Anda di halaman 1dari 23

EVIDENCE BASED NURSING PRACTICE

STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN COVID-19

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Keperawatan Manajemen dengan dosen
pengampu Yuanita Ani Susilowati, M.Kep.,Ns.Sp. Kep. Mat

Oleh:

Zahwa Putri Dewi 30120119009

Josephine Inggrid Lavinia 30120119017

Silvia adenia eva sabdani 30120119028

Ruth Sania Simarmata 30120119032

Titi Sulastri 30120119036

Retno Pamintaningtyas 30120119038

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTO BORROMEUS
PADALARANG
2022
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
STIKes SANTO BORROMEUS

Kelompok 4 Gerontik
November 2022
xiii + 39 halaman, 1 tabel, 1 diagram

Evidence Based Nursing Practice: STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN


PASIEN COVID-19

ABSTRAK
Covid 19 adalah penyakit yang disebabtkan oleh virus Severe Acute Respiratory
Syndrome Coronavirus 2 (SARS-Cov-2) yang menyebabkan gangguan sistem
pernapasan. Jalur transmisi virus ini melalui droplet yang dapat mengkontaminasi
benda sekitar dalam waktu yang lama sehingga penyebarannya terjadi sangat
cepat. Standar asuhan keperawatan pun disesuaikan kembali demi peningkatan
mutu pelayanan pada pasien Covid 19. Tujuan Evidence Based Nursing Practice
ini untuk mengetahui perubahan penyesuaian standar asuhan keperawatan pada
pasien Covid 19. Metode yang digunakan adalah literature review dengan kata
kunci bahasa Indonesia menggunakan Strategi, Asuhan Keperawatan, dan Pasien
Covid serta artikel bahasa Inggris menggunakan Standard and Nursing and
Patient Care and Covid-19dalam basis data Google Scholar, PubMed, dan
Proquest. Hasil dari ekstraksi data dan kesimpulan yang didapatkan, menyebutkan
bahwa terdapat hal yang perlu diperhatikan dalam standar asuhan keperawatan
adalah menjaga jarak saat melakukan pengkajian dan saat melakukan tindakan
invasif pada pasien Covid 19, cuci tangan, desinfeksi dan pembersihan
lingkungan, prinsip etika batuk, dan memperhatikan penggunaan APD.

Daftar Pustaka : 10 artikel


Kata Kunci : Standart, Nursing, Patient care, Covid 19

i
KATA PENGANTAR

Kelompok mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa,


karena atas rahmat dan pertolongan-Nya, sehingga Kelompok dapat
Menyelesaikan Evidence Based Nursing Practice “Standar Asuhan Keperawatan
Pasien Covid-19”. Dalam penulisan makalah ini tidak lupa kelompok
mengucapkan terima kasih kepada dosen koordinator Keperawatan Manajemen
Ns. Henri Suntoro,S.Kep. dan dosen pembimbing Yuanita Ani Susilowati,
M.Kep.,Ns.Sp. Kep. Mat
Kelompok menyadari bahwa makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan. Untuk itu, Kelompok mengharapkan adanya kritikan dan saran yang
membangun guna kesempurnaan makalah ini. Selanjutnya Kelompok berharap
dapat menambah wawasan teman-teman dengan adanya materi ini, akhir kata
penulis ucapkan terima kasih.

November, 2022

Kelompok

ii
DAFTAR ISI

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada hakekatnya menjadi tua merupakan proses alamiah, yang berarti
seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya yaitu anak, dewasa dan tua.
Memasuki masa tua berarti individu mengalami penurunan secara fisik, mental
serta perubahan psikososial (Nugroho, 2008). Lanjut usia (lansia) termasuk
kelompok yang rentan terhadap berbagai masalah psikososial dan rawan
kesehatan, khususnya terhadap kemungkinan jatuh sakit dan ancaman kematian,
karena mereka menghadapi berbagai masalah yang berkaitan dengan proses
menua yang dialaminya (Depkes RI, 2003). Berdasarkan data dari Direktorat
Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) ada 30,16 juta jiwa
penduduk lanjut usia (lansia) di Indonesia pada tahun 2021. Kementerian
Kesehatan memproyeksikan jumlah penduduk lansia akan meningkat menjadi 42
juta jiwa (13,82%) pada 2030, dan akan bertambah lagi menjadi 48,2 juta jiwa
(13,82%) pada 2035.
Besarnya populasi lanjut usia serta pertumbuhan yang sangat cepat
menimbulkan berbagai permasalahan terutama dari segi kesehatan dan
kesejahteraan lansia, sehingga lansia perlu mendapatkan perhatian yang serius
dari semua sektor untuk upaya peningkatan drajat kesehatan dan mutu lansia.
Salah satu bentuk perhatian terhadap lansia adalah terlaksananya pelayanan pada
lanjut usia melalui kelompok Posyandu Lansia.
Posyandu Lansia merupakan pelayanan kesehatan dasar yang ada di
masyarakat untuk para lansia agar kualitas hidup masyarakat di usia lanjut tetap
terjaga dengan baik dan optimal. Posyandu Lansia memberikan pelayanan sosial,
agama, ketrampilan, olahraga dan seni budaya serta pelayanan lain yang
dibutuhkan para lanjut usia dalam rangka meningkatkan kualitas hidup melalui
peningkatan kesehatan dan kesejahteraan mereka. Selain itu mereka dapat
beraktifitas dan mengembangkan potensi diri (Soeweno, 2010). Kegiatan
posyandu lansia yang berjalan dengan baik akan memberikan kemudahan bagi
lansia dalam mendapatkan pelayanan kesehatan dasar, sehingga kualitas hidup
masyarakat di usia lanjut tetap terjaga dengan baik dan optimal (Firda Hayati,
2021).

1
2

Pada lansia dapat muncul berbagai permasalahan terutama masalah


kesehatan, permasalahan-permasalahan yang perlu perhatian khusus untuk lansia
berkaitan dengan berlangsungnya proses menjadi tua, yang berakibat timbulnya
perubahan fisik, kognitif, perasaan, sosial, dan seksual (Azizah, 2011). Oleh
karena itu sangat efisien apabila kondisi sehat dan mandiri dapat dipertahankan
selama mungkin. Hal tersebut diupayakan dengan peningkatan upaya promotif
dan preventif melalui kegiatan pada kelompok usia lanjut, salah satunya
Posyandu lansia (Depkes RI, 2003).
Lansia yang tidak aktif berkunjung ke posyandu lansia maka akan
berdampak terhadap kondisi kesehatan, mereka tidak dapat terpantau dengan baik
sehingga apabila mereka mengalami suatu risiko penyakit akibat
penurunan kondisi tubuh dan proses penuaan dikhawatirkan dapat
berakibat fatal dan mengancam jiwa mereka. Berdasarkan jurnal yang
berjudul Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Lansia ke Posyandu
Lansia di Desa Golong Wilayah Kerja Puskesmas Sedau, alasan yang
menyebabkan lansia tidak berkunjung ke posyandu yaitu jauh dari rumah lansia
menuju ke posyandu, kurang minat lansia untuk datang ke posyandu dan lansia
sibuk bekerja. Sehingga dari segi kesehataan lansia tidak dapat dipantau
kesehatannya dan bisa menimbulkan dampak buruk terhadap kondisi kesehatan
para lansia (Sumartini, Warnis W., Prayadi, 2021).
Untuk meminimalisir risiko-risiko yang ada, maka diperlukan dukungan
keluarga dalam mendorong minat atau kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan
posyandu lansia. Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang
tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan
dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain
dan di dalam perannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan
kebudayaan. Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga
mempunyai tugas di bidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan.
Dukungan sosial keluarga adalah sebuah proses yang terjadi sepanjang
masa kehidupan, sifat dan jenis dukungan sosial keluarga berbeda-beda dalam
berbagai tahap siklus kehidupan. Dukungan keluarga merupakan bagian dari
hidup lansia yang paling dekat dan tidak dapat dipisahkan. Lansia akan
merasa senang dan tentram apabila mendapat perhatian dan
dukungan dari keluarganya, karena dengan dukungan tersebut akan
3

menimbulkan kepercayaan dirinya untuk menghadapi atau mengelola


penyakitnya dengan baik, serta lansia mau mengikuti saran-saran yang
diberikan oleh keluarga untuk penunjang pengelolaan penyakitnya (Didit Sutiono
, 2018).
Dengan adanya dukungan dari keluarga tersebut, maka seseorang
anggota keluarga akan timbul dalam dirinya motivasi untuk melakukan sesuatu
yang lebih baik dan bermanfaat (Devy Lestari, 2018). Berdasarakan latar
belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan Evidence Based Nursing
Practice dengan judul “Dukungan Keluarga Terhadap Keaktifan Lansia
Mengikuti Posyandu”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka rumusan masalah
dalam penulisan Evidence Based Nursing Practice ini adalah “bagaimana
penerapan dukungan keluarga terhadap keaktifan lansia mengikuti
posyandu?”
C. Tujuan Evidence Based Nursing Practice
1. Tujuan Umum
Tujuan Evidence Based Nursing Practice ini untuk mengetahui
penerapan dukungan keluarga terhadap keaktifan lansia mengikuti
posyandu.
2. Tujuan Khusus
a) Evidence Based Nursing Practice ini untuk mengidentifikasi
dukungan keluarga terhadap keaktifan lansia mengikuti posyandu
D. Manfaat Evidence Based Nursing Practice
1. Manfaat Teoritis
Hasil Evidence Based Nursing Practice ini bisa menjadi unsur yang
memberi pengetahuan kepada perawat mengenai penerapan dukungan
keluarga terhadap keaktifan lansia mengikuti posyandu.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
4

Hasil Evidence Based Nursing Practice ini bisa meningkatkan peran


dan fungsi peneliti sebagai calon perawat dalam penerapan dukungan
keluarga terhadap keaktifan lansia mengikuti posyandu.
b. Bagi petugas kesehatan
Hasil Evidence Based Nursing Practice ini bisa digunakan sebagai
salah satu sumber bahan acuan dalam menerapkan dukungan keluarga
terhadap keaktifan lansia mengikuti posyandu.
BAB II

TINJAUAN TEORI
A. Covid-19
1. Pengertian
….
2. Varian Covid-19
….
3. Tanda dan Gejala
….
4. Cara Penyebaran Covid-19
….
5. Komplikasi
….
6. Penegakan Diagnosis
….
7. Pemeriksaan Penunjang
….
8. Tatalaksana Umum
….
B. Standar Asuhan Keperawatan
Praktek dan penerapan proses keperawatan harus dilakukan secara
tepat dan benar yang didukung dengan pengetahuan, kemampuan dan
keterampilan yang mengacu pada pedoman standar asuhan keperawatan.
Pengertian standar menurut sendiri, adalah pernyataan deskriptif tentang
tingkat penampilan yang dipakai untuk menilai kualitas struktur, proses,
dan hasil. Sedangkan pengertian Standar Asuhan Keperawatan merupakan
penyataan kualitas yang diinginkan dan dapat dinilai pemberian asuhan
keperawatan terhadap pasien. Standar Asuhan Keperawatan juga
merupakan uraian pernyataan tingkat kinerja yang diinginkan, sehingga
kualitas struktur, proses dan hasil dapat dinilai. Standar asuhan

4
5

keperawatan berarti pernyataan kualitas yang didinginkan dan dapat dinilai


pemberian asuhan keperawatan terhadap pasien atau klien.
Standar asuhan berfokus pada hasil pasien, standar praktik
berorientasi pada kinerja perawat professional untuk memberdayakan
proses keperawatan. Standar ini memberikan petunjuk kinerja mana yang
tidak sesuai atau tidak dapat diterima. Di Indonesia secara legal telah
ditetapkan Standar Asuhan Keperawatan (SAK) dan diberlakukan dan
diterapkan di seluruh rumah sakit di Indonesia melalui SK Direktorat
Pelayanan Medik No. YM 00.03 .2.6.7637 tahun 1993 tentang berlakunya
SAK di rumah sakit.
Diberlakukannya SAK yaitu sebagai salah satu kriteria asuhan
profesional, tolak ukur mutu asuhan keperawatan, salah satu dasar hukum
asuhan profesional. Kemudian tujuan dari diberlakukan SAK antara lain,
secara umum untuk meningkatkan mutu asuhan keperawatan, sedangkan
secara khusus untuk mengetahui mutu asuhan keperawatan, mengetahui
kemampuan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan,
meningkatkan tingkat kepuasan pasien terhadap asuhan keperawatan, dan
menurunkan biaya perawatan, serta melindungi kepentingan pasien dan
perawat.
Upaya peningkatan mutu asuhan keperawatan, tidak cukup hanya
dengan tersedianya Standar Asuhan Keperawatan tetapi perlu didukung
sistem pemantauan dan penilaian penerapan standar tersebut, yang
dilaksanakan secara sistematis, objektif dan berkelanjutan.

1. Standar I: Pengkajian Keperawatan


Perawat mengumpulkan data tentangstatus kesehatan klien secara
sistematis, menyeluruh, akurat, singkatdanberkesinambungan. Kriteria
proses:
a. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi,
pemeriksaan fisik, dan mempelajari data penunjang
6

(pengumpulan data diperoleh dari hasil wawancara, pemeriksaan


fisik, pemeriksaan lab, dan mempelajari catatan klien lainnya).
b. Sumber data adalah klien, keluarga, atau orang terkait, tim
kesehatan, rekam medis dan catatan lain.
c. Data yang dikumpulkan, difokuskan untuk mengidentifikasi
 Status kesehatan klien saat ini
 Status kesehatan klien masa lalu
 Status fisiologis, psikologis, sosial, dan spiritual
 Respon terhadap alergi
 Harapan terhadap tingkat kesehatan yang optimal f) Resiko
– resiko tinggi masalah
2. Standar II: Diagnosis Keperawatan
Perawat menganalisa data pengkajian untuk merumuskan diagnosis
keperawatan Kriteria proses:
a. Proses diagnosis terdiri dari analisis, interpretasi data,
identifikasi masalah klien dan perumusan diagnosis
keperawatan.
b. Komponen diagnosis keperawatan terdiri dari: Masalah (P),
Penyebab (E), dan tanda atau gejala (S) atau terdiri dari masalah
dan penyebab (PE).
c. Bekerja sama dengan klien, dekat dengan klien, petugas
kesehatan lain untuk memvalidasi diagnosis keperawatan.
d. Melakukan pengkajian ulang dan merevisi diagnosis
berdasarkan data terbaru.

3. Standar III: Perencanaan


Perawat membuat rencana tindakan keperawatan untuk mengatasi
masalah dan meningkatkan kesehatan klien. Kriteria proses:
a. Perencanaan terdiri dari penetapan prioritas masalah, tujuan
dan rencana tindakan keperawatan.
7

b. Bekerjasama dengan klien dalam menyusun rencana tindakan


keperawatan.
c. Perencanaan bersifat individual sesuai dengan kondisi atau
kebutuhan klien.
d. Mendokumentasikan rencana keperawatan.
4. Standar IV: Implementasi
Perawat mengimplementasikan tindakan yang telah di identifikasi
dalam rencana asuhan keperawatan. Kriteria proses:
a. Bekerjasama dengan klien dalam pelaksanaan tindakan
keperawatan
b. Kolaborasi dengan profesi kesehatan lain untuk meningkatkan
status kesehatan klien
c. Melakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah
kesehatan klien.
d. Melakukan supervisi terhadap tenaga pelaksana keperawatan
dibawah tanggung jawabnya.
e. Menjadi koordinator pelayanan dan advokasi terhadap klien
untuk mencapai tujuan kesehatan.
f. Menginformasikan kepada klien tentang status kesehatan dan
fasilitas-fasilitas pelayanan kesehatan yang ada.
g. Memberikan pendidikan pada klien dan keluarga mengenai
konsep, ketrampilan asuhan diri serta membantu klien
memodifikasi lingkungan yang digunakannya.
h. Mengkaji ulang dan merevisi pelaksanaan tindakan
keperawatan berdasarkan respon klien.

5. Standar V: Evaluasi
Perawat mengevaluasi kemajuan klien terhadap tindakan dalam
pencapaian tujuan dan merevisi data dasar serta perencanaan. Kriteria
proses:
8

a. Menyusun perencanaan evaluasi hasil dari intervensi secara


kompeherensif, tepat waktu dan terus menerus.
b. Menyusun perencanaan evaluasi hasil dari intervensi secara
komprehensif, tepat waktu dan terus menerus.
c. Menggunakan data dasar dan respon klien dalam mengukur
perkembangan kearah pencapaian tujuan.
d. Memvalidasi dan menganalisis data baru dengan sejawat dan
klien.
e. Bekerja sama dengan klien, keluarga untuk memodifikasi
rencana asuhan keperawatan.
f. Mendokumentasikan hasil evaluasi dan memodifikasi
perencanaan.
BAB III

METODE

A. Tahapan Penyusunan
...
B. Langkah-Langkah dalam Evidence Based Nursing Practice
Terdapat empat tahapan atau langkah-langkah dalam menentukan
Evidence Based Nursing Practice (EBNP) berdasarkan artikel yaitu:
a. Memilih topik yang akan direview (Choosing a review topic)
….
b. Melacak dan memilih artikel yang relevan (Searching and Selecting)
….
c. Melakukan analisis dan sintesis literatur (Analysis and Synthesizing)
….
d. Mengorganisasi penulisan review (Organization)
….
C. Kriteria Inklusi dan Eksklusi
Peneliti menggunakan kriteria inklusi dan eksklusi dalam pencarian
Evidence Based Nursing Practice. Artikel yang digunakan dialam rentang
tahun 2018-2022, merupakan artikel yang full text dalam Bahasa
Indonesia atau Bahasa Inggris.
1. Kriteria Inklusi
1) Tipe studi
Artikel yang dipilih adalah hasil penelitian dengan pendekatan
metode kuantitatif dengan desain penelitian Cross-Sectional
Survey, Retrospective Study dan Case Study.
2) Tipe responden
Tipe responden pada artikel terkait adalah perawat dengan ruang
lingkup pasien dengan Covid-19.
3) Tipe intervensi

15
16

Intervensi yang dilakukan adalah melakukan asuhan keperawatan


pada pasien dengan Covid-19.
4) Tipe outcome yang diukur
Manajemen pada klien dengan Covid-19.
2. Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi dari literatur yang digunakan dalam Evidence
Based Nursing Practice (EBNP) ini adalah artikel penelitian yang
tidak berupa full text atau hanya berupa abstrak.
D. Strategi Pencarian Evidence Based Nursing Practice
Artikel yang sesuai dengan topik diperoleh melalui pencarian
dengan metode PICO sebagai berikut:

P :
I :
C :
O :

Kata kunci yang digunakan sesuai dengan PICO untuk artikel


dalam Bahasa Indonesia menggunakan Strategi, Asuhan Keperawatan,
dan Pasien Covid serta artikel Bahasa Inggris menggunakan Standard
and Nursing and Patient Care and Covid-19. Evidence Based Nursing
Practice (EBNP) ini ditelaah dengan melakukan penelusuran artikel
dengan rentang waktu tahun 2019-2021 melalui Google Scholar,
ProQuest dan PubMed yang dapat diakses secara full text. Artikel yang
dipilih adalah artikel dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris yang
sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi yang sudah ditentukan dengan
tahapan yang sesuai dengan PRISMA (Preferred Reporting Items for
Systematic Reviews and Meta-Analysis) 2009 Flow Diagram.
E. Sintesis Data
Sintesis merupakan proses mengintegrasikan hasil analisis terhadap
artikel-artikel berdasarkan kesamaan dan perbedaan masing-masing
17

artikel dan membuat kesimpulan berdasarkan kesamaan dan perbedaan


setiap artikel tersebut dalam bentuk simpulan kolektif dari beberapa
artikel yang dianalisis. Proses ini bermanfaat untuk klasifikasi artikel
yang digunakan dan mengelompokan berdasarkan sumber (Ramdhani, A.,
Amin. A.S., Ramdhani. 2014).
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Ekstraksi Data


Setelah dilakukan sintesis data menggunakan flow diagram
PRISMA (Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-
Analysis) 2009 dilanjutkan dengan menggunakan matrik sintesis
(Synthesis Matrix) yang berupa sebuah tabel atau diagram yang
memungkinkan peneliti untuk mengelompokkan dan mengklasifikasi
argumen-argumen yang berbeda untuk menuliskan sumber-sumber yang
direview.
3.1 Flow Diagram Hasil Ekstraksi Data

Artikel yang terindentifikasi dari hasil


Identification

pencarian selama 2 hari dari pada tanggal


10-11 November 2022
Google Scholar (N=59)
PubMed (N=8)

Hasil screening dengan judul yang tidak


sesuai topik
Google Scholar (N=49)
PubMed (N=8)
Artikel yang masuk berdasarkan judul
Screening

Google Scholar (N=10)


Pubmed (N=0)
Hasil screening yang tidak sesuai
dengan kriteria inklusi dan eksklusi
maka dikeluarkan
Google Scholar (N=45)
Pubmed (N=0)
Artikel yang masuk sesuai dengan kriteria
Eligibility

inklusi dan eksklusi


Google Scholar (N=4)
Pubmed (N=0)
Included

Sehingga artikel yang masuk dalam literature


review (N=4)

18
19

B. Hasil Scoping Review

Authors, judul, tahun Tujuan Metode Sampel Hasil


No

1. Judul: Tujuan dari ini Penelitian ini merupakan Populasi penelitian Dari hasil penelitian mengatakan bahwa
penelitian deskriptif berjumlah 316 peserta kunjungan posyandu masih kurang
Gambaran Beberapa Penelitian ini
dengan menggunakan posyandu lansia dengan dikarenakan beberapa factor seperti
Faktor yang Berhubungan bertujuan untuk
desain penelitian cross sampel 74 responden. kurangnya pengetahuan tentang sasaran
dengan Keikutsertaan menganalisis
sectional. kegiatan posyandu dan pemberian KMS,
Posyandu Lansia di Desa faktor-faktor yang
masih banyak yang menganggap tidak
Gedegan Kecamatan berhubungan
perlu datang ke posyandu ketika sakit,
Tlogomulyo Kabupaten dengan partisipasi
gangguan kondisi fisik terutama pada alat
Temanggung. posyandu lansia di
gerak dan punggung, jarak tempat tinggal
Desa Gedegan
Autors: dengan posyandu, dan factor keluarga
Kecamatan
Sinti Nurkholif, Atik Tlogomulyo yang kurang memberikan informasi

Mawarn, Dharminto. terkait kesehatan maupun posyandu


Kabupaten
lansia, tidak pernah bersedia untuk
Tahun: Temanggung.
mengantar ke posyandu dan tidak pernah
2020 menemani lansia ke posyandu.
20

2. Judul: Penelitian ini Penelitian ini sebanyak 76 responden Hasil analisis menunjukkan sebanyak
bertujuan untuk menggunakan analitik Puskesmas Tanah Sareal 55,3% penderita hipertensi mengunjungi
Faktor-Faktor yang
meneliti tentang kuantitatif dengan desain Kota Bogor Tahun 2021 posbindu. Berdasarkan analisis uji
Berhubungan dengan
faktor-faktor yang penelitian cross statistik terdapat pengaruh yang
Kunjungan Penderita
berhubungan sectional. bermakna antara jenis kelamin,
Hipertensi di Posbindu
dengan kunjungan pengetahuan, ketersediaan sarana
Wilayah Kerja Puskesmas
penderita hipertensi kesehatan, pembinaan tenaga kesehatan
Tanah Sareal Kota Bogor
di posbindu dukungan keluarga, dukungan petugas
Tahun 2021
wilayah kerja kesehatan, dukungan kader, dukungan
Autors: Puskesmas Tanah teman dengan kunjungan penderita

Anggita Putri1, Siti Sareal Kota Bogor hipertensi di posbindu wilayah kerja

Khodijah Parinduri2, Tahun 2021. Puskesmas Tanah Sareal Kota Bogor

Sevrima Anggraini Tahun 2021.

Tahun:

2021

3. Judul: Tujuan peneliti Penelitian ini bersifat Populasi penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa
untuk mengetahui kuantitatif analitik adalah seluruh lansia perilaku melakukan kunjungan ke
Faktor-Faktor yang
faktor-faktor yang menggunakan metode yang mengikuti kegiatan posyandu mayoritas baik yaitu 65 orang
21

Mempengaruhi mempengaruhi observasional dengan Posyandudi Puskesmas (73%), responden dengan pengetahuan
Kunjungan Posyandu kunjungan jenis desain cross Tenayan Raya Pekanbaru kurang sebanyak 49 orang (55,1%).
Lansia di Puskesmas posyandu Lansia di sectional, dimana tahun 2018. Dengan Dapat disimpulkan bahwa keinginan
Tenayan Raya Pekanbaru Puskesmas variabel Pengetahuan, jumlah 89 orang, laki – lansia untuk berkunjung ke posyandu
Tahun 2018 Tenayan Raya. Akses ke Posyandu, laki 20 orang perempuan baik tapi akses sangat mempengaruhi
Dukungan Keluarga, 69 orang. lansia untuk mengikuti posyandu.
Authors:
Peran Petugas dan
Rosmeri Br Bukit Perilaku Lansia

Tahun: diobservasi sekaligus


pada waktu yang sama
2019
22

C. Pembahasan
…..
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan

B. Saran
1. Bagi Petugas Kesehatan
….
2. Bagi Penyusun SOP Perawatan
….
DAFTAR PUSTAKA

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/05/30/ada-30-juta-
penduduk-lansia-di-indonesia-pada-2021 diakses pada tanggal 12 November 2022
pukul 12.50

http://eprints.ums.ac.id/30723/17/Naskah_Publikasi_Deal.pdf diakses pada


tanggal 12 November 2022 pukul 12.55

Sumartini, Ni Putu, GA Sri Puja Warnis, Tilan Prayadi. 2021.


Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Lansia ke Posyandu Lansia
di Desa Golong Wilayah Kerja Puskesmas Sedau : Bima Nursing Journal,
2(2), 127-134.
Aulia, Devy Lestari Nurul. 2018. Hubungan Dukungan Keluarga
Dan Pengetahuan Lansia Dengan Motivasi Mengikuti Posyandu Lansia :
Jurnal Kebidanan, 4(2), 60-63.
Sutiono, M.Didit dan Nety Mawarda Hatmanti. 2018. Hubungan
Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Diet Asam Urat Pada Lansia Di
Posyandu Lansia Wilayah Kerja Puskesmas Wonokromo Surabaya : Jurnal
STIKes Jombang.
http://journal.stikespemkabjombang.ac.id/index.php/jikep/article/view/
185/184
Hayati Firda dan Lilisa Murni. 2021. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kunjungan Lansia ke Posyandu Lansia dimasa New Normal Covid-19 :
Prosiding Seminar Kesehatan Perintis, 4(2), 129-135.

Anda mungkin juga menyukai