Dosen Pengampu :
Diusulkan Oleh :
Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan banyak nikmatnya kepada kami sehingga atas berkat dan rahmat serta
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Pancasila
Sebagai Ideologi Nasional” ini sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.
Terima kasih kami sampaikn juga kepada dosen Pendidikan Pancasila yang
telah memberikan kesempatan bagi kami untuk mengerjakan tugas ini, sehingga kami
menjadi lebih mengerti dan memahami tentang ideologi. Tak lupa kami juga
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh anggota yang telah
bekerja sama dalam upaya penyelesaian makalah ini.
Makalah ini disusun guna memenuhi salah satu syarat penilaian mata kuliah
Pendidikan Pancasila di Universitas Madura. Penyusunan makalah ini tidak
bermaksud untuk mengubah materi yang telah tersusun. Namun, hanya
membandingkan beberapa materi yang sama dari berbagai referensi. Dan semoga bisa
memberi tambahan pengetahuan bagi kita semua.
Kelompok 3
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...........................................................................................................1
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................3
A. Latar Belakang.............................................................................................3
B. Tujuan..........................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................4
A. PENGERTIAN IDEOLOGI........................................................................4
a. Arti Ideologi....................................................................................4
b. Definisi Ideologi..............................................................................5
c. Fungsi Ideologi................................................................................5
B. PENGERTIAN ASAL MULA PANCASILA............................................6
a. Asal Mula Pancasila........................................................................6
b. Filsafat Pancasila.............................................................................7
c. Landasan Pancasila..........................................................................7
C. PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NASIONAL...................................7
a. Pancasila Ideologi Nasional.............................................................7
b. Klasifikasi Pancasila sebagai Ideologi Nasional.............................8
c. Dimensi Pancasila sebagai Ideologi Nasional.................................9
d. Nilai-nilai Pancasila sebagai Ideologi Nasional..............................9
BAB III PENUTUP.................................................................................................11
a. Kesimpulan......................................................................................11
b. Saran................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap bangsa dan negara ingin berdiri kokoh, kuat, dan tidak mudah
terombang-ambing oleh kerasnya persoalan hidup berbangsa dan bernegara tentu
perlu memiliki dasar negara dan ideologi negara yang kokoh dan kuat. Tanpa itu
maka bangsa dan negara akan rapuh, maka dari itu peran ideologi sngat penting untuk
sebuah negara.
Pengetahuan yang diperoleh dari makalah ini juga dapat dijadikan bekal
keterampilan menganalisis dan bersikap kritis terhadap sikap para penyelenggara
negara yang menyimpang dari cita-cita dan tujuan negara.
B. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini selain sebagai pemenuhan tugas mata kuliah
Pendidikan Pancasila juga sebagai media untuk mempraktekkan ilmu yang telah
dipelajari dan dengan tujuan sebagai berikut :
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN IDEOLOGI
a. Arti Ideologi
Ideologi berasal dari bahasa Yunani dan merupakan gabungan dari dua kata yaitu
edios yang artinya gagasan atau konsep dan logos yang berarti ilmu. Pengertian ideologi
secara umum adalah sekumpulan ide, gagasan, keyakinan dan kepercayaan yang
menyeluruh dan sistematis. Dalam arti luas, ideologi adalah pedoman normative yang
dipakai oleh seluruh kelompok sebagai dasar cita-cita, nila dasar dan keyakinan yang
dijunjung tinggi.
Dengan demikian secara umum dapat ditarik kesimpulan bahwa Ideologi adalah
kumpulan gagasan-gagasan, ide-ide, keyakinan-keyakinan yang menyeluruh dan
sistematis, yang menyangkut berbagai bidang kehidupan manusia. Notonegoro
sebagaimana dikutip oleh Kaelan mengemukakan, bahwa Ideologi negara dalam arti cita-
cita negara atau cita-cita yang menjadi dasar bagi suatu sistem kenegaraan untuk seluruh
rakyat dan bangsa yang bersangkutan pada hakikatnya merupakan asas kerokhanian yang
antara lain memiliki ciri:
Ideologi merupakan cerminan cara berfikir orang atau masyarakat yang sekaligus
membentuk orang atau masyarakat itu menuju cita-citanya. Ideologi merupakan sesuatu
yang dihayati menjadi suatu keyakinan. Ideologi merupakan suatu pilihan yang jelas
membawa komitmen (keterikatan) untuk mewujudkannya. Semakin mendalam kesadaran
ideologis seseorang, maka akan semakin tinggi pula komitmennya untuk
melaksanakannya. Komitmen itu tercermin dalam sikap seseorang yang meyakini
ideologinya sebagai ketentuan yang mengikat, yang harus ditaati dalam kehidupannya,
4
baik dalam kehidupan pribadi ataupun masyarakat. Ideologi berintikan seperangkat nilai
yang bersifat menyeluruh dan mendalam yang dimiliki dan dipegang oleh seseorang atau
suatu masyarakat sebagai wawasan atau pandangan hidup mereka. Melalui rangkaian
nilai itu mereka mengetahui bagaimana cara yang paling baik, yaitu secara moral atau
normatif dianggap benar dan adil, dalam bersikap dan bertingkah laku untuk memelihara,
mempertahankan, membangun kehidupan duniawi bersama dengan berbagai dimensinya.
Pengertian yang demikian itu juga dapat dikembangkan untuk masyarakat yang lebih
luas, yaitu masyarakat bangsa.
b. Definisi Ideologi
Sehingga dalam Konteks definisi ideologi inilah tanpa memandang sumber dari
konsepsi Ideologi, maka Islam adalah agama yang mempunyai kualifikasi sebagai
Ideologi dengan padanan dari arti kata Mabda’ dalam konteks bahasa arab.
Apabila kita telusuri seluruh dunia ini, maka yang kita dapati hanya ada tiga
ideologi (mabda’). Yaitu Kapitalisme, Sosialisme termasuk Komunisme, dan Islam.
Untuk saat ini dua mabda pertama, masing-masing diemban oleh satu atau beberapa
negara. Sedangkan mabda yang ketiga yaitu Islam, saat ini tidak diemban oleh satu
negarapun, melainkan diemban oleh individu-individu dalam masyarakat. Sekalipun
demikian, mabda ini tetap ada di seluruh penjuru dunia.
Ibnu Sina mengemukakan masalah tentang ideologi dalam Kitab-nya “Najat”, dia
berkata: “Nabi dan penjelas hukum Tuhan serta ideologi jauh lebih dibutuhkan bagi
kesinambungan ras manusia, dan bagi pencapaian manusia akan kesempurnaan eksistensi
manusiawinya, ketimbang tumbuhnya alis mata, lekuk tapak kakinya, atau hal-hal lain
seperti itu, yang paling banter bermanfaat bagi kesinambungan ras manusia, namun tidak
perlu sekali.”
c. Fungsi Ideologi
Setelah mengetahui pengertian ideologi, kita juga harus mengetahui fungsi dari
ideologi tersebut. Soerjanto Poespowardojo mengemukakan fungsi ideologi sebagai
berikut:
Pancasila sebagai dasar filsafat serta ideologi bangsa dan Negara indonesia, bukan
terbentuk secara mendadak serta bukan hanya diciptakan oleh seorang sebagai mana yang
terjadi pada ideology ideologi lain di dunia. Namun terbentuknya pancasila melalui
proses yang cukup panjang dalam sejarah bangsa Indonesia.
Oleh karena itu agar kita memiliki pengetahuan yang lengkap tentang proses
terjadinya pancasila , maka secara ilmiah harus ditinjau berdasrkan proses kausalitas.
Maka secara kausalitas asal mula pancasila dibagikan atas dua macam yaitu asal mula
yang langsung dan asal mula yang tidak langsung. Adapun pengertian asal mula tersebut
adalah sebagai berikut:
Asal mula yang langsung terjadinya Pancasila sebagai dasar filsafat negara, yaitu
asal mula yang sesudah dan menjelang Proklamasi kemerdekaan. Rincian asal mula
langsung Pancasila menurut notonagoro, yaitu :
Bentuk Pancasila dirumuskan dalam Pembukaan UUD 1945. Asal mulanya adalah
Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta serta anggota BPUPKI.
Asal mula dengan menjadikan Pancasila dari calon dasar negara menjadi dasar
negara yang sah.
6
Tujuannya : untuk dijadikan sebagai dasar negara. Para anggota BPUPKI dan
Soekarno – Hatta yang menentukan tujuan dirumuskannya Pancasila sebelum ditetapkan
oleh PPKI.
Adalah asal mula yang terdapat pada kepribadian serta dalam pandangan sehari-hari
bangsa Indonesia perincian asal mula tidak langsung :
b. Filsafat Pancasila
Bangsa Indonesia mengenal kata filsafat dari bahasa Arab falsafah. Secara Etimologis
kata filsafat berasal dari bahasa yunani Philosophia dan philoso-Phos. Philos/Philein
(shabat/cinta) dan Sophia/sophos (pengetahuan yang bijaksana / hikmah-kebijaksanaan.)
Bertens, 2006. Menurut Burhanudin Salam (1983), filsafat adalah sistem kebenaran tentang
segala sesuatu yang dipersoalkan sebagai hasil dari pada berfikir secara radikal, sistematis,
dan universal.
Kekokohan suatu bangsa tergantung dari keyakinan bangsa tersebut terhadap nilai-
nilai luhur bangsanya. Bagi bangsa Indonesia nilai-nilai luhur tersebut terkristalisasi dan
terakumulasi dalam filsafat Pancasila yang merupakan karya Bapak Bangsa (Founding
Fathers) yang tak ternilai. Filsafat Pancasila merupakan renungan jiwa yang dalam,
berlandaskan pada ilmu pengetahuan dan pengalaman yang luas yang harmonis sebagai satu
kesatuan yang bulat dan utuh.
Kita semua mengetahuI bahwa pancasila merupakan pedoman hidup rakyat Indonesia.
Tapi, tidak sedikit dari kita mengetahui darimanakah ide Pancasila itu muncul di permukaan
bumi indonesia. Lalu apa arti dari Pancasila sebagai ideologi nasional?
7
Kumpulan nilai-nilai dari kehidupan lingkungan sendiri dan yang diyakini
kebenarannya kemudian digunakan untuk mengatur masyarakat, inilah yang disebut dengan
ideologi.
Seperti yang dikatakan oleh Jorge Larrain bahwa ideology as a set of beliefs yang
berarti setiap individu atau kelompok masyarakat memiliki suatu sIstem kepercayaan
mengenai sesuatu yang dipandang bernilai dan yang menjadi kekuatan motivasional bagi
perilaku individu atau kelompok. Nilai-nilai itu dipandang sebagai cita-cita dan menjadi
landasan bagi cara pandang, cara berpikir dan cara bertindak seseorang atau suatu bangsa
dalam memecahkan setiap persoalan yang dihadapinya.
Begitu pula dengan pancasila sebagai ideologi nasional yang artinya Pancasila
merupakan kumpulan atau seperangkat nilai yang diyakini kebenaranya oleh pemerintah dan
rakyat Indonesia dan digunakan oleh bangsa Indonesia untuk menata/mengatur masyarakat
Indonesia atau berwujud Ideologi yang dianut oleh negara (pemerintah dan rakyat) indonesia
secara keseluruhan, bukan milik perseorangan atau golongan tertentu atau masyarakat
tertentu saja, namun milik bangsa Indonesia secara keseluruhan.
Sistem nilai kepercayaan itu tumbuh dan dibentuk oleh interaksinya dengan berbagai
pandangan dan aliran yang berlingkup mondial dan menjadi kesepakatan bersama dari suatu
bangsa. Sistem nilai itu teruji melalui perkembangan sejarah secara terus-menerus dan
menumbuhkan konsensus dasar yang tercermin dalam kesepakatan para pendiri negara (the
fouding father).
Sistem nilai itu memiliki elemen psikologis yang tumbuh dan dibentuk melalui
pengalaman bersama dalam suatu perjalanan sejarah bersama, sehingga memberi kekuatan
motivasional untuk tunduk pada cita-cita bersama. Sistem nilai itu telah memperoleh
kekuatan konstitusional sebagai dasar negara dan sekaligus menjadi cita-cita luhur bangsa
dan negara.
8
c. Dimensi Pancasila sebagai Ideologi Nasional
Dimensi Idealitas
Dimensi Realitas
Dimensi normalitas
Dimensi Fleksilibelitas
Nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi bersifat objektif dan subjektif, artinya hakikat
nilai-nilai Pancasila adalah bersifat universal (berlaku dimanapun), sehingga dimungkinkan
dapat diterapkan pada negara lain. Jadi kalau ada suatu negara lain menggunakan prinsip
falsafah, bahwa negara berKetuhanan, berKemanusiaan, berPersatuan, berKerakyatan, dan
berKeadilan, maka Negara tersebut pada hakikatnya menggunakan dasar filsafat dari nilai-
nilai Pancasila.
9
Nilai-nilai Pancasila bersifat objektif, maksudnya adalah:
Rumusan dari sila-sila Pancasila itu sendiri memiliki makna yang terdalam
menunjukkan adanya sifat-sifat yang umum universal dan abstrak karena
merupakan suatu nilai
Inti dari nilai Pancasila akan tetap ada sepanjang masa dalam kehidupan
bangsa Indonesia baik dalam adat kebiasaan, kebudayaan, kenegaraan maupun
dalam kehidupan keagamaan
Pancasila yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 sebagai pokok
kaidah negara yang mendasar, sehingga merupakan sumber dari segala sumber
hukum di Indonesia.
Oleh karena nilai-nilai Pancasila yang bersifat objektif dan subjektif tersebut, maka
nilai-nilai Pancasila bagi bangsa Indonesia menjadi landasan, menjadi dasar serta semangat
bagi segala tindakan atau perbuatan dalam kehidupan bermasyarakat maupun kehidupan
bernegara. Nilai-nilai Pancasila sebagai sumber nilai bagi manusia Indonesia dalam
menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara, maksudnya sumber acuan dalam
bertingkah laku dan bertindak dalam menentukan dan menyusun tata aturan hidup berbangsa
dan bernegara.Nilai-nilai Pancasila merupakan nilai-nilai yang digali, tumbuh dan
berkembang dari budaya bangsa Indonesia yang telah berakar dari keyakinan hidup bangsa
Indonesia. Dengan demikian nilai-nilai Pancasila menjadi ideology yang tidak diciptakan
oleh negara melainkan digali dari harta kekayaan rohani, moral dan budaya masyarakat
Indonesia sendiri. Sebagai nilai-nilai yang digali dari kekayaan rohani, moral dan budaya
masyarakat Indonesia sendiri, maka nilai-nilai Pancasila akan selalu berkembang mengikuti
perkembangan masyarakat Indonesia.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ideologi mempunyai arti pengetahuan tentang gagasan-gagasan, pengetahuan tentang
ide-ide, science of ideas atau ajaran tentang pengertian-pengertian dasar. Ideologi secara
fungsional merupakan seperangkat gagasan tentang kebaikan bersama atau tentang
masyarakat dan negara yang dianggap paling baik.
Definisi memang penting. Itu sebabnya Ibnu Sina pernah berkomentar: “Tanpa
definisi, kita tidak akan pernah bisa sampai pada konsep” Karena itu menurut beliau, sama
pentingnya dengan silogisme (baca : logika berfikir yang benar) bagi setiap proposisi (dalil
atau pernyataan) yang kita buat.
Kesimpulan yang bisa ditarik adalah sekalipun pengertian ideologi bervariasi, tetapi
jika dicermati sesungguhnya terkandung inti-inti kesamaan. Kesamaan-kesamaannya, yakni
ideologi adalah prinsip, dasar, arah, dan tujuan dalam kehidupan. Selain mengetahui
pengertian ideologi, kita juga harus mengetahui fungsi ideologi. Ideologi berfungsi mendasari
kehidupan masyarakat sehingga mampu menjadi landasan, pedoman, dan bekal serta jalan
bagi suatu kelompok, masyarakat, bangsa, dan negara.
B. Saran
Perlu adanya pembelajaran lebih dalam tentang materi-materi ideologi pada mata
kuliah pancasila pada kampus-kampus di Indonesia. Perlu adanya penelitian atau study
banding kedepannya agar memperlengkap pengetahuan tentang pancasila sebagai ideologi
nasional. Selain dari pada itu, penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan karena kami
masih dalam proses pembelajaran. Dan yang kami harapkan dengan adanya makalah
ini,dapat menjadi wacana yang membuka pola pikir pembaca dan memberi saran yang
sifatnya tersirat maupun tersurat.
DAFTAR PUSTAKA
11
Prof. DR. H. Kaelan, M.S.2010.PendidikanKewarganegaraan.2012.Yogyakarta.
http://id.Wikipedia.org/wiki/pancasila
http://pikiran-rakyat/cakrawala/sekitarkita.htm
http://www.gudangmateri.com/2010/10/pancasila-sebagai-ideologi-negara.html
12