Universitas Jember
Oleh:
Kelompok 3
Oleh
Rindyawati Kusuma Sari NIM 192311101017
Dewi Luqmana Sari NIM 192311101114
M.anshory Rizki Putra NIM 152310101058
2.1 Tujuan
2.1.1 Tujuan Umum
Setelah dilakukan intervensi tentang relaksasi otot progresif pada klien
dengan hipertensi diharapkan sasaran dapat memahami tindakan yang
disampaikan.
2.1.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus yang ingin dicapai dengan dibuatnya preplaning ini adalah
sebagai berikut:
1. Klien mampu mengikuti gerakan Relaksasi Otot Progresif. (ROP)
2. Klien mampu menjelaskan manfaat Relaksasi Otot Progresif. (ROP)
3. Klien mampu menerapkan gerakan Relaksasi Otot Progresif. (ROP)
2.2 Manfaat
2.2.1 Bagi Klien
Hasil pelatihan ini diharapkan mampu menambah informasi yang
bermanfaat bagi klien sehingga mendapatkan perawatan gerontik secara holistik
sampai dengan pencapaian hidup yang bahagia.
Pemateri menjelaskan
tentang diit Hipertensi
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan 2019
Universitas Jember
= Sasaran/Audience
= Pemateri
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan 2019
Universitas Jember
DAFTAR PUSTAKA
Daftar Lampiran:
Lampiran 1 : Berita Acara
Lampiran 2 : Daftar Hadir
Lampiran 3 : Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
Lampiran 4 : Standar Operasional Prosedur (SOP) bila ada
Lampiran 5 : Materi
Lampiran 6 : Media Leaflet
Pemateri
Kelompok 3
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan 2019
Universitas Jember
BERITA ACARA
Pada hari ini, Kamis tanggal 5 September 2019 jam 09.00 s/d 09.30 WIB. di
Wisma Mawar UPT PSTW Bondowoso Kabupaten Bondowoso Provinsi Jawa
Timur telah dilaksanakan Kegiatan Terapi Relaksasi Otot Progresif . Kegiatan ini
diikuti oleh ….. orang (daftar hadir terlampir)
Jember, 5 September2019
Pembimbing/Penguji
PSP2N Stase Keperawatan Gerontik
Fakultas Keperawatan Universitas Jember
DAFTAR HADIR
Kegiatan Terapi Relaksasi Otot Progresif Pada hari ini, Kamis tanggal
5 September 2019 jam 09.00 s/d 09.30 WIB. di Wisma Mawar UPT PSTW
Bondowoso Kabupaten Bondowoso Provinsi Jawa Timur dihadiri oleh:
Jember, 5 September2019
Pembimbing/Penguji
PSP2N Stase Keperawatan Gerontik
Fakultas Keperawatan Universitas Jember
Lampiran 3. SAP
1. Standar Kompetensi
Setelah dilakukan demonstrasi mengenai Relaksasi Otot Progresif, sasaran
akan dapat mengerti, memahami, dan mampu mendemonstrasikan Relaksasi
Otot Progresif.
2. Kompetensi Dasar
Setelah dilakukan demonstrasi latihan Relaksasi Otot Progresif selama 15
menit sasaran akan mampu:
a. Mengerti dan mampu mempraktekkan Relaksasi Otot Progresif
b. Mampu menerapkan Relaksasi Otot Progresif sehari-hari
3. Pokok Bahasan
Relaksasi Otot Progresif
4. Subpokok Bahasan
a. Pengertian Relaksasi Otot Progresif
b. Tujuan Relaksasi Otot Progresif
5. Waktu
1 × 30 menit
6. Bahan/Alat yang diperlukan
a. Materi
b. Leaflet
7. Model Pembelajaran
a. Jenis model penyuluhan: Penyuluhan dan Demontrasi.
b. Langkah pokok:
1) Menciptakan suasana ruangan yang baik
2) Mengajukan masalah
3) Membuat keputusan nilai personal
4) Mengidentifikasi pilihan tindakan
5) Memberi komentar
6) Menetapkan tindak lanjut
8. Setting Tempat
Keterangan:
1. Pemateri
2. Peserta
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan 2019
Universitas Jember
9. Persiapan
Melakukan persiapan materi tentang Relaksasi Otot Progresif untuk
membantu mengurangi tekanan darah dan mengurangi rasa nyeri pada lansia.
10. Kegiatan Pendidikan Kesehatan
Tindakan
Proses Waktu
Kegiatan Pemateri Kegiatan Peserta
Pendahuluan a. Salam pembuka Memperhatikan. 2 menit
b. Memperkenalkan
diri
c. Menjelaskan
tujuan umum dan
tujuan khusus
Penyajian 1. Menjelaskan Memperhatikan dan memberi 20
tentang: tanggapan. menit
a. Pengertian
latihan
mobilitas sendi
lansia. Tujuan
dan manfaat
latihan
mobilitas sendi
lansia
Langkah-langkah
melakukan latihan
Relaksasi Otot
Progresif
2. Memberikan
kesempatan
kepada Lansia
dan keluarganya
untuk bertanya
3. Menjawab
pertanyaan
4. Mendemonstrasi
kan Relaksasi
Otot Progresif
5. Memberikan
kesempatan
kepada Lansia
untuk ikut
mempraktikkan /
mendemonstrasik
an Relaksasi Otot
Progresif
Penutup a. Menyimpulkan Memperhatikan dan 3 menit
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan 2019
Universitas Jember
11. Evaluasi
a. Lansia mampu menjelaskan dan memahami masalah kesehatan yang
terjadi pada dirinya
b. Lansia mengetahui tujuan dilakukannya Relaksasi Otot Progresif
c. Lansia mempraktikkan Relaksasi Otot Progresif.
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan 2019
Universitas Jember
PSIK UNIVERSITAS
JEMBER
4. KONTRAINDIKASI -
Gerakan 2
Menekuk kedua lengan ke belakang sehingga
otot-otot di tangan bagian belakang dan lengan
bawah menegang, jari-jari menghadap ke langit-
langit.
Gerakan 3
Diawali dengan menggenggam kedua tangan
sehingga menjadi kepalan kemudian membawa
kedua kepalan ke pundak sehingga otot-otot
biceps akan menjadi tegang.
Gerakan 4
Mengangkat kedua bahu setinggi-tingginya
seakan-akan bahu akan dibawa hingga
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan 2019
Universitas Jember
Gerakan 5
Untuk otot-otot wajah, dahi, mata, rahang dan
mulut. Gerakan mengerutkan dahi dan alis
sampai otot-ototnya terasa dan kulitnya keriput.
Gerakan 6
Menutup keras-keras mata sehingga dapat
dirasakan ketegangan di sekitar mata dan otot-
otot yang mengendalikan gerakan mata.
Gerakan 7
Gerakan untuk mengendurkan ketegangan yang
dialami oleh otot-otot rahang dengan cara
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan 2019
Universitas Jember
Gerakan 8
Gerakan untuk mengendurkan otot-otot sekitar
mulut. Bibir dimonyongkan sekuat-kuatnya
sehingga akan dirasakan ketegangan di sekitar
mulut.
Gerakan 9
Mulut dan rahang. Buka mulut Anda selebar
yang Anda bisa, seperti yang mungkin Anda
ketika Anda menguap
Gerakan 10
Meletakkan kepala sehingga dapat beristirahat,
kemudian diminta untuk menekankan kepala
pada permukaan bantalan kursi sehingga
responden dapat merasakan ketegangan di
bagian belakang leher dan punggung atas.
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan 2019
Universitas Jember
Gerakan 11
Gerakan untuk melatih otot leher. Dengan cara
membawa kepala ke muka, kemudian klien
diminta untuk membenamkan dagu ke dadanya,
sehingga dapat merasakan ketegangan di daerah
leher bagian muka.
Gerakan 12
Gerakan untuk melatih otot-otot punggung.
Mengangkat tubuh dari sandaran kursi, keudian
punggung dilengkungkan lalu busungkan dada.
Kondisi tegang dipertahankan selama 10 detik
kemudian rileks. Pada saat rileks, letakkan tubuh
kembali ke kursi sambil membiarkan otot-otot
lemas.
Gerakan 13
Gerakan untuk melemaskan otot-otot dada.
Responden diminta untuk menarik nafas
panjang. Posisi ini ditahan selama beberapa saat,
sambil merasakan ketegangan di bagian dada
kemudian diturunkan ke perut. Pada saat
ketegangan dilepas, klien dapan bernafas normal.
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan 2019
Universitas Jember
Gerakan 14
Gerakan melatih otot-otot perut. Gerakan ini
dilakukan dengan cara menarik kuat-kuat perut
ke dalam, kemudia menahannya sampai perut
menjadi kencang dan keras. Setelah 10 detik
dilepaskan bebas, kemudian diulang kembali
seperti gerakan awal untuk peru ini.
Gerakan 15
Gerakan untuk otot-otot kaki dan bertujuan
untuk melatih otot-otot paha, dilakukan dengan
cara meluruskan kedua belah telapak kaki
sehingga otot paha terasa tegang.
Gerakan 16
Gerakan ini dilanjkan dengan mngunci lutut
sedemikian sehingga ketegangan pindah ke otot-
otot betis
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan 2019
Universitas Jember
Objektif :
1) Klien tampak tidak tegang dan rileks
2) Bagian tubuh klien dapat digerakkan secara
bebas
Lampiran 5: Materi
HIPERTENSI
1. Pengertian
Hipertensi merupakan keadaan ketika tekanan darah sistolik lebih dari 120
mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 80 mmHg. Hipertensi sering menyebabkan
perubahan pada pembuluh darah yang dapat mengakibatkan semakin tingginya
tekanan darah (Arif Muttaqin, 2009).
Menurut Wiryowidagdo (2002) mengatakan bahwa hipertensi merupakan suatu
keadaan tekanan darah seseorang berada pada tingkatan di atas normal.
Sedangkan menurut WHO, batas tekanan darah yang masih dianggap normal
adalah 140/90 mmHg dan tekanan darah sama atau diatas 160/95 mmHg
dinyatakan sebagai darah tinggi (Soeparman, 1999).
Hingga mencapai usia 64 tahun, pria lebih rentan kena tekanan darah
tinggi daripada wanita. Sedangkan pada usia 65 tahun ke atas, wanita yang
lebih rentan mengalami tekanan darah tinggi.
Sementara faktor risiko hipertensi yang masih bisa diubah termasuk:
a. Obesitas dan kelebihan berat badan
b. Kurang gerak
c. Pola makan
d. Kecanduan alkohol
e. Stres
f. Merokok
g. Konsumsi obat-obatan tertentu, seperti NSAID, pil KB, obat flu, dan
lain sebagainya