Oleh
Oleh
Lanjut usia merupakan salah satu dari proses tumbuh kembang. Manusia tidak
secara tiba-tiba menjadi tua, namun melalui tahap perkembangan dari bayi, anak-
anak, dewasa dan akhirnya menjadi tua. Hal tersebut normal, dengan perubahan
fisik serta tingkah laku yang dapat diramalkan dan dialami oleh semua ornag saat
mereka mencapai usia tahap perkembangan kronologis tertentu (Azizah, 2011
dalam Yulisetyaningrum., dkk, 2018). Batasan umur lansia yang dijadikan patokan
berbeda-beda, umumnya berkisar usia 60-65 tahun. Menurut pendapat beberapa
ahli tentang batasan usia bagi lanjut usia yang pertama menurut WHO ada empat
tahapan yaitu usia pertengahan (middle age) antara 45-59 tahun, usia lanjut
(elderly) antara 60-74 dan usia lanjut tua (old) antara 75-90 tahun, serta usia sangat
tua (very old) diatas 90 tahun (Fitriani, 2017).
Jumlah lansia di Indonesi selalu meningkat dari tahun ketahun (Fitriani, 2017).
Organisasi kesehatan dunia WHO (2017) melaporkan bahwa 20% penduduk dunia
terserang penyakit arthritis rheumatoid, dimana 5-10% adalah mereka yang berusia
5-20 tahun dan 20% mereka yang berusia 55 tahun Di Indonesia jumlah penderita
Rematik pada tahun 2015 prevalensinya mencapai 29,35%, pada tahun 2016
prevalensinya sebanyak 39,47%, dan tahun 2017 prevalensinya sebanyak 45,59%
Prevalensi penderita rematik di Jawa Timur sebesar 39% dan di Kabupaten
Mojokerto sebesar 41% (Kemenkes, 2017). Jumlah individu setengah baya
danlanjut usia (berusia lebih dari 45 tahun atau lebih) sekitar 13% dari populasi
global dan diperkirakan mencapai 21% pada tahun 2050 (Harper, 2014 dalam
Zhou., et al, 2019)
Seiring dengan penuaan serat otot akan mengecil dan kekuatan otot juga
menurun. Menurunnya massa otot, juga akan menyebabkan kekuatan otot
berkurang (Potter dan Perry, 2009). Kekuatan muskuler mulai merosot sekitar usia
40 tahun, dengan kemunduran yang dipercepat setelah usia 60 tahun. Dari 10-15%
kekuatan otot dapa hilang setiap minggu jika otot beristirahat sepenuhnya dan
sebanyak 5,5% dapat hiang setiap hari pada kondisi istirahat dan imobilitas
sepenuhnya (Stanley dan Beare, 2006).
Latihan ROM dapat membantu mempertahankan fleksibilitas sendiri dan
kukuatan otot (Stanley dan Beare, 2006). Menurut Brunner & Suddarth, 2002 dalam
Sunarti., dkk (2018) menjelaskan bahwa ROM merupakan latihan isotonik yang
dapat mempertahankan dan meningkatkan kekuatan dan daya tahan otot serta dapat
mencegah pemburukan kapsul sendi, ankilosis dan kontraktur.
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilaksanakan oleh mahasiswa PSP2N Stase
Keperawatan Gerontik Fakultas Keperawatan Universitas Jember pada tanggal 18
September 2019 pada Lansia di UPT PSTW Banyuwangi Kabupaten/Kota
Banyuwangi ditemukan bahwa lansia mengeluh kaku-kaku otot dan mereka merasa
kekuatan otot mulai menurun sehingga kekuatan anggota ekstremitas menurun
terutama ekstremitas bawah.
2.2 Manfaat
2.4.1 Bagi klien
Klien mampu meningkatkan kekuatan otot dengan menerapkan latihan
rentang gerak.
2.4.2 Bagi tenaga kesehatan
Bagi tenaga kesehatan dapat menerapakan latihan rentang gerak sebagai
salah satu referensi yang dapat diterapkan untuk meningkatkan kekuatan otot pada
lansia.
PENGUMPULAN
PENGOLAHAN
DATA
DATA
SUBJEKTIF
DAN OBJEKTIF
PENGKAJIAN
MENETAPKAN
MELAKUKAN MENETAPKAN
MASALAH
IMPLEMENTASI INTERVENSI
KEPERAWATA
N
MENULISKAN
MELAKUKAN
DOKUMENTASI
EVALUASI
KEPERAWATAN
BAB IV. RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN
: Sasaran
: Pemateri
DAFTAR PUSTAKA
Potter, P.A. & Perry, A.G. 2009. Fundamental Keperawatan. Buku 1 edisi ke-7
(Adrina Ferderika & Marina Albar, Penerjemah). Jakarta: Salemba Medika
Perry, Peterson dan Potter. 2005. Buku Saku Keterampilan dan Prosedur Dasar.
Alih bahasa, Didah Rosidah, Monica Ester. Editor bahasa Indonesia,
Monica Ester – Edisi 5. Jakarta, EGC
Setyorini, A., & Setyaningrum, N. 2019. Pengaruh Latihan Range Of Motion (Rom)
Aktif Assitif Terhadap Rentang Gerak Sendi Pada Lansia Yang Mengalami
Immobilisasi Fisik. Surya Medika: Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan dan Ilmu
Kesehatan Masyarakat, 13(2).
Stanley, M & Beare, P.G. 2006. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Edisi ke-2 (Nety
Juniarti & Sari Kurnianingsih, Penerjemah). Jakarta: EGC
Yulisetyaningrum, Y., Faridah, U., Hartinah, D., & Setiawan, I. S. 2018. Hubungan
Dukungan Keluarga dengan Psikologi Sosial pada Lansia. Proceeding of The
URECOL, 601-607.
Zhou, W. S., Lin, J. H., Chen, S. C., & Chien, K. Y. 2019. Effects of Dynamic
Stretching with Different Loads on Hip Joint Range of Motion in the
Elderly. Journal of sports science & medicine. 18(1). 52.
Lampiran
Lampiran 1 :Berita Acara
Lampiran 2 : Daftar Hadir
Lampiran 3 : Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
Lampiran 4 : Standard of Procedure (SOP) bila ada
Lampiran 5 : Materi
Lampiran 6 : Media (Booklet, Leaflet,..)
Pemateri
Kelompok 7
Tanda Tangan
Lampiran 1: Berita Acara
BERITA ACARA
Pada hari Kamis, 19 September 2019 pukul .................... WIB bertempat di PSTW
Banyuwangi, telah dilaksanakan Kegiatan Pendidikan Kesehatan tentang latihan
rentang gerak pada lansia yang dilaksanakan oleh Mahasiswa Profesi Ners
Universitas Jember yang diikuti oleh 5 orang (daftar terlampir)
DAFTAR HADIR
Standar Kompetensi
Setelah diberikan pendidikan kesehatan, klien mampu menerapkan latihan rentang
gerak secara mandiri dengan tujuan meningkatkan kekuatan otot pada lansia.
Latihan rentang gerak tersebut dapat dilakukan seminggu tiga kali untuk
meningkatkan kekuatan otot pada lansia selain itu juga untuk meningkatkan
kekuatan anggota ekstremitas sehingga lebih baik dari sebelumnya.
1. Kompetensi Dasar
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan dan demonstrasi selama 30 menit
Klien dengan kelemahan otot mampu untuk :
a. Memahami pengertian latihan rentang gerak
b. Memahami tentang latihan rentang gerak
c. Melaksanakan latihan rentang gerak setiap seminggu 3x dan dilakukan
secara rutin
2. Pokok Bahasan
Peningkatakan kekuatan otot dengan menggunakan latihan rentang gerak
3. Sub pokok Bahasan
a. Pengertian latihan rentang gerak
b. Manfaat latihan rentang gerak
c. Gerakan latihan rentang gerak
4. Waktu: 30 Menit
5. Bahan/alat yang Diperlukan: materi dan kursi
6. Model Pembelajaran
a. Jenis model Penyuluhan : Pertemuan dengan lansia
b. Landasan teori
c. Langkah pokok
a) Menciptakan suasana pertemuan yang baik
b) Mengidentifikasi pilihan tindakan
c) Menetapkan tindak lanjut sasaran
7. Setting tempat
Pemateri
Peserta
Dosen
8. Persiapan
Penyuluh menyiapkan materi dan SOP tentang latihan rentang gerak pada
lansia kemudian membuat media pembelajaran yaitu leaflet.
10. Evaluasi
1. Klien mampu melakukan latihan sedikit demi sedikit dengan baik
Lampiran 4: SOP
4 KONTRAINDIKASI -
Lanjut usia merupakan salah satu dari proses tumbuh kembang. Manusia tidak
secara tiba-tiba menjadi tua, namun melalui tahap perkembangan dari bayi, anak-
anak, dewasa dan akhirnya menjadi tua. Hal tersebut normal, dengan perubahan
fisik serta tingkah laku yang dapat diramalkan dan dialami oleh semua ornag saat
mereka mencapai usia tahap perkembangan kronologis tertentu (Azizah, 2011
dalam Yulisetyaningrum., dkk, 2018). Batasan umur lansia yang dijadikan patokan
berbeda-beda, umumnya berkisar usia 60-65 tahun. Menurut pendapat beberapa
ahli tentang batasan usia bagi lanjut usia yang pertama menurut WHO ada empat
tahapan yaitu usia pertengahan (middle age) antara 45-59 tahun, usia lanjut
(elderly) antara 60-74 dan usia lanjut tua (old) antara 75-90 tahun, serta usia sangat
tua (very old) diatas 90 tahun (Fitriani, 2017).
Latihan ROM dapat membantu mempertahankan fleksibilitas sendiri dan
kukuatan otot (Stanley dan Beare, 2006). Menurut Brunner & Suddarth, 2002 dalam
Sunarti., dkk (2018) menjelaskan bahwa ROM merupakan latihan isotonik yang
dapat mempertahankan dan meningkatkan kekuatan dan daya tahan otot serta dapat
mencegah pemburukan kapsul sendi, ankilosis dan kontraktur. Latihan rentang
gerak merupakan latihan yang dilkaukan untuk mempertahankan atau memperbaiki
tingkat kemampuan dalam menggerakkan persendian secara normal dan lengkap
yang bertujuan untuk meingkatkan massa otot dan tonus otot. Selain itu juga dapat
digunakan dalam mencegah masalah terkait kardiovaskuler, pernafasan dan
metabolik (Potter & Perry, 2005).
Gerakan ROM
1. Leher
a. Angkat dagu ke arah atas
b. Kembalikan posisi kepala ke awal
c. Tekuk kepala ke belakang sejauh mungkin
d. Miringkan kepala kearah bahu kiri dan kanan
e. Putar kepala
2. Bahu
a. Angkat lengan keatas ke arah kepala
b. Kembalikan lengan ke posisi awal
c. Gerakkan lengan ke belakang tubuh dengan posisi tetap lurus
d. Angkat lengan ke samping dengan telapak tangan kearah atas
e. Kembalikan posisi lengan kearah tubuh
f. Tekuk siku dan gerakkan ke depan
g. Tekuk siku dan gerakkan kearah atas ke belakang
h. Gerakkan bahu dengan lingkaran penuh
3. Siku
a. Tekuk siku sehingga sejajar dengan lengan atas
b. Luruskan siku keposisi awal
c. Luruskan siku sejauh mungkin
4. Lengan Bawah
a. Putar lengan bawah dengan posisi tangan terbuka ke atas
b. Putar lengan bawah dengan posisi tangan terbuka ke bawah.
5. Pergelangan Tangan
a. Gerakkan telapak tangan ke bawah
b. Gerakkan telapak tangan sejajar dengan lengan bawah
c. Gerakkan tangan ke atas kearah bahu
d. Tekuk pergelangan tangan ke arah dalam
e. Tekuk pergelangan tangan ke arah luar
6. Jari
a. Kepalkan tangan
b. Luruskan jari/terbuka
c. Tekuk jari ke belakang
d. Jauhkan masing-masing jari
e. Gabung jari secara bersama-sama
7. Ibu Jari
a. Gerakkan ibu jari kearah telapak tangan
b. Gerakkan kembali ibu jari menjauh
c. Gerakkan ibu jari ke samping
d. Gerakkan ibu jari ke dalam
e. Sentuh jari-jari dengan ibu jari
8. Lutut
a. Angkat tumit ke belakang tubuh
b. Kembalikan kaki ke posisi awal
9. Pergelangan Kaki
a. Gerakkan telapak kaki sehingga jari ke atas
b. Gerakkan telapak kaki sehingga jari kaki kebawah
10. Kaki
a. Putar telapak kaki ke dalam
b. Putar telapak kaki ke luar
c. Kepitkan jari kaki
d. Luruskan jari kaki
e. Jauhkan masing-masing jari
f. Gerakkan masing-masing jari ke arah dalam
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2019
Lampiran 6: Leaflet
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2019