Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH NILAI-NILAI PANCASILA

SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA DI ERA GLOBALISASI

Disusun Oleh:

1. CHANTHY TRI LESTARI_I1B021003


2. RIZKI AMALIA_I1B021059
3. UMI SHALIHATUN_I1B021087

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PURWOKERTO

2021/2022
HALAMAN PENGESAHAN

Makalah ini diajukan untuk memenuhi penugasan kelompok mata kuliah


Pancasila

Disusun Oleh:

1. CHANTHY TRI LESTARI_I1B021003


2. RIZKI AMALIA_I1B021059
3. UMI SHALIHATUN_I1B021087

Makalah ini memenuhi persyaratan sebagai makalah Pancasila Sebagai Ideologi


Bangsa dan Negara Indonesia.

Purwokerto, Senin 13 September 2021

Disetujui,

Pembimbing Akademik
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb
Alkhamdulillah wasyukurillah, segala puji syukur kita panjatkan atas
kehadirat Allah SWT, Yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya kepada
kita semua sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat beserta
salam sealu tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad SAW, Beserta keluarga-
Nya, sahabat-sahabat-Nya dan kita selaku umat-Nya hingga akhir zaman.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, hal
ini karena kemampuan dan pengalaman kami yang masih ada dalam kebatasan.
Untuk itu, kami mengharapkan saran dan kritik yangsifatnya membangun, demi
perbaikan dalam makalah ini yang akan datang.

Semoga makalah ini bermanfaat sebagai sumbangsih penulis demi


menambah pengetahuan terutama bagi pembaca umumnya dan bagi penulis
khususnya.

Akhir kata penulis sampaikan terimakasih semoga Allah SWT senantiasa


meridhai segala urusan kita. Aamiin.

Wassalamu’alaikum wr.wb
DAFTAR ISI

Table of Contents
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. 2
KATA PENGANTAR ............................................................................................ 3
DAFTAR ISI .......................................................................................................... 4
ABSTRAK .............................................................................................................. 5
BAB I ...................................................................................................................... 6
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 6
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 7
1.3 Tujuan ............................................................................................................ 7
1.4 Manfaat .......................................................................................................... 8
BAB II ..................................................................................................................... 9
2.1 Tantangan Pancasila sebagai Ideologi Negara di Era Globalisasi ................ 9
2.1.1 Faktor Penyebab Lunturnya Nilai-Nilai Pancasila ................................. 9
2.1.2 Penyimpangan Nilai Pancasila.............................................................. 10
2.2 Implementasi Nilai-Nilai Pancasila di Era Globalisasi ............................... 12
2.2.1 Penerapan Nilai-Nilai Pancasila Di Kehidupan Sehari-hari ................. 14
BAB III ................................................................................................................. 17
3.1 Kesimpulan .................................................................................................. 17
3.2 Saran ............................................................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 18
ABSTRAK

Pancasila sebagai dasar negara mempunyai nilai-nilai keseimbangan


hukum, yaitu nilai Ketuhanan (moral religius), nilai kemanusiaan (humanisme),
dan nilai kemasyarakatan (nasionalisme dan keadilan sosial). Pancasila sebagai
ideologi negara merupakan konsep-konsep dasar yang memberikan arah dan
tujuan dalam mencapai cita-cita bangsa dan negara. Cita-cita bangsa dan negara
yang berlandaskan Pancasila dipancarkan dalam alinea kedua Pembukaan UUD
1945, yaitu : bersatu berdaulat adil dan makmur. Dengan bekal bersatu untuk
mencapai tujuan masyarakat adil dan makmur dengan sistem berdaulat.

Globalisasi membawa perubahan-perubahan dalam tatanan dunia


internasional yang pengaruhnya langsung terhadap perubahan-perubahan di
berbagai negara. Kondisi tersebut tentu akan berdampak pada nilai-nilai bangsa.
Terdapat penyimpangan nilai yang masif dan membuat jati diri bangsa luntur,
bahkan perlahan menghilang. Hal ini mengungkapkan bahwa, sejauh masa
globalisasi ini muncul, masyarakat Indonesia telah banyak meninggalkan nilai-
nilai pancasila. Adapun cara menggugah implementasi pancasila di era global
adalah dengan menerapkan pendidikan kewarganegaraan dan pancasila di setiap
lini pendidikan, melaksanakan hari besar dan memberikan nilai-nilai Pancasila
pada masyarakat, melakukan pertunjukan seni berkarakter nasionalis. Dengan cara
tersebut masyarakat diharapkan menyerap setiap nilai pancasila dan mampu
mengamalkan nilai-nilai tersebut di keseharian masyarakat.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ideologi dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan tentang ide-ide atau


ajaran tentang pengertian-pengertian dasar. Pancasila merupakan salah satu
ideologi dunia yang dianut oleh bangsa Indonesia. Nilai-nilai yang terkandung
dalam ideologi pancasila dianggap sebagai pertimbangan budaya, nilai dan
kebudayaan masyarakat Indonesia sehingga pancasila dipandang sesuai jika
diterapkan sebagai ideologi resmi negara Indonesia.
Nilai-nilai dan cita-citanya bersumber dari kekayaan budaya itu sendiri.
Artinya nilai-nilai yang terkandung di dalamnnya bukan nilai-nilai impor yang
datang dari luar negeri. Ideologi terbuka tumbuh dan berkembang dari dalam
jiwa-jiwa masyarakat lokal nasional yang murni kemunculannya pun dapat
diterima oleh golongan masyarakat.
Jika di lihat satu per satu sila-sila yang terkandung dalam Pancasila itu
maka akan jelas positioning Pancasila sebagai salah satu Ideologi dunia yang
dianut oleh masyarakat Indonesia.
1.Ketuhanan (Religiousitas): Nilai religius yaitu nilai yang terkait dengan suatu
hal yang dianggapnya memiliki kemampuan sakral, suci, agung dan mulia
2. Kemanusiaan: Kemanusiaan yang adil dan beradab, yaitu pembentukan satu
kesadaran dari kedisiplinan, jadi sebagai kehidupan, karena tiap-tiap manusia
memiliki potensi untuk jadi manusia,yakni manusia yang beradab
3. Persatuan (Kebangsaan) Indonesia: Persatuan yaitu paduan yang terdiri atas
bagian-bagian, kehadiran Indonesia dan bangsanya di muka bumi ini bukan hanya
untuk bersengketa
4. Permusyawaratan dan Perwakilan: Jadi makhluk sosial, manusia memerlukan
hidup dengan orang lain, didalam interaksi itu umumnya terjadi kesepakatan. dan
saling menghormati satu sama lain atas tujuan dan keperluan yang sama dan
bergandengan
5. Keadilan sosial yaitu nilai yang menjungjung norma menurut ketidak
berpihakan, keseimbangan dan pemerataan.
Sekarang ini banyak lunturnya nilai-nilai pancasila sebagai idoelogi negara
pada masyarakat dan generasi muda karena dampak buruk globalisasi. Keadaan
yang demikian sangat memprihatinkan dan perlu perhatian khusus karena mereka
adalah generasi penerus bangsa yang akan membangun negara Indonesia untuk
maju. Untuk itu perlu pembenahan-pembenahan agar generasi penerus yang
mendatang memiliki dasar dan tujuan yang baik. Kelangsungan hidup negara
Indonesia di era globlalisasi, mengharuskan kita untuk mengupayakan penerapan
nilai-nilai Pancasila, agar generasi penerus bangsa yang akan datang tetap dapat
menghayati dan mengamalkannya dan nilai-nilai yang luhur itu tetap menjadi
pedoman bangsa Indonesia sepanjang masa.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis memandang perlu untuk
diadakan penulisan yang berjudul “Makalah Nilai-nilai Pancasila sebagai Ideologi
Bangsa di Era Globalisasi”.

1.2 Rumusan Masalah


Setiap mengadakan penulisan tentunya harus ada perumusan masalah.
Perumusan ini mempermudahkan penulis dalam meneliti masalah yang akan
diteliti. Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah
penulisan ini sebagai berikut:
1. Bagaimana tantangan pancasila sebagai ideologi negara di era
globalisasi?
2. Bagaimana implementasi nilai-nilai pancasila yang harus dilaksanakan
di era globalisasi?

1.3 Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah di atas maka dapat
dirumuskan tujuan dalam penulisan ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui tantangan pancasila sebagai ideologi negara di era
globalisasi.
2. Untuk memahami implementasi nilai-nilai pancasila yang harus
dilaksanakan di era globalisasi
1.4 Manfaat
Dalam penulisan ini penulis mengharapkan memberikan manfaat yang
sangat berguna, diantara manfaat tersebut adalah:
a. Menambah pengetahuan mengenai tantangan nilai-nilai ideologi pancasila
di era globalisasi.
b. Pengembangan implementasi mengenai nilai-nilai ideologi pancasila di era
globalisasi.
c. Hasil penulisan ini dapat digunakan sebagai pedoman untuk kegiatan
penulisan selanjutnya
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Tantangan Pancasila sebagai Ideologi Negara di Era Globalisasi


Situasi sekarang dimana mulai menipiskan jati diri bangsa. Dalam kondisi
saat ini, para penerus bangsa belum benar-benar menerapkan nilai-nilai pancasila
sebagai ideologis bangsa. Masyarakat negeri ini cenderung mereduksi
nasionalismenya dan beralih ke peradaban asing yang dianggap lebih menarik dan
modern.

Tantangan terbesar negara di dunia global ini adalah melunturnya nilai-


nilai kebangsaan negara. Hal ini disebabkan oleh semakin banyaknya budaya
asing yang masuk ke. Namun, dalam praktiknya tidak ada filter untuk memetakan
budaya mana baik untuk diserap dan budaya mana yang kurang baik untuk
diserap. Oleh karena itu, Pancasila diharapkan dapat berperan sebagai filter dalam
proses implementasinya untuk menjauhkan masyarakat negara dari hal-hal buruk
akibat globalisasi.

2.1.1 Faktor Penyebab Lunturnya Nilai-Nilai Pancasila


1. Faktor Internal
a. Pemerintahan pada zaman reformasi yang jauh dari harapan para
pemuda, sehingga membuat mereka kecewa pada kinerja
pemerintah saat ini. Terkuaknya kasus-kasus korupsi, penggelapan
uang Negara, dan penyalahgunaan kekuasaan oleh para pejabat
Negara membuat para pemuda enggan untuk memerhatikan lagi
pemerintahan.
b. Sikap keluarga dan lingkungan sekitar yang tidak mencerminkan
rasa nasionalisme dan patriotisme, sehingga para pemuda meniru
sikap tersebut. Para pemuda merupakan peniru yang baik terhadap
lingkungan sekitarnya.
c. Demokratisasi yang melewati batas etika dan sopan santun dan
maraknya unjuk rasa, telah menimbulkan frustasi di kalangan
pemuda dan hilangnya optimisme, sehingga yang ada hanya sifat
malas, egois dan, emosional.
d. Tertinggalnya Indonesia dengan Negara-negara lain dalam segala
aspek kehidupan, membuat para pemuda tidak bangga lagi menjadi
bangsa Indonesia.
2. Faktor Eksternal
a. Cepatnya arus globalisasi yang berimbas pada moral pemuda.
Mereka lebih memilih kebudayaan Negara lain, dibandingkan
dengan kebudayaanya sendiri, sebagai contohnya para pemuda
lebih memilih memakai pakaian-pakaian minim yang
mencerminkan budaya barat dibandingkan memakai batik atau
baju yang sopan yang mencerminkan budaya bangsa Indonesia.
Para pemuda kini dikuasai oleh narkoba dan minum-minuman
keras, sehingga sangat merusak martabat bangsa Indonesia.
b. Paham liberalisme yang dianut oleh negara-negara barat yang
memberikan dampak pada kehidupan bangsa. Para pemuda meniru
paham libelarisme, seperti sikap individualisme yang hanya
memikirkan dirinya sendiri tanpa memperhatikan keadaan sekitar
dan sikap acuh tak acuh pada pemerintahan.
c. Semakin hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri.
Sebab, sudah semakin banyaknya produk luar negeri baik berupa
makanan, pakaian dan sebagainya, yang membanjiri dunia pasar di
Indonesia. Masyarakat Indonesia yang cenderung menggunakan
produk luar negeri. Mereka merasa kalau memakai produk dalam
negeri akan terlihat kuno, jadul, dan kurang berkualitas. Padahal
produk-produk dalam negeri kualitasnya tidak kalah dengan luar

2.1.2 Penyimpangan Nilai Pancasila


a. Penyimpangan dari Sila Pertama
Setiap orang berhak untuk melakukan atau tidak melakukan
suatu kegiatan tertentu, tetapi dari sudut pancasila, pelaksanaan
ibadah adalah tanggung jawab setiap orang yang bertakwa. Ada
banyak bentuk penyimpangan sila pertama, antara lain:
1) pelanggaran aturan agama, 2) meninggalkan ibadah, 3)
memperlakukan diri sebagai Tuhan dan rasul, 4) meninggalkan
agama, dan sebagainya.
Perintah pertama dengan jelas menyatakan bahwa
"Ketuhanan Yang Maha Esa" berarti bahwa setiap orang berhak
dan wajib untuk memiliki agama sebagai suatu kepercayaan. Selain
itu, dari sila pertama ini dapat dikatakan bahwa Indonesia memiliki
masyarakat yang mayoritas beragama.
b. Penyimpangan dari Sila Kedua
Pada sila kedua berfokus pada sisi humanis. Di era
sekarang, masyarakat Indonesia sering melanggar sila kedua.
Masyarakat Indonesia di era sekarang sudah menjadi hal yang
lumrah dan praktik yang tidak manusiawi. Hal ini tentu sangat
bertentangan dengan sila kedua Pancasila.
Contoh bentuk pelanggaran sila kedua Pancasila di era
globalisasi adalah; 1) pembunuhan, 2) penganiayaan, 3)
perbudakan modern, 4) perampokan, 5) penjarahan dan kejahatan
lainnya.
c. Penyimpangan dari Sila Ketiga
Penyimpangan sila ketiga dapat dilihat pada penurunan
nilai-nilai persatuan nasional. Setiap kelompok masyarakat
mewakili kelompoknya sendiri. Prinsip individualisme bahkan
rasisme sekarang kin mulai membabi buta. Orang-orang sudah
tidak canggung lagi memaki dan memperlakukan kelompok lawan
lain yang bertentngan sebagai saingan.
Contoh bentuk dari pelanggaran perintah ketiga dapat
dilihat dari: 1) jumlah konflik antar warga dari, 2) meningkatnya
penganiayaan terhadap etnis minoritas, 3) meningkatnya masalah
ras, dan sebagainya. Kondisi di atas melambangkan kemerosotan
persatuan bangsa dan pelanggaran nyata pancasila.
d. Penyimpangan dari Sila Keempat
Sila keempat secara umum berkaitan dengan kepemimpinan
dan bentuk organisasi di Indonesia. Sebagai negara yang majemuk,
pancasila mengakomodasi semua golongan dengan menerapkan
bentuk pemerintahan yang berorientasi pada rakyat, kebijaksanaan,
dan permusyawaratan/perwakilan. Namun, dalam praktiknya,
pemerintah termasuk organisasi dan kelompok beroperasi menurut
sistem keuntungan pribadi.
Ada banyak contoh yang menunjukkan bahwa sila keempat
ini terdapat banyak pelanggaran. Dianataranya banyak kasus
korupsi, kolusi dan nepotisme adalah bentuk pelanggaran yang
sebenarnya dari sila keempat. Kepentingan pribadi digunakan
untuk memandu pelaksanaan nasional. Meskipun ada beberapa
pemimpin yang jujur dan adil, praktik-praktik kotor yang
digambarkan di atas tampaknya telah menjadi rahasia umum dalam
masyarakat Indonesia
e. Penyimpangan dari Sila Kelima
Sila kelima menyinggung tentang keadilan bagi seluruh
rakyat Indonesia. Namun dalam praktiknya, Indonesia masih
menunjukkan pola yang tidak adil di banyak sektor. Pendidikan,
kesehatan, dan praktik sosial telah mencerminkan ketidakadilan.
Dalam praktik pendidikan, masih terdapat anak kurang mampu
yang tidak bersekolah. Dari segi kesehatan, masih banyak orang
miskin yang terpaksa minum obat bebas karena tidak bisa berobat
ke RS.
Indonesia memiliki sistem Kartu Indonesia Sehat. Namun
dalam pelaksanaan, masih ada beberapa rumah sakit dan dinas
kesehatan yang menolak pasien miskin karena pemerintah belum
membayar anggaran kesehatan Kartu Indonesia Sehat.

2.2 Implementasi Nilai-Nilai Pancasila di Era Globalisasi


Globalisasi adalah tantangan bagi Indonesia. Sebagai negara berkembang,
Indonesia harus menghadapi masalah moral dan nasionalisme yang semakin
punah karena globalisasi. Sebagai jalan keluar, Indonesia dapat menanamkan
ideologi pancasila pada generasi berikutnya.

Pemberian paham pancasila dapat dibuat di berbagai bidang pendidikan.


Akan tetapi, pemberian paham yang paling efektif dapat dilakukan di pendidikan
formal seperti sekolah dan sejenisnya. Dengan pengiriman pemahaman ini,
penerus bangsa, atau bahkan masyarakat umum, dapat memiliki pemahaman
tentang nasionalisme, yang cukup baik. Setidaknya, dengan kondisi ini, nilai-nilai
global yang bertentangan dengan sisi nasionlis akan sedikit terpinggirkan.

Penanaman nilai-nilai pancasila secara umum tidak hanya terbatas pada


pendidikan formal. Pada beberapa waktu, penanaman nilai dasar pancasila juga
dapat dibuat menggunakan momen hari nasional. Penggunaan momen hari
nasional dilakukan dengan membawa agenda khusus, yang dalam implementasi
agenda tersebut ditanam kegiatan yang menaikkan nilai nasionalisme. Namun,
aplikasi penanaman nilai pancasila dengan cara ini tidak dapat dilakukan oleh
seorang diri, tetapi membutuhkan pembimbing seperti guru dan dosen. Melalui
bimbingan guru atau dosen, mahasiswa, mahasiswa atau masyarakat umum dapat
menerima penjelasan dari setiap nilai yang terkandung dalam hari nasional.

Cara terbaik untuk melakukannya adalah dengan memberikan


pengalaman, ilmuwan, analogi, kebijaksanaan yang terkandung dalam semua
fenomena nasional. Salah satu cara untuk memupuk semangat nasionalis dengan
mengajak masyarakat untuk membeli dan mengkonsumsi produk dalam negeri.
Di sisi lain dengan membeli produk dalam negeri, seacara tidak langsung
mendukung pergerakan perekonomian rakyat. Cara lainnya ,yaitu menegakkan
dan mengaplikasikan nilai-nilai pancasila dengan sungguh-sungguh. Menegakkan
serta mengaplikasikan anjuran agama dengan sungguh-sungguh. Mengaktualkan
kekuasaan hukum, menanamkan dan melaksanakan hukum dalam arti sebenar-
benarnya dan seadil- adilnya.

Menumbuhkan semangat nasionalisme tidak berhenti dalam apa yang


diberikan sebelumnya. Ada banyak cara yang bisa dilakukan orang, tergantung
pada kemampuan setiap masyarakat contohnya, 1) memberikan sosialisasi kepada
publik tentang pentingnya nasionalisme, 2) meningkatkan semangat gotong
royong, 3) membentuk asosiasi dan organisasi yang berorientasi pada rakyat, 4)
untuk memperingati setiap hari nasional dengan diskusi nasionalis, 5)
pertunjukan seni dengan tajuk nasionalisme dan lain lain

Di era globalisasi seperti ini yang menjadi masalah bukanlah pada


seberapa baik penerapan itu dilakukan, tapi lebih pada bagaimana masyarakat
tertarik pada kegiatan dan pergerakan yang berkarakter nasionalis. Melalui upaya-
upaya di atas, jika dilakukan dengan berkelanjutan, masyarakat akan memiliki sisi
nasionalis yang baik. Sehingga, pada tahap selanjutnya, masyarakat akan dapat
dengan mudah menerapkan nilai yang telah tertanam dalam Pancasila.

2.2.1 Penerapan Nilai-Nilai Pancasila Di Kehidupan Sehari-hari


1) Sila Pertama
 Percaya serta Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai agama
serta kepercayaan masing-masing.
 Hormat menghormati dan bekerja sama antara pemeluk agama dan
para penganut kepercayaan, walau berbeda-beda.
 Saling menghormati kebebasan dalam menjalankan ibadah sesuai
agama serta kepercayaan masing-masing.
 Jangan memaksakan suatu agama atau kepercayaan terhadap orang
lain.
 Mempunyai sikap toleransi antarumat beragama lain.
 Tidak bersikap rasis terhadap pemeluk agama yang berbeda
kepercayaan.
 Menyayangi binatang, merawat tumbuh-tumbuhan, serta selalu
menjaga kebersihan, dan lainnya.

2) Sila Kedua

 Senantiasa menjaga adab atau kesopanan, kehalusan dan kebaikan


budi pekerti kita di dalam berbagai kondisi.
 Mengadakan gerakan penghijauan di lingkungan tertentu
khususnya tempat tinggal dan lainnya.
 Mengakui persamaan derajat, hak, serta kewajiban antarsesama
manusia.
 Saling mencintai, menghargai, dan menghormati sesama manusia.
 Tidak bertindak semena-mena terhadap orang lain.

 Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.


 Berani dalam membela kebenaran serta keadilan.

3) Sila Ketiga
 Cinta pada tanah air untuk menjaga persatuan dan kesatuan di
tengah masyarakat karena menyadari bahwa kita bertanah air yang
satu, Indonesia.
 Mencintai dan mengonsumsi produk dalam negeri agar
perekonomian di dalam negara menjadi lebih maju.
 Mengutamakan segala kepentingan negara yang dilakukan untuk
mewujudkan tujuan pembangunan nasional Indonesia.
 Menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan bangsa atau
negara di atas kepentingan pribadi atau golongan.
 Rela berkorban demi kepentingan bangsa.
 Cinta tanah air dan bangsa atau negara.
 Bangga sebagai persatuan Bangsa Indonesia dan bertanah air di
Indonesia.
 Memajukan sosialisasi dan kesatuan bangsa yang berbhineka
tunggal ika.
 Bangga menggunakan bahasa persatuan dalam kehidupan sehari-
hari yaitu bahasa Indonesia.

4) Sila Keempat
 Keputusan diambil berdasarkan musyawarah untuk mencapai
mufakat dilaksanakan bersifat kekeluargaan.
 Mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan serta
meningkatkan kesadaran akan tanggung jawab para pengambil
keputusan di dalam pengelolaan lingkungan hidup tersebut.
 Mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan serta
meningkatkan kesadaran akan hak serta tanggung jawab
masyarakat di dalam pengelolaan lingkungan hidup tersebut.
 Mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan serta
meningkatkan kemitraan usaha.
 Tidak memaksakan kehendak orang lain
 Tidak melakukan paksaan pada orang lain agar orang menyetujui
apa yang kita katakan atau lakukan. Begitu pula sebaliknya, tidak
ada yang dapat memaksakan kehendaknya pada kita.
 Menghormati hasil musyawarah sekalipun bertentangan dengan
pendapat kita dan melaksanakannya dengan sepenuh hati.

5) Sila Kelima
 Meningkatkan kepekaan sosial dengan mengadakan kegiatan yang
dapat membantu sesama, seperti bakti sosial, donor darah, konser
amal, dan lain sebagainya.
 Berusaha untuk adil dalam aktivitas apa pun yang kita lakukan dan
seperti apa pun orang yang kita hadapi, jangan sampai kita
memberikan perlakuan yang tidak adil pada siapa pun.
 Tidak mengganggu orang lain dengan apa pun yang kita lakukan
dan menegur siapa pun yang mengganggu ketertiban dan
keamanan di tengah masyarakat.
 Menghargai karya atau hasil karsa cipta yang dimiliki orang lain.
Hargai pula karya yang kita hasilkan sendiri.
 Berani memperjuangkan keadilan baik untuk diri sendiri maupun
untuk orang lain dan membantu orang lain untuk memperjuangkan
keadilan.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pancasila merupakan salah satu ideologi dunia yang dianut oleh bangsa
Indonesia. Nilai-nilai yang terkandung dalam ideologi pancasila dianggap sebagai
pertimbangan budaya, nilai dan kebudayaan masyarakat Indonesia sehingga
pancasila dipandang sesuai jika diterapkan sebagai ideologi resmi negara
Indonesia. Namun Sekarang ini banyak lunturnya nilai-nilai pancasila sebagai
idoelogi negara pada masyarakat dan generasi muda. Keadaan yang demikian
sangat memprihatinkan dan perlu perhatian khusus karena mereka adalah generasi
penerus bangsa yang akan membangun negara Indonesia untuk maju. Hal ini
disebabkan oleh semakin banyaknya budaya asing yang masuk ke Indonesia.
Namun, dalam praktiknya tidak ada filter untuk memetakan budaya mana baik
untuk diserap dan budaya mana yang kurang baik untuk diserap. Oleh karena itu,
Pancasila diharapkan dapat berperan sebagai filter dalam proses implementasinya
untuk menjauhkan masyarakat negara dari hal-hal buruk akibat globalisasi.
Implementasi nilai-nilai pancasila di era globalisasi dapat dilakukan dengan
berbagai hal mulai dari Pemberian paham pancasila maupun Menumbuhkan
semangat nasionalisme.

3.2 Saran
Saran yang diberikan oleh penulis untuk generasi muda Indonesia adalah
marilah bersama-sama mengimplementasikan nilai-nilai pancasila dalam
kehidupan sehari-hari, dan pandai menyaring budaya yang masuk dari luar tanpa
terkecuali. Agar kita bisa menerapkan Pancasila sebagai Ideologi Bangsa dan
Negara.
DAFTAR PUSTAKA

Rahman, A. (2018). Nilai Pancasila Kondisi Dan Implementasinya Dalam


Masyarakat Global. Syntax Literate; Jurnal Ilmiah Indonesia, 3(1), 34-48.

Asmaroini, A. P. (2016). Implementasi Nilai-Nilai Pancasila Bagi Siswa Di Era


Globalisasi. Citizenship Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan, 4(2),
440-450.

Hidayat, N. A. S. N., & Dewi, D. A. (2021). Meningkatkan Kesadaran Generasi


Muda Terhadap Implementasi Nlai-Nilai Pancasila di Era
Globalisasi. EduPsyCouns: Journal of Education, Psychology and
Counseling, 3(1), 50-57.

Lestari, E. Y. (2019). Menumbuhkan kesadaran nasionalisme generasi muda di


era globalisasi melalui penerapan nilai-nilai Pancasila. ADIL Indonesia
Journal, 1(1).

Nugroho, F., 2021. Contoh-Contoh Penerapan Pancasila dalam Kehidupan


Bermasyarakat. [online] bola.com. Available at:
<https://www.bola.com/ragam/read/4613895/contoh-contoh-penerapan-
pancasila-dalam-kehidupan-bermasyarakat> [Accessed 18 September
2021].

Anda mungkin juga menyukai