Anda di halaman 1dari 9

B.

Tranfusi Darah
1. Pengertian

Transfusi darah adalah proses menyalurkan darahatau produk berbasis darah dari
satu orang ke sistem peredaran orang lainnya. Transfusi darah berhubungan dengan
kondisi medis seperti kehilangan darah dalam jumlah besar disebabkan trauma,
operasi, syok dan tidak berfungsinya organ pembentuk sel darah merah.( A.
Harryanto Reksodiputro,1994).

2. Tujuan atau indikasi

a. Tujuan umum
Untuk memenuhi kebutuhan sel darah: eritrosit, leukosit, trombosit, plasma dan
protein tubuh

b. Tujuan khusus

1) Meningkatkan kemampuan darah dalam mengangkut oksigen (transfusi darah


dapat meningkatkan kadar Hb dalam darah, fungsi dari Hb adalah mengangkut
oksigen)
2) Memperbaiki volume darah tubuh.
3) Memperbaiki kekebalan dalam tubuh. Pemberian transfusi darah dapat
meningkatkan sistem kekebalan tubuh kita, hal ini karena dalam darah
mempunyain komponen leukosit yang berperan sebagai makrofag (pemakan
antigen atau zat asing)
4) Memperbaiki masalah pembekuan. Pemberian transfusi dapat meningkatkan
fungsi trombosit yang berperan penting dalam pembekuan darah, sehingga dapat
mencegah terjadinya perdarahan.

c. Indikasi
1) Pasien dengan kehilangan darah dalam jumlah besar (operasi besar, perdarahan
postpartum, kecelakaan dengan pendarahan hebat, luka bakar hebat, penyakit
kekurangan kadar Hb atau penyakit kelainan darah).
2) Pasien dengan syok hemoragi.

d. kontraindikasi

1) Pasien yang memiliki tekanan darah rendah


2) Tranfusi dengan golongan darah berbeda
3) Tranfusi dengan darah yang mengandung penyakit seperti, HIV/AIDS, Hepatitis
B

3. Darah Dan Produk Darah Untuk Tranfusi


Sebagian besar klien tidak membutuhkan tranfusi darah lengkap. Sering kali
tranfusi berupa komponen tertentu adalah tranfusi yang lebih tepat.
Produk Manfaat
Darah lengkap Tindak umum digunakan kecuali pada kasus perdarahan akut
yang ekstrem. Menggantikan volume darah dan semua produk
darah : SDM, Plasma, protein plasma, trombosit segar, dan
factor pembekuan lain
Sel darah merah Meningkatkan kemampuan darah dalam membawa oksigen
pada pasien anemia, pembedahan atau klien yang menderita
gangguan perdarahan lambat. Satu unit meningkat hematokrit
sekitar 4%
Sel darah merah Menggantikan darah setelah pembedahan elektif yang
otology direncanakan. Klien mendonorkan darahnya untuk tranfusi
otologi pada minggu 4-5 minggu sebelum pembedahan
Trombosit Menggantikan trombosit pada klien yang menderita gangguan
pendarahan atau deficit trombosit. Trombosit segar adalah
yang paling efektif
Plasma beku Memperbanyak volume darah dan memberikan factor
segar pembeku darah
Fraksi albumin Ekspander volume darah : memberikan protein plasma
dan protein
plasma
Factor Digunakan pada klien yang mengalami disifiensi factor
pembekuan pembeku. Masing-masing memberikan factor berbeda yang
darah dan terlibat dalam jalur pembekuan darah : kriopresipitas juga
kriopresipitat mengandung fibrinogen

4. Persiapan Tindakan Keperawatan


1. Persiapan pasien
- Jelaskan prosedur dan tujuan tranfusi darah yang akan dilakukan
- Jelaskan kemungkinan reaksi tranfusi darah yang kemungkinan terjadi dan
pentingnya melaporkan reaksi dengan cepat kepada perawat atau dokter
- Jelaskan kemungkinan reaksi lambat yang mungkin terjadi, anjurkan untuk
segera melapor apabila reaksi terjadi
- Apabila klien sudah dipasang infus, cek apakah set infusnya bisa digunakan
untuk pemberian transfuse
- Apabila klien belum dipasang infus, lakukan pemasangan
- Pastikan golongan darah pasien sudah teridentifikasi

2. Persiapan alat
- Standar Infus
- Set Transfusi (Tranfusi Set)
- Botol berisi NaCl 0,9%
- Produk darah yang benar sesuai program medis
- Pengalas
- Torniket
- Kapas alkohol
- Plester
- Gunting
- Kassa steril
- Betadine
- Sarung tangan

5. Langkah – langkah Tindakan Keperawatan


1. Fase orintasi
a. Salam terapeutik
b. Evaluasi / validasi kondisi klien
c. Kontrak: topic, waktu, tempat

2. Fase kerja

- Jelaskan prosedur yang akan dilakukan


- Cuci tangan
- Gantungkan larutan NaCl 0,9% dalam botol untuk digunakan setelah transfusi
darah
- Gunakan selang infus yang mempunyai filter (slang 'Y' atau tunggal).
- Lakukan pemberian infus NaCl 0,9% (baca: Prosedur pemasangan infus) terlebih
dahulu sebelum pemberian transfusi darah
- Lakukan terlebih dahulu transfusi darah dengan memeriksa identifikasi
kebenaran produk darah : periksa kompatibilitas dalam kantong darah, periksa
kesesuaian dengan identifikasi pasien, periksa kadaluwarsanya, dan periksa
adanya bekuan
- Buka set pemberian darah
a. Untuk slang 'Y', atur ketiga klem
b. Untuk slang tunggal, klem pengatur pada posisi off
- Cara transfusi darah dengan slang 'Y' :
a. Tusuk kantong NaCl 0,9%
b. Isi slang dengan NaCl 0,9%
c. Buka klem pengatur pada slang 'Y', dan hubungkan ke kantong NaCl 0,9%
d. Tutup/klem pada slang yang tidak di gunakan
e. Tekan sisi balik dengan ibu jari dan jari telunjuk (biarkan ruang filter terisi
sebagian)
f. Buka klem pengatur bagian bawah dan biarkan slang terisi NaCl 0,9%
g. Kantong darah perlahan di balik-balik 1 - 2 kali agar sel-selnya tercampur.
Kemudian tusuk kantong darah pada tempat penusukan yang tersedia dan
buka klem pada slang dan filter terisi darah
- Cara transfusi darah dengan slang tunggal :
a. Tusuk kantong darah
b. Tekan sisi balik dengan ibu jari dan jari telunjuk sehingga filter terisi
sebagian
c. Buka klem pengatur, biarkan slang infus terisi darah

- Hubungkan slang transfusi ke kateter IV dengan membuka klem pengatur bawah


- Setelah darah masuk, pantau tanda vital tiap 5 menit selama 15 menit pertama,
dan tiap 15 menit selama 1 jam berikutnya
- Setelah darah di infuskan, bersihkan slang dengan NaCl 0,9%
- Catat type, jumlah dan komponen darah yang di berikan
- Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

1. Fase terminasi
a. Evaluasi respon klien
b. Tindak lanjut
c. Kontrak: topic/waktu/tempat

6. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada tindakan


a. Observasi pasien sebelum dan sesudah tranfusi darah
b. Cek produksi darah
c. Cek reaksi dan alergi setelah tranfusi darah
- Gatal dan bintik-bintik merah pada kulit
- Menggigil
- Pusing
- Demam

7. Evaluasi Tindakan
a. TV dipertahankan dalam parameter yang ada untuk mempertahankan perfusi
sistemik
b. Mencegah infeksi nosokomial
c. Mencegah respon toksik pada antikoagulen
d. Pertahankan suhu tubuh pada batas normal

Referensi
A. Aziz Alimul Hidayat, S.Kp, “Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia”
Penulis: A. Aziz Alimul Hidayat, S,Kp, Musrifatul Uliyah, S.Kp; Editor: Monica
Ester.- Jakarta : EGC : 2004

Anda mungkin juga menyukai