Anda di halaman 1dari 6

ASKEP GANGGUAN KONSEP DIRI

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa


Dosen pengampu Susanti Niman MKep.ns.,SpKepJ

KELOMPOK 4
Gabriela Calista 30120119004
Peni Marcelina 30120119010
Thomas Tri Doni 30120119024
Nadya Enjelina 30120119026
Agustina Lidyawati 30120119030
Melati Suciati 30120119034
Titi Sulastri 30120119036
Retno pamintaningtyas 30120119038
Dian Indriani 30120119042

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


STIKES SANTO BORROMEUS PADALARANG
2021
I. Definisi Harga Diri Rendah
Harga Diri Rendah didefinisikan sebagai evaluasi diri negatif yang berkembang sebagai
respons diri terhadap hilangnya atau berubahnya perawatan diri pada seseorang (Wahyuni,
2017).
Harga diri rendah adalah evaluasi diri yang negatif, berupa mengkritik diri sendiri,
dimana seseorang memiliki fikiran negatif dan percaya bahwa mereka ditakdirkan untuk gagal
(Rahayu, Mustikasari & Daulima, 2019).
Harga diri rendah merupakan perasaan negatif terhadap dirinya sendiri, termasuk
kehilangan kepercayaan diri, tidak berharga, tidak berguna,pesimis, tidak ada harapan dan putus
asa (Purwasih & Susilowati, 2016).

Secara umum, gangguan harga diri yang disebut sebagai harga diri rendah dapat
terjadi secara:
1. Situasional, yaitu terjadi karena trauma yang tiba-tiba, misalnya harus operasi,
kecelakaan, dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan kerja, perasaan malu akan
sesuatu (korban perkosaaan, dituduh KKN, dipenjara tiba-tiba).
2. Kronik yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama, yaitu sebelum
sakit/dirawat. Klien mempunyai cara berpikir yang negatif. Kejadian sakit dan
dirawat akan menambah persepsi negatif terhadap dirinya. Kondisi ini dapat
ditemukan pad klien gangguan fisik yang kronis atau pada klien gangguan jiwa.

II. Penyebab Harga Diri Rendah

Ada beberapa faktor yang menyebabkan harga diri rendah yaitu faktor predisposisi
adalah penolakan orang tua yang tidak realistis, kegagalan berulang kali, kurang
mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain, ideal diri yang
tidak realistis. Sedangkan faktor presipitasi adalah hilangnya sebagian angggota tubuh,
berubahnya penampilan atau bentuk tubuh, mengalami kegagalan, serta menurunnya
produktivitas. (Dwi, dkk., 2019)

III. Tanda Gejala

Berikut ini adalah tanda dan gejala harga diri rendah menurut Keliat, 2018, yaitu :
a. Mengkritik diri sendiri
b. Perasaan tidak mampu
c. Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul
d. Menghindar dari orang lain (menyendiri)
e. Komunikasi kurang/tidak ada. Klien tidak tampak bercakap-
cakap dengan klien lain/perawat
f. Tidak ada kontak mata, klien sering menunduk, pandangan
hidup yang pesimis
g. Berdiam diri di kamar/ klien kurang mobilitas atau penurunan
produktivitas
h. Menolak berhubungan dengan orang lain, klien memutuskan
percakapan atau pergi jika diajak bercakap-cakap dan
penolakan terhadap kemampuan sendiri
i. Tidak/ jarang melakukan kegiatan sehari-hari

IV. Asuhan Keperawatan

a. Pengkajian
- Nama : Nn. D
- Usia : 31 tahun
- Jenis kelamin : Perempuan
- Keluhan utama : klien mengungkapkan bahwa dirinya jelek dan berbeda dengan
wanita lain, merasa malu untuk keluar rumah takut tetangga akan mengejeknya.
- data subjektif : korban pelecehan seksual saat remaja, diceraikan oleh suaminya.

b. Diagnosis
Resiko harga diri rendah situasional

c. Intervensi
Dignosa Tujuan & Kriteria Intervensi
Hasil
Resiko harga Setelah dilakukan Promosi Harga Diri
diri rendah intervensi Observasi:
situasional keperawatan - Monitor verbalisasi yang merendahkan
diharapkan klien diri sendiri
menunjukkan Terapeutik:
perilaku positif. - Motivasi terlibat dalam verbalisasi
positif untuk diri sendiri
Kriteria hasil: - Diskusikan pengalaman yang
- Berkurangnya meningkatkan harga diri
verbalisasi - Diskusikan persepsi negatif diri
negatif mengenai - Diskusikan alasan mengkritik diri atau
tubuh rasa bersalah
- Menunjukan - Diskusikan penetapan tujuan realistis
sikap percaya untuk mencapai harga diri yang lebih
diri terhadap tinggi
tubuhnya. Edukasi:
- Berkurangnya - Anjurkan mengidentifikasi kekuatan
perasaan malu yang dimiliki
- Berkurangnya - Anjurkan membuka diri terhadap kritik
perasaan negatif
menyalahkan diri - Latih peningkatan tanggungjawab
sendiri untuk diri sendiri
- Mampu - Latih cara berpikir dan berperilaku
menerima dan positif
beradaptasi
dengan Promosi Citra Tubuh
keadaannya Observasi:
- Monitor frekuensi pernyataan kritik
terhadap diri sendiri
Terapeutik:
- Diskusikan perbedaan penampilan fisik
terhdapa harga diri
- Diskusikan perubahan akibat penuaan
- Diskusikan persepsi pasien tentang
perubahan citra tubuh
- Diskusikan cara mengembangkan
harapan citra tubuh secara realistis
Edukasi:
- Anjurkan mengungkapkan gambaran
diri terhadap citra tubuh
- Anjurkan mengikuti kelompok
pendukung
- Latih peningkatan penampilan diri

Promosi Kepercayaan Diri


Observasi:
- Identifikasi ungkapan verbal dan
nonverbal yang tidak sesuai
Terapeutik:
- Diskusikan rencana perubahan diri
- Motivasi berpikir positif
- Diskusikan solusi dalam menghadapi
masalah
Edukasi:
- Anjurkan pemecahan masalah dan
situasi yang sulit

d. Evaluasi
S: Saat ini pasien berusia 31tahun dan yang harus pasien lakukan adalah dapat
menunjukkan penilaian positif terhadap dirinya sendiri, rasa malu dan perasaan bersalah
berkurang
O: Klien mampu menyebutkan cara – cara mengatasi perasaan bersalah, dan malu pada
dirinya
A: Klien mengetahui apa yang menjadi tujuannya untuk mencapai harga diri yang lebih
tinggi.
P : Pasien melakukan latihan peningkatan tanggungjawab terhadap diri sendiri, serta
melatih berpikir dan berperilaku positif
Perawat : melakukan monitoring dan evaluasi secara berkala melalui kunjungan/telepon
terkait pencapaian kriteria yang ingin diperoleh

Anda mungkin juga menyukai