaan tenaga keperawatan.
Metode modifikasi tim primer dilaksanakan dengan memilih Katim yang sudah
menjadi RN (lulusan S1) dan perawat pelaksana merupakan campuran antara lulusan
D3 dan S1. Pelaksanaan asuhan keperawatan di RID setiap PP bertanggung jawab
kurang lebih 6 pasien setiap jaga dengan metode seluruh pasien dibagi jumlah
perawat jaga. Berikut perbadingan modifikasi tim-primer dengan pelaksanaan di RID

Pelaksanaan modifikasi tim primer


Teori Modifikasi Tim-Primer
oleh RID
Keperawatan primer tidak dilaksanakan √
secara murni
Tim tidak dilaksanakan secara murni √

Kontinuitas dan akontabilitas asuhan √


keperawatan Karena setiap PP dibertanggung jawab
dengan pasien asuhanya yang dibagi
rata dengan PP lain, sehingga
pemberian asuhan keperawatan bisa
fokus dan trust terbina
Kerjasama antar tim kesehatan lebih -
baik. Terkadang kerjasama tim kurang terlihat
karena setiap PP memiliki tanggung
jawab masing-masing pasien
Klien merasa lebih diperhatikan. √
Pasien mengatakan lebih diperhatikan
dengan PP yang bertanggung jawab
Pada aspek keperawatan professional √
adanya aplikasi pengetahuan dan Tindakan dilaksanakan sesuai dengan
karena asuhan keperawatan SAK RS
berdasarkan standar (SAK), riset
keperawatan dan perawat assosiet.
Kepala ruangan membagi perawat yang √
ada menjadi beberapa tim, yang Kepala unit membagi menjadi 2 katim
diketuai masing – masing oleh seorang
ketua tim yang dianggap paling ahli dari
masing -–masing tim.
Masing – masing tim mengatur -
dinasnya sehingga masing – masing Seluruh jadwal dinas di atur kepala unit
shift ada anggota tim yang bertugas dengan adanya pertimbangan
(pagi, sore, malam). permintaan dari tim
Kepala ruangan membagi pasien untuk √
masing – masing tim dan menetapkan Kepala ruangan sudah membagi
perawat primer untuk masing – masing perawat menjadi 2 tim dengan 2 katim
pasien. dan sudah ada pembagian pasien untuk
ke 2 tim tersebut
Perawat Primer (ketua Tim) melakukan √
interaksi dengan pasien, melakukan Katim membuat pengkajian, rencana
pengkajian, membuat rencana keperawatan pada awal pasien masuk
perawatan, dan membagi RID. Katim juga membagi tugas asuhan
pelaksanatindakan keperawatan keperawatan kepada PP
kepada perawat pelaksana anggota
timnya.
Perawat pelaksana melaksanakan √
tindakan keperawatan kepada pasien PP melaksanakan tugas dan kewajiban
yang manjadi tanggungannya. sesuai pembagian pasien kelolaan
Perawat primer (ketua tim) √
mengendalikan asuhan keperawatan
yang diberikan kepada pasien baik yang
diterapkan oleh dirinya maupun perawat
pelaksana anggota timnya.
Apabila satu tim kekurangan √
kekurangan perawat pelaksana karena
kondisi tertentu, kepala ruangan dapat
memindahkan perawat pelaksana dari
satu tim ke tim yang mengalami
kekurangan anggota.
Kolaborasi dengan tim kesehatan lain √
dilakukan oleh perawat primer (ketua Ketika shift sore dan malam, katim
tim). Bila perawat primer karena mendelegasikan tugasnya kepada
sesuatu hal tidak sedang bertugas, perawat PJ shift .Sehingga jika ada visite
maka tanggung jawabnya didelegasikan dari DPJP saat sore maupun malam[
kepada perawat yang paling ekspert maka PJ shift yang bertanggung jawab
yang ada dalam timnya.
Masing – masing tim memiliki buku √
laporan tim yang merupakan buku
komunikasi untuk masing – masing tim.
Kepala ruangan menunjuk penanggung √
jawab shift untuk masing – masing shift
bila karena suatu hal kepala ruangan
sedang tidak berdinas
b. Struktur MAKP

Kepala Ruang

Yulia Agustina, S.Kep, Ners

Kepala unit

Kepala tim 1 Kepala tim 2

Perawat pelaksana Perawat pelaksana

Asisten keperawatan

Diagram 3.1 Stuktur MAKP RID RS Wava Husada Kepanjen

3.2.2. Operan
Operan adalah suatu timbang terima tugas dari shift satu ke shift lain dengan waktu,
isi dan strategi yang telah ditentukan. Operan mengkomunikasikan secara tertulis dan
lisan pada staf keperawatan dan tim kesehatan lain yang memerlukan data klien
secara teratur. Di Ruang Unit D rumah Sakit Wafa Husada operan selalu dilakukan
setiap kali pergantian shif.

Hari 1 Hari 2 Hari 3


Tgl :11 Tgl :12 Tgl : 13
No Aspek yang diobservasi
Juni Juni Juni
2019 2019 2019

1. Persiapan alat dan ruangan √ √ √


a. Kedua tim sudah dalam keadaan siap
b. Kedua tim menyiapkan pocket note dan buku √ √ √
Katim
c. Kanit dan katim mengidentifikasi tingkat √ √ √
ketergantungan pasien dan membagi kepada
perawat pelaksana
d. Menyiapkan troli set yang isinya cairan pasien, √ √ √
aquabides, plester, gunting, transparan dressing,
alcohol swap, bengkok, spuit steril 3/5 cc,
handscoon non steril, spalk, infus set, IV kateter
dan Oksimetri (sesuai dengan kebutuhan unit)
Persiapan pasien - - -
a. Pasien sudah mendapatkan informasi kalau ada
kegiatan operan jaga sehari 3 kali jam 07.00 wib,
14.00 wib dan 21.00 wib
2 Pelaksanaan √ √ √
SESI 1 Di Ruang Perawat
a. Katim shift sebelumnya menyiapkan BRM pasien
yang menjadi tanggung jawabnya
b. Kanit atau Katim membuka operan jaga dengan √ √ √
do’a (Muslim : membaca Basmallah)
c. Katim/ PJ melaporkan pasien yang menjadi √ √ √
tanggungjawabnya:
1) Identitas pasien: Nama, TTL dan No. Rekam
medis
2) Diagnosa medis
3) Kondisi atau keadaan umum pasien
4) Masalah keperawatan yg muncul pada saat jaga
dan diagnosa keperawatan yang kemungkinan
akan atau masih muncul.
5) Tindakan keperawatan yang sudah dilakukan
dan belum dilakukan
6) Intervensi kolaboratif (Terapi obat dokter,
pemeriksaan penunjang, rencana operasi (tidak
pasti ada pada setiap pasien, sesuai dengan
advice dokter saat itu)
7) Rencana umum dan persiapan lain (masalah
DP, asuransi klien yang complain, pasien yang
membutuhkan perhatian khusus)
d. Memberi kesempatan anggota shift yang √ √ √
menerima operan untuk melakukan klarifikasi/
bertanya tentang hal-hal atau tindakan yang
kurang jelas.
Pelaksanaan √ √ √
SESI 2: Di Kamar/Bed Pasien
a. Perawat Pelaksana yang mengoperi dan
Katim/PJ Perawat Pelaksana yang dioperi yang
memiliki pasien masuk ke kamar pasien
1) Mengucapkan salam
2) Menjelaskan tujuan tindakan
3) Menyapa pasien
4) Melakukan identifikasi pasien : Nama, TTL, No.
Rekam medis
b. Perawat Pelaksana yang mengoperi √ √ √
memperkenalkan Katim/PJ dan perawat
pelaksana yang akan bedinas kepada pasien.
”Bapak/ibu ini nanti perawat yang jaga (pagi/sore/
malam).” sebut nama perawat.
c. Katim/PJ yang akan bertugas menyapa pasien √ √ √
dan keluarga
d. Katim/PJ yang akan bertugas melakukan √ √ √
pemeriksaan fisik sesuai dengan keluhan
e. Katim/PJ menanyakan keluhan atau kondisi √ √ √
kepada pasien
1) Apa yang bapak/ibu rasakan sekarang ?
2) Apakah bisa istirahat?
3) Memberikan informasi tindakan sesuai dengan
keluhan yang muncul saat itu.
4) Bagaimana nafsu makan pada hari ini ? apakah
ada keluhan tentang makanan yang kami
siapkan? Apakah sudah mendapatkan paket alat
dari kami?
5) Apakah obat yang kami siapkan sudah diminum?
Apakah ada keluhan setelah minum obat?
6) Memberikan informasi tentang DPJP ” bapak/ibu
sekarang dirawat oleh dokter siapa?untuk dokter
tersebut biasanya visite jam .......,seandainya
nanti ada informasi dokter tersebut tidak datang
bapak/ibu akan digantikan oleh dr
jaga/pengganti.
7) Menjelaskan / validasi ulang rencana tindakan
yang akan dilakukan pada shift berikutnya.
8) Memberi kesempatan kepada pasien atau
keluarga untuk bertanya tentang penjelasan
yang sudah disampaikan. ” sebelum saya
mengakhiri operan ini,ada yang ingin bapak/ibu
tanyakan? jika tidak ada kami permisi dulu,
silahkan beristirahat kembali dan semoga lekas
sembuh”
Pelaksanaan √ √ √
SESI III: Di Nurse Station
a. Melakukan ritual kerja bersama: Berdoa, Visi
misi RS Wava Husada dan Yel
b. Kanit/Katim memberikan informasi atau √ √ √
pengumuman dan evaluasi dari operan bedside
c. Mempersilahkan perawat yang jaga malam √ √ √
untuk pulang
d. Mengucapkan selamat bekerja untuk tim/shift √ √ √
berikutnya
Total Nilai 18 18 18
Persentase 94,4% 94,4% 94,4%
Rata-rata 94,4%

Dari hasil observasi selama 3 hari mulai dari tanggal 11-13 Juni 2019 di RID,
didapatkan hasil bahwa pelaksaan operan sebesar 94,4% sesuai dengan SPO. Hal yang tidak
dilakukan sesuai SPO adalah persiapan pasien dimana pasien seharusnya mengerti bahwa
operan ada 3 shift namun mereka hanya mengerti bahwa operan hanya dilakukan pada pagi
hari saja.
3.2.3. Ronde keperawatan
Berdasarkan hasil wawancara Kepala Ruangan Rawat Inap D Rumah Sakit Wava
Husada didapatkan hasil bahwa belum pernah dilakukan kegiatan ronde keperawatan
di RID. Namun saat ini RS Wava Husada sudah menggalakkan untuk melakukan ronde
keperawatan setiap 3 bulan sekali dan bergilir dari satu ruangan ke ruangan lain. Yang
sudah melaksanakan ronde keperawatan adalah ruang stroke. Untuk ruang RID sendiri
mendapatkan jadwal ronde keperawatan pada bulan July 2019 mendatang. Untuk SPO
ronde keperawatan, ruang RID tidak memiliki SPO.

3.2.4. Penerimaan pasien baru


11 Juni 2019
OB 1 OB 2
Aspek yang diobservasi
Bed Bed
303A 311A
Persiapan ruangan oleh petugas
1. Verbed √ √
2. Cek kebersihan ruangan √ √
3. Siapkan oksigen (bila perlu) √ √
4. Cek fasilitas ruangan √ √
Hubungi perawat ruangan asal pasien bahwa ruangan siap √ √
ditempati
1. Antarkan pasien pada kamar yang sudah dipesan √ √
2. Pasang O2 bila perlu √ √
3. Atur tetesan infus sesuai advis dokter √ √
4. Ukur TTV dan anamnesa √ √
5. Menjelaskan tata tertib rumah sakit dan ruangan √ √
6. Menjelaskan fasilitas yang ada di ruangan baik letak maupun √ √
cara penggunaan (bel pasien, lampu tidur, bed, TV, AC, kipas
angin, table set, lemari pasien, kulkas, kamar mandi, air panas
dan dingin, ruang perawat)
7. Memberikan penjelasan dokter yang merawat dan jam kunjungan √ √
serta perawat penanggung jawab pasien
8. Memberikan penjelasan tentang jadwal kegiatan rutin ruangan √ √
antara lain waktu makan, waktu kunjungan, waktu operan
perawat
9. Memberi tahu tentang keamanan (barang-barang berharga agar √ √
disimpan di tempat yang aman atau tidak dibawa ke Rumah
Sakit)
10. Catat dalam buku register dan checklist orientasi pasien baru dan √ √
ditandatangani oleh keluarga dan perawat.
11. Telepon bagian gizi untuk pesan diit √ √
12. Catat kondisi pasien terkini dalam format SOAP di CPPT √ √
Jumlah 12 12
Presentase 100% 100%
Rata-Rata 100% 100%

Dapat disimpulkan bahwa 100% penerimaan pasien baru sudah dilakukan sesuai
SPO. Penilaian dilakukan oleh mahasiswa dengan observasi langsung saat proses
penerimaan pasien baru yang dilakukan oleh perawat dengan pasien baru pada bed 303A
dan 311A pada tanggal 11 Juni 2019.

3.2.5. Sentralisasi obat


Tanggal
Hari 1 Hari 2 Hari 3
No. Pernyataan
Tgl : Tgl Tgl :
11-6-19 12-6-19 13-6-19
1. Penanggung jawab pengelolaan obat adalah kepala - - -
ruangan yang secara operasional dapat
didelegasikan pada staf yang ditunjuk
2. Keluarga wajib mengetahui dan ikut serta mengontrol √ √ √
penggunaan obat
3. Penerimaan obat:
a. Obat yang telah diresepkan dan telah diambil oleh - - -
keluarga diserahkan kepada perawat dengan
menerima lembar serah terima obat
b. Perawat menuliskan nama pasien, register, jenis - - -
obat, jumlah dam sediaan (bila perlu) dalam kartu
kontrol; dan diketahui (ditandatangani) oleh keluarga
atau klien dalam buku masuk obat, keluarga atau
klien selanjutnya mendapatkan penjelasan kapan
atau bilamana obat tersebut akan habis
c. Klien atau keluarga untuk selanjutnya mendapatkan - - -
salinan obat yang harus diminum beserta kartu
kendali persediaan obat
d. Obat yang telah diserahkan selanjutnya disimpan - - -
oleh perawat dalam kotak obat
4.
a. Obat yang telah diterima untuk selanjutnya disalin √ √ √
dalam buku daftar pemberian obat
b. Obat-obatan yang telah disimpan untuk selanjutnya √ √ √
diberikan oleh perawat dengan memperhatikan alur
yang terencana dalam buku daftar pemberian obat,
dengan terlebih dahulu dicocokkan dengan terapi di
instruksi dokter dan kartu obat yang ada pada klien
c. Pada saat pemberian obat, perawat menjelaskan √ √ √
macam obat, kegunaan obat, jumlah obat, efek
samping. Usahakan tempat atau wadah obat
kembali ke perawat setelah obat dikonsumsi, pantau
adanya efek samping pada pasien
d. Sediaan obat yang ada selanjutnya dicek tiap pagi √ √ √
oleh kepala ruangan atau petugas yang ditunjuk dan
didokumentasikan dalam buku masuk obat. Obat-
obatan yang hampir habis akan didokumentasikan
pada keluarga dan kemudian dimintakan kepada
dokter penanggung jawab pasien
5.
a. Bilamana terdapat penambahan atau perubahan √ √ √
jenis, dosis atau perubahan route pemberian obat,
maka informasi itu akan dimasukkan dalam buku
masuk obat dan sekaligus dilakukan perubahan
dalam kartu sediaan obat
b. Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin maka √ √ √
dokumentasi hanya dilakukan pada buku obat dan
selanjutnya diinformasikan kepada keluarga
6. a. Obat disebut khusus apabila sediaan memiliki harga √ √ √
yang cukup mahal menggunakan route pemberian
yang cukup sulit, memiliki efek samping yang cukup
besar atau hanya diberikan dalam waktu tertentu
saja
b. Pemberian obat khusus dilakukan dengan √ √ √
menggunakan kartu khusus obat, dilaksanakan oleh
perawat primer
c. Informasi yang diberikan kepada klien atau √ √ √
keluarga: nama obat, kegunaan obat, waktu
pemberian, efek samping, penanggung jawab
pemberian
d. Usahakan terdapat saksi keluarga saat pemberian √ √ √
obat pada pasien
Total 11 11 11
Persentase 68,75 68,75 68,75
Rata-rata 68,75%

Hasil observasi selama 3 hari di RID didapatkan hasil bahwa sebesar 68,75%
sentralisasi obat dilakukan sesuai SPO. Pada poin penerimaan obat pasien didapatkan hasil
bahwa tidak sesuai dengan SPO karena pengambilan obat dilakukan oleh perawat bukan oleh
keluarga pasien.
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala unit dan petugas farmasi didapatkan
hasil bahwa sentralisasi obat sesuai dengan kebijakan RS, dimana keluarga tidak berperan
dalam pengambilan obat selama perawatan, pengambilan obat dilakukan oleh perawat
dengan menerapkan metode ‘one day one dosage’ yang diberikan oleh bagian farmasi dan
diawasi oleh bagian farmasi. Di ruang rawat D (RID) sudah terdapat loker yang khusus
digunakan untuk obat, dimana di dalam loker terdapat tempat yang terdapat obat sesuai
dengan tempat tidur pasien. Obat seperti insulin disimpan dalam lemari pendingin khusus
untuk obat. Selama pemberian obat, perawat telah menerapkan 7 benar obat.

3.2.6. Supervisi dan Delegasi


Supervisi adalah kegiatan merencanakan, mengarahkan membimbing,
mengobservasi, memperbaiki, mempercayai dan mengevaluasi secara terus menerus dengan
sabar, adil serta bijaksana sehingga setiap perawat dapat memberikan asuhan keperawatan
dengan baik, terampil, aman, cepat dan tepat secara menyeluruh sesuai dengan kemampuan
dan keterbatasan perawat (Nursalam, 20015). Dengan melakukan supervisi, dapat
meningkatkan kualitas layanan yang diberikan kepada klien. Selain itu, dapat mengurangi
kesalahan dalam melakukan tindakan keperawatan yang dilakukan kepada pasien
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala unit RID didapatkan hasil bahwa
supervisi tentang asuhan keperawatan dilakukan oleh Kepala unit ke ketua tim, ketua tim
melakukan supervisi ke perawat pelaksana. Sedangkan supervisi tentang infeksi nosokomial
dilakukan oleh PPI (penanganan pengendalian infeksi) sedangkan supervisi kinerja perawat
dilakukan oleh Kabid (kepala bidang).Kepala unit menyampaikan hasil penilaian supervisi
secara fair sesuai hasil yang didapat, dan sebagian besar perawat memiliki motivasi untuk
berubah.
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa perawat, sebagian besar perawat
menyatakan merasa puas dengan metode dan hasil supervisi yang dilakukan oleh rumah sakit
maupun oleh kepala unit karena hasil supervisi dipaparkan secara transparan.
Delegasi dapat diartikan sebagai penyelesaian suatu pekerjaan melalui orang lain atau
dapat juga diartikan sebagai pelimpahan suatu tugas kepada seseorang atau kelompok dalam
menyelesaikan tujuan organisasi (Nursalam, 2015). Dalam menjalankan pendelegasian ada
tiga konsep yang harus dipenuhi yaitu tanggung jawab, kemampuan dan wewenang. Ketiga
konsep tersebut harus seimbang karena jika ketiga konsep terbeut seimbang maka akan
pendelegasian akan berjalan secara efektif.
Dalam proses pendelegasian tugas, wewenang dan tanggung jawab apabila ada
perawat yang tidak masuk maupun cuti sepenuhnya ditentukan oleh kepala ruangan dengan
mempertimbangkan kebutuhan dan ketersediaan tenaga keperawatan. Alur pendelegasian
dilakukan dari atasan ke bawahan.
Tugas Kepala Ruang yang ada diruang rawat inap Ddapatdidelegasikan kepada Ketua
Tim ataupun perawat pelaksana yang ada diruang rawat inap D, semua tugas yang
didelegasikan dikerjakan oleh penerima delegasi dan tetap mendapat follow up dari Kepala
Ruang.
3.3.7 Proses Pendokumentasian Proses Keperawatan
a. Hasil observasi pendokumentasian
Kode Berkas %
No Aspek Yang Dinilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A Pengkajian
1 Mencatat data yang dikaji dengan
          100
pedoman pengkajian
2 Data dikaji sejak pasien masuk sampai
          100
pulang
3 Masalah dirumuskan berdasarkan
kesenjangan antara status kesehatan
          100
dengan norma dan pola fungsi
kehidupan
SubTotal 100
B Diagnosa keperawatan
1 Diagnosa keperawatan berdasarkan
          100
masalah yang telah dirumuskan
2 Merumuskan diagnosa keperawatan
          100
actual/potensial
SubTotal 100
C Rencana tindakan
1 Berdasarkan diagnosa keperawatan           100
2 Disusun menurut urutan prioritas           100
3 Rumusan tujuan mengandung
komponen pasien/subjek perubahan,
          100
perilaku, kondisi pasien dan atau
criteria
4 Rencana tindakan mengacu pada
tujuan dengan kalimat perintah, terinci           100
dan jelas
5 Rencana tindakan menggambarkan
          100
keterlibatan pasien atau keluarga
6 Rencana tindakan menggambarkan
          100
kerjasama tim kesehatan lain
SubTotal 100
D Tindakan
1 Tindakan dilaksanakan sesuai
          100
rencana
2 Perawat mengobservasi respon
          100
pasien terhadap tindakan keperawatan
3 Revisi tindakan berdasarkan hasil
          100
evaluasi
4 Semua tindakan yang telah
          100
dilaksanakan dicatat ringkas dan jelas
SubTotal 100
E Evaluasi
1 Perawat mengevaluasi respon pasien
sesuai dengan kriteria hasil yang           100
sudah ditentukan
2 Perawat mengevaluasi respon pasien,
analisa masalah keperawatan dan           100
rencana tindak lanjut.
SubTotal 100
F Catatan asuhan keperawatan
1 Menulis pada format yang baku           100
2 Pencatatan dilakukan sesuai dengan
          100
tindakan yang dilaksanakan
3 Setiap melakukan tindakan perawat
mancantumkan paraf/nama jelas dan           100
tanggal jam dilakukan tindakan
4 Berkas catatan keperawatan disimpan
sesuai dengan ketentuan yang           100
berlaku.
SubTotal 100

Sistem pendokumentasian di ruang rawat inap D menggunakan instrument asuhan keperawatan mulai dari pengkajian
sampai evaluasi dengan Subject Object Anaysis Planning (SOAP). Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan bahwa
pendokumentasian catatan keperawatan sebagian sudah dilakukan, diperoleh hasil yang sangat baik, terbukti nilai yang
didapatkan sebesar 100%. Dari 10 sampling berkas, seluruhnya telah terisi dan dengan jelas. Namun, yang perlu diperhatikan
dalam ruang Rawat Inap D, terdapat catatan keperawatan yang meliputi pemberian terapi secara berkesinambungan pada pasien.
Selain itu, pencatatan catatan perkembangan dalam format SOAP diisi oleh shift berikutnya.

b. Data rekap pendokumentasian bulanan RS Wava Husada


BULAN PENGKAJIAN DIAGNOSA PERENCANAAN TINDAKAN EVALUASI CATATAN RATA-
ASUHAN RATA
KEPERAWATAN
Februari 88% 100% 100% 100% 100% 100% 98%
2019
Maret 79% 94% 100% 100% 67% 87% 87%
2019
April 79% 94% 100% 100% 67% 87% 87%
2019

Dari data komite keperawatan RS Wava Husada didapatkan hasil bahwa rekap pendokumentasian selama 3 bulan terakhir
adalah seperti di atas. Pada bulan Februari 2019 rata-rata pendokumentasian yaitu 98% sedangkan pada bulan Maret dan April
terjadi penurunan yaitu dengan rata-rata 87%. Setiap bulan komite keperawatan mengecek 10 BRM dari ruang RID untuk melihat
pendokumentasiannya.
3.3.8. Discharge planning
3.3.8.1. Discharge planning pasien
Pertanyaan 1 : Apakah anda menerima cukup informasi mengenai penyakit
anda ?

Informasi mengenai penyakit


Tidak, tidak sama sekali Tidak, tidak jelas

Iya, sampai batas tertentu Iya, dalam banyak hal

0%

16%
37%

47%

Dari hasil perhitungan kuisioner yang disebarkan ke 19 pasien pada tanggal


11-13 Juni 2019 didapatkan hasil bahwa sebanyak 47% pasien menerima
informasi mengenai penyakit yang diderita hanya dalam batas tertentu. Sebesar
37% menerima informasi mengenai penyakitnya hanya dalam banyak hal dan
hanya 16% pasien yang tidak jelas menerima informasi mengenai penyakitnya.

Pertanyaan 2 : Apakah anda menerima informasi mengenai test/


pemeriksaan/pengobatan yang anda terima

Informasi mengenai
test/pemeriksaan/pengobatan
Tidak, tidak sama sekali Tidak, tidak jelas

Iya, sampai batas tertentu Iya, dalam banyak hal

0% 5%

53% 42%

Dari hasil perhitungan kuisioner yang disebarkan ke 19 pasien pada tanggal


11-13 Juni 2019 didapatkan hasil bahwa sebanyak 53% pasien menerima
informasi mengenai test/pemeriksaan/pengobatan yang diterima dalam banyak
hal. Sebesar 42% menerima informasi mengenai test/pemeriksaan/pengobatan
hanya dalam batas tertentu dan hanya 5% pasien yang tidak jelas menerima
informasi test/pemeriksaan/pengobatan.

Pertanyaan 3 : Apakah anda menerima informasi mengenai hasil test/


pemeriksaan/perawatan.

Informasi mengenai hasil test/


pemeriksaan/perawatan.
Tidak, tidak sama sekali Tidak, tidak jelas

Iya, sampai batas tertentu Iya, dalam banyak hal

0%

32% 26%

42%

Dari hasil perhitungan kuisioner yang disebarkan ke 19 pasien pada tanggal


11-13 Juni 2019 didapatkan hasil bahwa sebanyak 42% pasien menerima
informasi mengenai hasil test/pemeriksaan/perawatan dalam batas tertentu.
Sebesar 36% menerima informasi mengenai test/pemeriksaan/pengobatan hanya
dalam banyak hal dan hanya 26% pasien yang tidak jelas menerima informasi hasil
test/pemeriksaan/pengobatan.

Pertanyaan 4 : Apakah anda menerima informasi mengenai pengobatan

Informasi mengenai pengobatan


Tidak, tidak sama sekali Tidak, tidak jelas

Iya, sampai batas tertentu Iya, dalam banyak hal

0%

32% 26%

42%

Dari hasil perhitungan kuisioner yang disebarkan ke 19 pasien pada tanggal


11-13 Juni 2019 didapatkan hasil bahwa sebanyak 42% pasien menerima
informasi mengenai pengobatan dalam batas tertentu. Sebesar 32% menerima
informasi mengenai pengobatan hanya dalam banyak hal dan hanya 26% pasien
yang tidak jelas menerima informasi mengenai pengobatan

Pertanyaan 5: Apakah anda menerima cukup informasi mengenai


rehabilitasi ?

Informasi mengenai rehabilitasi


Tidak, tidak sama sekali Tidak, tidak jelas
Iya, sampai batas tertentu Iya, dalam banyak hal

0%

26%

63% 11%

Dari hasil perhitungan kuisioner yang disebarkan ke 19 pasien pada tanggal


11-13 Juni 2019 didapatkan hasil bahwa sebanyak 63% pasien menerima
informasi mengenai rehabilitasi dalam banyak hal. Sebesar 11% menerima
informasi mengenai rehabilitasi hanya dalam batas tertentu dan hanya 26% pasien
yang tidak jelas menerima informasi mengenai rehabilitasi.
Pertanyaan 6: Pernahkah anda diberikan kesempatan untuk bertanya
mengenai penyakit anda ?

Kesempatan bertanya mengenai pernyakit


Tidak, tidak sama sekali Tidak, tidak jelas

Iya, sampai batas tertentu Iya, dalam banyak hal

0%

21%
32%

47%

Dari hasil perhitungan kuisioner yang disebarkan ke 19 pasien pada tanggal


11-13 Juni 2019 didapatkan hasil bahwa sebanyak 32% pasien pernah diberi
kesempatan untuk bertanya mengenai penyakitnya dalam banyak hal. Sebesar
47% pasien pernah diberi kesempatan untuk bertanya mengenai penyakitnya
hanya dalam batas tertentu dan hanya 21% pasien yang tidak diberi kesempatan
untuk bertanya mengenai penyakitnya.

Pertanyaan 7: Apakah anda memahami informasi yang diberikan tentang


penyakit anda ?

Informasi yang diberikan tentang penyakit


Tidak, tidak sama sekali Tidak, tidak jelas

Iya, sampai batas tertentu Iya, dalam banyak hal

0% 5% 5%

90%

Dari hasil perhitungan kuisioner yang disebarkan ke 19 pasien pada tanggal


11-13 Juni 2019 didapatkan hasil bahwa sebanyak 90% pasien memahami
informasi yang diberikan terkait dengan penyakitnya dalam banyak hal. Sebesar
5% pasien memahami informasi yang diberikan terkait dengan penyakitnya hanya
dalam batas tertentu dan hanya 5% pasien yang tidak memahami informasi yang
diberikan tentang penyakit anda

Pertanyaan 8: Pernahkah anda berkesempatan berpartisipasi dalam diskusi


tentang pemeriksaan/perawatan anda?

Berkesempatan berpartisipasi dalam diskusi tentang


pemeriksaan/perawatan
Tidak, tidak sama sekali Tidak, tidak jelas

Iya, sampai batas tertentu Iya, dalam banyak hal

0% 0%

21%

79%

Dari hasil perhitungan kuisioner yang disebarkan ke 19 pasien pada tanggal


11-13 Juni 2019 didapatkan hasil bahwa sebanyak 21% pasien berpartisipasi
dalam diskusi tentang pemeriksaan/perawatan dirinya. Dan sebesar 79% pasien
berpartisipasi dalam diskusi tentang pemeriksaan/perawatan dirinya

Pertanyaan 9: Pernahkah anda berkesempatan untuk membahas tujuan


perawatan dengan dokter

Berkesempatan untuk membahas tujuan


perawatan dengan dokter
Tidak, tidak sama sekali Tidak, tidak jelas

Iya, sampai batas tertentu Iya, dalam banyak hal

0% 5%

42%

53%

Dari hasil perhitungan kuisioner yang disebarkan ke 19 pasien pada tanggal


11-13 Juni 2019 didapatkan hasil bahwa sebanyak 42% pasien pernah membahas
tujuan perawatan dengan dokter dalam banyak hal. Sebesar 53% pasien pernah
membahas tujuan perawatan dengan dokter dalam batas tertentu. Dan sebesar
5% pasien tidak pernah berkesempatan untuk membahas tujuan perawatan
dengan dokter.

Pertanyaan 10: Apakah anda ikut serta dalam diskusi tentang


perawatan/layanan setelah pulang ?

Ikut serta dalam diskusi tentang perawatan/layanan


setelah pulang
Tidak, tidak sama sekali Tidak, tidak jelas

Iya, sampai batas tertentu Iya, dalam banyak hal

0% 0%

37%
63%

Dari hasil perhitungan kuisioner yang disebarkan ke 19 pasien pada tanggal


11-13 Juni 2019 didapatkan hasil bahwa sebanyak 63% pasien pernah ikut serta
dalam diskusi tentang perawatan/layanan setelah dirinya pulang dalam banyak
hal. Dan sebesar 37% pasien pernah ikut serta dalam diskusi tentang
perawatan/layanan setelah dirinya pulang dalam dalam batas tertentu

Pertanyaan 11: Apakah anda berkesempatan untuk berdiskusi mengenai


rehabilitasi ?

Berkesempatan untuk berdiskusi mengenai


rehabilitasi
Tidak, tidak sama sekali Tidak, tidak jelas

Iya, sampai batas tertentu Iya, dalam banyak hal

0%

37%
47%

16%

Dari hasil perhitungan kuisioner yang disebarkan ke 19 pasien pada tanggal


11-13 Juni 2019 didapatkan hasil bahwa sebanyak 47% pasien berkesempatan
unuk berdiskusi mengenai rehabilitasi dalam banyak hal. Sebesar 16% pasien
berkesempatan unuk berdiskusi mengenai rehabilitasi dalam dalam batas tertentu.
Dan sebesar 37% pasien tidak pernah berkesempatan untuk berdiskusi mengenai
rehabilitasi dirinya.

Pertanyaan 12: Apakah anda berkesempatan untuk diskusi tentang tujuan


perawatan/layanan anda setelah pulang ?

Berkesempatan untuk diskusi tentang tujuan


perawatan/layanan anda setelah pulang
Tidak, tidak sama sekali Tidak, tidak jelas

Iya, sampai batas tertentu Iya, dalam banyak hal

0% 10%

37%

53%

Dari hasil perhitungan kuisioner yang disebarkan ke 19 pasien pada tanggal


11-13 Juni 2019 didapatkan hasil bahwa sebanyak 37% pasien berkesempatan
unuk berdiskusi tentang perawatan/layanan setelah dirinya pulang dalam banyak
hal. Sebesar 53% pasien pasien berkesempatan unuk berdiskusi tentang
perawatan/layanan setelah dirinya pulang dalam batas tertentu. Dan sebesar 10%
pasien tidak pernah pasien berkesempatan unuk berdiskusi tentang
perawatan/layanan setelah dirinya pulang.

Pertanyaan 13: Apakah anda berkesempatan untuk berdiskusi mengenai


tujuan rehabilitasi setelah pulang ?

Berkesempatan untuk berdiskusi tentang


perawatan/layanan setelah dirinya pulang
Tidak, tidak sama sekali Tidak, tidak jelas

Iya, sampai batas tertentu Iya, dalam banyak hal

18%

39%
17%
26%

Dari hasil perhitungan kuisioner yang disebarkan ke 19 pasien pada tanggal


11-13 Juni 2019 didapatkan hasil bahwa sebanyak 39% pasien berkesempatan
untuk berdiskusi tentang perawatan/layanan setelah dirinya pulang dalam banyak
hal Dan sebesar 18% pasien sama sekali tidak berkesempatan untuk berdiskusi
mengenai tujuan rehabilitasi setelah pulang

Pertanyaan 14: Apakah anda ikut dalam pembuatan perencanan pulang ?

Ikut serta dalam pembuatan perencaan pulang


Tidak, tidak sama sekali Tidak, tidak jelas

Iya, sampai batas tertentu Iya, dalam banyak hal

0% 11%

26%

63%
Dari hasil perhitungan kuisioner yang disebarkan ke 19 pasien pada
tanggal 11-13 Juni 2019 pada tanggal 11-13 Juni 2019 didapatkan hasil bahwa
sebanyak 63% pasien ikut dalam pembuatan perencaan pulang dirinya sampai
batas tertentu. Dan sebesar 11% pasien tidak ikut dalam pembuatan perencanan
pulang.

3.3.8.2. Discharge planning keluarga


Pertanyaan 1. Sudahkah anda menerima cukup informasi mengenai
penyakit/perkembangan pasien?

Informasi mengenai penyakit/perkembangan


pasien
tidak jelas sama
sekali
10% 5% tidak jelas

53% jelas, sampai batas


32%
tertentu
jelas dalam banyak
hal

Dari hasil penghitungan kuesioner yang di sebarkan ke 19 pasien


beserta keluarganya pada tanggal 11-13 Juni 2019 didapatkan hasil bahwa
sebanyak 53% pasien mengatakan jelas mengenai banyak hal dalam
penerimaan informasi mengenai penyakit dan perkembangannya. Dan hanya
5% yang mengatakan bahwa penjelasan mengenai penyakit dan
perkembangannya tidak jelas.
Pertanyaaan 2. Sudahkah anda menerima jawaban memuaskan saat
anda bertanya?

Menerima jawaban memuaskan ketika


bertanya tidak jelas sama sekali
0%
tidak jelas
32% 21%
jelas, sampai batas
47% tertentu
jelas dalam banyak hal

Dari hasil penghitungan kuesioner yang di sebarkan ke 19 pasien


beserta keluarganya pada tanggal 11-13 Juni 2019 didapatkan hasil bahwa
sebanyak 47% pasien mengatakan jelas sampai batas tertentu dalam
menerima jawaban memuaskan ketika bertanya. Dan hanya 0% yang
mengatakan bahwa jawaban dari perawat yang tidak memuaskan

Pertanyaan 3. Sudahkah anda memahami informasi mengenai penyakit


pasien?

Memahami informasi mengenai penyakitnya


0% tidak jelas sama sekali

16% tidak jelas


47%
jelas, sampai batas
37% tertentu
jelas dalam banyak hal

Dari hasil penghitungan kuesioner yang di sebarkan ke 19 pasien


beserta keluarganya pada tanggal 11-13 Juni 2019 didapatkan hasil bahwa
sebanyak 47% mengatakan jelas dalam banyak hal mengenai informasi
mengenai penyakit pasien. Dan hanya 0% yang mengatakan bahwa
penjelasan mengenai informasi penyakit pasien yang tidak jelas sama sekali.
Pertanyaan 4. Sudahkah anda menerima cukup informasi mengenai
pengobatan pasien?

Menerima cukup informasi mengenai pengobatan


0% 5% tidak jelas sama
sekali
tidak jelas
37%
58% jelas, sampai batas
tertentu
jelas dalam banyak
hal

Dari hasil penghitungan kuesioner yang di sebarkan ke 19 pasien


beserta keluarganya pada tanggal 11-13 Juni 2019 didapatkan hasil bahwa
sebanyak 58% mengatakan jelas dalam banyak hal mengenai informasi
tentang pengobatan. Dan hanya 0% yang mengatakan bahwa penjelasan
mengenai pengobatan pasien tidak jelas sama sekali.

Pertanyaan 5. Sudahkah anda menerima cukup informasi mengenai


rehabilitasi pasien?

Menerima cukup informasi mengenai


rehabilitasi pasien tidak jelas sama
5% sekali
tidak jelas
21% 16%
jelas, sampai batas
tertentu
58% jelas dalam banyak
hal

Dari hasil penghitungan kuesioner yang di sebarkan ke 19 pasien


beserta keluarganya pada tanggal 11-13 Juni 2019 didapatkan hasil bahwa
sebanyak 58% pasien mengatakan jelas sampai batas tertentu dalam
penjelasan rehabilitasi pasien. Dan hanya 5% yang mengatakan bahwa
penjelasan mengenai rehabilitasi pasien tidak jelas sama sekali.
Pertanyaan 6. Sudahkan anda menerima cukup informasi mengenai
perawatan pasien setelah pulang?

Menerima cukup informasi mengenai perawatan


setelah pulang tidak jelas sama
5% sekali
16% tidak jelas
37%
jelas, sampai
42% batas tertentu
jelas dalam
banyak hal

Dari hasil penghitungan kuesioner yang di sebarkan ke 19 pasien


beserta keluarganya pada tanggal 11-13 Juni 2019 didapatkan hasil bahwa
sebanyak 42% pasien mengatakan jelas dalam batas tertentu dalam
penjelasan perawatan pasien setelah pulang. Dan hanya 5% yang
mengatakan bahwa penjelasan mengenai perawatan pasien setelah pulang
tidak jelas sama sekali.

Pertanyaan 7. Sudahkan anda menerima cukup informasi mengenai


dukungan masyarakat (alat bantu, cuti sakit, layanan transportasi)

Menerima cukup informasi mengenai dukungan


masyarakat
tidak jelas sama
5% sekali
tidak jelas
21%
32%
jelas, sampai batas
42% tertentu
jelas dalam banyak
hal

Dari hasil penghitungan kuesioner yang di sebarkan ke 19 pasien


beserta keluarganya pada tanggal 11-13 Juni 2019 didapatkan hasil bahwa
sebanyak 42% pasien mengatakan jelas dalam batas tertentu mengenai
dukungan masyarakat kepada pasien. Dan hanya 5% yang mengatakan
bahwa penjelasan mengenai dukungan masyarakat tidak jelas sama sekali.
Pertanyaan 8. Apakah anda berkesempatan untuk berpartisipasi dalam
diskusi mengenai pemeriksaan/perawatan pasien?

Ikut serta dalam diskusi pemeriksaan/perawatan


pasien
0% tidak jelas sama sekali
16%
31%
tidak jelas

53% jelas, sampai batas


tertentu
jelas dalam banyak hal

Dari hasil penghitungan kuesioner yang di sebarkan ke 19 pasien


beserta keluarganya pada tanggal 11-13 Juni 2019 didapatkan hasil bahwa
sebanyak 53% pasien mengatakan jelas dalam batas tertentu mengenai
kesempatan dalam berdiskusi mengenai pemeriksaan/perawatan pasien. Dan
hanya 0% yang mengatakan bahwa penjelasan mengenai kesempatan dalam
berdiskusi mengenai pemeriksaan/perawatan pasien tidak jelas sama sekali.

Pertanyaan 9. Apakah anda berpartisipasi dalam perencanaan


perawatan pasien?

Partisipasi dalam perencanaan perawatan


pasien
tidak jelas sama sekali
0%

16% tidak jelas


21%

jelas, sampai batas


63% tertentu
jelas dalam banyak hal

Dari hasil penghitungan kuesioner yang di sebarkan ke 19 pasien


beserta keluarganya pada tanggal 11-13 Juni 2019 didapatkan hasil bahwa
sebanyak 63% pasien mengatakan jelas dalam batas tertentu mengenai
partisipasi dalam perencanaan perawatan pasien. Dan hanya 0% yang
mengatakan bahwa penjelasan mengenai partisipasi dalam perencanaan
perawatan pasien tidak jelas sama sekali.
Pertanyaan 10. Sudahkah anda berkesempatan untuk membahas tujuan
perawatan pasien?

Berkesempatan untuk membahas tujuan


perawatan pasien
0% 5% tidak jelas sama sekali

tidak jelas
53% 42%
jelas, sampai batas
tertentu
jelas dalam banyak hal

Dari hasil penghitungan kuesioner yang di sebarkan ke 19 pasien


beserta keluarganya pada tanggal 11-13 Juni 2019 didapatkan hasil bahwa
sebanyak 53% pasien mengatakan jelas dalam banyak hal mengenai
penjelasan kesempatan dalam membahas tujuan perawatan pasien. Dan
hanya 0% yang mengatakan bahwa penjelasan kesempatan dalam membahas
tujuan perawatan pasien tidak jelas sama sekali.

3.3.8.3. Kesiapan pasien dalam perencanaan pulang

Setelah keluar dari rumah sakit, saya adalah orang yang


bertanggung jawab terhadap kesehatan saya sendiri

1 2 3 4

20% 5%
20%

55%

Dari hasil penghitungan kuesioner yang di sebarkan ke 19 pasien


beserta keluarganya pada tanggal 11-13 Juni 2019 didapatkan hasil bahwa
sebanyak 55% pasien setuju bahwa mereka yang bertanggung jawab terhadap
kesehatan mereka sendiri. Dan hanya 5% yang mengatakan sangat tidak
setuju.
Berperan aktif pada kesehatan diri merupakan salah satu
faktor yang berperan dalam kesehatan dan kemampuan saya

1 2 3 4
0% 5%
25%

70%

Dari hasil penghitungan kuesioner yang di sebarkan ke 19 pasien


beserta keluarganya pada tanggal 11-13 Juni 2019 didapatkan hasil bahwa
sebanyak 70% pasien setuju bahwa mereka yang berperan aktif pada
kesehatan diri merupakan salah satu faktor yang berperan dalam kesehatan
dan kemampuan mereka. Dan hanya 5% yang mengatakan sangat tidak
setuju.

Saya percaya diri untuk melakukan hal yang dapat


mencegah gejala atau masalah yang berkaitan dengan
kesehatan saya
1 2 3 4
6% 0%
22%

72%

Dari hasil penghitungan kuesioner yang di sebarkan ke 19 pasien


beserta keluarganya pada tanggal 11-13 Juni 2019 didapatkan hasil bahwa
sebanyak 72% pasien setuju bahwa mereka percaya diri untuk mencegah
gejala atau masalah yang berkaitan dengan masalah kesehatannya. Dan
hanya 0% yang mengatakan sangat tidak setuju.
Saya tau kegunaan obat yang diberikan pada
saya
1 2 3 4
5% 22%

56% 17%

Dari hasil penghitungan kuesioner yang di sebarkan ke 19 pasien


beserta keluarganya pada tanggal 11-13 Juni 2019 didapatkan hasil bahwa
sebanyak 56% pasien setuju bahwa mereka tahu kegunaan obat yang
diberikan kepada mereka. Dan sebesar 22% mengatakan mereka tidak setuju.

Saya percaya diri mengatakan kapan saya


memerlukan pengobatan di RS dan kapan saya
dapat menangani masalah kesehatan saya sendiri
1 2 3 4

13% 0%
33%

54%

Dari hasil penghitungan kuesioner yang di sebarkan ke 19 pasien


beserta keluarganya pada tanggal 11-13 Juni 2019 didapatkan hasil bahwa
sebanyak 54% pasien setuju bahwa mereka percaya diri untuk membedakan
masalah kesehatan mana yang memerlukan pengobatan di RS dan mana yang
dapat ditangani sendiri. Dan 0% yang mengatakan sangat tidak setuju.
Saya percaya diri menceritakan keluhan saya
sebelum petugas bertanya pada saya
1 2 3 4
15% 0% 16%

69%

Dari hasil penghitungan kuesioner yang di sebarkan ke 19 pasien


beserta keluarganya pada tanggal 11-13 Juni 2019 didapatkan hasil bahwa
sebanyak 69% pasien setuju bahwa mereka percaya diri untuk menceritakan
keluhan mereka sebelum ditanya oleh petugas. Dan 0% yang mengatakan
sangat tidak setuju.

Saya percaya diri dapat rutin menjalani


pengobatan yang harus saya lakukan di rumah
1 2 3 4
10% 9%
19%

62%

Dari hasil penghitungan kuesioner yang di sebarkan ke 19 pasien


beserta keluarganya pada tanggal 11-13 Juni 2019 didapatkan hasil bahwa
sebanyak 62% pasien setuju bahwa mereka percaya diri untuk menjalani
pengobatan yang seharusnya dilakukan di rumah. Dan sebanyak 9% yang
mengatakan sangat tidak setuju.
Saya paham pada lingkungan dan penyebab
yang mengancam kesehatan saya
1 2 3 4

8% 8%

38%
46%

Dari hasil penghitungan kuesioner yang di sebarkan ke 19 pasien


beserta keluarganya pada tanggal 11-13 Juni 2019 didapatkan hasil bahwa
sebanyak 46% pasien setuju bahwa mereka memahami lingkungan dan
penyebab yang mengancam kesehatan mereka. Dan sebanyak 8% yang
mengatakan sangat tidak setuju.

Saya tahu perbedaan pilihan perawatan


medis yang tersedia untuk kondisi kesehatan
saya
1 2 3 4
8% 25%

50% 17%

Dari hasil penghitungan kuesioner yang di sebarkan ke 19 pasien


beserta keluarganya pada tanggal 11-13 Juni 2019 didapatkan hasil bahwa
sebanyak 50% pasien setuju bahwa mereka memahami perbedaan pilihan
perawatan medis yang tersedia untuk kondisi kesehatan mereka.. Dan
sebanyak 25% yang mengatakan sangat tidak setuju.
Saya mampu untuk menjaga perubahan gaya
hidup demi kesehatan saya sekarang
1 2 3 4
4% 14%

23%
59%

Dari hasil penghitungan kuesioner yang di sebarkan ke 19 pasien


beserta keluarganya pada tanggal 11-13 Juni 2019 didapatkan hasil bahwa
sebanyak 59% pasien setuju bahwa mereka merubah gaya hidup demia
kesehatan mereka. Dan sebanyak 14% yang mengatakan sangat tidak setuju.

Saya tahu cara mencegah komplikasi dengan


kesehatan saya
1 2 3 4

5%
25%
40%
30%

Dari hasil penghitungan kuesioner yang di sebarkan ke 19 pasien


beserta keluarganya pada tanggal 11-13 Juni 2019 didapatkan hasil bahwa
sebanyak 40% pasien setuju bahwa mereka tahu cara mencegah komplikasi
penyakit mereka. Dan sebanyak 25% yang mengatakan sangat tidak setuju.
Saya percaya diri, saya bisa memecahakan
masalah baru yang berhubungan dengan
kesehatan saya
1 2 3 4
0% 22%

50%

28%

Dari hasil penghitungan kuesioner yang di sebarkan ke 19 pasien


beserta keluarganya pada tanggal 11-13 Juni 2019 didapatkan hasil bahwa
sebanyak 50% pasien setuju bahwa mereka percaya diri bisa memecahkan
masalah baru yang berhubungan dengan kesehatan mereka. Dan sebanyak
22% yang mengatakan sangat tidak setuju.

Saya percaya diri, saya mampu menjaga


perubahan pola hidup seperti diet dan
olahraga walaupun selama stress
1 2 3 4
14%
7%
0%

79%

Dari hasil penghitungan kuesioner yang di sebarkan ke 19 pasien


beserta keluarganya pada tanggal 11-13 Juni 2019 didapatkan hasil bahwa
sebanyak 79% pasien setuju bahwa mereka percaya diri mampu merubah pola
hidup seperti diet dan olahraga meskipun sedang stress. Dan 0% yang
mengatakan sangat tidak setuju.

3.3.9. Pendidikan kesehatan


Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala unit RID pendidikan kesehatan di RID
mengikuti kegiatan dari tim PKRS RS Wava Husada. Pelaksanaan pendidikan
kesehatan dilakukan di koridor ruang tunggu unit hemodialisa, tepat depan nurse
station RIC dengan sasaran para pasien tunggu yang duduk di kursi dengan
menggunakan media lembar balik, audio visual dan Ieaflet. Tidak ada target jumlah
pengunjung atau keluarga dalam pendidikan kesehatan. Untuk waktu pelaksanaan
pendidikan kesehatan dalam 1 bulan sekali, pelaksanaan dilakukan setiap minggu
keempat dan biasa dilakukan di hari senin atau selasa saat pagi hari pukul 08.00 WIB
atau siang hari pukul 13.00 WIB.
3.4 Money
Setelah melakukan wawancara dengan bagian administrasi ruangan di RID Rumah
Sakit Wava Husada didapatkan data bahwa untuk sistem penggajian menggunakan Hay
Sistem dimana penilaian karyawan dikaitkan dengan sistem balas jasa (gaji, intensif, dan
bonus). Dalam sistem ini, hasil penilaian menentukan besarnya kenaikan gaji tahunan dan
jumlah bonus (per triwulan, semester, atau per tahun) yang merupakan hak karyawan sesuai
dengan hasil penilaian karya masing-masing. Sistem pada umumnya diterapkan untuk
karyawan administrasi dan staf profesional. Faktor-faktor yang dinilai pada umumnya meliputi
kepribadian karyawan (integritas, kecerdasan), kemampuan (pendidikan, pengalaman), dan
hasil karya (disiplin, kerjasama, dan tanggung jawab). Sementara sumber pendapatan
ruangan berasal dari tindakan pelayanan kesehatan dan fasilitas kesehatan RS. Berikut ini
daftar tarif unit RID Rumah Sakit Wava Husada
Tabel 3.9 Daftar Tarif Unit RID RS Wava Husada
Perawatan umum
Kelas 1 Rp.325.000

Kelas 2 Rp.200.000

Kelas 3 Rp.125.000

Dari perawatan unit RID RS Wava Husada dapat dijelaskan dari table tersebut
meliputi setiap ruangan perawatan umum antara lain: Kelas 1 harga Rp.325.000,
Kelas 2 harga Rp.200.000 dan kelas 3 harga Rp.125.000 dan tindakan keperawatan.

3.5 MARKET (M5)


Market atau pasar adalah tempat di mana organisasi menyebarluaskan (memasarkan)
produknya. Memasarkan produk sangat penting sebab bila barang yang diproduksi tidak laku,
maka proses produksi barang akan berhenti. Artinya, proses kerja tidak akan berlangsung.
Oleh sebab itu, penguasaan pasar merupakan faktor yang menentukan dalam suatu
organisasi atau perusahaan.
Pasien ditinjau dari sistem pembiayaan
Tabel 3.10 Analisa pasien Rawat Inap D yang menggunakan jaminan kesehatan
dari bulan Maret-Mei 2019
Jenis Bulan Total
Presentase
Pembayaran Maret April Mei Pasien
Umum 39 41 23 103 10,88%
Asuransi 259 282 302 843 89,12%
(BPJS,dan lain-
lain)
Total Pasien 298 323 325 946 100%
Berdasarkan hasil tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar pasien
RID menggunakan sistem pembayaran asuransi yaitu 89,12%, sedangkan yang
menggunakan pembayaran secara umum yaitu sebesar 10,88 %.

Pasien ditinjau dari Daerah Asal


Tabel 3.11 Analisa data asal daerah pasien dari bulan Maret-Mei 2019
Bulan
Daerah Maret April Mei
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
Kabupaten Malang 231 99,94% 231 100% 240 100%
Kota Malang 0 0% 0 0% 0 0%
Luar Malang 1 0,06% 0 0% 0 0%
Total 231 100% 231 100% 240 100%
Berdasarkan hasil tabel diatas menunjukkan bahwa semua pasien berasal dari
wilayah kabupaten malang terutama daerah malang selatan seperti kepanjen, Bantur,
sumberpucung, ngajum, dan lain sebagainya.
Tingkat efisiensi Rawat Inap D
a. BOR
Menurut Sudra (2010), BOR adalah prosentase pemakaian tempat tidur pada
satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat
pemanfaatan tempat tidur rumah sakit.

BOR = ∑ hari perawatan x 100


∑ TT x ∑ hari dalam 1 periode
BOR pada bulan Maret 2019
= 881 X 100 %
31 x 30
= 96 %
BOR pada bulan April 2019
= 920 X 100 %
31 x 30
= 95 %
BOR pada bulan Mei 2019
= 872 X 100 %
31 x 30
= 91 %
Rata – rata BOR pada bulan Maret 2019 yaitu 96%, April 2019 yaitu 95% dan Mei
2019 yaitu 91%. Perhitungan BOR ini didapatkan berdasarkan data jumlah hari
perawatan pasien di unit RID.

Keterangan :
∑ hari perawatan
TT = Tempat tidur
∑ hari dalam 1 periode

BOR pada tanggal 10 Juni 2019


TT Terpakai X 100% =
Jumlah TT
29 = 93,5%
31

BOR pada tanggal 11 Juni 2019


28 = 90,3%
31

BOR pada tanggal 12 Juni 2019


28 = 90,3%
31
Perhitungan BOR berdasarkan jumlah tempat tidur yang terpakai pada tanggal 10 Juni
2019, 11 Juni 2019 dan 12 Juni 2019 didapatkan BOR sebesar 93,5%, 90,3%, dan
90,3%. Perhitungan BOR didasarkan pada jumlah tempat tidur yang terpakai pada hari
tersebut.

b. ALOS (Average Length of Stay = Rata-rata lamanya pasien dirawat)


ALOS menurut Sudra (2010) adalah rata-rata lama rawat seorang pasien dirawat.
Indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat
memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis tertentu
dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan yang lebih lanjut.Secara umum nilai ALOS
yang ideal antara 6-9 hari (Sudra, 2010).
ALOS = ∑ hari perawatan
∑ pasien keluar (hidup + mati)

ALOS pada bulan Maret 2019


= 920
308
= 3,3
ALOS pada bulan April 2019
= 881
336
= 2,8
ALOS pada bulan Mei 2019
= 872
327
= 2,8
Rata – rata ALOS pada bulan Maret 2019 yaitu 3,3, April 2019 yaitu 2,8 dan Mei 2019
yaitu 2,8.

c. TOI
Menurut Sudra (2010) adalah rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati (dari
setelah diisi ke saat terisi berikutnya). Indikator ini memberikan gambaran tingkat
efisiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada 1-3
hari (Sudra, 2010)
TOI = jumlah TT x periode – jumlah hari perawatan
Jumlah pasien keluar (hidup + mati)
TOI pada bulan Maret 2019
= 31x 30 - 920
308
= 2,9
TOI pada bulan April 2019
= 31x 30 -881
336
= 2,5
TOI pada bulan Mei 2019
= 31x 30 -872
327
= 2,7
Rata – rata TOI pada bulan Maret 2019 yaitu 2,9, April 2019 yaitu 2,5 dan Mei 2019
yaitu 2,7.

d. BTO (Bed Turn Over = Angka Perputaran Tempat Tidur)


BTO menurut Sudra (2010) adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu
periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu tertentu.Idealnya
dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai 40-50 kali.
BTO = jumlah pasien keluar (hidup + mati)
jumlah TT

BTO pada bulan Maret 2019


= 308
31
= 9,7
BTO pada bulan April 2019
= 336
31
= 10,7
BTO pada bulan Mei 2019
= 327
31
= 10,4
Rata – rata BTO pada bulan Maret 2019 yaitu 9,7April 2019 yaitu 10,7 dan Mei 2019
yaitu 10,4.
PENGKAJIAN INDIKATOR MUTU PELAYANAN
INDIKATOR MUTU PELAYANAN : PENGETAHUANCUCI TANGAN

No Variabel 11 12 13 Total
1 Jumlah pasien yang kurang 2 2 3 7
pengetahuan
2 Total pasien 28 27 28 83

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑡𝑎ℎ𝑢𝑎𝑛


Jumlah pasien kurang pengetahuan= 𝑥 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 2 ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑀𝑅𝑆

= 7 x 100% = 8,4 %
83

Pada 11-13 Juni 2019 pukul 10.00-14.00 WIB. Kelompok RID melakukan pengkajian pengetahuan kepada seluruh pasien menggunakan
kuesioner pengetahuan tentang cuci tangan. Dalam kuesioner terdapat beberapa indikator penilaian yaitu definisi cuci tangan, langkah-langkah
cuci tangan, siapa yang wajib cuci tangan selama di RS, teknik mengeringkan tangan, serta momen cuci tangano. Interpretasi dari beberapa
indikator tersebut adalah jika dapat menjawab dengan benar sejumlah 5 maka dikatakan pengetahuan baik, jika menjawab benar 3-4 indikator
maka hasilnya pengetahuan cukup, dan jika dapat menjawab benar 0- 2 indikator maka hasilnya kurang. Dari hasil yang didapatkan terdapat 7
pasien yang hanya dapat menjawab kurang dari 3 indikator dan pasien lainnya dapat menjawab semua indikator dengan baik. Hasil yang
diharapkan dalam indikator mutu pelayanan mengenai kurang pengetahuan adalah sebesar 0%, namun dalam hasil pengkajian yang dilakukan
terdapat 8,4% pasien yang kurang pengetahuan.
INDIKATOR MUTU PELAYANAN : KENYAMANAN ( Nyeri dengan Skala > 4)

No Variabel Tanggal

11 12 13 Total

1 Pasien nyeri >4 yang 6 5 6 17


terdokumentasi
2 total pasien nyeri > 4 6 5 6 17
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑛𝑦𝑒𝑟𝑖 𝑦𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑑𝑜𝑘𝑢𝑚𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑎𝑠𝑘𝑒𝑝
Angka pasien dengan nyeri yang terdokumentasi dalam askep = x 100%
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑛𝑦𝑒𝑟𝑖>4

= 17 x 100% = 100%
17

Pada tanggal 11-13 Juni 2019 pukul 8.00-14.00 WIB. Dilakukan pengkajian nyeri kepada seluruh pasien menggunakan kuesioner NRS
pain scale dari data rekam medis. Dalam kuesioner terdapat skor 0 hingga 10.Pasien nyeri terdokumentasi merupakan pasien dengan nyeri ≥
4. Total pasien merupakan total keseluruhan pasien di RID .Hasil yang diharapkan dalam indikator mutu pelayanan mengenai angka pasien
dengan nyeri yang terdokumentasi dalam askep paling sedikit 90%, dalam hasil pengkajian yang dilakukan terdapat 100%pasien dengan nyeri
terdokumentasi askep. Dari hasil ini dapat diatakan indikator mutu pelayanan kenyamanan pasien di RID tercapai

No Variabel Tanggal

11 12 13 Total

1 Jumlah tindakan 6 5 6 17
perawat sebagai
respon nyeri
2 Total pasien nyeri skala 6 5 6 17
≥4
𝑗𝑚𝑙ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑡𝑖𝑛𝑑𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡 𝑠𝑏𝑔 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛 𝑛𝑦𝑒𝑟𝑖
Angka persentase tatalaksana pasien nyeri = 𝑥 100%
𝑗𝑚𝑙ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑑𝑜𝑘𝑢𝑚𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑛𝑦𝑒𝑟𝑖 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 >4

= 17 x 100% = 100%
17
Angka persentase tatalaksana pasien nyeri merupakan angka tatalaksana intervensi perawat kepada pasien nyeri terdokumentasi (skala nyeri
≥4). Hasil yang diharapkan dalam indikator mutu pelayanan mengenai angka persentase tindakan perawat adalah paling sedikit 90%, dalam
hasil pengkajian yang dilakukan didapatkan hasil 100%, yang berarti seluruh pasien dengan nyeri ≥4 mendapatkan tatalaksana nyeri.

No Variabel Tanggal

11 12 13 Total

1 Total pasien dengan 20 21 21 62


nyeri terkontrol
2 Total pasien nyeri 20 21 21 62
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑛𝑦𝑒𝑟𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙
Angka kenyamanan pasien= 𝑥 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑑𝑜𝑘𝑢𝑚𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑛𝑦𝑒𝑟𝑖

= 62 x 100% = 100%
62

Angka persentase pasien dengan nyeri terkontrol merupakan angka pasien dengan nyeri skala <4. Hasil yang diharapkan dalam indikator
mutu pelayanan mengenai angka kenyamanan adalah 100% (pasien tidak merasa nyeri setelah dilakukan tindakan keperawatan), dalam hasil
pengkajian yang dilakukan didapatkan hasil 100%pasien nyerinya terkontrol di RID..
INDIKATOR MUTU PELAYANAN : KETERBATASAN PERAWATAN DIRI
Variabel Tanggal
11 12 13 Total
Makan *Porsi diet - - - -
Mandi : *gigi dan mulut - - - -
Bersih pada *mata
*rambut
*kulit
*kuku
*telinga
*tidak bau badan
*perineal
Berpakaian *Baju bersih & kering - - - -
dan *wajah segar
penampilan
Eliminasi *berkemih - - - -
*defekasi
Perawatan diri yang tidak terpenuhi - - - -
Jumlah pasien yang dirawat dengan ketergantungan total dan parsial care 25 26 25 76

𝑗𝑚𝑙ℎ 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑡𝑒𝑟𝑝𝑒𝑛𝑢ℎ𝑖 𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑑𝑖𝑟𝑖


Angka tidak terpenuhinya kebutuhan perawatan diri= 𝑥 100%
𝑗𝑚𝑙ℎ 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑟𝑎𝑎𝑡 𝑑𝑔𝑛 𝑘𝑒𝑡𝑒𝑟𝑏𝑎𝑡𝑎𝑠𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑟𝑠𝑖𝑎𝑙 𝑑𝑎𝑛 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙

= 0 x 100% = 0%
76
Pada tanggal11-13 Juni 2019 dilakukan pengkajian keterbatasan perawatan diri kepada seluruh pasien.Jika salah satu indikator
perawatan diri tidak terpenuhi maka pasien tersebut tidak terpenuhi perawatan dirinya. Target keterbatasan perawatan diri adalah kurang dari
10%.Hasil pengkajian pasien yang tidak terpenuhi perawatan diri sebanyak 0 orang, sedangkan untuk tingkat ketergantungan totaldan partial
selama tiga hari sebanyak 76 orang. Sehingga didapatkan angka tidak terpenuhi kebutuhan perawatan diri sebesar 0%
No Variabel Tanggal
10 11 12 Total
1 Puas 0 11 12 23
2 Tidak Puas 0 0 0 0
Jumlah 0 11 12 23

INDIKATOR MUTU : KEPUASAN PELAYANAN KEPERAWATAN

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑝𝑢𝑎𝑠 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑦𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑘𝑒𝑝


Angka Kepuasan = x 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑙𝑎𝑘𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑠𝑢𝑟𝑣𝑒𝑦
= 23 x 100% = 100%
23

Pada 10-12Juni 2019, Kelompok RID melakukan pengkajian kepuasan pelayanan perawatan kepada pasien yangdirencakan KRS dan
sudah dirawat minimal 2 hari menggunakan kuesioner kepuasan pelayanan perawatan. Dalam kuesioner terdapat beberapa indikator penilaian
seperti ketepatan dan kelengkapan perawat dalam menyampaikan informasi, kecekatan perawat, keramahan perawat dan lain-lain. Interpretasi
dari beberapa indikator tersebut adalah skor total < 12 maka pasien tidak puas, dan skor ≥12 adalah pasien puas. Dari hasil survey pada 23
pasien didapatkan pasien merasa puas dengan pelayanan perawatan di RID. Hasil yang diharapkan dalam indikator mutu pelayanan mengenai
kepuasan pelayananperawatan adalah sebesar 100%, dan indikator mutu pelayanan tersebut sudah tercapai di RID.
INDIKATOR MUTU : KECEMASAN

No Variabel 11 12 13 Total
1 Jumlah pasien cemas: Panik 1 2 2 5
Berat Sedang Ringan
2 Jumlah pasien yang dirawat 28 27 28 83

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑐𝑒𝑚𝑎𝑠


Angka kejadian cemas = x 100%
𝑗𝑢𝑚𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡

= 5 x 100% = 6,02%
83

Pada 11-13 Juni pukul 10.00-14.00 WIB. Kelompok RID melakukan pengkajian kecemasan kepada seluruh pasien menggunakan
kuesioner kecemasan. Dalam kuesioner terdapat beberapa indikator penilaian seperti perasaan gugup, takut tanpa alasan, mudah marah, dan
lain-lain. Interpretasi dari beberapa indikator tersebut adalah skor total 20-44 maka dikatakan pasien normal, skor 45-59 adalah kecemasan
ringan, skor 60-74 adalah kecemasan sedang, dan skor 75-80 adalah kecemasan berat. Dari hasil yang didapatkan 5 dengan kecemasan sedang
dan berat. Hasil yang diharapkan dalam indikator mutu pelayanan mengenai kecemasan adalah sebesar 6,02% dan indikator mutu pelayanan
tersebut sudah tercapai di RID.
Sasaran Keselamatan Pasien

No Pernyataan Ya Tidak Keterangan


Sasaran 1
Ketepatan Identifikasi Pasien
1. Apakah rumah sakit memiliki kebijakan mengenai √ Kebijakan berdasarkan keputusan Direktur Rumah Sakit
identifikasi pasien Wava Husada Nomor: 082/SK/DIR/II/2016 tentang
kebijakan identifikasi pasien Rumah Sakit Wava Husada
diantaranya:
Prosedur identifikasi pasien pada semua pelayanan (rawat
jalan, rawat inap), pemasangan dan pelepasan gelang
identifikasi pasien.
2. Apakah rumah sakit membuat pedoman/panduan Rumah sakit memiliki pedoman identifikasi pasien yang
identifikasi pasien yang akan dijadikan acuan seluruh tertuang dalam kebijakan sasaran keselamatan pasien
ruangan mengenai ketepatan identifikasi pasien, pedoman tersebut
berbentuk SPO dan di seluruh ruangan rumah sakit
mengunakan pedoman sebagai acuan untuk ketepatan
mengidentifikasi pasien.
3. Pemakaian gelang identitas Di RID semua pasien memakai gelang identitas yang
sesuai.
1. Gelang identitas: warna biru muda untuk pasien laki-
laki, warna merah muda untuk pasien perempuan.
2. Gelang penanda: warna merah untuk pasien memiliki
alergi, warna kuning untuk pasien memiliki risiko jatuh,
warna ungu untuk pasien DNR ( Do Not Resusitation )
4. Gelang pasien berisikan nama, nomer rekam medis, Di RID pasien diberikan gelang identitas yang sesuai
tanggal lahir dengan standart yang ditetapkan oleh kebijakan rumah
sakit, meliputi nama lengkap sesuai yg ditulis direkam
medis, tanggal lahir dan nomor rekam medis.
5. Identifikasi pasien sebelum pemberian obat, Berdasarkan laporan Sub Komite Keselamatan Pasien
darah/produk darah dan tindakan/prosedur Rumah Sakit pada bulan Maret 2019 didapatkan hasil 58%,
bulan April 2019 didapatkan hasil 50% dan pada bulan Mei
2019 didapatkan hasil 50% dari 6 sampling perawat
melakukan pemberian obat, darah atau produk darah, dan
tindakan/prosedur. Sedangkan berdasarkan hasil
pengamatan pada tanggal 12 Juni 2019 didapatkan perawat
diruangan 80% dari 5 sampling perawat mengidentifikasi
ulang nama dengan menanyakan dan melihat gelang
pasienya sebelum pemberian obat, darah/produk darah dan
tindakan/prosedur.
6. Rumah sakit merancang SPO tentang pemasangan 1) Pemasangan gelang identitas dilakukan sesuai dengan
dan pelepasan gelang identitas Standar Prosedur Operasional Nomor:
RSWH/SPO/KPRS/005 tentang pemakaian gelang.
identitas pasien Rumah Sakit Wava Husada.
a. Pemasangan gelang identitas pasien dilakukan oleh
perawat klinik rawat jalan apabila pasien masuk
perawatan melalui klinik rawat jalan.
b. Pemasangan gelang identitas pasien dilakukan oleh
perawat IGD apabila pasien masuk perawatan
melalui IGD.
c. Bagi pasien rawat jalan yang harus dipasang gelang
identitas adalah yang akan dilakukan
tindakanhemodialisa, pasien yang dilakukan
tindakan medis lebih lanjut termasuk pasien
observasi di IGD lebih dari 6 jam, pemeriksaan CT-
scan dengan kontras, IVP dan semua pemeriksaan
yang menggunakan bahan kontras.
2) Pelepasan gelang identitas dilakukan sesuai dengan
Standar Prosedur Operasional Nomor:
RSWH/SPO/KPRS/007 tentang pelepasan gelang.
identitas pasien Rumah Sakit Wava Husada. Pelepasan
gelang pasien dilakukan dengan cara, gelang identifikasi
di gunting setelah semua proses selesai dilakukan,
kemudian dibuang ke tempat sampah infeksius.
7 Kepatuhan perawat dalam melakukan tugas Hasil penyebaran kuisioner Misscare didapatkan hasil
keperawatan sebesar 8,3% perawat yang memiliki kepatuhan dalam
tugas keperawatan dan di dapatkan hasil sebesar 91,7%
perawat melakukan kepatuhan tugas keperawatan dalam
kriteria sedang dan tidak ada perawat yang memiliki
kepatuhan tugas dalam rentang rendah.
No Pernyataan Ya Tidak Keterangan
Sasaran 2
Meningkatkan Komunikasi yang Efektif
1 Kebijakan keakuratan dan penerapan komunikasi Kebijakan berdasarkan keputusan Direktur Rumah Sakit
(lisan, telepon) Wava Husada Nomor: 075/SK/DIR/II/2016 tentang
kebijakan peningkatan efektifitas komunikasi Rumah Sakit
Wava Husada, sebagai berikut:
a. Setiap instruksi via telephon harus dicatat, baca dan
konfirmasi ulang.
b. Pelaporan hasil pemeriksaan kritis
diagnostik/penunjang dilakukan secara hirarkhi dalam
waktu yang cepat.
c. Untuk obat-obat yang termasuk obat NORUM/LASA
dilakukan eja ulang.
d. Komunikasi efektif via telephon mengacu kepada
SBAR ((Situation, Background, Assessment,
Recommendation)
e. Pembacaan kembali instruksi via telephon boleh tidak
dilakukan pada situasi yang tidak memungkinkan
seperti di UKO, situasi gawat darurat di IGD dan UPI.
2 Rumah sakit membuat pedoman/panduan komunikasi Rumah sakit memiliki pedoman komunikasi efektif yang
efektif yang akan dijadikan acuan seluruh ruangan tertuang dalam kebijakan sasaran keselamatan pasien
mengenai komunikasi efektif, pedoman tersebut berbentuk
SPO dan di seluruh ruangan rumah sakit mengunakan
pedoman sebagai acuan untuk melakukan komunikasi
efektif.
3 SPO tentang komunikasi efektif (lisan,telepon) Standar Prosedur Operasional Nomor:
RSWH/SPO/KPRS/010 tentang penerimaan perintah
secara lisan Rumah Sakit Wava Husada, sebagai berikut:
1. Lakukan verifikasi pada saat menerima perintah baik
lisan/via telepon dengan prinsip Tulis, Baca dan
Konfirmasi Ulang (TBK)
2. Tulis secara lengkap dan jelas(tulisan mudah dibaca
minimal oleh 3 orang) perintah yang diterima, baik lisan
/ via telepon pada lembar rekam medis ( lembar CPPT)
dengan format SOAP yang berisi:
3. Isi Perintah
4. Nama Pemberi Perintah
5. Nama penerima perintah
6. Tanggal dan jam
7. Baca ulang isi perintah lisan / via telepon. Jika pesan
lisan meragukan, segera klarifikasi dengan Phonetic
alfabeth kepada pemberi perintah. Waspadai nama-
nama obat NORUM/LASA.
8. Konfirmasi ulang perintah yang telah diberikan,
tanyakan kebenaran,ucapan/tulisan, rekomendasi
tambahan, pastikan tidak ada kesalahan penerimaan
perintah
9. Jika individu pemberi perintah menyampaikan hasil
pemeriksaan, maka hasil harus ditulis secara lengkap
oleh penerima perintah atau penerima hasil
pemeriksaan tersebut
10. Ucapkan terimakasih dan salam.
11. Segera tindak lanjuti perintah yang diberikan tersebut
sesuai yang dipesankan.
12. Bila pemberi perintah adalah dokter, saat dokter pemberi
perintah visite, minta untuk menanda tangani perintah
yang diberikan sebagai bukti validasi dan rekomendasi
maksimal 1x24 jam.
4 Rumah sakit membuat daftar kode alfabet resmi yang Daftar Phonetic Alfabet
digunakan oleh seluruh ruangan Huruf Kode Alfabet Huruf Kode Alfabet
A ALFA N NOVEMBER
B BRAVO O OSCAR
C CHARLIE P PAPA
D DELTA Q QUEBEC
E ECHO R ROMES
F FOXTROT S SIERRA
G GOLF T TANGO
H HOTEL U UNIFORM
I INDIA V VICTOR
J JULIETE W WHISKEY
K KILO X X-RAY
L LIMA Y YANKEE
M MIKE Z ZULU
6 Komunikasi efektif antara perawat dengan perawat Komunikasi efektif antara perawat dengan perawat biasanya
dilaksanakan pada saat pre conference dan post
conference dan berdarkan hasil pengamatan selama 3 hari
dari tanggl 11-13 Juni 2019 didapatkan hasil 100% perawat
telah memenuhi standar komunikasi efektif
7 Perawat menggunakan komunikasi yang jelas dan 100% perawat di ruangan menggunakan bahasa yang
mudah dipahami oleh pasien mudah dimengerti oleh pasien.
8 Pelaporan pasien dengan SBAR Berdasarkan laporan Sub Komite Keselamatan Pasien
Rumah Sakit pada bulan Maret 2019 didapatkan hasil 58%,
bulan April 2019 didapatkan hasil 75% dan pada bulan Mei
2019 didapatkan hasil 70% dari 6 sampling perawat
melakukan pelaporan pasien dengan SBAR.
Dari hasil pengkajian yang dilakukaan pada tanggal 12 Juni
2019 didapatkan bahwa pelaporan didapatkan 80% dari 5
sampling perawat telah melakukan sesuai SPO
9 Semua verifikasi sudah di TTD <24 jam Berdasarkan laporan Sub Komite Keselamatan Pasien
Rumah Sakit pada bulan Maret 2019 didapatkan hasil 41%,
bulan April 2019 didapatkan hasil 50% dan pada bulan Mei
2019 didapatkan hasil 50% dari 6 sampling perawat
memverifikasi TTD <24 jam.

No Pernyataan Ya Tidak Keterangan


Sasaran 3
Meningkatkan keamanan obat-obatan yang harus diwaspadai
1 Apakah rumah sakit membuat kebijakan Obat-obatan yang diberikan kepada pasien selalu di double
mengembangkan pengelolaan obat (high alert, check 7B (benar obat, benar dosis, benar waktu, benar
LASA, elektrolit pekat) cara/rute, benar pasien, benar informasi, benar dokumentasi)
2 Obat-obatan high alert, LASA, elektrolit pekat diberikan kepada
Pelaksanaan pengelolaan obat high alert, LASA,
pasien dengan menjelaskan indikasi, kontraindikasi, dan efek
elektrolit pekat di ruangan
samping
3 Pada tanggal 11-13 Juni 2019 dilakukan pengkajian Angka
Kejadian Kesalahan pada Pemberian Obat oleh Perawat.
Target angka Kesalahan pada Pemberian Obat oleh Perawat
adalah 0. Hasil pengkajian yang dilakukan didapatkan jumlah
pasien 83 dan sejumlah 0 perawat melakukan kesalahan dalam
pemberian obat.
No Faktor Tanggal Total
Ketidaksesuaian/ 11/6/19 12/6/19 13/6/19
Kesalahan
1 Salah pasien
Angka Kejadian Kesalahan pada Pemberian Obat Salah nama dan 0 0 0 0
oleh Perawat tidak sesuai
dengan identitas
2 Salah waktu
2.1 Terlambat 0 0 0 0
pemberian obat
2.2 Pemberian 0 0 0 0
obat terlalu cepat
2.3 Obat stop 0 0 0 0
tetap dilakukan
3 Salah cara
pemberian/ Route
3.1 Cara oral 0 0 0 0
3.2 Intravena 0 0 0 0
3.3 Intra moskuler 0 0 0 0
3.4 lain-lain 0 0 0 0
4 Salah dosis
4.1 Dosis kurang 0 0 0 0
4.2 dosis berlebih 0 0 0 0
5 Salah obat 0 0 0 0
6 Salah 0 0 0 0
dokumentasi
Jumlah kesalahan 0 0 0 0
Jumlah 28 27 28 83
pasien/hari

No Pernyataan Ya Tidak Keterangan


Sasaran 4
Memastikan lokasi pembedahan yang benar, prosedur yang benar, pembedahan pada pasien yang benar
1 Apakah rumah sakit membuat kebijakan dan panduan Ya, rumah sakit mempunyai kebijakan dan panduan.
dari rumah sakit tentang prosedur pembedahan (tepat Berdasarkan SK Direktur No. 119/SK/DIR/II/2016 tentang
lokasi, tepat prosedur, tepat pasien) kebijakan kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat
pasien operasi dan SK Direktur No. 085/SK/DIR/II/2016
tentang pemberlakuan panduan kepastian tepat lokasi,
tepat prosedur, tepat pasien operasi, penanda area operasi.
Sesuai kebijakan tersebut, penanda area operasi dilakukan
oleh dokter bedah.
2 Bagaimana pelaksanaan SPO tersebut diruangan? SPO rumah sakit telah dilakukan dengan baik. Setiap pasien
yang akan dilakukan operasi dilakukan penandaan
langsung oleh dokter bedah yang bersangkutan.
3 Perawat menggunakan suatu tanda yang jelas dan Sesuai dengan SPO rumahsakit, perawat tidak melakukan
dimengerti untuk identifikasi lokasi operasi dan identifikasi lokasi operasi. Semua identifikasi lokasi
melibatkan pasien di dalam proses penandaan dilakukan oleh dokter bedah. Perawat memberikan inform
consent kepada pasien untuk meminta persetujuan tindakan
operasi.

Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur dan tepat pasien telah dilakukan di Bangsal RID dengan mengecek identitas pasien oleh dokter
bedah.Pendokumentasian seperti hasil foto, hasil pemeriksaan telah di beri label dan ditata dengan baik pada map rekam medis pasien. Sebelum
dilakukan tindakan, perawat selalu memberikan inform consent kepada pasien untuk meminta persetujuan tindakan operasi.

No Pernyataan Ya Tidak Keterangan


Sasaran 5
Mengurangi risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
1 Apakah rumah sakit membuat kebijakan dan panduan Ya, rumah sakit mempunyai kebijakan dan pandua.
terkait pelaksanaan hand hygiene? Berdasarkan Surat Keputusan Direktur nomor
127/SK/DIR/IX/2015 tentang Kebijakan Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit Wava Husada, cuci
tangan 6 langkah 5 momen.
2 Perawat menerapkan 6 langkah cuci tangan sebelum Berdasarkan data laporan bulanan dari unit RID ke komite
dan sesudah tindakan mutu terkait kepatuhan cuci tangan pada bulan April 2019
adalah 99,53% dan pada bulan Mei 2019 adalah 99,68%.
Dengan target 80%.
Sedangkan berdasarkan data pengamatan selama 3 hari
dari tanggal 11-13 Juni 2019 didapatkan 91,30% perawat
sudah menerapkan 6 langkah cuci tangan sebelum dan
sesudah tindakan
Perawat memberikan KIE kepada pasien dan Dari kuisioner pengetahuan terkait hand hygiene yang
3 keluarga untuk mengurangi resiko infeksi dengan diberikan pada pasien didapatkan hasil hanya 8,4% pasien
hand hygiene yang pengetahuannya kurang terkait hand hygiene
Berdasarkan data laporan bulanan dari unit ke komite mutu
pada bulan April, Maret dan Mei 2019 didapatkan angka
dekubitus adalah 0. Sedangkan, berdasarkan pengamatan
pada tanggal 11-13 Juni 2019 dilakukan pengkajian
4 Angka Kejadian Dekubitus
dekubitus di RID, target angka kejadian plebitis adalah 0
pasien. Hasil pengkajian yang dilakukan selama 3 hari
didapatkan pasien dekubitus adalah 0 dan yang mengalami
risiko decubitus adalah 2 pasien. Pasien dengan resiko
decubitus dilihat dari pasien yang mengalami tirah baring
lama serta mengalami gangguan tingkat kesadaran.
Angka Kejadian Dekubitus dan Pasien yang Beresiko
Dekubitus pada tanggal 11-13 Juni 2019
No Variabel Tanggal
11/6/19 12/6/19 13/6/19 Total
1 Jumlah 0 0 0 0
kejadian
decubitus
2 Jumlah 0 0 2 2
pasien yang
berisiko
dekubitus
Berdasarkan data laporan bulanan dari unit ke komite mutu
pada bulan April, Maret dan Mei 2019 didapatkan angka
Plebitis adalah 0. Sedangkan, berdasarkan
pengamatanpada tanggal 11-13 Juni 2019 dilakukan
5 Angka Kejadia Plebitis pengkajian plebitis di RID . Target angka kejadian plebitis
adalah 0 pasien. Hasil pengkajian yang dilakukan selama 3
hari didapatkan pasien phlebitis adalah 0 dan yang
mengalami risiko phlebitis adalah 13 pasien. Tingkat
keparahan phlebitis ditentukan berdasarkan skala derajat
phlebitis (Visual Infussion Phlebitis Score). Salah satu yang
berkontribusi terhadap faktor bacterial dari phlebitis adalah
durasi pemasangan infus yang terlalu lama dari 72 jam (≥3
hari).
Angka Kejadian Plebitis dan Pasien yang Beresiko
Plebitis pada tanggal 11-13 Juni 2019
No Variabel Tanggal
11/6/19 12/6/19 13/6/19 Total
1 Jumlah 0 0 0 0
kejadian
plebitis
2 Jumlah 5 3 4 13
pasien yang
berisiko
plebitis
N
o Pernyataan Ya Tidak Keterangan
Sasaran 6
Mengurangi risiko cedera pasien akibat terjatuh
Kebijakan berdasarkan Keputusan Direktur Rumah Sakit Wava Husada
Nomor 067/SK/DIR/II/2016 tentang kebijakan asesment pasien risiko
Apakah rumah sakit membuat kebijakan dan
1 √ jatuhRumah Sakit Wava Husada dan Keputusan Direktur Rumah Sakit
panduan terkait pencegahan pasien jatuh?
Wava Husada Nomor 068/SK/DIR/II/2016 tentang Pemberlakuan
Panduan Asesment Pasien Risiko JatuhRumah Sakit Wava Husada
SPO terkait penilaian awal risiko jatuh dan penilaian ulang terhadap
pasien yang berisikotertuang dalam Standar Prosedur Operasional
Nomor: RSWH/SPO/KPRS/001 tentang Pencegahan Pasien Risiko
Jatuh Rumah Sakit Wava Husada
A. Persiapan Alat
Bagaimana SPO terkait penilaian awal risiko
1. Status rekam medis pasien
2 jatuh dan penilaian ulang terhadap pasien √
2. Tanda risiko pasien jatuh ( gelang kuning )
yang berisiko?
3. Formulir Asesmen Risiko Jatuh (skalaMorse untuk pasien
dewasa dan Humpty Dumpty(FHD) untuk pasien anak)

B. Persiapan Pasien
1. Perkenalkan diri
2. Identifikasi pasien
3. Jelaskan prosedur dan tujuan

C. Persiapan Lingkungan
1. Jaga privasi pasien
2. Atur pencahayaan

D. Tindakan
1. Identifikasi tingkat risiko pasien jatuh ( sesuai dengan Format
Pengkajian Risiko Jatuh ).
2. Tentukan tingkat risiko pasien jatuh ( ringan, sedang, tinggi)
sesuai hasil skoring.
3. Pasang gelang risiko jatuh (warna kuning) pada pasien risiko
sedang sampai tinggi
4. Pasang pagar pengaman tempat tidur pada dua sisi (terutama
untuk pasien risiko sedang dan tinggi ), untuk pasien anak-anak
5. Atur pencahayaan di kamar pasien cukup terang.
6. Perawatdanataubidanmemintatandatanganpasiendanataukelu
arga sebagaibuktisudahmenerima danmemahami
penjelasanrisikojatuh danpencegahannya
E. Evaluasi
1. Pantaudan L aporkanrisikojatuh pasiensetiap pergantianshift.
2. Lakukan asesmen ulang risiko jatuh pasien sesuai scoring
(rendah tiap 3 hari sekali, sedang tiap hari, tinggi setiap shift
jaga)
3. Dokumentasi tindakan yang telah dilakukan
4. Lakukanpengkajianulangsesesuai scoring risiko jatuh
pasienatausewaktu-waktuapabila:
a. Terjadiperubahanstatusklinismeliputiperubahankondisifisik,
fisiologis,maupunpsikologis
b. Pasienpindahruang/unit
c. Penambahanobatyangbisamenimbulkan
pasienberisikojatuh
d. Pasienmengalamiinsidenjatuhsaatdirawat.

Sesuai Keputusan Direktur Rumah Sakit Wava HusadaNomor


068/SK/DIR/II/2016 tentangPemberlakuan Panduan Asesment Pasien
Risiko JatuhRumah Sakit Wava Husada tatalaksana pasien risiko jatuh
meliputi:
Bagaimana penatalaksaan pasien risiko
3 1. Penilaian awal dilakukan dirawat jalan/IGD/kamar bersalin untuk
jatuh?
pasien yang akan MRS oleh perawat yang bertugas dengan
menggunakan “ Asesment Risiko Jatuh Skala Moorse “ dan
pasien anak-anak menggunakaan skala Humpty dumpty.
Asesment harus sudah ditetapkan dalam waktu selambat-
lambatnya 24jam sejak pasien dirawat di rumah sakit. Asesment
dilakukan oleh dokter penanggungjawab pasien (DPJP) dan atau
perawat (minimal penanggungjawab shift/kepala tim) dengan
menentukan skor risiko jatuh berdasarkan skala.
2. Apabila hasil total skore pasien termasuk risiko sedang atau tinggi,
dibuat masalah keperawatan untuk mencegah terjadinya pasien
jatuh.
3. Perawat IGD khsusnya pasien yang akan dilakukan rawat inap,
rawat jalan pada pasien yang akan di rawat inap dan ruang kamar
bersalin akan memasang gelang risiko jatuh ( warna kuning dan
menulis total skore )
4. Setiap pasien harus dilakukan asesment ulang, khususnya pada
pasien pasca operasi, pasien setelah dilakukan tindakan medis,
pasien yang mengalami perubahan fisik dan mental secara
signifikan.

Sesuai SPO terkait penilaian awal risiko jatuh dan penilaian ulang
terhadap pasien yang berisiko yangtertuang dalam Standar Prosedur
Penggunaan form penilaian (Morse Fall,
Operasional Nomor: RSWH/SPO/KPRS/001 tentang Pencegahan Pasien
4 Humpty Dumpty)
Risiko Jatuh Rumah Sakit Wava Husada dilakukan asesmen sesuai
formulir asesmen Risiko Jatuh, skalaMorse untuk pasien dewasa dan
Humpty Dumpty(FHD) untuk pasien anak. Hasil pengkajian
menggunakan instrumen didapatkan 100% pasien telah dilakukan
penilaian menggunakan morse fall karena RID merupakan ruang rawat
inap dewasa.
Hasil pengkajian menggunakan instrumen, ditemukan bahwa 100%
5 Penggunaan form monitoring risiko jatuh pasien telah dilakukan assesmen ulang terkait risiko jatuh sesuai SPO
Rumah Sakit Wava Husada.
Penandaan pasien risiko jatuh menggunakan gelang berwarna kuning
6 Penandaan pasien risiko jatuh
sudah dilakukan pada pasien dengan risiko jatuh sebanyak 100%.
Berdasarkan data laporan bulanan dari unit ke komite mutu pada bulan
Maret dan Mei 2019 didapatkan angka kejadian pasien jatuh adalah 0.
Sedangkan, berdasarkan hasil pengkajian kejadian pasien jatuh yang
dilakukan di RID pada tanggal 11-13 Juni 2019 didapatkan hasil 0 pasien
dengan 7 pasien yang berisiko jatuh. Pasien dengan resiko jatuh adalah
pasien dengan kelamahan fisik, perubahan gaya berjalan dan pasien
7 Angka Kejadian Pasien Jatuh yang bingung atau gelisah. Target angka kejadian pasien jatuh adalah 0
pasien.
Angka Kejadian Pasien Jatuh pada tanggal 11-13 Juni 2019
No Variabel Tanggal
11/6/19 12/6/19 13/6/19 Total
1 Jumlah 0 0 0 0
pasien jatuh
2 Jumlah 3 2 2 7
pasien yang
berisiko jatuh
HASIL PRE SURVEY MISSCARE

1. Pengkajian

Pertanyaan 1 : pengukuran TTV pada 4 item di setiap shift (TTD, Nadi, RR, Suhu)

Sales
0%

29% Selalu dilakukan

71% Kadang lalai


Tidak dilakukan

Berdasarkan hasil kuesioner post observasi misscare didapatkan hasil bahwa pada
poin pengukuran TTV dalam 4 item sebanyak 71% perawat selalu melakukan, 29%
kadang lalai, dan sebanyak 0% tidak melakukan.

Pertanyaan 2 : mendokumentasikan intake nutrisi dan output cairan pada pasien


terpasang DC/diberikan obat golongan lasix

Sales
0%
21%
selalu dilakukan
kadang lalai
79%
tidak dilakukan

Berdasarkan hasil kuesioner post observasi misscare didapatkan hasil bahwa pada
poin pendokumentasi intake dan output cairan sebanyak 79% perawat selalu melakukan,
21% kadang lalai, dan sebanyak 0% tidak melakukan.
Pertanyaan 3 : mencatat implementasi yang dilakukan dan evaluasi tindakan
keperawatan (SOAP setiap diagnosa)

Sales

selalu dilakukan
100%
kadang lalai
tidak dilakukan

Berdasarkan hasil kuesioner post observasi misscare didapatkan hasil bahwa pada
poin pendokumentasian implementasi dan evaluasi sebanyak 100% perawat selalu
melakukan.

Pertanyaan 4 : cuci tangan 6 langkah 5 momen

Sales

0%

50% Selalu
50%
Kadang lalai
Tidak dilakukan

Berdasarkan hasil kuesioner post observasi misscare didapatkan hasil bahwa pada
poin cuci tangan 6 langkah 5 momen sebanyak 50% perawat selalu melakukan, sebanyak
50% kadang lalai, dan 0% yang tidak melakukan.
Pertanyaan 5 : monitoring kadar gula darah sesuai indikasi (pasien
hipo/hiperglikemia)

Sales
0%
14%
Selalu
Kadang lalai
86%
Tidak dilakukan

Berdasarkan hasil kuesioner post observasi misscare didapatkan hasil bahwa pada
poin monitoring kadar gula darah sesuai indikasi sebanyak 86% perawat selalu
melakukan, sebanyak 14% kadang lalai, dan 0% tidak melakukan.

Pertanyaan 6 : melakukan pengkajian berkala sesuai kondisi pasien (Nyeri, resiko


jatuh, EWS)

Sales
0%
14%

Selalu
Kadang lalai
86% Tidak dilakukan

Berdasarkan hasil kuesioner post observasi misscare didapatkan hasil bahwa pada
poin pengakajian berkala sesuai kondisi pasien sebanyak 79% perawat selalu melakukan,
sebanyak 21% kadang lalai, dan 0% tidak melakukan.
Pertanyaan 7 : perawatan, monitoring, dan dokumentasi pemasangan IV Line

Sales
0%
0%

Selalu
Kadang lalai
100% Tidak dilakukan

Berdasarkan hasil kuesioner post observasi misscare didapatkan hasil bahwa pada
poin perawatan, monitoring, dan dokumentasi pemasangan IV Line sebanyak 100%
perawat selalu melakukan.

2. Intervensi – kebutuhan individual

Pertanyaan 1 : medikasi diberikan dalam 30 menit sebelum dan sesudah waktu yang
seharusnya

Sales

0%

50% Sesuai
50%
Kadang lalai
Tidak dilakukan

Berdasarkan hasil kuesioner post observasi misscare didapatkan hasil bahwa pada
poin pemberian medikasi dalam 30 menit sebelum dan sesudah waktu yang seharusnya
sebanyak 50% perawat selalu melakukan, sebanyak 50% kadang lalai, dan 0% tidak
melakukan.
Pertanyaan 2 : memberikan dukungan emosiaonal pada pasien atau keluarga pasien

Sales

0%

33%
Selalu dilakukan

67% Kadang lalai


Tidak dilakukan

Berdasarkan hasil kuesioner post observasi misscare didapatkan hasil bahwa pada
poin memberikan dukungan emosional pada pasien dan keluarga sebanyak 33% perawat
selalu melakukan, sebanyak 67% kadang lalai, dan 0% tidak melakukan.

Pertanyaan 3 : respon < 5 menit pada panggilan bel pasien

Sales

0%

Selalu
Kadang lalai
Tidak dilakukan
100%

Berdasarkan hasil kuesioner post observasi misscare didapatkan hasil bahwa pada
poin perawat merespon < 5 menit setelah bel berbunyi sebanyak 100% perawat selalu
melakukan.
Pertanyaan 4 : memonitor dan mendokumentasikan keefektifan pengobatan
(menulis respon terapi pada SOAP pada setiap dx keperawatan. Ex : mual
berkurang, panas, berkurang, nyeri berkurang, dll sesuai terapi farmakologi yang
diberikan)

Sales
0

29%
Selalu dilakukan
Kadang lalai
71%
Tidak dilakukan

Berdasarkan hasil kuesioner post observasi misscare didapatkan hasil bahwa pada
poin memonitor dan mendokumentasikan keefektifan pengobatan sebanyak 71% perawat
selalu melakukan, sebanyak 29% kadang lalai, dan 0% tidak melakukan.

3. Intervensi – kebutuhan dasar

Pertanyaan 1 : mobilisasi/reposisi pasien sesuai kebutuhan (post op, decubitus,


gangguan neurologis)

Sales
0%

43% Selalu dilakukan


57% Kadang lalai
Tidak dilakukan

Berdasarkan hasil kuesioner post observasi misscare didapatkan hasil bahwa pada
poin mobilisasi/reposisi pada pasien sesuai kebutuhan sebanyak 57% perawat selalu
melakukan, sebanyak 43% kadang lalai, dan 0% tidak melakukan.
Pertanyaan 2 : memberikan diit pasien total care saat masih hangat (pasien
terpasang NGT)

Sales

0%

43%
Selalu dilakukan
57% Kadang lalai
Tidak dilakukan

Berdasarkan hasil kuesioner post observasi misscare didapatkan hasil bahwa pada
poin memberikan makanan pada pasien total care selagi hangat sebanyak 57% perawat
selalu melakukan, sebanyak 43% kadang lalai, dan 0% tidak melakukan.

Pertanyaan 3 : melakukan personal hygiene pada pasien (memberikan bantuan,


mengingatkan, menwarkan bantuan)

Sales

0%

36%
Selalu dilakukan

64% Kadang lalai


Tidak dilakukan

Berdasarkan hasil kuesioner post observasi misscare didapatkan hasil bahwa pada
poin melakukan personal hygiene pada pasien sebanyak 64% perawat selalu melakukan,
sebanyak 36% kadang lalai, dan 0% tidak melakukan.
Pertanyaan 4 : perawatan luka/ kulit pada pasien yang membutuhkan (post op, luka
kronik, luka akut)

Sales
8% 0%

selalu dilakukan
kadang lalai
92%
tidak dilakukan

Berdasarkan hasil kuesioner post observasi misscare didapatkan hasil bahwa pada
poin perawatan luka/kulit pada pasien yang membutuhkan sebanyak 92% perawat selalu
melakukan, sebanyak 8% kadang lalai, dan 0% tidak melakukan.

4. Rencana tindak lanjut

Pertanyaan 1 : memberikan edukasi terkait cara perawatan pasien selama dirumah


sakit dan dirumah

Sales

14%

Selalu dilakukan
Kadang lalai
86% Tidak dilakukan

Berdasarkan hasil kuesioner post observasi misscare didapatkan hasil bahwa pada
poin memberikan edukasi terkait cara perawatan pasien saat di RS ataupun di rumah
sebanyak 86% perawat selalu melakukan, sebanyak 14% kadang lalai, dan 0% tidak
melakukan.
Pertanyaan 2 : memastikan perencanaan pulang (IDEAL) (dilakukan oleh
mahasiswa)

Sales

Selalu dilakukan
Kadang lalai

100% Tidak dilakukan

Berdasarkan hasil kuesioner post observasi misscare didapatkan hasil bahwa pada
poin memastikan perencanaan pulang sebanyak 100% tidak melakukan.

Pertanyaan 3 : mengikuti ronde keperawatan kapanpun diselenggarakan (RID belum


melaksanakan)

Sales

100% selalu dilakukan


kadang lalai
tidak dilakukan

Berdasarkan hasil kuesioner post observasi misscare didapatkan hasil bahwa pada
poin mengikuti ronde keperawatan sebanyak 100% tidak melakukan karena di RID belum
pernah dilakukan ronde keperawatan.
3.6 Fungsi Manajemen
3.6.1 Fungsi Perencanaan
1. Visi dan misi organisasi
Visi dan misi ruang rawat
1) Visi
Memberikan pelayanan asuhan pasien penyakit dalam secara
paripurna dalam rangka peningkatan kualitas hidup demi tercapainya
kepuasan pelanggan
2) Misi
a Memberikan pelayanan asuhan pasien penyakit dalam secara
komprehensif dan terintegrasi
b Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia yang kompeten
dan profesional
c Menyediakan prasarana dan sarana yang berkualitas
2. Tujuan dan target organisasi
1) Tujuan dan target ruang rawat
Memberikan pelayanan asuhan pasien penyakit dalam secara
komprehensif dan terintegrasi, meningkatkan kemampuan sumber
daya manusia yang kompeten dan profesional dan menyediakan
prasarana dan sarana yang berkualitas
2) Keterkaitan tujuan ruang rawat dengan rumah sakit
Memberikan pelayanan asuhan pasien penyakit dalam secara
paripurna dalam rangka peningkatan kualitas hidup demi tercapainya
kepuasan pelanggan
3) Kebijakan, prosedur, dan peraturan organisasi
Kebijakan, prosedur, dan peraturan terkait dengan
keperawatan saat ini masih mengikuti kebijakan, prosedur, dan
peraturan terkait dengan keperawatan rumah sakit.

3. Perencanaan strategis dan operasional


1) Rencana strategis diruang rawat
Adapun rencana strategis Unit Rawat Inap D Rumah Sakit Wava Husada
adalah sebagai berikut:
a. Pengembangan pemasaran
b. Patient Safety
c. Kepuasan pelanggan
d. Pelayanan Paripurna
e. SDM berkualitas
f. Efisiensi dan Investasi Keuangan

4. Rencana operasional unit rawat inap D


Tabel 3.12 Rencana operasional RI D
No. Cara Pelaksanaan Kegiatan
1 Bekerjasama dengan PKRS dalam mengadakan edukasi
kelompok di Unit RID ditiap bulannya
2 Melakukan evaluasi terhadap pencegahan pasien jatuh dalam
waktu ± 3-4 hari sekali
3 Melakukan evaluasi terhadap pencegahan kejadian dekubitus
dalam waktu ± 3-4 hari sekali
4 Melakukan evaluasi terhadap pencegahan kejadian plebitis
dalam waktu ± 3-4 hari sekali
5 Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan identifikasi pasien
dalam waktu ± 3-4 hari sekali
6 Pelatihan service excelent dalam 1 tahun
7 Pelaksanaan program bimbingan rohani pada pasien minimal
satu kali dalam 1 periode MRS
8 Review dan Edukasi mengenai kelengkapan pengisian berkas
rekam medis dalam 1 bulan
9 Seminar keperawatan yang diikuti oleh 2 perawat dalam setiap
judul seminar
10 Pembuatan paket alkes habis pakai untuk macam - macam
tindakan dalam 1 bulan
11 Pengadaan Pantry dan Spoelhoek

ii. Keterlibatan staf keperawatan dalam perencanaan ruang rawat


Semua perawat terlibat dalam perencanaan di unit rawat inap D
3.6.2 Fungsi Pengorganisasian
a. Struktur Organisasi Ruang Rawat

Direktur rumah sakit wava


husada

Manager keperawatan

Kepala unit

Kepala tim Kepala tim

Perawat pelaksana Perawat pelaksana

Asisten keperawatan
b. Uraian Tugas
1. Kepala Ruangan
Seseorang dengan kompetensi tertentu yang diangkat oleh
direktur untuk mengawasi dan mengendalikan kegiatan pelayanan
keperawatan di ruang rawat inap D yang bertanggung jawab
kepada manager keperawatan.
Observasi mengenai tugas Kanit (Kepala Unit) sesuai
dengan Standar Prosedur Operasional Rumah Sakit Wava
Husada, dan dilakukan selama 3 hari (11-13Juni 2019) didapatkan
hasil sebagai berikut :
Tabel 1. Uraian Tugas Kepala Ruangan RS Wava Husada
H1 H2 H3
No Uraian Tugas
D TD D TD D TD
1. Merencanakan
√ √ √
kebutuhan tenaga
2. Membuat program
√ √ √
kerja unit
3. Merencanakan
√ √ √
Budgeting Unit
4. Membuat jadwal
√ √ √
dinas
5. Merencanakan
√ √ √
rapat unit bulanan
6. Menyusun indikator
√ √ √
mutu unit
7. Memilih kepala
√ √ √
Tim
8. Melakukan
koordinasi
pelayanan √ √ √
dengan Manajer
dan unit lain
9. Mengelola
√ √ √
Inventaris unit
10. Memimpin rapat
√ √ √
unit
11. Melakukan
supervisi terhadap √ √ √
bawahan
12. Melakukan
√ √ √
evaluasi mutu unit
13. Mengontrol
pelaksanaan
asuhan √ √ √
keperawatan di
unit
Total 13 13 13
Presentase 100% 100% 100%

Keterangan:
: Dilakukan
- : Tidak Dilakukan
Berdasarkan tabel diatas dapat diinterpretasikan bahwa Kepala
Ruang/Kepala Unit dalam menjalankan fungsi manajemen
keperawatan di ruang rawat inap D (RID) yaitu 100% melakukan
semua tugasnya sebagai kepala unit, sehingga dapat dikatakan fungsi
tersebut dijalankan dengan baik. Hasil diatas didapatkan dari
wawancara dengan kepala unit rawat inap D dan hasil observasi
selama berada di ruangan rawat inap D.
2. Ketua Tim
Seseorang perawat profesional yang memimpin proses asuhan
keperawatan, yang dijalankan oleh sekelompok perawat asosiate yang
bertanggung jawab kepada kepala unit.
Observasi mengenai tugas Katim (Ketua Tim) sesuai dengan
Standar Prosedur Operasional Rumah Sakit Wava Husada, dan
dilakukan selama 3 selama 3 hari (11-13 Juni 2019) didapatkan hasil
sebagai berikut :

Tabel 3.13. Uraian Tugas Ketua Tim RS Wava Husada


H1 H2 H3
No Uraian Tugas
D TD D TD D TD
1. Mengenal atau √ √ √
mengetahui kondisi
pasien dan dapat
menilai tingkat
kebutuhan pasien
2. Membuat √ √ √
perencanaan
bersama anggota
tim
3. Bersama anggota √ √ √
tim menerima
operan shift
sebelumnya
4. Melakukan √ √ √
supervisi kondisi
klien setelah operan
5. Melakukan doa √ √ √
bersama diawal dan
diakhir shift
6. Melakukan √ √ √
conference
7. Melakukan asuhan √ √ √
keperawatan
dibawah tanggung
jawabnya
8. Melakukan koreksi √ √ √
dan revisi askep
yang dibuat oleh
anggotanya
9. Melakukan evaluasi √ √ √
pada setiap klien
10. Memberikan √ √ √
pendidikan
informasi kepada
pasien atau
keluarga
11. Menilai kinerja √ √ √
anggota
dibawahnya
12. Memperkenalkan √ √ √
anggota tim pada
klien
13. Berpatisipasi dalam √ √ √
tercapainya mutu
rumah sakit
14. Melaksanakan √ √ √
tugas lain yang
diberikan atasan
Total 14 14 14
Presentase 100% 100% 100%
Keterangan:
 : Dilakukan
- : Tidak Dilakukan

Berdasarkan tabel diatas dapat diinterpretasikan bahwa ketua


tim dalam menjalankan fungsi manajemen keperawatan pada 3 hari
observasi di ruangan rawat inap D sudah dilakukan 100%, sehingga
dapat dikatakan fungsi tersebut dijalankan dengan baik.
3. Perawat Pelaksana
Seseorang perawat profesional yang diberi wewenang dan
ditugaskan untuk memberikan pelayanan keperawatan langsung
kepada klien yang bertanggung jawab kepada kepala unit.
Observasi mengenai tugas PP (Perawat Pelaksana) sesuai
dengan Standar Prosedur Operasional Rumah Sakit Wava Husada,
dan dilakukan selama 3 selama 3 hari (11-13 Juni 2019) didapatkan
hasil sebagai berikut:
Tabel 3.14 Uraian Tugas Perawat Pelaksana RS Wava Husada
No H1 H2 H3
Uraian Tugas
D TD D TD D TD
1. Memberikan √ √ √
asuhan
keperawatan pada
pasien dibawah
tanggungjawabnya
2. Bekerja sama √ √ √
dengan anggota
tim dan antar tim
3. Memberikan √ √ √
laporan kepada
katim
4. Memberikan √ √ √
pendidikan
informasi kepada
pasien atau
keluarga yang baru
masuk RS
5. Berpartisipasi √ √ √
dalam tercapainya
mutu rumah sakit
6. Melaksanakan √ √ √
tugas lain yang
diberikan atasan
Total 6 0 6 0 6 0
Presentase 100 100 100
% % %

Keterangan:
 : Dilakukan
- : Tidak Dilakukan

Berdasarkan tabel diatas dapat diinterpretasikan bahwa perawat


pelaksana dalam menjalankan fungsi manajemen keperawatan pada
3 hari sudah dilakukan 100%, sehingga dapat dikatakan fungsi
tersebut dijalankan dengan baik sesuai dengan tugas perawat. Data
tersebut di dapatkan dari hasil observasi selama 3 hari di ruangan
rawat inap D.

c. Metode penugasan yang diterapkan pada ruang rawat


Metode yang digunakan di ruang rawat Inap D adalah Modifikasi
Tim Primer. Perawat ruang RID terdapat 2 KATIM. Setiap TIM terdiri
dari 1 Ketua TIM dan 4 anggota perawat pelaksana.

d. Uraian tugas perawat pada metode penugasan yang diterapkan


Uraian tugas yang diterapkan sesuai dengan uraian yang sudah ada
poin 2 yaitu urain tugas dan pelaksanaan

e. Klasifikasi pasien
Klasifikasi pasien dalam penempatan ruangan atau kamar
berdasarkan jenis kelas.Terdapat kelas 1 kelas 2 dan kelas 3.
3.6.3 Fungsi Ketenagaan
1. Sistem Perhitungan Tenaga Kerja
1) Rencana Kebutuhan Tenaga
Kebutuhan tenaga di ruang RID dihitung oleh Kepala Unit
berdasarkan lama tindakan keperawatan yang dilakukan oleh ruangan
yang kemudian diajukan ke SDM Rumah Sakit.
2) Sistem Penghitungan Tenaga
Sistem penghitungan tenaga keperawatan menggunakan metode
WISN (Workload Indicator Staaf Need) dengan jumlah hari kerja 48
jam/minggu.
3) Kelengkapan dan Ketepatan Data yang digunakan dalam
Perhitungan Tenaga Keperawatan
Dalam kelengkapan dan ketetapan data yang digunakan dalam
penghitungan tenaga keperawatan di RID tidak sesuai dengan yang sudah
dihitung metode WISN karena keterbatasan SDM.

2. Jadwal Shift Dinas


1) Penentuan Jadwal Shift Dinas
Penentuan jadwal shift dinas di RID dibuat oleh kepala unit
kemudian dikoreksi bersama dengan perawat pelaksana.
2) Distribusi Tenaga Setiap Shift
Pendistribusian tenaga perawat di RID pada shift pagi perawat
pelaksana berjumlah 4 orang, katim 2 orang, dan kepala unit. Untuk shift
sore perawat pelaksana 4 orang, pj shift 1 orang, dan untuk shift malam
perawat pelaksana 3 orang, pj shift 1 orang.
3) Keterlibatan Perawat Pelaksana dalam Membuat Jadwal
Perawat pelaksana dapat meminta pengajuan jadwal kepada
kepala unit sebelum tanggal 15 setiap bulannya, yang kemudian akan
dilihat dan dipertimbangkan oleh kepala unit.
3. Ketenagaan
1) Sistem Seleksi dan Penerimaan Tenaga Baru di ruang Perawat
Tidak ada sistem seleksi dan penerimaan tenaga baru di RID,
semua terpusat di PSDM.
2) Orientasi Tenaga Baru di ruang Perawat
a Orienasi umum
a) Pesertas orientasi umum adalah karyawan baru
b) Penyelenggara kegiatan orientasi umum adalah unit psdm bekerja
sama dengan tim adhoc yang dibentuk oleh rumah sakit wava husada
c) Pelaksanaan orientasi umum selama 2 hari
d) Materi-materi dalam orientasi umum adalah sebagai:
- Sejarah, falsafah, dan simbol rumah sakit wava husada
- Visi, misi, nilai, motto dan jargon rumah sakit wava husada
- Peraturan perusahaan rumah sakit wava husada, struktur
organisasi dan layout rumah sakit wava husada
- Pedoman dan penilaian kerja karyawan rumah sakit wava
husada
- Produk penilaian dan program kepuasan pelanggan rumah sakit
wava husada
- Pentingnya sistem informasi dan manajemen rumah sakit wava
husada
- Pencegahan dan pengendalian infeksi
- Keselamatan dan kesehatan kerja
- Keselamatan pasien dan resiko menagemen
- Promosi kesehatan rumah sakit
- Bidang (pelayana medik, penunjang layanan, keperawatan,
akutansi dan keuangan, umum dan psdm)
- Mutu rumah sakit
b Orientasi khusus/orientasi di unit
a) Orientasi khusus diberikan kepada karyawan baru dan karyawan
lama yang menempati posisi tugas baru (mutasi, demosi,
promosi)
b) Penyelenggara orientasi khusus adalah unit kerja masing-masing
sesuai dengan penempatan karyawan
c) Pelasanaan orientasi khusus untuk karyawan baru adalah 1-7
hari
d) Materi orientasi khusus antara lain:
- Visi, misi, dan tujuan unit kerja
- Susunan organisasi dan tata kerja di unit kerja
- Standart prosedur operasional di unit kerja
- Sarana dan prasarana di unit kerja
- Uraian tugas
- Materi lain sesuai kebutuhan unit kerja
- Mutu unit kerja
- Materi orienasi khusus diberikan oleh atasan kepada karyawan
baru yang menempati jabatan baru atau baru masuk di unit
tertentu
3) Pengembangan Staff (Pendidikan dan Pelatihan diruang Perawat)
Rawat pengembangan pengetahuan pegawai di unit rawat
inap d rumah sakit Wava Husada diberikan kesempatan bagi yang
d3 untuk menempuh pendidikan s1. Perawat yang menempuh
pendidikan masih bisa bekerja dan shiftnya menyesuaikan.
Sedangkan untuk pengembangan staff berupa pelatihan,
pendelegasian perawat sebagai peserta ditentukan oleh pihak
rumah sakit. Selain itu, perawat bisa mengikuti pelatihan atau
seminar diluar pendelegasian oleh instalasi jika diperlukan.

Adapun pelatihan yang dilakukan di RID adalah :

a. Pelatihan pemulasaran jenazah


b. Pelatihan dasar libre office
c. Pelatihan BHD
d. Pelatihan pemadam kebakaran dasar
e. Pelatihan mutu dan keselamatan pasien
f. Pelatihan manajemen ruang rawat (manajemen bangsal)
4) Jenjang Karir Tenaga Perawat diruang Perawat
Peningkatan jenjang karir di unit rawat inap d rumah sakit
wava husada berdasarkan pemetakan atau radensial yang
tergantung dengan lama kerjanya. Radensial dibagi menjadi PK 1,
PK 2, PK 3, untuk PK 1 lama kerjanya kurang dari setahun, PK 2
lama kerjanya 1-4 tahun sedangkan untuk PK 3 lebih dari 4 tahun.
Pada RID tahun ini jumlah perawat PK 1 berjumlah 13 orang, PK
2 4 orang, PK 3 1 orang, dan Pra PK 5 orang.
3.6.4 Fungsi pengarahan
1. Komunikasi
1) Arah komunikasi diruang rawat
Arah komunikasi yang dipakai yaitu komunikasi 2 arah dengan cara
menshare di grup ruang rawat inap D sehingga informasi yang
didapatkan dapat tersampaiakan ke anggota perawat rawar inap d
sistem komunikasi tertulis diruang perawat.
2) Bentuk dan mekanisme komunikasi antar perawat, perawat dengan
dokter, perawat dengan tenaga kesehatan lain, perawat dengan
pasien
Komunikasi di ruang rawat inap D menggunakan komunikasi langsung
dan tidak langsung. Komunikasi secara langsung dapat berupa
bertemu secara langsung untuk konsultasi sedangkan komunikasi tidak
langsung dengan melalui via telepon. Pada saat melaporkan via
telepon pelapor melaporkan kondisi klien dengan metode SBAR dan
perawat mencatat, membaca, dan konfirmasi kembali hasil konsultasi
pada dokter sebelum menutup telepon.
3) Sistem komunikasi tertulis di ruang rawat inap D
Sistem komuniksdi tertulis tidak ada, ruang rawat inap D menggunakan
komunikasi langsung.
4) Sistem komunikasi melalui telepon diruang rawat
Sistem komunikasi memalui telfon diruang rawat inap D yaitu dengan
menggunakan telepon yang ada di ruangan sehingga memudahkan
dalam penyampaian informasi yang dibutuhkan.
5) Jadwal pertemuan/rapat diruang rawat
a. Rapat rutin dilaksanakan setiap bulan sekali di unit rawat inap D
b. Rapat insidentil yang sifatnya urgen harus dilaksanakan hari itu
juga segera, adapun format pencatatan pelaksanaan rapat di unit
rawat inap D adalah Notulen rapat dan absen atau kehadiran
peserta rapat.
Rapat biasanya membahas suatau masalah yang berkaitan dengan
tujuan unit rawat inap d yang harus dirundingkan atau didiskusikan
secara musyawarah.Pada saaat rapat seluruh peserta harus berperan
aktif dan bersifat terbuka.Dalam rapat harus ada pimpinan, notulen,
moderator, peserta rapat dan masalah yang dibahas.
6) Faktor penghambat komunikasi diruang rawat
Tidak ada faktor penghambat komunikasi di ruang rawat inap D.
2. Motivasi
1) Penilaian motivassi perawat diruang rawat
Penilaian motivasi dinilai dari logbook yang dibuat oleh perawat.
Selain itu dilihat dari perilaku perawat setiap harinya (semangat saat
bertugas, sering mengeluh atau tidak dapat bekerja, ada atau tidak
adanya ide-ide untuk pemecahan masalah yang ada).
2) Upaya peningkatan motivasi perawat diruang rawat
Upaya peningkatan motivasi yanitu melalui logbook perawat.
Logbook yang memiliki kriteria terbaik berdasarkan penilaian
kepala unit akan diberikan reward
3) Sistem reward dan punishment diruang rawat
Sistem reward diruang rawat unit D yaitu diberikan Kepala Ruang
memberikan pujian kepada perawat atas kinerjanya yang baik.
Punishment diberikan jika perawat yang ada di ruang rawat inap
D melakukan kesalahan atau pelanggaran akan diberi teguran
secara personal.
3. Supervisi
1) Mekanisme supervisi staf diruang rawat
Supervisi dilakukan setiap bulan. Dilakukan dengan mekanisme karu
mensupervisi katim, katim mensupervisi perawat pelaksana namun
adalakanya karu mengsupervisi perawat klinis 3 yang bertujuan untuk
peremajaan katim untuk mempersiapkan kepala tim baru.
2) Mekanisme supervisi asuhan keperawatan diruang rawat
Supervisi asuhakan keperawatan asuhan keperawatan dilakukan oleh
perawat pelaksana langsung, namun kepala unit dan kepala tim turut
serta memberikan asuhan keperawatan kepada klien.
3) Faktor penghambat kegiatan supervisi
Tidak ada penghambat kegiatan supervisi dikarekan supervisi dapat
dilakukan kapan saja dengan target setiap bulan sekali
4. Delegasi
1) Uraian tugas dan kewenangan dalam pendelegasian
Dalam proses pendelegasian tugas, wewenang dan tanggung jawab
apabila ada perawat yang tidak masuk maupun cuti sepenuhnya
ditentukan oleh kepala ruangan dengan mempertimbangkan kebutuhan
dan ketersediaan tenaga keperawatan. Alur pendelegasian dilakukan
dari atasan ke bawahan.
Tugas Kepala Ruang yang ada diruang rawat inap
Ddapatdidelegasikan kepada Ketua Tim ataupun perawat pelaksana
yang ada diruang rawat inap D, semua tugas yang didelegasikan
dikerjakan oleh penerima delegasi dan tetap mendapat follow up dari
Kepala Ruang.
2) Mekanisme pendelegasian
Jika Kepala ruangan tidak bisa menghadiri acara karena jadwal yang
sama, maka dapat didelegasikan kepada perawat yang lain yang ada
diruangan tersebut yang sekiranya mampu dan mau. Mekanisme
pendelegasian yang ada diruang rawat inap D dengan menggunakan
surat yang sudah dibuatkan tersendiri oleh pihak rumah sakit.
3.6.5 Fungsi pengendalian
1. Penilaian kinerja
2. Mekanisme penilaian kinerja diruang rawat
Dilakukan dengan rutin tiga bulan sekali.ini dilakukan dengan
tujuan agar kualitas kinerja para perawat terjaga dan tetap berada di
atas rata-rata sehingga dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat
terhadap pelayanan yang diberikan. Instrumen yang digunakan untuk
penilaian kinerja perawat adalah format instrumen yang sudah tersedia
di rumah sakit yaitu berupa lembar form peninaian yang meliputi
penilaian kedisiplinan, tanggung jawab, keramahan, ketepatan
pelaksanaan tugas tambahan, dan kpi unit kerja. Penilaian dilakukan
secara menyeluruh agar menjaga kualitas dan profesionalisme kerja
3. Instrumen penilaian kinerja yang digunakan diruang rawat
Instrumen yang digunakan untuk penilaian kinerja perawat
adalah format instrumen yang sudah tersedia di rumah sakit yaitu
berupa lembar form peninaian yang meliputi penilaian kedisiplinan,
tanggung jawab, keramahan, ketepatan pelaksanaan tugas tambahan,
dan kpi unit kerja.
3.7 Analisis SWOT
3.7.1 Faktor Internal 5M
Bobot x
Analisa Bobot Rating Nilai
Rating
STRENGTH
1. Supervisi dan pengkaderan dilakukan oleh Karu 0.1 4 0.4
untuk peremajaan Katim
2. Memiliki peralatan medis dan non medis yang telah 0.08 4 0.32
memenuhi standart peralatan keperawatan sesuai
dengan standart RS tipe B
3. Metode keperawatan yang digunakan di ruangan
RID adalah metode modifikasi tim primer. 0.06 3 0.18
Pelaksanaan di ruangan sudah sesuai dengan
pelaksanaan modifikasi tim primer
4. Perawat rawat inap di unit D sebanyak 54,1 %
berpendidikan S1, 41,6% berpendidikan D3 dan 0.07 3 0.21
4,3% asisten perawat.
5. Kepala unit ranap D berpendidikan S1
Keperawatan, ketua tim berpendidikan D3 0.1 4 0.4
sebanyak 1 orang, dan 2 orang berpendidikan S1.
6. Perawat RID mengikuti standar pelatihan mutu
sebanyak 34,7%, BLS sebanyak 73,9%, dan
keselamatan pasien sebanyak 34,7% 0.06 3 0.18
7. Pelaksanaan operan (timbang terima pasien)
sudah sesuai dengan SPO yaitu 94,4%
8. Proses penerimaan pasien baru terlaksana dengan 0.06 4 0.24
baik sesuai prosedur dengan presentase 100%
9. Supervisi dilakukan dengan mekanisme Kepala 0.06 3 0.18
Ruangan mensupervisi Ketua Tim, Ketua Tim
mensupervisi Perawat Pelaksana. Namun
adakalanya Kepala Ruangan mensupervisi 0.04 4 0.16
langsung Perawat Klinis satu per satu
10. Kepala Unit pada saat tertentu ikut terjun secara
langsung dalam tindakan keperawatan pada
pasien
Bobot x
Analisa Bobot Rating Nilai
Rating
11. Delegasi dilakukan dengan mekanisme Kepala
Ruangan kepada Ketua Tim. Kepala Ruangan
memilih dengan aspek orang yang mampu dan 0.05 4 0.20
bertanggung jawab dalam melaksanakan tindakan
asuhan keperawatan. Dan juga dipertimbangkan 0.08 2 0.16
sesuai dengan kebutuhan dan ketersediaan tenaga
keperawatan
12. Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan bahwa
pendokumentasian catatan keperawatan sudah
dilakukan dengan baik, terbukti nilai yang
didapatkan skor sebesar 100% yang dilakukan
pada 10 sampling BRM pasien
13. Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan bahwa 0.06 3 0.18
kepatuhan perawat dalam pengisisan Discharge
Planning pasien yang sesuai dengan SPO RS
sudah dilakukan dengan baik dan didapatkan skor
100%
14. Koordinator pendidikan kesehatan RID
mengatakan selama ini pengunjung atau keluarga 0.06 3 0.18
pasien yang mengikuti pendidikan kesehatan
cukup banyak dan sangat antusias. Pelaksanaan
setiap 1 bulan sekali
15. Koordinator pendidikan kesehatan RID 0.06 3 0.18
mengatakan tidak ada kendala selama melakukan
pendidikan kesehatan

Total

0.06 2 0.12

1 3.29
Bobot x
Analisa Bobot Rating Nilai
Rating
WEAKNESS
1. Beberapa peralatan yang ada di ruang RID masih 0.06 3 0.18 S-W
ada yang jumlahnya kurang dari standart yang ada =
2. Tidak mematuhi pemasangan stiker identitas di 3.29
setiap cairan infus pada saat mengganti cairan 0.06 3 0.18 –
infus pada pasien 2.68
3. Katim/PJ shift ketika operan tidak menyampaikan =
diagnosa keperawatan yang masih dan akan 0.10 3 0.30 0,61
muncul pada saat jaga
4. Pelaksanaan preconference dan postconference di
Ruang rawat inap D dilakukan tanpa adanya SOP 0.16 3 0.48
di ruangan
5. Belum pernah dilaksanakan ronde keperawatan
formal selama dilakukan pengkajian
6. Untuk pelaksanaan supervisi tidak ada jadwal pasti 0.10 4 0.40
dalam melakukan supervisi namun memiliki target
rutin 1 bulan sekali supervisi wajib terlaksana. Dan
tidak adanya SOP pasti yang digunakan di ruangan 0.10 3 0.30
7. Discharge Planning di unit RID seharusnya
dilakukan diawal rawat inap 1x24 jam, namun
kenyataannya di RID baru mencantumkan
perencanaan pulang saat pasien akan pulang.
8. Tingkat kepatuhan perawat dalam melakukan 0.22 2 0.44
tindakan keperawatan di ruang RID sebanyak 8.3%

Total
0.20 2 0.40

1 2,68
3.7.2 Faktor Eksternal 5M
Bobot Nilai
Analisa Bobot Rating x
Rating
OPPORTUNITY
1. Berdasarkan data perawat yang diperoleh di 0.3 3 0.9
Ruang RID, 100% perawat masih dalam
usia produktif, sehingga kinerja yang
diberikan bisa lebih maksimal.
2. Adanya kesempatan bagi Ruang Rawat 0.2 4 0.8
Inap D untuk mengajukan pengadaan ulang
atau pengadaan tambahan peralatan yang
dibutuhkan di ruangan
3. Adanya mahasiswa praktik manajemen di
unit rawat inap D 0.05 2 0.1
4. Dengan adanya mahasiswa yang sedang
melaksanakan praktik profesi manajemen, 0.15 4 0.6
dapat dilakukan agenda preconference dan
postconference.
5. Dengan adanya mahasiswa profesi ners
yang sedang melaksanakan praktek profesi 0.1 2 0.2
manajemen, diharapkan dapat dilakukan
agenda ronde keperawatan.
6. Adanya supervisi internal untuk
meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit 0.1 2 0.2
yang diadakan setiap 1 bulan sesuai dengan O-T
jadwal dari RS = 3.1-
7. Penerapan sistem merit dilakukan melalui 2.69
penilaian kinerja secara berkala per bulan 0.1 3 0.3 = 0.43

Total
1 3.1
THREATS
0.35 3 1.05
Bobot Nilai
Analisa Bobot Rating x
Rating
1. Tuntutan masyarakat untuk mendapatkan
pelayanan yang lebih profesional dari tenaga 0.31 2 0.62
kesehatan
2. Masyarakat yang lebih kritis dalam
menanggapi kinerja tenaga kesehatan, 0.34 3 1.02
khususnya perawat
3. Masih banyak pengunjung yang masih
melanggar aturan rumah sakit, seperti
menjenguk di luar jam kunjung, anak-anak
usia < 12 tahun ikut masuk kamar, jumlah
pengunjung yang masuk kamar untuk
menjenguk lebih dari 2 orang 1 2.69

Total

3.7.3 Faktor Internal Fungsi Manajemen


Bobot x Nilai
Analisa Bobot Rating
Rating
STRENGTH
1. Kepala unit sudah menjalankan fungsi 0.2 4 0,8
manajemen keperawatan dengan baik
dengan presentase 100%
2. Pelaksanaan tugas katim sebesar 0.2 4 0,8
100%
3. Pelaksanaan tugas perawat pelaksana 0.1 4 0,4
sebesar 100%
4. Pelaksanaan tugas asisten 0.1 4 0,4
keperawatan sebesar 100%
S-W
5. Perawat pelaksana terlibat dalam 0,1 3 0,3
=
pembuatan jadwal dinas jaga
Bobot x Nilai
Analisa Bobot Rating
Rating
6. Memiliki orientasi yang jelas terhadap 0,15 4 0,6 3.75-
tenaga keperawatan baru 2
7. Metode yang reward yang diberikan 0,15 3 0,45 =
oleh kanit untuk meningkan motivasi 1.75
perawat yaitu dengan memberikan
penilaian sesuai logbook yang terbaik

Total 1 3,75

WEAKNESS
1. Supervisi yang dilakukan kanit le katim 0.6 2 1,2
dan katim ke PP dilakukan 1x/bulan
manun tidak adanya jadwal rutin
2. Pasien diruang RID tidak diklasifikasi
berdasarkan penyakitnya 0.4 2 0.8

Total 1 2
3.7.4 Faktor Eksternal Fungsi Manajemen
Bobot x Nilai
Analisa Bobot Rating
Rating
OPPORTUNITY
1. Pengembangan jenjang karier perawat klinis 0.4 3 1.2
yang jelas
2. Terdapat pelatihan yang dapat di ikuti oleh 0.6 4 2.4
perawat yaitu pelatihan keluar RS dan in
house training
O-T
=
Total 1 3.6
3.6-0
THREATS
= 3.6

- Tidak Ada Ancaman

Total 0 0

3.7.5 Faktor Internal Indikator Mutu


Bobot Nilai
Analisa Bobot Rating x
Rating
STRENGTH
1. Persentase kepuasan klein selama 0.1 4 0.4
pengkajian 2 hari (11-13 Juni 2018)
sebanyak 100%
2. Presentase pasien yang 0.05 3 0.15
terdokumentasi skala nyeri lebih dari 4
dan telah mendapatkan tatalaksana
dari perawat sebanyak 100% 0.05 3 0.15
3. Prosentase pasien dengan nyeri yang
terdokumentasi lebihdari skala 4
sebanyak 20,4%
4. Angka kejadian dekubitus di unit rawat 0.1 3 0.3
inap D mencapai 0%
Bobot Nilai
Analisa Bobot Rating x
Rating
5. Pengkajian pasien plebitis yang
dilakukan selama 3 hari didapatkan 0 0.1 4 0.4
pasien yang mengalami phlebitis.
6. Indikator mutu pelayanan mengenai 0.05 4 0.2
kecemasan adalah sebesar 6,02%,
angka tersebut sudah sesuai dengan
indicator mutu di ruang rawat inap D.
7. Hasil pengamatan selama 3 hari dari 0.05 4 0.2
tanggl 11-13 Juni 2019 didapatkan
hasil 100% perawat telah memenuhi
standar komunikasi efektif.
8. Perawat di ruangan menggunakan 0.05 3 0.15
bahasa yang mudah dimengerti oleh
pasien dengan prosentase 100 %
9. Obat-obatan yang diberikan kepada S-W
pasien selalu di double check 7B 0.15 4 0.6 =
sebesar 100%. 3.65-
10. Angka Kejadian Kesalahan pada 1.55
Pemberian Obat oleh Perawat 0%. = 2.1
11. Hasil pengkajian menggunakan 0.1 4 0.4
instrumen didapatkan 100% pasien
telah dilakukan penilaian
menggunakan morse fall serta 0.1 4 0.4
pemberian gelang kuning dan
dilakukan assessment ulang.
12. Berdasarkan rekapan data selama 3
bulan terakhir dan pengkajian selama 0.1 3 0.3
3 hari didapatkan 0% pasien jatuh.

Total
Bobot Nilai
Analisa Bobot Rating x
Rating
1
WEAKNESS
1. Perawat memberikan KIE kepada
pasien dan keluarga untuk mengurangi 0.25 2 0.5
resiko infeksi dengan hand hygiene
sebesar 85,7%.
2. Perawat menerapkan 6 langkah cuci 0.3 2 0.6
tangan sebelum dan sesudah tindakan
sebesar 91,30 %
3. Pada ruangan tidak terdapat matras 0.15 1 0.15
atau bed yang disediakan khusus klien
dengan dekubitus, karena memang
jarang terdapat klien dengan kondisi
dekubitus.
4. Hasil pengkajian komunikasi SBAR 0.3 1 0.3
yang dilakukaan pada tanggal 11-13
Juni 2019 didapatkan bahwa
pelaporan didapatkan 80% sesuai
SOP

Total 1

3.7.6 Faktor Eksternal Indikator Mutu


Bobot x Nilai
Analisa Bobot Rating
Rating
OPPORTUNITY
1. Terdapat badan PPI (Program 0,5 4 2,0
Pengedalian Infeksi) di rumah sakit
untuk melakukan survailance
2. Terdapat Komite Keperawatan yang 0.3 4 1,2
salah satu fungsinya mengontrol terkait
dengan mutu pelayanan asuhan
keperawatan. 0.2 3 0.6
3. Terdapat asisten unit yang mengatur
sarana prasarana terkait dengan
peningkatan mutu pelayanan klien.
1 3.8
Total
THREATS O-T
1. Pasien memiliki latar belakang 0.4 2 0.8 =
pendidikan yang beragam sehingga 3.8-2
hal ini dapat menjadi penghambat = 1.8
dalam memberikan edukasi
5. Persentase pengetahuan pasien 0.6 2 1.2
kurang selama pengkajian 3 hari (11-
13 Juni 2019) terkait cuci tangan
mencapai 8,4%.

Total 1 2.0

3.7.7 Diagram Analisa SWOT

4 Fungsi
Menejemen
3
(1.75 , 3.6)

2
5M
Indikator Mutu
1 (0.56 , 0.43)
(3.8 , 2)
0
-1.5 -1 -0.5 0 0.5 1 1.5 2
-1

-2
3.7.8 Analisa Strategi

Berdasarkan hasil pengkajian dan analisa SWOT.Diagram SWOT


menunjukkan bahwa pemetaan 5M, fungsi manajemen dan indicator mutu berada
pada kuadran 1. Hal ini berarti 5M, fungsi manajemen dan indicator mutu unit RID
adalah progresif dan dalam kondisi prima mantap sehingga sangat dimungkinkan
untuk terus melakukan ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan meraih
kemajuan secara maksimal.
BAB IV
PRIORITAS MASALAH, ALTERNATIF PENYELESAIAN MASALAH DAN POA
PENYELESAIAN MASALAH MANAJEMEN KEPERAWATAN
DI UNIT RAWAT INAP D

Setelah dilaksanakan pengkajian selama 3 hari (11/06/2019 sampai


13/06/2019), didapatkan beberapa permasalahan di Unit Rawat Inap D (RID).
Kemudian, untuk menyelesaikan masalah tersebut maka perlu ditentukan prioritas
masalah dan Plan Of Action dari tiap-tiap masalah yang diangkat.

4.1 Penentuan Prioritas Masalah


Teknik prioritas masalah yang digunakan disini adalah “teknik kriteria matrik
(criteria matrix technique), yaitu teknik pemungutan suara dengan
menggunakan kriteria tertentu. Secara sederhana dapat dibedakan atas 5
macam yaitu:
1. Kecenderungan besar dan seringnya kejadian masalah (Magnitude =
Mg)
2. Besarnya kerugian yang ditimbulkan (Severity = Sv)
3. Bisa dipecahkan (Managebility = Mn)
4. Perhatian perawat terhadap masalah (Nursing concern = Nc)
5. Ketersediaan sumber daya (Affordability = Af)

Tabel 4.1. Prioritas Masalah


No Masalah Mg Sv Mn Nc Af Total Prioritas
1 perawat yang memiliki kepatuhan 4 4 4 3 3 18 2
melakukan tugas keperawatan dengan
baik sebesar 8,3%

2 Perencanaan pulang pasien belum 4 4 4 3 4 19 1


menerapkan model terintegrasi antar
tenaga kesehatan.
Keterangan :
5 = sangat penting
4 = penting
3 = kurang penting
2 = tidak penting
1 = sangat tidak penting

4.2 Tujuan dan Alternatif Penyelesaian Masalah

4.2.1 Deskripsi Prioritas Masalah yang Diangkat

1. Pemenuhan informasi pengetahuan bagi klien yang akan pulang,


terutama pengetahuan mengenai penyakit dan modifikasi gaya hidup
klien serta pengetahuan bagi keluarga yang merawat klien menjadi
salah 1 hal yang wajib diperhatikan oleh perawat yang ada di ruangan.
Pemenuhan informasi ini merupakan hal yang penting dipersiapkan
oleh klien sebelum mereka dipulangkan karena klien setelah
dipulangkan diharapkan mampu melakukan perawatan mandiri dan
menghindari kekambuhan ulang. Saat ini, rumah sakit masih mencari
format discharge planning yang bisa digunakan secara terintegrasi
untuk semua tenaga kesehatan yang merawat pasien yang akan
dipulangkan.
2. Perawat yang memiliki kepatuhan tugas keperawatan yang baik hanya
sebesar 8,3%. Hal-hal yang terlewat pada masing-masing perawat
relatif bermacam-macam dan memiliki bermacam-macam penyebab.
Kejadian misscare pada perawat menjadi hal yang harus diperhatikan
oleh perawat karena selain menyangkut terkait tingkat kepuasaan klien
yang menjadi indikator mutu pelayanan keperawatan, juga menyangkut
kondisi kesehatan klien. Perlu adanya analisa mendalam kembali
terkait tugas mana saja yang sering terlewatkan oleh perawat ruangan
dan faktor penyebabnya sehingga kejadian misscare tidak terjadi di
ruangan.
4.2.2 Alternatif Pemecahan Masalah
Berikut ini adalah beberapa alternatif pemecahan masalah yang
dapat dilakukan untuk mengatasi masalah yang telah ditentukan

Tabel 4.2. Daftar Penyebab dan Alternatif Penyelesaian Masalah Prioritas


yang diangkat
Alternatif
No Masalah Penyebab Pemecahan
Masalah
1 perawat yang memiliki Penerimaan Melakukan analisa
kepatuhan melakukan pasien baru / penyebab, edukasi,
tugas keperawatan dengan pemulangan supervisi dan
baik sebesar 8,3% pasien dalam reward pada
jumlah besar perawat yang
dalam sekali melakukan
waktu serta misscare paling
jumlah tenaga minimal
dalam satu shift
yang dianggap
kurang
2 Perencanaan pulang Tidak ada Melakukan
pasien belum menerapkan patokan pasti observasi,
model terintegrasi antar edukasi yang menyusun standar
tenaga kesehatan. diberikan kepada baku KIE pasien
pasien yang akan sebelum pulang
pulang terkait terkait kondisi
informasi kesehatan dan hal-
penyakit serta hal yang harus
modifikasi gaya diperhatikan selama
hidup, dll setelah di rumah
pasien pulang
4.3 Seleksi terhadap penyelesaian masalah
4.3.1 Penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah
Berikut ini adalah penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah
Tabel 4.3. Tabel penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah
Efektifitas Efesiensi Jumlah
Prioritas Daftar alternatif
MxIxV Prioritas
masalah pemecahan masalah M I V E
E
1 Pemenuhan kebutuhan 5 5 4 2 50 1
informasi pada klien
yang akan KRS
3 kepatuhan perawat 4 5 4 2 40 2
dalam melakukan tugas
keperawatan dalam
kategori baik 8,3%

Jadi, prioritas alternatif pemecahan masalah adalah sebagai berikut:


1. Besarnya masalah yang harus diselesaikan ( M = Magnitude )
2. Pentingnya masalah yang harus diselesaikan (I = Important)
3. Sensitivitas jalan keluar ( V = Vulnerability )
4. Efisiensi penyelesaian masalah ( E )
4.4 Plan Of Action (POA)
No. PRIORITAS FAKTOR WHY WHAT WHERE WHEN WHO HOW POA HOW
MASALAH PENYEBAB MUCH
1 Perencanaan Belum ada Sebagai PREGO : Unit 19 Juni- Sasaran: 1. Konsultasi Rp
pulang pasien panduan indikator Patient Ready Rawat 13 Juli - Perawat dengan pihak 50.000,-
belum perencanaan mutu to Go Home Inap D 2019 - Dokter Komite RS,
menerapkan pulang pelayanan - Farmasi Kanit, dan CI
model terintegrasi unit RID - ahli gizi akademik
terintegrasi dari rumah dalam - semua tenaga 2. Mencari
antar tenaga sakit perannya kesehatan yang instrument
kesehatan. memberikan merawat pasien untuk membuat
pelayanan lembar
yang PJ: discharge
paripurna  Anif planning
 Hayatus terintegrasi
 Bagus H 3. Sosialisasi
 Hanna program

 Vina dengan tenaga

 Tri kesehatan yang

Khusniyatul ada di ruangan


4. Penerapan
discharge
planning
terintegrasi di
ruangan
5. Supervisi dan
observasi
proses
discharge
planning
6. Evaluasi
keberhasilan
program
2. Perawat yang Tingginya Sebagai Menganalisa Rawat 19 Juni- PJ Kegiatan: 1. Konsultasi Rp 0,-
memiliki tingkat indikator tugas Inap D 13 Juli  Jannah dengan pihak
tingkat mobilitas mutu keperawatan 2019  Baghas Komite RS,
kepatuhan pasien yang pelayanan yang sering  Tia Kanit, dan CI
melakukan ada di unit RID dilalaikan dan  Shynatry akademik
tugas ruangan dan dalam menganalisa  Mia 2. Mencari
keperawatan jumlah perannya factor yang instrument tugas
dengan baik petugas yang memberikan menyebabkan dasar
hanya 8,3% dianggap pelayanan kelalaian keperawatan
kurang oleh yang tersebut Pihak yang 3. Sosialisasi
perawat paripurna dilibatkan: program dengan
a. Kanit perawat yang
b. Katim ada di ruangan
c. Perawat 4. Supervisi dan
pelaksana observasi
d. Mahasiswa tindakan
Profesi Ners keperawatan
5. Evaluasi
keberhasilan
program
BAB V
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

5.1 Implementasi Kegiatan Berdasarkan Prioritas Masalah


No. Kegiatan Pelaksanaan Keterangan
1. PREGO (Patient Ready to Go Home) dengan menggunakan pendekatan
IDEAL (Include, Discuss, Asssess, and Listen) Discharge Planning
Pengkajian Minggu ke-2 dan - Konsultasi dengan pihak
Pelaksanaan PREGO Minggu ke-3 Komite RS, Kepala Unit,
dengan pendekatan 17-22 Juli 2019 pembimbing akademik dan
Discharge planning pembimbing lahan
IDEAL mengenai instrumen yang
digunakan untuk
mengevaluasi dicharge
planning
- Menyusun instrument
evaluasi untuk discharge
planning
- Berdiskusi terkait penyakit
kronis yang akan
diimplementasikan dalam
discharge planning
- Menyusun media (leaflet)
penyakit kronis untuk
penunjang pelaksanaan
edukasi terhadap pasien

Implementasi Minggu ke-5 - Melakukan pengkajian awal


Kegiatan 8-13 Juli 2019 pasien sejak awal masuk
rumah sakit untuk dijadikan
sample
- Melakukan perjanjian jadwal
pertemuan dengan pasien
terkait perencanaan pulang
- Menyusun dan melakukan
kegiatan pertemuan
perencanaan pulang
(memberikan KIE dan
pemberian leaflet, berdiskusi
dengan pasien dan keluarga,
menjelaskan cara merawat
pasien dirumah kepada
keluarga, dan evaluasi
pengetahuan pengetahuan
pasien dan keluarga) setiap
hari hingga pasien
dinyatakan boleh pulang
- Membuat daftar obat-
obatan, menjelaskan obat-
obatan sesuai 7 benar obat,
membuat jadwal kontrol, dan
KIE kebutuhan pasien
selama dirumah) di hari
kepulangan pasien
- Membuat ceklis discharge
planning di hari kepulangan
pasien
Minggu ke-6 Mensosialisasikan hasil
15 Juli 2019 pelaksanaan PREGO dengan
pendekatan Dischare Planning
IDEAL kepala ketua tim di RID

Evaluasi Minggu ke 6 - Melakukan supervisi terkait


14-20 Juli 2019 pelaksanaan PREGO
dengan pendekatan
Dischare Planning IDEAL
diruang dengan penialain
yang telah disosialisasikan,
terkait :
a. Pengkajian awal pasien
di hari pertama pasien
masuk rumah sakit
b. Membuat jadwal
pertemuan pelaksanaan
pulang
c. Melakukan kegiatan
pertemuan perencanaan
pulang (memberikan KIE
dan pemberian leaflet,
berdiskusi dengan
pasien dan keluarga,
menjelaskan cara
merawat pasien dirumah
kepada keluarga, dan
evaluasi pengetahuan
pengetahuan pasien dan
keluarga)
d. Membuat daftar obat-
obatan, menjelaskan
obat-obatan sesuai 7
benar obat, membuat
jadwal kontrol, dan KIE
kebutuhan pasien
selama dirumah) di hari
kepulangan pasien
e. Membuat ceklis
discharge planning di
hari kepulangan pasien
2 Program Misedcare dengan menggunakan lembar observasi
Pengkajian Minggu ke-2 dan - Konsultasi dengan pihak Komite
Pelaksanaan Minggu ke-3 RS, Kepala Unit, pembimbing
Misscare 17-22 Juli 2019 akademik dan pembimbing lahan
dengan mengenai instrumen yang
menggunakan digunakan untuk mengevaluasi
lembar misscare
observasi - Menyusun lembar observasi
misscare
Implementasi Minggu ke-5 - Sosialisasi kegiatan missedcare
Kegiatan 8-13 Juli 2019 kepada perawat RID
- Melakukan observasi selama 6
hari terkait kegiatan misedcare
Evaluasi Minggu ke-6 - Evaluasi program dilakukan oleh
15 Juli 2019 mahasiswa dengan membagikan
lembar survey missedcare.

5.2 Evaluasi Kegiatan PREGO (Patient Ready to Go Home) dengan menggunakan


pendekatan IDEAL (Include, Discuss, Asssess, and Listen) Discharge Planning

5.2.1 Dischare Planning Pasien


Pertanyaan 1 : Apakah anda menerima cukup informasi mengenai penyakit anda
?

Pre Post
50%
47%

45%
37%
16%

5%
0%

0%

TIDAK, TIDAK SAMA TIDAK, TIDAK JELAS IYA, SAMPAI BATAS IYA, DALAM BANYAK
SEKALI TERTENTU HAL

Berdasarkan hasil pelaksanaan discharge planning selama 6 hari terhitung


mulai tanggal 8-13 Juli 2019, didapatkan hasil yang menunjukkan peningkatan pada
partisipasi pasien dalam membahas penerimaan cukup informasi mengenai
panyakitnya yang ditunjukkan adanya perubahan hasil pretest dan posttest pada
jawaban “iya, sampai batas tertentu” yang meningkat dari 47% menjadi 50% dan pada
jawaban “iya dalam banyak hal” yang meningkat dari 37% menjadi 44%.

Pertanyaan 2 : Apakah anda menerima informasi mengenai test/


pemeriksaan/pengobatan yang anda terima

Pre Post

55%
53%
45%
42%
5%
0%

0%

0%

TIDAK, TIDAK SAMA TIDAK, TIDAK JELAS IYA, SAMPAI BATAS IYA, DALAM BANYAK
SEKALI TERTENTU HAL

Berdasarkan hasil pelaksanaan discharge planning selama 6 hari terhitung


mulai tanggal 8-13 Juli 2019, didapatkan hasil yang menunjukkan peningkatan
pada partisipasi pasien dalam membahas penerimaan informasi mengenai test/
pemeriksaan/pengobatan yang diterima, yang ditunjukkan adanya perubahan
hasil pretest dan posttest pada jawaban “iya, sampai batas tertentu” yang
meningkat dari 42% menjadi 45% dan pada jawaban “iya dalam banyak hal” yang
meningkat dari 53% menjadi 55%.

Pertanyaan 3 : Apakah anda menerima informasi mengenai hasil test/


pemeriksaan/perawatan.

Pre Post
50%
42%

40%
32%
26%

10%
0%

0%

TIDAK, TIDAK SAMA TIDAK, TIDAK JELAS IYA, SAMPAI BATAS IYA, DALAM BANYAK
SEKALI TERTENTU HAL

Berdasarkan hasil pelaksanaan discharge planning selama 6 hari terhitung


mulai tanggal 8-13 Juli 2019, didapatkan hasil yang menunjukkan peningkatan
pada partisipasi pasien dalam membahas penerimaan informasi mengenai hasil
test/ pemeriksaan/perawatan, yang ditunjukkan adanya perubahan hasil pretest
dan posttest pada jawaban “iya, sampai batas tertentu” yang meningkat dari 42%
menjadi 50% dan pada jawaban “iya dalam banyak hal” yang meningkat dari 32%
menjadi 40%.

Pertanyaan 4 : Apakah anda menerima informasi mengenai pengobatan

Pre Post

50%
42%

39%
32%
26%

11%
0%

0%

TIDAK, TIDAK SAMA TIDAK, TIDAK JELAS IYA, SAMPAI BATAS IYA, DALAM BANYAK
SEKALI TERTENTU HAL

Berdasarkan hasil pelaksanaan discharge planning selama 6 hari


terhitung mulai tanggal 8-13 Juli 2019, didapatkan hasil yang menunjukkan
peningkatan pada partisipasi pasien dalam membahas penerimaan informasi
mengenai pengobatan, yang ditunjukkan adanya perubahan hasil pretest dan
posttest pada jawaban “iya, sampai batas tertentu” yang meningkat dari 42%
menjadi 50% dan pada jawaban “iya dalam banyak hal” yang meningkat dari 32%
menjadi 39%.

Pertanyaan 5: Apakah anda menerima cukup informasi mengenai


rehabilitasi ?

Pre Post
68%
63%
26%

22%
11%
10%
0%

0%

TIDAK, TIDAK SAMA TIDAK, TIDAK JELAS IYA, SAMPAI BATAS IYA, DALAM BANYAK
SEKALI TERTENTU HAL

Berdasarkan hasil pelaksanaan discharge planning selama 6 hari terhitung


mulai tanggal 8-13 Juli 2019, didapatkan hasil yang menunjukkan peningkatan
pada partisipasi pasien dalam membahas penerimaan informasi mengenai
rehabilitasi, yang ditunjukkan adanya perubahan hasil pretest dan posttest pada
jawaban “iya, sampai batas tertentu” yang meningkat dari 11% menjadi 22% dan
pada jawaban “iya dalam banyak hal” yang meningkat dari 63% menjadi 68%.

Pertanyaan 6: Pernahkah anda diberikan kesempatan untuk bertanya


mengenai penyakit anda ?

Pre Post

52%
47%

37%
32%
21%

11%
0%

0%

TIDAK, TIDAK SAMA TIDAK, TIDAK JELAS IYA, SAMPAI BATAS IYA, DALAM BANYAK
SEKALI TERTENTU HAL

Berdasarkan hasil pelaksanaan discharge planning selama 6 hari


terhitung mulai tanggal 8-13 Juli 2019, didapatkan hasil yang menunjukkan
peningkatan pada partisipasi pasien dalam kesempatan untuk bertanya
mengenai penyakitnya, yang ditunjukkan adanya perubahan hasil pretest dan
posttest pada jawaban “iya, sampai batas tertentu” yang meningkat dari 47%
menjadi 52% dan pada jawaban “iya dalam banyak hal” yang meningkat dari
32% menjadi 37%.

Pertanyaan 7: Apakah anda memahami informasi tentang penyakit anda ?

Pre Post
93%
90%
7%
5%

5%
0%

0%

0%

TIDAK, TIDAK SAMA TIDAK, TIDAK JELAS IYA, SAMPAI BATAS IYA, DALAM
SEKALI TERTENTU BANYAK HAL

Berdasarkan hasil pelaksanaan discharge planning selama 6 hari


terhitung mulai tanggal 8-13 Juli 2019, didapatkan hasil yang menunjukkan
peningkatan pada partisipasi pasien dalam membahas penerimaan informasi
mengenai penyakitnya, yang ditunjukkan adanya perubahan hasil pretest dan
posttest pada jawaban “iya, sampai batas tertentu” yang meningkat dari 5%
menjadi 7% dan pada jawaban “iya dalam banyak hal” yang meningkat dari
90% menjadi 93%.

Pertanyaan 8: Pernahkah anda berkesempatan berpartisipasi dalam


diskusi tentang pemeriksaan/perawatan anda?

Pre Post

79%

78%

22%
21%
0%

0%

0%

0%
TIDAK, TIDAK SAMA TIDAK, TIDAK JELAS IYA, SAMPAI BATAS IYA, DALAM BANYAK
SEKALI TERTENTU HAL

Berdasarkan hasil pelaksanaan discharge planning selama 6 hari


terhitung mulai tanggal 8-13 Juli 2019, didapatkan hasil yang menunjukkan
peningkatan pada partisipasi pasien dalam diskusi tentang pemeriksaan/,
yang ditunjukkan adanya perubahan hasil pretest dan posttest pada jawaban
pada jawaban “iya dalam banyak hal” yang meningkat dari 21% menjadi 22%.

Pertanyaan 9: Pernahkah anda berkesempatan untuk membahas tujuan


perawatan dengan dokter

Pre Post
54%
53%

45%
42%
5%

1%
0%

0%

Tidak, tidak sama Tidak, tidak jelas Iya, sampai batas Iya, dalam banyak hal
sekali tertentu

Berdarkan hasil pelaksanaan discharge planning selama 6 hari teritung


mulai tanggal 8-13 Juli 2019, didaptkan hasil yang menunjukkan peningkatan
pada pasrtisipasi pasien dalam membahas tujuan perawatan, yang
ditunjukkan adanya perubahan hasil pretest dan posttest pada pilihan
jawaban “iya, sampai batas tertentu” yang meningkat dari 53% menjadi 54%,
dan pada jawaban “iya, dalam banyak hal” meningkat dari 42% menjadi 45%.
Pertanyaan 10: Apakah anda ikut serta dalam diskusi tentang
perawatan/layanan setelah pulang ?

Pre Post

46%
41%

39%
26%
18%

17%

10%
3%

Tidak, tidak sama Tidak, tidak jelas Iya, sampai batas Iya, dalam banyak hal
sekali tertentu

Berdasarkan hasil pelaksanaan discharge planning selama 6 hari


teritung mulai tanggal 8-13 Juli 2019, didaptkan hasil yang menunjukkan
peningkatan pada partisipasi pasien dalam membahas perawatan/layanan
setelah pulang, yang ditunjukkan adanya perubahan hasil pretest dan posttest
pada pilihan jawaban “iya, sampai batas tertentu” yang meningkat dari 26%
menjadi 41%, dan pada jawaban “iya, dalam banyak hal” meningkat dari 39%
menjadi 46%.

Pertanyaan 11: Apakah anda berkesempatan untuk berdiskusi mengenai


rehabilitasi ?

Pre Post
74%

54%
47%
37%

35%

16%
0%

0%

Tidak, tidak sama Tidak, tidak jelas Iya, sampai batas Iya, dalam banyak
sekali tertentu hal

Berdarkan hasil pelaksanaan discharge planning selama 6 hari teritung


mulai tanggal 8-13 Juli 2019, didaptkan hasil yang menunjukkan peningkatan
pada pengetahuan mengenai rehabilitasu yang ditunjukkan adanya perubahan
hasil pretest dan posttest pada pilihan jawaban “iya, sampai batas tertentu”
yang meningkat dari 16% menjadi 74%, dan pada jawaban “iya, dalam banyak
hal” meningkat dari 47% menjadi 54%.

Pertanyaan 12: Apakah anda berkesempatan untuk diskusi tentang tujuan


perawatan/layanan anda setelah pulang ?

Pre Post

54%
53%

41%
37%
10%

5%
0%

0%

Tidak, tidak sama Tidak, tidak jelas Iya, sampai batas Iya, dalam banyak hal
sekali tertentu

Berdasarkan hasil pelaksanaan discharge planning selama 6 hari


teritung mulai tanggal 8-13 Juli 2019, didaptkan hasil yang menunjukkan
peningkatan pada keikutsertaan diskusi tentang tujuan perawatan/layanan
setelah pulang yang ditunjukkan adanya perubahan hasil pretest dan posttest
pada pilihan jawaban “iya, sampai batas tertentu” yang meningkat dari 53%
menjadi 54%, dan pada jawaban “iya, dalam banyak hal” meningkat dari 37%
menjadi 41%.

Pertanyaan 13: Apakah anda berkesempatan untuk berdiskusi mengenai


tujuan rehabilitasi setelah pulang ?

Pre Post
46%
41%

39%
26%
18%

17%

10%
3%

Tidak, tidak sama Tidak, tidak jelas Iya, sampai batas Iya, dalam banyak hal
sekali tertentu

Berdasarkan hasil pelaksanaan discharge planning selama 6 hari


teritung mulai tanggal 8-13 Juli 2019, didaptkan hasil yang menunjukkan
peningkatan pada partisipasi pasien dalam membahas tujuan perawatan, yang
ditunjukkan adanya perubahan hasil pretest dan posttest pada pilihan jawaban
“iya, sampai batas tertentu” yang meningkat dari 26% menjadi 41%, dan pada
jawaban “iya, dalam banyak hal” meningkat dari 39% menjadi 46%.
Pertanyaan 14: Apakah anda ikut dalam pembuatan perencanan pulang ?

Pre Post

71%
63%

26%

26%
11%

3%
0%

0%

Tidak, tidak sama Tidak, tidak jelas Iya, sampai batas Iya, dalam banyak hal
sekali tertentu

Berdasarkan hasil pelaksanaan discharge planning selama 6 hari


teritung mulai tanggal 8-13 Juli 2019, didaptkan hasil yang menunjukkan
peningkatan pada pasrtisipasi pasien dalam perencanaan pulang, yang
ditunjukkan adanya perubahan hasil pretest dan posttest pada pilihan jawaban
“iya, sampai batas tertentu” yang meningkat dari 63% menjadi 71%.

5.2.2 Dischare Planning Keluarga


Pertanyaan 1. Sudahkah anda menerima cukup informasi mengenai
penyakit/perkembangan pasien?

Pre Post
55%
53%
43%
32%
10%

5%

2%
0%

TIDAK, TIDAK SAMA TIDAK, TIDAK JELAS IYA, SAMPAI BATAS IYA, DALAM BANYAK
SEKALI TERTENTU HAL

Berdasarkan hasil pelaksanaan discharge planning selama 6 hari terhitung


mulai tanggal 8-13 Juli 2019, didapatkan hasil yang menunjukkan peningkatan pada
partisipasi keluarga dalam membahas penerimaan cukup informasi mengenai
panyakitnya yang ditunjukkan adanya perubahan hasil pretest dan posttest pada
jawaban “iya, sampai batas tertentu” yang meningkat dari 32% menjadi 43% dan
pada jawaban “iya dalam banyak hal” yang meningkat dari 53% menjadi 55%.
Pertanyaaan 2. Sudahkah anda menerima jawaban memuaskan saat bertanya?

Pre Post

57%
47%

37%
32%
21%

6%
0%

0%

TIDAK, TIDAK SAMA TIDAK, TIDAK JELAS IYA, SAMPAI BATAS IYA, DALAM BANYAK
SEKALI TERTENTU HAL

Berdasarkan hasil pelaksanaan discharge planning selama 6 hari


terhitung mulai tanggal 8-13 Juli 2019, didapatkan hasil yang menunjukkan
peningkatan pada partisipasi keluarga dalam kepuasan menerima jawaban
mengenai panyakitnya yang ditunjukkan adanya perubahan hasil pretest dan
posttest pada jawaban “iya, sampai batas tertentu” yang meningkat dari 47%
menjadi 57% dan pada jawaban “iya dalam banyak hal” yang meningkat dari
32% menjadi 37%.

Pertanyaan 3. Sudahkah anda memahami informasi mengenai penyakit?

Pre Post
60%
47%
37%

30%
16%

10%
0%

0%

TIDAK, TIDAK TIDAK, TIDAK IYA, SAMPAI IYA, DALAM


SAMA SEKALI JELAS BATAS TERTENTU BANYAK HAL

Berdasarkan hasil pelaksanaan discharge planning selama 6 hari


terhitung mulai tanggal 8-13 Juli 2019, didapatkan hasil yang menunjukkan
peningkatan pada partisipasi keluarga dalam pemehaman informasi mengenai
panyakitnya yang ditunjukkan adanya perubahan hasil pretest dan posttest
pada jawaban “iya, sampai batas tertentu” yang menurun dari 37% menjadi
30% namun pada jawaban “iya dalam banyak hal” yang meningkat dari 47%
menjadi 60%.

Pertanyaan 4. Sudahkah anda menerima cukup informasi pengobatan?

Pre Post

61%
58%
39%
37%
5%
0%

0%

0%
TIDAK, TIDAK SAMA TIDAK, TIDAK JELAS IYA, SAMPAI BATAS IYA, DALAM BANYAK
SEKALI TERTENTU HAL

Berdasarkan hasil pelaksanaan discharge planning selama 6 hari


terhitung mulai tanggal 8-13 Juli 2019, didapatkan hasil yang menunjukkan
peningkatan pada partisipasi keluarga dalam pemberian informasi mengenai
pengobatan pasien yang ditunjukkan adanya perubahan hasil pretest dan
posttest pada jawaban “iya, sampai batas tertentu” yang meningkat dari 37%
menjadi 39% dan pada jawaban “iya dalam banyak hal” yang meningkat dari
58% menjadi 61%.

Pertanyaan 5. Sudahkah anda menerima cukup informasi mengenai


pemulihan pasien?

Pre Post
59%

59%
58%

21%
16%
5%

0%
0%

TIDAK, TIDAK TIDAK, TIDAK IYA, SAMPAI IYA, DALAM


SAMA SEKALI JELAS BATAS TERTENTU BANYAK HAL

Berdasarkan hasil pelaksanaan discharge planning selama 6 hari


terhitung mulai tanggal 8-13 Juli 2019, didapatkan hasil yang menunjukkan
peningkatan pada partisipasi keluarga dalam pemberian informasi mengenai
pemulihan pasien yang ditunjukkan adanya perubahan hasil pretest dan
posttest pada jawaban “iya, sampai batas tertentu” yang meningkat dari 58%
menjadi 59% dan pada jawaban “iya dalam banyak hal” yang meningkat dari
21% menjadi 59%.

Pertanyaan 6. Sudahkan anda menerima cukup informasi mengenai


perawatan pasien setelah pulang?

Pre Post

49%

43%
42%

37%
16%
5%

5%
3%

TIDAK, TIDAK TIDAK, TIDAK IYA, SAMPAI BATAS IYA, DALAM


SAMA SEKALI JELAS TERTENTU BANYAK HAL

Berdasarkan hasil pelaksanaan discharge planning selama 6 hari


terhitung mulai tanggal 8-13 Juli 2019, didapatkan hasil yang menunjukkan
peningkatan pada partisipasi keluarga dalam pemberian informasi mengenai
perawatan pasien setelah pulang pasien yang ditunjukkan adanya perubahan
hasil pretest dan posttest pada jawaban “iya, sampai batas tertentu” yang
meningkat dari 42% menjadi 49% dan pada jawaban “iya dalam banyak hal”
yang meningkat dari 37% menjadi 43%.

Pertanyaan 7. Sudahkan anda menerima cukup informasi mengenai


dukungan masyarakat (alat bantu, cuti sakit, layanan transportasi)

Pre Post
49%
42%

38%
32%

21%
10%
5%

3%

TIDAK, TIDAK SAMA TIDAK, TIDAK JELAS IYA, SAMPAI BATAS IYA, DALAM BANYAK
SEKALI TERTENTU HAL
Berdasarkan hasil pelaksanaan discharge planning selama 6 hari
terhitung mulai tanggal 8-13 Juli 2019, didapatkan hasil yang menunjukkan
peningkatan pada partisipasi keluarga dalam pemberian informasi mengenai
dukungan masyarakat yang ditunjukkan adanya perubahan hasil pretest dan
posttest pada jawaban “iya, sampai batas tertentu” yang meningkat dari 42%
menjadi 49% dan pada jawaban “iya dalam banyak hal” yang meningkat dari
21% menjadi 38%.
Pertanyaan 8. Apakah anda berkesempatan untuk berpartisipasi dalam
diskusi mengenai pemeriksaan/perawatan pasien?

Pre Post

53%

52%

40%
31%
16%

8%
0%

0%

TIDAK, TIDAK SAMA TIDAK, TIDAK JELAS IYA, SAMPAI BATAS IYA, DALAM
SEKALI TERTENTU BANYAK HAL

Berdasarkan hasil pelaksanaan discharge planning selama 6 hari


terhitung mulai tanggal 8-13 Juli 2019, didapatkan hasil yang menunjukkan
peningkatan pada partisipasi keluarga dalam diskuusi mengenai
pemeriksaan/perawatan pasien yang ditunjukkan adanya perubahan hasil
pretest dan posttest pada jawaban “iya, sampai batas tertentu” yang menurun
dari 53% menjadi 52% namun pada jawaban “iya dalam banyak hal” yang
meningkat dari 31% menjadi 40%.

Pertanyaan 9. Apakah anda berpartisipasi dalam perencanaan perawatan


pasien?

Pre Post
49%

43%
42%

37%
16%
5%

5%
3%

TIDAK, TIDAK SAMA TIDAK, TIDAK JELAS IYA, SAMPAI BATAS IYA, DALAM BANYAK
SEKALI TERTENTU HAL
Berdasarkan hasil pelaksanaan discharge planning selama 6 hari
terhitung mulai tanggal 8-13 Juli 2019, didapatkan hasil yang menunjukkan
peningkatan pada partisipasi keluarga dalam berpartisipasi dalam
perencanaan perawatan pasien yang ditunjukkan adanya perubahan hasil
pretest dan posttest pada jawaban “iya, sampai batas tertentu” yang meningkat
dari 42% menjadi 49% dan pada jawaban “iya dalam banyak hal” yang
meningkat dari 37% menjadi 43%.

Pertanyaan 10. Sudahkah anda berkesempatan untuk membahas tujuan


perawatan pasien?

Pre Post

61%
58%
39%
37%
5%
0%

0%

0%

TIDAK, TIDAK SAMA TIDAK, TIDAK JELAS IYA, SAMPAI BATAS IYA, DALAM
SEKALI TERTENTU BANYAK HAL

Berdasarkan hasil pelaksanaan discharge planning selama 6 hari


terhitung mulai tanggal 8-13 Juli 2019, didapatkan hasil yang menunjukkan
peningkatan pada partisipasi keluarga dalam pemberian kesempatan untuk
membahas tujuan perawatan pasien yang ditunjukkan adanya perubahan hasil
pretest dan posttest pada jawaban “iya, sampai batas tertentu” yang meningkat
dari 37% menjadi 39% dan pada jawaban “iya dalam banyak hal” yang
meningkat dari 58% menjadi 61%.
5.3 Evaluasi Kegiatan Missedcare (Kelalaian Tugas Perawat)
5.3.1 Hasil Observasi Missedcare
Keterangan Pertanyaan
1. Pengukuran TTV pada 4 item di setiap shift (TD, Nadi, RR, Suhu)

2. Mendokumentasikan intake nutrisi dan output cairan pada pasien terpasang DC/diberikan obat
golongan lasix

3. Mencatat implementasi yang dilakukan dan evaluasi tindakan keperawatan (SOAP tiap
diagnose)

4. Cuci tangan 6 langkah 5 momen

5. Monitoring kadar gula darah sesuai indikasi (pasien hipo/hiperglikemi)

6. Melakukan pengkajian berkala sesuai kondisi pasien (Nyeri, Resiko jatuh, EWS)

7. Perawatan, Monitoring dan dokumentasi pemasangan IV line

8. Medikasi diberikan dalam rentang 30 menit sebelum atau sesudah waktu yang seharusnya

9. Memberikan Dukungan emosional pada pasien atau keluarga pasien

10. Respon < 5 menit pada panggilan bel pasien

11. Memonitor dan mendokumentasikan keefektifan pengobatan (menulis respon terapi pada
SOAP pada setiap dx keperawatan. Ex: mual berkurang, pana berkurang, nyeri berkurang, dll
sesuai terapi farmakologi yang diberikan)

12. Mobilisasi/reposisi pasien sesuai kebutuhan (post op, decubitus,gangguan neurologis)

13. Memberikan diit pasien total care saat masih hangat (pasien terpasang NGT)

14. Melakukan personal hygiene pada pasien (memberikan bantuan, mengingatkan, menawarkan
bantuan)

15. Perawatan luka/kulit pada pasien yang membutuhkan (post op, luka kronik, luka akut)

16. Memberikan edukasi terkait cara perawatan pasien selama di rumah sakit dan di rumah

17. Memastikan perencanaan pulang (IDEAL) (dilakukan oleh mahasiswa departemen manajemen)

18. Mengikuti ronde keperawatan kapanpun diselenggarakan (RID belum melaksanakan)


SENIN, 8 Juli 2019 (PAGI)
Perawat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Perawat √ √ √ x √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - -
1
Perawat √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - -
2
Perawat √ - √ x √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - -
3
CAPAIA 100% 100% 100% 33% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
N

SENIN, 8 Juli 2019 (SORE)


Perawat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Perawat √ - √ x √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - -
4
Perawat √ √ √ x √ √ √ x √ √ √ √ √ x √ √ - -
5
Perawat √ √ √ √ √ √ √ x √ √ √ √ √ √ √ √ - -
6
Perawat √ - √ x √ √ √ x √ √ √ √ √ x √ √ - -
7
CAPAIAN 100% 100% 100% 25% 100% 100% 100% 25% 100% 100% 100% 100% 100% 50% 100% 100%
SELASA, 9 Juli 2019 (PAGI)
Perawat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Perawat √ - √ x √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - -
8
Perawat √ √ √ x √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - -
7
Perawat √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - -
5
Perawat √ - √ x √ √ √ x √ √ √ √ √ x √ √ - -
9
CAPAIAN 100% 100% 100% 25% 100% 100% 100% 75% 100% 100% 100% 100% 100% 75% 100% 100%

SELASA, 9 Juli 2019 (SORE)


Perawat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Perawat √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - -
4
Perawat √ √ √ x √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - -
10
Perawat √ √ √ x √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - -
1
Perawat √ - √ x √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - -
6
Perawat √ - √ √ √ √ √ x √ √ √ √ √ √ √ √ - -
2
CAPAIAN 100% 100% 100% 40% 100% 100% 100% 80% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%

RABU, 10 Juli 2019 (PAGI)


Perawat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
WW √ - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - -
OK √ √ √ x √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - -
ZL √ √ √ x √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - -
DT √ √ √ √ √ √ √ x √ √ √ √ √ √ √ √ - -
CAPAIAN 100% 100% 100% 50% 100% 100% 100% 75% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%

RABU, 10 Juli 2019 (SORE)


Perawat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Perawat √ - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - -
11
Perawat √ √ √ x √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - -
12
Perawat √ √ √ x √ √ √ x √ √ √ √ √ √ √ √ - -
10
1 √ √ √ x √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - -
Perawat √ √ √ x √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - -
13
CAPAIAN 100% 100% 100% 20% 100% 100% 100% 80% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%

KAMIS, 11 Juli 2019 (PAGI)


Perawat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Perawat √ √ √ X √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - -
10
Perawat √ - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - -
1
Perawat √ - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - -
6
Perawat √ √ √ X √ √ √ X √ √ √ √ √ X √ √ - -
13
Capaian 100% 100% 100% 50% 100% 100% 100% 75% 100% 100% 100% 100% 100% 75% 100% 100%

KAMIS, 11 Juli 2019 (SIANG)


Perawat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Perawat √ - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - -
11
Perawat √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - -
12
Perawat √ √ √ X √ √ √ X √ √ √ √ √ X √ √ - -
14
Perawat √ √ √ X √ √ √ X √ √ √ √ √ X √ √ - -
9
CAPAIAN 100% 100% 100% 25% 100% 100% 100% 50% 100% 100% 100% 100% 100% 75% 100% 100%

JUMAT, 12 Juli 2019 (PAGI)


Perawat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Perawat √ √ √ √ √ √ √ X √ √ √ √ √ √ √ √ = -
10
Perawat √ √ √ √ √ √ √ X √ √ √ √ √ √ √ √ - -
1
Perawat √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - -
6
Perawat √ - √ √ √ √ √ X √ √ √ √ √ X √ √ - -
13
CAPAIAN 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 25% 100% 100% 100% 100% 100% 75% 100% 100%
JUMAT, 12 Juli 2019 (SIANG)
Perawat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Perawat √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - -
4
Perawat √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - -
12
Perawat √ √ √ X √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - -
15
Perawat √ √ √ X √ √ √ X √ √ √ √ √ √ √ √ - -
14
Perawat √ √ √ √ √ √ √ X √ √ √ √ √ √ √ √ - -
9
CAPAIAN 100% 100% 100% 60% 100% 100% 100% 60% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%

SABTU, 13 Juli 2019 (PAGI)


Perawat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Perawat √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - -
12
Perawat √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - -
15
Perawat √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ X √ √ - -
14
Perawat √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ X √ √ - -
9
CAPAIAN 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 50% 100% 100% 100%

SABTU, 13 Juli 2019 (SIANG)


Perawat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Perawat √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - -
16
Perawat √ √ √ X √ √ √ X √ √ √ √ √ X √ √ - -
13
Perawat √ - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - -
2
Perawat √ √ √ X √ √ √ X √ √ √ √ √ √ √ √ - -
3
CAPAIAN 100% 100% 100% 50% 100% 100% 100% 50% 100% 100% 100% 100% 100% 75% 100% 100% 100% 100%
Rata-rata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Rata- 100% 100% 100% 48,2 100% 100% 100% 66,2% 100% 100% 100% 100% 100% 81,2% 100% 100% 100% -
rata

Berdasarkan hasil pelaksanaan observasi missedcare selama 6 hari terhitung mulai tanggal 8-13 Juli 2019, didapatkan hasil bahwa rata-
rata observasi missedcare menunjukkan indikator tugas keperawatan yang sering dilalaikan adalah indikator cuci tangan 6 langkah 5 momen
sebesar 48,2%, indikator medikasi diberikan dalam rentang 30 menit sebelum atau sesudah waktu yang seharusnya sebesar 66,2%, dan
indikator melakukan personal hygiene pada pasien (memberikan bantuan, mengingatkan, menawarkan bantuan) sebesar 81,2%.
5.3.2 Hasil Survey Missedcare
Pengkajian

Pertanyaan 1 : pengukuran TTV pada 4 item di setiap shift (TTD, Nadi, RR,
Suhu)

Pre Post

86%
71%

29%

14%

0%

0%
SELALU DILAKUKAN KADANG LALAI TIDAK DILAKUKAN

Berdasarkan hasil survey pre yang dilakukan pada minggu pertama yaitu
pada tanggal 10-13 Juni 2019 dan post test yang dilaksanakan pada minggu
ke lima yaitu 8-13 Juli 2019 pada seluruh perawat pelaksana RID didapatkan
hasil yang menunjukkan peningkatan pada poin pengukuran TTV pada 4 item
disetiap shift (TTV, Nadi, RR, dan Suhu) ditunjukkan dari perubahan nilai pre
dan post test pada jawaban “selalu dilakukan” yang meningkat dari 71%
menjadi 86% dan pada jawaban “kadang lalai” menurun dari 29% menjadi
14%.

Pertanyaan 2 : mendokumentasikan intake nutrisi dan output cairan pada


pasien terpasang DC/diberikan obat golongan lasix

Pre Post
86%
79%

21%

14%

0%

0%

SELALU DILAKUKAN KADANG LALAI TIDAK DILAKUKAN

Berdasarkan hasil survey pre yang dilakukan pada minggu pertama yaitu
pada tanggal 10-13 Juni 2019 dan post test yang dilaksanakan pada minggu
ke lima yaitu 8-13 Juli 2019 pada seluruh perawat pelaksana RID didapatkan
hasil yang menunjukkan peningkatan pada poin pendokumentasian intake
nutrisi dan output cairan pada pasien terpasang DC/diberikan obat golongan
lasix ditunjukkan dari perubahan nilai pre dan post test pada jawaban “selalu
dilakukan” yang meningkat dari 79% menjadi 86% dan pada jawaban “kadang
lalai” menurun dari 21% menjadi 14%.

Pertanyaan 3 : mencatat implementasi yang dilakukan dan evaluasi


tindakan keperawatan (SOAP setiap diagnosa)

Pre Post

100%

100%

0%

0%

0%

0%
SELALU DILAKUKAN KADANG LALAI TIDAK DILAKUKAN

Berdasarkan hasil survey pre yang dilakukan pada minggu pertama yaitu
pada tanggal 10-13 Juni 2019 dan post test yang dilaksanakan pada minggu
ke lima yaitu 8-13 Juli 2019 pada seluruh perawat pelaksana RID didapatkan
hasil yang menunjukkan stabilitas pada poin mencatat implementasi dan
evaluasi tindakan keperawatan (SOAP setiap diagnosa) ditunjukkan dari nilai
pre dan post test pada jawaban “selalu dilakukan” tetap pada angka 100%.

Pertanyaan 4 : cuci tangan 6 langkah 5 momen

Pre Post
57%
50%

50%

43%

0%

0%

SELALU DILAKUKAN KADANG LALAI TIDAK DILAKUKAN

Berdasarkan hasil survey pre yang dilakukan pada minggu pertama yaitu
pada tanggal 10-13 Juni 2019 dan post test yang dilaksanakan pada minggu
ke lima yaitu 8-13 Juli 2019 pada seluruh perawat pelaksana RID didapatkan
hasil yang menunjukkan peningkatan pada poin melakukan cuci tangan 6
langkah 5 momen ditunjukkan dari perubahan nilai pre dan post test pada
jawaban “selalu dilakukan” yang meningkat dari 50% menjadi 57% dan pada
jawaban “kadang lalai” menurun dari 50% menjadi 43%.

Pertanyaan 5 : monitoring kadar gula darah sesuai indikasi (pasien


hipo/hiperglikemia)

Pre Post

93%
86%

14%

7%

0%

0%
SELALU DILAKUKAN KADANG LALAI TIDAK DILAKUKAN

Berdasarkan hasil survey pre yang dilakukan pada minggu pertama yaitu
pada tanggal 10-13 Juni 2019 dan post test yang dilaksanakan pada minggu
ke lima yaitu 8-13 Juli 2019 pada seluruh perawat pelaksana RID didapatkan
hasil yang menunjukkan peningkatan pada poin monitoring kadar gula darah
sesuai indikasi ditunjukkan dari perubahan nilai pre dan post test pada jawaban
“selalu dilakukan” yang meningkat dari 86% menjadi 93% dan pada jawaban
“kadang lalai” menurun dari 14% menjadi 7%.

Pertanyaan 6 : melakukan pengkajian berkala sesuai kondisi pasien


(Nyeri, resiko jatuh, EWS)

Pre Post
93%
86%

14%

7%

0%

0%

SELALU DILAKUKAN KADANG LALAI TIDAK DILAKUKAN

Berdasarkan hasil survey pre yang dilakukan pada minggu pertama yaitu
pada tanggal 10-13 Juni 2019 dan post test yang dilaksanakan pada minggu
ke lima yaitu 8-13 Juli 2019 pada seluruh perawat pelaksana RID didapatkan
hasil yang menunjukkan peningkatan pada poin monitoring kadar gula darah
sesuai indikasi ditunjukkan dari perubahan nilai pre dan post test pada jawaban
“selalu dilakukan” yang meningkat dari 86% menjadi 93% dan pada jawaban
“kadang lalai” menurun dari 14% menjadi 7%.

Pertanyaan 7 : perawatan, monitoring, dan dokumentasi pemasangan IV


Line

Pre Post

100%

100%

0%

0%

0%

0%
SELALU DILAKUKAN KADANG LALAI TIDAK DILAKUKAN

Berdasarkan hasil survey pre yang dilakukan pada minggu pertama


yaitu pada tanggal 10-13 Juni 2019 dan post test yang dilaksanakan pada
minggu ke lima yaitu 8-13 Juli 2019 pada seluruh perawat pelaksana RID
didapatkan hasil yang menunjukkan stabilitas pada poin perawatan,
monitoring, dan dokumentasi pemasangan IV Line ditunjukkan dari nilai pre
dan post test pada jawaban “selalu dilakukan” mencapai angka 100%.

5. Intervensi – kebutuhan individual

Pertanyaan 1 : medikasi diberikan dalam 30 menit sebelum dan sesudah


waktu yang seharusnya

Pre Post
57%
50%

50%

43%

0%

0%

SELALU DILAKUKAN KADANG LALAI TIDAK DILAKUKAN

Berdasarkan hasil survey pre yang dilakukan pada minggu pertama yaitu
pada tanggal 10-13 Juni 2019 dan post test yang dilaksanakan pada minggu
ke lima yaitu 8-13 Juli 2019 pada seluruh perawat pelaksana RID didapatkan
hasil yang menunjukkan peningkatan pada medikasi diberikan dalam 30 menit
sebelum dan sesudah waktu yang seharusnya ditunjukkan dari perubahan nilai
pre dan post test pada jawaban “selalu dilakukan” yang meningkat dari 50%
menjadi 57% dan pada jawaban “kadang lalai” menurun dari 50% menjadi
43%.

Pertanyaan 2 : memberikan dukungan emosional pada pasien atau keluarga


pasien

Pre Post

67%

57%
43%
33%

0%

0%
SELALU DILAKUKAN KADANG LALAI TIDAK DILAKUKAN

Berdasarkan hasil survey pre yang dilakukan pada minggu pertama yaitu
pada tanggal 10-13 Juni 2019 dan post test yang dilaksanakan pada minggu
ke lima yaitu 8-13 Juli 2019 pada seluruh perawat pelaksana RID didapatkan
hasil yang menunjukkan peningkatan pada poin memberikan dukungan
emosional pada pasien dan keluarga ditunjukkan dari perubahan nilai pre dan
post test pada jawaban “selalu dilakukan” yang meningkat dari 33% menjadi
43% dan pada jawaban “kadang lalai” menurun dari 67% menjadi 57%.

Pertanyaan 3 : respon < 5 menit pada panggilan bel pasien

Pre Post
100%

100%

0%

0%

0%

0%

SELALU DILAKUKAN KADANG LALAI TIDAK DILAKUKAN

Berdasarkan hasil survey pre yang dilakukan pada minggu pertama


yaitu pada tanggal 10-13 Juni 2019 dan post test yang dilaksanakan pada
minggu ke lima yaitu 8-13 Juli 2019 pada seluruh perawat pelaksana RID
didapatkan hasil yang menunjukkan stabilitas pada poin respon< 5 menit pada
panggilan bel pasien ditunjukkan dari nilai pre dan post test pada jawaban
“selalu dilakukan” mencapai angka 100%.

Pertanyaan 4 : memonitor dan mendokumentasikan keefektifan


pengobatan (menulis respon terapi pada SOAP pada setiap dx
keperawatan. Ex : mual berkurang, panas, berkurang, nyeri berkurang, dll
sesuai terapi farmakologi yang diberikan)

Pre Post
86%
71%

29%

14%

0%

0%
SELALU DILAKUKAN KADANG LALAI TIDAK DILAKUKAN

Berdasarkan hasil survey pre yang dilakukan pada minggu pertama yaitu
pada tanggal 10-13 Juni 2019 dan post test yang dilaksanakan pada minggu
ke lima yaitu 8-13 Juli 2019 pada seluruh perawat pelaksana RID didapatkan
hasil yang menunjukkan peningkatan pada poin memonitor dan
mendokumentasikan keefektidana pengobatan ditunjukkan dari perubahan
nilai pre dan post test pada jawaban “selalu dilakukan” yang meningkat dari
71% menjadi 86% dan pada jawaban “kadang lalai” menurun dari 29% menjadi
14%.
6. Intervensi – kebutuhan dasar

Pertanyaan 1 : mobilisasi/reposisi pasien sesuai kebutuhan (post op,


decubitus, gangguan neurologis)

Pre Post

57%

57%

43%

43%

0%

0%
SELALU KADANG LALAI TIDAK DILAKUKAN
DILAKUKAN

Berdasarkan hasil survey pre yang dilakukan pada minggu pertama yaitu
pada tanggal 10-13 Juni 2019 dan post test yang dilaksanakan pada minggu
ke lima yaitu 8-13 Juli 2019 pada seluruh perawat pelaksana RID didapatkan
hasil yang menunjukkan stabilitas pada poin mobilisasi/reposisi pasien sesuai
kebutuhan ditunjukkan dari persamaan nilai pre dan post test pada jawaban
“selalu dilakukan” dengan pencapaian 57% dan jawaban “kadang lalai” stabil
di angkat 43%

Pertanyaan 2 : memberikan diit pasien total care saat masih hangat


(pasien terpasang NGT)

Pre Post
64%
57%

43%

36%

0%

0%

SELALU KADANG LALAI TIDAK DILAKUKAN


DILAKUKAN

Berdasarkan hasil survey pre yang dilakukan pada minggu pertama yaitu
pada tanggal 10-13 Juni 2019 dan post test yang dilaksanakan pada minggu
ke lima yaitu 8-13 Juli 2019 pada seluruh perawat pelaksana RID didapatkan
hasil yang menunjukkan peningkatan pada poin memberikan diit pasien total
care saat masih hangat ditunjukkan dari perubahan nilai pre dan post test pada
jawaban “selalu dilakukan” yang meningkat dari 57% menjadi 64% dan pada
jawaban “kadang lalai” menurun dari 43% menjadi 36%.

Pertanyaan 3 : melakukan personal hygiene pada pasien (memberikan


bantuan, mengingatkan, menwarkan bantuan)

Pre Post

64%

64%

36%

36%

0%

0%
SELALU DILAKUKAN KADANG LALAI TIDAK DILAKUKAN

Berdasarkan hasil survey pre yang dilakukan pada minggu pertama yaitu
pada tanggal 10-13 Juni 2019 dan post test yang dilaksanakan pada minggu
ke lima yaitu 8-13 Juli 2019 pada seluruh perawat pelaksana RID didapatkan
hasil yang menunjukkan stabilitas pada poin melakukan personal hygiene
pada pasien ditunjukkan dari persamaan nilai pre dan post test pada jawaban
“selalu dilakukan” yaitu sebanyak 64% dan jawaban “kadang lalai” sebesar
36%.

Pertanyaan 4 : perawatan luka/ kulit pada pasien yang membutuhkan


(post op, luka kronik, luka akut)

Pre Post
93%
92%

8%

7%

0%

0%

SELALU DILAKUKAN KADANG LALAI TIDAK DILAKUKAN

Berdasarkan hasil survey pre yang dilakukan pada minggu pertama yaitu
pada tanggal 10-13 Juni 2019 dan post test yang dilaksanakan pada minggu ke
lima yaitu 8-13 Juli 2019 pada seluruh perawat pelaksana RID didapatkan hasil
yang menunjukkan peningkatan pada poin perawatan luka/kulit pada pasien yang
membutuhkan ditunjukkan dari perubahan nilai pre dan post test pada jawaban
“selalu dilakukan” yang meningkat dari 92% menjadi 93% dan pada jawaban
“kadang lalai” menurun dari 8% menjadi 7%.

7. Rencana tindak lanjut

Pertanyaan 1 : memberikan edukasi terkait cara perawatan pasien selama


dirumah sakit dan dirumah

86% Pre Post

86%

14%
14%

0%

0%
SELALU DILAKUKAN KADANG LALAI TIDAK DILAKUKAN

Berdasarkan hasil survey pre yang dilakukan pada minggu pertama


yaitu pada tanggal 10-13 Juni 2019 dan post test yang dilaksanakan pada
minggu ke lima yaitu 8-13 Juli 2019 pada seluruh perawat pelaksana RID
didapatkan hasil yang menunjukkan stabilitas pada poin memberikan edukasi
terkait cara perawatan pasien selama di rumah sakit dan di rumah ditunjukkan
dari nilai pre dan post test pada jawaban “selalu dilakukan” mencapai angka
86% dan jawaban “kadang lalai” mendapat nilai 14%.

Pertanyaan 2 : memastikan perencanaan pulang (IDEAL) (dilakukan oleh


mahasiswa)

Pre Post
100%
0%

0%

0%

0%

0%

SELALU DILAKUKAN KADANG LALAI TIDAK DILAKUKAN


Berdasarkan hasil survey pre yang dilakukan pada minggu pertama
yaitu pada tanggal 10-13 Juni 2019 dan post test yang dilaksanakan pada
minggu ke lima yaitu 8-13 Juli 2019 pada seluruh perawat pelaksana RID
didapatkan hasil yang menunjukkan peningkatan pada poin memastikan
perencanaan pulang (IDEAL) ditunjukkan dari nilai pre dan post test pada
jawaban “selalu dilakukan” dari capaian 0% menjadi 100%.

Pertanyaan 3 : mengikuti ronde keperawatan kapanpun diselenggarakan


(RID belum melaksanakan)

Pre Post
0%
0%

0%

0%

0%

0%

SELALU DILAKUKAN KADANG LALAI TIDAK DILAKUKAN

Berdasarkan hasil survey pre yang dilakukan pada minggu pertama


yaitu pada tanggal 10-13 Juni 2019 dan post yang dilaksanakan pada minggu
ke lima yaitu 8-13 Juli 2019 pada seluruh perawat pelaksana RID didapatkan
hasil yang menunjukkan stabilitas pre dan post dengan capaian 0%. Hal ini
dikarenakan RID belum melaksanakan ronde keperawatan yang di wajibkan
oleh pihak rumah sakit dalam 6 bulan sekali.
5.3.3 Hasil Alasan Missedcare

Alasan Kelalaian Tugas Perawat

15

10

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Jumlah

Berdasarkan hasil survey mengenai alasan kelalaian tugas keperawatan


didapatkan hasil bahwa sebanyak 3 perawat memilih alasan pertama yaitu
ketidakseimbangan pembagian pasien kelolaan perawat ditinjau dari tingkat
ketergantungan pasien. Sebanyak 6 perawat memilih alasan ketidakakuratan
operan dari shift sebelumnya atau saat transfer pasien. 3 perawat memilih
alasan ketiga yaitu miskomunikasi diantara perawat dalam tim. Alasan paling
banyak dipilih adalah obat-obatan tidak tersedia saat dibutuhkan yaitu
sebanyak 12 perawat. Selanjutnya adalah alasan ke 5 yaitu alat-alat tidak
tersedia saat dibutuhkan dipilih oleh 4 perawat. Sebanyak 6 perawat memilih
alasan nomor 6 yaitu alat yang tersedia tidak berfungsi secara maksimal.
Sebanyak 8 perawat memilih alasan ke 7 yaitu jumlah tenaga perawat kurang
sehingga beban kerja tinggi. Lalu 2 perawat memilih alasan ke 8 yaitu jumlah
pasien total care yang tinggi. Sebanyak 5 perawat memilih alasan ke 9 yaitu
kurangnya jumlah tenaga pembantu sehingga melakukan tugas diluar tugas
keperawatan. Dan terakhir sebanyak 7 perawat memilih alasan ke 10 yaitu
proses administrasi penerimaan pasien baru/pasien pulang

BAB VI
PEMBAHASAN

6.1 Kegiatan Observasi Pelaksanaan Discharge Planning di RID dan Perencanaan


Pasien Pulang
Salah Satu indikator mutu pelayanan kesehatan adalah pemberian asuhan
keperawatan termasuk di rumah sakit. Proses asuhan keperawatan itu sendiri secara
berkesinambungan dimulai dari pengkajian sampai evaluasi perkembangan pasien
mencapai hasil akhir yang sudah ditetapkan (Sitorus, 2011). Salah satu aplikasi
manajemen keperawatan guna meningkatkan mutu pelayanan keperawatan melalui
penerapan discharge planning secara berkesinambungan sejak pasien dirawat pertama
kali di ruang rawat inap sampai pasien rencana pulang (Alves et al., 2012).

6.1.1 Discharge Planning


Discharge planning merupakan bagian dari proses keperawatan dan fungsi utama
dari perawatan. Discharge planning harus dilaksanakan oleh perawat secara terstruktur
dimulai dari pengkajian saat pasien masuk ke rumah sakit sampai pasien pulang (Potter
& Perry, 2010). Pelaksanaan discharge planning, sebagian besar belum dilaksanakan
oleh perawat di rumah sakit. Kendatipun dilakukan, belum dilaksanakan sesuai dengan
standar dan prosedur pelaksanaan. Kurangnya pemahaman tentang mekanisme
pelaksanaan discharge planning dan tingginya beban kerja menyebabkan perawat
cenderung tidak melakukan discharge planning kepada pasien (Zees, 2010). Pemberian
discharge planning yang dimaksud adalah sejak pasien baru masuk, menjalani
perawatan dan persiapan kembali ke rumah, dimana kemampuan pasien dan keluarga
dalam menanggulangi penyakitnya berpotensi mengurangi length of stay, resiko
keparahan (severity) dan resiko dirawat kembali ke rumah sakit (readmission) dalam
rentan waktu 30 hari setelah dirawat di Rumah Sakit (Ong et al., 2016)
Penerapan discharge planning yang dilakukan oleh kelompok yaitu menggunakan
program PREGO (Patient Ready to Go Home) dengan menggunakan pendekatan IDEAL
(Include, Discuss, Asssess, and Listen) Discharge Planning. Pengimplementasian
PREGO dilakukan selama 1 minggu (8-13 Juli 2019) di ruang RID Wava Husada. Hari
pertama kedatangan pasien dilakukan pengkajian awal pasien sejak awal masuk rumah
sakit untuk dijadikan sample, selanjutnya melakukan perjanjian jadwal pertemuan dengan
pasien terkait perencanaan pulang. Hari berikutnya menyusun dan melakukan kegiatan
pertemuan perencanaan pulang (memberikan KIE dan pemberian leaflet, berdiskusi
dengan pasien dan keluarga, menjelaskan cara merawat pasien dirumah kepada
keluarga, dan evaluasi pengetahuan pengetahuan pasien dan keluarga) setiap hari
hingga pasien dinyatakan boleh pulang. Selanjutnya menjelaskan obat-obatan sesuai 7
benar obat, membuat jadwal kontrol, dan KIE kebutuhan pasien selama dirumah) di hari
kepulangan pasien.
Hasil penelitian perbandingan pre dan post pemberian edukasi pasien perencanaan
pulang didapatkan peningkatan pengetahuan yang signifikan setelah diberikan KIE
berdasarkan IDEAL discharge Planning. Berdasarkan hasil persentase 10 pertanyaan
yang diberikan pasien, menunjukkan peningkatan jawaban yang memilih “Iya Dalam
Banyak Hal”. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Endang (2016)
menyebutkan bahwa peran educator perawat dalam pelaksanaan discharge planning di
ruang bedah RSUD Ulin Banjarmasin dapat dikategorikan baik, yaitu sebanyak 17 orang
(59%). Pelaksanaan discharge planning di ruang bedah RSUD Ulin Banjarmasin dapat
dikategorikan baik sebanyak 18 orang (62%). Hasil penelitian ini membuktikan adanya
hubungan antara peran educator perawat dengan pelaksanaan discharge planning di
ruang bedah RSUD Ulin Banjarmasin. Pada penelitian kelompok, berdasarkan
perhitungan presentase setiap pertanyaan menunjukkan peningkatan signifikan pada
poin pertanyaan “Apakah anda ikut serta dalam diskusi tentang perawatan/layanan
setelah pulang ?”, sebanyak 41% menjawab “Iya”, bila dibandingkan dengan pre edukasi
yang menjawab “Iya” hanya 26%. Selain itu pertanyaan “ Apakah anda menerima cukup
informasu mengenai penyakit anda?” juga mengalami peningkatan dari pre edukasi
menjawab “Iya, Dalam Banyak Hal” sebanyak 37%, setelah post edukasi menjadi 44%.
Selain memberikan edukasi perencanaan pasien pulang, focus penelitian kelompok
juga pada keluarga yang nantinya akan merawat pasien setelah kepulanganya. Keluarga
juga diberikan edukasi selama pasien dilakukan perawatan. Pada perhitungan post
Edukasi keluarga saat discharge planning, dari seluruh total sample yang menjawab 10
pertanyaan, mengalami peningkatan pada jawaban “Iya, Dalam Banyak Hal”. Pertanyaan
yang paling signifikan mengalami peningkatan adalah “Sudahkah anda menerima cukup
informasi mengenai pemulihan pasien ?” dari pre edukasi sebanyak 21% menjawab “Iya,
Dalam Banyak Hal”, meningkat menjadi 59%. Hasil penelitian Yuniarsih (2009),
menyatakan bahwa informasi dan perencanaan pulang bermanfaat terhadap
kemampuan keluarga dalam merawat pasienyang memiliki penyakit kronis. Dukungan
keluarga menurut Francis dan Satiadarma (2004), merupakan bantuan/sokongan yang
diterima salah satu anggota keluarga darianggota keluarga lainnya dalam rangka
menjalankan fungsi-fungsi yang terdapat di dalam sebuah keluarga.
Perencanaan pulang yang baik harus meliputi unsur penting berupa komunikasi,
koordinasi, pendidikan yang diberikan perawat, partisipasi pasien dan kolaborasi antara
tim medis (Corrol, 2007). Komunikasi yang efektif juga akan meningkatkan kapatuhan
pasien untuk kontrol. Kontrol dilakukan untuk mengevaluasi kesehatan pasien karena
pasien tidak dapat malaksanakan secara madiri tanpa bantuan petugas kesehatan.
Dampak yang terjadi ketika pasien/keluarga yang belum mampu untuk melakukan
perawatan secara mandiri akan menyebabkan angka kekambuhan pasien karena pasien
tidak mampu untuk menjaga. Meningkatkan kesehatan dan pengetahuan tentang kontrol
yang diberikan pada pasien bertujuan untuk mengevaluasi kondisi pasien, sehingga
angka kekambuhan pasien dapat dicegah (Dessy, 2011). Selain itu, pelaksanaan
discharge planning yang tepat akan mengurangi stres dan kecemasan pasien dan
keluarga sehingga meningkatkan kepuasan dan kualitas hidup pasien (Corrol, 2007).

6.2 MISSED CARE NURSING

6.2.1 Pembahasan Hasil Missed Care Nursing

Perawat merupakan salah satu yang memiliki kompleksitas tinggi karena perawat
memiliki tugas untuk memberikan asuhan keperawatan secara holistik. Banyak pekerjaan
yang harus dilakukan oleh perawat dalam rangka mewujudkan kesehatan klien. Dalam
melakukan pekerjaannya sangat memungkinkan mewakili terjadinya kelalaian yang dilakukan
oleh perawat akibat kompleksitas pekerjaannya. Hal ini beresiko untuk membahayakan
keselamatan pasien. Menurut Schuckhart tahun 2010 terdapat 18 indikator kelalaian tugas
perawat. Berdasarkan hasil implementasi selama 2 minggu pada tanggal 1-13 Juli 2019 di
RID RS Wava Husada Kepanjen terdapat 14 indikator yang tidak 100% namun dari 14
indikator tersebut ada 3 indikator yang didapatkan hasil terendah indikator cuci tangan 6
langkah 5 momen, medikasi yang diberikan dalam rentang 30 menit sebelum atau sesudah
waktu, dan melakukan personal hygiene pada pasien.

Hasil survey pre pada indikator cuci tangan 6 langkah 5 momen didapatkan sebesar
50%, sedangkan hasil obervasi rata-rata sebesar 48,2% dan hasil survey post sebesar 57%.
Selama dilakukan observasi dari survey pre ke survey post terdapat peningkatkan sebanyak
7%. Berdasarkan penelitian Bramantya 2015 mengatakan bahwa terdapat dua faktor yang
menyebabkan perawat tidak patuh untuk cuci tangan yaitu faktor pertama pengetahuan terkait
efek cuci tangan dan kurangnya pengetahuan perawat akan pentingnya melakukan cuci
tangan 6 langkah 5 momen dalam mengurangi penyebaran bakteri dan terjadinya kontaminasi
pada tangan dan kurang mengerti tentang teknik melakukan cuci tangan 6 langkah 5 momen
yang benar dan faktor kedua adalah role model. Adanya supervisi dan motivasi dari Karu atau
Katim diperlukan untuk mempengaruhi perawat ruangan agara patuh melakukan cuci tangan
6 langkah 5 momen.

Berdasarkan indikator medikasi yang diberikan dalam rentang 30 menit sebelum atau
sesudah waktu yang seharusnya didapatkan hasil survey pre 50%, hasil observasi sebesar
66,2% dan hasil survey post 57%.Menurut Primanoviasari (2018) menyebutkan bahwa beban
kerja menjadi faktor yang menyebabkan perawat tidak mampu memenuhi salah 1 unsur dalam
7 benar pemberian medikasi (benar waktu). Dalam penelitian yang dilakukan di RS Wava
Husada pada tahun 2018, rata-rata perawat pada ruangan RIB, RIC, RID, dan RIE memiliki
beban kerja sedang. Beban kerja yang cenderung lebih menyebabkan perawat
mempersepsikan bahwa ratio perawat lebih sedikit daripada jumlah pasien yang dirawat
sehingga perawat menjadi kelelahan saat bekerja (Primanoviasari,2018)

Berdasarkan indikator personal hygiene pada pasien hasil survey pre 64%, hasil
observasi sebesar 81,2% dan hasil survey post 64%. Menurut Lia (2018) menyebutkan bahwa
faktor yang menyebabkan pemenuhan personal hygiene kurang baik yaitu karena rasio
jumlah perawat dengan jumlah pasien tidak sebanding, sehingga menurunkan motivasi
perawat dan mengakibatkan kelelahan terhadap rutinitas pekerjaan yang dijalani.

6.2.2 Alasan Missedcare

Pada hasil pengkajian M5 menunjukkan bahwa BOR di RID sebesar 91% pada bulan
Mei. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat BOR di ruangan melebihi standart (60-85%) tingginya
BOR sangat mempengaruhi beban kerja perawat karena perawat dituntut untuk memberikan
asuhan keperawatan melebihi kapabilitas yang dimiliki. Sedangkan perawat yang berada di
ruangan hanya berjumlah 21 perawat dan dari penghitungan WISN seharusnya berjumlah 24
perawat. Dari hasil survey alasan perawat melakukan missed care, sebanyak 7 perawat
mengatakan bahwa jumlah tenaga keperawatan yang kurang menyebabkan beban kerja
perawat yang tinggi sehingga banyak melakukan missed care. Hal tersebut didukung oleh
penelitian Nugroho (2018) yang menyatakan bahwa semakin tinggi beban kerja pada diri
seorang perawat maka kinerja perawat akan semakin menurun. Dan Menurut Rachman
(2016) seharusnya peningkatan BOR rumah sakit harus diimbangi dengan jumlah karyawan
yang sesuai agar operasional rumah sakit dapat berjalan dengan optimal. Dengan hasil
tersebut harapannya ruangan mampu memenuhi jumlah kebutuhan perawat sehingga
kemungkinan terjadinya missed care perawat lebih rendah karena beban kerja perawat lebih
ideal.
BAB VII
KESIMPULAN DAN TINDAK LANJUT

7.1 KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil adalah :
1. Berdasarkan pengkajian 5M dan fungsi manajemen yang dilakukan oleh
kelompok dan telah dianalisa, didapatkan kurva analisa SWOT berada pada
kuadran I yaitu merupakan organisasi yang kuat dan berpeluang. Rekomendasi
strategi yang diberikan adalah progresif artinya organisasi dalam kondisi prima
dan mantap
2. Berdasarkan hasil pengkajian dan analisa yang telah dilakukan, menunjukkan
adanya beberapa masalah dalam manajemen ruangan RID meliputi : penerapan
discharge planning untuk pasien, misscare yang dilakukan oleh perawat, dan

Setelah dilakukan implementasi dan evaluasi oleh kelompok berdasarkan masalah-


masalah yang ada, didapatkan hasil :
a. Penerapan Kegiatan PREGO (Patient Ready to Go Home) dengan Pendekatan
IDEAL (Include, Discuss, Asssess, and Listen) Discharge Planning

Hasil kegiatan yang dilakukan dalam meningkatkan kesiapan pasien untuk


pulang dengan menerapkan IDEAL Discharge Planning yang dilakukan oleh
mahasiswa selama 6 hari (tanggal 8 – 13 Juli 2019), didapatkan hasil :
- Discharge Planning Pasien
Penilaian adanya peningkatan pemahaman pada pasien dalam mempersiapkan
diri sebelum pulang yang dilakukan dengan menggunakan kuesioner
didapatkan data adanya perubahan pada persiapan pasien pulang. Namun
pada pertanyaan tentang penerimaan informasi yang cukup tentang penyakit
yang diderita dan keikutsertaan pasien dalam diskusi tentang perawatan atau
layanan yang didapatkan setelah pulang terlihat adanya perubahan yang
signifikan dari sebelum dan sesudah diterapkan IDEAL Discharge Planning.
- Discharge Planning Keluarga
Penilaian adanya peningkatan pemahaman pada keluarga pasien dalam
membantu perawatan pasien selama di rumah yang dilakukan persiapan sejak
di RS dilakukan dengan menggunakan kuesioner didapatkan data adanya
perubahan dan peningkatan pengetahuan pada persiapan keluarga dalam
membantu memberikan perawatan kepada pasien nantinya selama di rumah.
Adanya peningkatan pengetahuan keluarga terlihat ketika keluarga
memperoleh informasi tentang penyakit yang diderita pasien, tindakan atau
perawatan yang dilakukan setelah pasien pulang, dan informasi pemulihan
kondisi pasien.
b. Kegiatan Missedcare dengan Observasi dan survey

Hasil kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui tingkat kelalaian atau


misscare perawat RID melalui observasi dan survey oleh mahasiswa didapatkan
hasil :
- Observasi Misscare
Observasi misscare dilaksanakan selama 6 hari terhitung sejak tanggal 8-13
Juli 2019, didapatkan hasil bahwa rata-rata observasi missedcare menunjukkan
indikator tugas keperawatan yang sering dilalaikan adalah indikator cuci tangan
6 langkah 5 momen sebesar 48,2%, indikator medikasi diberikan dalam rentang
30 menit sebelum atau sesudah waktu yang seharusnya sebesar 66,2%, dan
indikator melakukan personal hygiene pada pasien (memberikan bantuan,
mengingatkan, menawarkan bantuan) sebesar 81,2%.
- Survey Misscare
Penilaian Survey Misscare dilakukan 2 kali (Pre dan Post) yaitu pada minggu
ke 2 dan 3. Hasil survey misscare didapatkan bahwa pada indikator pengkajian,
perawat yang menyatakan “kadang lalai” dalam melakukan cuci tangan 6
langkah 5 momen mengalami penurunan dari 50% menjadi 43%. Sedangkan
pada indikator Intervensi-kebutuhan individual, pada pernyataan medikasi yang
diberikan dalam rentang 30 menit sebelum atau sesudah waktu yang
seharusnya perawat yang menyatakan “kadang lalai” mengalami peningkatan
dari 50% menjadi 57%. Dan pada Intervensi-kebutuhan dasar, pada pernyataan
“kadang lalai” dalam melakukan personal hygiene pada pasien tetap 36% baik
pre maupun post.
- Alasan Misscare
Sebanyak 12 perawat memilih alasan melakukan misscare karena obat-obatan
tidak tersedia saat dibutuhkan dan sebanyak 8 perawat memilih alasan ke 7
yaitu jumlah tenaga perawat kurang sehingga beban kerja tinggi.
7.2 RENCANA TINDAK LANJUT
1. Perlu adanya peningkatan dalam memberikan tindakan discharge planning untuk
pasien dan keluarga tentang kondisi dan rencana perawatan pasien baik di RS
maupun di rumah
2. Perlu adanya lembar atau form khusus yang mempermudah tim paramedis dalam
menerapkan discharge planning tanpa adanya hal yang terlupakan ketika
melakukan discharge planning
3. Perlu adanya supervisi berkala yang dilakukan oleh katim atau didelegasikan
kepada perawat pelaksana dalam menilai kesiapan pasien dan keluarga untuk
perawatan pasien selama di RS dan di rumah. Dan perlunya penerapan discharge
planning sejak pasien masuk ke ruangan bukan hanya ketika pasien akan pulang
4. Perlu adanya supervisi berkala oleh kepala unit mengenai tindakan-tindakan
keperawatan yang seringkali terabaikan oleh perawat ruangan, serta dapat
diberikan reward agar perawat termotivasi

Anda mungkin juga menyukai