PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan (S-1)
Oleh :
Erna Rokhim
NIM.132021030297
Pembimbing :
1. Dewi Hartinah, S.Kep.Ns.,Med
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
konsep jompo lebih berkonotasi ketidakmampuan fisik dan secara sosial tidak
lagi berarti meskipun bisa jadi masih berusia relative muda (Alfan, 2017).
Kemunduran psikis pada lansia akan menyebabkan perubahan pada sifat dan
sering ditemukan pada lansia ialah penurunan daya ingat, pikun, depresi,
mudah marah, tersinggung, dan curiga. Hal ini bisa terjadi karena hubungan
yang telah melalui tiga tahap kehidupan diantaranya masa anak, masa
dewasa, dan masa tua. Tiga tahap ini memliki perbedaan baik biologis
Menurut WHO dalam empat dekade yang akan datang, populasi jumlah
penduduk lansia diperkirakan akan meningkat dari angka 10% menjadi 22%
2019, dan dapat diperkirakan akan terus meningkat dimana tahun 2035
berdampak positif apabila penduduk lansia berada dalam keadaan sehat, aktif,
dan produktif. Disisi lain peningkatan jumlah penduduk lansia akan menjadi
tubuh menurun), dan urinary incontinence (sulit menahan buang air kecil).
Salah satu masalah proses penuaan adalah inkontinensia urin (Bustan, 2015).
lansia untuk mencapai lansia sehat, mandiri, aktif, produktif dan berdaya guna
Kondisi fisik, mental dan sosial setiap orang mengalami perubahan yang
terjadi secara pelan, teratur dan pasti. Diawali dari keadaan yang serba lemah,
kegoncangan bahkan bisa terjadi hal-hal yang sangat merugikan apabila tidak
dipersiapkan dan diantisipasi dengan baik dan benar. Fase ini biasanya
lansia. Lansia yang memiliki kebugaran jasmani yang tinggi selain sehat dan
jasmani yang buruk pada lansia sering membuat lansia terlihat tidak sehat dan
sering mengalami cedera akibat terjatuh. Proses menua tidak dapat dihindari
oleh semua orang. Proses penuaan sering disertai oleh adanya peningkatan
gangguan organ dan fungsi tubuh, terjadi perubahan komposisi tubuh, terjadi
penurunan massa bebas lemak dan peningkatan massa lemak. Pada proses
penuaan ini prosentase massa otot menurun. Kekuatan otot pada lansia juga
resiko lansia mudah terjatuh. Salah satu cara untuk meningkatkan kebugaran
Jenis olahraga yang sering dilakukan oleh lanjut usia adalah senam
lansia. Seperti yang dilakukan oleh kelompok lansia Unit Pelayanan Sosial
secara rutin untuk menjaga kebugaran tubuh. Hasil penuturan oleh salah satu
lansia yang bernama Ibu Bagiyo berusia 49 tahun menyatakan bahwa senam
lansia yang sudah ia ikuti setiap seminggu sekali selama 6 bulan, badan terasa
Senam lansia adalah upaya peningkatan fisik lansia yang diatur dalam
serangkaian gerak nada yang teratur, terarah dan terencana (Mauk 2017).
standar gerak lanjut usia dan salah satu gerakanyang telah disesuaikan
gerakan pemanasan 04:58 menit, latihan inti 06:20 menit, gerakan transisi
02:60 dan latihan pendinginan 03:40menit. Mobilisasi gerakan senam
seluruh aspek yang ada di mulai tubuh ekstremitas bagian atas dan tubuh
dan juga otot kaki, disamping itu juga ada gerakan untuk
dibagi menjadi 4 yaitu kesehatan fisik, kesehatan jiwa, hubungan sosial, dan
mampu melatih otot untuk tetap mendapatkan gerakan yang cukup, 2 yang
lain sudah melaksanakan aktifitas fisik sehari hari dan mengikuti kegiatan
senam lansia yang diadakan oleh kader, mereka yang mengikuti senam
merasa dirinya lebih sehat dan dapat melakukan kegiatan dirumah dengan
baik.
B. Rumusan Masalah
didesa pakah?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
kelompok perlakuan
D. Manfaat Penelitian
3. Bagi Puskesmas
Desain
No Judul Nama, Tahun Hasil Perbedaan
Penelitian
1. Pengaruh Bazargan Metode Hasil Variable
senam lansia Romadhon; penelitian penelitian dependen
terhadap Sugiarto menggunakan menunjukka merupakan
tingkat (2019) desain n bahwa tekanan darah,
kebugaran, penelitian aktivitas sedangkan
lemak tubuh kuasi senam lansia dalam
dan eksperimen, berpengaruh penelitian ini
kekambuhan Sampel yang positif nanti dengan
nyeri sendi diteliti adalah terhadap derajat
pada lansia 20 lansia kebugaran keseahtan
dengan tubuh, lansia
pertimbangan terbukti dari
bahwa 20 hasil analisis
lansia tersebut regresi
yang dengan
mengikuti Fhitung =
senam lansia 6,947 >
secara rutin. Ftabel =
Data aktivitas 4,41. Hasil
senam lansia uji t
dan diperoleh
kekambuhan thitung =
nyeri sendi 7,151 >
diukur melalui ttabel = 1,73,
kuesioner, yang berarti
lemak tubuh ada
diukur peningkatan
menggunakan kebugaran
alat body fat tubuh lansia
caliper dan setelah rutin
kebugaran mengikuti
menggunakan senam
penghitungan lansia.
denyut nadi. Senam lansia
Data yang juga
diperoleh berpengaruh
dianalisis terhadap
menggunakan penurunan
regresi dan uji lemak tubuh,
t terbukti dari
hasil analisis
regresi
dengan
Fhitung =
8,905 >
Ftabel =
4,41. Hasil
uji t
diperoleh
thitung = -
5,772 < -
ttabel = -
1,73, yang
berarti
bahwa ada
penurunan
lemak tubuh
setelah
mengikuti
senam lansia
secara
teratur.
Senam lansia
juga
berpengaruh
terhadap
penurunan
kekambuhan
nyeri sendi,
terbukti dari
hasil analisis
regresi
dengan
Fhitung =
9,544 >
Ftabel =
4,41. Hasil
uji t
diperoleh
thitung = -
6,282 < -
ttabel = -
1,73, yang
berarti
bahwa ada
penurunan
kekambuhan
nyeri sendi
setelah
mengikuti
senam lansia
secara
teratur.
2 Pengaruh Ali Mardius, Desain senam lansia Perbedaan
Senam Yuni Astuti penelitian berpengaruh pada varibel
Lansia (2017) menggunakan signifikan dependend
Terhadap kuasi terhadap
Kebugaran eksperimen, fisik
Jasmani Sampel dalam fitness,
Warga penelitian ini karena
Perumahan adalah didapat
Pondok penduduk thitung =
Pinang pondok pinang 5,35 ttabel =
Kelurahan bernomor 2,11 dan
Lubuk Buaya sebanyak 18 terbukti
Kecamatan orang. Alat ada
Koto Tangah yang perbedaan
Kota Padang digunakan rerata
untuk kesegaran
mengukur jasmani
kebugaran sebelum
jasmani perlakuan
masyarakat (uji
adalah 2.4 pendahuluan
km. Data ) Is
dianalisis 22,58 dan
dengan rerata setelah
menggunakan diberikan
uji beda mean perlakuan
. (ujian akhir)
adalah
18,73,
artinya ada
peningkatan
3,85 untuk
kebugaran
jasmani.