Disusun Oleh:
Kelompok 3A
1. Mohammad Akbar Baghaskara 180070300111018
2. Nur Annisa Ilmiatun 180070300111005
3. Tri Khusniyatul Maromi 180070300111056
4. Yulviana Dwi Oktavia 180070300111029
5. Anif Lailatul Fitriyah 180070300111040
6. Hanna Mardhotillah F. 180070300111021
7. Miftakhul Jannah 180070300111019
8. Shynatry Ayu Andhika 180070300111063
9. Bagus Heryawan 180070300111065
10. Tia Novia 180070300111028
11. Hayatus Saadah Ayu L. 180070300111015
Adapun data umum Rumah Sakit Wava Husada, yaitu sebagai berikut:
1 Nama Rumah Sakit : Rumah Sakit Wava Husada
2 Alamat / Telepon / Fax : Jl. Panglima Sudirman 99A Kepanjen – Malang
Telepon : 0341.393000
Fax : 0341.398398
Email : info@wavahusada.com
Website : www.wavahusada.com
3 Status Kepemilikan : PT. Abna Samanhudisautika Husada
4 Kelas Rumah Sakit : Rumah Sakit Swasta penuh Kelas B
5 Nama Direktur : dr. Hendri Tuhu Prasetyo
6 Akreditasi : Sertifikat Lulus Akreditasi Penuh Tingkat Dasar
KARS –SERT/352/I/2012 (25 Januari 2012)
Sertifikat Lulus Akreditasi Paripurna KARS versi
2012 (Desember 2016)
7 Didirikan : 18 Januari 2006
8 Alamat : Jl. Panglima Sudirman 99A Kepanjen – Malang
9 Desa : Dilem
10 Kecamatan : Kepanjen
11 Kabupaten : Malang, Kodepos : 65163
12 Luas Lahan : + 14.867 m2
13 Luan Bangunan : + 7505 m2
14 Bangunan : Terdiri 4 bangunan yaitu : Gedung Pelayanan 1,
Gedung Pelayanan 2, Gedung Pelayanan 3,
Gedung Pelayanan 4
15 Kapasitas Tempat Tidur : 244 buah
16 Jumlah Kelas Perawatan : Kelas I,II,III, VIP,VVIP
2.6 Gambaran Umum Unit rawat inap D Rumah Sakit Wava Husada
Unit rawat inap D merupakan Unit pelayanan rumah sakit wava husada yang
memberikan pelayanan asuhan pasien penyakit dalam secara paripurna dalam rangka
peningkatan kualitas hidup demi tercapainya kepuasan pelanggan dan dengan tujuan
meningkatkan kesehatan, mengurangi kecatatan dan angka kematian secara terpadu
dengan melibatkan berbagai multidisiplin.Visi unit rawat inap D memberikan pelayanan
asuhan pasien penyakit dalam secara paripurna dalam rangka peningkatan kualtas hidup
demi tercapainya kepuasan pelanggan. Misi unit rawat inap D adalah memberikan
pelayanan asuhan pasien penyakit dalam secara komprehensif dan terintegrasi,
meningkatan kemampuan sumber daya manusia yang kompeten dan profesional dan
menyediakan prasarana dan sarana yang berkualitas.Denah Unit rawat Inap D adalah
sebagai berikut :
- Sebelah utara berbatasan dengan Rawat Inap D
- Sebelah selatan berbatasan dengan unit rawat inap E
- Sebelah barat berbatasan dengan Rawat Inap F
- Sebelah timur berbatasan dengan Unit Stroke
Ruang Inap D mempunyai bangunan dan prasarana sebagai berikut:
a. Unit rawat inap D mempunyai kapasitas untuk 31 bed rawat inap
- Kelas 1 : 5 kamar terdiri dari 10 tempat tidur
- Kelas 2 : 4 kamar terdiri dari 12 tempat tidur
- Kelas 3 : 1 kamar terdiri dari 9 tempat tidur
b. Ruang dokter atau konsultasi dan ruang kepala unit
c. Ruang perawat atau ners station
d. Ruang penunjang non medis yang sekurang-kurangnya terdiri dari gudang linen,
lemari obat klien, lemari alat habis pakai
e. Toilet untuk petugas
DENAH RUANGAN
R
Komite Kamar 310 Kamar 311
A
309 W
303 304 N
A
301 302
P
LIFT
H
NURSE STATION
Tangga
UNIT STROKE
BAB 3
HASIL PENGKAJIAN MANAJEMEN KEPERAWATAN
3.1 Man
Man merupakan unsur pertama dari manajemen yang diperlukan untuk mencapai
tujuan organisasi. Sebelum melakukan aplikasi praktik manajemen keperawatan profesional
kami melakukan pengkajian dengan cara interview, observasi, dan pengumpulan data yang
dimulai tangal 11–13 Juni 2019. Berikut adalah pengkajian yang dilakukan di Unit Rawat Inap
D terkait man (tenaga yang dimanfaatkan).
3.1.1. Jumlah Tenaga
Tenaga keperawatan di Unit Rawat Inap D Rumah Sakit Wava Husada berjumlah 23
orang perawat.Sementara itu untuk tenaga non keperawatan berjumlah 5 orang.
3.1.2. Tenaga Keperawatan
Tenaga keperawatan yang ada di Unit Rawat Inap D memiliki kualifikasi pendidikan
yang berbeda.Berikut adalah tabel kualifikasi Tenaga keperawatan di Unit Rawat Inap D.
Tabel 3.1Tenaga Keperawatan Unit Rawat Inap D Rumah Sakit Wava Husada
No Pendidikan Masa Kerja Jumlah Jumlah total Prosentase
1. S1 Keperawatan >5 th 3
13 56,5%
<5 th 10
2. DIII >5 th 1
10 43,5%
Keperawatan <5 th 9
Jumlah 23 23 100%
Berdasarkan tabel diatas dapat diinterpretasikan untuk tenaga farmasi dan tenaga
gizi di unit rawat inap D berjumlah masing-masing 1 dan tidak menetap dan
menaungi beberapa unit.Sedangkan untuk tenaga outsourcing berjumlah 3 yang
dibagi menjadi 3 shift yaitu pagi, siang dan malam.
3.1.3. Kualitas Tenaga
Berdasarkan hasil rekapitulasi data yang dilakukan di Unit rawat inap D didapatkan
rincian tenaga perawat sebagai berikut:
Tabel 3.3 Kualitas Tenaga Keperawatan Unit Rawat Inap D RS. Wava Husada
Status Masa Jenjang
No Nama Jabatan Pendidikan Pelatihan
Kepegawaian Kerja Karir
1. Yulia Kanit Ners Tetap 10 PK 3 Pelatihan manajemen
. Agustina, Rawat tahun nyeri, pelatihan
Skep.Ns Inap D educator, pelatihan
BHD, pelatihan
workshop layanan
prima, pelatihan mutu
dasar dan manajemen
resiko, orientasi
karyawan, pelatihan
pencegahan dan
pengendalian infeksi
rumah sakit wava
husada, pelatihan
dasar keselamatan
pasien rumah sakit
wava, pelatihan
komunikasi efektif,
pelatihan BLS dan
BTLS, Update Critical
Care on Intensive Care
Unit : Adult Respiratory
Distress Syndrome
with Mechanical
Ventilation, pelatihan
Rawat Luka CWCC,
pelatihan pemulasaran
jenazah, pelatihan
Status Masa Jenjang
No Nama Jabatan Pendidikan Pelatihan
Kepegawaian Kerja Karir
Dasar Libre Office,
pelatihan Pemadam
Kebakaran Dasar
pelatihan Manajemen
Ruang Rawat
(Manajemen Bangsal)
2. Sevi Katim DIII Tetap 5 PK 2 Pelatihan manajemen
Kusdianita, rawat inap Keperawatan tahun nyeri, pelatihan
Amd.Kep D 9 educator, pelatihan
bulan BHD, pelatihan
workshop layanan
prima, pelatihan mutu
dasar dan manajemen
resiko, orientasi
karyawan, pelatihan
pencegahan dan
pengendalian infeksi
rumah sakit wava
husada, pelatihan
dasar keselamatan
pasien rumah sakit
wava, pelatihan
komunikasi efektif,
pelatihan BLS,
pelatihan interprestasi
ECG, cara praktis,
sistematis dan mahir
interpretasi ECG,
seminar home care
wound treatment,
pelatihan pemulasaran
jenazah, pelatihan
Dasar Libre Office,
pelatihan Pemadam
Kebakaran Dasar,
pelatihan Manajemen
Ruang Rawat
(Manajemen Bangsal)
3. Marlin Perawat DIII Kontrak 3 PK 1 Pelatihan manajemen
Nuratika U., Pelaksana Keperawatan tahun nyeri, pelatihan
Amd.Kep 8 educator, pelatihan
bulan BHD, pelatihan
workshop layanan
prima, pelatihan mutu
dasar dan manajemen
resiko, orientasi
karyawan, pelatihan
pencegahan dan
pengendalian infeksi
rumah sakit wava
husada, pelatihan
Status Masa Jenjang
No Nama Jabatan Pendidikan Pelatihan
Kepegawaian Kerja Karir
dasar keselamatan
pasien rumah sakit
wava, pelatihan
komunikasi efektif,
penanganan
kegawatan pada bayi
dan anak, resusitasi
pada bayi,
penatalaksanaan
kejang, hipoglikemia
pada bayi, program
S.T.A.B.L.E, pre
transport, post
resusitasi dan
stabilisasi neonates,
penatalaksanaan
fototherapy bilibanket
dan denver
development
screening test,
kegawatan pada
BBLR, pengenalan
dan deteksi dini bayi
san anak dengan
anemia, psikologi dan
komunikasi anak sakit,
perawatan pada bayi
dan kegawatan saat
lahir sampai usia 1
tahun, pelatihan
BCLS, pelatihan
pemulasaran jenazah,
pelatihan Dasar Libre
Office, pelatihan
Pemadam Kebakaran
Dasar, pelatihan
Manajemen Ruang
Rawat (Manajemen
Bangsal)
4. Riska Diana Perawat DIII Magang 2 Pra PK Pelatihan BTCLS
Trimaisella, Pelaksana Keperawatan bulan
Amd. Kep
5. Fiqih Perawat Ners Magang 1 Pra PK Pelatihan BLS
Aprivarina, Pelaksana bulan
Skep.Ns
Tabel 3.4 Tingkat Ketergantungan Pasien di Unit Rawat Inap D Rumah Sakit Wava
Husada
No. Hari/ Tanggal Tingkat Ketergantungan Pasien
Total Care Partial Care Minimal Care
1. Selasa, 11 Juni 2019 1 24 3
2. Rabu, 12 Juni 2019 1 25 1
3. Kamis, 13 Juni 2019 3 1 24
Rata-rata 2 17 9
3.1.5. Perhitungan Kebutuhan Tenaga Perawat
a) Perhitungan Kebutuhan Tenaga Perawat berdasarkan WISN
JUMLAH TT 31
PASIEN MASUK RAWAT
INAP PER TAHUN 2400
RATA-RATA PASIEN PER
HARI ( SENSUS HARIAN ) 25
RATA-RATA LAMA HARI
RAWAT / LOS (C X 365 )/B 4
HARI RAWAT PER TAHUN (
DXB ) 9600
RATA-RATA TT TERPAKAI (
BOR ) --- E/(AX365) 85%
PASIEN BARU PER TAHUN --
-- (B) 2400
PASIEN LAMA PER TAHUN --
--- ( E - B ) 7200
a B C D E
2 Bedah 4 4 16
3 Gawat 2 10 20
Jumlah 120.7
Jumlah perawat tersedia di Rawat Inap D adalah :
52 + 19
X 17,2
286
71
286 = 4,26
Koreksi :
Jumlah = = 81 Jam
= 116 Jam
b. Menentukan jumlah total jam keperawatan yang dibutuhkan perpasien perhari adalah
116 jam / 8 pasien = 4 jam
c.
d. Menentukan jumlah kebutuhan tenaga keperawatan pada ruangan tersebut adalah
langsung dengan menggunakan rumus gillies diatas, sehingga didapatkan hasil
sebagai berikut :
e. Menentukan jumlah kebutuhan tenaga keperawatan yang dibutuhkan per hari, yaitu :
4 jam x 28 pasien = 16 orang
7 jam
Menentukan jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan per sif, yaitu dengan
ketentuan menurut Eastler (Swansburg, 1990).
Dari Pengkajian yang dilakukan di Ruang RID dengan menggunakan teori Gillies,
jumlah perawat yang dibutuhkan tingkat pendidikan S1 adalah 9 Orang dan D3 adalah 7
orang. Dari pengkajian 3 hari didapakan kebutuhan perawat perhari adalah 16 orang perawat.
Dengan pembagian sift pagi 7 perawat, sore 6 perawat, malam 3 perawat.
Berdasarkan hasil tabel diatas didapatkan bahwa peralatan yang ada di ruang
rawat inap D (RID) sudah memenuhi standart pemenuhan peralatan dalam
perawatan berdasarkan Peraturan Kemenkes Nomor 56 Tahun 2014 tentang
klasifikasi dan perizinan rumah sakit.
b. Fasilitas Peralatan Non Medis
Fasilitas peralatan non medis yang tersedia di Unit Rawat Inap D RS Wava
Husada Kepanjen
Tabel 3.6 Peralatan Non Medis yang tersedia di Unit Rawat Inap D
No. Nama Alat Standart Jumlah
Persediaan
1 Kursi Roda + +
2 Trolly obat + +
3 Trolly Tindakan + +
4 Baki + +
5 Almari obat + +
6 Almari linen + +
7 Kulkas obat + +
8 Dispenser + +
9 Jam dinding + +
10 Computer + +
11 Saftey box + +
12 Tempat sampah + +
13 Kantong plastik + +
Kepala Ruang
Kepala unit
Asisten keperawatan
3.2.2. Operan
Operan adalah suatu timbang terima tugas dari shift satu ke shift lain dengan waktu,
isi dan strategi yang telah ditentukan. Operan mengkomunikasikan secara tertulis dan
lisan pada staf keperawatan dan tim kesehatan lain yang memerlukan data klien
secara teratur. Di Ruang Unit D rumah Sakit Wafa Husada operan selalu dilakukan
setiap kali pergantian shif.
Dari hasil observasi selama 3 hari mulai dari tanggal 11-13 Juni 2019 di RID,
didapatkan hasil bahwa pelaksaan operan sebesar 94,4% sesuai dengan SPO. Hal yang tidak
dilakukan sesuai SPO adalah persiapan pasien dimana pasien seharusnya mengerti bahwa
operan ada 3 shift namun mereka hanya mengerti bahwa operan hanya dilakukan pada pagi
hari saja.
3.2.3. Ronde keperawatan
Berdasarkan hasil wawancara Kepala Ruangan Rawat Inap D Rumah Sakit Wava
Husada didapatkan hasil bahwa belum pernah dilakukan kegiatan ronde keperawatan
di RID. Namun saat ini RS Wava Husada sudah menggalakkan untuk melakukan ronde
keperawatan setiap 3 bulan sekali dan bergilir dari satu ruangan ke ruangan lain. Yang
sudah melaksanakan ronde keperawatan adalah ruang stroke. Untuk ruang RID sendiri
mendapatkan jadwal ronde keperawatan pada bulan July 2019 mendatang. Untuk SPO
ronde keperawatan, ruang RID tidak memiliki SPO.
Dapat disimpulkan bahwa 100% penerimaan pasien baru sudah dilakukan sesuai
SPO. Penilaian dilakukan oleh mahasiswa dengan observasi langsung saat proses
penerimaan pasien baru yang dilakukan oleh perawat dengan pasien baru pada bed 303A
dan 311A pada tanggal 11 Juni 2019.
Hasil observasi selama 3 hari di RID didapatkan hasil bahwa sebesar 68,75%
sentralisasi obat dilakukan sesuai SPO. Pada poin penerimaan obat pasien didapatkan hasil
bahwa tidak sesuai dengan SPO karena pengambilan obat dilakukan oleh perawat bukan oleh
keluarga pasien.
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala unit dan petugas farmasi didapatkan
hasil bahwa sentralisasi obat sesuai dengan kebijakan RS, dimana keluarga tidak berperan
dalam pengambilan obat selama perawatan, pengambilan obat dilakukan oleh perawat
dengan menerapkan metode ‘one day one dosage’ yang diberikan oleh bagian farmasi dan
diawasi oleh bagian farmasi. Di ruang rawat D (RID) sudah terdapat loker yang khusus
digunakan untuk obat, dimana di dalam loker terdapat tempat yang terdapat obat sesuai
dengan tempat tidur pasien. Obat seperti insulin disimpan dalam lemari pendingin khusus
untuk obat. Selama pemberian obat, perawat telah menerapkan 7 benar obat.
Sistem pendokumentasian di ruang rawat inap D menggunakan instrument asuhan keperawatan mulai dari pengkajian
sampai evaluasi dengan Subject Object Anaysis Planning (SOAP). Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan bahwa
pendokumentasian catatan keperawatan sebagian sudah dilakukan, diperoleh hasil yang sangat baik, terbukti nilai yang
didapatkan sebesar 100%. Dari 10 sampling berkas, seluruhnya telah terisi dan dengan jelas. Namun, yang perlu diperhatikan
dalam ruang Rawat Inap D, terdapat catatan keperawatan yang meliputi pemberian terapi secara berkesinambungan pada pasien.
Selain itu, pencatatan catatan perkembangan dalam format SOAP diisi oleh shift berikutnya.
Dari data komite keperawatan RS Wava Husada didapatkan hasil bahwa rekap pendokumentasian selama 3 bulan terakhir
adalah seperti di atas. Pada bulan Februari 2019 rata-rata pendokumentasian yaitu 98% sedangkan pada bulan Maret dan April
terjadi penurunan yaitu dengan rata-rata 87%. Setiap bulan komite keperawatan mengecek 10 BRM dari ruang RID untuk melihat
pendokumentasiannya.
3.3.8. Discharge planning
3.3.8.1. Discharge planning pasien
Pertanyaan 1 : Apakah anda menerima cukup informasi mengenai penyakit
anda ?
0%
16%
37%
47%
Informasi mengenai
test/pemeriksaan/pengobatan
Tidak, tidak sama sekali Tidak, tidak jelas
0% 5%
53% 42%
0%
32% 26%
42%
0%
32% 26%
42%
0%
26%
63% 11%
0%
21%
32%
47%
0% 5% 5%
90%
0% 0%
21%
79%
0% 5%
42%
53%
0% 0%
37%
63%
0%
37%
47%
16%
0% 10%
37%
53%
18%
39%
17%
26%
0% 11%
26%
63%
Dari hasil perhitungan kuisioner yang disebarkan ke 19 pasien pada
tanggal 11-13 Juni 2019 pada tanggal 11-13 Juni 2019 didapatkan hasil bahwa
sebanyak 63% pasien ikut dalam pembuatan perencaan pulang dirinya sampai
batas tertentu. Dan sebesar 11% pasien tidak ikut dalam pembuatan perencanan
pulang.
tidak jelas
53% 42%
jelas, sampai batas
tertentu
jelas dalam banyak hal
1 2 3 4
20% 5%
20%
55%
1 2 3 4
0% 5%
25%
70%
72%
56% 17%
13% 0%
33%
54%
69%
62%
8% 8%
38%
46%
50% 17%
23%
59%
5%
25%
40%
30%
50%
28%
79%
Kelas 2 Rp.200.000
Kelas 3 Rp.125.000
Dari perawatan unit RID RS Wava Husada dapat dijelaskan dari table tersebut
meliputi setiap ruangan perawatan umum antara lain: Kelas 1 harga Rp.325.000,
Kelas 2 harga Rp.200.000 dan kelas 3 harga Rp.125.000 dan tindakan keperawatan.
Keterangan :
∑ hari perawatan
TT = Tempat tidur
∑ hari dalam 1 periode
c. TOI
Menurut Sudra (2010) adalah rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati (dari
setelah diisi ke saat terisi berikutnya). Indikator ini memberikan gambaran tingkat
efisiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada 1-3
hari (Sudra, 2010)
TOI = jumlah TT x periode – jumlah hari perawatan
Jumlah pasien keluar (hidup + mati)
TOI pada bulan Maret 2019
= 31x 30 - 920
308
= 2,9
TOI pada bulan April 2019
= 31x 30 -881
336
= 2,5
TOI pada bulan Mei 2019
= 31x 30 -872
327
= 2,7
Rata – rata TOI pada bulan Maret 2019 yaitu 2,9, April 2019 yaitu 2,5 dan Mei 2019
yaitu 2,7.
No Variabel 11 12 13 Total
1 Jumlah pasien yang kurang 2 2 3 7
pengetahuan
2 Total pasien 28 27 28 83
= 7 x 100% = 8,4 %
83
Pada 11-13 Juni 2019 pukul 10.00-14.00 WIB. Kelompok RID melakukan pengkajian pengetahuan kepada seluruh pasien menggunakan
kuesioner pengetahuan tentang cuci tangan. Dalam kuesioner terdapat beberapa indikator penilaian yaitu definisi cuci tangan, langkah-langkah
cuci tangan, siapa yang wajib cuci tangan selama di RS, teknik mengeringkan tangan, serta momen cuci tangano. Interpretasi dari beberapa
indikator tersebut adalah jika dapat menjawab dengan benar sejumlah 5 maka dikatakan pengetahuan baik, jika menjawab benar 3-4 indikator
maka hasilnya pengetahuan cukup, dan jika dapat menjawab benar 0- 2 indikator maka hasilnya kurang. Dari hasil yang didapatkan terdapat 7
pasien yang hanya dapat menjawab kurang dari 3 indikator dan pasien lainnya dapat menjawab semua indikator dengan baik. Hasil yang
diharapkan dalam indikator mutu pelayanan mengenai kurang pengetahuan adalah sebesar 0%, namun dalam hasil pengkajian yang dilakukan
terdapat 8,4% pasien yang kurang pengetahuan.
INDIKATOR MUTU PELAYANAN : KENYAMANAN ( Nyeri dengan Skala > 4)
No Variabel Tanggal
11 12 13 Total
= 17 x 100% = 100%
17
Pada tanggal 11-13 Juni 2019 pukul 8.00-14.00 WIB. Dilakukan pengkajian nyeri kepada seluruh pasien menggunakan kuesioner NRS
pain scale dari data rekam medis. Dalam kuesioner terdapat skor 0 hingga 10.Pasien nyeri terdokumentasi merupakan pasien dengan nyeri ≥
4. Total pasien merupakan total keseluruhan pasien di RID .Hasil yang diharapkan dalam indikator mutu pelayanan mengenai angka pasien
dengan nyeri yang terdokumentasi dalam askep paling sedikit 90%, dalam hasil pengkajian yang dilakukan terdapat 100%pasien dengan nyeri
terdokumentasi askep. Dari hasil ini dapat diatakan indikator mutu pelayanan kenyamanan pasien di RID tercapai
No Variabel Tanggal
11 12 13 Total
1 Jumlah tindakan 6 5 6 17
perawat sebagai
respon nyeri
2 Total pasien nyeri skala 6 5 6 17
≥4
𝑗𝑚𝑙ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑡𝑖𝑛𝑑𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡 𝑠𝑏𝑔 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛 𝑛𝑦𝑒𝑟𝑖
Angka persentase tatalaksana pasien nyeri = 𝑥 100%
𝑗𝑚𝑙ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑑𝑜𝑘𝑢𝑚𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑛𝑦𝑒𝑟𝑖 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 >4
= 17 x 100% = 100%
17
Angka persentase tatalaksana pasien nyeri merupakan angka tatalaksana intervensi perawat kepada pasien nyeri terdokumentasi (skala nyeri
≥4). Hasil yang diharapkan dalam indikator mutu pelayanan mengenai angka persentase tindakan perawat adalah paling sedikit 90%, dalam
hasil pengkajian yang dilakukan didapatkan hasil 100%, yang berarti seluruh pasien dengan nyeri ≥4 mendapatkan tatalaksana nyeri.
No Variabel Tanggal
11 12 13 Total
= 62 x 100% = 100%
62
Angka persentase pasien dengan nyeri terkontrol merupakan angka pasien dengan nyeri skala <4. Hasil yang diharapkan dalam indikator
mutu pelayanan mengenai angka kenyamanan adalah 100% (pasien tidak merasa nyeri setelah dilakukan tindakan keperawatan), dalam hasil
pengkajian yang dilakukan didapatkan hasil 100%pasien nyerinya terkontrol di RID..
INDIKATOR MUTU PELAYANAN : KETERBATASAN PERAWATAN DIRI
Variabel Tanggal
11 12 13 Total
Makan *Porsi diet - - - -
Mandi : *gigi dan mulut - - - -
Bersih pada *mata
*rambut
*kulit
*kuku
*telinga
*tidak bau badan
*perineal
Berpakaian *Baju bersih & kering - - - -
dan *wajah segar
penampilan
Eliminasi *berkemih - - - -
*defekasi
Perawatan diri yang tidak terpenuhi - - - -
Jumlah pasien yang dirawat dengan ketergantungan total dan parsial care 25 26 25 76
= 0 x 100% = 0%
76
Pada tanggal11-13 Juni 2019 dilakukan pengkajian keterbatasan perawatan diri kepada seluruh pasien.Jika salah satu indikator
perawatan diri tidak terpenuhi maka pasien tersebut tidak terpenuhi perawatan dirinya. Target keterbatasan perawatan diri adalah kurang dari
10%.Hasil pengkajian pasien yang tidak terpenuhi perawatan diri sebanyak 0 orang, sedangkan untuk tingkat ketergantungan totaldan partial
selama tiga hari sebanyak 76 orang. Sehingga didapatkan angka tidak terpenuhi kebutuhan perawatan diri sebesar 0%
No Variabel Tanggal
10 11 12 Total
1 Puas 0 11 12 23
2 Tidak Puas 0 0 0 0
Jumlah 0 11 12 23
Pada 10-12Juni 2019, Kelompok RID melakukan pengkajian kepuasan pelayanan perawatan kepada pasien yangdirencakan KRS dan
sudah dirawat minimal 2 hari menggunakan kuesioner kepuasan pelayanan perawatan. Dalam kuesioner terdapat beberapa indikator penilaian
seperti ketepatan dan kelengkapan perawat dalam menyampaikan informasi, kecekatan perawat, keramahan perawat dan lain-lain. Interpretasi
dari beberapa indikator tersebut adalah skor total < 12 maka pasien tidak puas, dan skor ≥12 adalah pasien puas. Dari hasil survey pada 23
pasien didapatkan pasien merasa puas dengan pelayanan perawatan di RID. Hasil yang diharapkan dalam indikator mutu pelayanan mengenai
kepuasan pelayananperawatan adalah sebesar 100%, dan indikator mutu pelayanan tersebut sudah tercapai di RID.
INDIKATOR MUTU : KECEMASAN
No Variabel 11 12 13 Total
1 Jumlah pasien cemas: Panik 1 2 2 5
Berat Sedang Ringan
2 Jumlah pasien yang dirawat 28 27 28 83
= 5 x 100% = 6,02%
83
Pada 11-13 Juni pukul 10.00-14.00 WIB. Kelompok RID melakukan pengkajian kecemasan kepada seluruh pasien menggunakan
kuesioner kecemasan. Dalam kuesioner terdapat beberapa indikator penilaian seperti perasaan gugup, takut tanpa alasan, mudah marah, dan
lain-lain. Interpretasi dari beberapa indikator tersebut adalah skor total 20-44 maka dikatakan pasien normal, skor 45-59 adalah kecemasan
ringan, skor 60-74 adalah kecemasan sedang, dan skor 75-80 adalah kecemasan berat. Dari hasil yang didapatkan 5 dengan kecemasan sedang
dan berat. Hasil yang diharapkan dalam indikator mutu pelayanan mengenai kecemasan adalah sebesar 6,02% dan indikator mutu pelayanan
tersebut sudah tercapai di RID.
Sasaran Keselamatan Pasien
Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur dan tepat pasien telah dilakukan di Bangsal RID dengan mengecek identitas pasien oleh dokter
bedah.Pendokumentasian seperti hasil foto, hasil pemeriksaan telah di beri label dan ditata dengan baik pada map rekam medis pasien. Sebelum
dilakukan tindakan, perawat selalu memberikan inform consent kepada pasien untuk meminta persetujuan tindakan operasi.
B. Persiapan Pasien
1. Perkenalkan diri
2. Identifikasi pasien
3. Jelaskan prosedur dan tujuan
C. Persiapan Lingkungan
1. Jaga privasi pasien
2. Atur pencahayaan
D. Tindakan
1. Identifikasi tingkat risiko pasien jatuh ( sesuai dengan Format
Pengkajian Risiko Jatuh ).
2. Tentukan tingkat risiko pasien jatuh ( ringan, sedang, tinggi)
sesuai hasil skoring.
3. Pasang gelang risiko jatuh (warna kuning) pada pasien risiko
sedang sampai tinggi
4. Pasang pagar pengaman tempat tidur pada dua sisi (terutama
untuk pasien risiko sedang dan tinggi ), untuk pasien anak-anak
5. Atur pencahayaan di kamar pasien cukup terang.
6. Perawatdanataubidanmemintatandatanganpasiendanataukelu
arga sebagaibuktisudahmenerima danmemahami
penjelasanrisikojatuh danpencegahannya
E. Evaluasi
1. Pantaudan L aporkanrisikojatuh pasiensetiap pergantianshift.
2. Lakukan asesmen ulang risiko jatuh pasien sesuai scoring
(rendah tiap 3 hari sekali, sedang tiap hari, tinggi setiap shift
jaga)
3. Dokumentasi tindakan yang telah dilakukan
4. Lakukanpengkajianulangsesesuai scoring risiko jatuh
pasienatausewaktu-waktuapabila:
a. Terjadiperubahanstatusklinismeliputiperubahankondisifisik,
fisiologis,maupunpsikologis
b. Pasienpindahruang/unit
c. Penambahanobatyangbisamenimbulkan
pasienberisikojatuh
d. Pasienmengalamiinsidenjatuhsaatdirawat.
Sesuai SPO terkait penilaian awal risiko jatuh dan penilaian ulang
terhadap pasien yang berisiko yangtertuang dalam Standar Prosedur
Penggunaan form penilaian (Morse Fall,
Operasional Nomor: RSWH/SPO/KPRS/001 tentang Pencegahan Pasien
4 Humpty Dumpty)
Risiko Jatuh Rumah Sakit Wava Husada dilakukan asesmen sesuai
formulir asesmen Risiko Jatuh, skalaMorse untuk pasien dewasa dan
Humpty Dumpty(FHD) untuk pasien anak. Hasil pengkajian
menggunakan instrumen didapatkan 100% pasien telah dilakukan
penilaian menggunakan morse fall karena RID merupakan ruang rawat
inap dewasa.
Hasil pengkajian menggunakan instrumen, ditemukan bahwa 100%
5 Penggunaan form monitoring risiko jatuh pasien telah dilakukan assesmen ulang terkait risiko jatuh sesuai SPO
Rumah Sakit Wava Husada.
Penandaan pasien risiko jatuh menggunakan gelang berwarna kuning
6 Penandaan pasien risiko jatuh
sudah dilakukan pada pasien dengan risiko jatuh sebanyak 100%.
Berdasarkan data laporan bulanan dari unit ke komite mutu pada bulan
Maret dan Mei 2019 didapatkan angka kejadian pasien jatuh adalah 0.
Sedangkan, berdasarkan hasil pengkajian kejadian pasien jatuh yang
dilakukan di RID pada tanggal 11-13 Juni 2019 didapatkan hasil 0 pasien
dengan 7 pasien yang berisiko jatuh. Pasien dengan resiko jatuh adalah
pasien dengan kelamahan fisik, perubahan gaya berjalan dan pasien
7 Angka Kejadian Pasien Jatuh yang bingung atau gelisah. Target angka kejadian pasien jatuh adalah 0
pasien.
Angka Kejadian Pasien Jatuh pada tanggal 11-13 Juni 2019
No Variabel Tanggal
11/6/19 12/6/19 13/6/19 Total
1 Jumlah 0 0 0 0
pasien jatuh
2 Jumlah 3 2 2 7
pasien yang
berisiko jatuh
HASIL PRE SURVEY MISSCARE
1. Pengkajian
Pertanyaan 1 : pengukuran TTV pada 4 item di setiap shift (TTD, Nadi, RR, Suhu)
Sales
0%
Berdasarkan hasil kuesioner post observasi misscare didapatkan hasil bahwa pada
poin pengukuran TTV dalam 4 item sebanyak 71% perawat selalu melakukan, 29%
kadang lalai, dan sebanyak 0% tidak melakukan.
Sales
0%
21%
selalu dilakukan
kadang lalai
79%
tidak dilakukan
Berdasarkan hasil kuesioner post observasi misscare didapatkan hasil bahwa pada
poin pendokumentasi intake dan output cairan sebanyak 79% perawat selalu melakukan,
21% kadang lalai, dan sebanyak 0% tidak melakukan.
Pertanyaan 3 : mencatat implementasi yang dilakukan dan evaluasi tindakan
keperawatan (SOAP setiap diagnosa)
Sales
selalu dilakukan
100%
kadang lalai
tidak dilakukan
Berdasarkan hasil kuesioner post observasi misscare didapatkan hasil bahwa pada
poin pendokumentasian implementasi dan evaluasi sebanyak 100% perawat selalu
melakukan.
Sales
0%
50% Selalu
50%
Kadang lalai
Tidak dilakukan
Berdasarkan hasil kuesioner post observasi misscare didapatkan hasil bahwa pada
poin cuci tangan 6 langkah 5 momen sebanyak 50% perawat selalu melakukan, sebanyak
50% kadang lalai, dan 0% yang tidak melakukan.
Pertanyaan 5 : monitoring kadar gula darah sesuai indikasi (pasien
hipo/hiperglikemia)
Sales
0%
14%
Selalu
Kadang lalai
86%
Tidak dilakukan
Berdasarkan hasil kuesioner post observasi misscare didapatkan hasil bahwa pada
poin monitoring kadar gula darah sesuai indikasi sebanyak 86% perawat selalu
melakukan, sebanyak 14% kadang lalai, dan 0% tidak melakukan.
Sales
0%
14%
Selalu
Kadang lalai
86% Tidak dilakukan
Berdasarkan hasil kuesioner post observasi misscare didapatkan hasil bahwa pada
poin pengakajian berkala sesuai kondisi pasien sebanyak 79% perawat selalu melakukan,
sebanyak 21% kadang lalai, dan 0% tidak melakukan.
Pertanyaan 7 : perawatan, monitoring, dan dokumentasi pemasangan IV Line
Sales
0%
0%
Selalu
Kadang lalai
100% Tidak dilakukan
Berdasarkan hasil kuesioner post observasi misscare didapatkan hasil bahwa pada
poin perawatan, monitoring, dan dokumentasi pemasangan IV Line sebanyak 100%
perawat selalu melakukan.
Pertanyaan 1 : medikasi diberikan dalam 30 menit sebelum dan sesudah waktu yang
seharusnya
Sales
0%
50% Sesuai
50%
Kadang lalai
Tidak dilakukan
Berdasarkan hasil kuesioner post observasi misscare didapatkan hasil bahwa pada
poin pemberian medikasi dalam 30 menit sebelum dan sesudah waktu yang seharusnya
sebanyak 50% perawat selalu melakukan, sebanyak 50% kadang lalai, dan 0% tidak
melakukan.
Pertanyaan 2 : memberikan dukungan emosiaonal pada pasien atau keluarga pasien
Sales
0%
33%
Selalu dilakukan
Berdasarkan hasil kuesioner post observasi misscare didapatkan hasil bahwa pada
poin memberikan dukungan emosional pada pasien dan keluarga sebanyak 33% perawat
selalu melakukan, sebanyak 67% kadang lalai, dan 0% tidak melakukan.
Sales
0%
Selalu
Kadang lalai
Tidak dilakukan
100%
Berdasarkan hasil kuesioner post observasi misscare didapatkan hasil bahwa pada
poin perawat merespon < 5 menit setelah bel berbunyi sebanyak 100% perawat selalu
melakukan.
Pertanyaan 4 : memonitor dan mendokumentasikan keefektifan pengobatan
(menulis respon terapi pada SOAP pada setiap dx keperawatan. Ex : mual
berkurang, panas, berkurang, nyeri berkurang, dll sesuai terapi farmakologi yang
diberikan)
Sales
0
29%
Selalu dilakukan
Kadang lalai
71%
Tidak dilakukan
Berdasarkan hasil kuesioner post observasi misscare didapatkan hasil bahwa pada
poin memonitor dan mendokumentasikan keefektifan pengobatan sebanyak 71% perawat
selalu melakukan, sebanyak 29% kadang lalai, dan 0% tidak melakukan.
Sales
0%
Berdasarkan hasil kuesioner post observasi misscare didapatkan hasil bahwa pada
poin mobilisasi/reposisi pada pasien sesuai kebutuhan sebanyak 57% perawat selalu
melakukan, sebanyak 43% kadang lalai, dan 0% tidak melakukan.
Pertanyaan 2 : memberikan diit pasien total care saat masih hangat (pasien
terpasang NGT)
Sales
0%
43%
Selalu dilakukan
57% Kadang lalai
Tidak dilakukan
Berdasarkan hasil kuesioner post observasi misscare didapatkan hasil bahwa pada
poin memberikan makanan pada pasien total care selagi hangat sebanyak 57% perawat
selalu melakukan, sebanyak 43% kadang lalai, dan 0% tidak melakukan.
Sales
0%
36%
Selalu dilakukan
Berdasarkan hasil kuesioner post observasi misscare didapatkan hasil bahwa pada
poin melakukan personal hygiene pada pasien sebanyak 64% perawat selalu melakukan,
sebanyak 36% kadang lalai, dan 0% tidak melakukan.
Pertanyaan 4 : perawatan luka/ kulit pada pasien yang membutuhkan (post op, luka
kronik, luka akut)
Sales
8% 0%
selalu dilakukan
kadang lalai
92%
tidak dilakukan
Berdasarkan hasil kuesioner post observasi misscare didapatkan hasil bahwa pada
poin perawatan luka/kulit pada pasien yang membutuhkan sebanyak 92% perawat selalu
melakukan, sebanyak 8% kadang lalai, dan 0% tidak melakukan.
Sales
14%
Selalu dilakukan
Kadang lalai
86% Tidak dilakukan
Berdasarkan hasil kuesioner post observasi misscare didapatkan hasil bahwa pada
poin memberikan edukasi terkait cara perawatan pasien saat di RS ataupun di rumah
sebanyak 86% perawat selalu melakukan, sebanyak 14% kadang lalai, dan 0% tidak
melakukan.
Pertanyaan 2 : memastikan perencanaan pulang (IDEAL) (dilakukan oleh
mahasiswa)
Sales
Selalu dilakukan
Kadang lalai
Berdasarkan hasil kuesioner post observasi misscare didapatkan hasil bahwa pada
poin memastikan perencanaan pulang sebanyak 100% tidak melakukan.
Sales
Berdasarkan hasil kuesioner post observasi misscare didapatkan hasil bahwa pada
poin mengikuti ronde keperawatan sebanyak 100% tidak melakukan karena di RID belum
pernah dilakukan ronde keperawatan.
3.6 Fungsi Manajemen
3.6.1 Fungsi Perencanaan
1. Visi dan misi organisasi
Visi dan misi ruang rawat
1) Visi
Memberikan pelayanan asuhan pasien penyakit dalam secara
paripurna dalam rangka peningkatan kualitas hidup demi tercapainya
kepuasan pelanggan
2) Misi
a Memberikan pelayanan asuhan pasien penyakit dalam secara
komprehensif dan terintegrasi
b Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia yang kompeten
dan profesional
c Menyediakan prasarana dan sarana yang berkualitas
2. Tujuan dan target organisasi
1) Tujuan dan target ruang rawat
Memberikan pelayanan asuhan pasien penyakit dalam secara
komprehensif dan terintegrasi, meningkatkan kemampuan sumber
daya manusia yang kompeten dan profesional dan menyediakan
prasarana dan sarana yang berkualitas
2) Keterkaitan tujuan ruang rawat dengan rumah sakit
Memberikan pelayanan asuhan pasien penyakit dalam secara
paripurna dalam rangka peningkatan kualitas hidup demi tercapainya
kepuasan pelanggan
3) Kebijakan, prosedur, dan peraturan organisasi
Kebijakan, prosedur, dan peraturan terkait dengan
keperawatan saat ini masih mengikuti kebijakan, prosedur, dan
peraturan terkait dengan keperawatan rumah sakit.
Manager keperawatan
Kepala unit
Asisten keperawatan
b. Uraian Tugas
1. Kepala Ruangan
Seseorang dengan kompetensi tertentu yang diangkat oleh
direktur untuk mengawasi dan mengendalikan kegiatan pelayanan
keperawatan di ruang rawat inap D yang bertanggung jawab
kepada manager keperawatan.
Observasi mengenai tugas Kanit (Kepala Unit) sesuai
dengan Standar Prosedur Operasional Rumah Sakit Wava
Husada, dan dilakukan selama 3 hari (11-13Juni 2019) didapatkan
hasil sebagai berikut :
Tabel 1. Uraian Tugas Kepala Ruangan RS Wava Husada
H1 H2 H3
No Uraian Tugas
D TD D TD D TD
1. Merencanakan
√ √ √
kebutuhan tenaga
2. Membuat program
√ √ √
kerja unit
3. Merencanakan
√ √ √
Budgeting Unit
4. Membuat jadwal
√ √ √
dinas
5. Merencanakan
√ √ √
rapat unit bulanan
6. Menyusun indikator
√ √ √
mutu unit
7. Memilih kepala
√ √ √
Tim
8. Melakukan
koordinasi
pelayanan √ √ √
dengan Manajer
dan unit lain
9. Mengelola
√ √ √
Inventaris unit
10. Memimpin rapat
√ √ √
unit
11. Melakukan
supervisi terhadap √ √ √
bawahan
12. Melakukan
√ √ √
evaluasi mutu unit
13. Mengontrol
pelaksanaan
asuhan √ √ √
keperawatan di
unit
Total 13 13 13
Presentase 100% 100% 100%
Keterangan:
: Dilakukan
- : Tidak Dilakukan
Berdasarkan tabel diatas dapat diinterpretasikan bahwa Kepala
Ruang/Kepala Unit dalam menjalankan fungsi manajemen
keperawatan di ruang rawat inap D (RID) yaitu 100% melakukan
semua tugasnya sebagai kepala unit, sehingga dapat dikatakan fungsi
tersebut dijalankan dengan baik. Hasil diatas didapatkan dari
wawancara dengan kepala unit rawat inap D dan hasil observasi
selama berada di ruangan rawat inap D.
2. Ketua Tim
Seseorang perawat profesional yang memimpin proses asuhan
keperawatan, yang dijalankan oleh sekelompok perawat asosiate yang
bertanggung jawab kepada kepala unit.
Observasi mengenai tugas Katim (Ketua Tim) sesuai dengan
Standar Prosedur Operasional Rumah Sakit Wava Husada, dan
dilakukan selama 3 selama 3 hari (11-13 Juni 2019) didapatkan hasil
sebagai berikut :
Keterangan:
: Dilakukan
- : Tidak Dilakukan
e. Klasifikasi pasien
Klasifikasi pasien dalam penempatan ruangan atau kamar
berdasarkan jenis kelas.Terdapat kelas 1 kelas 2 dan kelas 3.
3.6.3 Fungsi Ketenagaan
1. Sistem Perhitungan Tenaga Kerja
1) Rencana Kebutuhan Tenaga
Kebutuhan tenaga di ruang RID dihitung oleh Kepala Unit
berdasarkan lama tindakan keperawatan yang dilakukan oleh ruangan
yang kemudian diajukan ke SDM Rumah Sakit.
2) Sistem Penghitungan Tenaga
Sistem penghitungan tenaga keperawatan menggunakan metode
WISN (Workload Indicator Staaf Need) dengan jumlah hari kerja 48
jam/minggu.
3) Kelengkapan dan Ketepatan Data yang digunakan dalam
Perhitungan Tenaga Keperawatan
Dalam kelengkapan dan ketetapan data yang digunakan dalam
penghitungan tenaga keperawatan di RID tidak sesuai dengan yang sudah
dihitung metode WISN karena keterbatasan SDM.
Total
0.06 2 0.12
1 3.29
Bobot x
Analisa Bobot Rating Nilai
Rating
WEAKNESS
1. Beberapa peralatan yang ada di ruang RID masih 0.06 3 0.18 S-W
ada yang jumlahnya kurang dari standart yang ada =
2. Tidak mematuhi pemasangan stiker identitas di 3.29
setiap cairan infus pada saat mengganti cairan 0.06 3 0.18 –
infus pada pasien 2.68
3. Katim/PJ shift ketika operan tidak menyampaikan =
diagnosa keperawatan yang masih dan akan 0.10 3 0.30 0,61
muncul pada saat jaga
4. Pelaksanaan preconference dan postconference di
Ruang rawat inap D dilakukan tanpa adanya SOP 0.16 3 0.48
di ruangan
5. Belum pernah dilaksanakan ronde keperawatan
formal selama dilakukan pengkajian
6. Untuk pelaksanaan supervisi tidak ada jadwal pasti 0.10 4 0.40
dalam melakukan supervisi namun memiliki target
rutin 1 bulan sekali supervisi wajib terlaksana. Dan
tidak adanya SOP pasti yang digunakan di ruangan 0.10 3 0.30
7. Discharge Planning di unit RID seharusnya
dilakukan diawal rawat inap 1x24 jam, namun
kenyataannya di RID baru mencantumkan
perencanaan pulang saat pasien akan pulang.
8. Tingkat kepatuhan perawat dalam melakukan 0.22 2 0.44
tindakan keperawatan di ruang RID sebanyak 8.3%
Total
0.20 2 0.40
1 2,68
3.7.2 Faktor Eksternal 5M
Bobot Nilai
Analisa Bobot Rating x
Rating
OPPORTUNITY
1. Berdasarkan data perawat yang diperoleh di 0.3 3 0.9
Ruang RID, 100% perawat masih dalam
usia produktif, sehingga kinerja yang
diberikan bisa lebih maksimal.
2. Adanya kesempatan bagi Ruang Rawat 0.2 4 0.8
Inap D untuk mengajukan pengadaan ulang
atau pengadaan tambahan peralatan yang
dibutuhkan di ruangan
3. Adanya mahasiswa praktik manajemen di
unit rawat inap D 0.05 2 0.1
4. Dengan adanya mahasiswa yang sedang
melaksanakan praktik profesi manajemen, 0.15 4 0.6
dapat dilakukan agenda preconference dan
postconference.
5. Dengan adanya mahasiswa profesi ners
yang sedang melaksanakan praktek profesi 0.1 2 0.2
manajemen, diharapkan dapat dilakukan
agenda ronde keperawatan.
6. Adanya supervisi internal untuk
meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit 0.1 2 0.2
yang diadakan setiap 1 bulan sesuai dengan O-T
jadwal dari RS = 3.1-
7. Penerapan sistem merit dilakukan melalui 2.69
penilaian kinerja secara berkala per bulan 0.1 3 0.3 = 0.43
Total
1 3.1
THREATS
0.35 3 1.05
Bobot Nilai
Analisa Bobot Rating x
Rating
1. Tuntutan masyarakat untuk mendapatkan
pelayanan yang lebih profesional dari tenaga 0.31 2 0.62
kesehatan
2. Masyarakat yang lebih kritis dalam
menanggapi kinerja tenaga kesehatan, 0.34 3 1.02
khususnya perawat
3. Masih banyak pengunjung yang masih
melanggar aturan rumah sakit, seperti
menjenguk di luar jam kunjung, anak-anak
usia < 12 tahun ikut masuk kamar, jumlah
pengunjung yang masuk kamar untuk
menjenguk lebih dari 2 orang 1 2.69
Total
Total 1 3,75
WEAKNESS
1. Supervisi yang dilakukan kanit le katim 0.6 2 1,2
dan katim ke PP dilakukan 1x/bulan
manun tidak adanya jadwal rutin
2. Pasien diruang RID tidak diklasifikasi
berdasarkan penyakitnya 0.4 2 0.8
Total 1 2
3.7.4 Faktor Eksternal Fungsi Manajemen
Bobot x Nilai
Analisa Bobot Rating
Rating
OPPORTUNITY
1. Pengembangan jenjang karier perawat klinis 0.4 3 1.2
yang jelas
2. Terdapat pelatihan yang dapat di ikuti oleh 0.6 4 2.4
perawat yaitu pelatihan keluar RS dan in
house training
O-T
=
Total 1 3.6
3.6-0
THREATS
= 3.6
Total 0 0
Total
Bobot Nilai
Analisa Bobot Rating x
Rating
1
WEAKNESS
1. Perawat memberikan KIE kepada
pasien dan keluarga untuk mengurangi 0.25 2 0.5
resiko infeksi dengan hand hygiene
sebesar 85,7%.
2. Perawat menerapkan 6 langkah cuci 0.3 2 0.6
tangan sebelum dan sesudah tindakan
sebesar 91,30 %
3. Pada ruangan tidak terdapat matras 0.15 1 0.15
atau bed yang disediakan khusus klien
dengan dekubitus, karena memang
jarang terdapat klien dengan kondisi
dekubitus.
4. Hasil pengkajian komunikasi SBAR 0.3 1 0.3
yang dilakukaan pada tanggal 11-13
Juni 2019 didapatkan bahwa
pelaporan didapatkan 80% sesuai
SOP
Total 1
Total 1 2.0
4 Fungsi
Menejemen
3
(1.75 , 3.6)
2
5M
Indikator Mutu
1 (0.56 , 0.43)
(3.8 , 2)
0
-1.5 -1 -0.5 0 0.5 1 1.5 2
-1
-2
3.7.8 Analisa Strategi
Pre Post
50%
47%
45%
37%
16%
5%
0%
0%
TIDAK, TIDAK SAMA TIDAK, TIDAK JELAS IYA, SAMPAI BATAS IYA, DALAM BANYAK
SEKALI TERTENTU HAL
Pre Post
55%
53%
45%
42%
5%
0%
0%
0%
TIDAK, TIDAK SAMA TIDAK, TIDAK JELAS IYA, SAMPAI BATAS IYA, DALAM BANYAK
SEKALI TERTENTU HAL
Pre Post
50%
42%
40%
32%
26%
10%
0%
0%
TIDAK, TIDAK SAMA TIDAK, TIDAK JELAS IYA, SAMPAI BATAS IYA, DALAM BANYAK
SEKALI TERTENTU HAL
Pre Post
50%
42%
39%
32%
26%
11%
0%
0%
TIDAK, TIDAK SAMA TIDAK, TIDAK JELAS IYA, SAMPAI BATAS IYA, DALAM BANYAK
SEKALI TERTENTU HAL
Pre Post
68%
63%
26%
22%
11%
10%
0%
0%
TIDAK, TIDAK SAMA TIDAK, TIDAK JELAS IYA, SAMPAI BATAS IYA, DALAM BANYAK
SEKALI TERTENTU HAL
Pre Post
52%
47%
37%
32%
21%
11%
0%
0%
TIDAK, TIDAK SAMA TIDAK, TIDAK JELAS IYA, SAMPAI BATAS IYA, DALAM BANYAK
SEKALI TERTENTU HAL
Pre Post
93%
90%
7%
5%
5%
0%
0%
0%
TIDAK, TIDAK SAMA TIDAK, TIDAK JELAS IYA, SAMPAI BATAS IYA, DALAM
SEKALI TERTENTU BANYAK HAL
Pre Post
79%
78%
22%
21%
0%
0%
0%
0%
TIDAK, TIDAK SAMA TIDAK, TIDAK JELAS IYA, SAMPAI BATAS IYA, DALAM BANYAK
SEKALI TERTENTU HAL
Pre Post
54%
53%
45%
42%
5%
1%
0%
0%
Tidak, tidak sama Tidak, tidak jelas Iya, sampai batas Iya, dalam banyak hal
sekali tertentu
Pre Post
46%
41%
39%
26%
18%
17%
10%
3%
Tidak, tidak sama Tidak, tidak jelas Iya, sampai batas Iya, dalam banyak hal
sekali tertentu
Pre Post
74%
54%
47%
37%
35%
16%
0%
0%
Tidak, tidak sama Tidak, tidak jelas Iya, sampai batas Iya, dalam banyak
sekali tertentu hal
Pre Post
54%
53%
41%
37%
10%
5%
0%
0%
Tidak, tidak sama Tidak, tidak jelas Iya, sampai batas Iya, dalam banyak hal
sekali tertentu
Pre Post
46%
41%
39%
26%
18%
17%
10%
3%
Tidak, tidak sama Tidak, tidak jelas Iya, sampai batas Iya, dalam banyak hal
sekali tertentu
Pre Post
71%
63%
26%
26%
11%
3%
0%
0%
Tidak, tidak sama Tidak, tidak jelas Iya, sampai batas Iya, dalam banyak hal
sekali tertentu
Pre Post
55%
53%
43%
32%
10%
5%
2%
0%
TIDAK, TIDAK SAMA TIDAK, TIDAK JELAS IYA, SAMPAI BATAS IYA, DALAM BANYAK
SEKALI TERTENTU HAL
Pre Post
57%
47%
37%
32%
21%
6%
0%
0%
TIDAK, TIDAK SAMA TIDAK, TIDAK JELAS IYA, SAMPAI BATAS IYA, DALAM BANYAK
SEKALI TERTENTU HAL
Pre Post
60%
47%
37%
30%
16%
10%
0%
0%
Pre Post
61%
58%
39%
37%
5%
0%
0%
0%
TIDAK, TIDAK SAMA TIDAK, TIDAK JELAS IYA, SAMPAI BATAS IYA, DALAM BANYAK
SEKALI TERTENTU HAL
Pre Post
59%
59%
58%
21%
16%
5%
0%
0%
Pre Post
49%
43%
42%
37%
16%
5%
5%
3%
Pre Post
49%
42%
38%
32%
21%
10%
5%
3%
TIDAK, TIDAK SAMA TIDAK, TIDAK JELAS IYA, SAMPAI BATAS IYA, DALAM BANYAK
SEKALI TERTENTU HAL
Berdasarkan hasil pelaksanaan discharge planning selama 6 hari
terhitung mulai tanggal 8-13 Juli 2019, didapatkan hasil yang menunjukkan
peningkatan pada partisipasi keluarga dalam pemberian informasi mengenai
dukungan masyarakat yang ditunjukkan adanya perubahan hasil pretest dan
posttest pada jawaban “iya, sampai batas tertentu” yang meningkat dari 42%
menjadi 49% dan pada jawaban “iya dalam banyak hal” yang meningkat dari
21% menjadi 38%.
Pertanyaan 8. Apakah anda berkesempatan untuk berpartisipasi dalam
diskusi mengenai pemeriksaan/perawatan pasien?
Pre Post
53%
52%
40%
31%
16%
8%
0%
0%
TIDAK, TIDAK SAMA TIDAK, TIDAK JELAS IYA, SAMPAI BATAS IYA, DALAM
SEKALI TERTENTU BANYAK HAL
Pre Post
49%
43%
42%
37%
16%
5%
5%
3%
TIDAK, TIDAK SAMA TIDAK, TIDAK JELAS IYA, SAMPAI BATAS IYA, DALAM BANYAK
SEKALI TERTENTU HAL
Berdasarkan hasil pelaksanaan discharge planning selama 6 hari
terhitung mulai tanggal 8-13 Juli 2019, didapatkan hasil yang menunjukkan
peningkatan pada partisipasi keluarga dalam berpartisipasi dalam
perencanaan perawatan pasien yang ditunjukkan adanya perubahan hasil
pretest dan posttest pada jawaban “iya, sampai batas tertentu” yang meningkat
dari 42% menjadi 49% dan pada jawaban “iya dalam banyak hal” yang
meningkat dari 37% menjadi 43%.
Pre Post
61%
58%
39%
37%
5%
0%
0%
0%
TIDAK, TIDAK SAMA TIDAK, TIDAK JELAS IYA, SAMPAI BATAS IYA, DALAM
SEKALI TERTENTU BANYAK HAL
2. Mendokumentasikan intake nutrisi dan output cairan pada pasien terpasang DC/diberikan obat
golongan lasix
3. Mencatat implementasi yang dilakukan dan evaluasi tindakan keperawatan (SOAP tiap
diagnose)
6. Melakukan pengkajian berkala sesuai kondisi pasien (Nyeri, Resiko jatuh, EWS)
8. Medikasi diberikan dalam rentang 30 menit sebelum atau sesudah waktu yang seharusnya
11. Memonitor dan mendokumentasikan keefektifan pengobatan (menulis respon terapi pada
SOAP pada setiap dx keperawatan. Ex: mual berkurang, pana berkurang, nyeri berkurang, dll
sesuai terapi farmakologi yang diberikan)
13. Memberikan diit pasien total care saat masih hangat (pasien terpasang NGT)
14. Melakukan personal hygiene pada pasien (memberikan bantuan, mengingatkan, menawarkan
bantuan)
15. Perawatan luka/kulit pada pasien yang membutuhkan (post op, luka kronik, luka akut)
16. Memberikan edukasi terkait cara perawatan pasien selama di rumah sakit dan di rumah
17. Memastikan perencanaan pulang (IDEAL) (dilakukan oleh mahasiswa departemen manajemen)
Berdasarkan hasil pelaksanaan observasi missedcare selama 6 hari terhitung mulai tanggal 8-13 Juli 2019, didapatkan hasil bahwa rata-
rata observasi missedcare menunjukkan indikator tugas keperawatan yang sering dilalaikan adalah indikator cuci tangan 6 langkah 5 momen
sebesar 48,2%, indikator medikasi diberikan dalam rentang 30 menit sebelum atau sesudah waktu yang seharusnya sebesar 66,2%, dan
indikator melakukan personal hygiene pada pasien (memberikan bantuan, mengingatkan, menawarkan bantuan) sebesar 81,2%.
5.3.2 Hasil Survey Missedcare
Pengkajian
Pertanyaan 1 : pengukuran TTV pada 4 item di setiap shift (TTD, Nadi, RR,
Suhu)
Pre Post
86%
71%
29%
14%
0%
0%
SELALU DILAKUKAN KADANG LALAI TIDAK DILAKUKAN
Berdasarkan hasil survey pre yang dilakukan pada minggu pertama yaitu
pada tanggal 10-13 Juni 2019 dan post test yang dilaksanakan pada minggu
ke lima yaitu 8-13 Juli 2019 pada seluruh perawat pelaksana RID didapatkan
hasil yang menunjukkan peningkatan pada poin pengukuran TTV pada 4 item
disetiap shift (TTV, Nadi, RR, dan Suhu) ditunjukkan dari perubahan nilai pre
dan post test pada jawaban “selalu dilakukan” yang meningkat dari 71%
menjadi 86% dan pada jawaban “kadang lalai” menurun dari 29% menjadi
14%.
Pre Post
86%
79%
21%
14%
0%
0%
Berdasarkan hasil survey pre yang dilakukan pada minggu pertama yaitu
pada tanggal 10-13 Juni 2019 dan post test yang dilaksanakan pada minggu
ke lima yaitu 8-13 Juli 2019 pada seluruh perawat pelaksana RID didapatkan
hasil yang menunjukkan peningkatan pada poin pendokumentasian intake
nutrisi dan output cairan pada pasien terpasang DC/diberikan obat golongan
lasix ditunjukkan dari perubahan nilai pre dan post test pada jawaban “selalu
dilakukan” yang meningkat dari 79% menjadi 86% dan pada jawaban “kadang
lalai” menurun dari 21% menjadi 14%.
Pre Post
100%
100%
0%
0%
0%
0%
SELALU DILAKUKAN KADANG LALAI TIDAK DILAKUKAN
Berdasarkan hasil survey pre yang dilakukan pada minggu pertama yaitu
pada tanggal 10-13 Juni 2019 dan post test yang dilaksanakan pada minggu
ke lima yaitu 8-13 Juli 2019 pada seluruh perawat pelaksana RID didapatkan
hasil yang menunjukkan stabilitas pada poin mencatat implementasi dan
evaluasi tindakan keperawatan (SOAP setiap diagnosa) ditunjukkan dari nilai
pre dan post test pada jawaban “selalu dilakukan” tetap pada angka 100%.
Pre Post
57%
50%
50%
43%
0%
0%
Berdasarkan hasil survey pre yang dilakukan pada minggu pertama yaitu
pada tanggal 10-13 Juni 2019 dan post test yang dilaksanakan pada minggu
ke lima yaitu 8-13 Juli 2019 pada seluruh perawat pelaksana RID didapatkan
hasil yang menunjukkan peningkatan pada poin melakukan cuci tangan 6
langkah 5 momen ditunjukkan dari perubahan nilai pre dan post test pada
jawaban “selalu dilakukan” yang meningkat dari 50% menjadi 57% dan pada
jawaban “kadang lalai” menurun dari 50% menjadi 43%.
Pre Post
93%
86%
14%
7%
0%
0%
SELALU DILAKUKAN KADANG LALAI TIDAK DILAKUKAN
Berdasarkan hasil survey pre yang dilakukan pada minggu pertama yaitu
pada tanggal 10-13 Juni 2019 dan post test yang dilaksanakan pada minggu
ke lima yaitu 8-13 Juli 2019 pada seluruh perawat pelaksana RID didapatkan
hasil yang menunjukkan peningkatan pada poin monitoring kadar gula darah
sesuai indikasi ditunjukkan dari perubahan nilai pre dan post test pada jawaban
“selalu dilakukan” yang meningkat dari 86% menjadi 93% dan pada jawaban
“kadang lalai” menurun dari 14% menjadi 7%.
Pre Post
93%
86%
14%
7%
0%
0%
Berdasarkan hasil survey pre yang dilakukan pada minggu pertama yaitu
pada tanggal 10-13 Juni 2019 dan post test yang dilaksanakan pada minggu
ke lima yaitu 8-13 Juli 2019 pada seluruh perawat pelaksana RID didapatkan
hasil yang menunjukkan peningkatan pada poin monitoring kadar gula darah
sesuai indikasi ditunjukkan dari perubahan nilai pre dan post test pada jawaban
“selalu dilakukan” yang meningkat dari 86% menjadi 93% dan pada jawaban
“kadang lalai” menurun dari 14% menjadi 7%.
Pre Post
100%
100%
0%
0%
0%
0%
SELALU DILAKUKAN KADANG LALAI TIDAK DILAKUKAN
Pre Post
57%
50%
50%
43%
0%
0%
Berdasarkan hasil survey pre yang dilakukan pada minggu pertama yaitu
pada tanggal 10-13 Juni 2019 dan post test yang dilaksanakan pada minggu
ke lima yaitu 8-13 Juli 2019 pada seluruh perawat pelaksana RID didapatkan
hasil yang menunjukkan peningkatan pada medikasi diberikan dalam 30 menit
sebelum dan sesudah waktu yang seharusnya ditunjukkan dari perubahan nilai
pre dan post test pada jawaban “selalu dilakukan” yang meningkat dari 50%
menjadi 57% dan pada jawaban “kadang lalai” menurun dari 50% menjadi
43%.
Pre Post
67%
57%
43%
33%
0%
0%
SELALU DILAKUKAN KADANG LALAI TIDAK DILAKUKAN
Berdasarkan hasil survey pre yang dilakukan pada minggu pertama yaitu
pada tanggal 10-13 Juni 2019 dan post test yang dilaksanakan pada minggu
ke lima yaitu 8-13 Juli 2019 pada seluruh perawat pelaksana RID didapatkan
hasil yang menunjukkan peningkatan pada poin memberikan dukungan
emosional pada pasien dan keluarga ditunjukkan dari perubahan nilai pre dan
post test pada jawaban “selalu dilakukan” yang meningkat dari 33% menjadi
43% dan pada jawaban “kadang lalai” menurun dari 67% menjadi 57%.
Pre Post
100%
100%
0%
0%
0%
0%
Pre Post
86%
71%
29%
14%
0%
0%
SELALU DILAKUKAN KADANG LALAI TIDAK DILAKUKAN
Berdasarkan hasil survey pre yang dilakukan pada minggu pertama yaitu
pada tanggal 10-13 Juni 2019 dan post test yang dilaksanakan pada minggu
ke lima yaitu 8-13 Juli 2019 pada seluruh perawat pelaksana RID didapatkan
hasil yang menunjukkan peningkatan pada poin memonitor dan
mendokumentasikan keefektidana pengobatan ditunjukkan dari perubahan
nilai pre dan post test pada jawaban “selalu dilakukan” yang meningkat dari
71% menjadi 86% dan pada jawaban “kadang lalai” menurun dari 29% menjadi
14%.
6. Intervensi – kebutuhan dasar
Pre Post
57%
57%
43%
43%
0%
0%
SELALU KADANG LALAI TIDAK DILAKUKAN
DILAKUKAN
Berdasarkan hasil survey pre yang dilakukan pada minggu pertama yaitu
pada tanggal 10-13 Juni 2019 dan post test yang dilaksanakan pada minggu
ke lima yaitu 8-13 Juli 2019 pada seluruh perawat pelaksana RID didapatkan
hasil yang menunjukkan stabilitas pada poin mobilisasi/reposisi pasien sesuai
kebutuhan ditunjukkan dari persamaan nilai pre dan post test pada jawaban
“selalu dilakukan” dengan pencapaian 57% dan jawaban “kadang lalai” stabil
di angkat 43%
Pre Post
64%
57%
43%
36%
0%
0%
Berdasarkan hasil survey pre yang dilakukan pada minggu pertama yaitu
pada tanggal 10-13 Juni 2019 dan post test yang dilaksanakan pada minggu
ke lima yaitu 8-13 Juli 2019 pada seluruh perawat pelaksana RID didapatkan
hasil yang menunjukkan peningkatan pada poin memberikan diit pasien total
care saat masih hangat ditunjukkan dari perubahan nilai pre dan post test pada
jawaban “selalu dilakukan” yang meningkat dari 57% menjadi 64% dan pada
jawaban “kadang lalai” menurun dari 43% menjadi 36%.
Pre Post
64%
64%
36%
36%
0%
0%
SELALU DILAKUKAN KADANG LALAI TIDAK DILAKUKAN
Berdasarkan hasil survey pre yang dilakukan pada minggu pertama yaitu
pada tanggal 10-13 Juni 2019 dan post test yang dilaksanakan pada minggu
ke lima yaitu 8-13 Juli 2019 pada seluruh perawat pelaksana RID didapatkan
hasil yang menunjukkan stabilitas pada poin melakukan personal hygiene
pada pasien ditunjukkan dari persamaan nilai pre dan post test pada jawaban
“selalu dilakukan” yaitu sebanyak 64% dan jawaban “kadang lalai” sebesar
36%.
Pre Post
93%
92%
8%
7%
0%
0%
Berdasarkan hasil survey pre yang dilakukan pada minggu pertama yaitu
pada tanggal 10-13 Juni 2019 dan post test yang dilaksanakan pada minggu ke
lima yaitu 8-13 Juli 2019 pada seluruh perawat pelaksana RID didapatkan hasil
yang menunjukkan peningkatan pada poin perawatan luka/kulit pada pasien yang
membutuhkan ditunjukkan dari perubahan nilai pre dan post test pada jawaban
“selalu dilakukan” yang meningkat dari 92% menjadi 93% dan pada jawaban
“kadang lalai” menurun dari 8% menjadi 7%.
86%
14%
14%
0%
0%
SELALU DILAKUKAN KADANG LALAI TIDAK DILAKUKAN
Pre Post
100%
0%
0%
0%
0%
0%
Pre Post
0%
0%
0%
0%
0%
0%
15
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Jumlah
BAB VI
PEMBAHASAN
Perawat merupakan salah satu yang memiliki kompleksitas tinggi karena perawat
memiliki tugas untuk memberikan asuhan keperawatan secara holistik. Banyak pekerjaan
yang harus dilakukan oleh perawat dalam rangka mewujudkan kesehatan klien. Dalam
melakukan pekerjaannya sangat memungkinkan mewakili terjadinya kelalaian yang dilakukan
oleh perawat akibat kompleksitas pekerjaannya. Hal ini beresiko untuk membahayakan
keselamatan pasien. Menurut Schuckhart tahun 2010 terdapat 18 indikator kelalaian tugas
perawat. Berdasarkan hasil implementasi selama 2 minggu pada tanggal 1-13 Juli 2019 di
RID RS Wava Husada Kepanjen terdapat 14 indikator yang tidak 100% namun dari 14
indikator tersebut ada 3 indikator yang didapatkan hasil terendah indikator cuci tangan 6
langkah 5 momen, medikasi yang diberikan dalam rentang 30 menit sebelum atau sesudah
waktu, dan melakukan personal hygiene pada pasien.
Hasil survey pre pada indikator cuci tangan 6 langkah 5 momen didapatkan sebesar
50%, sedangkan hasil obervasi rata-rata sebesar 48,2% dan hasil survey post sebesar 57%.
Selama dilakukan observasi dari survey pre ke survey post terdapat peningkatkan sebanyak
7%. Berdasarkan penelitian Bramantya 2015 mengatakan bahwa terdapat dua faktor yang
menyebabkan perawat tidak patuh untuk cuci tangan yaitu faktor pertama pengetahuan terkait
efek cuci tangan dan kurangnya pengetahuan perawat akan pentingnya melakukan cuci
tangan 6 langkah 5 momen dalam mengurangi penyebaran bakteri dan terjadinya kontaminasi
pada tangan dan kurang mengerti tentang teknik melakukan cuci tangan 6 langkah 5 momen
yang benar dan faktor kedua adalah role model. Adanya supervisi dan motivasi dari Karu atau
Katim diperlukan untuk mempengaruhi perawat ruangan agara patuh melakukan cuci tangan
6 langkah 5 momen.
Berdasarkan indikator medikasi yang diberikan dalam rentang 30 menit sebelum atau
sesudah waktu yang seharusnya didapatkan hasil survey pre 50%, hasil observasi sebesar
66,2% dan hasil survey post 57%.Menurut Primanoviasari (2018) menyebutkan bahwa beban
kerja menjadi faktor yang menyebabkan perawat tidak mampu memenuhi salah 1 unsur dalam
7 benar pemberian medikasi (benar waktu). Dalam penelitian yang dilakukan di RS Wava
Husada pada tahun 2018, rata-rata perawat pada ruangan RIB, RIC, RID, dan RIE memiliki
beban kerja sedang. Beban kerja yang cenderung lebih menyebabkan perawat
mempersepsikan bahwa ratio perawat lebih sedikit daripada jumlah pasien yang dirawat
sehingga perawat menjadi kelelahan saat bekerja (Primanoviasari,2018)
Berdasarkan indikator personal hygiene pada pasien hasil survey pre 64%, hasil
observasi sebesar 81,2% dan hasil survey post 64%. Menurut Lia (2018) menyebutkan bahwa
faktor yang menyebabkan pemenuhan personal hygiene kurang baik yaitu karena rasio
jumlah perawat dengan jumlah pasien tidak sebanding, sehingga menurunkan motivasi
perawat dan mengakibatkan kelelahan terhadap rutinitas pekerjaan yang dijalani.
Pada hasil pengkajian M5 menunjukkan bahwa BOR di RID sebesar 91% pada bulan
Mei. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat BOR di ruangan melebihi standart (60-85%) tingginya
BOR sangat mempengaruhi beban kerja perawat karena perawat dituntut untuk memberikan
asuhan keperawatan melebihi kapabilitas yang dimiliki. Sedangkan perawat yang berada di
ruangan hanya berjumlah 21 perawat dan dari penghitungan WISN seharusnya berjumlah 24
perawat. Dari hasil survey alasan perawat melakukan missed care, sebanyak 7 perawat
mengatakan bahwa jumlah tenaga keperawatan yang kurang menyebabkan beban kerja
perawat yang tinggi sehingga banyak melakukan missed care. Hal tersebut didukung oleh
penelitian Nugroho (2018) yang menyatakan bahwa semakin tinggi beban kerja pada diri
seorang perawat maka kinerja perawat akan semakin menurun. Dan Menurut Rachman
(2016) seharusnya peningkatan BOR rumah sakit harus diimbangi dengan jumlah karyawan
yang sesuai agar operasional rumah sakit dapat berjalan dengan optimal. Dengan hasil
tersebut harapannya ruangan mampu memenuhi jumlah kebutuhan perawat sehingga
kemungkinan terjadinya missed care perawat lebih rendah karena beban kerja perawat lebih
ideal.
BAB VII
KESIMPULAN DAN TINDAK LANJUT
7.1 KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil adalah :
1. Berdasarkan pengkajian 5M dan fungsi manajemen yang dilakukan oleh
kelompok dan telah dianalisa, didapatkan kurva analisa SWOT berada pada
kuadran I yaitu merupakan organisasi yang kuat dan berpeluang. Rekomendasi
strategi yang diberikan adalah progresif artinya organisasi dalam kondisi prima
dan mantap
2. Berdasarkan hasil pengkajian dan analisa yang telah dilakukan, menunjukkan
adanya beberapa masalah dalam manajemen ruangan RID meliputi : penerapan
discharge planning untuk pasien, misscare yang dilakukan oleh perawat, dan