Anda di halaman 1dari 21

Lampiran :

LAPORAN PREPLANNING TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)


TEKHNIK RELAKSASI OTOT PROGRESIF PADA LANSIA
DI WISMA FLAMBOYAN UPT PSTW BONDOWOSO
KABUPATEN BONDOWOSO

TUGAS

disusun untuk memenuhi laporan akhir PSP2N Stase Keperawatan Gerontik

Oleh:

Nilam Ganung, S.Kep NIM 182311101025


Intan Dwi Arini, S.Kep NIM 182311101078
Sofi Fitriyah Santoso, S.Kep NIM 182311101180

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
Alamat: Jl. Kalimantan No. 37 Jember Telp./Fax. (0331) 323450
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP Universitas Jember 2018

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Analisa Situasi


Proses penuaan pada lansia merupakan hal yang wajar dan hal ini dapat
menimbulkan terjadinya perubahan pada aspek sosial, aspek mental, aspek
psikologis, aspek fisiologis dan aspek ekonomi (Muhith, 2016). Akibat adanya
perubahan pada aspek fisiologis dapat mengakibatkan penurunan kekuatan otot
serta kualitas tidur pada lansia. Hal ini terjadi karena adanya perubahan struktur
otot yang diakibatkan oleh penuaan. Menurut Hidayat & Ulyah (2015)
mengatakan bahwa kualitas tidur sangat berpengaruh terhadap kesehatan, hal ini
dikarenakan kebugaran saat bangun tidur ditentukan dari kualitas tidur pada
malam hari.
Jika kekurangan tidur dapat mengakibatkan mengantuk di siang hari, depresi,
gangguan sensori, stres, kognitif, sering terjatuh serta penurunan kualitas hidup.
Hal ini diperlukan dengan adanya terapi otot progresif, terapi ini mudah dilakukan
dan tidak memerlukan imajinasi atau sugesti serta tidak terdapat efek samping
(Fitriani, 2017). Menurut Susilo (2017) relaksasi ini memusatkan perhatian pada
aktivitas otot dengan mengidentifikasi otot yang tegang dan otot yang tegang di
relaksasikan dengan teknik relaksasi untuk menghasilkan perasaan yang rileks.
Berdasarkan prevalensi gangguan kualitas tidur pada lansia di Indonesia
sebanyak 49% atau 9,3 juta lansia, di pulau Jawa dan Bali sebanyak 44% dari
jumlah lansia sedangkan di Jawa Timur yang mengalami gangguan tidur sebanyak
45% (Dinkes, 2008). Penurunan kualitas tidur atau ganggua pola tidur pada usia
65 tahun sebanyak 13% laki-laki dan 36% perempuan dibutuhkan waktu lebih
dari 30 menit untuk bisa tertidur (Kompas, 2008).

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam kegiatan
yang akan dilakukan ini adalah bagaimana teknik relaksasi otot progresif pada
Lansia di wisma flamboyan UPT PSTW Bondowoso Kabupaten Bondowoso?

BAB II. TUJUAN DAN MANFAAT


2.1 Tujuan
2.1.1 Tujuan Umum
Setelah dilakukan kegiatan tekhnik relaksasi otot progresif pada Lansia di
wisma Flamboyan UPT PSTW Bondowoso Kabupaten Bondowoso diharapkan
klien mampu mempraktikkan dan memahami terkait kualitas tidur dengan baik.

2.1.2 Tujuan Khusus


1. Klien mampu mengatasi gangguan pola tidur
2. Klien mampu tidur dengan nyenyak
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP Universitas Jember 2018

2.2 Manfaat
Adapun manfaat yang didapat dari kegiatan teknik relaksasi otot progresif
antara lain:
1. Menambah pengetahuan klien tentang gangguan pola tidur
2. Menambah tingkat kesehatan klien

BAB III. KERANGKA PENYELESAIAN MASALAH

3.1 Dasar Pemikiran


Relaksasi merupakan bentuk yang melibatkan semua anggota tubuh untuk
bergerak (Potter & Perry, 2005). Teknik ini dilakukan untuk merespon tubuh pada
ansietas yang merangsang kondisi penyakitnya. Selain itu teknik relaksasi ini
dapat menurunkan ketegangan fisiologi (Asmadi, 2008). Hal ini diperlukan
dengan adanya terapi otot progresif, terapi ini mudah dilakukan dan tidak
memerlukan imajinasi atau sugesti serta tidak terdapat efek samping (Fitriani,
2017).
Teknik relaksasi progresif merupakan instruksi yang meliputi pembelajaran
untuk merilekskan otot secara sistemik yang dimulai dari wajah sampai kaki
dengan kurun waktu 15-30 menit disertai dengan mengarahkan individu untuk
melihat relaksasi yang diajarkan oleh kelompok (Johnson, 2005). Menurut Susilo
(2017) relaksasi ini memusatkan perhatian pada aktivitas otot dengan
mengidentifikasi otot yang tegang dan otot yang tegang di relaksasikan dengan
teknik relaksasi untuk menghasilkan perasaan yang rileks.

3.2 Kerangka Penyelesaian Masalah


Kerangka penyelesaian masalah pada klien dengan gangguan pola tidur adalah
melalui teknik relaksasi otot progresif dapat menurunkan gangguan pola tidur dan
menghindari terjadinya keluhan pada lansia.

BAB IV. RENCANA PELAKSANAAN TINDAKAN

4.1 Realisasi Penyelesaian Masalah


1. Teknik otot progresif dilaksanakan selama 15-30 menit/hari
2. Teknik diberikan saat klien merasa tidak nyaman

4.2 Khalayak Sasaran


1. Pada lansia di wisma Flamboyan UPT PSTW Bondowoso Kabupaten
Bondowoso

4.3 Metode yang Digunakan


1. Jenis model pembelajaran :
2. Landasan teori :
3. Langkah pokok
a. Persiapan alat dan bahan
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP Universitas Jember 2018

b. Fase orientasi:
Salam, perkenalan, penjelasan maksud dan tujuan
c. Fase kerja:
Melakukan teknik terapi relaksasi otot progresif
d. Fase terminasi:
Evaluasi, salam

: Sasaran

: Pemateri
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP Universitas Jember 2018

DAFTAR PUSTAKA

Fitriani, H., Achmad. 2017. Pengaruh Intervensi Relaksasi Otot Progresif


Terhadap Disminore Primer pada Remaja. Faletehan Health Journ
Vol.4 No.3
Hidayat, A.,A & Uliyah, M. 2015. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Edisi
2 Buku 2. Jakarta: Salemba Medika
Mashudi. 2011. Pengaruh Progressive Muscle Relaxation (PMR) Terhadap
Kadar Glukosa Darah Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di Rumah Sakit
Umum Daerah Raden Mattaher jambi. Jakarta: FIK-UI [Serial Online]
http://lib.uic.ac.id/file=digital/20281698-T%Mashudi.pdf [19
September 2018]
Muhith, A., Siyoto, S. 2016. Pengaruh Pola Makan dan Merokok Terhadap
Kejadian Gastritis Pada Lansia. Jurnal Keperawatan. Vol IX. No. 3
Potter, P. A., & Perry, A. G. 2010. Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses
dan Praktik Volume 1 Edisi 7. Jakarta: Salemba Medika.
Smeltzer, S. C., & Bare, B. G. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.
Jakrta: EGC.
Sucipto, A. 2014. Pengaruh Teknik Relaksasi Otot Progesif Terhadap Tekanan
Darah pada Lansia dengan Hipertensi Di Desa Karangbendo
Banguntapun Bantul Yogyakarta. Yogyakarta. [Serialonline]
https://www/google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&ource=web&cd=3& 3A%2F
%2Fjournal.respasti.ac.id%2Findex.php%2Filmukeperawatan%2Far
ticle [19 September 2018].

Susilo, H. 2015. Pengaruh Teknik Relaksassi Progresif dengan Musik


Keroncong Terhadap Peningkatan Kualitas Tidur Lansia di Panti
Wredha Budi Darma. Skripsi Sarjana tidak dipublikasikan. Yogyakarta:
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisiyah.
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP Universitas Jember 2018

Daftar Lampiran
Lampiran 1 : Berita acara
Lampiran 2 : Daftar Hadir
Lampiran 3 : Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
Lampiran 4 : Satuan Operasional Prosedur (SOP)
Lampiran 5 : Materi
Lampiran 6 : Media (leaflet)

Pemateri,

Kelompok 11
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP Universitas Jember 2018

Lampiran 1: Berita Acara

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
T.A 2018/2019

BERITA ACARA

Pada hari ini, Rabu tanggal 26 September tahun 2018 jam 12.00 selesai
bertempat di UPT PSTW Bondowoso Kabupaten Bondowoso Propinsi Jawa
Timur telah dilaksanakan Kegiatan Terapi Aktivitas Kelompok tentang tentang
Terapi Relaksasi Otot Progresif oleh Mahasiswa PSP2N Universitas Jember2N.
Kegiatan ini diikuti oleh orang (daftar hadir terlampir)

Bondowoso, 26 September 2018

Mengetahui,

Pen
anggung Jawab Mata Kuliah
Stase Keperawatan Gerontik
FKEP Universitas Jember

Latifa Aini S., S.Kep., M.Kep., Sp.Kom.


NIP 19710926 200912 2 001
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP Universitas Jember 2018

Lampiran 2: Daftar Hadir

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
T.A 2018/2019

DAFTAR HADIR
Pada hari ini, Rabu tanggal 26 September 2018 jam 12.00 selesai bertempat di
wisma Flamboyan UPT PSTW Bondowoso Kabupaten Bondowoso Propinsi Jawa
Timur telah dilaksanakan Kegiatan Terapi Aktivitas Kelompok tentang Terapi
Relaksasi Otot Progresif oleh Mahasiswa PSP2N Universitas Jember.

NO NAMA ALAMAT TANDA


TANGAN
1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
6. 6.
7. 7.
8. 8.
9. 9.
10. 10.

Bondowoso,26 September 2018


Mengetahui,
Penanggung Jawab Mata Kuliah
Stase Keperawatan Gerontik
FKEP Universitas Jember

Latifa Aini S., S.Kep., M.Kep., Sp.Kom.


NIP 19710926 200912 2 001
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP Universitas Jember 2018

Lampiran 3: SAP

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik/materi : Teknik Relaksasi Otot Progresif


Sasaran : Lansia
Waktu : 12.00- selesai
Hari/ Tanggal : Rabu, 26 September 2018
Tempat :

1. Standar Kompetensi
Penyuluhan penyakit pada lansia di PSTW Bondowoso, Bondowoso
2. Kompetensi Dasar
Mahasiswa mampu menjelaskan dan memberikan penyuluhan pada lansia
tentang relaksasi otot progresif
3. Pokok Bahasan
Penyuluhan tentang relaksasi otot progresif
4. Subpokok Bahasan
a. Definisi teknik relaksasi otot progresif
b. Tujuan teknik relaksasi otot progresif
c. Manfaat teknik relaksasi otot progresif
d. Indikasi teknik relaksasi otot progresif
5. Waktu
30 menit
6. Bahan/ Alat yang digunakan
Tempat tidur atau kursi dengan sandaran yang rileks ada penopang untuk kaki
dan bahu
7. Model Pembelajaran
a. Jenis Model Pembelajaran : Praktik
b. Landasan Teori :
Teknik relaksasi otot progresif
c. Landasan Pokok :
1. Menjelaskan definisi teknik relaksasi otot progresif
2. Menjelaskan cara teknik relaksasi otot progresif
3. Mempraktikkan teknik relaksasi otot progresif

8. Persiapan
Mahasiswa kontrak waktu sebelum diberi penyuluhan pada klien
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP Universitas Jember 2018

9. Kegiatan Pendidikan Kesehatan


Tindakan
Proses Waktu
Kegiatan Penyuluhan Kegiatan peserta
Pendahuluan 1. Salam Menjawab 5 menit
2. Memperkenalkan diri salam,
3. Menjelaskan maksud dan mendengarkan
tujuan
Penyajian 1. Menjelaskan Definisi Teknik Mendengarkan, 15 menit
Relaksasi Otot Progresif dan
2. Menjelaskan Cara-cara Teknik memperhatikan
Relaksasi Otot Progresif
3. Mempraktikkan Teknik
Relaksasi Otot Progresif
Penutup 1. Memberi pertanyaan dan Menjawab 5 menit
evaluasi feedback klien pertanyaan,
2. Mengakhir penyuluhan salam
3. Salam

10. Evaluasi
Jawablah pertanyaan ini dengan tepat
a. Apakah definisi teknik relaksasi otot progresif?
b. Apakah tujuan teknik relaksasi otot progresif?
c. Bagaimana langkah-langkah pelaksanaan teknik relaksasi otot
progresif?
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP Universitas Jember 2018

Lampiran 4: SOP Teknik Relaksasi Otot Progresif

RELAKSASI OTOT PROGRESIF

PSIK UNIVERSITAS

JEMBER

PROSEDUR TETAP NO. NO. REVISI HALAMAN


DOKUMEN

TANGGAL DITETAPKAN OLEH:


TERBIT

1. PENGERTIAN Relaksasi otot progresif adalah gerakan


mengencangkan dan melemaskan otot-otot pada satu
bagian tubuh dalam satu waktu untuk memberikan
perasaan relaksasi secara fisik.

2. TUJUAN 1. Menurunkan ketegangan otot, kecemasan, nyeri


leher punggung, tekanan darah tinggi, frekuensi
jantung, laju metabolik
2. Mengurangi disritmia jantung, kebutuhan
oksigen
3. Meningkatkan gelombang alfa otak yang terjadi
ketika klien sadar
4. Meningkatkan rasa nyaman dan relaks
5. Meningkatkan rasa kebugaran dan konsentrasi
6. Memperbaiki kemampuan untuk mengatasi stres
7. Mengatasi insomnia, depresi, kelelahan,
iritabilitas, spasme otot, fobia ringan, gagap
ringan, dan
8. Membangun emosi positif dari emosi negatif.
3. INDIKASI 1. Klien yang mengalami insomnia
2. Klien yang mengalami stres dan kecemasan
3. Klien yang mengalami nyeri
4. Klien yang mengalami ketegangan otot
4. KONTRAINDIKASI 1. Klien cidera akut atau gangguan
muskuloskeletalseperti cedera jaringan lunak,
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP Universitas Jember 2018

fraktur, osteoartritis, neoplasma dan patologi


sistem muskuloskeletal lainnya
2. Hipotensi
3. Gangguan jantung akut/kronis
5. PERSIAPANKLIEN 1. Pastikan identitas klien
2. Kaji kondisi klien
3. Posisikan klien senyaman mungkin
(berbaring atau duduk)
4. Beritahu dan jelaskan pada klien tindakan
yang dilakukan
5. Minta klien untuk mengenakan training atau
celana
6. PERSIAPAN ALAT 1. Alas duduk
2. Bantal
7. CARA KERJA 1. Beritahu klien bahwa tindakan akan segera
dimulai
2. Posisikan klien senyaman mungkin
3. Gerakan 1: ditunjukkan untuk melatih otot
tangan.
a. Genggam tangan kiri sambil membuat
suatu kepalan.
b. Buat kepalan semakin kuat sambil
merasakan sensasi ketegangan yang
terjadi.
c. Pada saat kepalan dilepaskan, rasakan
relaksasi selama 10 detik.
d. Gerakan pada tangan kiri ini dilakukan
dua kali sehingga dapat membedakan
perbedaan antara ketegangan otot dan
relaks yang dialami.
e. Lakukan gerakan yang sama pada tangan
kanan.

4. Gerakan 2: ditunjukkan untuk melatih otot


tangan bagian belakang.
a. Tekuk kedua lengan ke belakang pada
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP Universitas Jember 2018

pergelangan tangan sehingga otot di


tangan bagian belakang dan lengan
bawah menegang.
b. Tahan selama 10 detik kemudian
lepaskan untuk merasakan sensasi relaks.
c. Ulangi kembali gerakan tersebut.

5. Gerakan 3: ditujukan untukmelatih otot


biseps (otot besar pada bagian atas pangkal
lengan).
a. Genggam kedua tangan sehingga menjadi
kepalan.
b. Kemudian membawa kedua kepalan ke
pundak sehingga otot biseps akan
menjadi tegang.
c. Tahan selama 10 detik, kemudian
lepaskan secara perlahan-lahan.
d. Ulangi kembali gerakan tersebut.

6. Gerakan 4: ditujukan untuk melatih otot bahu


supaya mengendur.
a. Angkat kedua bahu setinggi-tingginya
seakan-akan hingga menyentuh kedua
telinga.
b. Tahan selama 10 detik kemudian
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP Universitas Jember 2018

lepaskan secara perlahan.


c. Ulangi kembali gerakan tersebut.

7. Gerakan 5 dan 6: ditujukan untuk


melemaskan otot-otot wajah (seperti dahi,
mata, rahang dan mulut).
a. Gerakan otot dahi dengan cara
mengerutkan dahi dan alis sampai otot
terasa kulitnya keriput.
b. Tutup keras-keras mata sehingga dapat
dirasakan ketegangan di sekitar mata dan
otot-otot yang mengendalikan gerakan
mata.
c. Tahan selama 10 detik kemudian
lepaskan secara perlahan.
d. Ulangi sekali lagi gerakan tersebut.
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP Universitas Jember 2018

8. Gerakan 7: ditujukan untuk mengendurkan


ketegangan yang dialami oleh otot-otot
rahang. Katupkan rahang, diikuti dengan
menggigit gigi sehinga terjadi ketegangan di
sekitar otot rahang. Tahan selama 10 detik
kemudian lepaskan secara perlahan dan
rasakan sensasi relaks. Ulangi sekali lagi
gerakan tersebut.

9. Gerakan 8: ditujukan untuk mengendurkan


otot-otot di sekitar mulut. Bibir
dimoncongkan sekuat-kuatnya sehingga akan
dirasakan ketegangan di sekitar mulut. Tahan
selama 10 detik kemudian lepaskan dan
rasakan sensasi relaks. Ulangi sekali lagi
gerakan tersebut.

10. Gerakan 9: ditujukan untuk merilekskan otot


leher bagian depan maupun belakang.
a. Gerakan diawali dengan otot leher bagian
belakang baru kemudian otot leher bagian
depan.
b. Letakkan kepala sehingga dapat
beristirahat.
c. Tekan kepala pada permukaan bantalan
kursi sedemikian rupa sehingga dapat
merasakan keteganagn di bagian
belakang leher dan punggun atas.
d. Tahan selama 10 detik kemudian rasakan
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP Universitas Jember 2018

sensasi relaks.
e. Ulangi sekali lagi gerakan tersebut.

11. Gerakan 10: ditujukan untuk melatih otot


leher bagian depan.
a. Gerakan kepala menunduk sampai dagu
menyentuh dada.
b. Rasakan ketegangan di daerah leher
baguan depan.
c. Tahan selama 10 detik kemudian
lepaskan secara perlahan-lahan
d. Ulangi lagi gerakan tersebut.

12. Gerakan 11: ditujukan untuk melatih otot


punggung.
a. Punggung dilengkungkan
b. Busungkan dada, tahan kondisi tegang
selama 10 detik, kemudian relaks.
c. Saat relaks, letakkan tubuh kembali ke
posisi semula.
d. Ulangi kembali gerakan tersebut.
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP Universitas Jember 2018

13. Gerakan 12: ditujukan untuk melemaskan


otot dada.
a. Tarik napas panjang untuk mengisi paru-
paru dengan uadar sebanyak-banyaknya.
b. Ditahan selama beberapa saat, sambil
merasakan ketegangan di bagian dada
sampai turun ke perut, kemudian
dilepaskan.
c. Saat tegangan dilepas, lakukan napas
normal dengan lega.
d. Ulangi sekali lagi sehingga dapat
dirasakan perbedaan antara kondisi
tegang dan relaks.

14. Gerakan 13 bertujuan untuk melatih otot-otot


perut.
a. Kempiskan perut dengan kuat sampai
kencang.
b. Tahan sampai kencang dan keras selama
10 detik, lalu dilepaskan.
c. Ulangi kembali seperti gerakan awal
untuk perut.
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP Universitas Jember 2018

15. Gerakan 14: ditujukan untuk melatih otot-


otot kaki (otot paha dan betis).
a. Luruskan kedua telapak kaki sehingga
otot paha terasa tegang.
b. Lanjutkan dengan mengunci lutut
sedemikian rupa sehingga ketegangan
pindah ke otot betis.
c. Tahan posisi tegang selama 10 detik, lalu
dilepas.
d. Ulangi setiap gerakan masing-masing dua
kali.

16. Gerakan 15:


a. Tumit ditekan pada lantai
b. Kemudian jari-jari kaki dibuka lebar-
lebar dan ditarik keatas.
c. Otot-otot paha ditegangkan.
d. Tahan posisi tegang selama 10 detik, lalu
dilepas.
e. Ulangi sekali lagi gerakan yang serupa.
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP Universitas Jember 2018

8. HASIL 1. Evaluasi respon klien


2. Berikan reinforcement positif
3. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya.
4. Mengakhiri kegiatan dengan baik.
9. DOKUMENTASI 1. Catat tindakan yang telah dilakukan, tanggal
dan jam pelaksanaan
2. Catat hasil tindakan

Lampiran 5: Materi
RELAKSASI OTOT PROGRESIF

1. Definisi
Relaksasi merupakan bentuk yang melibatkan semua anggota
tubuh untuk bergerak (Potter & Perry, 2005). Teknik ini dilakukan untuk
merespon tubuh pada ansietas yang merangsang kondisi penyakitnya.
Selain itu teknik relaksasi ini dapat menurunkan ketegangan fisiologi
(Asmadi, 2008). Hal ini diperlukan dengan adanya terapi otot progresif,
terapi ini mudah dilakukan dan tidak memerlukan imajinasi atau sugesti
serta tidak terdapat efek samping (Fitriani, 2017).
Teknik relaksasi progresif merupakan instruksi yang meliputi
pembelajaran untuk merilekskan otot secara sistemik yang dimulai dari
wajah sampai kaki dengan kurun waktu 15-30 menit disertai dengan
mengarahkan individu untuk melihat relaksasi yang diajarkan oleh
kelompok (Johnson, 2005). Menurut Susilo (2017) relaksasi ini
memusatkan perhatian pada aktivitas otot dengan mengidentifikasi otot
yang tegang dan otot yang tegang di relaksasikan dengan teknik relaksasi
untuk menghasilkan perasaan yang rileks.
2. Tujuan
Menurut Herodes (2010), Alim (2009), dan Potter (2005) dalam Setyoadi
dan Kushariyadi (2011) bahwa tujuan dari teknik ini adalah:
1. Menurunkan ketegangan otot, kecemasan, nyeri leher dan punggung,
tekanan darah tinggi, frekuensi jantung, laju metabolik.
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP Universitas Jember 2018

2. Mengurangi distritmia jantug, kebutuhan oksigen.


3. Meningkatkan gelombang alfa otak yang terjadi ketika klien sadar dan
tidak menfokuskan perhatian seperti rileks.
4. Meningkatkan rasa kebugaran, konsentrasi.
5. Mengatasi insomnia depresi, kelelahan, iritabilitas, spasme otot, fobia
ringan, gagap ringan.
6. Membangun emosi positif dari emosi negatif
3. Manfaat
Latihan relaksasi otot progresif yang dapat membantu menurunkan
resistensi perifer dan menaikkan elastisitas pembuluh darah. Oksigen akan
diedarkan ke seluruh tubuh dengan lebih sempurna. Relaksasi ini
mengakibatkan regangan pada arteri akibatnya terjadi vasodilatasi pada
arteri dan vena dimana efeknya dapat memperlebar pembuluh darah dan
menurunkan tekanan darah secara langsung (Sucipto, 2014).
4. Indikasi
Relaksasi otot progresif dapat mengurangi ketegangan otot, stres,
menurunkan tekanan darah, meningkatkan imunitas, meningkatkan
toleransi terhadap aktivitas sehari-hari dan meningkatkan kualitas hidup
(Smeltzer & Bare, 2002). Relaksasi ini dapat membantu seseorang untuk
meningkatkan relaksasi dan kemampuan pengelolaan diri pada klien
diabetes mellitus (Mashudi, 2011). Salah satu intervensi pemenuhan
kebutuhan tidur yaitu dengan mengajarkan cara-cara yang dapat
menstimulus dan memotivasi tidur dan salah satu cara yang dilakukan
yaitu teknik relaksasi otot progresif (Potter & Perry, 2010).
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP Universitas Jember 2018

Lampiran 6: Media (leaflet)

Anda mungkin juga menyukai