Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI

NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MAKALAH

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas


Mata Kuliah Pancasila

Dosen Pengampu:
Dr. Elan Karlana M.Si.

Disusun Oleh:
Fadli Aditya Pradipta (1237060057)
Marwah Fajriani Farhah (1237060088)
Abdimajid Nour Dahir (1237060090)
Arina Vandava Syifa (1237060079)
Kelompok 4

JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2023
1 KATA PENGANTAR

Puji serta syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang senantiasa
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul “Pancasila Sebagai Ideologi” yang dibuat untuk
memenuhi tugas mata kuliah Pancasila ini dapat tersusun sampai selesai.

Tujuan dari makalah ini yaitu untuk memahami dan mengetahui konsep
Pancasila sebagai ideologi nasional. Selama penulis Menyusun makalah ini, tidak
sedikit hambatan dan rintangan yang penulis alami. Namun berkat ridho dari
Allah SWT, bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak akhirnya penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Tentunya penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan-


kekurangan yang ada dalam makalah ini. Maka dari itu, penulis mengucapkan
permohonan maaf, dan penulis berharap adanya kritik serta saran yang
membangun untuk memperbaiki makalah ini kedepannya. Akhir kata, penulis
berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi berbabagi pihak.

Bandung, 03 Oktober 2023

Kelompok 4

ii
2 DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................4
2.1 Pengertian dan Unsur-Unsur Ideologi............................................................4
2.2 Makna Ideologi Bagi Bangsa dan Negara......................................................5
2.3 Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka...............................................................7
2.4 Pancasila Dalam Dinamika Ideologi Dunia.................................................10
2.5 Ketahanan Ideologi Pancasila Negara Indonesia.........................................11
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................14
3.1 Kesimpulan...................................................................................................14
3.2 Saran.............................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................16

iii
3 BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Pancasila yang merupakan suatu dasar negara Indonesia adalah fungsinya
dalam mempersatukan seluruh rakyat Indonesia menjadi bangsa yang
berkepribadian dan percaya pada diri sendiri (Soerjanto 1992). Sejak permulaan
hidup kenegaraan adalah serba majemuk. Masyarakat Indonesia bersifat multi
etnik, multi religius, dan multi ideologis. Kemajemukan tersebut menunjukan
adanya berbagai unsur yang saling berinteraksi. Berbagai unsurini merupakan
benih-benih yang dapat memperkaya khasanah budaya untuk membangun bangsa
yang kuat, namun sebaliknya ia juga melihat bahwa kemajemukan itu dapat
memperlemah kekuatan bangsa dengan berbagai percekokan serta perselisihan
(Soerjanto 1992).

Pancasila sebagai ideologi nasional mengandung nilai-nilai budaya


bangsa Indonesia, yaitu cara berpikir dan cara kerja perjuangan. Ciri khas
ideologi terbuka adalah nilai-nilai dan cita-citanya tidak dipisahkan dari luar,
melainkan digali dan diambil dari kekayaan rohani, moral dan budaya
masyarakatnya sendiri. Di Era Orde Baru, Pancasila telah terjadi penyelewengan
dengan menjadikan Pancasila sebagai legitimasi ideologis dalam rangka
mempertahankan dan memperluas kekuasaannya secara masif. Namun akibatnya
Pancasila ikut terdeskreditkan seiring dengan tumbungnya rezim pemerintahan
Orde Baru. Pancasila ikut dipersalahkan hingga ikut menanggung beban sebagai
akibat dari kesalahan suatu rezim kekuasaan politik (Kaderi 2015).

Meskipun demikian, sebagai sebuah ideologi dan dasar negara, Pancasila


tetap layak untuk dikaji dan dipelajari kembali relevansinya dengan kehidupan
berbangsa dan bernegara. Karena bagaimanapun kesepakatan bangsa telah
menetapkan bahwa Pancasila adalah merupakan dasar Negara Kesatuan Republik

1
Indonesia (Kaderi 2015). Indonesia sebagai negara yang mempunyai dasar
Negara yaitu pancasila yang memiliki sebuah arti penting memiliki ideologi.
Setiap bangsa dan negara ingin berdiri kokoh, tidak mudah terombang-ambing
oleh kerasnya persoalan hidup berbangsa dan bernegara. Tidak terkecuali negara
Indonesia. Negara yang ingin berdiri kokoh dan kuat, perlu memiliki ideologi
negara yang kokoh dan kuat pula. Tanpa itu, maka bangsa dan negara akan rapuh.
Di era yang serba modern ini, makna pancasila sebagai ideologi bangsa dan
negara Indonesia sedikit dilupakan oleh sebagian rakyat Indonesia dan digantikan
oleh perkembangan tekhnologi yang sangat canggih. Padahal sejarah perumusan
Pancasila melalui proses yang sangat panjang dan rumit.
Pancasila merupakan ideologi bangsa Indonesia yang sekaligus menjadi
tolak ukur, perilaku bangsa dalam bermasyarakat. Pancasila dipilih menjadi dasar
negara Indonesia sebagai ideology, menjadi jati diri serta juga sebagai asas
persatuan bangsa Indonesia. Implementasi Pancasila sebagai dasar negara sangat
diperlukan bagi masyarakat Indonesia yaitu untuk menjaga eksistensi bangsa
Indonesia, karena di dalam Pancasila ada nilai-nilai luhur setiap sila-sila bangsa
Indonesia yang sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka masalah
yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut:

1. Apa pengertian dari ideologi dan unsur-unsur yang terkandung di dalamnya.

2. Apa makna ideologi bagi bangsa dan negara.

3. Bagaimana Pancasila sebagai ideologi terbuka.

4. Bagaimana Pancasila sebagai dinamika ideologi dunia.

5. Bagaimana mewujudkan ketahanan Pancasila sebagai ideologi di negara


Indonesia.

2
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini yaitu
untuk menemukan bukti sebagai berikut:

1. Pengertian ideologi dan unsur-unsur yang terkandung di dalamnya.

2. Makna ideologi bagi bangsa dan negara.

3. Pancasila sebagai ideologi terbuka.

4. Pancasila sebagai dinamika ideologi dunia.

5. Ketahanan ideologi Pancasila negara Indonesia.

3
5 BAB II
PEMBAHASAN

7
2.1 Pengertian dan Unsur-Unsur Ideologi
A. Pengertian Ideologi

Pancasila Sebagai Ideologi Kata ‘idea’ berasal dari kata bahasa Yunani
‘eidos’ yang artinya ‘bentuk’. Disamping itu masih diketemukan katalain yakni
‘idein’ yang berarti ‘melihat’. Dengan demikian secara harafiah ideologi berarti
ilmu pengetahuan tentang ide-ide, atau ajaran tentang pengertian-pengertian dasar.
Dalam pengertian sehari-hari, ‘idea’ disamakan dengan cita-cita, yakni cita-cita
yang bersifat tetap, yang harus dicapai, sehingga cita-cita yang bersifat tetap itu
sekaligus merupakan dasar, pandangan atau faham (Kaelan, 2016, 111).
Pengertian ideologi menurut para ahli:

1. Louis Althuser, Ideologi adalah suatu gagasan yang spekulatif namun


tetapi ideologi tersebut bukan gagasan palsu dikarenakan gagasan
spekulatif itu bukan dimaksudkan untuk menggambarkan suatu realitas
melainkan untuk dapat memberikan gambaran mengenai bagaimana
semestinya manusia itu dapat menjalani hidupnya.
2. Dr. Alfian, Ideologi adalah pandangan atau juga sistem nilai yang
menyeluruh serta juga mendalam mengenai bagaimana cara yang tepat,
yakni secara moral dianggap benar serta juga adil, mengatur adanya
tingkah laku bersama didalam berbagai segi kehidupan.
3. Soerjanto Poespowardoyo
Ideologi ialah sebagai kompleks pengetahuan serta juga macam-macam
nilai, yang secara universal menjadi landasan bagi seseorang atau juga
masyarakat untuk dapat memahami jagat raya serta juga bumi seisinya dan
juga menentukan sikap dasar untuk dapat mengolahnya. Dengan
berdasarkan pemahaman yang diyakini itu, seseorang menangkap apa
yang dilihat baik serta juga tidak baik.

4
Pengertian bangsa menurut penulis setelah dikaji dari beberapa ahli bahwa
ideologi adalah suatu gagasan atau pandangan juga system yang mengatur adanya
tingkah laku atau sifat manusia sebagaimana mestinya manusia menjalankan
hidupnya dengan pengetahuan yang kompleks atau universal.
B. Unsur-Unsur Ideologi
Kunto Wibisono (dalam Bakri, 2010:178) menjelaskan bahwa setiap ideologi
selalu tersimpul adanya tiga unsur pokok. Ketiga unsur-unsur ideologi tersebut
adalah sebagai berikut.
a. Unsur keyakinan (Dianut atau dipegang teguh oleh masyarakat atau kelompok
yang meyakininya, Pedoman tentang cara hidup.)

Setiap ideologi selalu memuat konsep-konsep dasar yang menggambarkan


seperangkat keyakinan yang diorientasikan kepada tingkah laku para
pendukungnya untuk mencapai suatu tujuan yang diciptakan.

b. Unsur mitos (Memiliki tujuan dan arah yang jelas. Tatanan yang hendak dituju
oleh suatu kelompok.)

Setiap ideologi selalu memitoskan suatu ajaran dari seseorang atau beberapa
orang sebagai kesatuan, yang secara fundamental mengajarkan suatu cara
bagaimana sesuatu hal yang ideal itu pasti akan dapat dicapai

c. Unsur loyalitas

(Sekumpulan ide atau gagasan yang disusun secara sistematis, Bersumber atau
berasal dari pikiran manusia.)
Setiap ideologi selalu menuntut adanya kesetiaan serta ketertiban optimal para
pendukungnya. Untuk mendapatkan derajat penerimaan optimal, dalam ideologi
terkandung juga adanya tiga sub unsur, yaitu: rasional, penghayatan, dan susila.

2.2 Makna Ideologi Bagi Bangsa dan Negara


Pancasila sebagai ideologi negara Indonesia merupakan hasil pemikiran
yang dituangkan dalam suatu rumusan rangkaian kalimat dengan mengandung
satu pemikiran bermakna untuk dijadikan dasar, azas, pedoman hidup dan
kehidupan bersama dalam negara Indonesia merdeka.

5
Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia artinya bahwa
Pancasila berisi nilai nilai, moral dan budaya bangsa Indonesia yang sudah ada
sejak bangsa Indonesia ada bukan ideologi yang dipaksakan dari luar. Nilai-nilai
itupun tidak serta merta diberlakukan begitu saja, tetapi melalui sebuah proses
panjang yang terbuka dan demokratis yang pada akhirnya perbedaan perbedaan
yang ada dapat dikompromikan dalam sebuah kesepakatan bersama. Ini berarti
sebagai ideologi, Pancasila tidak bersifat tertutup melainkan menempatkan diri
sebagai ideologi terbuka.

pada hakikatnya ideologi adalah merupakan hasil refesi manusia berkat


kemampuannya mengadakan distansi terhadap dunia kehidupannya. Maka
terdapat suatu yang bersisat dialektis antara ideologi dengan masyarakat negara.Di
suatu pihak membuat ideologi semakin realistis dan pihak yang lain mendorong
masyarakat mendekati bentuk yang ideal. Idologi mencerminkancara berpikir
masyarakat, bangsa maupun negara, namun juga membentuk masyarakat menuju
cita-citanya

Pancasila harus menjadi dasar, arah dan tujuan. Pancasila bersifat hierarkhis
piramidal. Di mana pondasinya, adalah sila pertama dan puncaknya adalah sila ke
lima. Sila pertama, sebagai dasar negara, sila kedua, sebagai pandangan hidup
bangsa Indonesia. Sila ketiga, sebagai tujuan hidup bangsa Indonesia. Sila
keempat, sebagai jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia, dan sila kelima, adalah
hasil perjanjian luhur bangsa Indonesia. (Mustaqiem, 2013: 62). Di samping itu
Pancasila sebagai dasar negara kesatuan Republik Indonesia, berfungsi sebagai
dasar filosofis untuk menata dan mengatur penyelenggaraan negara. Hal tersebut
dapat dijabarkan bahwa Pancasila sebagai dasar negara, yang berarti:

a. Pancasila dijadikan dasar dalam penyelenggaraan negara.


b. Pancasila dijadikan dasar dalam pengaturan dan sistem pemerintahan
negara.
c. Pancasila merupakan sumber hukum dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Fungsi Pancasila sebagai ideologi Negara, yaitu:

6
a. Memperkokoh persatuan bangsa karena bangsa Indonesia adalah bangsa
yang majemuk.
b. Mengarahkan bangsa Indonesia menuju tujuannya dan menggerakkan
serta membimbing bangsa Indonesia dalam melaksanakan pembangunan.
c. Memelihara dan mengembangkan identitas bangsa dan sebagai dorongan
dalam pembentukan karakter bangsa berdasarkan Pancasila.
d. Menjadi standar nilai dalam melakukan kritik mengenai kedaan bangsa
dan Negara.
Beberapa ahli dunia memberikan definsi yang berbeda-beda mengenai
Ideologi tetapi memiliki makna yang hampir sesuai demi mencapai suatu cita-
cita yang diimpikan oleh pemegang ideologi yang telah dipelajari atau yang
dipahami. Seperti ideologi yang dipahami oleh Martin Sileger menggap ideologi
sebagai sistem kepercayaan, Alvin Gouldner Ideologi sebagai proyek Nasional,
dan Paul Hirst Ideologi sebagai relasi social. Ideologi di dunia kita mengenal
beberapa ideologi yang digunakan oleh negara-negara di dunia yaitu
ideologi liberalisme, sosialisme-komunisme, dan Pancasila.
2.3 Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka
Pancasila sebagai suatu ideologi tidak bersifat kaku dan tertutup, namun
tetap saja bersifat reformatif, dinamis, dan terbuka. Hal ini dimaksudkan bahwa
ideologi pancasila adalah bersifat aktual, dinamis, dan antisipatif, dan senantiasa
mampu menyesuaikan dengan perkembangan zaman, IPTEK, serta dinamika
perkembangan aspirasi masyarakat. Keterbukaan ideologi pancasila bukan berarti
mengubah nilai- nilai dasar yang terkandung didalamnya, namun
mengeksplisitkan wawasannya secara lebih kongkrit sehingga memiliki
kemampuan yang reformasif untuk memecah masalah- masalah aktual yang
senantiasa berkembang seiring dengan aspirasi rakyat, perkembangan IPTEK,
serta zaman. Pertanian yang modern dengan teknologi dan inovasi yang canggih
dan berkelanjutan merupakan salah satu prinsip yang masuk kedalam Pancasila
sebagai ideologi terbuka artinya Pancasila menerima adanya modernisasi. Dalam
ideology terbuka terdapat cita – cita dan nilai – nilai yang mendasar yang bersifat
tetap dan tidak berubah sehingga langsung bersifat operasional, oleh karena itu

7
setiap kali harus dieksplisitkan.Eksplisitasi dilakukan dengan menghadapkannya
pada berbagai masala yang selallu silih berganti melalui refleksi yang rasional
sehingga terungkap makna operasionalnya. Dengaan demikian penjabaran
ideologi dilaksanakan dengan interpretasi yang kritis dan rasional. Sebagai suatu
conth keterbukaan ideology pancasila antara lain dalam kaitannya dengan
kebebasan berserikat berkumpul sekarang terdapat 48 partai politik, dalam kaitan
dengan ekonomi. demikian pula dalam kaitannya dengan pendidikan, hukum,
kebudayaan, iptek, hankam dan bidang lainnya. Ideologi terbuka adalah milik
seluruh rakyat, sehingga masyarakat dapat menemukan dirinya, kepribadiannya di
dalam ideologi tersebut. Ideologi terbuka ini berisi nilai-nilai dasar, dalam teori
stuffen dari Hans Kelsen berada pada posisi yang tertinggi sehingga isinya tidak
operasional. Nilai-nilai itu baru dapat dioperasionalkan ketika sudah dijabarkan
dalam keputusan-keputusan yang sudah diberi bentuk berupa konstitusi atau
peraturan perundang-undangan yang lainnya.

Ideologi Pancasila yang bersifat aktual, dinamis, antisipatif, dan senantiasa


mampu menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Sebagai ideologi terbuka
maka Pancasila memiliki dimensi sebagai berikut:

a. Dimensi idealis, yaitu nilai-nilai dasar yang terkandung dalam Pancasila yang
bersifat sistematis dan rasional yaitu hakikat nilai-nilai yang terkandung dalam
lima sila: ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan, maka
dimensi idealis Pancasila bersumber pada nilai-nilai filosofis yaitu filsafat
Pancasila. Oleh karena itu dalam setiap ideologi bersumber dari pandangan hidup
nilai-nilai filosofis (Poespowardoyo dalam Kaelan,2016, 116);

b. Dimensi normatif, nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila perlu dijabarkan


dalam suatu sistem norma, sebagaimana terkandung dalam Pembukaan UUD
NKRI 1945 yang memiliki kedudukan tertinggi dalam tertib hukum Indonesia.
Dalam pengertian ini maka Pembukaan yang di dalamnya memuat Pancasila
dalam alinea IV, berkedudukan sebagai ‘staatsfundamental norm’, agar ideologi
mampu dijabarkan ke dalam langkah operasioanal perlu memiliki norma yang
jelas (Poespowardoyo dalam Kaelan, 2016, 117).

8
c. Dimensi realistis, suatu ideologi harus mampu mencerminkan realitas yang
hidup dan berkembang dalam Masyarakat.
Pancasila selain memiliki dimensi nilai-nilai ideal normatif, maka Pancasila
harus dijabarkan dalam kehidupan nyata sehari-hari baik dalam kaitannya
bermasyarakat maupun dalam segala aspek penyelenggaraan negara. Dengan
demikian Pancasila sebagai ideologi terbuka tidak bersifat ‘utopis’ yang hanya
berisi ide-ide yang mengawang, namun bersifat realistis artinya mampu
dijabarkan dalam kehidupan yang nyata dalam berbagai bidang (Kaelan, 2016,
117). Sementara itu, Alfian mengatakan bahwa kekuatan ideologi tergantung pada
kualitas tiga dimensi yang dimiliki oleh ideologi itu, yaitu dimensi realita,
idealisme, dan fleksibelitas Pancasila sebagai sebuah ideologi memiliki tiga
dimensi tersebut :
a. Dimensi realita, yaitu nilai-nilai dasar yang ada pada ideologi itu yang
mencerminkan realita atau kenyataan yang hidup dalam masyarakat dimana
ideologi itu lahir atau muncul untuk pertama kalinya paling tidak nilai dasar
ideologi itu mencerminkan realita masyarakat pada awal kelahirannya.

b. Dimensi Iidalisme, adalah kadar atau kualitas ideologi yang terkandung dalam
nilai dasar itu mampu memberikan harapan kepada berbagai kelompok atau
golongan masyarakat tentang masa depan vi yang lebih baik melalui pengalaman
dalam praktikkehidupan bersama sehari-hari.

c. Dimensi Fleksibelitas atau dimensi pengembangan, yaitu kemampuan ideologi


dalam mempengaruhi dan sekaligus menyesuaikan diri dengan perkembangan
masyarakatnya.
Mempengaruhi artinya ikut wemarnai proses perkembangan zaman tanpa
menghilangkan jati diri ideologi itu sendiri yang tercermin dalam nilai dasarnya.
Mempengaruhi berarti pendukung ideologi itu berhasil menemukan tafsiran–
tafsiran terhadap nilai dasar dari ideologi itu yang sesuai dengan realita -realita
baru yang muncul di hadapan mereka sesuai perkembangan Keterbukaan ideologi
pancasila pada tataran nilai instrumental bukan berarti kita juga membuka diri
terhadap wawasanan ideologi komunisme. Namun justru menuntut kita untuk

9
menyadari kerentanan kita, sehingga baik secara sadar maupun tidak sadar untuk
tidak menggunakan wawasan doktrin, kebijakan dan strategi yaitu Marxisme,
Leninisme/Komunisme. Salah satu ciri dari ideologi Salain ini adalah adanya
kontradiksi yang permanen dalam pikirannya, tentang tidak mampu
didamaikannya konflik yang ada hingga salah satu pihak yang bertikai benar-
benar musnah. Salah satu sifat yang patut diwaspadai orang lain adalah
penghalalan segala cara untuk mencapai tujuan zaman.

2.4 Pancasila Dalam Dinamika Ideologi Dunia


Pancasila adalah jelas pondasi negara bukan yang lain bukan sekedar pilar
tetapi merupakan dasar bangunan yang menentukan bentuk dan wujud bagunan
itu sendiri. Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara ini tidak akan diganti dan
diubah selama Negara Kesatuan Republik Indonesia masih ada. Hakekatnya
fungsi pancasila tidak berubah dan bahkan tidak boleh berubah, yakni tetap
sebagaimana yang digagas secara cerdas oleh pendiri negara saat itu, yaitu sebagai
dasar negara, sebagai ideologi negara, maupun sebagai pandengan hidup bangsa.

Keterbukaan ideologi bukan saja merupakan suatu penegasan kembali dari


pola pikir yang dinamis dari para pendiri negara kita dalam tahun 1945 tetapi juga
merupakan suatu kebutuhan konseptual dalam dunia modern yang berubah
dengan cepat. Pancasila sebagai ideologi yang tebuka, akan membangkitkan
kesadaran akan nilai-nilai dasarnya yang bersifat abadi, serta dilain pihak
didorong untuk mengembangkannya secara kreatif dan dinamis untuk menjawab
kebutuhan zaman. Pancasila berakar pada pandangan hidup bangsa dan falsafah
bangsa, sehingga memenuhi prasyarat sebagai suatu ideologi terbuka. Sekalipun
suatu ideologi itu bersifat terbuka, tidak berarti bahwa keterbukaannya adalah
sebegitu rupa sehingga dapat memusnahkan atau meniadakan ideologi itu sendiri,
yang merupakan suatu yang tidak logis. Suatu ideologi sebagai suatu rangkuman
gagasan-gagasan dasar yang terpadu dan bulat tanpa kontradiksi atau saling
bertentangan dalam aspek-aspeknya.

10
Sebagai Ideologi terbuka, Pancasila memberikan orientasi ke depan,
mengharuskan bangsanya untuk selalu menyadari situasi kehidupan yang sedang
dan akan dihadapinya, terutama menghadapi globalisasi dan era keterbukaan
dunia dalam segala bidang. Ideologi Pancasila menghendaki agar bangsa
Indonesia tetap bertahan dalam jiwa dan budaya bangsa Indonesia dalam ikatan
Negara kesatuan Republik Indonesia. Pancasila yang memelihara nilai-nilai
fundamental mampu mempersatukan berbagai perbedaan Bangsa Indonesia dan
selanjutnya mampu mengantarkan Bangsa Indonesia mencapai tujuan
nasionalnya. Indonesia sebagai bangsa tidak dapat menghindari tantangan
globalisasi, tetapi dengan berpegang pada Pancasila sebagai prinsip panduannya,
Indonesia akan dapat mempertahankan keberadaan dan identitasnya. Menurut
Sastrapratedja (2001: 50-69) mengatakan untuk mengenal ideologi Pancasila kita
harus mengenal ideologi di dunia yaitu sebagai berikut:

1. Marxisme Leninisme, merupakan suatu paham yang meletakkan


ideologi dalam perspektif evolusi sejarah yang didasarkan pada dua
prinsip; pertama, Penentu akhir dari perubahan social adalah perubahan dari
cara produksi; kedua proses perubahan social bersifat dialektis.

2. Sosialisme suatu paham yang meletakan ideologi dalam perspektif


kepentingan masyarakat, artinya Negara wajib mensehaterkan seluruh
masyarakat atau dikenal dengan konsep welfare state.

3. Liberalisme, suatu paham yang meletakan ideologi dalam perspektif


kebebasan individual, artinya lebih mengutamakan hak hak individu.

4. Kapitalisme, suatu paham yang memberkebebasan kepada setiap


individu untuk menguasi system perekonomian dengan kemampuan modal
yang ia miliki.

2.5 Ketahanan Ideologi Pancasila Negara Indonesia


Pancasila harus selalu dipertahankan dan ditanamkan kepada seluruh rakyat
Indonesia. Keterbukaan ideologi pancasila pada tataran nilai instrumental bukan
berarti kita juga membuka diri terhadap wawasanan ideologi komunisme. Namun

11
justru menuntut kita untuk menyadari kerentanan kita, sehingga baik untuk tidak
menggunakan wawasan doktrin, kebijakan dan strategi yaitu Marxisme,
Leninisme/Komunisme. Salah satu sifat yang patut diwaspadai orang lain adalah
penghalalan segala cara untuk mencapai tujuan.

Pembahasan ketahanan ideologi Pancasila tidak bisa terlepas dari Ketahanan


Nasional. Ketahanan nasional sering diterjemahkan dalam bahasa Inggris sebagai
national resilience karena dianggap memiliki pengertian yang dinamik, aktif, dan
proaktif. Ketahanan nasional merupakan kondisi dinamik suatu bangsa yang berisi
keuletan dan ketangguhan. Ketahanan nasional juga mengandung kemampuan
untuk mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi
segala tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan, baik itu yang berasal dari
dalam negeri maupun dari luar negeri, baik yang secara langsung maupun yang
tidak langsung membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa
dan negara, serta perjuangan mengejar tujuan dan cita-cita nasionalnya
(Suryohadiprojo, 1997: 14).

Hal tersebut dapat dimengerti sebab salah satu peran konsepsi ketahanan
nasional adalah sebagai metode dan pendekatan komprehensif integral dalam
penyelenggaraan kehidupan dan pembangunan nasional (Suryosumarto (1997:
35). Salah satu elemen penting dalam menggapai ketahanan nasional adalah
ketahanan ideologi. Untuk kasus di Indonesia, ideologi yang dimaksudkan adalah
ideologi Pancasila. Hal tersebut ditegaskan Suryosumarto (1997: 34) dalam
kajiannya yang menyebutkan bahwa ketahanan nasional mengandung prinsip
dasar pengejawantahan Pancasila dalam segenap aspek kehidupan nasional.
Berbicara tentang ideologi Pancasila, suka tidak suka, kita juga harus merujuk
pada pidato Ir. Soekarno dalam Sidang BPUPK tanggal 1 Juni 1945. Dalam pidato
tersebut ia menegaskan bahwa Pancasila adalah satu satunya ideologi yang
mampu menyatukan bangsa Indonesia (Soekarno, 2008). Selain itu, peran
Pancasila dalam perdamaian dunia juga memegang peran yang sangat vital karena
mampu menjadi ideologi penyeimbang antara sosialisme dan kapitalisme. Hal

12
tersebut sesuai dengan semangat dan cita-cita luhur para pendiri bangsa Indonesia
yang menginginkan terwujudnya perdamaian dunia.

Nilai-nilai Pancasila yang meliputi nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,


kerakyatan, hingga keadilan, harus diterjemahkan ke dalam variabel dan indikator
yang mudah diaplikasikan dalam masyarakat. Sisi aplikatif Pancasila seperti
disebutkan di atas, akan mudah diwujudkan apabila Pancasila itu sendiri bersifat
terbuka dan dinamis. Dengan kata lain, Pancasila jangan sampai bersifat kaku atau
terlalu doktriner. Seperti yang diungkapkan oleh Suryohadiprojo (1997: 18-19)
dalam tulisannya, “Ketahanan Nasional Indonesia”, bahwa doktrin memang
diperlukan sebagai pedoman pemikiran. Namun, doktrin tidak boleh kaku dalam
pelaksanaannya. Sebaliknya, doktrin yang terlalu fleksibel justru dapat membuat
bangsa lepas dari pedoman Pancasila. Implementasi yang dilakukan secara
terbuka, tidak kaku, dan dinamis akan meningkatkan ketahanan ideologi
Pancasila, sehingga mampu menghadapi berbagai tantangan. Di samping itu,
upaya pembudayaan juga perlu dikembangkan. Baik itu dalam hal teknik,
substansi, maupun cakupan wilayah pembudayaan. Caranya, melalui berbagai
kajian, workshop, seminar, sosialisasi, pelatihan, lomba, kampanye lagulagu
nasional/perjuangan dengan melibatkan para pemangku kepentingan, kementerian
teknis, Pemerintah daerah, perguruan tinggi, sekolah, dan masyarakat agar
hasilnya menjadi maksimal (Maharani, 2015).

13
BAB III
8 KESIMPULAN DAN SARAN
9

3.1 Kesimpulan
1. Pancasila sebagai ideologi, tidak bersifat kaku dan tertutup, namun bersifat
reformasi, dinamis dan terbuka.
2. Nilai-nilai yang terkandung dalam ideologi pancasila sebagai ideologi
terbuka adalah Nilai Dasar, Nilai Instrumental dan Nilai Praksis.
3. Pancasila sebagai suatu ideologi yang bersifat terbuka memiliki tiga
dimensi yaitu dimensi idealistis, dimensi normatif, dimensi relistis.
4. Gerakan reformasi memiliki syarat-syarat yaitu adanya suatu
penyimpangan-penyimpangan, suatu cita-cita yang jelas (landasan
ideologis) tertentu yaitu pancasila, reformasi dilakukan dengan berdasar
pada suatu kerangka struktural tertentu (dalam hal ini UUD) sebagai
kerangka acuan reformasi, Reformasi dilakukan ke arah suatu perubahan
ke arah kondisi serta keadaan yang lebih baik, Reformasi dilakukan
dengan suatu dasar moral dan etik sebagai manusia yang Berketuhanan
Yang Maha Esa, serta terjaminnya persatuan dan kesatuan bangsa.

14
Pancasila merupakan kekuatan terakhir bangsa untuk mempertahankan diri
dari perpecahan atau disintegrasi bangsa karena di dalamnya selain terdapat lima
sila juga ada sesanti: Bhineka Tunggal Ika. Dalam hal ini yang berkewajiban
menjaga dan mempertahankan negara dari perpecahan adalah para generasi muda
sebagai penerus bangsa. Sebagai Ideologi terbuka, Pancasila memberikan
orientasi ke depan, mengharuskan bangsanya untuk selalu menyadari situasi
kehidupan yang sedang dan akan dihadapinya, terutama menghadapi globalisasi
dan era keterbukaan dunia dalam segala bidang. Ideologi Pancasila menghendaki
agar bangsa Indonesia tetap bertahan dalam jiwa dan budaya bangsa Indonesia
dalam ikatan Negara kesatuan Republik Indonesia. Pancasila yang memelihara
nilai-nilai fundamental mampu mempersatukan berbagai perbedaan Bangsa
Indonesia dan selanjutnya mampu mengantarkan Bangsa Indonesia mencapai
tujuan nasionalnya. Indonesia sebagai bangsa tidak dapat menghindari tantangan
globalisasi, tetapi dengan berpegang pada Pancasila sebagai prinsip panduannya,
Indonesia akan dapat mempertahankan keberadaan dan identitasnya.
3.2 Saran
Demikian makalah ini kami susun, semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi
pembaca. Kami sadari dari penulisan makalah ini masih banyak
ketidaksempurnaan dalam penulisan. maka dari itu, saran dan kritik yang
membangun kami harapkan untuk memnyempurnakan makalah kami ini.

15
DAFTAR PUSTAKA

Febriyanto Mugi, (2018), The Role of Pancasila as an Open Ideology, Universitas


Negeri Semarang.

Kaelan, (2016), Pendidikan Pancasila, Penerbit Paradigma, Yogyakarta.

Maharani, Septiana Dwiputri, (2015), Model Penyiapan Kader: Pelatihan Guru


sebagai Kader Bangsa yang Berintegritas, Beretos Kerja, dan Bergotong
Royong di Sekolah dan di Masyarakat. Kajian Kebijakan, Kementerian
Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI.

16
Mustaqiem, (2013) Pendidikan Pancasila, Ideologi Negara Indonesia Dalam
Bermasyarakat, Berbangsa, Dan Bernegara, Buku Litera, Yokyakarta.

Soekarno, (2008), Pancasila Dasar Negara: Kursus Presiden Soekarno tentang


Pancasila. Yogyakarta: PSP UGM.

Soerjanto, P., (1991), Pancasila Sebagai Ideologi Ditinjau Dari Segi Pandangan
Hidup Bersama, Jakarta.

Suryohadiprojo, Sayidiman, (1997), Ketahanan Nasional Indonesia, Jurnal


Ketahanan Nasional II.

Suryosumarto, Budisantoso, (1996), Prospek Masa Depan Lembaga Ketahanan


Nasional. Jurnal Ketahanan Nasional I.

17

Anda mungkin juga menyukai