Anda di halaman 1dari 16

N

TRA AS F US I D A R A H
PENI MARCELIN 30120119010

JESICHA VALENTINA 30120119025

RUTH SANIA S 30120119032

MARIA RISKI Y. S 30120119035

JULIA RALLY LEREK 30120119046


DARAH
• Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali tumbuhan) tingkat tinggi
yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh,
mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap
virus atau bakteri (desmawati, 2013).

• Darah manusia adalah cairan jaringan tubuh dimana fungsi utamanya adalah mengangkut
oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga mensuplai tubuh dengan
nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun
sistem imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit (mallo, sompie and
narasiang, 2014).
STRUKTUR SEL DARAH
1. Sel darah merah (eritrosit)
Sel darah merah berbentuk cakram bikonkaf dengan diameter sekitar 7,6 mikron, tebal
bagian tepi 2 mikron dan bagian tengahnya 1 mikron atau kurang, tersusun atas membran
yang sangat tipis sehingga sangat mudah terjadi difusi oksigen, karbondioksida dan
sitoplasma, tetapi tidak mempunyai inti sel.
Jumlah sel darah merah yang normal pada pria adalah 5-6 juta sel per mikroliter darah,
sedangkan pada wanita adalah 4-5 juta sel per mikroliter darah.
2. Sel darah putih (leukosit)
Sel darah putih (leukosit) jauh lebih besar daripada sel darah merah. Pada orang dewasa setiap 1 mm3 darah terdapat 6.000-
9.000 sel darah putih, tidak seperti sel darah merah, sel darah putih memiliki inti (nukleus). ). Batas normal jumlah leukosit
berkisar 4.000 – 10.000 / mm³ darah. Leukosit terdiri dari dua kategori yaitu (desmawati, 2013):
a. Granulosit, yaitu sel darah putih yang didalam sitoplasmanya terdapat granula. Granulosit dibagi lagi menjadi tiga sub grup
berdasarkan perbedaan kemampuannya mengikat warna seperti yang terlihat dalam pemeriksaan mikroskopis.

• Eusinofil, merupakan sel darah putih yang memiliki granula berwarna merah terang dalam sitoplasmanya. Nilai normal dalam
tubuh: 1 - 3%.

• Basofil, merupakan sel darah putih yang memiliki granula berwarna biru. Nilai normal dalam tubuh: 0 - 1%.
• Netrofil, merupakan sel darah putih yang memiliki nilai normal dalam tubuh adalah 1–5% untuk neutrofil batang dan 50–70%
untuk neutrofil segmen.
b. Agranulosit (leukosit mononuklear), yaitu sel darah putih yang hanya memiliki inti satu lobus dan sitoplasmanya bebas dari
granula terdiri dari:

• Limfosit, merupakan jenis sel darah putih (leukosit) yang memiliki nilai normal 20-40% dari seluruh leukosit.
• Monosit, merupakan jenis sel darah putih (leukosit) yang memiliki nilai normal dalam tubuh: 2 - 8% dari jumlah seluruh
leukosit
TRANFUSI DARAH

Transfusi darah adalah proses pemindahan atau pemberian darah dari seseorang (pendonor)
kepada orang lain (resepier).
Transfusi darah juga merupakan tindakan medic yang bertujuan untuk mengganti
komponen darah yang berkurang. Mengganti darah yang hilang akibat pendarahan, luka
bakar, mengatasi shock, dan mempertahankan daya tahan tubuh terhadap infeksi ( setyati
2010)
DASAR-DASAR PEMBERIAN TRANFUSI DARAH

• Kehilangan darah akut 20-30 % total volume darah hilang dan pendarahan masih terus terjadi
• Anemia berat
• Syok septik ( jika cairan IV tidak mampu mengatasi gangguan sirkulasi darah dan sebagai
tambahan dalam pemberian antibiotik )

• Memberikan plasma dan trombosit sebagai tambahan dalam faktor pembekuan, karena
komponen darah yang spesifik tidak ada

• Transfusi tukar pada neonatus dengan ikterus berat


KARAKTERISTIK GOLONGAN DARAH
• Melalui sistem ABO, golongan darah dibagi menjadi 4 tipe, yaitu A, B, AB dan O.

• Jika memiliki golongan darah a, maka memiliki antigen a pada sel darah merah dan memproduksi antibodi untuk melawan
sel darah merah dengan antigen

• Jika memiliki golongan darah B, maka memiliki antigen B pada sel darah merah dan memproduksi antibodi A untuk
melawan sel darah merah dengan antigen A.

• Jika memiliki golongan darah ab, maka memiliki antigen a dan b pada sel darah merah. Ini juga berarti anda tidak memiliki
antibodi A dan B pada plasma darah.

• Jika memiliki golongan darah o, maka tidak memiliki antigen a atau b pada sel darah merah. Orang bergolongan darah O
memproduksi antibodi A dan B di plasma darah.

• Faktor resus (rh) adalah jenis antigen yang ada pada sel darah merah. Jika darah memiliki faktor rh maka dikatakan resus
positif, dan jika tidak memiliki faktor rh maka dikatakan resus negatif.

• Orang yang memiliki rh negatif bisa mendonorkan darahnya kepada orang yang memiliki status rh negatif dan rh positif.
Pendonor dengan rh positif hanya bisa memberikan darahnya kepada orang dengan status rh positif.
KOMPONEN DARAH
1. Darah utuh (whole blood)

Sesuai dengan namanya, darah utuh komplet mengandung semua komponen darah, yaitu sel darah merah, sel darah
putih dan platelet (~45% dari volume darah utuh) serta plasma darah (~55% dari volume darah utuh).

2. Sel darah merah (packed red cells/PRC)

Satu kantong PRC terdiri dari 150-220 ml sel darah merah tanpa adanya plasma darah sama sekali. Transfusi PRC
terutama diperlukan untuk pasien anemia, termasuk anemia yang disebabkan oleh kehamilan dan melahirkan

3. Konsentrat platelet (platelet concentrate/PC)

Platelet atau trombosit merupakan komponen darah yang tidak berwarna. Fungsi utamanya adalah untuk membantu
proses pembekuan darah dengan cara menempel pada dinding-dinding pembuluh darah yang rusak, butuh beberapa
donor sekaligus untuk mendapatkan sekantong platelet. Masa simpan donor platelet juga singkat.
4. FFP (fresh frozen plasma)
FFP adalah komponen darah yang berwarna kekuningan. FFP merupakan produk darah yang diproses dari
darah utuh. FFP mengandung komponen plasma darah yang padat akan faktor pembekuan darah, albumin,
imunoglobulin, dan faktor VIII (salah satu faktor pembekuan darah yang terdapat dalam plasma).
FFP dapat bermanfaat bagi orang-orang yang mengalami gangguan pembekuan darah serta untuk
mencegah terjadinya perdarahan yang berlebih pada pengguna obat pengencer darah (antikoagulan) yang
akan menjalani operasi.
5. Cryo-ahf (cryoprecipitated anti haemolytic factor)
Cryo-ahf alias cryoprecipitaten adalah bagian plasma darah yang sangat kaya dengan faktor pembekuan
seperti fibrinogen dan faktor VIII.
Komponen darah ini digunakan secara selektif untuk orang-orang dengan kelainan faktor pembekuan
darah, seperti hemofilia tipe a (defisiensi faktor viii) atau pun von willdebrand disease (salah satu jenis
kelainan darah turunan).
SYARAT DONOR DARAH
1. Usia 17-60 tahun
2. Berat badan minimal 45 kg
3. Temperatur tubuh 36,5 – 37,5 derajat celcius
4. Tekanan darah baik yaitu sistole = 110-160 mmhg, diastole = 70-100 mmhg
5. Denyut nadi teratur yaitu sekitar 50-100 kali/menit
6. Hemoglobin perempuan minimal 12 gram, sedangkan untuk laki-laki minimal 12,5 gram
7. Jumlah penyumbangan per tahun paling banyak 5 kali dengan jarak penyumbangan sekurang-kurangnya 3
bulan
8. Calon donor dapat mengambil dan menandatangani formulir pendaftaran, lalu menjalani pemeriksaan
pendahuluan, seperti kondisi berat badan, HB, golongan darah, dan dilanjutkan dengan pemeriksaan dokter 
9. Tidak mengidap penyait: kanker, hepatitis B, diabetes dll
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN KETIKA TRANFUSI DARAH :

1. Kondisi pasien sebelum ditranfusi


2. Kecocokan darah yang akan dimasukkan
3. Label darah yang akan dimasukkan
4. Golongan darah klien
5. Periksa warna darah (terjadi gumpalan atau tidak)
6. Homogenitas (darah bercampur semua atau tidak)
7. Kantung darah tranfusi tidak bocor
8. Kantung darah yg berada dilemari es dikeluarkan 15-30 menit
9. Pada 15 menit awal kondisi pasien untuk memastikan tidak mengalami reaksi alergi
PERSIAPAN PASIEN & ALAT:
Persiapan pasien:
Persiapan alat:
• Jelaskan prosedur dan tujuan tranfusi darah yang akan • Standar infusi
dilakukan • Set transfusi
• Botol berisi NaCl 0,9%
• Jelaskan kemungkinan reaksi tranfusi darah yang • Produk darah yang benar sesuai
kemungkinan terjadi dan pentingnya melaporkan reaksi program medis
dengan cepat kepada perawat atau dokter • Pengalas
• Torniket
• Jelaskan kemungkinan reaksi lambat yang mungkin terjadi, • Kapas alcohol
anjurkan untuk segera melapor apabila reaksi terjadi • Plester
• Gunting
• Apabila klien sudah dipasang infus, cek apakah set infusnya
• Kasa steril
bisa digunakan untuk pemberian transfusi
• Betadin
• Apabila klien belum dipasang infus, lakukan pemasangan • Sarung tangan

• Pastikan golongan darah pasien sudah teridentifikasi


PROSEDUR KERJA :
1. Jelaskan prosedur kepada klien
11. Mulai pemberian tranfusi darah (sebelum darah
2. Pastikan bahwa klien telah menandatangani persetujuan (informed consent) diberikan, berikan dahulu larutan normal saline; mulai
berikan tranfusi secara perlahan diawali dengan
3. Identifikasi kebenaran produk darah dan klien pengisian filter di dalam selang; atur kecepatan sampai
4. Cuci tangan 2 ml/menit untuk 15 menit pertama dan tetaplah
bersama klien. Apabila perawat menjumpai adanya
5. Gantungkan larutan nacl 0,9% reaksi, segera hentikan tranfusi, bilas selang dengan
normal saline, laporkan pada dokter dan beritahu bank
6. Gunakan selang infus yang mempunyai filter atau yang sesuai darah)
7. Pakai sarung tangan 12. Setelah darah masuk, monitor tanda vital tiap 5 menit
selama 15 menit pertama , dan  tiap 15 menit selama 1
8. Lakukan pemasangan infus nacl 0,9% terlebih dahulu sebelum pemberian transfusi jam berikutnya (disesuaikan dengan kebijakan
darah lembaga)
13. Setelah darah diinfuskan, bersihkan selang dengan
9. Lakukan lebih dahulu transfusi darah dengan memeriksa identifikasi kebenaran nacl 0,9%
produk darah : periksa komtabilitas dalam kantong darah, periksa kesesuaian 14. Catat tipe, jumlah, dan komponen darah yang
dengan identifikasi pasien, periksa kadaluwarsa, dan periksa adanya bekuan diberikan
15. Tahap terminasi
10. Mulai pemberian tranfusi darah (sebelum darah diberikan, berikan dahulu larutan  Mengevaluasi hasil Tindakan
normal saline; mulai berikan tranfusi secara perlahan diawali dengan pengisian  Berpamitan dengan pasien
filter di dalam selang; atur kecepatan sampai 2 ml/menit untuk 15 menit pertama  Membereskan dan kembalikan alat ke
dan tetaplah bersama klien. Apabila perawat menjumpai adanya reaksi, segera tempat semula
hentikan tranfusi, bilas selang dengan normal saline, laporkan pada dokter dan  Mencuci tangan
beritahu bank darah)  Mencatat kegiatan dalam lembar
catatan keperawatan
EFEK SAMPING TRANSFUSI DARAH
a.Komplikasi akut, yaitu reaksi transfusi yang terjadi selama j. Komplikasi lambat, yaitu reaksi transfusi dengan tanda
dan segera setelah transfusi (dalam 24 jam): dan gejala yang muncul ≥ 5-10 hari
k. Setelah transfusi :
b.Hipersensitif l. Reaksi hemolitik lambat
m. Post-transfusion purpura
c.Febrile non hemolytic reaction n. Graft versus host disease (gvhd)
d.Overload cairan o. Overload besi khususnya pada transfusion-dependent
patient
e.Anafilaksis p. Penularan infeksi menular lewat transfusi darah seperti
HIV, HBV, HCV, sifilis, malaria, CMV, atau lainnya
f. Hemolisis intravaskuler akut (toxoplasmosis, epstein-barr virus, chagas disease,
brucellosis, human parvovirus B19, infectious
g.Kontaminasi bakteri dan syok septik mononucleosis, dan lymes disease)
h.TRALI (transfusion-associated acute lung injury)
i. Komplikasi metabolik (hiperkalemia, toksisitas sitrat dan
hipokalsemia)
SKRINING GOLONGAN DARAH
Salah satu pemeriksaan laboratorium rutin untuk setiap wanita hamil saat kunjungan pertama
prenatal care adalah pemeriksaan golongan darah ABO dan rhesus serta skrining antibodi untuk
mendeteksi antibodi yang berpotensi menyebabkan hemolytic disease of the newborn (HDN).
Keuntungan dari pemeriksaan ini antara lain dapat mempersiapkan donor darah sesuai golongan
darah dan jika wanita hamil tersebut bergolongan darah rh(d) negatif maka dapat diberikan
anti(d) immuneglobulin sesuai indikasi. Pemberian anti(d) immune-globulin dosis 500mg/IM
kepada semua ibu dengan rh(d) negatif dalam 72 jam setelah persalinan jika bayi rh(d) positif, ini
merupakan upaya yang umumnya dilakukan untuk mencegah HDN. Tiga hal ini dapat
memberikan perlindungan sampai 4ml sel darah merah bayi.
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai