Anda di halaman 1dari 9

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan masalah kesehatan yang terjadi saat ini, berdampak pada tuntutan dan kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan termasuk pelayanan keperawatan. Perawat dituntut untuk memenuhi

kebutuhan pasien secara holistik yaitu memenuhi kebutuhan pasien secara komprehensif yang meliputi kebutuhan biologis, psikologis, sosial, dan spiritual. Dengan terpenuhinya kebutuhan pasien secara holistik, menunjukkan terwujudnya fokus keperawatan yang sesuai dengan standar pelayanan keperawatan yang sesungguhnya. Salah satu upaya untuk mewujudkan kebutuhan holistik adalah dengan membangun citra perawat yang baik di mata pasien. Tetapi saat ini, Citra perawat belum terbentuk dengan sempurna hal ini disebabkan oleh belum teraplikasinya nilai-nilai profesional dari perawat termasuk perilaku caring sebagai inti dari keperawatan yang mengakibatkan rendahnya penghargaan bagi profesi keperawatan. Perawat melakukan pendekatan dan tindakan kepada pasien dengan berlandaskan perilaku caring. Sehingga setiap pasien yang melakukan kontak dengan perawat akan merasakan secara langsung dan mampu memberikan kesan dan tanggapan dalam sebuah persepsi perilaku perawat. Salah satu persepsi terhadap

pasien mengenai perawat

profesional adalah perawat yang tidak hanya mampu membangun

hubungan interpersonal, tetapi memiliki etik dan caring dalam pelayanan keperawatan (Liu, Moke & Wong, 2006 cit Dedi, Blacius & Setyowati). Rumah sakit Suaka Insan Banjarmasin adalah rumah sakit yang memiliki motto In mnibus Caritas dalam bidang keperawatannya yang merupakan wujud dari perilaku caring yang terdapat dalam Karatif faktor milik Jean Watson. Dengan berlandaskan perilaku caring, membuat rumah sakit ini menjadi salah satu rumah sakit yang memiliki pelayanan terbaik di Banjarmasin. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan BOR (Bed Occupation rate) setiap tahunnya (pada tahun 2009 sebesar 72%, tahun 2010 sebesar 73%, dan tahun 2011 sebesar 75%). Namun berdasarkan evaluasi mutu asuhan keperawatan di Rumah Sakit Suaka Insan periode Januari-Juli 2008, ditemui adanya keluhan pasien sebagai pengguna jasa. Pasien mengeluh adanya perawat yang kurang bijaksana saat menghadapi pasien, kehadiran perawat yang tidak tepat waktu, adanya perawat yang cerewet sehingga pasien merasa tidak nyaman dan stress. Semua keluhan ini, membuat pasien kecewa dan sering mengeluh (RSSI,2008). Hal ini dikuatkan kembali dengan hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada 15 orang pasien kelas III yang dirawat di bangsal medikal bedah yaitu: Untuk kehadiran perawat 10 pasien mengemukakan perawat tidak hadir tepat waktu disaat dibutuhkan oleh pasien sehingga kesigapan perawat masih kurang memuaskan, sedangkan 5 pasien mengatakan walau perawat sering terlambat pasien tetap mengerti akan keterlambatan perawat. Untuk rasa hormat yang diberikan oleh perawat kepada pasien,

15 pasien mengatakan bahwa perawat telah memiliki rasa hormat kepada pasien. Untuk perawat yang memiliki pengetahuan dan keterampilan 7 pasien mengatakan perawat sudah memiliki pengetahuan dan keterampilan yang baik, dan 8 pasien mengatakan perawat kurang proaktif dan bekerja berdasarkan perintah dari dokter saja selain itu perawat terkadang tidak tahu keadaan pasien dan kurang koordinasi antara perawat yang satu dengan perawat yang lainnya. Untuk perawat yang memiliki hubungan positif, 13 pasien mengatakan rata-rata perawat telah memiliki dan membina hubungan yang positif sejak pertama pasien dirawat, sedangkan 2 pasien mengatakan saat dirawat sering ditemui perawat yang cerewet dan tidak ramah kepada pasien sehingga hubungan yang positif tidak terbina. Untuk perawat yang perhatian dengan pengalaman orang lain, 15 pasien mengatakan perawat sudah menunjukkan tenggang rasa dan perhatian terhadap pengalaman pasien. Berdasarkan keluhan yang didapatkan pada studi pendahuluan dan laporan evaluasi mutu asuhan keperawatan, menunjukkan adanya kesenjangan dalam pelayanan dan perilaku keperawatan dengan pelayanan keperawatan yang tersirat di dalam motto keperawatan Rumah Sakit Suaka Insan Banjarmasin. Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan diatas, menjelaskan secara deskriptif untuk

fenomena yang terjadi, maka peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian mengenai gambaran persepsi pasien kelas III medikal bedah tentang perilaku caring perawat melalui

perspektif karatif faktor Jean Watson di Rumah Sakit Suaka Insan Banjarmasin Tahun 2012. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah utama dalam penelitian yaitu: Bagaimanakah gambaran persepsi pasien kelas III medikal bedah tentang perilaku caring perawat melalui perspektif karatif faktor menurut Jean Watson di Rumah Sakit Suaka Insan Banjarmasin tahun 2012?

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui Bagaimana gambaran persepsi pasien kelas III

medikal bedah tentang perilaku caring perawat melalui perspektif karatif faktor Jean Watson di Rumah Sakit Suaka Insan Banjarmasin tahun 2012. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui gambaran persepsi pasien kelas III medikah bedah tentang kehadiran perawat di Rumah Sakit Suaka Insan Banjarmasin tahun 2012. b. Mengetahui gambaran persepsi pasien kelas III medikal bedah tentang rasa hormat pada perawat di Rumah Sakit Suaka Insan Banjarmasin tahun 2012.

c. Mengetahui gambaran persepsi pasien kelas III medikal bedah tentang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang

profesional pada perawat di Rumah Sakit Suaka Insan Banjarmasin tahun 2012. d. Mengetahui gambaran persepsi pasien kelas III medikal bedah tentang hubungan yang positif pada perawat di Rumah Sakit Suaka Insan Banjarmasin tahun 2012. e. Mengetahui gambaran persepsi pasien kelas III medikal bedah tentang perhatian dengan pengalaman orang lain pada perawat di Rumah Sakit Suaka Insan Banjarmasin tahun 2012.

D. Manfaat Penelitian Penelitian ini penting karena hasil temuannya bermanfaat secara: 1. Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat membuktikan dan

menguatkan implikasi positif dari teori dan konsep dalam ilmu kesehatan terutama perilaku caring dalam keperawatan. 2. Praktis a. Bagi peneliti Penelitian ini menjadikan dasar pengembangan diri penulis dalam menerapkan perilaku caring dengan tambahan pengetahuan sehingga penulis lebih dekat dan lebih memahami masalahmasalah yang ada di lingkup dunia keperawatan yang berkaitan

dengan perilaku caring agar mampu bertindak sebagai tenaga perawat yang profesional. b. Bagi institusi pendidikan Penelitian ini dapat memberi masukan bagi institusi pendidikan untuk dapat mengembangkan materi Caring dalam mata kuliah Development Nursing Conceps dalam bidang keperawatan dan Nursing research. c. Bagi Rumah Sakit Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan oleh Rumah Sakit Insan Suaka

Banjarmasin sehingga dapat memberi sumbangan saran

untuk intervensi terbaik dalam pelayanan kepada pasien yang terkait perilaku caring. d. Bagi Perawat Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam membantu perawat mengembangkan aplikasi teori keperawatan Watson Human Caring secara langsung di lingkup keperawatan dengan membangun hubungan interpersonal dengan pasien dan keluarga, sehingga dapat menjadi perawat profesional yang menjadi pilihan utama masyarakat dan meningkatkan wajah keperawatan ditengah perkembangan teori keperawatan.

e. Bagi Pasien Diharapkan pasien yang dirawat dapat saling bekerja sama dalam mewujudkan perawatan kesehatan dan peningkatan

kesehatan setelah menjalani perawatan oleh perawat yang telah memiliki perilaku caring.

E. Keaslian Penelitian Penelitian yang berjudul Gambaran persepsi pasien kelas III

medikal bedah tentang perilaku caring perawat melalui perspektif Karatif faktor Jean Watson di Rumah Sakit Suaka Insan Banjarmasin tahun 2012, belum pernah diteliti sebelumnya. Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap judul ini dengan menggunakan metode kuantitatif. Penelitian lain yang berhubungan dengan topik peneliti adalah: 1. Abi Muchlisin dan Burhannudin Ikhsan (2008) dengan judul

Aplikasi model konseptual caring Jean Watson (Transpersonal Human Caring) dalam Asuhan Keperawatan. Hasil dari penelitian ini mengemukakan perilaku caring seharusnya tercermin dari hubungan antara perawat dan pasien, bukanlah menjadi suatu alasan akibat peningkatan beban kerja yang tinggi atau pengaturan manajemen asuhan keperawatan yang kurang baik. Karena pelaksanaan caring akan membawa peningkatan bagi kualitas asuhan keperawatan yang diberikan untuk pasien. Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan teori Jean

Watson. Perbedaan dengan penelitian ini adalah fokus penelitian yaitu penelitian ini bertujuan untuk menilai aplikasi teori Jean Watson dalam asuhan keperawatan sedangkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti bertujuan untuk mengetahui persepsi pasien tentang perilaku caring perawat, selain itu kedua penelitian ini berbeda dalam hal tempat dan waktu penelitiannya. 2. Chrisnawati (2011) dengan judul A relational Analysis on The Caring Efficacy and The caring Behaviors of Nurses in Suaka Insan Banjarmasin Hospital in Indonesia. Penelitian studi ini

menggunakan

rancangan

kuantitatif-kualitatif

analisis

korelasi. Hasil penelitian ditemukan perilaku caring yang ditunjukan oleh perawat di bangsal medikal bedah Rumah Sakit Suaka Insan Banjarmasin dalam rentang tingkat yang sangat baik. Sedangkan Caring efikasi dari perawat berada dalam rentang baik. Hasil penelitian juga menunjukkan tidak adanya hubungan dan perbedaan yang signifikan antara karakteristik responden dengan perilaku caring perawat dan caring efikasi. Perbedaan dengan

penelitian peneliti adalah membahas tentang persepsi pasien kelas III medikal bedah tentang perilaku caring perawat melalui perspektif Karatif faktor Jean Watson di Rumah Sakit Suaka Insan Banjarmasin dengan waktu yang berbeda, dan tidak menggunakan metode Kualitatif. Persamaannya adalah metode penelitian bersifat kuantitatif dan teknik pengambilan sampling menggunakan

purposive sampling dilaksanakan pada tempat yang sama yaitu Rumah Sakit Suaka Insan Banjarmasin.

Anda mungkin juga menyukai